2. PENGERTIAN DATA
Arikunto (2006):
data merupakan hasil
pencatatan peneliti
baik yang berupa
fakta maupun
angka - angka.
2
Usman (2008) :
data adalah bahan
mentah jika diolah
dengan baik melalui
suatu analisis, dapat
melahirkan berbagai
informasi.
Secara umum data adalah
sejumlah informasi yang dapat
memberikan gambaran tentang
suatu keadaan atau masalah, baik
yang berupa angka-angka maupun
berbentuk kategori.
Klasifikasi &Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
3. Data yang diperoleh dari penelitian harus
menggambarkan keadaan sebenarnya.
3
SYARAT DATA | OBYEKTIF
Misalnya:
dalam sebuah penelitian jumlah lulusan SLTP di
Merangin tahun 2020 yang melanjutkan ke
SLTA 80%, maka data yang harus dilaporkan
harus 80%.
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
4. Data yang diperoleh harus ada kaitannya dengan
permasalahan penelitian yang akan diteliti.
Misalnya:
kita ingin mengetahui penyebab hasil
penjualan barang menurun, maka data yang
dianggap relevan adalah mutu barang, daya
beli, barang lain yang sejenis, harga barang,
biaya iklan, dll.
4
SYARAT DATA | RELEVAN
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
5. Data tidak boleh ketinggalan zaman
(usang) sebab adanya perkembangan
waktu dan teknologi menyebabkan suatu
kejadian dapat mengalami perubahan
dengan cepat.
5
SYARAT DATA | UP TO DATE
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
6. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
sampel harus menggambarkan populasinya.
Misalnya:
kita ingin mengetahui hasil belajar statistika
inferensial, maka yang harus diteliti adalah
seluruh mahasiswa yang mengontrak mata
kuliah statistika inferensial (atau sampel yg
mewakili).
6
SYARAT DATA | FREFRESENTATIF
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
7. Sumber data (responden/nara sumber) harus
diperoleh dari sumber yang tepat.
Misalnya:
data tentang harga sayur diambil dari
tukang sayur, data tentang pekerja
diambil dari Depnaker dan sebagainya.
7
SYARAT DATA | DAPAT DIPERCAYA
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
8. Klasifikasi Data | MENURUT CARA MEMPEROLEHNYA
Data Primer:
data yang secara langsung
diambil dari subyek/ obyek
penelitian oleh peneliti
perorangan maupun organisasi.
Contoh:
Mewawancarai langsung guru
untuk meneliti kinerja guru.
8
Data Sekunder:
data yang tidak secara langsung
diperoleh dari objek penelitian,
tetapi dari pihak lain dengan
berbagai cara baik secara komersial
maupun non komersial.
Contoh:
pada penelitian yang menggunakan
data statistik hasil riset dari jurnal,
surat kabar atau majalah.
Klasifikasi &Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
9. Data Internal
data yang menggambarkan
situasi dan kondisi pada
suatu organisasi secara
internal.
Contoh:
data keuangan, data
pegawai, data produksi, dsb.
9
Klasifikasi Data | MENURUT SUMBER DATA
Data Eksternal
data yang menggambarkan
situasi dan kondisi di luar
organisasi.
Contoh:
data jumlah penggunaan suatu
produk pada konsumen,
tingkat preferensi pelanggan,
persebaran penduduk, dsb.
Klasifikasi &Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
10. Data Kuantitatif
data yang dipaparkan dalam
bentuk angka-angka.
Contoh:
jumlah pembeli daging saat
hari raya idul adha (315
orang), rata-rata tinggi badan
siswa kelas 3 IPA 2 (165 cm),
dan lain-lain.
10
Klasifikasi Data | MENURUT JENIS DATA
Data Kualitatif
data yang disajikan dalam
bentuk kata-kata yang
mengandung makna.
Contoh:
persepsi konsumen terhadap
botol air minum dalam
kemasan, anggapan para
psikolog terhadap syndroma
narsysus dan lain-lain.
Klasifikasi &Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
11. Data Diskrit
data yang nilainya adalah
bilangan asli.
Contoh:
berat badan ibu-ibu
PKK sumber ayu, nilai
rupiah dari waktu ke
waktu, dsb.
11
Klasifikasi Data | MENURUT SIFAT DATA
Data Kontinu
data yang nilainya ada pada
suatu interval tertentu atau
berada pada nilai yang satu
ke nilai yang lainnya.
Contoh:
penggunaan kata sekitar,
kurang lebih, kira-kira, dsb.
Klasifikasi &Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
12. Data Cross Section
data yang menunjukkan titik
waktu tertentu.
