SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
(MONEY LAUNDERING) DI INDONESIA
Oleh : Diennissa Putriyanda (1209114065)
I. LATAR BELAKANG
Pada mulanya kegiatan pencucian uang/money launderingdidominasi dari uang atau
asset yang berasal dari kegiatan narkotika karenanya pemerintah Republik Indonesia
memandang perlu untuk bersama-sama dengan anggota masyarakat dunia lainnya aktif
mengambil bagian dalam upaya memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika,
oleh karena itu telah menandatangani United Nations Convention Against Illicit Traffic In
Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, 1988 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988) dan telah pula
meratifikasi konvensi tersebut dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 pada tanggal
24 Maret 1997.
Dengan telah dilakukan pengesahan (ratifikasi) isi konvensi dimaksud merupakan satu
langkah nyata dari komitmen Pemerintah dan rakyat Indonesia untuk senantiasa aktif
mengambil bagian dalam setiap usaha memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Psikotropika di Indonesia. Undang-Undang ini akan memberikan landasan
hukum yang lebih kuat untuk mengambil langkah-langkah dalam upaya mencegah dan
memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika, sekaligus
praktek Money Laundering yang terjadi.
Perkembangan yang terakhir menunjukkan bahwa pencucian uang atau pemutihan uang
juga berasal dari hasil berbagai kejahatan.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang secara rinci menyebutkan kejahatan tersebut meliputi, korupsi,
penyuapan, narkotika, psikotropika, penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran,
kepabeanan, cukai, perdagangan orang, perdagangan senjata gelap, terorisme, penculikan,
pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, perjudian, prostitusi, tindak pidana di
bidang perbankan, di bidang pasar modal, di bidang perasuransian, di bidang perpajakan, di
bidang kehutanan, di bidang lingkungan hidup, di bidang kelautan dan perikanan, atau tindak
pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih.
2
II. PERMASALAHAN
1) Pemahaman dasar tentang Tindak Pidana Pencucian Uang(Money Laundering).
2) PenanggulanganTindak Pidana Pencucian Uang(Money Laundering) Di Indonesia.
III. PEMBAHASAN
1) PEMAHAMAN DASAR TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
(MONEY LAUNDERING).
A. PENGERTIAN MONEY LAUNDERING (PENCUCIAN UANG)
Dalam kamus hukum Black‟s Law Dictionary istilah Money Laundering disebutkan bahwa:
Term used to describe investment or other transfer of money flowing from racketeering, drug
transaction, and other illegal sources into legitimate channels so that it‟s original sources can
not be traced. Money Laundering is a federal crime; 18 USCA 1956.
Istilah ini dimaksudkan untuk menggambarkan penyetoran/penanaman uang atau bentuk lain
dari pemindahan/pengalihan uang yang berasal dari pemerasan, transaksi narkotik dan
sumber-sumber lain yang illegal melalui saluran legal. Sehingga sumber asal uang tersebut
tidak dapat diketehui/dilacak.Money laundering adalah suatu kejahatan federal.
Dari terminology yang terdapat pada Black‟s Law Dictionary di atas terlihat bahwa
berbagai bentuk dan asal dana uang kotor berasal dari kegiatan-kegiatan atau transaksi
menyimpang seperti uang hasil pemerasan, penghindaran pajak, bisnis perjudian, korupsi,
komisi, pungli, sogokan, penyelundupan, perdagangan gelap narkotika dan obat terlarang.
Money laundering muncul pertama kali di Amerika Serikat pada awal abad 20 dimana
perusahaan-perusahaan pencucian pakaian (Laundry) digunakan oleh para Mafia untuk
pemutihan/pencucian uang yang diperoleh dari perbuatan illegal seperti pemerasan, bisnis
perjudian, pelacuran dan minuman keras dengan cara membeli perusahaan-perusahaan
Laundry tersebut sehingga seolah-olah uang mereka kumpulkan itu berasal dari bisnis
mencuci pakaian.
Berbagai pendapat yang berkembang pada umumnya mengemukakan bahwa money
laundering atau pencucian uang adalah suatu cara atau proses untuk merubah uang yang
berasal dari sumber illegal (haram) sehingga menjadi uang halal.
Sedangkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 menyebutkan, Pencucian Uang adalah
perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan,
menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya
atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana
3
dengan maksud untuk menyembunyikanatau menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga
seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.
B. UNSUR-UNSUR MONEY LAUNDERING
Secara umum yang menjadi elemen (unsur) pencucian uang adalah:
1. Adanya uang (dana) yang merupakan hasil perbuatan pidana.
2. Uang haram (dirty money) tersebut diproses dengan cara-cara tertentu melalui
kelembagaan yang sah.
3. Dengan maksud menghilangkan jejak antara perbuatan pidana dengan uang yang
dihasilkan perbuatan pidana tersebut sehingga dapat dimiliki maupun dikuasainya secara
sah.
C. TEKNIK-TEKNIK MONEY LAUNDERING
- Penyelundupan mata uang lintas batas;
- Penggunaan perusahaan-perusahaan „kulit‟;
- Penggunaan dokumen pemilik;
- Penggunaan transfer elektronik;
- Pembelian barang mewah dan barang tak bergerak;
- Pembuatan faktur palsu;
- Pencucian melalui kasino;
- Pencucian melalui surat berharga;
- Pengaturan;
- Penggunaan identitas palsu;
- Penggunaan pihak ke tiga untuk membuka rekening;
- Keterlibatan kurir uang tunai;
- Jasa perbankan tersembunyi/alternatif sistem pengiriman;
- Pembukaan rekening dengan identitas palsu;
- Penjualan rekening bersih kepada pihak ke tiga;
- Penggunaan teknik-teknik komunikasi modern;
- Penggunaan rekening luar negeri;
- Pengiriman dana lintas batas;
- Kartu/fasilitas prabayar.
4
D. MODUS OPERANDI
Adapun modus operandi yang dilakukan dalam kejahatan pencucian uang, pada
umumnya adalah sebagai berikut:
1. Placement (penempatan) yakni upaya menempatkan uang tunai yang berasal dari tindak
pidana kedalam sistem keuangan (financial system) atau upaya menempatkan uang giral
(cheque, wesel bank, sertifikat deposito, dan lain-lain) kembali kedalam sistem keuangan,
terutama sistem perbankan.
2. Transfer (layering) yakni upaya untuk mentransfer Harta Kekayaan yang berasal dari
tindak pidana (dirty money) yang telah berhasil ditempatkan pada Penyedia Jasa
Keuangan (terutama bank) sebagai hasil penempatan (placement) ke Penyedia Jasa
Keuangan yang lain. Dengan dilakukan layering, akan menjadi sulit bagi penegak hukum
untuk dapat mengetahui asal usul Harta Kekayaan tersebut.
3. Integration, yakni upaya menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari tindak pidana
yang telah berhasil masuk ke dalam sistem keuangan melalui penempatan atau transfer
sehingga seolah-olah menjadi Harta Kekayaan halal (clean money), untuk kegiatan bisnis
yang halal atau untuk membiayai kembali kegiatan kejahatan.
Dari modus operandi pencucian uang dapat diamati bahwa pencucian uang bukan saja
merupakan kejahatan nasional tetapi juga kejahatan yang bersifat transnasional, oleh karena
itu harus diberantas antara lain dengan cara melakukan kerja sama regional atau
internasional melalui forum bilateral atau multilateral.
Catatan: Penyedia Jasa Keuangan di atas diartikan sebagai penyedia jasa di bidang keuangan
