Dokumen tersebut membahas tentang hipotesis, definisi operasional, hasil ukur dan skala ukur, serta desain penelitian. Terdapat penjelasan mengenai konsep hipotesis, jenis-jenis hipotesis, cara membuat definisi operasional variabel, dan manfaat desain penelitian dalam mengarahkan pelaksanaan penelitian.
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL DAN RANCANGAN PENELITIAN BU NILA.pdf
1. HIPOTESIS
DEFINISI OPERASIONAL
Minggu, 8 November 2020
Institut Tekhnologi Kesehatan Dan Sains Wiyata Husada Samarinda
NILA TRISNA YULIANTI,S.SIT.,M.Keb
NIDN.1128078903
HASIL PRAKTIK
DAN
PENUGASAN
PRAKTIK
CERAMAH DISKUSI
HASIL UKUR DAN SKALA UKUR
DESAIN PENELITIAN
2. CPMK
HIPOTESIS
DEFINISI
OPERASIONAL,
HASIL UKUR DAN
SKALA UKUR
DESAIN
PENELITIAN
Setelah pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan membuat :
CPMK (Capaian Pemebelajaran Mata Kuliah) : memahami cara menentukan dan
membuat hipotesis, definisi operasional, rancangan penelitian
01 02
03
LEARN
WORK
3. Contents Title
REFERENSI
Notoadmojo Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan
R & D. Bandung: Alfabeta
Lapau Buchari. 2015. Metodelogi Penelitian Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
5. Jawaban sementara penelitian, patokan
duga, atau dalil sementara yang
kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut ATAU jawaban
sementara terhadap masalah penelitian.
DEFINISI HIPOTESIS
PERANAN HIPOTESIS
Memberikan batasan dan memperkecil
jangkauan penelitian.
Memfokuskan perhatian dalam rangka
pengumpulan data.
Sebagai panduan dalam pengujian serta
penyesuaian dgn fakta atau data.
Membantu mengarahkan dalam
mengidentifikasi variabel-variabel yg akan
diteliti (diamati).
.
6. MEMPEROLEH
FAKTA UNTUK
PERUMUSAN
HIPOTESIS
DAPAT
DILAKUKAN:
Memperoleh sendiri dari sumber
aslinya, yakni pengalaman
langsung dilapangan
Fakta yang diidentifikasi dengan
cara menggambarkan atau
menafsirkannany dari sumber
yang asli
Fakta yang diperoleh dari orang
yang mengidentifikasi dengan
jalan menyusunnya dalam
bentuk penalaran abstrak, yang
sudah merupakan simbol
berpikir sebagai generalisasi dari
hubungan anara berbagai fakta
7. BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS
1. Hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang
diduga atau hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang
dapat diuji secara empiris.
2. Tidak adanya hubungan antara dua variabel yaitu varibel bebas
(independent varaibles) dan variabel terikat (dependent variable).
Contoh : Anemia saat Hamil adalah penyebab perdarahan postpartum. Didalam
contoh ini anemia adalah variabel bebas (penyebabnya), sedangkan
perdarahan postpartum merupkan variabel terikat (akibatnya)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis suatu kesimpulan
sementara/jawaban sementara dari suatu penelitian, oleh sebab itu, hipotesis
harus mempunyai landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu dugaan yang
tidak mempunyai landasan ilmiah.
8. CIRI – CIRI HIPOTESIS
Bentuk
pernyataan
bukan dalam
bentuk
kalimat tanya
Harus
tumbuh dari
ilmu
pengetahuan
yang diteliti
Hipotesis
dapat diuji,
sederhana
dan terbatas
9. JENIS JENIS RUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis Kerja atau
Hipotesis Alternatif
Hipotesis Nol
atau Hipotesis
Statistik
Hipotesis
Hubungan dan
Hipotesis
Perbedaan
10. Hipotesis
Kerja
1. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif adalah suatu
rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat
ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu
gejala muncul.
2. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan : “”
Jika.........., Maka..........”” artinya , jika suatu faktor
atau variabel terdapat atau terjadi pada situasi, maka
ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkannya.
.