Contoh:
laporan keuangan per 31
Desember 2020, data
pelanggan PT. Angin
Ribut bulan Mei 2020,
dsb.
12
Klasifikasi Data | MENURUT WAKTU
Data Time Series/ Berkala
data yang menggambarkan
sesuatu dari waktu ke waktu
atau periode secara historis.
Contoh:
data perkembangan nilai tukar
dollar Amerika (US$) terhadap
Rupiah Indonesia (IDR) tahun
2018 sampai 2020
Klasifikasi &Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
13. Pengukuran (measurement) merupakan suatu
proses sistematis dalam menilai dan
membedakan sesuatu obyek yang diukur.
Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-kaidah
tertentu. Kaidah-kaidah yang berbeda menghendaki
skala serta pengukuran yang berbeda pula.
13
PENGUKURAN
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
14. SKALA PENGUKURAN
Faktor penting dalam mengolah dan menganalisis data:
❖ Sifat dasar skala pengukuran yang digunakan.
❖ Operasi-operasi matematis dan pilihan alat (rumus)
statistik yang memiliki persyaratan tertentu dalam hal skala
pengukuran datanya.
Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan operasi
matematis/alat (rumus) statistik yang digunakan akan
menghasilkan kesimpulan yang bias dan tidak tepat/relevan.
14
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
15. 15
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | NOMINAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Membedakan benda atau peristiwa yang satu
dengan yang lain berdasarkan nama (predikat)
Digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual
atau kelompok dalam bentuk kategori.
Pemberian angka/simbol tidak memiliki maksud
kuantitatif hanya menunjukkan ada/tidak adanya
atribut/karakteristik pada objek yang diukur.
16. Misalnya: Jenis kelamin
Laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2.
Angka 1 dan 2 hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai
instrinsik dan tidak memiliki arti apa pun.
Tidak bisa dikatakan perempuan dua kali dari laki-laki.
Bisa saja memberi kode laki-laki menjadi 2 dan perempuan dengan kode 1,
atau bilangan apapun asal kodenya berbeda antara laki-laki dan perempuan.
16
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | NOMINAL
17. Contoh lain: agama
kita bisa memberi kode 1 = Islam, 2 = Kristen, 3 = Hindu, 4 =
Budha, dstnya.
Kita bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu
karakteristik memiliki angka yang berbeda dengan
karakteristik lainnya.
17
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | NOMINAL
18. 18
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | NOMINAL
NOMINAL
Karena tidak memiliki
nilai instrinsik, maka
angka-angka (kode-
kode) tersebut tidak
memiliki sifat seperti
bilangan pada
umumnya.
Pada variabel dengan
skala nominal tidak
dapat diterapkan
operasi matematika
standar (aritmatika)
seperti pengurangan,
penjumlahan,
perkalian, dan lainnya.
Rumus statistik yang sesuai
dengan skala nominal
adalah statistik yang
berbasis (berdasarkan)
jumlah dan proporsi
seperti modus, distribusi
frekuensi, Chi Square dan
statistik non-parametrik
lainnya.
19. 19
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | NOMINAL
1
• No. rumah : 13
• NPM/NIM : 190402011089
• No. HP : 081366980324
2
• Laki-laki : 1
• Perempuan : 2
3
• Kec. Bangko : 1
• Kec. Bangko Barat : 2
• Kec. Tabir Selatan : 3
• Kec. Tabir Timur : 4
Ciri-Ciri Skala Nominal
Sebagai
lambang/simbol
Hanya membedakan
20. Skala Ordinal lebih tinggi dari skala nominal.
Skala Ordinal sering juga disebut dengan skala
peringkat, karena lambang-lambang bilangan hasil
pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga
menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang
diukur menurut karakteristik tertentu.
20
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | ORDINAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
21. Misal:
tingkat kepuasan seseorang
terhadap suatu produk, bisa
diberi angka:
5 = sangat puas
4 = puas
3 = kurang puas
2 = tidak puas
1 = sangat tidak puas.
21
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | ORDINAL
Misal:
dalam suatu lomba
pemenangnya diberi
peringkat:
1 = juara pertama
2 = juara kedua
3 = juara ketiga
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
22. Berbeda dengan skala ordinal, ketika ingin mengganti
angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar
ke kecil atau dari kecil ke besar.
Jadi, tidak boleh dibuat: Seharusnya:
1 = sangat puas 1 = sangat puas
2 = tidak puas 2 = puas
3 = puas 3 = kurang puas
4 = kurang puas 4 = tidak puas
5 = sangat tidak puas 5 = sangat tidak puas
22
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | ORDINAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
23. Skala ordinal meskipun nilainya sudah memiliki batas
yang jelas tetapi belum memiliki jarak (selisih).
