Periode pranatal merupakan awal kehidupan bagi seorang manusia yang dimulai dengan pembuahan sampai kelahiran yang lamanya sekitar 9 bulan. Dalam periode ini ada bahaya yang bisa terjadi baik secara fisik dan psikis bagi calon ibu dan janinya.
2. Periode Pranatal
Periode Pranatal berlangsung dari saat pembuahan sampai kelahiran dan
lamanya sekitar 9 bulan
Ciri Periode Pranatal:
1. Sifat bauran diturunkan
2. Jenis kelamin individu ditentukan
3. Kondisi dalam tubuh ibu dapat mendorong / menganggu pola perkembangan
janin
4. Pertumbuhan dan perkembagan secara proporsional lebih cepat terjadi
5. Masa beresiko terhadap bahaya fisik dan psikologis
6. Orang – orang yang berarti membentuk sikap individu yang baru tercipta
3. Awal Kehidupan
Sebelum siap memproduksi manusia baru, sel sel seks pria harus melalui 2
tahap pematangan-permulaan dan pembuahan; sementara sel – sel seks wanita
harus memulai tiga tahap: permulaan – pematangan, ovulasi, dan pembuahan
Pematangan
Pematangan adalah suatu proses pengurangan kromosom melalui pembelahan
sel; satu kromosom dari tiap pasangan mencari sel yang belum selesai terbelah
yang selanjutnya akan terbelah menurut panjangnya dan membentuk dua sel baru.
Sel yang sudah matang mengandung 23 kromosom yang disebut sel balpoid.
Pematangan ini tercapai pada masa pubertas. Dalam spermatozzon, terdapat 4 sel
baru, yang disebut spermatid yang masing – masing mampu membuahi ovum.
Dalam pembelahan sel telur, satu kromosom dari setiap pasang didorong keluar
didinding sel. Sel baru dikenal sebagai tubuh polar. Tiga tubuh polar terbentuk
dalam proses pembelahan. Berbeda dengan spermatid, tubuh polar tidak dapat
dibuahi, sedangkan sel yang keempat yaitu telur dapat dibuahi.
4. Ovulasi
Tahap pendahuluan perkembangan yang terjadi pada sel – sel seks wanita. Ovulasi
merupakan proses lepasnya satu telur yang matang selama siklus haid.
Pembuahan
Sel telur keluar yang telah matang dari indung telur (ovaries), ditarik masuk ke tuba
fallopi. Saat sel telur berjalan-jalan, binting pada indung telur (korpus luteum)
mengeluarkan hormon sekreta yang mempersiapkan dinding rahim untuk menerima
sel telur yang telah dibuahi. Terdapat periode besar dalam 38 minggu kehamilan:
1. Periode Zigot
2. Periode Embrio
3. Periode Fetus / Janin
5. 1. Periode Zigot
Periode zigot berlangsung sekitar 2 minggu
Penggandaan sel berlangsung lama dan terus-menerus
Blastosis (bola berisi cairan yang dibentuk oleh sel)
Trofoblas (cincin luar sel)
Implantasi (hari ke-7 s.d. 9)
Blastosis menggali masuk ke dalam lapisan dinding
rahim.
Trofoblas membentuk sebuah membran, disebut
ketuban.
6. 2. Periode Embrio
Bulan Pertama
- Ektoderma: sistem saraf dan kulit
- Mesoderma: otot, kerangka
- Endoderma: sistem pencernaan, paru-paru,
kelenjar
Bulan Kedua
- Mata, telinga, hidung, rahang, dan leher
mulai terbentuk.
- Tangan, kaki, jemari
7. 3. Fetus (Janin)
Bulan Ketiga (Trimester pertama)
Organ, otot, dan sistem saraf mulai terorganisasi dan tersambung.
Trimester kedua
Pada akhir trimester kedua, banyak organ sudah berkembang baik. Sebagian
besar miliaran saraf otak sudah terbentuk, dan sebagian kecil lagi dihasilkan
sesudah periode ini.