termasuk tetapi tidak terbatas pada bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, pengelola
reksa dana, kustodian, wali amanat, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, pedagang
valuta asing, dana pensiun, dan perusahaan asuransi.
2) PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY
LAUNDERING) DI INDONESIA.
Perbuatan pencucian uang disamping sangat merugikan masyarakat, juga sangat
merugikan negara karena dapat mempengaruhi atau merusak stabilitas perekonomian
nasional atau keuangan negara dengan meningkatnya berbagai kejahatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, upaya untuk mencegah dan memberantas praktik pencucian
uang telah menjadi perhatian internasional. Berbagai upaya telah ditempuh oleh masing-
masing negara untuk mencegah dan memberantas praktek pencucian uang termasuk dengan
5
cara melakukan kerjasama internasional, baik melalui forum secara bilateral maupun
multilateral.
Dalam konteks kepentingan nasional ditetapkannya Undang-undang tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang merupakan penegasan bahwa Pemerintah maupun sektor swasta
bukan merupakan bagian dari masalah, akan tetapi bagian dari penyelesaian masalah, baik
disektor ekonomi, keuangan, maupun perbankan.
Pertama-tama usaha yang harus ditempuh oleh suatu negara untuk dapat mencegah
dan memberantas praktek pencucian uang adalah dengan membentuk Undang-undang yang
melarang perbuatan pencucian dan menghukum dengan berat para pelaku kejahatan tersebut.
Dengan adanya Undang-undang tersebut diharapkan tindak pidana pencucian uang dapat
dicegah atau diberantas, antara lain kriminalitas atas semua perbuatan dalam setiap tahap
proses pencucian uang.
Di bawah ini adalah beberapa langkah yang telah diambil Pemerintah RI untuk
menindaklanjutikomitmen pemberantasan kegiatan pencucian uang.
a) Undang-undang Yang Berkaitan dengan Psikotropika
Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan psikotropika, antara lain UU No. 8 Tahun 1996 tentang Pengesahan
Konvensi Psikotropika 1971, UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Di samping itu,
terdapat beberapa Peraturan Menteri Kesehatan tahun 1997 tentang Peredaran
Psikotropika dan Ekspor Impor Psikotropika. Dalam UU ini diatur antara lain mengenai
persyaratan dan tata cara ekspor dan impor peredaran serta penyaluran psikotropika agar
hal-hal tersebut tidak digunakan sebagai sarana kegiatan pencucian uang.
b) Undang-undang Yang Berkaitan dengan Narkotika
Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan narkotika, antara lain UU N. 8 Tahun 1976 tentang Pengesahan
Konvensi Tunggal Narkotika 1961 beserta Protokol yang Mengubahnya, UU No. 22
Tahun 1977 tentang Narkotika yang menggantikan UU No. 9 Tahun 1976 tentang
Narkotika. UU Narkotika ini mengatur masalah narkotika yang dibutuhkan sebagai obat
dan sekaligus mencegah dan memberantas bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika. Dalam Pasal 77 ayat (1) UU No. 22 Tahun 1997 disebutkan, bahwa narkotika
dan peralatan yang dipergunakan dalam pelanggaran narkotika dan hasil-hasilnya dapat
disita untuk negara.
6
c) UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
Pasal 31 ayat (1) mengatur sebagai berikut: “Bank Indonesia dapat
memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan
transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia terhadap suatu transaksi patut
diduga merupakan tindak pidana di bidang perbankan”.Penjelasan atas ayat (1) tersebut
menguraikan bahwa yang dimaksud dengan tranaksi tertentu antara lain hádala transaksi
dalam jumlah besar yang diduga berasal dari kegiatan melanggar hukum. Dalam
pengertian ini tentunya termasuk pula kegiatan pencucian uang.
d) UU No. 24 Tahun 1999 tentang LALU Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar
Sebagaimana diketahui, kegiatan pencucian uang dapat dilakukan melalui
pergerakan dana dalam transaksi internacional. UU No. 24/1999, secara tidak langsung
memberikan landasan untuk memantau kegiatan ini. Pasal 3 ayat (2), misalnya, mengatur
sebagai berikut:
“Setiap penduduk wajib memberikan keterangan dan data mengenai kegiatan lalu lintas
devisa yang dilakukannya, secara langsung atau melalui pihak lain yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia”.
Keterangan dan data yang diminta antara lain meliputi nilai dan jenis transaksi,
tujuan atau maksud transaksi, pelaku transaksi, dan negara tujuan atau asal pelaku
transaksi.
e) Ketentuan Bank Indonesia
Banyak sekali ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang secara
langsung atau tidak langsung dapat mencegah atau memberantas kegiatan money
laundering secara administratif,antara lain:
1. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/271A/KEP/DIR tentangPerubahan
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/191A/KEP/DIR tentang Pengeluaran
atau Pemasukan Mata Uang Rupiah Dari Atau Ke Dalam Wilayah Republik
Indonesia.
Berdasarkan ketentuan SK Dir. BI ini setiap orang yang membawa mata uang
Rupiah ke luar atau masuk ke dalam wilayah RI dengan jumlah lebih dari Rp
5.000.000,00 (lima juta rupiah) wajib mengisi formulir deklarasi. Selain itu,bagi
setiap orang yang membawa mata uang Rupiah ke luar atau masuk ke dalam wilayah
7
RI dengan jumlah lebih dari Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) selain wajib
mengisi formulir deklarasi juga harus memperoleh izin dari Bank Indonesia.
2. Surat Cara Pembelian Saham Bank Umum.
Pasal 6 huruf b menetapkan bahwa sumber dana yang digunakan untuk
pembelian saham bank dalam rangka kepemilikan dilarang berasal dari dan untuk
tujuan money laundering.
3. PBI No. 2/27/PBI/2000 tentang Bank Umum.
Pasal 6 ayat (1) huruf j dari PBI ini mengatur bahwa dalam rangka
permohonan izin pendirian bank umum, calon pemegang saham bank wajib
melampirkan surat pernyataan bahwa setoran awal bank tidak berasal dari dan untuk
tujuan money laundering. Selanjutnya Pasal 14 huruf b menetapkan bahwa sumber
dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank ataupembelian saham bank
dilarang berasal dari dan untuk tujuan pemutihan uang.
4. PBI No. 1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (ComplienceDirector)
dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungís audit.
Intern Bank Umum PBI ini bertujuan untuk memastikan kepatuhan bank
terhadap ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini bank diwajibkan untuk menugaskan
salah satu anggota direksinya sebagai Compliance Director yang memastikan bahwa
bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk perbankan. Bank juga diwajibkan untuk membentuk Satuan kerja
Unit Intern yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kegiatan bank secara
keseluruhan.
5. PBI No. 3/3/PBI/2001 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit
Valas oleh Bank.
Dalam ketentuan ini diatur larangan dan pembatasan transaksi-transaksi
tertentu oleh bank terhadap WNA, badan hukum asing lainnya, WNI yang memiliki
status penduduk tetap negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor
bank/badan hukum Indonesia di luar negeri. Ketentuan ini sekurangkurangnya dapat
menjadi sarana yang kondusif untuk mencegah terjadinya transaksi yang berkaitan
dengan kegiatan pencucian uang.
6. Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan MengenalNasabah
(Know Your Customers Principles).
