Makalah ini membahas tentang merumuskan hipotesis dalam penelitian, mencakup pengertian hipotesis, jenis-jenis hipotesis, kekeliruan dalam pengujian hipotesis, dan cara menguji hipotesis."
1. MERUMUSKAN HIPOTESIS
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan
Matematika
Dosen Pengampu: Dewi Asmarani, M.Pd.
Disusun Oleh:
1. ANIS NURAVIVA (2814133012)
2. BIBIT WAHYUNINGTYAS (2814133028)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : TMT
Semester : V-A
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
OKTOBER 2015
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Alloh SWT atas
limpahan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Penelitian Kualitatif Pendidikan
Matematika. Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Asmarani, M.Pd. selaku dosen pengampu dari mata kuliah
Penelitian Kualitatif Pendidikan Matematika, Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas bantuan yang
diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyelesaian
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Tulungagung, Oktober 2015
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
Cover .....................................................................................................................i
Kata Pengantar .......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
A. Pengertian Hipotesis...................................................................................3
B. Jenis-jenis Hipotesis...................................................................................4
C. Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis.................................6
D. Cara Menguji Hipotesis..............................................................................8
E. Penelitian Tanpa Hipotesis.........................................................................9
BAB III KESIMPULAN .......................................................................................11
Daftar Pustaka
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian dipandang sebagai upaya menjawab suatu pemasalahan secara
sistematik dengan metode-metode tertentu melalui pengumpulan data yang
empiris, kemudian mengolah data tersebut, dan menarik kesimpulan. Untuk
melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai
dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri, yakni menjawab masalah
berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan
adalah merumuskan hipotesis.
Terdapat beberapa alasan mengapa hipotesis itu penting, diantaranya:
hipotesis dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan
permasalahan yang akan diteliti, hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan
kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik
terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun
hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus
mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis
dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan
hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara
menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam
pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini
akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin
terjadi dalam pengujian hipotesis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis dan apa ciri-cirinya?
2. Apa sajakah jenis-jenis hipotesis?
3. Bagaimana kekeliruan yang terjadi dalam pengujian hipotesis?
4. Bagaimana cara menguji hipotesis?
5. Apakah semua penelitian harus ada hipotesis?
5. 2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hipotesis dan ciri-ciri hipotesis.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis.
3. Untuk mengetahui kekeliruan yang terjadi dalam pengujian hipotesis.
4. Untuk mengetahui cara menguji hipotesis.
5. Untuk mengetahui penelitian tanpa hipotesis.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis dan Ciri-ciri Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu: hypo yang artinya di bawah,
dan thesis yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, atau kepastian.
Sehingga hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam
rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa,
secara sadar, teliti, dan terarah. Hipotesis biasanya juga disebut dengan
hipotesa.1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hipotesis adalah
sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori,
proposisi, dsb.) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan atau bisa
disebut dengan anggapan dasar. Sedangkan definisi hipotesis menurut
pendapat para ahli, yaitu:2
1. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, definisi hipotesis ialah “pernyataan
tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati
dalam usaha untuk memahaminya”. (Nasution:2000)
2. Zikmund (1997: 112), hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang
belum terbukti yang secara tentatif menerangkan fakta-fakta atau
fenomena tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan
terhadap suatu pertanyaan riset.
3. Margono (2004: 67), mengemukakan pendapat lain tentang hipotesis. Ia
menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin atau paling tinggi
tingkat kebenarannya.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah
jawaban dari suatu permasalahan yang berupa asumsi atau pendapat yang
bersifat sementara dan masih perlu diuji kebenarannya melalui data yang
diperoleh dari sebuah sampel penelitian.
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
2 http://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-hipotesis-menurut-para-ahli.html
7. 4
Menurut Nazir (2005:152), hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Hipotesis harus menyatakan hubungan.
2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
3. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan
tumbuhnya ilmu pengetahuan.
4. Hipotesis harus dapat diuji.
5. Hipotesis harus sederhana.
6. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta.