Kita tidak tahu berapa jarak kepuasan dari tidak puas ke
kurang puas. Dengan kata lain, walaupun sangat puas
diberi angka 5 dan sangat tidak puas diberi angka 1, kita
tidak bisa mengatakan bahwa kepuasan yang sangat
puas lima kali lebih tinggi dibandingkan yang sangat
tidak puas.
23
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | ORDINAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
24. Pada skala ordinal tidak dapat diterapkan operasi
matematika standar (aritmatika) seperti
pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya.
Statistik yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah
statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan
proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi
Square dan beberapa statistik nonparametrik lainnya.
24
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | ORDINAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
25. Contoh:
Juara pertama = 1
Juara kedua = 2
Juara ketiga = 3
Lulus SD = 1
Lulus SMP = 2
Lulus SMA = 3
25
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | ORDINAL
Ciri-Ciri Skala Ordinal
Sebagai lambang/simbol
Hanya membedakan
Menunjukkan
peringkat/ranking
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
26. Memiliki karakteristik seperti skala nominal dan ordinal
ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval
yang tetap.
Skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah
memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan
kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan
kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala
interval tidak memiliki nilai nol mutlak.
26
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | INTERVAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
27. Misalnya pada pengukuran suhu, tiga daerah dengan suhu A = 10oC, B = 15oC dan
C=20oC. Kita bisa mengatakan: selisih suhu B, 5oC lebih panas dibandingkan A, dan
selisih suhu C dengan B adalah 5oC. (Ini menunjukkan pengukuran interval sudah
memiliki jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu C
dua kali lebih panas dibandingkan A (artinya tidak bisa jadi kelipatan).
Kenapa ? Karena dengan pengukuran yang lain, misalnya dengan Fahrenheit, di A
suhunya adalah 50oF, B = 59oF dan C=68oF. Artinya, dengan pengukuran
Fahrenheit, C tidak dua kali lebih panas dibandingkan A, dan ini terjadi karena
dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan dalam derajat Celcius
titik nolnya pada 0.
27
SKALA TITIK BEKU TITIK DIDIH
==================================
Celcius : 00 C : 1000 C
Fahrenheit : 320 F : 2120 F
Reamur : 00 R : 800 R
Kalvin : 2730 K : 3730 K
==================================
RUMUS KONVERSI
==================================
Celcius > Fahrenheit:
F = (9/5).0C + 32
Celcius > Reamur:
R = (4/5).0C
Celcius > Kelvin:
K = 0C + 273
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | INTERVAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
28. Contoh lainnya:
Dua orang murid, si A mendapat nilai 70 sedangkan si B
mendapat nilai 35. Kita tidak bisa mengatakan si A dua
kali lebih pintar dibandingkan si B.
Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita
sudah dapat menerapkan semua operasi matematika
serta peralatan statistik kecuali yang berdasarkan pada
rasio seperti koefisien variasi.
28
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | INTERVAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
29. Contoh:
Temperatur : 250, 260, 270
Potensial listrik : – 2 volt
– 1 volt
0 volt
250 volt
Jarak di antara 250 ke 260 sama
dengan jarak di antara 260
ke 270
29
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | INTERVAL
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Ciri-Ciri Skala Interval
Hanya membedakan
Menunjukkan peringkat
Berjarak sama
Tidak memiliki titik 0
mutlak/tulen
30. Skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio
terdapat semua karakteristik skala nominal, ordinal dan
skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang
bersifat mutlak.
Nilai nol mutlak/tulen ini artinya adalah nilai dasar yang
tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain.
Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah
mempunyai nilai perbandingan/rasio.
30
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | RASIO
31. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio
yang sering digunakan adalah pengukuran
tinggi dan berat.
Misalnya berat benda A adalah 30 kg,
sedangkan benda B adalah 60 kg, maka dapat
dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat
dibandingkan benda A.
31
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | RASIO
32. Contoh:
Banyaknya orang:
0 orang
1 orang
2 orang
3 orang
32
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL
Tingkat/Tipe Pengukuran Data | RASIO
Ciri-Ciri Skala Rasio
Hanya membedakan
Menunjukkan peringkat
Berjarak sama
Memiliki titik 0
mutlak/tulen
33. Kalian sudah belajar:
• Pengertian data
• Pengukuran
• Skala pengukuran
• Klasifikasi data
• Tipe/tingkat pengukuran data
33
Klasifikasi & Tipe Pengukuran Data_M. Jainuri, M.Pd
ORAGELO CHANNEL