Trimester Ketiga
- Selama trimester terakhir, janin yang lahir lebih awal memiliki peluang untuk
bertahan hidup. Titik dimana janin bisa bertahan hidup untuk pertama kali,
disebut viabilitas usia, kadang terjadi antara 22 dan 26 minggu.
- Akan tetapi, bayi yang lahir antara bulan ketujuh dan kedelapan biasanya
memerlukan bantuan oksigen untuk bernafas.
- Sekalipun pusat pernapasan otak sekarang sudah matang, kantong-kantong udara kecil
pada paru-paru belum siap mengembang dan menukar karbon dioksida dengan
oksigen.
8. Lanjutan Tri Semester Ketiga
Bayi yang dilahirkan pada usia 8 bulan berpeluang tidak hidup jika dilahirkan secara alami, namun
bukan berarti janin menjadi muda kembali
Bayi usia 7 bulan kandungan, posisi kepalanya berada di bawah sehingga jika bayi lahir
kemungkinan masih bisa bertahan hidup meskipun lahir secara alami dan dirawat dalam
inkubator.
Bayi usia 8 bulan kandungan, posisi bayi akan bertukar tempat menjadi kaki berada di bawah,
sehingga akan kesulitan untuk melahirkan secara normal
Bayi usia 9 bulan kandungan, posisi kepala kembali di bawah
Pada Trimester Ketiga, perkembangan janin:
- Ukuran korteks otak besar (pusat kecerdasan manusia) semakin membesar
- Ketika susunan saraf bertambah, janin terjaga lebih lama. Dalam 20 minggu, denyut jantung
janin tidak memperlihatkan periode jaga. Akan tetapi dalam 28 minggu, janin menghabiskan
sekitar 11 persen dari waktunya dalam keadaan terjaga.
- Antara 30 dan 34 minggu, janin memperlihatkan irama selang-seling antara tidur dan terjaga
yang berangsur-angsur semakin teratur.
- Janin juga mengawali pembentukan kepribadian. Aktivitas janin ada kaitannya dengan
temperamen bayi
- Janin yang lebih aktif selama trimester ketiga menjelma menjadi bayi yang mampu mengatasi
frustrasi dengan baik di usia 1 tahun, dan tidak penakut di usia 2 tahun.
9. Hal Penting dalam Kehamilan
1. Sifat Bawaan
Pada pembuahan semua pria dan wanita menerima 23 kromosom dari masing-masing
orangtua dan semuanya berjumlah 46. ayah mewariskan separuh kromosomnya
melalui sperma, sementara ibu berperan sebagai penetas dan pemberi makanan
kepada ovarium dan mewariskan separuh kromosomnya. Selanjutnya ke 46 kromosom
merupakan dasar pembentukan keturunan anak
2. Jenis Kelamin
Sekali sel – sel pria dan wanita telah terbentuk, maka tidak ada lagi yang dapat
dilakukan untuk mengubah jenis kelamin individu yang baru dibentuk, apakah individu
ini laki – laki atau perempuan dan akan mempengaruhi pola perilaku dan kepribadian
sepanjang hidup individu
Ada 3 alasan mengapa jenis kelamin penting bagi perkembangan selama hidupnya:
a. Anak yang belajar berperilaku sesuai dengan apa yang dianggap wajar bagi jenis
kelamin mereka akan menerima dukungan sosial. Sebaliknya anak yang gagal
menyesuaikan diri akan menuai kritik dan dikucilkan oleh lingkungannya
b. Pengalaman belajar ditentukan jenis kelaminnya sendiri. Menimbulkan perbedaan
peran, apabila tidak sesuai perannya akan muncul ”banci” dan “tomboy”
c. Sikap orangtua dan anggota keluarga terhadap penerimaan jenis kelamin anak
akan berpengaruh terhadap perlakuannya kepada anak tersebut.