Contoh :
1. jika persalinan dilakukan oleh dukun yang
belum dilatih, maka angka kematian bayi
didaerah tersebut tinggi atau
2. Jika status pendapatan rendah, maka status
kesehatan wannita hamil di kota tersebut
rendah pula.
Contoh :
1. Ada hubungan antara persalinan yang
dilakukan oleh dukun terlatih dengan angka
kematian bayi
2. Ada hubungan antara pendapatan rendah
dengan status kesehatan wanita hamil.
Jadi dapat disimpulkan dari kedua contoh hipotesis tersebut yang
menajdi poin penting dalam hipotesis kerja adalah bahwa rumusan tersebut
harus dapat memberi penjelasan kedudukan masalah yang diteliti, sebagai
bentuk kesimpulan yang akan diuji
11. Hipotesis Nol
atau Hipotesis
Statistik
1. Hipotesis nol ini disebut juga hipotesis statistik,
dalam hipotesis ini selalu ada implikasi “”tidak ada
perbedaan””, yang rumusannya adalah : “”tidak ada
perbedaan antara.......dengan.......””
2. Hipotesis dibuat untuk menyatakan sesuatu
kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang
bermakna antara kedua kelompok atau lebih
mengenai suatu hal yang dipermasalahkan.
Contoh :
1. Tidak ada perbedaan antara status gizi anak
balita yang tidak mendapat ASI pada waktu
bayi, dengan status gizi anak balita yang
mendapat ASI pada waktu bayi.
2. Tidak ada perbedaan tingkat keparahan
depresi postpartum antara kelompok yang
diberi perlakuan yoga dengan kelompok yang
diberi perlakuan senam nifas.
Jadi dapat disimpulkan dari kedua contoh hipotesis tersebut
menunjukkan bahwa kedua kelompok yang bersangkutan sama, bila
dirumuskan dengan selisih adalah nol maka disebut hioptesis nol, bila
dirumsukan dengan persamaan maka hasilnya sama atau tidak ada
perbedaan, oleh sebab itu apabila diuji dengan metode statistik akan tampak
rumusan hipotesis dapat diterima atau ditolak. Simbol rumus Ho : x = y, dan
sebaliknya simbol Ha misalnya , Ha : x =>y
12. Ingat !!!!!!!
1. Pengujian hipotesis pada prinsipnya adalah pengujian
signifikansi. Signifikansi sendiri merupakan taraf kesalahan
(confident interval) yang didapatkan/diharapkan ketika peneliti
hendak menggenalisasi sampel penelitiannya. Atau dengan
kata lain, peneliti melakukan penaksiran parameter populasi
berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari parameter
sampel penelitian
2. Statistik inferensial digunakan untuk menguji sampel dari
populasi. Signfikansi akan menguji apakah dengan data
sampel yang telah dianalisis akan dapat dilakukan
generalisasi kepada populasi. Sehingga dapat dikatakan
hipotesis merupakan peluang akan digeneralisasikannya data
pengukuran sampel untuk populasi. Jika parameter sampel
yang telah diuji tidak signifikan, maka hasil penelitian
tersebut tidak dapat dipergunakan secara umum pada
penelitian serupa.
3. Hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nol (H0).
Statistik inferensial pada prinsipnya hanya menguji apakah
Ho diterima atau seberapa besar hasil penelitian dapat
digeneralisasikan. Menolak Ho artinya menerima Ha.
4. Cara menyimpulkan apakah menerima atau menolak Ho
adalah dengan perpedoman pada berapa besar tingkat
signifikansi yang kita tentukan (5% or 1%). Nilai
signifikansi ini sering disebut p value.
Setelah menentukan batas signifikansi, maka
kaidah penerimaan atau penolakan Ho
secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Jika sig < 0.05 maka Ho tidak dapat
diterima (Ho diterima) artinya terdapat
perbedaan/ada hubungan
2. Jika sig > 0.05 maka Ho tidak dapat
ditolak (Ho ditolak) artinya tidak terdapat
perbedaan/tidak ada hubungan.
Note : dalam pengujian berbagai asumsi,
penggunaaan kaidah pengujian hipotesis
dapat berbeda.