Sebagai salah satu entri bagimasuknya masuknya uang hasil kejahatan, bank
atau jasa keuangan lain harus mengurangi resikomdipergunakan sebagai sarana
8
pencucian uang dengan cara mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau
transaksi dan memelihara profil nasabah, serta melaporkan adanyan tansaksi
keuangan yang mencurigakan (suspicious transactions) yang dilakukan oleh pihak
bank atau perusahaan jasa keuangan lain. Penerapan prinsip mengenal nasabah atau
lebih dikenal umum dengan Know Your Costumer Principle (KYC Principle) ini
didasari pertimbangan bahwa KYC tidak saja penting dalam rangka pemberantasan
pencucian uang, melainkan juga dalam rangka penerapan prudential banking untuk
melindungi bank atau perusahaan jasa keuangan lain dari berbagai risiko dalam
berhubungan dengan nasabah dan counter-party.
Khususnya terhadap para nasabah, pihak bank atau jasa keuangan lain harus
mengenali para nasabah, agar bank atau jasa keuangan lain tidak terjerat dalam
kejahatan pencucian uang. Prinsip mengenal nasabah ini merupakan rekomendasi
FATF, yang merupakan orinsip ke lima belas dari dua puluh lima Core Principles For
effective Banking Supervision dan Bassel Committee .
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Prinsip KYC pada
dasarnyabertujuan untuk :
membantu bank agar dapat mendeteksi sesegara mungkin setiap aktivitas yang
mencurigakan yang dilakukan nasabah;
memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan perbankan yang berlaku;
menegakkan prinsip kehati-hatian dalam praktek perbankan;
mengurangi risiko dimanfaatkannya bank sebagai sarana untuk melakukan aktivitas
kejahatan;
melindungi reputasi bank.
Adapun pokok-pokok yang diatur dalam konsep PBI ini sebagian besar
mengakomodir butir-butir rekomendasi FATF khususnya yang berkaitan dengan
Know Your Customer Principles, antara lain:
- Kewajiban bank untuk memiliki kebijakan dan prosedur penerimaan nasabah, dan
pemantauan kegiatan nasabah dalam rangka penerapan prinsip pengenalan nasabah;
- Prosedur penerimaan dan identifikasi nasabah;
- Persetujuan pembukaan rekening;
- Larangan pembukaan rekening;
- Kewajiban bank untuk melakukan pemantauan nasabah;
- Kewajiban bank untuk memiliki pedoman intern prinsip pengenalan nasabah;
9
- Kewajiban bank untuk melaporkan dalam hal terdapat indikasi transaksi yang
mencurigakan dan Transaksi keuangan tunai senilai Rp. 500.000.000 keatas yang
dilakukan seseorang dalam satu hari kepada PPATK;
- Penerapan prinsip pengenalan nasabah pada kantor bank di luar negeri bagi bank yang
berbadan hukum Indonesia.
Selain peraturan perundang-undangan tersebut masih ada lagi peraturan
perundang-undanganlain yang bail langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak
terhadap pencegahan dan pemberantasan money laundering, seperti Undang-undang No.
31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan
UU Nomor 20 Tahun 2001 dan UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dalam
Pasal 36 (a) menyatakan bahwa perusahaan sekuritas dan penasihat investasi wajib
mengetahui latar belakang, keadaan keuangan dan tujuan investasi dari nasabahnya.
7. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang
Dalam konteks kepentingan nasional ditetapkannya undang-undang tentang tindak
npidana pencucian uang merupakan penegasan bahwa pemerintah dan sektor swasta
bukan merupakan bagian dari masalah, akan tetapi bagian dari masalah, baik di sector
ekonomi, keuangan maupun perbankan. Pertama-tama usaha yang harus ditempuh oleh
Suatu Negara untuk dapat mencegah dan memberantas praktik pencucian uang adalah
dengan membentuk undang-undang yang melarang perbuatan pencucian uang dan
menghukum dengan berat para pelaku tersebut. Dengan dikeluarkannya Undang-undang
Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang ini, tindak pidana pencucian uang dapat dicegah atau diberantas.
Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dalam
Undang-undang ini dibentuk pula Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan yang
disingkat PPATK, yang bertugas:
1. Mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, mengevaluasi informasi yang diperoleh
oleh PPATK, sesuai dengan Undang-undang ini;
2. Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh penyedia jasa
keuangan;
3. Membuat pedoman mengenai tata cara Pelaporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan;
4. Memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi
yang diperoleh oleh PPATK sesuai ketentuan dalam UU ini;
10
5. Mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada Penyedia Jasa Keuangan tentang
kewajibannya yang ditentukan dalam UU ini atau Peraturan perundang-undangan
lain, dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan;
6. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang;
7. Melaporkan hasil analisis transaksi yang berindikasi tindak pidana pencucian uang
kepada Kepolisian dan Kejaksaan;
8. Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan
kegiatan lainnya secara berkala 6 ( enam bulan sekali) kepada Presiden, DPR , dan
lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Penyedia Jasa Keuangan.
Disamping itu, untuk memperlancar proses peradilan tindak pidana pencucian uang,
undang-undang ini mengatur kewenangan penyidik, penuntut umum, atau hakim sesuai
dengan tingkat penanganan perkara untuk dapat meminta pemblokiran Harta Kekayaan
kepada Penyedia Jasa Keuangan. Undang-undang ini juga mengatur kewenangan penyidik,
penuntut umum , atau hakim untuk meminta keterangan dari Penyedia Jasa Keuangan
mengenai harta kekayaan setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK, tersangka atau
terdakwa.
Selain kekhususan di atas, undang-undang ini juga mengatur mengenai persidangan
tanpa kehadiran terdakwa (peradilan in absentia) yaitu dalam hal terdakwa telah melarikan
diri ke luar negeri atau telah dipanggil 3 kali secara sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak hadir, Majelis Hakim dengan putusan sela dapat meneruskan
pemeriksaan dengan tanpa kehadiran terdakwa.
f) Kerjasama Internasional
Dalam rangka kerjasama internasional kiranya dapat disebut Pasal 57 Undang-
undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang menyatakan, bahwa Bank
Indonesia dapat melakukan kerjasama dengan bank sentral lainnya, organisasi
danlembaga internasional. Kerjasama ini dapat meliputi kerjasama berupa tukar-menukar
informasi yang terkait dengan tugas bank sentral, termasuk dalam bidang pengawasan
bank. Dalam kaitan dengan kerjasama ini juga dapat disebutkan, bahwa terdapat UU No.
1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi yang memungkinkan adanya kerjasama internasional.
Republik Indonesia sudah menandatangani beberapa perjanjian ekstradisi dengan
Filipina,Malaysia, Thailand, Australia dan Hong Kong. Kerjasama dengan Australia dan
11
Hong Kongsudah meliputi juga money laundering, walaupun pada saat itu money
laundering belum dinyatakan sebagai tindak pidana.
Di samping itu, dapat dikemukakan bahwa sejak Juni 2000 I ndonesia telah
diterima menjadi anggota Asia Pasific Group on Money Laundering (APG), suatu forum
kerjasama untuk pemberantasan money laundering di kawasan Asia Pasifik yang
didirikan pada Februari 1997. Sejak Mei 2001 keanggotaan APG sudah meliputi 22
negara di Asia Pasifik.