10. Periode Pranatal
3. Jumlah anak
Satu anak atau kelahiran kembar akan berdampak bagi orangtua dalam
menentukan pola asuh
4. Posisi urutan anak
Peralihan posisi anak, misalnya “anak bungsu” menjadi “anak tengah” akibat
kelahiran adiknya dapat mengganggu selama beberapa waktu, tetapi lambat
laun anak akan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
11. Karakteristik Anak berdasarkan urutan kelahiran
Anak Sulung Anak Tengah Anak Bungsu
Berperilaku matang karena
tuntutan tanggung jawab
Benci terhadap fungsinya
sebagai teladan dan pengasuh
adik – adiknya
Mempunyai perasaan kurang
aman akibat lahirnya adiknya
Mengembangkan kemampuan
memimpin sebagai akibat
dipikulkan tanggung jawab
Biasanya berprestasi
Sering tidak bahagia karena
memlkul tanggung jawab lebih
dibandingkan dengan adik -
adiknya
Belajar mandiri dan
berpetualang, akibat adanya
kebebasan lebih banyak
Berusa melebihi perilaku
kakaknya yang lebih
diunggulkan
Tidak menyukai keistimewaan
yang diperoleh kakaknya
Memiliki tanggungjawab yang
lebih sedikit dibandingkan
dengan kakaknya
Terganggu oleh perasaan –
perasaan di abaikan oleh
orangtua
Mencari persahabatan dengan
teman – teman sebaya diluar
rumah
Cenderung keras dan banyak
menuntut sebagai akibat
dimanjakan
Cendrung merasa aman karena
perlakuan tidak ada pesaing
dari saudara yang lebih muda
Biasanya dilindungi orangtua
dari serangan fisik dan verbal
kakaknya
Cenderung kurang berprestasi
Mengalami hubungan yang
baik di luar rumah, biasanya
popular tetapi jarang jadi
pemimpin
Cenderung merasa bahagia
karena mendapat perhatian
dan dimanjakan
12. Bahaya Selama Periode Pranatal
1. Bahaya Fisik
a. Periode Zigot
Kelaparan
zigot akan mati keparan apabila hanya sedikit sekali kuning telur yang
dapat mempertahankan kehidupannya sampai zigot itu dapat
menyangkutkan diri pada dinding uterine atau bagaimana bila zigot
terlalu lama tinggal di dalam tubafalopi.
Kurangnya persiapan uterine
implementasi tidak dapat terjadi bila pada waktunya dinding uterine
belum siap menerima zigot karena adanya ketidakseimbangan kelenjar
Implantasi di tempat yang salah
Kalo zigot menjadi terikat pada jaringan fibroid yang kecil di dalam
dinding uterine atau pada dinding tubafallopi. Zigot tidak dapat makanan
dan akan mati
13. Periode Pranatal
b. Periode Embrio
Keguguran
Jatuh, kejutan emosi, kekurangan gizi, gangguan kelenjar, kekurangan
vitamin, penyakit berbahaya (pneumonia, dan dibetes). Keguguran yang
disebabkan kondisi kurang baik cenderung terjadi antara minggu ke 10 dan
ke 11 setelah pembuahan
Ketidakteraturan perkembangan
Malnutrisi ibu, kekurangan vitamin dan kelenjar, penggunaan obat –obatan,
alcohol, dan tembakau, diabetes, cacar jerman. Menganggu perkembangan
embrio, khususnya bagian otak embrio
14. c. Periode Janin
Keguguran
Keguguran masih mungkin terjadi hingga kehamilan bulan kelima
Premature
Janin yang beratnya kurang dari 2 pon 3 ons memiliki kesempatan hidup
lebih daripada janin – janin yang lebih berat dan mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk mengalami perkembangan salah bentuk
Komplikasi pada saat melahirkan
Tekanan yang dialami ibu mempengaruhi konstraksi uterine dan cenderung
mengakibatkan komplikasi dalam melahirkan
Ketidakteraturan perkembangan
Setiap kondisi yang tidak baik selama periode embrio juga akan
mempengaruhi perkembangan anggota – anggota tubuh janin dan
memperlambat seluruh pola perkembangan janin
15. 2. Bahaya Psikologis
a. Kepercayaan tradisional
Kepercayaan tradisional dapat mempengaruhi sikap orangtua terhadap
janin yang dikandungnya
Misalnya: orangtua yang menganggap anak pertama laki – laki sebagai
“anak idaman” pewaris kejayaan keluarga, ternyata ketika hasil USG
menunjukkan bahwa jenis kelamin anaknya adalah “perempuan”, maka
orangtua/ibu akan merasa bersalah tidak mampu mengendalikan
pembentukan jenis kelamin anak dan akan muncul keyakinan bahwa
melahirkan anak perempuan sebagai beban karena tidak sesuai dengan
keinginan suami.