13. Hipotesis Nol
atau Hipotesis
Statistik
Berdasarkan isinya suatu hipotesis dapat dibedakan
menjadi dua yakni : hipotesis mayor, induk, utama
(menjadi sumber dari hipotesis – hipotesis yang lain
sedangkan hipotesis minor, penunjang dan anak
hipotesis yakni hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis
mayor.
Contoh yang tidak sempurna
Hipotesis Mayor : Sanitasi Lingkungan Yang
Buruk Mengakibatkan Tingginya Penyakit Menular
V.Bebas/ penyebab ; Sanitasi Lingkungan
V.Terikat/akibat ; Penyakit Menular
Hipotesis Minor (hubungan penyakit tsb dengan
sanitasi lingkungan), misalnya :
• Adanya hubungan penyakit kulit dengan
rendahnya sanitasi lingkungan
• Adanya hubungan penyakit diare dengan
buruknya sanitasi lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan: apabila dalam pengujian statistik hipotesis
tersebut terbukti bermakna korelasi antara kedua variabel di dalam maisng –
maisng hipotesis minor maka hipotesis mayor dapat diterima.
14. Hipotesis
Hubungan dan
Hipotesis
Perbedaan
Dibedakan berdasarkan
hubungan atau perbedaan
dua variabel atau lebih
Berisikan dugaan adanya
hubungan antara dua variabel
Misalnya; ada
hubungan antara
tingkat pendidikan
dengan
pemeriksaan hamil
Hipotesis dapat diperjelas
menjadi : makin tinggi
pendidikan ibu, makin
sering memeriksakan
kehamilannya.
Hipotesis perbedaan
menyatakan
ketidaksamaan atau
perbedaan diantara kedua
variabel, misalnya praktik
pemberian ASI di kelurahan
X berbeda dengan praktik
pemberian ASI di kelurahan
Y
Hipotesis dapat dielaborasikan menjadi :
praktik pemberian ASI di kelurahan X lebih
tinggi bila dibandingkan dengan praktik
pemberian ASI di kelurahan Y
16. DEFINISI OPERASIONAL
1. Definisi Operasional biasa dikenal dengan sebutan DO, adalah
uraian tentang variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang
diukur oleh variabel yang bersangkutan.
2. Misalnya definisi operasional tentang variabel „‟Status Gizi”
anak Balita, adalah hasil penimbangan atau pengukuran berat
badan dan tinggi badan anak balita berdasarkan umur
3. Misalnya definisi operasional variabel “” Pendidikan”” adalah
lamanya sekolah atau tingkat sekolah yang diikuti oleh responden.
4. Misalnya definisi operasional variabel „‟ Kinerja”” bidan ruangan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pasien
diruangan,atau kegiatan asuhan kebidanan oleh bidan ruangan.
17. CARA PENGUKURAN
1. Cara pengukuran adalah metode atau cara apa yang digunakan
peneliti untuk mengukur atau memperoleh informasi (data) untuk
variabel yang bersangkutan.
2. Misalnya variabel „‟Status Gizi” anak Balita, cara pengukuran
dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.
3. Misalnya variabel “” Pendidikan”” cara pengukuran dengan
wawancara
4. Misalnya variabel „‟ Kinerja”” bidan ruangan cara pengukuran
dengan melihat, mengecek atau observasi langsung atau catatan
dokumen proses asuhan kebidanan.
18. HASIL UKUR ATAU KATEGORI
1. Hasil ukur adalah mengelompokkan hasil pengukuran variabel
yang bersangkutan.
2. Misalnya variabel „‟Status Gizi” anak Balita, hasil ukurnya gizi
buruk, gizi kurang, dan gizi baik
3. Misalnya variabel “” Pendidikan”” hasil ukurnya SD, SMP, SMA.
4. Misalnya variabel „‟ Kinerja”” bidan ruangan hasil ukurnya
kinerja baik, kinerja tidak baik.
19. SKALA PENGUKURAN VARIABEL
1. Skala pengukuran variabel dikelompokkan menjadi empat skala
pengukuran, yakni : skala nominal (kategori sederajat/tidak
bertingkat), skala ordinal (kategori tidak sederajat/bertingkat),
skala interval (nilai 0 tidak alami), dan skala ratio (nilai nol alami)
(skala interval dan ratio dapat dibedakan berdasarkan nilai nolnya.