More Related Content

What's hot

Ppt Perlindungan Konsumen
Ppt Perlindungan KonsumenPpt Perlindungan Konsumen
Ppt Perlindungan Konsumenrianymonika
 
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT VersionKomisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT VersionBambang Rimalio
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPUPengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPUMuhamad Arifudin
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumDian Permata Sari
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Idik Saeful Bahri
 
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)mailinursal
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Rizki Gumilar
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Idik Saeful Bahri
 
Pencegahan tindak pidana perbankan
Pencegahan tindak pidana perbankanPencegahan tindak pidana perbankan
Pencegahan tindak pidana perbankanjakarta
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptxcahyomeiyana
 
Anti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihAnti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihMusanif Efendi
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Isaka Yoga
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 

What's hot (20)

Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Ppt Perlindungan Konsumen
Ppt Perlindungan KonsumenPpt Perlindungan Konsumen
Ppt Perlindungan Konsumen
 
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT VersionKomisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPUPengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
 
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
Hukum persaingan usaha (anti monopoli)
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
 
Hukum perdagangan internasional
Hukum perdagangan internasionalHukum perdagangan internasional
Hukum perdagangan internasional
 
Pencegahan tindak pidana perbankan
Pencegahan tindak pidana perbankanPencegahan tindak pidana perbankan
Pencegahan tindak pidana perbankan
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
Anti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihAnti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putih
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Hukum pasar modal
Hukum pasar modal Hukum pasar modal
Hukum pasar modal
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 

Viewers also liked

Presentasi seminar money laundering
Presentasi seminar money launderingPresentasi seminar money laundering
Presentasi seminar money launderingTri Pamungkas
 
Pencucian Uang (Money Laundering)
Pencucian Uang (Money Laundering)Pencucian Uang (Money Laundering)
Pencucian Uang (Money Laundering)Muhammad Rizkye
 
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana PerbankanPenyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana PerbankanAinul Yaqin
 
Pelatihan kyc (8 okt 2011)
Pelatihan kyc (8 okt 2011)Pelatihan kyc (8 okt 2011)
Pelatihan kyc (8 okt 2011)ejaja49
 
Pencucian uang dan pendanaan terorisme serta pencegahannya
Pencucian uang dan pendanaan terorisme serta pencegahannyaPencucian uang dan pendanaan terorisme serta pencegahannya
Pencucian uang dan pendanaan terorisme serta pencegahannyaahmad muhoriah
 
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian UangPembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian UangBilawal Alhariri Anwar
 
Hukum perbankan
Hukum perbankanHukum perbankan
Hukum perbankanGMNI
 
Money laundering
Money launderingMoney laundering
Money launderingsaadiakh
 

Viewers also liked (11)

Presentasi seminar money laundering
Presentasi seminar money launderingPresentasi seminar money laundering
Presentasi seminar money laundering
 
Pencucian Uang (Money Laundering)
Pencucian Uang (Money Laundering)Pencucian Uang (Money Laundering)
Pencucian Uang (Money Laundering)
 
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana PerbankanPenyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan yang Berindikasi Tindak Pidana Perbankan
 
Pelatihan kyc (8 okt 2011)
Pelatihan kyc (8 okt 2011)Pelatihan kyc (8 okt 2011)
Pelatihan kyc (8 okt 2011)
 
Pencucian uang dan pendanaan terorisme serta pencegahannya
Pencucian uang dan pendanaan terorisme serta pencegahannyaPencucian uang dan pendanaan terorisme serta pencegahannya
Pencucian uang dan pendanaan terorisme serta pencegahannya
 
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian UangPembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang
Pembuktian Terbalik Pada Tindak Pidana Pencucian Uang
 
Tindak pidana perbankan
Tindak pidana perbankanTindak pidana perbankan
Tindak pidana perbankan
 
Fraud
FraudFraud
Fraud
 
Hukum perbankan
Hukum perbankanHukum perbankan
Hukum perbankan
 
FRAUD
FRAUDFRAUD
FRAUD
 
Money laundering
Money launderingMoney laundering
Money laundering
 

Similar to Money Laundering

2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_xeli priyatna laidan
 
Hbl 6, risna dwi cahyani, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universita...
Hbl 6, risna dwi cahyani, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universita...Hbl 6, risna dwi cahyani, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universita...
Hbl 6, risna dwi cahyani, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universita...risnadica
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...megiirianti083
 
6, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
6, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20196, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
6, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG,UNIVERSIT...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG,UNIVERSIT...febrysaragih
 
Hbl 6, santi rizki amalia, prof hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univ...
Hbl 6, santi rizki amalia, prof hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univ...Hbl 6, santi rizki amalia, prof hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univ...
Hbl 6, santi rizki amalia, prof hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univ...Santirzkamalia
 
Tm 6, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, makalah
Tm 6, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, makalahTm 6, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, makalah
Tm 6, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, makalahWennaSustiany
 
Tugas 5. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univers...
Tugas 5. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univers...Tugas 5. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univers...
Tugas 5. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univers...Hayyu Safitri
 