Secara umum, menurut Nazir (2005: 153) hipotesis yang baik harus
mempertimbangkan semua fakta-fakta yang relevan, harus masuk akal dan
tidak bertentangan dengan hukum alam yang telah diciptakan Tuhan.
Hipotesis harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau induktif untuk
verifikasi, dan hipotesis harus sederhana.
Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis secara baik
mempunyai beberapa tujuan penting. Diantaranya:
1. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan
memungkinkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antar variabel
yang dapat diuji kebenarannya.
3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian.
B. Jenis-jenis Hipotesis
Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan antara
dua variabel akibat. Namun ada hipotesis yang menggambarkan perbandingan
satu variabel dari dua sampel. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam
penelitian:3
1. Hipotesis Kerja
Sering disebut dengan hipotesis alternatif, dinyatakan dengan Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y,
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hlm. 112-113.
8. 5
atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja
adalah sebagai berikut:
a. Jika . . . maka . . .
Contoh: Jika malas belajar, maka tidak bisa mengerjakan soal ulangan.
b. Ada perbedaan antara . . . dan . . .
Contoh: Ada perbedaan antara siswa SMP dan siswa SMA dalam cara
bergaul dengan teman sebayanya.
c. Ada pengaruh . . . terhadap . . .
Contoh: Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan gaya
kepemimpinan dalam organisasi terhadap produktivitas lembaga.
2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil
Sering juga disebut dengan hipotesis statistik, karena biasanya dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik. Hipotesis nihil biasanya digunakan jika peneliti melakukan uji
analisis dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang
ada. Hipotesis ini merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada
perbedaan atau tidak ada hubungan antara dua variabel, dengan kata lain
tidak adanya pengaruh variabel X dengan variabel Y. Pemberian nama
“hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah
karena tidak ada perbedaan antara dua variabel.4
Hipotesis nol bukanlah pernyataan yang difikirkan oleh peneliti.
Hipotesis ini merupakan dasar penelitian kuantitatif yang pada intinya
adalah pernyataan teoritis yang masih perlu diuji. Hipotesis ini juga dapat
dikatakan sebagai hipotesis deduktif karena diperoleh setelah peneliti
mempelajari dari bermacam-macam sumber yang kemudian disusun dalam
bentuk landasan teori. Karena diturunkan dari sumber pustaka maka
kebenarannya perlu diuji dengan menggunakan data yang dieksplorasi atau
diambil dari lapangan. Secara simbolis, hipotesis nol dinyatakan dengan
Ho. Penggunaannya dalam teknik statistika adalah sebagai berikut:
Ho : U1 = U2
4 Ibid,. hlm. 113.
9. 6
Ho dalam hal ini diartikan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai
rerata variabel populasi pertama dengan nilai rerata variabel populasi
kedua.
Rumusan hipotesis nol:
- Tidak ada perbedaan antara . . . dengan . . .
Contoh: Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dengan
mahasiswa tingkat II dalam disiplin kuliah.
- Tidak ada pengaruh . . . terhadap . . .
Contoh: Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap
kerajinan mengikuti kuliah.
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho agar peneliti
tidak mempunyai prasangka. Dengan demikian, peneliti diharapkan jujur dan
tidak terpengaruh pernyataan Ha.
C. Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis
Perumusan hipotesis dilakukan secara hati-hati setelah peneliti
memperoleh bahan yang lengkap berdasarkan landasan teori yang kuat.
Namun demikian, rumusan hipotesis tidak selamanya benar. Benar tidaknya
hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti atau tidaknya hipotesis
tersebut.
Seorang peneliti biasanya akan mempunyai dua kemungkinan tipe
kesalahan yang tidak dapat dihindarkan, kedua macam kesalahan tersebut
yaitu:5
1. Kesalahan tipe I
Suatu ketika, mungkin seorang peneliti mengajukan hipotesis nihil
yang isinya benar dengan peluang kesalahan sebesar ∝. Kemudian ia
menguji hipotesis tersebut, ternyata ia menerima hasil keputusan hipotesis
tersebut. Maka keputusan tersebut benar. Peluang peneliti menerima
hipotesis benar adalah sebesar (1 − ∝).
Jika suatu ketika terjadi kasus bahwa hipotesis yang benar tersebut
ketika diuji ternyata ditolak, maka keputusan peneliti menolak hipotesis
5 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara), hlm. 47-48.
10. 7
yang benar tersebut dikatakan peneliti mengalami kesalahan tipe I yang
besarnya adalah ∝.
2. Kesalahan tipe II
Seorang peneliti mengajukan hipotesis nihil yang keliru dengan
peluang kesalahan sebesar 𝛽. Contoh:
Misalnya dalam penelitian ketenagakerjaan yang terdiri dari orang dewasa
laki-laki dan perempuan, peneliti melakukan studi produksi fisik terhadap
pekerja laki-laki dan perempuan. Dia menngajukan hipotesis nihilnya
sebagai berikut: tidak ada perbedaan signifikan antara produksi yang
dihasilkan grup pekerja perempuan dan laki-laki.
Ternyata peneliti menolak hipotesis yang salah tersbut, maka
keputusan tersebut benar dan mempunyai peluang yang besarnya (1 − 𝛽).
Akan tetapi, jika hipotesis yang salah tersebut setelah diuji kemudian
diterima, maka hal tersebut termasuk dalam kesalahan tipe II yang
besarnya adalah 𝛽.
Untuk memperjelas keterangan, perhatikan hubungan antara kesalahan I dan
kesalahan II dalam tabel berikut:
KENYATAAN
KEPUTUSAN Ho benar Ho salah
Menolak
Kesalahan tipe I
(∝)
Benar (1 − 𝛽)
Menerima Benar (1 − ∝)
Kesalahan tipe II
(𝛽)
Agar seorang peneliti tidak melakukan pengambilan keputusan yang salah,
berikut adalah beberapa butir penting yang mungkin dapat mengurangi
kesalahan dalam mengambil keputusan:
a. Hendaknya para peneliti hati-hati dan cermat dalam melakukan studi dan
menuangkan dalam kerangka berpikir.
b. Ketika mengajukan hipotesis nihil, hendaknya peneliti tetap melihat pada
hubungan teoritis dengan kenyataan yang ada di lapangan.
11. 8
c. Data yang dikumpulkan hendaknya data yang relevan dan dengan
hipotesis yang hendak diujikan.
D. Cara Menguji Hipotesis
Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, tahap
pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan untuk
menerima atau menolak hipotesis tersebut. Dalam menentukan penerimaan
dan penolakan hipotesis, maka hipotesis alternatif diubah menjadi hipotesis
nol. Menurut Furchan (2004: 130-131), untuk menguji hipotesis peneliti
harus:
1. Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat
diamati apabila hipotesis tersebut benar.
2. Memilih metode-metode penelitian yang akan memungkinkan
pengamatan, eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk
menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.
3. Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis
untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau
tidak.
Bagi seorang peneliti, hipotesis bukan bukan merupakan suatu
hal yang menjadi vested interest, dalam artian bahwa hipotesis harus selalu
diterima kebenarannya.
Jika hipotesis ditolak karena tidak sesuai dengan data misalnya, keadaan
ini tidak berarti si peneliti akan kehilangan muka. Bahkan harga diri peneliti
akan naik jika si peneliti dapat menerangkan mengapa hipotesisnya tidak
valid. Penolakan hipotesis dapat merupakan penemuan yang positif, karena
telah memecahkan ketidaktahuan (ignorance) universal dan memberi jalan
kepada hipotesis yang lebih baik.6
Hipotesis tidak pernah dibuktikan kebenarannya, tetapi diuji validitasnya.
Untuk menguji hipotesis diperlukan data atau fakta-fakta. Kerangka
pengujian harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan
data. Pengujian hipotesis memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teori,
6 Rudi Susilana, Modul 5 Landasan Teori dan Hipotesis.
12. 9
kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik, dan
teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis bergantung dari metode
dan disain penelitian yang digunakan.
Secara umum hipotesis dapat diuji denga dua cara, yaitu mencocokkan
dengan fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis. Dalam menguji
hipotesis dengan mencocokkan fakta, maka diperlukan percobaan-percobaan
untuk memperoleh data. Data tersebut kemudian kita nilai untuk mengetahui
apakah hipotesis tersebut cocok dengan fakta tersebut atau tidak. Cara ini
biasa dikerjakan dengan menggunakan disain percobaan. Jika hipotesis diuji
dengan konsistensi logis, maka si peneliti memilih suatu desain di mana
logika dapat digunakan, untuk menerima atau menolak hipotesis. Cara ini
sering digunakan dalam menguji hipotesis pada penelitian yang menggunakan
metode noneksperimental seperti metode deskriptif, metode sejarah, dan
sebagainya.
E. Penelitian Tanpa Hipotesis
Apakah semua penelitian mempunyai hipotesis? Ada dua jenis jawaban yang
masing-masing mendasarkan diri pada argumen yang kuat:7
1. Semua penelitian pasti berhipotesis.
Peneliti diharapkan menentukan jawaban sementara berdasarkan data yang
diperoleh. Hipotesis harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada.
Hipotesis dibutuhkan jika berkenaan dengan verifikasi suatu teori atau
masalah.
2. Hipotesis hanya dibuat jika masalah yang ada menunjukkan hubungan
antara dua variabel atau lebih.
Jika penelitian bersifat eksploratif dan deskriptif, maka hipotesis tidak
diperlukan. Karena jawaban untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif
tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih
dicari dan sukar diduga tentu sukar ditebak apa saja, hal tersebut tidak
mungkin dihipotesiskan.
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta: PT Rineka Cipta), hlm. 117-118.
13. 10
Berdasarkan dua pendapat tersebut, maka dalam sebuah penelitian sangan
mungkin ditemui banyak hipotesis tidak sama dengan banyak problematika
dan tujuan penelitian. Contoh:
Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VIII-A.
Problematika 1:
Seberapa tinggi motivasi belajar siswa kelas VIII-A? (tidak dihipotesiskan).
Problematika 2:
Seberapa tinggi prestasi belajar siswa kelas VIII-A? (tidak dihipotesiskan).
Problematika 3:
Apakah ada dan seberapa tinggi hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas VIII-A?
Hipotesis:
Ada hubungan yang tinggi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
siswa kelas VIII-A.
14. 11
BAB III
KESIMPULAN
1. Hipotesis adalah jawaban dari suatu permasalahan yang berupa asumsi atau
pendapat yang bersifat sementara dan masih perlu diuji kebenarannya melalui
data yang diperoleh dari sebuah sampel penelitian. Dan ciri-ciri hipotesis itu
meliputi: hipotesis harus menyatakan hubungan, sesuai dengan fakta, harus
berhubungan dengan ilmu, sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan, dapat
diuji, sederhana, dan bisa menerangkan fakta.
2. Jenis-jenis hipotesis yang digunakan dalam sebuah penelitian ada dua, yaitu
hipotesis kerja dan hipotesis nol.
3. Dalam pengujian hipotesis biasanya terdapat kekeliruan. Kekeliruan tersebut
dibedakan menjadi kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II. Disebut kesalahan
tipe I apabila menolak hipotesis nol yang benar, dan disebut kesalahan tipe II
apabila menerima hipotesis nol yang salah.
4. Cara menguji hipotesis bergantung dari metode dan desain penelitian yang
digunakan. Secara umum hipotesis dapat diuji denga dua cara, yaitu
mencocokkan dengan fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis.
5. Penelitian tanpa hipotesis mungkin saja terjadi apabila penelitian bersifat
eksploratif dan deskriptif.
15. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rudi Susilana, Modul 5 Landasan Teori dan Hipotesis.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-hipotesis-menurut-para-
ahli.html