1. Nama : 1. Della Oktarinda H (1800018325)
2. Yuly Alfiani (1800018305)
3. Jesicha Hety M (1800018323)
4. Nibras Norsalim (1800018311)
5. Rr Kurnia R. H (1800018309)
6. Mirawati Faruk (1800018322)
7. Shella Rossa S (1800018315)
8. Sarah Indriani (1800018303)
9. Maulida Zafira (1800018292)
10.Diza Awalia I (1800018321)
11. Intan Megawati (1800018316)
12. Fesa Wahyu n (1800018293)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DALAM ORGANISASI
2. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Dalam Organisasi
01
komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan
paling kurang satu orang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung
diketahui balikannya
Organisasi adalah kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-samauntuk mencapai tujuan
tertentu.
Organisasi adalah unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa
alasan, seperti organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin dapat kita
lakukan sendirian, dengan bekerja sama individu-individu dapat menyelesaikan tugas-tugas
yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan tercapai, organisasi dapat menyediakan
pengetahuan yang berkesinambungan serta dapat menjadi sumber karier yang penting.
Istilah interpersonal merujuk pada adanya interaksi antara dua orang atau lebih dalam organisasi.
Ketika terjadi perilaku interpersonal, maka terdapat 4 orientasi yaitu :
(1) saya tidak oke, kamu oke, (2) saya tidak oke, kamu tidak oke, (3) Saya oke, kamu tidak oke,
dan (4) saya oke, kamu oke.
Dari 4 orientasi tersebut, tentu saja yang paling positif yaitu ketika perilaku interpersonal sama-
sama oke atau sama-sama untung. Komunikasi interpersonal tidak bias dilepaskan dari
komunikasi antar dua orang atau lebih yang didasari oleh saling kenal, hormat,
senang dan nyaman, melibatkan sejumlah orang yang terbatas, yang sudah saling
Mengenal satu dengan lainya, terjadi timbal balik dengan segera dan saling percaya
3. Terdapat tiga kebutuhan dasar interpersonal, yaitu :
1. Inclusion (diikutserakan)
2. Control (pengendalian)
3. Afeksi (kasih sayang)
4. 1. Inclusion (diikutserakan)
maksudnya kebutuhan merasa berarti dan diperhitungkan.
Menurut Schutz : orang yang tidak berhasil memenuhi kebutuhan ini
dinamakan kurang sosial atau terlalu sosial. Orang yang kurang sosial (takut berkomunikasi),
tidak suka orang lain disekelilingnya, mereka menganggap komunikasi sebagai ancaman dari
orang lain. Tipe seperti ini sering merasa malu dan sangat sulit untuk menciptakan percakapan
dengan yang lain dalam organisasi. Orang yang kurang sosial seringkali orang cerdas yang
merasa kesepian, orang yang suka bersembunyi dalam keramaian. Tipe orang seperti ini sulit
untuk memberikan sumbangan informasi dan mengatakan sesuatu secara lisan, karena takut
bahwa dia akan kurang diperhaikan.
Lawan dari orang yang kurang sosial adalah individu yang terlampau sosial yang tidak dapat
distop dari keterlibatan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam organisasi, tipe orang seperti
ini sangat suka berbicara dan diinginkan oleh orang lain agar diam sejenak dan seringnya orang
seperti ini diberi julukan besar mulut.
Individu yang telah memuaskan kebutuhan mereka dalam penghargaan ini dinamakan orang
yang sosial. TIpe seperti ini sanggup untuk menangani situasi dengan atau tanpa orang lain.
5. 2. Control (pengendalian)
Kontrol adalah kebutuhan yang timbul karena rasa tanggung jawab
dan kepemimpinan. Semua orang mempunyai kebutuhan untuk
mengontrol orang lain, tetapi kekuatan kebutuhan ini dan cara
untuk menyatakannya berbeda-beda.
Ada tiga tipe yang berbeda, diantaranya :
1. Abdikrat, adalah orang-orang yang berkepribadian sangat
patuh pada orang lain
2. Autokrat, adalah orang-orang yang tidak pernah merasa
cukup mengontrol
3. Demokrat, adalah individu yang kebutuhan kontrolnya
terpuaskan
6. 3. Afeksi (kasih sayang)
Add Contents Title
Add Contents Title
Add Contents Title
Add Contents Title
Afeksi merupakan kebutuhan yang penting dalam pemilihan hubungan, afeksi diekspresikan
dengan memberikan “belaian” suatu indikasi verbal dan nonverbal mengenai perilaku yang
dinilai oleh orang lain dalam suatu kelompok kerja.
Kebutuhan afeksi yang tinggi, akan ditunjukkan dengan kehangatan dan kepedulian, seperti
melakukan jabatan tangan yang erat, tepukan yang pantas pada punggung, senyum, kontak
mata yang hangat, dll, atau dengan menggunakan kata-kata yang positif.
Sedangkan kebutuhan afeksi yang rendah, umumnya orang tersebut bersifat dingin, tidak
mudah untuk bersahabat, dan cenderung selektif dalam mengembangkan hubungan.
7. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
1
3
2
Hambatan sosiol antro psikologis
a. Hambatan sosiologis : merupakan hambatan
yang terjadi karena adanya perbedaan golongan
dan lapisan yang menyebabkan adanya
perbedaan status sosial, idiologi, tingkat
pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya.
b. Hambatan antropologis: hambatan komunikasi
yang terjadi akibat adanya perbedaan postur,
warna kulit, dan kebudayaan, gaya hidup, norma,
kebiasaan, dan bahasa.
c. Hambatan sikologis: komunikasi yang terhambat
karena komunikan sedang sedih, bingung, marah,
merasa kecewa, merasa iri hati dan adanya
perasangka pada komunikator.
Hambatan semantik
Hambatan ini di timbulkan oleh kominikator. Kadang
terjadi karena salah ucap dalam menyalurkan pikiran dan
perasaan, sehingga timbul salah pengertian (misunderstand
ing) atau salah tafsir (misinterpretion) yang akhirnya
menimbulkan salah komunikasi (miscomunication).
Hambatan mekanis
Hambatan yang terjadi pada media yang di gunakan
untuk berkomunikasi. Contoh: suara telfon yang
tidak jelas, ketikan huruf yang buram pada surat,
suara yang hilang, dan muncul pada saluran radio.
Menurut effendi (2008:11) dalam berorganisasi tidak luput dari kesalahan-kesalahan
yang dapat menghambat jalannya proses komunikasi, di antaranya adalah:
8. Upaya Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Dalam
Lingkungan Organisasi
“ “1. Kepercayaan Interpersonal dan Keterbukaan
2. Hubungan Interpersonal yang Efektif
3. Kerangka Acuan
4. Jarak Kognitif
5. Empati
9. 1. Kepercayaan Interpersonal dan Keterbukaan
Inti sari kerja kelompok adalah saling percaya yang didasarkan pada
pertukaran informasi yang dapat diandalkan. Ini merupakan salah satu
azas manajemen yang telah diterima secara universal. Di pihak lain,
persengketaan terjadi di lingkungan sekolah merupakan sebab utama
timbulnya ketegangan yang menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi
dan mengurangi kepercayaan.
Penerimaan suatu informasi sering kali dipengaruhi oleh latar belakang
penerimanya. Misalnya, gangguan (distorsi) dapat terjadi apabila “si
pengirim” tidak disenangi dan dicurigai.
10. 2. Hubungan Interpersonal yang Efektif
Your Text Here
Menurut Roger hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua
pihak memenuhi kondisi berikut :
1. Bertemu satu sama lain
2. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang
dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
3. Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau
keberatan.
4. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap
menerima dan empati satu sama lain.
5. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan
mengurangi kecendrungan gangguan arti.
6. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan
aman terhadap orang lain.
11. 3. Kerangka Acuan
Lepas dari kenyataan bahwa komunikasi antar orang dalam organisasi dapat dipengaruhi
karena ditahannya atau dikacaukannya informasi, atau bisa juga informasi yang disampai
kan seringkali baru sebagian atau tidaklengkap, sehingga masih memberi kemungkinan
informasi itu akan menjadi berat sebelah atau dibesar-besarkan.
Cara yang paling mudah untuk merumuskan kerangka acuan adalah dengan menganggap
nya sebagai latar belakang suatu pendapat yang digunakan untuk pengambilan keputusan
sehari-hari dan sebagian besar didasarkan pada pengalaman pribadi.
12. 4. Jarak Kognitif
Osgood dan rekannya banyak melakukan penelitian didalam
menentukan cara mengukur tingkat kesamaan antara kerangka
acuan dari dua orang.
Dalam suatu penelitiab yang meliputi 300 orang Turki, seorang
ahli sosiologi, Lerner, menyatakan bahwaberdasarkan persamaan
kerangka acuan mereka subyek-subyek penelitiannya dapat
digolong-golongkan dalam jenis modern, peralihan dan tradisional.
Penggolongan jenis ini ternyata merupakan peramal yang lebih
baik akan pendapat para subyek daripada patokan seperti status,
penghuni daerah pinggiran kota, dan sebagainya.
13. 5. Empati
Argyris menulis mengenai kemampuan mempertemukan jurang kognitif sebagai
salah satu kemampuan dasar manusia (empati, kecerdasan dan keterampilan
melakukan sesuatu).
Berhasilnya penyampaian suatu informasi dipengaruhi oleh kesediaan mendengar
. Hanya dengan mendengar seseorang, seorang komunikator akan dapat
meramalkan dan berantisipasi terhadap keadaan psikologis intern orang lain.
14. faktor yang dapat memperbaiki
Komunikasi interpersonal dalam organisasi.
1. Efikasi Diri.
efikasi diri adalah keyakinan dari dalam diri seseorang mengenai
kemampuan dan kompetensi untuk melaksanakan tugas-tugas secara
berhasil.
2. Perilaku Kepemimpinan.
Perilaku kepemimpinan adalah tindakan yang dilakukan seorang
pemimpin untuk memengaruhi anggota organisasi agar mereka
mengerjakan tugas secara berhasil, berdaya, puas dan organisasi
mencapai kualitas yang tinggi.
3. Kekohesifan tim
Kekohesifan tim adalah tingkat ketertarikan dan kedekatan seorang
anggota tim dengan tim dan para anggotanya sehingga ia tidak ingin
keluar dari tim dan berkomitmen untuk mencapai tujuan tim.