Hbl,ahmad syauqi ramadhandy, hapzi ali, pencucian uang, universitas mercu bua...
Hbl,ahmad syauqi ramadhandy, hapzi ali, pencucian uang, universitas mercu bua...Hbl,ahmad syauqi ramadhandy, hapzi ali, pencucian uang, universitas mercu bua...
Hbl,ahmad syauqi ramadhandy, hapzi ali, pencucian uang, universitas mercu bua...AS_Ramadhandy
 
6 HBL Rosdiana, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Tindak Pidana Pencucian Uang, Unive...
6 HBL Rosdiana, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Tindak Pidana Pencucian Uang, Unive...6 HBL Rosdiana, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Tindak Pidana Pencucian Uang, Unive...
6 HBL Rosdiana, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Tindak Pidana Pencucian Uang, Unive...Rosdiana
 
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Universitas Merc...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Universitas Merc...HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Universitas Merc...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Universitas Merc...Hayyu Safitri
 
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum tindak pidana pencucian uang, universit...
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum tindak pidana pencucian uang, universit...Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum tindak pidana pencucian uang, universit...
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum tindak pidana pencucian uang, universit...fahrunrz
 
Hbl 6,nurcholis muttaqin,hapzi ali,tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Hbl 6,nurcholis muttaqin,hapzi ali,tindak pidana pencucian uang, universitas ...Hbl 6,nurcholis muttaqin,hapzi ali,tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Hbl 6,nurcholis muttaqin,hapzi ali,tindak pidana pencucian uang, universitas ...nurcholismn
 
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...Ardhita Gendys Pardana
 
Uu 8 tahun_2010_tindak_pidana_pencucian_uang
Uu 8 tahun_2010_tindak_pidana_pencucian_uangUu 8 tahun_2010_tindak_pidana_pencucian_uang
Uu 8 tahun_2010_tindak_pidana_pencucian_uangmapjmakassar
 
Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, uni...
Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, uni...Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, uni...
Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, uni...Teuku Alvin Putra Rezalino
 
Hbl 6, Riny Triana savitri, Prof. Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Un...
Hbl 6, Riny Triana savitri, Prof. Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Un...Hbl 6, Riny Triana savitri, Prof. Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Un...
Hbl 6, Riny Triana savitri, Prof. Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Un...Rinytrianas21
 
Money Laundry
Money LaundryMoney Laundry
Money LaundryJi Uvex
 

Similar to Money Laundering (20)

2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
2 moneylaundering -langkah-negara-kita_x
 
Hbl 6, risna dwi cahyani, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universita...
Hbl 6, risna dwi cahyani, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universita...Hbl 6, risna dwi cahyani, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universita...
Hbl 6, risna dwi cahyani, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universita...
 
1 kegiatan pemutihan-uang-yh_x
1 kegiatan pemutihan-uang-yh_x1 kegiatan pemutihan-uang-yh_x
1 kegiatan pemutihan-uang-yh_x
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
 
Combat money laundring
Combat money laundringCombat money laundring
Combat money laundring
 
6, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
6, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20196, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
6, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG,UNIVERSIT...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG,UNIVERSIT...
 
Hbl 6, santi rizki amalia, prof hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univ...
Hbl 6, santi rizki amalia, prof hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univ...Hbl 6, santi rizki amalia, prof hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univ...
Hbl 6, santi rizki amalia, prof hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univ...
 
Tm 6, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, makalah
Tm 6, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, makalahTm 6, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, makalah
Tm 6, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, makalah
 
Tugas 5. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univers...
Tugas 5. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univers...Tugas 5. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univers...
Tugas 5. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, univers...
 
Hbl,ahmad syauqi ramadhandy, hapzi ali, pencucian uang, universitas mercu bua...
Hbl,ahmad syauqi ramadhandy, hapzi ali, pencucian uang, universitas mercu bua...Hbl,ahmad syauqi ramadhandy, hapzi ali, pencucian uang, universitas mercu bua...
Hbl,ahmad syauqi ramadhandy, hapzi ali, pencucian uang, universitas mercu bua...
 
6 HBL Rosdiana, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Tindak Pidana Pencucian Uang, Unive...
6 HBL Rosdiana, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Tindak Pidana Pencucian Uang, Unive...6 HBL Rosdiana, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Tindak Pidana Pencucian Uang, Unive...
6 HBL Rosdiana, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Tindak Pidana Pencucian Uang, Unive...
 
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Universitas Merc...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Universitas Merc...HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Universitas Merc...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Universitas Merc...
 
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum tindak pidana pencucian uang, universit...
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum tindak pidana pencucian uang, universit...Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum tindak pidana pencucian uang, universit...
Hbl, fahrun rizaldi, hapzi ali, hukum tindak pidana pencucian uang, universit...
 
Hbl 6,nurcholis muttaqin,hapzi ali,tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Hbl 6,nurcholis muttaqin,hapzi ali,tindak pidana pencucian uang, universitas ...Hbl 6,nurcholis muttaqin,hapzi ali,tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Hbl 6,nurcholis muttaqin,hapzi ali,tindak pidana pencucian uang, universitas ...
 
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
Undang undang republik indonesia nomor 8 tahun 2010 ...
 
Uu 8 tahun_2010_tindak_pidana_pencucian_uang
Uu 8 tahun_2010_tindak_pidana_pencucian_uangUu 8 tahun_2010_tindak_pidana_pencucian_uang
Uu 8 tahun_2010_tindak_pidana_pencucian_uang
 
Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, uni...
Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, uni...Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, uni...
Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, uni...
 
Hbl 6, Riny Triana savitri, Prof. Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Un...
Hbl 6, Riny Triana savitri, Prof. Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Un...Hbl 6, Riny Triana savitri, Prof. Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Un...
Hbl 6, Riny Triana savitri, Prof. Hapzi Ali, Tindak Pidana Pencucian Uang, Un...
 
Money Laundry
Money LaundryMoney Laundry
Money Laundry
 

More from Ica Diennissa

POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKIca Diennissa
 
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualHak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualIca Diennissa
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaIca Diennissa
 
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutAnalisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutIca Diennissa
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliIca Diennissa
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalIca Diennissa
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Ica Diennissa
 

More from Ica Diennissa (12)

POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
 
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualHak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan Intelektual
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutAnalisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata Internasional
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
 

Recently uploaded

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 

Recently uploaded (20)

Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 

Money Laundering

  • 1. 1 PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DI INDONESIA Oleh : Diennissa Putriyanda (1209114065) I. LATAR BELAKANG Pada mulanya kegiatan pencucian uang/money launderingdidominasi dari uang atau asset yang berasal dari kegiatan narkotika karenanya pemerintah Republik Indonesia memandang perlu untuk bersama-sama dengan anggota masyarakat dunia lainnya aktif mengambil bagian dalam upaya memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika, oleh karena itu telah menandatangani United Nations Convention Against Illicit Traffic In Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, 1988 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988) dan telah pula meratifikasi konvensi tersebut dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 pada tanggal 24 Maret 1997. Dengan telah dilakukan pengesahan (ratifikasi) isi konvensi dimaksud merupakan satu langkah nyata dari komitmen Pemerintah dan rakyat Indonesia untuk senantiasa aktif mengambil bagian dalam setiap usaha memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika di Indonesia. Undang-Undang ini akan memberikan landasan hukum yang lebih kuat untuk mengambil langkah-langkah dalam upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika, sekaligus praktek Money Laundering yang terjadi. Perkembangan yang terakhir menunjukkan bahwa pencucian uang atau pemutihan uang juga berasal dari hasil berbagai kejahatan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang secara rinci menyebutkan kejahatan tersebut meliputi, korupsi, penyuapan, narkotika, psikotropika, penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran, kepabeanan, cukai, perdagangan orang, perdagangan senjata gelap, terorisme, penculikan, pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, perjudian, prostitusi, tindak pidana di bidang perbankan, di bidang pasar modal, di bidang perasuransian, di bidang perpajakan, di bidang kehutanan, di bidang lingkungan hidup, di bidang kelautan dan perikanan, atau tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih.
  • 2. 2 II. PERMASALAHAN 1) Pemahaman dasar tentang Tindak Pidana Pencucian Uang(Money Laundering). 2) PenanggulanganTindak Pidana Pencucian Uang(Money Laundering) Di Indonesia. III. PEMBAHASAN 1) PEMAHAMAN DASAR TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING). A. PENGERTIAN MONEY LAUNDERING (PENCUCIAN UANG) Dalam kamus hukum Black‟s Law Dictionary istilah Money Laundering disebutkan bahwa: Term used to describe investment or other transfer of money flowing from racketeering, drug transaction, and other illegal sources into legitimate channels so that it‟s original sources can not be traced. Money Laundering is a federal crime; 18 USCA 1956. Istilah ini dimaksudkan untuk menggambarkan penyetoran/penanaman uang atau bentuk lain dari pemindahan/pengalihan uang yang berasal dari pemerasan, transaksi narkotik dan sumber-sumber lain yang illegal melalui saluran legal. Sehingga sumber asal uang tersebut tidak dapat diketehui/dilacak.Money laundering adalah suatu kejahatan federal. Dari terminology yang terdapat pada Black‟s Law Dictionary di atas terlihat bahwa berbagai bentuk dan asal dana uang kotor berasal dari kegiatan-kegiatan atau transaksi menyimpang seperti uang hasil pemerasan, penghindaran pajak, bisnis perjudian, korupsi, komisi, pungli, sogokan, penyelundupan, perdagangan gelap narkotika dan obat terlarang. Money laundering muncul pertama kali di Amerika Serikat pada awal abad 20 dimana perusahaan-perusahaan pencucian pakaian (Laundry) digunakan oleh para Mafia untuk pemutihan/pencucian uang yang diperoleh dari perbuatan illegal seperti pemerasan, bisnis perjudian, pelacuran dan minuman keras dengan cara membeli perusahaan-perusahaan Laundry tersebut sehingga seolah-olah uang mereka kumpulkan itu berasal dari bisnis mencuci pakaian. Berbagai pendapat yang berkembang pada umumnya mengemukakan bahwa money laundering atau pencucian uang adalah suatu cara atau proses untuk merubah uang yang berasal dari sumber illegal (haram) sehingga menjadi uang halal. Sedangkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 menyebutkan, Pencucian Uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana
  • 3. 3 dengan maksud untuk menyembunyikanatau menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah. B. UNSUR-UNSUR MONEY LAUNDERING Secara umum yang menjadi elemen (unsur) pencucian uang adalah: 1. Adanya uang (dana) yang merupakan hasil perbuatan pidana. 2. Uang haram (dirty money) tersebut diproses dengan cara-cara tertentu melalui kelembagaan yang sah. 3. Dengan maksud menghilangkan jejak antara perbuatan pidana dengan uang yang dihasilkan perbuatan pidana tersebut sehingga dapat dimiliki maupun dikuasainya secara sah. C. TEKNIK-TEKNIK MONEY LAUNDERING - Penyelundupan mata uang lintas batas; - Penggunaan perusahaan-perusahaan „kulit‟; - Penggunaan dokumen pemilik; - Penggunaan transfer elektronik; - Pembelian barang mewah dan barang tak bergerak; - Pembuatan faktur palsu; - Pencucian melalui kasino; - Pencucian melalui surat berharga; - Pengaturan; - Penggunaan identitas palsu; - Penggunaan pihak ke tiga untuk membuka rekening; - Keterlibatan kurir uang tunai; - Jasa perbankan tersembunyi/alternatif sistem pengiriman; - Pembukaan rekening dengan identitas palsu; - Penjualan rekening bersih kepada pihak ke tiga; - Penggunaan teknik-teknik komunikasi modern; - Penggunaan rekening luar negeri; - Pengiriman dana lintas batas; - Kartu/fasilitas prabayar.
  • 4. 4 D. MODUS OPERANDI Adapun modus operandi yang dilakukan dalam kejahatan pencucian uang, pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Placement (penempatan) yakni upaya menempatkan uang tunai yang berasal dari tindak pidana kedalam sistem keuangan (financial system) atau upaya menempatkan uang giral (cheque, wesel bank, sertifikat deposito, dan lain-lain) kembali kedalam sistem keuangan, terutama sistem perbankan. 2. Transfer (layering) yakni upaya untuk mentransfer Harta Kekayaan yang berasal dari tindak pidana (dirty money) yang telah berhasil ditempatkan pada Penyedia Jasa Keuangan (terutama bank) sebagai hasil penempatan (placement) ke Penyedia Jasa Keuangan yang lain. Dengan dilakukan layering, akan menjadi sulit bagi penegak hukum untuk dapat mengetahui asal usul Harta Kekayaan tersebut. 3. Integration, yakni upaya menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil masuk ke dalam sistem keuangan melalui penempatan atau transfer sehingga seolah-olah menjadi Harta Kekayaan halal (clean money), untuk kegiatan bisnis yang halal atau untuk membiayai kembali kegiatan kejahatan. Dari modus operandi pencucian uang dapat diamati bahwa pencucian uang bukan saja merupakan kejahatan nasional tetapi juga kejahatan yang bersifat transnasional, oleh karena itu harus diberantas antara lain dengan cara melakukan kerja sama regional atau internasional melalui forum bilateral atau multilateral. Catatan: Penyedia Jasa Keuangan di atas diartikan sebagai penyedia jasa di bidang keuangan termasuk tetapi tidak terbatas pada bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, pengelola reksa dana, kustodian, wali amanat, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, pedagang valuta asing, dana pensiun, dan perusahaan asuransi. 2) PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING) DI INDONESIA. Perbuatan pencucian uang disamping sangat merugikan masyarakat, juga sangat merugikan negara karena dapat mempengaruhi atau merusak stabilitas perekonomian nasional atau keuangan negara dengan meningkatnya berbagai kejahatan. Sehubungan dengan hal tersebut, upaya untuk mencegah dan memberantas praktik pencucian uang telah menjadi perhatian internasional. Berbagai upaya telah ditempuh oleh masing- masing negara untuk mencegah dan memberantas praktek pencucian uang termasuk dengan
