SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Bab I
                                 Pendahuluan

A. Latar Belakang


       Disadari atau tidak, statistika adalah ilmu yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dan mempunyai peranan yang amat penting dalam
kehidupan manusia dan mempunyai banyak keterikatakan dengan banyak cabang
ilmu yang lainnya. Hal ini juga dapat dilihat pada pemerintah yang menggunakan
statistika untuk menilai hasil pembangunan masa lalu dari data-data yang telah
ada dan juga untuk membuat rencana masa dating.
       Dunia penelitian atau riset, di manapun dilakukan, bukan saja telah
mendapat manfaat yang baik dari statistika tetapi sering harus menggunakannya.
Untuk mengetahui apakah cara yang baru ditemukan lebih baik daripada cara
lama, melalui riset yang lapangan, perlu diadakan penilaian dengan statistika.
Apakah model untuk sesuatu hal dapat kita anut atau tidak, perlu diselidiki dengan
menggunakan teori statistika. Statistika juga telah cukup mampu untuk
menentukan apakah factor yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi factor
lainnya. Kalau ada hubungan antara factor-faktor, berapa kuat adanya hubungan
tersebut? Bisakah kita meninggalkan factor yang satu dan hanya memperhatikan
factor lainnya untuk keperluan studi lebih lanjut? Dan apakah hipotesis yang kita
tentukan terbukti benar atau tidak.
       Dari uraian di atas sudah cukup menggambarkan mengenai statistik.
Dimana dalam melakukan penelitian pertama-tama kita harus menentukan
hipotesis terlebih dahulu. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan sementara
mengenai satu atau lebih populasi.
       Untuk membuktikan apakah hipotesis yang telah kita tentukan apakah
benar atau salah maka dapat dilakukan dengan pengujian hipotesis. Dalam
statisktika pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya
uji satu arah dan uji dua arah, menggunakan rumus uji, mamakai langkah-langkah
dalam pengujian hipotesis yang memuat tujuh langkah dan sebagainya. Tentunya




                                                                                1
masih banyak cara lain dalam pengujian hipotesis yang akan dibahas pada
makalah ini.




B. Rumusan masalah
    Apa itu hipotesis?
    Apa saja jenis-jenis pengujian hipotesis?
    Bagaiman Prosedur pengujian hipotesis?
    Apa saja Kesalahan dalam Menguji Hipotesis?

    Apa itu uji hipotesis satu rata-rata?
    Apa itu uji hipotesis dua rata-rata?




C. Tujuan
    Memberikan informasi tentang pengujian hipotesis
    Memberikan informasi jenis-jenis pengujian hipotesis
    Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengujian hipotesis
    Memberikan informasi tentang uji hipotesis 1 rata-rata dan 2 rata-rata
    Menentukan apakah hipotesis yang telah ditentukan benar atau salah




                                                                              2
Bab II
                                Pembahasan

A. PENGUJIAN HIPOTESIS

       Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan sementara mengenai
satu atau lebih populasi.
       Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai paramater
populasi
       Pengujian hipotesis   berhubungan dengan penerimaan atau penolakan
suatu hipotesis. Kebenaran (benar atau salahnya ) suatu hipotesis tidak akan
pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita memeriksa seluruh populasi. Tapi
tidak mungkin bahwa kita bisa memeriksa seluruh populasi. Kita dapat
mengambil contoh acak, dan menggunakan informasi (atau bukti) dari contoh itu
untuk menerima atau menolak suatu hipotesis.


B. Jenis-jenis pengujian hipotesis
Berdasarkan Jenis parameternya :
   1. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
           Pengujian hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis
mengenai rata-rata populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Contoh:
    Pengujian hipotesis satu rata-rata
    Pengujian hipotesis beda dua rata-rata
    Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata




   2. Pengujian hipotesis tentang proporsi
            Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis
mengenai proporsi populasi yang didasarkan atas informasi (data) sampelnya.




                                                                              3
Contoh:
    Pengujian hipotesis satu proporsi
    Pengujian hipotesis beda dua proporsi
    Pengujian hipotesis beda tiga proporsi


   3. Pengujian hipotesis tentang varians
       Pengujian hipotesis tentang varians adalah pengujian hipotesis mengenai
varians populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Contoh:
    Pengujian hipotesis tentang satu varians
    Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians


Berdasarkan jenis distribusinya:


   1. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
           Pengujian hipotesis dengan distribusi Z adalah pengujian hipotesis
yang menggunakan distribusi Z sebagai uji statistik. Dimana tabel pengujiannya
disebut tabel normal standar. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan
nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol () yang
dikemukakan.
Contoh:
    Pengujian hipotesis satu dan beda dua rata-rata sampel besar
    Pengujian hipotesis satu dan beda dua proporsi




   2. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
       Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Dimana tabel pengujiannya disebut
t-student. Hasil uji statistiknya kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada
pada tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol () yang dikemukakan.




                                                                                4
Contoh:
    Pengujian hipotesis rata-rata (satu dan beda dua rata-rata) sampel kecil.


   3. Pengujian hipotesis dengan distribusi (kai kuadrat)
           Pengujian hipotesis dengan distribusi (kai kuadrat) adalah pengujian
hipotesis yang menggunakan distribuasi sebagai uji statistik. Tabel yang
digunakan yaitu tabel . Hasil uji statistik kemuadian dibandingkan dengan nilai
yang ada pada tabelnya untuk menerima atau menolak hipotesis nol yang
dikemukakan.
Contoh:
    Pengujian hipotesis beda tiga proporsisi
    Pengujian hipotesis independensi
    Pengujian hipotesis kompatibilitas


   4. Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)
          Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio) adalah pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi F (F-ratio). Tabel yang digunakan untuk
pengujiannya disebut tabel F. Hasil uji statistiknya kemudian dibandingkan
dengan nilai yang ada pada tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol yang
dikemukakan.
Contoh:
    Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata
    Pengujian hipotesis kesamaan dua varians




Berdasarkan jumlah sampel:
       1. Pengujian hipotesis sampel besar
            Pengujian hipotesis sampel besar adalah pengujian hipotesisi yang
            nenggunakan sampel lebih dari 30
       2. Pengujian hipotesis sampel kecil




                                                                                 5
Pengujian hipotesis sampel kecil adalah pengujian hipotesisi yang
           nenggunakan sampel kurang dari 30




Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
    Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
      Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis diaman hipotesis
      nol berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “tidak
      sama dengan”.
    Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
      Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis
      nol berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan
      hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil” atau “lebih kecil atau sama
      dengan” .
    Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan
      Pengujian hipotesis pihak kanan adalah pengujian hipotesis nol berbunyi
      “sama dengan” atau “lebih kecil atau sama dengan” dan hipotesis
      alternatifnya berbunyi “lebih besar” atau “lebih besar atau sama dengan”.


Macam-macam uji hipotesis:
   1. Hipotesis Deskriptif
      yaitu hipotesis yang tidak membandingkan atau menghubungkan dengan
      variabel lain.
   2. Hipotesis Komparatif
      yaitu untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat
      membedakan.
   3. Hipotesis Asosiatif
      yaitu untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat
      hubungan.
      3 jenis Hipotesis Asosiatif:
      1.      Hipotesis hubungan simentris



                                                                                  6
Yaitu hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara
     dua variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukkan sebab akibat.
     2.      Hipotesis hubungan sebab akibat (klausal)
     Yaitu hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara
     dua variabel atau lebih
     3.      Hipotesis hubungan Interaktif
     Yaitu hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat
     saling mempengaruhi.


C. Prosedur pengujian hipotesis
   Menentukan Formula Hipotesis
     Formula hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis:
   Hipotesis Nol
     Hipotesis Nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu peryataan
     yang akan diuji. Disebut Hipotesis nol karena hipotesis tersebut tidak
     memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
   Hipotesis alternatif atau hipotesis tandingan
     Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau
     tandingan dari hipotesis nol.




   Menentukan Taraf Nyata (Significant Level)
      Taraf nyata adalah besarnya taraf toleransi dalam menerima kesalahan
     hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata
     dilambangkan dengan α (baca: alpha), semakin tinggi taraf nyata yang
     digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis
     yang diuji, padahal hipotesis nol benar.


   Menentukan Kriteria Pengujian
     Kriteria penngujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima
     atau    menolak hipotesis nol dengan cara membandingkan α tabel



                                                                             7
distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan
      bentuk pengujiannya.


    Menentukan Nilai Uji Statistik
       Uji statistik merupakan rumusan-rumusan yang berhubungan dengan
      distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan
      perhitungan untuk menduga paramter data sampel yang diambil secara
      random dari sebuah populasi.


    Membuat Kesimpulan
       Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal
      penerimaan atau penolakan hipotesis nol, sesuai dengan kriteria
      pengujiannya.




D. Kesalahan dalam Menguji Hipotesis

     Ada dua macam kesalahan dalam pengujian hipotesis, yaitu:
       Apabila kita menyatakan diterima kemudian dibuktikan melalui penelitian
kita menerimanya, maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.
     Apabila kita menyatakan        diterima kemuadian dibuktikan melalui
       penelitian ditolak, maka kesimpulan yang diambil itu merupakan
       kesalahan yang disebut kesalahan model I (α).
       Apabila kita tolak kemudian dibuktikan melalui penelitian menolaknya,
maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.
     Apabila kita tolak kemudian dibuktikan melalui penelitian diterima, maka
       kesimpulan yang diambil itu merupakan kesalahan yang disebut kesalahan
       model II (β)




                                                                             8
E. Rumus-rumus Penghitungan Statistik Uji

       1. Uji Hipotesis Satu Rata-rata

          Sampel Besar

       Pada uji hipoteisis ini menggunakan distribusi uji Z karena sampel lebih
besar dari 30.
Lanhkah-langkah:
   1. Formulasi hipotesis
           a) H0 :   0
                 H1 :   0
           b) H0 :   0
                 H1 :   0
           c) H0 :   0
                 H1 :    0
   2. Penentuan nilai taraf nyata dan nilai tabel uji Z
       Taraf nyata sesuai soal dan nilai Z sesuai tabel
   3. Kriteria pengujian
           a) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0
                 H0 diterima jika z  z
                 H0 ditolak jika z  z
           b) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0
                 H0 diterima jika z   z
                 H0 ditolak jika z   z
           c) Untuk H0 :   0 dan H1 :    0

                 H0 diterima jika  z / 2  z   z
                                                         /2

                 H0 ditolak jika z  z        dan z  z
                                            2                2



   4. Uji statistik




                                                                             9
x  0
       z
              / n

   5. Kesimpulan
      Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0



Contoh:
Dari 100 sekolah ternama di negara maju rata-rata menetapkan bayaran SPP $495
per bulan ,dengan simpangan baku = $45. Dengan taraf nyata 1% , ujilah :
apakah rata-rata bayaran SPP sekolah ternama kurang dari $500 per bulan ?
  (Uji 2 arah, /2 = 0.5%, statistik uji=z)