Contoh lain pada zaman dahulu bahwa anak kembar dianggap sebagai
jelmaan roh jahat, sehingga apabila ada ibu yang melahirkan anak kembar,
maka di anggap sebagai kutukan.
16. b. Tekanan yang dialami ibu
Keadaan emosi yang meninggi selama beberapa waktu: rasa takut, marah, sedih atau
iri hati akan berpengaruh terhadap kenyamanan ibu dan perkembangan janin
Contoh: tidak menghendaki kehadiran anak karena adanya kesulitan dalam
perkawinan (masalah ekonomi, kehidupan harmonis dengan suami, menganggu karir
dll), khawatir kondisi emosi yang tidak stabil akan melahirkan bayi yang cacat.
Tekanan yang kuat dan sering terjadi akan mempengaruhi perkembangan anak baik
sebelum lahir atau setelah lahir. Sebelum lahir: adanya ketidakseimbangan glandular
karena tekanan mengakibatkan ketidak teraturan dalam perkembangan anak,
komplikasi pada waktu dilahirkan, atau bayi lahir sebelum waktunya.
Rasa bingung dan cemas mempengaruhi kontraksi uterine/rahim, sehingga proses
kelahiran berlangsung lama dari situasi yang normal dan biasanya menghasilkan
komplikasi yang besar karena bayi dilahirkan menggunakan alat.
Rasa khawatir dan cemas mengakibatkan kelebihan berat badan yang akan
menghambat proses persalinan.
Apabila tekanan emosi berlangsung lama, maka dapat mempengaruhi keseimbangan
endokrin, sehingga kegelisahan akan terbawa pada periode pascanatal yang
mengakibatkan bayi cenderung hiperaktif yang menghambat penyesuaian pada pola
makan dan tidur
Tekanan lama dan ekstreem mengakibatkan anak sering sakit dalam 3 tahun pertama
17. c. Sikap kurang menyenangkan dari orang terdekat ibu
Sikap penerimaan terhadap kelahiran anak akan berpengaruh terhadap
perkembangan anak terutama pasca kelahiran
Misalnya ayah menginginkan “anak idaman” adalah laki –laki sebagai
pewaris kedigdayaan keluarga, tetapi tidak kesampaian karena anaknya
yang lahir adalah “perempuan”, maka apabila ketidak penerimaan ini terus
berlangsung, maka akan mempengaruhi pola asuh orantua terhadap anak.
Orangtua belum menerima anak apa adanya, sehingga anak merasa
insecure tidak diterima kehadirannya di tengah keluarga
Penerimaan yang kurang menyenangkan ini akan jauh lebih berat lagi,
apabila sedari dalam kandungan ibu; orangtua atau keluarga dekat
mengetahui bahwa anak berpotensi mengalami hambatan perkembangan,
misalnya cacat fisik atua cacat mental
18. Literature
Berk, L.E. (2012). Developmental through the lifespan: Dari Prenatal Sampai
Dewasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hurlock, E.B. (2002)). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga