SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
HUKUM PERSAINGAN
USAHA:
SUATU PENGANTAR
2
Persaingan/kompetisi
3
Persaingan/kompetisi
4
5
Taktik Jerman/Inggris
6
Taktik Brasil
7
Taktik Indonesia
Yang merah bukan bola, itu wasit !!!
Kompetisi memacu prestasi
8
9
An Accelerating World?
Waktu yang diperlukan untuk melipatgandakan
pendapatan bagi umat manusia:
Pre-industrial period: 350 years
Early Industrializers – eg Britain (1780-1830) 125 years
Second Phase Industrializers – (19th century) 65 years
First Half of 20th Century 35 years
Fast growers 1950 – 1970 20 years
Fast Growers 1980 – 2000 10 years or less
Mengapa?
10
Persaingan telah mengubah dunia
dan meningkatkan kesejahteraan
bagi umat manusia
Pertumbuhan yang lebih tinggi sekarang dibandingkan
sebelumnya disebabkan oleh pemanfaatan teknologi dan
peningkatan produktifitas
- yang didorong oleh pasar yang kompetitif
11
Mengapa persaingan itu penting?
• Persaingan memaksa perusahaan untuk menekan biaya menjadi
lebih rendah
• Persaingan memaksa perusahaan untuk selalu menciptakan produk
baru dan berinovasi
• Pesaingan memaksa terciptanya pelayanan yang lebih baik
• Menguntungkan konsumen
“If this capital [of the grocery trade] is divided between two different
grocers, their competition will tend to make both of them sell cheaper,
than if it were in the hands of one only; and if it were divided among
twenty, their competition would be just so much the greater, and the
chance of their combining together, in order to raise the price, just so
much the less.” The Wealth of Nations
12
Manfaat PersainganManfaat Persaingan
• Industri penerbangan
13
Manfaat PersainganManfaat Persaingan
• Industri telekomunikasi
14
Manfaat PersainganManfaat Persaingan
• Industri ritel
15
The Equilibrium of Supply and Demand
Price
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Quantity
13
Equilibrium
quantity
Equilibrium price Equilibrium
Supply
Demand
16
The Inefficiency of Monopoly
Quantity0
Price
Deadweight
loss
Demand
Marginal
revenue
Marginal cost
Efficient
quantity
Monopoly
price
Monopoly
quantity
17
Competition Policy
Competition Policy
Macro-economic Policy Competition Law
Promote deregulation &
trade liberalization
Prevent Anti-Competitive Conduct
Foster Mobility of Resources, Competitive Environment,
Economic Efficiency & Consumer Welfare
18
Mengapa Hukum Persaingan Usaha Penting?
“People of the same trade seldom meet together, even
for merriment and diversion, but the the conversation
ends in conspiracy against the public, or in some
contrivance to raise prices.”
Adam Smith, 1776
19
Mengapa Hukum Persaingan Usaha Penting?
• Persaingan perlu adanya aturan main, karena terkadang tidak
selamanya mekanisme pasar dapat berkerja dengan baik (adanya
informasi yang asimetris dan monopoli);
• Dalam pasar, biasanya ada usaha-usaha dari pelaku usaha untuk
menghindari atau menghilangkan terjadinya persaingan di antara
mereka;
• Berkurangnya atau hilangnya persaingan memungkinkan pelaku
usaha memperoleh laba yang jauh lebih besar;
20
Mengapa Indonesia baru tahun 1999
memiliki UU Persaingan Usaha?
• Sebelum terbitnya UU No. 5/1999, Indonesia
tidak memiliki hukum persaingan yang
komprehensif
• Pengaturan tentang persaingan terdapat
diberbagai peraturan perundang-undangan,
seperti:
– Pasal 382bis KUHP
– Pasal 1365 KUHPerdata
– Pasal 7 UU No.5/1984 tentang Perindustrian
– d.l.l.
21
Mengapa Indonesia baru tahun 1999
memiliki UU Persaingan Usaha?
• Ide pembentukan sudah lama dilakukan, misalnya yang
dilakukan oleh PDI, kerjasama antara FHUI dengan
Departemen Perdagangan
• Tetapi ide tersebut kandas karena tidak ada political will
dan kondisi tidak terlalu kondusif
• Ide pembentukan mendapat momentum dengan adanya
LoI dengan IMF pada tanggal 29 Juli 1998 dan keinginan
dari masyarakat untuk melakukan reformasi
22
Tujuan Utama
Hukum Persaingan Usaha
 Agar persaingan antar pelaku usaha tetap hidup
 Agar persaingan yang dilakukan antar pelaku usaha
dilakukan secara sehat
 Mencegah penyalahgunaan kekuatan ekonomi
 Melindungi kebebasan konsumen dan produsen dalam
berusaha
 Efesiensi ekonomi
 Meningkatkan kesejahteraan konsumen
23
Tujuan Tambahan dari
Hukum Persaingan Usaha
 Melindungi Usaha Kecil
 Menciptakan keadilan dan kejujuran dalam berusaha
 Mengendalikan inflasi
Bagaimana seandainya dalam suatu kasus
terkadang antara tujuan yang satu dengan tujuan
yang lain bisa saling berbenturan apa yang perlu
dilakukan? (Misalkan tujuan untuk meningkatkan
efesiensi mungkin berbenturan dengan tujuan
melindungi usaha kecil)
24
Asas Hukum Persaingan Usaha
Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan
kegiatan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan
antara kepentingan pelaku usaha dan
kepentingan umum (Pasal 2 UU No.5/1999).
25
Tujuan Undang-undang Persaingan
Usaha Indonesia
1. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi
ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan
persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya
kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku
usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha
kecil;
3. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan
4. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
(Pasal 3 UU No.5/1999)
26
Pengaturan UU No.5/1999
1. Perjanjian yang dilarang
2. Kegiatan yang dilarang
3. Posisi dominan
4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha
5. Penegakan Hukum
6. Ketentuan lain-lain
27
Ketentuan Umum
Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum atau bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai
kegiatan usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 1
angka 5 UU No.5/1999).
28
Ketentuan Umum (lanjutan)
Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa
tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok
pelaku usaha (Pasal 1 angka 1 UU No.5/1999);
Praktek Monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi
oleh satu atau lebi pelaku usaha yang mengakibatkan
dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang
dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan
kepentingan umum (Pasal 1 angka 2 UU No.5/1999)
29
Instrument of Competition Policy
Structural merger & monopolies
Behavioral price fixing,
collusive agreement,
vertical restrains
30
Instrument of Competition Policy
• Per se mutlak dilarang
• Rule of Reason melihat kepada akibat
yang ditimbulkan
31
Contoh Pasal UU No.5/1999
• Pasal 5 UU No.5/1999
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu
barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen
atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
• Pasal 7 UU No.5/1999
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha pesaingnya untuk membuat perjanjian dengan
pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga di
bawah harga pasar, yang dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat.
32
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Strukturalis
• Diperkuat oleh studi Mason di tahun 1930-an  berdasarkan dari
ide yang dikembangkan oleh mazhab neo-klasik, yang menilai
kinerja ekonomi dalam kerangka alokasi dan teknis (efisiensi
statis) dalam mengkontraskan kondisi monopoli dan persaingan
sempurna  mempengaruhi cabang ilmu ekonomi yang dikenal
dengan ekonomi industri dan mengarah pada pengembangan
paradigma SCP
• Tahun 1950-an  riset dilanjutkan oleh Joe S. Bain mengenai
kinerja pasar oligopoly dan mengukur hasilnya  menemukan
bahwa 8 perusahaan terbesar mengkontrol 70% atau lebih pasar,
keuntungan rata-ratanya secara signifikan lebih tinggi daripada
pasar yang kurang terkonsentrasi
Mason
Bain
33
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Strukturalis
– Karya Bain dan pengikutnya mengindifikasikan hubungan positif
yang kuat antara konsentrasi dan profitabilitas  memberikan
dukungan yang cukup kuat kepada aliran “strukturalist” dari
antitrust  kondisi untuk masuk (the condition of entry) adalah
pusat bagi paradigma SCP. Halangan untuk masuk dianggap
sebagai kondisi yang penting bagi pemanfaatan market power
– Secara luas mendorong dekonsentrasi industri di Amerika,
termasuk legislasi untuk merekstrukturisasi monopolis dan
oligopolis
34
Karakteristik Pasar
Permintaan
•Elastisitas harga
•Subtitusi
•Pertumbuhan pasar
•Jenis produk
•Metode pembelian
Penjualan
•Teknologi
•Bahan mentah
•Lokasi
•Ketahanan produk
•Unionization
Struktur Pasar (Market Structure)
Jumlah penjual dan pembeli
Diferensiasi produk
Halangan masuk pasar
Integrasi vertikal
Diversifikasi
Struktur biaya
Perilaku Pasar (Conduct)
Strategi harga
Strategi produk
Periklanan
Penelitian dan pengembangan
Rencana investasi
Kolusi
Merger
Kinerja (Perfomance)
Efisiensi alokasi
Efisiensi produksi
Kualitas dan pelayanan
Pertumbuhan teknologi
Kebijakan Pemerintah
•Kebijakan anti monopoli
•Regulasi
•Pajak dan subsidi
•Kebijakan perdagangan
•Kontrol harga
•Kebijakan upah
•Insentif investasi
•Insentif karyawan
•Kebijakan makroekonomi
Gambar
Struktur, Perilaku, dan Kinerja sebuah Pasar
(Structure-Conduct-Performance Approach)
35
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Chicago
– Tahun 1960an dan awal 1970an  kritik tajam datang dari
aliran Chicago (Alchian, 1950; Demzet, 1973; pelzman, 1976;
Posner, 1972; Stigler, 1971)  memberikan argument yang
kuat bahwa karya Bain dan studi selanjutnya adalah salah dan
proposal dekonsentrasi adalah salah arah
– Teripsirasi oleh aliran Austria  persaingan adalah suatu
proses, persaingan dapat mengarah kearah beragam struktur
pasar yang dapat memberikan hasil yang efisien
– Hipotesa aliran Chicago  perusahaan dengan efisiensi yang
lebih superior secara umum akan memperluas pangsa pasar
mereka  meningkatkan konsentrasi pada pasar yang
terbuka, dapat merupakan hasil dari persaingan yang efisien
dimana pemenangnya akan berusaha untuk memperoleh
proporsi penjualan yang lebih besar
Posner
Stigler
36
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Aliran Chicago
– Tetap melihat pentingnya peran campur tangan publik dan penguatan
institusional dalam rangka untuk memastikan bahwa pasar memiliki
kapasitas untuk menciptakan kekuatan dinamis kompetitif dari
persaingan.
– Hanya kesepakatan yang horizontal yang muncul dibawah payung UU
persaingan  pengaturan non horizontal dipandang sebagai indikasi
bahwa persaingan pasar sebenarnya berjalan  hambatan vertical,
kesepakatan antara perusahaan-perusahaan dan distributor
dibawahnya atau supplier diatasnya (kesepakatan harga, periklanan,
wilayah-wilayah dealer, praktek-praktek franchise) bukanlah sesuatu hal
yang perlu diatur dalam UU persaingan  dipandang sebagai pro
persaingan.
– Penganut Schumpetarian dan evolusioner  persaingan adalah bagian
dari proses dinamis  pencarian keuntungan membuat kondisi ekonomi
menjadi dinamis  lingkungan pasar (masalah institusi dan regulasi)
seharusnya membuat daya saing perusahaan-perusahaan.
37
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
• Aliran Chicago
– Bagi mereka yang bekerja dalam tradisi Chicago School,
Sherman Act  memberi perhatian terhadap pembatasan
output. Argumennya  membatasi output menyebabkan
harga yang lebih tinggi dan _ _ deadweight loss
mengukur biaya yang dibebankan kepada masyarakat
akibat dari pambatasan output_ _. Karena itu, tujuan
dari Sherman Act adalah meminimalkan dead weight loss
karena market power. Kekuatan pasar berarti kekuatan
untuk menaikkan harga dengan mengurangi output untuk
mencegah masuknya pesaing. Tanpa adanya kekuatan
itu, munculah persaingan (Bork, 1966 dalam Martin,
1994:46).
38
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Post Chicago
– Post Chicago masih memegang premis-premis aliran Chicago bahwa
maksimisasi kesejahteraan konsumen adalah tujuan kebijakan antitrust
dan analisis ekonomi adalah “tool” yang berguna untuk menerapkan
kebijakan ini.
– Pemikiran dari kelompok ini dikenal dengan pendekatan hierarki yang
membahas secara khusus teori transaksi. Yang berbeda dari aliran ini
adalah pilihan model formal economics yang jatuh pada model oligopoly
yang berbasis pada “game theory”. Fokus analisis post-chicago adalah
ide mengenai “naiknya biaya pesaing”
– Teori organisasi industri baru. Dengan fokus terhadap sifat dasar dan
bentuk persaingan dalam concentrated market, organisasi industri
dikatakan sebagai teori srategis bisnis. Penekanannya adalah pada
perspektif dinamis dan mengenali kemungkinan efek timbal balik dari
tingkah laku perusahaan terhadap struktur pasar, dan strategi
perusahaan saat ini, ditujukan untuk mengubah struktur pasar dimasa
depan. Jadi, perilaku pasar diesok. Strategi seperti itu sudah jelas akan
membuat konsentrasi penjual dan hambatan masuk menjadi variable
endogen.
39
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982)
– Halangan untuk masuk atau keluar akan berguna lebih dari
hanya sekedar merespon rival setelah mereka muncul 
konsep contestability. Kasus yang ideal adalah ketika si-yang-
ingin-masuk tidak punya resiko apa-apa. Perusahaan bisa
memasuki pasar baru, mencoba peruntungannya, dan jika tidak
berhasil bisa mengambil semua investasinya dan keluar tanpa
kerugian. Di jargon yang sekarang, pasar seperti itu disebut
“perfectly contestable market”.
– Perfectly contestable market sebagai pasar yang bisa dimasuki
dan kaluar tanpa biaya  Perfectly contestability adalah
gagasan teoritikal (Edward E. Zajac, 1995:32)
40
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982)
– Jika pasar bersifat contestable  perusahaan tidak harus kecil
dan banyak harus bisa kompetitif, dan jika pasar banyak bersifat
kontestabel maka perusahaan besar akan dibatasi untuk tidak
bertindak non-kompetitif  hal yang penting dalam kaitannya
dengan teori kontestabel adalah bahwa struktur oligopoli atau
monopoli dapat diterima ketika hambatan masuk rendah.
– Penekanannya adalah pada, bagaimana struktur pasar yang
ada, tidak perduli terdapat oligopoly atau monopoli pada pasar
relevan, pesaing potensial memiliki inisiatif untuk dapat masuk
ke pasar. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran selama terdapat
kesempatan masuk dan keluar pada biaya yang sangat rendah
bagi pesaing potensial (Martin, Stephen 1993:300, Patterson,
1996:189, Fishwick, 1993:36
41
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
New Economy
– Pada abad duapuluh, dimana evolusi indistri ditandai dengan
munculnya industri-indistri berbasis teknologi dan inovasi, kritik
terhadap penggunaan pasar persaingan sempurna sebagai analisis
dalam kebijakan antitrust semakin kencang  Menganggap persaingan
sempurna sebagai struktur pasar yang memaksimumkan.
Kesejahteraan yang menganggap keluar dari struktur pasar ini sebagai
problematic, hanya ideal bila kompetisi dianggap statis. Kompetisi yang
dinamis sebenarnya atau secara potensial penting bagi keuntungan
sumber keuntungan konsumen. Melihat kebijakan antitrust dalam
anggapan bahwa kompetisi yang sempurna dapat dicapai, sepertinya
tidak terlalu berguna bagi konsumen (Mankiw, 1998, dalam Schmalence
R. dan David S. Evens, 2001:15).
– Dalam industri yang sedang mengalami perubahan teknologi yang
cepat dimana persaingan berpusat pada kekayaan intelektual
(intellectual property), perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing di
pasar biasanya menggunakan R&D untuk mengembangkan produk,
jasa dan kelebihan yang paling bagus sebagai basis untuk merebut dan
memimpin pasar. Melalui cara ini perusahaan mampu mengurangi atau
menghilangkan pesaing yang sudah ada dan yang akan ada dan
merubah struktur pasar di masa depan. Harga yang statis dan
persaingan output dalam margin di pasar menjadi tidak begitu penting.
42
Aliran Pemikiran dalam kebijakan
persaingan
• New Economy
– Investasi yang berbasis penciptaan intelectual property (knowledge base)
menghasilkan skala ekonomi yang signifikan, mengarah pada konsentrasi
penjual yang signifikan juga. Namun begitu, kepemimpinan pasar dapat
diperebutkan sebagai akibat terus menerus adanya ancaman drustic innovation
dari rival  industri-industri ini kadang-kadang disebut “new economy” yang
hamper sinonim dengan industri teknologi informasi (information – technology
industry).
– Karakteristik persaingan mungkin mempunyai aspek-aspek yang menbuat
ekonom menyebutnya “shumpetarian” karena ada proses “penghacuran
kreatif”yang berarti inovasi menghancurkan industri lama dan menciptakan
industi baru. Kontrasnya dalam “old economy” kompetisi ada terutama melaui
kompetisi tradisional yaitu melalui harga dan atau output pada margin di dalam
pasar dan melaui inovasi tambahan, bukan melaui usaha untuk menciptakan
inovasi – drastis yang menghancurkan pasar (Schmalence R. dan David S.
Evans., 2001:2)
– Aplikasi prinsip antitrust harus memikirkan cara-cara penting dalan industri new-
economy yang membuat industri new-economy beda dengan yang tradisional
(old economy). Dalam sepuluh tahun terakhir, penggunaan analisis ekonomi
secara hati-hati, secara umum telah meluruskan kebijakan antitrust untuk
mencerminkan karakteristik/kelebihan industri yang berkompetisi secara dinamis
yang membedakan mereka dari industri yang berkompetisi secara statis
(Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:13)
43
Struktur Pasar
• Monopoli: hanya ada satu penjual
• Oligopoli: hanya sedikit penjual
• Persaingan monopolistik: memiliki karakterstik
persaingan sekaligus karakter monopoli (banyak
penjual, produk terdifrensiasi, bebas keluar dan
masuk);
• Persaingan sempurna
44
Elemen-elemen struktur pasar
• Market share: porsi penguasaan pasar yang
dicerminkan oleh relatif nilai jual produk dari
perusahaan terhadap keseluruhan nilai jual di pasar
bersangkutan;
• Market Power: kemampuan perusahaan untuk
mempengaruhi harga tanpa harus mengurangi output;
• Concentration ratio: total market share dari beberapa
(biasanya empat) perusahaan besar di pasar
bersangkutan;
• Condition of entry: kondisi yang mencerminkan ada
tidaknya hambatan masuk bagi pesaing;
45
Market Power
Market power dapat ditunjukan
oleh slope dari kurva
permintaan.
Semakin inelastis kurva
permintaan atau semakin curam
slope dari kurva permintaan
maka semakin besar market
power dari perusahaan yang
bersangkutan
46
Fundamental Key dalam analisis Pasar
 Defining the Relevant Market
Pasar yg berkaitan dengan jangkauan atau daerah
pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas
barang atau jasa yang sama atau sejenis atau
substitusi dari barang dan atau jasa tersebut
Dapat dilihat dari:
• Pasar produk (Product market)
• Cakupan wilayah pasar (Geographic market)
• Fungsional
• Temporal
47
Pasar yang penting
Pasar Produk (Product Market)
• Barang atau jasa yang substitusi.
• Diukur dari cross elaslisitas demand (permintaan) dan
supply (produksi dan penjualan).
• SSNIP (Small but Significant Non-transitory Increase in
Price) digunakan untuk menentukan dimensi produk
dan geografik dari pasar.
Geografi Market
Area dimana barang dan jasa berkompetisi.
48
Pasar yang penting
Pasar Fungsional
Dilihat dari fungsi dari pelaku pasar, bukan
barang atau jasanya, misalnya: supplier dan
distributors.
Pasar Temporal
• Pasar berubah.
• Dilihat dari waktu, minimal 1 tahun
49
Struktur Pasar (1)
Pasar Monopoli
karakteristiknya:
– Hanya terdapat satu perusahaan saja di dalam suatu pasar tertentu,
– Tidak memiliki barang subtitusi yang mirip.
– Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
– Dapat menentukan harga.
– Promosi iklan kurang diperlukan.
50
Struktur Pasar (2)
Pasar Oligopoli
Karakteristik:
– menghasilkan barang standar atau barang yang berbeda corak
– kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan ada
kalanya sangat kuat
– pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi
secara iklan.
51
Struktur Pasar (3)
Pasar Persaingan Monopolistik
Karakteristiknya:
– Terdapat banyak penjual
– Produknya bersifat berbeda corak
– Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
– Masuk kedalam pasar relatif lebih mudah
– Promosi produk secara aktif
52
Struktur Pasar (4)
Pasar Persaingan Sempurna
Karakteristiknya:
– Barang yang diperjual belikan homogen;
– Perusahaan di dalam pasar persaingan sempurna sebagai pengambil harga;
– Jumlah penjual dan jumlah pembeli sangat banyak;
– Tidak adanya hambatan (barrier to entry) bagi setiap penjual untuk masuk
kedalam pasar ataupun untuk keluar dari pasar;
– Penjual maupun pembeli, mengetahui seluruh informasi pasar secara sempurna
Perlu keadilan dalam kompetisi
53
54
Terima Kasih
af.khaidir@gmail.com

More Related Content

What's hot (20)

Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Hukum perburuhan dan ketenagakerjaan
Hukum perburuhan dan ketenagakerjaanHukum perburuhan dan ketenagakerjaan
Hukum perburuhan dan ketenagakerjaan
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Indikasi geografis
Indikasi geografisIndikasi geografis
Indikasi geografis
 
Contoh Surat Tuntutan
Contoh Surat TuntutanContoh Surat Tuntutan
Contoh Surat Tuntutan
 
aspek hukum haki
aspek hukum  hakiaspek hukum  haki
aspek hukum haki
 
Perlindungan konsumen
 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 
penanaman modal
penanaman modalpenanaman modal
penanaman modal
 
Rahasia dagang
Rahasia dagangRahasia dagang
Rahasia dagang
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Penelitian hukum (mph)
Penelitian hukum (mph)Penelitian hukum (mph)
Penelitian hukum (mph)
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pasar modal
Hukum pasar modalHukum pasar modal
Hukum pasar modal
 
Wajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanWajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaan
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Hukum Jaminan
Hukum JaminanHukum Jaminan
Hukum Jaminan
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 

Viewers also liked

Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehatAntimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehatAnchi Geger
 
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'Nur Azizah
 
Revisi anti monopoli & persaingan usaha tdk sehat
Revisi anti monopoli & persaingan usaha tdk sehatRevisi anti monopoli & persaingan usaha tdk sehat
Revisi anti monopoli & persaingan usaha tdk sehatNimah Lavigne
 
Pasar monopoli tidak sehat
Pasar monopoli tidak sehatPasar monopoli tidak sehat
Pasar monopoli tidak sehatAnchi Geger
 
Bab%20 i%2cv%2c%20daftar%20pustaka
Bab%20 i%2cv%2c%20daftar%20pustakaBab%20 i%2cv%2c%20daftar%20pustaka
Bab%20 i%2cv%2c%20daftar%20pustakaAnchi Geger
 
Pengertin pasar monopoli persaingan tidak sehat
Pengertin pasar monopoli persaingan tidak sehatPengertin pasar monopoli persaingan tidak sehat
Pengertin pasar monopoli persaingan tidak sehatAnchi Geger
 
Prinsip ekonomi casefair e8j2
Prinsip ekonomi casefair e8j2Prinsip ekonomi casefair e8j2
Prinsip ekonomi casefair e8j2qwertycoy
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhMahyuni Bjm
 
Proposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swotProposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swotFidayatul Kasanah
 
Bab 10 aset tetap I
Bab 10 aset tetap IBab 10 aset tetap I
Bab 10 aset tetap IAmrul Rizal
 

Viewers also liked (11)

Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehatAntimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
 
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'
 
Revisi anti monopoli & persaingan usaha tdk sehat
Revisi anti monopoli & persaingan usaha tdk sehatRevisi anti monopoli & persaingan usaha tdk sehat
Revisi anti monopoli & persaingan usaha tdk sehat
 
Pasar monopoli tidak sehat
Pasar monopoli tidak sehatPasar monopoli tidak sehat
Pasar monopoli tidak sehat
 
Bab%20 i%2cv%2c%20daftar%20pustaka
Bab%20 i%2cv%2c%20daftar%20pustakaBab%20 i%2cv%2c%20daftar%20pustaka
Bab%20 i%2cv%2c%20daftar%20pustaka
 
Pengertin pasar monopoli persaingan tidak sehat
Pengertin pasar monopoli persaingan tidak sehatPengertin pasar monopoli persaingan tidak sehat
Pengertin pasar monopoli persaingan tidak sehat
 
Prinsip ekonomi casefair e8j2
Prinsip ekonomi casefair e8j2Prinsip ekonomi casefair e8j2
Prinsip ekonomi casefair e8j2
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
BMP ESPA4220
BMP ESPA4220BMP ESPA4220
BMP ESPA4220
 
Proposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swotProposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swot
 
Bab 10 aset tetap I
Bab 10 aset tetap IBab 10 aset tetap I
Bab 10 aset tetap I
 

Similar to Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

Sharing Session Hukum Persaingan Usaha
Sharing Session Hukum Persaingan UsahaSharing Session Hukum Persaingan Usaha
Sharing Session Hukum Persaingan UsahaLantiko Suryatama
 
Bab 7. hukum persaingan usaha
Bab 7. hukum persaingan usahaBab 7. hukum persaingan usaha
Bab 7. hukum persaingan usahaSadikun Rusmana
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS TI...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS TI...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS TI...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS TI...febrysaragih
 
Business ethics Stakeholder Consideration
Business ethics Stakeholder ConsiderationBusiness ethics Stakeholder Consideration
Business ethics Stakeholder ConsiderationLenny Rosadiawan
 
Persaingan Usaha (kel 8 PDI)
Persaingan Usaha (kel 8 PDI)Persaingan Usaha (kel 8 PDI)
Persaingan Usaha (kel 8 PDI)YuliaDwi9
 
Regulasi & antitrust
Regulasi & antitrustRegulasi & antitrust
Regulasi & antitrustSably Az
 
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, anti moopoli dan persaingan bisnis...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, anti moopoli dan persaingan bisnis...Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, anti moopoli dan persaingan bisnis...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, anti moopoli dan persaingan bisnis...megiirianti083
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganSeptian Muna Barakati
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganWarnet Raha
 
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptxpresentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptxrahmiiryanti1
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganSeptian Muna Barakati
 
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1Taufik Habibie
 
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintah
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintahKegagalan pasar dan intervensi pemerintah
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintahmm 51 Untag
 
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintah
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintahKegagalan pasar dan intervensi pemerintah
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintahVerry Allan
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Dimas Triadi
 
Paparan-Kurnia-Toha-UNISDA-31-Oktober-2019 (1).pptx
Paparan-Kurnia-Toha-UNISDA-31-Oktober-2019 (1).pptxPaparan-Kurnia-Toha-UNISDA-31-Oktober-2019 (1).pptx
Paparan-Kurnia-Toha-UNISDA-31-Oktober-2019 (1).pptxKukuhDt
 
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-103 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1AmrulNasution
 

Similar to Hukum persaingan usaha (anti monopoli) (20)

Sharing Session Hukum Persaingan Usaha
Sharing Session Hukum Persaingan UsahaSharing Session Hukum Persaingan Usaha
Sharing Session Hukum Persaingan Usaha
 
Paparan bab 12 regulasi dan antitrust
Paparan bab 12 regulasi dan antitrustPaparan bab 12 regulasi dan antitrust
Paparan bab 12 regulasi dan antitrust
 
Bab 7. hukum persaingan usaha
Bab 7. hukum persaingan usahaBab 7. hukum persaingan usaha
Bab 7. hukum persaingan usaha
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS TI...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS TI...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS TI...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN BISNIS TI...
 
Business ethics Stakeholder Consideration
Business ethics Stakeholder ConsiderationBusiness ethics Stakeholder Consideration
Business ethics Stakeholder Consideration
 
Persaingan Usaha (kel 8 PDI)
Persaingan Usaha (kel 8 PDI)Persaingan Usaha (kel 8 PDI)
Persaingan Usaha (kel 8 PDI)
 
Regulasi & antitrust
Regulasi & antitrustRegulasi & antitrust
Regulasi & antitrust
 
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, anti moopoli dan persaingan bisnis...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, anti moopoli dan persaingan bisnis...Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, anti moopoli dan persaingan bisnis...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, anti moopoli dan persaingan bisnis...
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persaingan
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persaingan
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persaingan
 
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptxpresentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
presentasi managing competitive n monopolistic (1).pptx
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persaingan
 
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
Ekonomi mikro 7-struktur-dan-tipe-pasar1
 
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintah
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintahKegagalan pasar dan intervensi pemerintah
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintah
 
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintah
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintahKegagalan pasar dan intervensi pemerintah
Kegagalan pasar dan intervensi pemerintah
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
 
Paparan-Kurnia-Toha-UNISDA-31-Oktober-2019 (1).pptx
Paparan-Kurnia-Toha-UNISDA-31-Oktober-2019 (1).pptxPaparan-Kurnia-Toha-UNISDA-31-Oktober-2019 (1).pptx
Paparan-Kurnia-Toha-UNISDA-31-Oktober-2019 (1).pptx
 
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-103 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
03 pasar-dan-jenis-jenis-pasar-1
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 

More from mailinursal

Kontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnisKontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnismailinursal
 
Hukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaraHukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaramailinursal
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usahamailinursal
 
Aspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiaAspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiamailinursal
 
Hukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumenHukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumenmailinursal
 

More from mailinursal (8)

Kontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnisKontrak dalam bisnis
Kontrak dalam bisnis
 
Hukum asuransi
Hukum asuransiHukum asuransi
Hukum asuransi
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Hukum haki
Hukum hakiHukum haki
Hukum haki
 
Hukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negaraHukum bumn dan perusahaan negara
Hukum bumn dan perusahaan negara
 
Bentuk badan usaha
Bentuk badan usahaBentuk badan usaha
Bentuk badan usaha
 
Aspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesiaAspek hukum koperasi indonesia
Aspek hukum koperasi indonesia
 
Hukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumenHukum perlindungan konsumen
Hukum perlindungan konsumen
 

Hukum persaingan usaha (anti monopoli)