Jawab :
Diketahui:      x = 495       s = 45 n=100            0 =500      =1%

       1.      H0 :  = 500
               H1 :  < 500

       2*      statistik uji : z  karena contoh besar

       3*      arah pengujian : pihak kiri

       4*      Taraf Nyata Pengujian =  = 1% = 0.01 , z 0.01 = 2.33

       5.      kriteria pengujian  H0 diterima jika z  2,33
                                      H0 ditolak jika z < - 2.33
       6.      Statistik Hitung
             x  0 495  500  5
       z          =         =    = -1.11
              / n 45 / 100 4.5

       7.    Kesimpulan :     z hitung = -1.11 ada di daerah penerimaan H0

       H0 diterima,karena z  2,33 yaitu z = -1,11, jadi rata-rata bayaran SPP
       sekolah ternama masih = $ 500



                                                                             10
 sampel Kecil

        Pada uji hipoteisis ini menggunakan distribusi uji t karena sampel lebih
kecil dari 30.
Lanhkah-langkah:
    1. Formulasi hipotesis
            d) H0 :   0
                 H1 :   0
            e) H0 :   0
                 H1 :   0
            f) H0 :   0
                 H1 :    0
    2. Penentuan nilai taraf nyata dan nilai tabel uji t
        Taraf nyata sesuai soal dan nilai t sesuai tabel, kemudian menentukan
        derajat kebebasan yaitu db = n -1
    3. Kriteria pengujian
            a) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0
                 H0 diterima jika t  t ( db, )
                 H0 ditolak jika t > t( db , )

            b) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0
                 H0 diterima jika t   t ( db; )
                 H0 ditolak jika t <  t( db; )


            c) Untuk H0 :   0 dan H1 :    0

                 H0 diterima jika  t ( db,       )
                                                        t  t ( db,       )
                                               2                        2
                 H0 ditolak jika t   t( db,               dan t  t( db;
                                                        2)                      2)




    4. Uji statistik




                                                                                     11
x  0
       t
              s/ n

   5. Kesimpulan
      Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0


contoh :
         Seorang pengawas menguji 25 guru di sebuah SMU                                  negeri dan
mendapatkan bahwa rata-rata penguasaan pekerjaan sebagai guru                            profesional
adalah 22 bulan dengan simpangan baku = 4 bulan. Dengan taraf                            nyata 5% ,
ujilah :
Apakah rata-rata penguasaan pekerjaan sebagai guru profesional                           tidak sama
dengan 20 bulan?

Jawab:
Diketahui :     x = 22           s=4                        n = 25             0 = 20       = 5%

       1.       H0 :  = 20
                H1 :   20

       2*       statistik uji : t  karena contoh kecil

       3*       arah pengujian : 2 arah

       4*       Taraf Nyata Pengujian =  = 5% = 0.05
                                      /2 = 2.5% = 0.025
                db = n-1 = 25-1 = 24
                       t (24; 2.5%) = 2.064


       5.kriteria pengujian:
                H0 diterima jika  t ( db,       )
                                                       t  t ( db,       )
                                              2                        2
                H0 ditolak jika t   t( db,               dan t  t( db;
                                                       2)                      2)




       6.       Statistik Hitung
                                      x  0 22  20 2
                                 t         =       =  = 2.5
                                      s / n 4 / 25 0.8
       7.       Kesimpulan : t hitung = 2.5 ada di daerah penolakan H0



                                                                                                 12
H0 ditolak, H1 diterima ,
                   rata-rata penguasaan pekerjaan sebagai guru profesional  20 bulan

       2. Uji Hipotesis Beda 2 rata-rata

                 sampel Besar

       Pada uji hipoteisis ini menggunakan distribusi uji Z karena sampel lebih
besar dari 30.
Langkah-langkah:
   1. Formulasi hipotesis
             g) H0 :   0
                   H1 :   0
             h) H0 :   0
                   H1 :   0
             i)    H0 :   0
                   H1 :    0
   2. Penentuan nilai taraf nyata dan nilai tabel uji Z
       Taraf nyata sesuai soal dan nilai Z sesuai tabel
   3. Kriteria pengujian
             a) . Untuk H0 :   0 dan H1 :   0
                   H0 diterima jika z  z
                   H0 ditolak jika z  z

             b) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0
                   H0 diterima jika z   z
                   H0 ditolak jika z   z

             c) Untuk H0 :   0 dan H1 :    0

                   H0 diterima jika  z / 2  z   z
                                                           /2

                   H0 ditolak jika z  z        dan z  z
                                              2                2



   4. Uji statistik



                                                                                  13
x1  x 2
        z
               ( 12 / n1 )  (  2 / n2 )
                                  2




    5. Kesimpulan
       Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0
           Jika H0 diterima maka H1 ditolak
           Jika H0 ditolak maka H1 diterima


Contoh:
Berikut adalah data nilai ujian siswa kelas 10 smu yang mengikuti kursus dengan
yang tidak mengikuti kursus.


                            Dg kursus                  Tanpa kursus
rata-rata nilai prestasi    x1 = 300                   x 2 = 302
Ragam                        s12 = 4                    2
                                                       s2 = 4.5
ukuran sampel                n1 = 40                   n2 = 30

Dengan taraf nyata 5 % ujilah :
Apakah rata-rata nilai ujian siswa kelas 10 smu yang mengikuti kursus lebih
besar dibanding dengan yang tidak mengikuti kursus?

Jawab :  = 5 %

        1.      H0 : 1   2
                H1 : 1   2

        2*      statistik uji : z  karena contoh besar

        3*      arah pengujian : pihak kanan

        4*      Taraf Nyata Pengujian =  = 5% , z5% = 1.645

        5.       kriteria pengujian :        H0 diterima jika z  1, ,645
                                             H0 ditolak jika z > 1,645


        6.      Statistik Hitung




                                                                            14
x1  x2                       300  302
        z                                     =
                 ( s12 / n1 )  ( s 2 / n2 )
                                    2
                                                   (4 / 40)  ( 4.5 / 30)
                2        2    2
                               = 4
             01  015
              .    .    0.25 0.5


        7.      Kesimpulan : z hitung = 4 ada di daerah penolakan H0
                        H0 ditolak, H1 diterima
        Jadi, nilai ujian siswa kelas 10 smu yang mengikuti kursus lebih besar
        dibanding dengan yang tidak mengikuti kursus


                  Sampel Kecil

        Pada uji hipoteisis ini menggunakan distribusi uji t karena sampel lebih
kecil dari 30.
Lanhkah-langkah:
    1. Formulasi hipotesis
              a) H0 :   0
                  H1 :   0
              b) H0 :   0
                  H1 :   0
              c) H0 :   0
                  H1 :    0
    2. Penentuan nilai taraf nyata dan nilai tabel uji t
        Taraf nyata sesuai soal dan nilai t sesuai tabel,
    3. Kriteria pengujian
              a) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0
                  H0 diterima jika t  t ( db, )
                  H0 ditolak jika t > t( db , )

              b) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0
                  H0 diterima jika t   t ( db; )
                  H0 ditolak jika t <  t( db; )




                                                                             15
c) Untuk H0 :   0 dan H1 :    0

              H0 diterima jika  t ( db,       )
                                                     t  t ( db,       )
                                            2                        2
              H0 ditolak jika t   t( db,               dan t  t( db;
                                                     2)                      2)




  4. Uji statistic
     Untuk pangamatan tidak berpasangan




                     memiliki distribusi dengan


                Untuk pengamatan berpasangan




                Keterangan :
                     = rata-rata dari nilai d
                      = simpangan baku dari nilai d
                     = bayaknya pasangan
                     memiliki distribusi dengan

  5. Kesimpulan
     Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0
         Jika H0 diterima maka H1 ditolak
         Jika H0 ditolak maka H1 diterima




Contoh :



                                                                                  16
Berikut adalah data nilai test guru berprestasi yang lulus dari universitas negeri
dengan guru yang lulus dari universitas swasta
                                        Universitas negeri                 Unuversitas swasta
rata-rata                               x1 = 20                            x 2 = 12
Ragam                                   s12 = 3.9                           2
                                                                           s2 = 0.72
ukuran sampel                           n1 = 13                            n2 = 12

Dengan taraf nyata 1 % ujilah :
Apakah rata-rata nilai test guru berprestasi yang lulus dari universitas negeri
dengan guru yang lulus dari universitas swasta tidak sama?



Jawab :

        =1%
        1.  H0 : 1   2                                                          H1 : 1   2

        2*         statistik uji : t  karena contoh kecil
        3*         arah pengujian : 2 pihak
        4*         Taraf Nyata Pengujian =  = 1% = 0.01
                                                        /2 = 0.5% = 0.005
                                                       t (23; 0.5%) = 2.807


        5.         kriteria pengujian
                   db = n1 + n2 - 2 = 13+ 12 - 2 = 23

                        H0 diterima jika  t ( db,           )
                                                                   t  t ( db,       )
                                                          2                        2
                    H0 ditolak jika t   t( db,                      dan t  t( db;
                                                                  2)                           2)


        6.         Statistik Hitung


             x1  x 2                               20 - 12                                8             8           8
t                                  =                                                                         
      ( s12 / n1 )  ( s 2 / n2 )
                         2
                                         (3.9 / 13)  ( 0.72 / 12)                     0.30  0.06       0.36       0.60
= 13,33

        7.         Kesimpulan : t hitung = 13.33 ada di daerah penolakan H0




                                                                                                                      17
H0 ditolak, H1 diterima , rata-rata nilai test guru berprestasi yang lulus dari
universitas negeri dengan guru yang lulus dari universitas swasta tidak sama.


                                     Bab III
                                     Penutup
 Kesimpulan

       Dalam melakukan sebuah penelitian langkah awal yang kita tentukan
adalah menentukan hipotesis, dimana hipotesis adalah pernyataan atau dugaan
sementara mengenai satu atau lebih populasi.


       Hipotesis yang telah kita tentukan tadi perlu diadakan pengujian untuk
membuktikan apakah hipotesis kita sudah benar atau salah. Hal ini disebut dengan
penguian hipotesis.


       Pengujian hipotesis sangat berperan penting pada penelitian. Hal ini bisa
mempermudah kita untuk menguji hipotesis kita sehingga pengujian hipotesis ini
merupakan salah satu hal yang harus kita kuasai jika kita ingin melakukan
penelitian.

           Dua jenis pengujian hipotesis yaitu uji hipotesis satu rata-rata dan uji
hipotesis dua rata-rata.
Masing-masing dari kedua jenis uji hipotesis tersebut terdiri dari sampel besar dan
sampel kecil yang mempunyai langkah-langkah tersendiri yang pada akhirnya bisa
menghasilkan kesimpulan dari hipotesis yang kita ambil apakah diterima atau
ditolak.




                                                                                18

More Related Content

What's hot (20)

Uji Hipotesis
Uji HipotesisUji Hipotesis
Uji Hipotesis
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
10. uji hipotesis satu rata rata
10. uji hipotesis satu rata rata10. uji hipotesis satu rata rata
10. uji hipotesis satu rata rata
 
Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1Statistika inferensial 1
Statistika inferensial 1
 
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan ParameterStatistika bisnis: Pendugaan Parameter
Statistika bisnis: Pendugaan Parameter
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Distribusi eksponensial
Distribusi eksponensialDistribusi eksponensial
Distribusi eksponensial
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Pendugaan Parameter
Pendugaan ParameterPendugaan Parameter
Pendugaan Parameter
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
 
Materi p15 nonpar_korelasi
Materi p15 nonpar_korelasiMateri p15 nonpar_korelasi
Materi p15 nonpar_korelasi
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-RataPengujian Hipotesis Rata-Rata
Pengujian Hipotesis Rata-Rata
 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 

Similar to Statistika

Makalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisMakalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisGhian Velina
 
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdfSMAPLUSN2BANYUASINII
 
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu PopulasiMakalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu PopulasiFadhila Isnaini
 
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptxSesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptxasyifa24
 
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.pptHIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.pptDewiAnti3
 
07 - Pengujian Hipotesis.pdf
07 - Pengujian Hipotesis.pdf07 - Pengujian Hipotesis.pdf
07 - Pengujian Hipotesis.pdfElvi Rahmi
 
Pegujian hipotesis enny
Pegujian hipotesis ennyPegujian hipotesis enny
Pegujian hipotesis ennyEnny Herdiyani
 
Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05robin2dompas
 
Pert 11 12 pengantar statistika inferensi
Pert 11 12 pengantar statistika inferensiPert 11 12 pengantar statistika inferensi
Pert 11 12 pengantar statistika inferensiCanny Becha
 
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfBab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfimampajri1
 
Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis Aisyah Turidho
 
Asumsi asumsi-dalam-inferensi-statistika1
Asumsi asumsi-dalam-inferensi-statistika1Asumsi asumsi-dalam-inferensi-statistika1
Asumsi asumsi-dalam-inferensi-statistika1dedii hermansyah
 
Tugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaTugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaatin111
 

Similar to Statistika (20)

Makalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisMakalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian Hipotesis
 
Uji hipotesis
Uji hipotesisUji hipotesis
Uji hipotesis
 
Uji Hipotesis
Uji HipotesisUji Hipotesis
Uji Hipotesis
 
Hipotesis
HipotesisHipotesis
Hipotesis
 
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
14_Pelatihan-Soal uji hipotesis.pdf
 
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu PopulasiMakalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
Makalah Pengujian Hipotesis Varians Satu Populasi
 
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptxSesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
Sesi 5-Merancang Hipotesis.pptx
 
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.pptHIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
HIPOTESIS,VARIABEL,POPULASI DAN SAMPEL.ppt
 
07 - Pengujian Hipotesis.pdf
07 - Pengujian Hipotesis.pdf07 - Pengujian Hipotesis.pdf
07 - Pengujian Hipotesis.pdf
 
Pegujian hipotesis enny
Pegujian hipotesis ennyPegujian hipotesis enny
Pegujian hipotesis enny
 
Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05
 
Uji hipotesis kel.4
Uji hipotesis kel.4Uji hipotesis kel.4
Uji hipotesis kel.4
 
hipotesis
hipotesishipotesis
hipotesis
 
Pert 11 12 pengantar statistika inferensi
Pert 11 12 pengantar statistika inferensiPert 11 12 pengantar statistika inferensi
Pert 11 12 pengantar statistika inferensi
 
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdfBab-3-Uji-Hipotesis.pdf
Bab-3-Uji-Hipotesis.pdf
 
Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis Makalah uji hipotesis
Makalah uji hipotesis
 
Asumsi asumsi-dalam-inferensi-statistika1
Asumsi asumsi-dalam-inferensi-statistika1Asumsi asumsi-dalam-inferensi-statistika1
Asumsi asumsi-dalam-inferensi-statistika1
 
statistika dasar
statistika dasarstatistika dasar
statistika dasar
 
Tugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesiaTugas uas b.indonesia
Tugas uas b.indonesia
 
Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11Statistika Dasar Pertemuan 11
Statistika Dasar Pertemuan 11
 

Recently uploaded

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 

Recently uploaded (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 

Statistika

  • 1. Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Disadari atau tidak, statistika adalah ilmu yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai peranan yang amat penting dalam kehidupan manusia dan mempunyai banyak keterikatakan dengan banyak cabang ilmu yang lainnya. Hal ini juga dapat dilihat pada pemerintah yang menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa lalu dari data-data yang telah ada dan juga untuk membuat rencana masa dating. Dunia penelitian atau riset, di manapun dilakukan, bukan saja telah mendapat manfaat yang baik dari statistika tetapi sering harus menggunakannya. Untuk mengetahui apakah cara yang baru ditemukan lebih baik daripada cara lama, melalui riset yang lapangan, perlu diadakan penilaian dengan statistika. Apakah model untuk sesuatu hal dapat kita anut atau tidak, perlu diselidiki dengan menggunakan teori statistika. Statistika juga telah cukup mampu untuk menentukan apakah factor yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi factor lainnya. Kalau ada hubungan antara factor-faktor, berapa kuat adanya hubungan tersebut? Bisakah kita meninggalkan factor yang satu dan hanya memperhatikan factor lainnya untuk keperluan studi lebih lanjut? Dan apakah hipotesis yang kita tentukan terbukti benar atau tidak. Dari uraian di atas sudah cukup menggambarkan mengenai statistik. Dimana dalam melakukan penelitian pertama-tama kita harus menentukan hipotesis terlebih dahulu. Hipotesis Statistik : pernyataan atau dugaan sementara mengenai satu atau lebih populasi. Untuk membuktikan apakah hipotesis yang telah kita tentukan apakah benar atau salah maka dapat dilakukan dengan pengujian hipotesis. Dalam statisktika pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya uji satu arah dan uji dua arah, menggunakan rumus uji, mamakai langkah-langkah dalam pengujian hipotesis yang memuat tujuh langkah dan sebagainya. Tentunya 1
  • 2. masih banyak cara lain dalam pengujian hipotesis yang akan dibahas pada makalah ini. B. Rumusan masalah  Apa itu hipotesis?  Apa saja jenis-jenis pengujian hipotesis?  Bagaiman Prosedur pengujian hipotesis?  Apa saja Kesalahan dalam Menguji Hipotesis?  Apa itu uji hipotesis satu rata-rata?  Apa itu uji hipotesis dua rata-rata? C. Tujuan  Memberikan informasi tentang pengujian hipotesis  Memberikan informasi jenis-jenis pengujian hipotesis  Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengujian hipotesis  Memberikan informasi tentang uji hipotesis 1 rata-rata dan 2 rata-rata  Menentukan apakah hipotesis yang telah ditentukan benar atau salah 2
  • 3. Bab II Pembahasan A. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan sementara mengenai satu atau lebih populasi. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai paramater populasi Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Kebenaran (benar atau salahnya ) suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti, kecuali kita memeriksa seluruh populasi. Tapi tidak mungkin bahwa kita bisa memeriksa seluruh populasi. Kita dapat mengambil contoh acak, dan menggunakan informasi (atau bukti) dari contoh itu untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. B. Jenis-jenis pengujian hipotesis Berdasarkan Jenis parameternya : 1. Pengujian hipotesis tentang rata-rata Pengujian hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis mengenai rata-rata populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya. Contoh:  Pengujian hipotesis satu rata-rata  Pengujian hipotesis beda dua rata-rata  Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata 2. Pengujian hipotesis tentang proporsi Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi populasi yang didasarkan atas informasi (data) sampelnya. 3
  • 4. Contoh:  Pengujian hipotesis satu proporsi  Pengujian hipotesis beda dua proporsi  Pengujian hipotesis beda tiga proporsi 3. Pengujian hipotesis tentang varians Pengujian hipotesis tentang varians adalah pengujian hipotesis mengenai varians populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya. Contoh:  Pengujian hipotesis tentang satu varians  Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians Berdasarkan jenis distribusinya: 1. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z Pengujian hipotesis dengan distribusi Z adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi Z sebagai uji statistik. Dimana tabel pengujiannya disebut tabel normal standar. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol () yang dikemukakan. Contoh:  Pengujian hipotesis satu dan beda dua rata-rata sampel besar  Pengujian hipotesis satu dan beda dua proporsi 2. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student) Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Dimana tabel pengujiannya disebut t-student. Hasil uji statistiknya kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada pada tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol () yang dikemukakan. 4
  • 5. Contoh:  Pengujian hipotesis rata-rata (satu dan beda dua rata-rata) sampel kecil. 3. Pengujian hipotesis dengan distribusi (kai kuadrat) Pengujian hipotesis dengan distribusi (kai kuadrat) adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribuasi sebagai uji statistik. Tabel yang digunakan yaitu tabel . Hasil uji statistik kemuadian dibandingkan dengan nilai yang ada pada tabelnya untuk menerima atau menolak hipotesis nol yang dikemukakan. Contoh:  Pengujian hipotesis beda tiga proporsisi  Pengujian hipotesis independensi  Pengujian hipotesis kompatibilitas 4. Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio) Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio) adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi F (F-ratio). Tabel yang digunakan untuk pengujiannya disebut tabel F. Hasil uji statistiknya kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada pada tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol yang dikemukakan. Contoh:  Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata  Pengujian hipotesis kesamaan dua varians Berdasarkan jumlah sampel: 1. Pengujian hipotesis sampel besar Pengujian hipotesis sampel besar adalah pengujian hipotesisi yang nenggunakan sampel lebih dari 30 2. Pengujian hipotesis sampel kecil 5
  • 6. Pengujian hipotesis sampel kecil adalah pengujian hipotesisi yang nenggunakan sampel kurang dari 30 Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya  Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test) Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis diaman hipotesis nol berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “tidak sama dengan”.  Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil” atau “lebih kecil atau sama dengan” .  Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan Pengujian hipotesis pihak kanan adalah pengujian hipotesis nol berbunyi “sama dengan” atau “lebih kecil atau sama dengan” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih besar” atau “lebih besar atau sama dengan”. Macam-macam uji hipotesis: 1. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan atau menghubungkan dengan variabel lain. 2. Hipotesis Komparatif yaitu untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan. 3. Hipotesis Asosiatif yaitu untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan. 3 jenis Hipotesis Asosiatif: 1. Hipotesis hubungan simentris 6
  • 7. Yaitu hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukkan sebab akibat. 2. Hipotesis hubungan sebab akibat (klausal) Yaitu hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih 3. Hipotesis hubungan Interaktif Yaitu hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling mempengaruhi. C. Prosedur pengujian hipotesis  Menentukan Formula Hipotesis Formula hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis:  Hipotesis Nol Hipotesis Nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu peryataan yang akan diuji. Disebut Hipotesis nol karena hipotesis tersebut tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.  Hipotesis alternatif atau hipotesis tandingan Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol.  Menentukan Taraf Nyata (Significant Level) Taraf nyata adalah besarnya taraf toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan α (baca: alpha), semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji, padahal hipotesis nol benar.  Menentukan Kriteria Pengujian Kriteria penngujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol dengan cara membandingkan α tabel 7
  • 8. distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya.  Menentukan Nilai Uji Statistik Uji statistik merupakan rumusan-rumusan yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga paramter data sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi.  Membuat Kesimpulan Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol, sesuai dengan kriteria pengujiannya. D. Kesalahan dalam Menguji Hipotesis  Ada dua macam kesalahan dalam pengujian hipotesis, yaitu: Apabila kita menyatakan diterima kemudian dibuktikan melalui penelitian kita menerimanya, maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.  Apabila kita menyatakan diterima kemuadian dibuktikan melalui penelitian ditolak, maka kesimpulan yang diambil itu merupakan kesalahan yang disebut kesalahan model I (α). Apabila kita tolak kemudian dibuktikan melalui penelitian menolaknya, maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.  Apabila kita tolak kemudian dibuktikan melalui penelitian diterima, maka kesimpulan yang diambil itu merupakan kesalahan yang disebut kesalahan model II (β) 8
  • 9. E. Rumus-rumus Penghitungan Statistik Uji 1. Uji Hipotesis Satu Rata-rata  Sampel Besar Pada uji hipoteisis ini menggunakan distribusi uji Z karena sampel lebih besar dari 30. Lanhkah-langkah: 1. Formulasi hipotesis a) H0 :   0 H1 :   0 b) H0 :   0 H1 :   0 c) H0 :   0 H1 :    0 2. Penentuan nilai taraf nyata dan nilai tabel uji Z Taraf nyata sesuai soal dan nilai Z sesuai tabel 3. Kriteria pengujian a) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0 H0 diterima jika z  z H0 ditolak jika z  z b) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0 H0 diterima jika z   z H0 ditolak jika z   z c) Untuk H0 :   0 dan H1 :    0 H0 diterima jika  z / 2  z   z  /2 H0 ditolak jika z  z dan z  z 2 2 4. Uji statistik 9
  • 10. x  0 z  / n 5. Kesimpulan Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 Contoh: Dari 100 sekolah ternama di negara maju rata-rata menetapkan bayaran SPP $495 per bulan ,dengan simpangan baku = $45. Dengan taraf nyata 1% , ujilah : apakah rata-rata bayaran SPP sekolah ternama kurang dari $500 per bulan ? (Uji 2 arah, /2 = 0.5%, statistik uji=z) Jawab : Diketahui: x = 495 s = 45 n=100  0 =500 =1% 1. H0 :  = 500 H1 :  < 500 2* statistik uji : z  karena contoh besar 3* arah pengujian : pihak kiri 4* Taraf Nyata Pengujian =  = 1% = 0.01 , z 0.01 = 2.33 5. kriteria pengujian  H0 diterima jika z  2,33 H0 ditolak jika z < - 2.33 6. Statistik Hitung x  0 495  500  5 z = = = -1.11  / n 45 / 100 4.5 7. Kesimpulan : z hitung = -1.11 ada di daerah penerimaan H0 H0 diterima,karena z  2,33 yaitu z = -1,11, jadi rata-rata bayaran SPP sekolah ternama masih = $ 500 10
  • 11.  sampel Kecil Pada uji hipoteisis ini menggunakan distribusi uji t karena sampel lebih kecil dari 30. Lanhkah-langkah: 1. Formulasi hipotesis d) H0 :   0 H1 :   0 e) H0 :   0 H1 :   0 f) H0 :   0 H1 :    0 2. Penentuan nilai taraf nyata dan nilai tabel uji t Taraf nyata sesuai soal dan nilai t sesuai tabel, kemudian menentukan derajat kebebasan yaitu db = n -1 3. Kriteria pengujian a) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0 H0 diterima jika t  t ( db, ) H0 ditolak jika t > t( db , ) b) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0 H0 diterima jika t   t ( db; ) H0 ditolak jika t <  t( db; ) c) Untuk H0 :   0 dan H1 :    0 H0 diterima jika  t ( db, )  t  t ( db, ) 2 2 H0 ditolak jika t   t( db, dan t  t( db; 2) 2) 4. Uji statistik 11
  • 12. x  0 t s/ n 5. Kesimpulan Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0 contoh : Seorang pengawas menguji 25 guru di sebuah SMU negeri dan mendapatkan bahwa rata-rata penguasaan pekerjaan sebagai guru profesional adalah 22 bulan dengan simpangan baku = 4 bulan. Dengan taraf nyata 5% , ujilah : Apakah rata-rata penguasaan pekerjaan sebagai guru profesional tidak sama dengan 20 bulan? Jawab: Diketahui : x = 22 s=4 n = 25 0 = 20  = 5% 1. H0 :  = 20 H1 :   20 2* statistik uji : t  karena contoh kecil 3* arah pengujian : 2 arah 4* Taraf Nyata Pengujian =  = 5% = 0.05 /2 = 2.5% = 0.025 db = n-1 = 25-1 = 24 t (24; 2.5%) = 2.064 5.kriteria pengujian: H0 diterima jika  t ( db, )  t  t ( db, ) 2 2 H0 ditolak jika t   t( db, dan t  t( db; 2) 2) 6. Statistik Hitung x  0 22  20 2 t = = = 2.5 s / n 4 / 25 0.8 7. Kesimpulan : t hitung = 2.5 ada di daerah penolakan H0 12
  • 13. H0 ditolak, H1 diterima , rata-rata penguasaan pekerjaan sebagai guru profesional  20 bulan 2. Uji Hipotesis Beda 2 rata-rata  sampel Besar Pada uji hipoteisis ini menggunakan distribusi uji Z karena sampel lebih besar dari 30. Langkah-langkah: 1. Formulasi hipotesis g) H0 :   0 H1 :   0 h) H0 :   0 H1 :   0 i) H0 :   0 H1 :    0 2. Penentuan nilai taraf nyata dan nilai tabel uji Z Taraf nyata sesuai soal dan nilai Z sesuai tabel 3. Kriteria pengujian a) . Untuk H0 :   0 dan H1 :   0 H0 diterima jika z  z H0 ditolak jika z  z b) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0 H0 diterima jika z   z H0 ditolak jika z   z c) Untuk H0 :   0 dan H1 :    0 H0 diterima jika  z / 2  z   z  /2 H0 ditolak jika z  z dan z  z 2 2 4. Uji statistik 13
  • 14. x1  x 2 z ( 12 / n1 )  (  2 / n2 ) 2 5. Kesimpulan Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0  Jika H0 diterima maka H1 ditolak  Jika H0 ditolak maka H1 diterima Contoh: Berikut adalah data nilai ujian siswa kelas 10 smu yang mengikuti kursus dengan yang tidak mengikuti kursus. Dg kursus Tanpa kursus rata-rata nilai prestasi x1 = 300 x 2 = 302 Ragam s12 = 4 2 s2 = 4.5 ukuran sampel n1 = 40 n2 = 30 Dengan taraf nyata 5 % ujilah : Apakah rata-rata nilai ujian siswa kelas 10 smu yang mengikuti kursus lebih besar dibanding dengan yang tidak mengikuti kursus? Jawab :  = 5 % 1. H0 : 1   2 H1 : 1   2 2* statistik uji : z  karena contoh besar 3* arah pengujian : pihak kanan 4* Taraf Nyata Pengujian =  = 5% , z5% = 1.645 5. kriteria pengujian : H0 diterima jika z  1, ,645 H0 ditolak jika z > 1,645 6. Statistik Hitung 14
  • 15. x1  x2 300  302 z = ( s12 / n1 )  ( s 2 / n2 ) 2 (4 / 40)  ( 4.5 / 30) 2 2 2   = 4 01  015 . . 0.25 0.5 7. Kesimpulan : z hitung = 4 ada di daerah penolakan H0 H0 ditolak, H1 diterima Jadi, nilai ujian siswa kelas 10 smu yang mengikuti kursus lebih besar dibanding dengan yang tidak mengikuti kursus Sampel Kecil Pada uji hipoteisis ini menggunakan distribusi uji t karena sampel lebih kecil dari 30. Lanhkah-langkah: 1. Formulasi hipotesis a) H0 :   0 H1 :   0 b) H0 :   0 H1 :   0 c) H0 :   0 H1 :    0 2. Penentuan nilai taraf nyata dan nilai tabel uji t Taraf nyata sesuai soal dan nilai t sesuai tabel, 3. Kriteria pengujian a) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0 H0 diterima jika t  t ( db, ) H0 ditolak jika t > t( db , ) b) Untuk H0 :   0 dan H1 :   0 H0 diterima jika t   t ( db; ) H0 ditolak jika t <  t( db; ) 15
  • 16. c) Untuk H0 :   0 dan H1 :    0 H0 diterima jika  t ( db, )  t  t ( db, ) 2 2 H0 ditolak jika t   t( db, dan t  t( db; 2) 2) 4. Uji statistic Untuk pangamatan tidak berpasangan memiliki distribusi dengan Untuk pengamatan berpasangan Keterangan : = rata-rata dari nilai d = simpangan baku dari nilai d = bayaknya pasangan memiliki distribusi dengan 5. Kesimpulan Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan H0  Jika H0 diterima maka H1 ditolak  Jika H0 ditolak maka H1 diterima Contoh : 16
  • 17. Berikut adalah data nilai test guru berprestasi yang lulus dari universitas negeri dengan guru yang lulus dari universitas swasta Universitas negeri Unuversitas swasta rata-rata x1 = 20 x 2 = 12 Ragam s12 = 3.9 2 s2 = 0.72 ukuran sampel n1 = 13 n2 = 12 Dengan taraf nyata 1 % ujilah : Apakah rata-rata nilai test guru berprestasi yang lulus dari universitas negeri dengan guru yang lulus dari universitas swasta tidak sama? Jawab : =1% 1. H0 : 1   2 H1 : 1   2 2* statistik uji : t  karena contoh kecil 3* arah pengujian : 2 pihak 4* Taraf Nyata Pengujian =  = 1% = 0.01 /2 = 0.5% = 0.005 t (23; 0.5%) = 2.807 5. kriteria pengujian db = n1 + n2 - 2 = 13+ 12 - 2 = 23 H0 diterima jika  t ( db, )  t  t ( db, ) 2 2 H0 ditolak jika t   t( db, dan t  t( db; 2) 2) 6. Statistik Hitung x1  x 2 20 - 12 8 8 8 t =    ( s12 / n1 )  ( s 2 / n2 ) 2 (3.9 / 13)  ( 0.72 / 12) 0.30  0.06 0.36 0.60 = 13,33 7. Kesimpulan : t hitung = 13.33 ada di daerah penolakan H0 17
  • 18. H0 ditolak, H1 diterima , rata-rata nilai test guru berprestasi yang lulus dari universitas negeri dengan guru yang lulus dari universitas swasta tidak sama. Bab III Penutup Kesimpulan Dalam melakukan sebuah penelitian langkah awal yang kita tentukan adalah menentukan hipotesis, dimana hipotesis adalah pernyataan atau dugaan sementara mengenai satu atau lebih populasi. Hipotesis yang telah kita tentukan tadi perlu diadakan pengujian untuk membuktikan apakah hipotesis kita sudah benar atau salah. Hal ini disebut dengan penguian hipotesis. Pengujian hipotesis sangat berperan penting pada penelitian. Hal ini bisa mempermudah kita untuk menguji hipotesis kita sehingga pengujian hipotesis ini merupakan salah satu hal yang harus kita kuasai jika kita ingin melakukan penelitian. Dua jenis pengujian hipotesis yaitu uji hipotesis satu rata-rata dan uji hipotesis dua rata-rata. Masing-masing dari kedua jenis uji hipotesis tersebut terdiri dari sampel besar dan sampel kecil yang mempunyai langkah-langkah tersendiri yang pada akhirnya bisa menghasilkan kesimpulan dari hipotesis yang kita ambil apakah diterima atau ditolak. 18