  • 5. 5 cara melakukan kerjasama internasional, baik melalui forum secara bilateral maupun multilateral. Dalam konteks kepentingan nasional ditetapkannya Undang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang merupakan penegasan bahwa Pemerintah maupun sektor swasta bukan merupakan bagian dari masalah, akan tetapi bagian dari penyelesaian masalah, baik disektor ekonomi, keuangan, maupun perbankan. Pertama-tama usaha yang harus ditempuh oleh suatu negara untuk dapat mencegah dan memberantas praktek pencucian uang adalah dengan membentuk Undang-undang yang melarang perbuatan pencucian dan menghukum dengan berat para pelaku kejahatan tersebut. Dengan adanya Undang-undang tersebut diharapkan tindak pidana pencucian uang dapat dicegah atau diberantas, antara lain kriminalitas atas semua perbuatan dalam setiap tahap proses pencucian uang. Di bawah ini adalah beberapa langkah yang telah diambil Pemerintah RI untuk menindaklanjutikomitmen pemberantasan kegiatan pencucian uang. a) Undang-undang Yang Berkaitan dengan Psikotropika Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan psikotropika, antara lain UU No. 8 Tahun 1996 tentang Pengesahan Konvensi Psikotropika 1971, UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Di samping itu, terdapat beberapa Peraturan Menteri Kesehatan tahun 1997 tentang Peredaran Psikotropika dan Ekspor Impor Psikotropika. Dalam UU ini diatur antara lain mengenai persyaratan dan tata cara ekspor dan impor peredaran serta penyaluran psikotropika agar hal-hal tersebut tidak digunakan sebagai sarana kegiatan pencucian uang. b) Undang-undang Yang Berkaitan dengan Narkotika Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan narkotika, antara lain UU N. 8 Tahun 1976 tentang Pengesahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961 beserta Protokol yang Mengubahnya, UU No. 22 Tahun 1977 tentang Narkotika yang menggantikan UU No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika. UU Narkotika ini mengatur masalah narkotika yang dibutuhkan sebagai obat dan sekaligus mencegah dan memberantas bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Dalam Pasal 77 ayat (1) UU No. 22 Tahun 1997 disebutkan, bahwa narkotika dan peralatan yang dipergunakan dalam pelanggaran narkotika dan hasil-hasilnya dapat disita untuk negara.
  • 6. 6 c) UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Pasal 31 ayat (1) mengatur sebagai berikut: “Bank Indonesia dapat memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia terhadap suatu transaksi patut diduga merupakan tindak pidana di bidang perbankan”.Penjelasan atas ayat (1) tersebut menguraikan bahwa yang dimaksud dengan tranaksi tertentu antara lain hádala transaksi dalam jumlah besar yang diduga berasal dari kegiatan melanggar hukum. Dalam pengertian ini tentunya termasuk pula kegiatan pencucian uang. d) UU No. 24 Tahun 1999 tentang LALU Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar Sebagaimana diketahui, kegiatan pencucian uang dapat dilakukan melalui pergerakan dana dalam transaksi internacional. UU No. 24/1999, secara tidak langsung memberikan landasan untuk memantau kegiatan ini. Pasal 3 ayat (2), misalnya, mengatur sebagai berikut: “Setiap penduduk wajib memberikan keterangan dan data mengenai kegiatan lalu lintas devisa yang dilakukannya, secara langsung atau melalui pihak lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia”. Keterangan dan data yang diminta antara lain meliputi nilai dan jenis transaksi, tujuan atau maksud transaksi, pelaku transaksi, dan negara tujuan atau asal pelaku transaksi. e) Ketentuan Bank Indonesia Banyak sekali ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang secara langsung atau tidak langsung dapat mencegah atau memberantas kegiatan money laundering secara administratif,antara lain: 1. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/271A/KEP/DIR tentangPerubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/191A/KEP/DIR tentang Pengeluaran atau Pemasukan Mata Uang Rupiah Dari Atau Ke Dalam Wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan ketentuan SK Dir. BI ini setiap orang yang membawa mata uang Rupiah ke luar atau masuk ke dalam wilayah RI dengan jumlah lebih dari Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) wajib mengisi formulir deklarasi. Selain itu,bagi setiap orang yang membawa mata uang Rupiah ke luar atau masuk ke dalam wilayah
  • 7. 7 RI dengan jumlah lebih dari Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) selain wajib mengisi formulir deklarasi juga harus memperoleh izin dari Bank Indonesia. 2. Surat Cara Pembelian Saham Bank Umum. Pasal 6 huruf b menetapkan bahwa sumber dana yang digunakan untuk pembelian saham bank dalam rangka kepemilikan dilarang berasal dari dan untuk tujuan money laundering. 3. PBI No. 2/27/PBI/2000 tentang Bank Umum. Pasal 6 ayat (1) huruf j dari PBI ini mengatur bahwa dalam rangka permohonan izin pendirian bank umum, calon pemegang saham bank wajib melampirkan surat pernyataan bahwa setoran awal bank tidak berasal dari dan untuk tujuan money laundering. Selanjutnya Pasal 14 huruf b menetapkan bahwa sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank ataupembelian saham bank dilarang berasal dari dan untuk tujuan pemutihan uang. 4. PBI No. 1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (ComplienceDirector) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungís audit. Intern Bank Umum PBI ini bertujuan untuk memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini bank diwajibkan untuk menugaskan salah satu anggota direksinya sebagai Compliance Director yang memastikan bahwa bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk perbankan. Bank juga diwajibkan untuk membentuk Satuan kerja Unit Intern yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kegiatan bank secara keseluruhan. 5. PBI No. 3/3/PBI/2001 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valas oleh Bank. Dalam ketentuan ini diatur larangan dan pembatasan transaksi-transaksi tertentu oleh bank terhadap WNA, badan hukum asing lainnya, WNI yang memiliki status penduduk tetap negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor bank/badan hukum Indonesia di luar negeri. Ketentuan ini sekurangkurangnya dapat menjadi sarana yang kondusif untuk mencegah terjadinya transaksi yang berkaitan dengan kegiatan pencucian uang. 6. Peraturan Bank Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan MengenalNasabah (Know Your Customers Principles). Sebagai salah satu entri bagimasuknya masuknya uang hasil kejahatan, bank atau jasa keuangan lain harus mengurangi resikomdipergunakan sebagai sarana
  • 8. 8 pencucian uang dengan cara mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau transaksi dan memelihara profil nasabah, serta melaporkan adanyan tansaksi keuangan yang mencurigakan (suspicious transactions) yang dilakukan oleh pihak bank atau perusahaan jasa keuangan lain. Penerapan prinsip mengenal nasabah atau lebih dikenal umum dengan Know Your Costumer Principle (KYC Principle) ini didasari pertimbangan bahwa KYC tidak saja penting dalam rangka pemberantasan pencucian uang, melainkan juga dalam rangka penerapan prudential banking untuk melindungi bank atau perusahaan jasa keuangan lain dari berbagai risiko dalam berhubungan dengan nasabah dan counter-party. Khususnya terhadap para nasabah, pihak bank atau jasa keuangan lain harus mengenali para nasabah, agar bank atau jasa keuangan lain tidak terjerat dalam kejahatan pencucian uang. Prinsip mengenal nasabah ini merupakan rekomendasi FATF, yang merupakan orinsip ke lima belas dari dua puluh lima Core Principles For effective Banking Supervision dan Bassel Committee . Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Prinsip KYC pada dasarnyabertujuan untuk : membantu bank agar dapat mendeteksi sesegara mungkin setiap aktivitas yang mencurigakan yang dilakukan nasabah; memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan perbankan yang berlaku; menegakkan prinsip kehati-hatian dalam praktek perbankan; mengurangi risiko dimanfaatkannya bank sebagai sarana untuk melakukan aktivitas kejahatan; melindungi reputasi bank. Adapun pokok-pokok yang diatur dalam konsep PBI ini sebagian besar mengakomodir butir-butir rekomendasi FATF khususnya yang berkaitan dengan Know Your Customer Principles, antara lain: - Kewajiban bank untuk memiliki kebijakan dan prosedur penerimaan nasabah, dan pemantauan kegiatan nasabah dalam rangka penerapan prinsip pengenalan nasabah; - Prosedur penerimaan dan identifikasi nasabah; - Persetujuan pembukaan rekening; - Larangan pembukaan rekening; - Kewajiban bank untuk melakukan pemantauan nasabah; - Kewajiban bank untuk memiliki pedoman intern prinsip pengenalan nasabah;
  • 9. 9 - Kewajiban bank untuk melaporkan dalam hal terdapat indikasi transaksi yang mencurigakan dan Transaksi keuangan tunai senilai Rp. 500.000.000 keatas yang dilakukan seseorang dalam satu hari kepada PPATK; - Penerapan prinsip pengenalan nasabah pada kantor bank di luar negeri bagi bank yang berbadan hukum Indonesia. Selain peraturan perundang-undangan tersebut masih ada lagi peraturan perundang-undanganlain yang bail langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak terhadap pencegahan dan pemberantasan money laundering, seperti Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 dan UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dalam Pasal 36 (a) menyatakan bahwa perusahaan sekuritas dan penasihat investasi wajib mengetahui latar belakang, keadaan keuangan dan tujuan investasi dari nasabahnya. 7. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dalam konteks kepentingan nasional ditetapkannya undang-undang tentang tindak npidana pencucian uang merupakan penegasan bahwa pemerintah dan sektor swasta bukan merupakan bagian dari masalah, akan tetapi bagian dari masalah, baik di sector ekonomi, keuangan maupun perbankan. Pertama-tama usaha yang harus ditempuh oleh Suatu Negara untuk dapat mencegah dan memberantas praktik pencucian uang adalah dengan membentuk undang-undang yang melarang perbuatan pencucian uang dan menghukum dengan berat para pelaku tersebut. Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang ini, tindak pidana pencucian uang dapat dicegah atau diberantas. Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dalam Undang-undang ini dibentuk pula Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan yang disingkat PPATK, yang bertugas: 1. Mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, mengevaluasi informasi yang diperoleh oleh PPATK, sesuai dengan Undang-undang ini; 2. Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh penyedia jasa keuangan; 3. Membuat pedoman mengenai tata cara Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan; 4. Memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai ketentuan dalam UU ini;
  • 10. 10 5. Mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada Penyedia Jasa Keuangan tentang kewajibannya yang ditentukan dalam UU ini atau Peraturan perundang-undangan lain, dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan; 6. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang; 7. Melaporkan hasil analisis transaksi yang berindikasi tindak pidana pencucian uang kepada Kepolisian dan Kejaksaan; 8. Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan kegiatan lainnya secara berkala 6 ( enam bulan sekali) kepada Presiden, DPR , dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Penyedia Jasa Keuangan. Disamping itu, untuk memperlancar proses peradilan tindak pidana pencucian uang, undang-undang ini mengatur kewenangan penyidik, penuntut umum, atau hakim sesuai dengan tingkat penanganan perkara untuk dapat meminta pemblokiran Harta Kekayaan kepada Penyedia Jasa Keuangan. Undang-undang ini juga mengatur kewenangan penyidik, penuntut umum , atau hakim untuk meminta keterangan dari Penyedia Jasa Keuangan mengenai harta kekayaan setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK, tersangka atau terdakwa. Selain kekhususan di atas, undang-undang ini juga mengatur mengenai persidangan tanpa kehadiran terdakwa (peradilan in absentia) yaitu dalam hal terdakwa telah melarikan diri ke luar negeri atau telah dipanggil 3 kali secara sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak hadir, Majelis Hakim dengan putusan sela dapat meneruskan pemeriksaan dengan tanpa kehadiran terdakwa. f) Kerjasama Internasional Dalam rangka kerjasama internasional kiranya dapat disebut Pasal 57 Undang- undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang menyatakan, bahwa Bank Indonesia dapat melakukan kerjasama dengan bank sentral lainnya, organisasi danlembaga internasional. Kerjasama ini dapat meliputi kerjasama berupa tukar-menukar informasi yang terkait dengan tugas bank sentral, termasuk dalam bidang pengawasan bank. Dalam kaitan dengan kerjasama ini juga dapat disebutkan, bahwa terdapat UU No. 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi yang memungkinkan adanya kerjasama internasional. Republik Indonesia sudah menandatangani beberapa perjanjian ekstradisi dengan Filipina,Malaysia, Thailand, Australia dan Hong Kong. Kerjasama dengan Australia dan
  • 11. 11 Hong Kongsudah meliputi juga money laundering, walaupun pada saat itu money laundering belum dinyatakan sebagai tindak pidana. Di samping itu, dapat dikemukakan bahwa sejak Juni 2000 I ndonesia telah diterima menjadi anggota Asia Pasific Group on Money Laundering (APG), suatu forum kerjasama untuk pemberantasan money laundering di kawasan Asia Pasifik yang didirikan pada Februari 1997. Sejak Mei 2001 keanggotaan APG sudah meliputi 22 negara di Asia Pasifik.