2. Misalnya variabel „‟Status Gizi” anak Balita, hasil ukurnya gizi
buruk, gizi kurang, dan gizi baik , skala Ordinal
3. Misalnya variabel “” Pendidikan”” hasil ukurnya SD, SMP, SMA,
skala Ordinal.
4. Misalnya variabel „‟ Kinerja”” bidan ruangan hasil ukurnya
kinerja baik, kinerja tidak baik, skala Nominal.
21. Definisi Desain Penelitian
Merupakan rancangan penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk
dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian
Desain penelitian mencakup berbagai hal yang
dilakukan peneliti, mulai dari :
a. Identifikasi masalah
b. Rumusan hipotesis
c. Operasionalisasi hipotesis
d. Cara pengumpulan data
e. Analisis data
22. Manfaat desain penelitian
Sebagai pegangan
Menentukan batas penelitian yang terkait tujuan penelitian.
Desain selalu berhubungan erat dengan tujuan penelitian
Memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus
dilakukan , memberikan gambaran kesulitan yang dihadapi.
23. BERDASARKAN WAKTU BERDASARKAN
RUANG LINGKUP
PENELITIAN
BERDASAEKAN ANALISIS
• Penelitian transversal
(cross- sectional)
merupakan suatu penyelidikan psikologi dimana
variabel variabel yang termasuk sebab risiko dan
variabel variabel yang termasuk efek diobservasi
sekaligus pada waktu yang sama.
Studi transversal disebut sebagai studi prevalensi
atau survey, merupakan studi yang sederhana
yang sering dilakukan
• Penelitian longitudinal
salah satu jenis penelitian sosial yang
membandingkan perubahan subjek
penelitian setelah periode waktu tertentu
• Penelitian klinis
penelitian dalam konteks praktik klinik
yang menggunakan subjek manusia;
umumnya untuk mengetahui sebab dan
proses penyakit
• Penelitian lapangan
merupakan salah satu metode
pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif yang tidak
memerlukan pengetahuan mendalam
akan literatur yang digunakan dan
kemampuan tertentu dari pihak peneliti
• Penelitian
laboratorium
Penelitian yang dilakukan dalam
ruangan tertutup, dalam suatu tempat
khusus untuk mengadakan studi-ilmiah
dan kerja ilmiah
• Penelitian deskriptif
penelitian yang hanya menggambarkan fenomena
yang ditemukan, baik itu berupa factor resiko,
maupun suatu efek atau hasil
• Penelitian analitik
Pada penelitian observasional analitik, peneliti
mencoba untuk mencari hubungan antar variable,
yaitu dengan melakukan suatu analisis terhadap data
yang dikumpulkan.
KLASIFIKASI PENELITIAN
25. DESAIN PENELITIAN
OBSERVASIONAL
Deskriptif
• Merupakan penelitian yang hanya
menggambarkan fenomena yang
ditemukan, baik itu berupa factor risiko,
maupun suatu efek atau hasil
• Penelitian deskriptif tidak perlu ada
hipotesis
• Contoh penelitian observasional
deskrptif : survey, studi kasus, studi
banding, studi prediksi, studi korelasi,
dan studi evaluasi
Analitik
• Pada penelitian observasional analitik,
peneliti mencoba untuk mencari
hubungan antar variabel, yaitu dengan
melakukan suatu analisis terhadap
data yang dikumpulkan.
• Pada penelitian anailitik perlu dibuat
hipotesis
• Desain penelitian analitik dibagi
menjadi 3, yaitu : cross-sectional,
case-control, dan kohort
26. Cross-sectional
• Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (poin time approach).
• Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan
antara faktor risiko dengan akibat yg terjadi berupa
penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam
waktu yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat)
sekaligus penyebabnya (faktor risikonya).
27. Kelebihan penelitian Cross Sectional
• Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal
waktu, dan hasil dapat diperoleh dengan cepat dan
dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel
yang banyak, baik variabel risiko maupun variabel
efek.
28. Kekurangan penelitian Cross
Sectional
• Diperlukan sampel dalam jumlah yang besar
• Tidak dapat menggambarkan pathogenesis, insidens,
maupun prognosis
• Tidak praktis pada penelitian untuk kasus yang jarang
• Sulit menentukan sebab-akibat, karena pengambilan
data faktor risiko dan efek dilakukan pada saat
bersamaan
• Memungkinkan terjadinya salah interpretasi
29. Contoh :
• Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada
ibu hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL),
dengan menggunakan rancangan atau pendekatan
cross sectional.
30. Tahapan cross-sectional
1
Mengidentifikasi
variabel-variabel
yang akan diteliti
dan kedudukanya
masing-masing
2
menetapkan subjek
penelitian atau
populasi dan
sampelnya
3
Melakukan pengumpulan data,
observasi atau pengukuran
terhadap variabel dependen-
independen dan variabel-variabel
yang dikendalikan secara
bersamaan (dalam waktu yang
sama)
4
Mengolah dan
menganalisis data
dengan cara
membandingkan.
31. Case control
suatu penelitian analitik yang menyangkut
bagaimana faktor risiko dipelajari dengan
menggunakan pandekatan retrospective.
32. Kelebihan penelitian Case Control
• Dapat digunakan untuk meneliti kasus yang jarang
atau penyakit yang memiliki masa laten yang panjang
• Hasil diperoleh dengan cepat
• Biaya penelitian relative lebih sedikit
• Jumlah subjek penelitian lebih sedikit
• Dapat sekaligus mengidentifikasi beberapa faktor
33. Kekurangan Rancangan Penelitian
Case Control
• Pengukuran variabel yang retrospective, objektivitas,
dan reabilitasnya kurang karena subjek penelitian
harus mengingatkan kembali faktor-faktor risikonya.
• Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar-
benar sesui dengan kelompok kasus karena
banyaknya faktor resiko yang harus dikendalikan.
• Validasi dari informasi kadang-kadang sulit didapat
34. Contoh Sederhana
• Penelitian ingin membuktikan hubungan antara
malnutrisi/ kekurangan gizi pada anak balita dengnan
perilaku pemberian makanan oleh ibu.
35. Tahapan Case Control
1
Mengidentifikasi
variabel dependen (
efek ) dan variabel-
variabel independen
(faktor resiko ).
2
Menetapkan objek
penelitian, yaitu
populasi dan
sampel penelitian.
3
Mengidentifikasi
kasus. 4
Pemilihan subjek sebagai
control. Pemilihan kontrol
hendaknya didasarkan
kepada kesamaan
karakteristik subjek pada
kasus. .
36. Kohort
• Penelitian observasional analitik yang didasarkan
pada pengamatan sekelompok penduduk tertentu
dalam jangka waktu tertentu
• Penelitian cohort adalah kebalikan dari case control.
faktor risiko (penyebab) telah diketahui terus diamati
secar terus menerus akibat yang akan
ditimbulkannya.
37. Kelebihan Penelitian Cohort
• Merupakan rancangan terbaik dalam menentukan
insiden/perjalanan penyakit dan efek yang diteliti
• Terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan
antara factor risiko dengan efek secara temporal
• Terbaik dalam meniliti kasus yang bersifat fatal dan
progresif
• Memiliki kekuatan yang andal dalam meniliti berbagai
masalah kesehatan, karena sifat pengamatannya
yang kontinu dan longitudinal
38. Kekurangan Penelitian Cohort
• Memerlukan waktu yang cukup lama
• Memerlukan sarana dan biaya yg besar
• Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out
dan akan mengganggu analisis hasil
• Masalah etika penelitian sering terabaikan
39. Contoh
• Penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan
antara Ca paru (efek) dengan merokok (risiko)
dengan menggunakan pendekatan atau rancangan
prospektif.
40. Tahapan Kohort
1
Mengidentifikasi faktor
efek (variabel
dependen) dan resiko
(variabel independen)
serta variabel-variabel
pengendali (variabel
kontrol).
2
Menetapkan subjek
penelitian, yaitu
populasi dan
sampel penelitian.
3
Mengidentifikasi
subjek 4,5
Mengobservasi
perkembangan
Mengolah dan
menganalisis
data.
41. Penelitian eksperimental
• Penelitian eksperimental / studi intervensional
merupakan salah satu rancangan yang digunakan
untuk mencari hubungan sebab –akibat.
• Penelitian ini terbagi menjadi PRA EKPERIMEN,
TRUE EKSPERIMEN, QUASI EKPERIMEN.
42. Rancangan Pra Klinis/Pra
eksperimen
1. Posttest Only Design
Eksperimen : X---------------- O2 Posttest
2. One Group Pretest Posttest
Pretest:O1-------------X:Perlakuan-----------O2 : Posttest
3. Static Group Comparison
Kelompok Eksperimen X :Perlakuan-----------O2 Posttes
Kelompok Kontrol O2
43. Rancangan Eksperimen
Sungguhan/True Ekperimen
1. Rancangan Pretest-Posttes With Control Group
Pretest Perlakuan Posttes
R (kel.Eksp) O1-----------X---------------------O2
R (kel Kontrol) O1 O2
2. Rancangan Randomized Salomon Four Group
Pretest Perlakuan Posttes
R (kel.Eksp) O1-----------X------------------------------O2
R (kel Kontrol) O1 O2
R (kel Kontrol) --------------- X----------------------------O2
R (kel Kontrol) O2
44. 3. Rancangan posttest Only Control Group Design
Perlakuan Posttes
R (kel.Eksp) X---------------------------------------O2
R (kel Kontrol) O2
45. Rancangan Quasi Eksperimen
1. Times Series Design
Pretest Perlakuan Posttest
O1 O2 O3 O4-------------------X-------------O5 O6 O7 O8
2. Control Times series Design
Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen O1 O2 O3 O4-------------------X-------------O5 O6 O7 O8
Kelompok Kontrol O1 O2 O3 O4-------------------X-------------O5 O6 O7 O8
3. Non Equivalent Contorl Group
Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen O1------------------X-------------O2
Kelompok Kontrol O1 O2
46. 4. Separate Sample Pretest Posttest
Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen O1------------------X-------------O2
Kelompok Kontrol X--------------O2
47. Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Status Gizi hasil penimbangan
atau pengukuran
berat badan dan
tinggi badan anak
balita berdasarkan
umur
Timbangan
Tinggi Badan
(BB/PB)
(BB/TB)
1. Gizi buruk
2. Gizi kurang
3. Gizi baik
Ordinal
Tingkat Pendidikan lamanya sekolah
atau tingkat
sekolah yang
diikuti oleh
responden
Lembar
Observasi
Ceklist 1. SD
2. SMP
3. SMA
Ordinal
Hipotesis :
Ada Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan status
gizi anak balita.
Desain Penelitian :
Analitik dengan pendekatan Crossectional
Uji Statistik :
Uji Gamma dan Sommers
48.
49. TUGAS TERUJI/INDIVIDUAL
• Silahkan masing – masing membuat Hipotesis
Penelitian, berikan definisi operasional, hasil ukur,
dan skala ukur, tentukan beserta desain dan rencana
uji statistik yang akan digunakan.
• Tugas diketik dalam word, A4, Arial, UK.Font 11,
bubuhi nama, nim, semester, prodi pada bagian
kanan atas kertas, diakhir tugas sertakan nama
peneliti dan beri TTD lalu scan dan kirim dalam
bentuk PDF kirim ke email
nila@akbidborneomedistra.ac.id
• Tugas dikumpulkan Maksimal Hari Senin, 9
November 2020 Jam 17.50 WITA
50. INGAT PESAN PENTING!!!!!!!!!
Sebelum Melangkah Lebih Jauh, sudahkah kita
memahami 7 istilah ini sangat Penting :
1. Skala pengukuran : kategorik atau numerik
2. Jenis hipotesis : komparatif atau korelatif
3. Maslaah skala pengukuran : numerik atau kategorik
4. Pasangan : berpasangan atau tidak berpasangan
5. Jumlah kelompok : 2 kelompok atau > 2 kelompok
6. Syarat uji parametrik dan non parametrik
7. Tabel B X K dan prinsip P X K
51. T E R I M A K A S I H
Pertemuan selanjutnya tentang instrumen penelitian, uji validitas dan reabilitas