  • 4. 4
  • 7. 7 Taktik Indonesia Yang merah bukan bola, itu wasit !!!
  • 9. 9 An Accelerating World? Waktu yang diperlukan untuk melipatgandakan pendapatan bagi umat manusia: Pre-industrial period: 350 years Early Industrializers – eg Britain (1780-1830) 125 years Second Phase Industrializers – (19th century) 65 years First Half of 20th Century 35 years Fast growers 1950 – 1970 20 years Fast Growers 1980 – 2000 10 years or less Mengapa?
  • 10. 10 Persaingan telah mengubah dunia dan meningkatkan kesejahteraan bagi umat manusia Pertumbuhan yang lebih tinggi sekarang dibandingkan sebelumnya disebabkan oleh pemanfaatan teknologi dan peningkatan produktifitas - yang didorong oleh pasar yang kompetitif
  • 11. 11 Mengapa persaingan itu penting? • Persaingan memaksa perusahaan untuk menekan biaya menjadi lebih rendah • Persaingan memaksa perusahaan untuk selalu menciptakan produk baru dan berinovasi • Pesaingan memaksa terciptanya pelayanan yang lebih baik • Menguntungkan konsumen “If this capital [of the grocery trade] is divided between two different grocers, their competition will tend to make both of them sell cheaper, than if it were in the hands of one only; and if it were divided among twenty, their competition would be just so much the greater, and the chance of their combining together, in order to raise the price, just so much the less.” The Wealth of Nations
  • 15. 15 The Equilibrium of Supply and Demand Price 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Quantity 13 Equilibrium quantity Equilibrium price Equilibrium Supply Demand
  • 16. 16 The Inefficiency of Monopoly Quantity0 Price Deadweight loss Demand Marginal revenue Marginal cost Efficient quantity Monopoly price Monopoly quantity
  • 17. 17 Competition Policy Competition Policy Macro-economic Policy Competition Law Promote deregulation & trade liberalization Prevent Anti-Competitive Conduct Foster Mobility of Resources, Competitive Environment, Economic Efficiency & Consumer Welfare
  • 18. 18 Mengapa Hukum Persaingan Usaha Penting? “People of the same trade seldom meet together, even for merriment and diversion, but the the conversation ends in conspiracy against the public, or in some contrivance to raise prices.” Adam Smith, 1776
  • 19. 19 Mengapa Hukum Persaingan Usaha Penting? • Persaingan perlu adanya aturan main, karena terkadang tidak selamanya mekanisme pasar dapat berkerja dengan baik (adanya informasi yang asimetris dan monopoli); • Dalam pasar, biasanya ada usaha-usaha dari pelaku usaha untuk menghindari atau menghilangkan terjadinya persaingan di antara mereka; • Berkurangnya atau hilangnya persaingan memungkinkan pelaku usaha memperoleh laba yang jauh lebih besar;
  • 20. 20 Mengapa Indonesia baru tahun 1999 memiliki UU Persaingan Usaha? • Sebelum terbitnya UU No. 5/1999, Indonesia tidak memiliki hukum persaingan yang komprehensif • Pengaturan tentang persaingan terdapat diberbagai peraturan perundang-undangan, seperti: – Pasal 382bis KUHP – Pasal 1365 KUHPerdata – Pasal 7 UU No.5/1984 tentang Perindustrian – d.l.l.
  • 21. 21 Mengapa Indonesia baru tahun 1999 memiliki UU Persaingan Usaha? • Ide pembentukan sudah lama dilakukan, misalnya yang dilakukan oleh PDI, kerjasama antara FHUI dengan Departemen Perdagangan • Tetapi ide tersebut kandas karena tidak ada political will dan kondisi tidak terlalu kondusif • Ide pembentukan mendapat momentum dengan adanya LoI dengan IMF pada tanggal 29 Juli 1998 dan keinginan dari masyarakat untuk melakukan reformasi
  • 22. 22 Tujuan Utama Hukum Persaingan Usaha  Agar persaingan antar pelaku usaha tetap hidup  Agar persaingan yang dilakukan antar pelaku usaha dilakukan secara sehat  Mencegah penyalahgunaan kekuatan ekonomi  Melindungi kebebasan konsumen dan produsen dalam berusaha  Efesiensi ekonomi  Meningkatkan kesejahteraan konsumen
  • 23. 23 Tujuan Tambahan dari Hukum Persaingan Usaha  Melindungi Usaha Kecil  Menciptakan keadilan dan kejujuran dalam berusaha  Mengendalikan inflasi Bagaimana seandainya dalam suatu kasus terkadang antara tujuan yang satu dengan tujuan yang lain bisa saling berbenturan apa yang perlu dilakukan? (Misalkan tujuan untuk meningkatkan efesiensi mungkin berbenturan dengan tujuan melindungi usaha kecil)
  • 24. 24 Asas Hukum Persaingan Usaha Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum (Pasal 2 UU No.5/1999).
  • 25. 25 Tujuan Undang-undang Persaingan Usaha Indonesia 1. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; 2. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil; 3. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha; dan 4. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha. (Pasal 3 UU No.5/1999)
  • 26. 26 Pengaturan UU No.5/1999 1. Perjanjian yang dilarang 2. Kegiatan yang dilarang 3. Posisi dominan 4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha 5. Penegakan Hukum 6. Ketentuan lain-lain
  • 27. 27 Ketentuan Umum Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 1 angka 5 UU No.5/1999).
  • 28. 28 Ketentuan Umum (lanjutan) Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha (Pasal 1 angka 1 UU No.5/1999); Praktek Monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebi pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum (Pasal 1 angka 2 UU No.5/1999)
  • 29. 29 Instrument of Competition Policy Structural merger & monopolies Behavioral price fixing, collusive agreement, vertical restrains
  • 30. 30 Instrument of Competition Policy • Per se mutlak dilarang • Rule of Reason melihat kepada akibat yang ditimbulkan
  • 31. 31 Contoh Pasal UU No.5/1999 • Pasal 5 UU No.5/1999 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama. • Pasal 7 UU No.5/1999 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga di bawah harga pasar, yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
  • 32. 32 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Aliran Strukturalis • Diperkuat oleh studi Mason di tahun 1930-an  berdasarkan dari ide yang dikembangkan oleh mazhab neo-klasik, yang menilai kinerja ekonomi dalam kerangka alokasi dan teknis (efisiensi statis) dalam mengkontraskan kondisi monopoli dan persaingan sempurna  mempengaruhi cabang ilmu ekonomi yang dikenal dengan ekonomi industri dan mengarah pada pengembangan paradigma SCP • Tahun 1950-an  riset dilanjutkan oleh Joe S. Bain mengenai kinerja pasar oligopoly dan mengukur hasilnya  menemukan bahwa 8 perusahaan terbesar mengkontrol 70% atau lebih pasar, keuntungan rata-ratanya secara signifikan lebih tinggi daripada pasar yang kurang terkonsentrasi Mason Bain
  • 33. 33 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Aliran Strukturalis – Karya Bain dan pengikutnya mengindifikasikan hubungan positif yang kuat antara konsentrasi dan profitabilitas  memberikan dukungan yang cukup kuat kepada aliran “strukturalist” dari antitrust  kondisi untuk masuk (the condition of entry) adalah pusat bagi paradigma SCP. Halangan untuk masuk dianggap sebagai kondisi yang penting bagi pemanfaatan market power – Secara luas mendorong dekonsentrasi industri di Amerika, termasuk legislasi untuk merekstrukturisasi monopolis dan oligopolis
  • 34. 34 Karakteristik Pasar Permintaan •Elastisitas harga •Subtitusi •Pertumbuhan pasar •Jenis produk •Metode pembelian Penjualan •Teknologi •Bahan mentah •Lokasi •Ketahanan produk •Unionization Struktur Pasar (Market Structure) Jumlah penjual dan pembeli Diferensiasi produk Halangan masuk pasar Integrasi vertikal Diversifikasi Struktur biaya Perilaku Pasar (Conduct) Strategi harga Strategi produk Periklanan Penelitian dan pengembangan Rencana investasi Kolusi Merger Kinerja (Perfomance) Efisiensi alokasi Efisiensi produksi Kualitas dan pelayanan Pertumbuhan teknologi Kebijakan Pemerintah •Kebijakan anti monopoli •Regulasi •Pajak dan subsidi •Kebijakan perdagangan •Kontrol harga •Kebijakan upah •Insentif investasi •Insentif karyawan •Kebijakan makroekonomi Gambar Struktur, Perilaku, dan Kinerja sebuah Pasar (Structure-Conduct-Performance Approach)
  • 35. 35 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Aliran Chicago – Tahun 1960an dan awal 1970an  kritik tajam datang dari aliran Chicago (Alchian, 1950; Demzet, 1973; pelzman, 1976; Posner, 1972; Stigler, 1971)  memberikan argument yang kuat bahwa karya Bain dan studi selanjutnya adalah salah dan proposal dekonsentrasi adalah salah arah – Teripsirasi oleh aliran Austria  persaingan adalah suatu proses, persaingan dapat mengarah kearah beragam struktur pasar yang dapat memberikan hasil yang efisien – Hipotesa aliran Chicago  perusahaan dengan efisiensi yang lebih superior secara umum akan memperluas pangsa pasar mereka  meningkatkan konsentrasi pada pasar yang terbuka, dapat merupakan hasil dari persaingan yang efisien dimana pemenangnya akan berusaha untuk memperoleh proporsi penjualan yang lebih besar Posner Stigler
  • 36. 36 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Aliran Chicago – Tetap melihat pentingnya peran campur tangan publik dan penguatan institusional dalam rangka untuk memastikan bahwa pasar memiliki kapasitas untuk menciptakan kekuatan dinamis kompetitif dari persaingan. – Hanya kesepakatan yang horizontal yang muncul dibawah payung UU persaingan  pengaturan non horizontal dipandang sebagai indikasi bahwa persaingan pasar sebenarnya berjalan  hambatan vertical, kesepakatan antara perusahaan-perusahaan dan distributor dibawahnya atau supplier diatasnya (kesepakatan harga, periklanan, wilayah-wilayah dealer, praktek-praktek franchise) bukanlah sesuatu hal yang perlu diatur dalam UU persaingan  dipandang sebagai pro persaingan. – Penganut Schumpetarian dan evolusioner  persaingan adalah bagian dari proses dinamis  pencarian keuntungan membuat kondisi ekonomi menjadi dinamis  lingkungan pasar (masalah institusi dan regulasi) seharusnya membuat daya saing perusahaan-perusahaan.
  • 37. 37 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan • Aliran Chicago – Bagi mereka yang bekerja dalam tradisi Chicago School, Sherman Act  memberi perhatian terhadap pembatasan output. Argumennya  membatasi output menyebabkan harga yang lebih tinggi dan _ _ deadweight loss mengukur biaya yang dibebankan kepada masyarakat akibat dari pambatasan output_ _. Karena itu, tujuan dari Sherman Act adalah meminimalkan dead weight loss karena market power. Kekuatan pasar berarti kekuatan untuk menaikkan harga dengan mengurangi output untuk mencegah masuknya pesaing. Tanpa adanya kekuatan itu, munculah persaingan (Bork, 1966 dalam Martin, 1994:46).
  • 38. 38 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Post Chicago – Post Chicago masih memegang premis-premis aliran Chicago bahwa maksimisasi kesejahteraan konsumen adalah tujuan kebijakan antitrust dan analisis ekonomi adalah “tool” yang berguna untuk menerapkan kebijakan ini. – Pemikiran dari kelompok ini dikenal dengan pendekatan hierarki yang membahas secara khusus teori transaksi. Yang berbeda dari aliran ini adalah pilihan model formal economics yang jatuh pada model oligopoly yang berbasis pada “game theory”. Fokus analisis post-chicago adalah ide mengenai “naiknya biaya pesaing” – Teori organisasi industri baru. Dengan fokus terhadap sifat dasar dan bentuk persaingan dalam concentrated market, organisasi industri dikatakan sebagai teori srategis bisnis. Penekanannya adalah pada perspektif dinamis dan mengenali kemungkinan efek timbal balik dari tingkah laku perusahaan terhadap struktur pasar, dan strategi perusahaan saat ini, ditujukan untuk mengubah struktur pasar dimasa depan. Jadi, perilaku pasar diesok. Strategi seperti itu sudah jelas akan membuat konsentrasi penjual dan hambatan masuk menjadi variable endogen.
  • 39. 39 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982) – Halangan untuk masuk atau keluar akan berguna lebih dari hanya sekedar merespon rival setelah mereka muncul  konsep contestability. Kasus yang ideal adalah ketika si-yang- ingin-masuk tidak punya resiko apa-apa. Perusahaan bisa memasuki pasar baru, mencoba peruntungannya, dan jika tidak berhasil bisa mengambil semua investasinya dan keluar tanpa kerugian. Di jargon yang sekarang, pasar seperti itu disebut “perfectly contestable market”. – Perfectly contestable market sebagai pasar yang bisa dimasuki dan kaluar tanpa biaya  Perfectly contestability adalah gagasan teoritikal (Edward E. Zajac, 1995:32)
  • 40. 40 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan Contestability Market (Baumol, Panzar, dan Wilig, 1982) – Jika pasar bersifat contestable  perusahaan tidak harus kecil dan banyak harus bisa kompetitif, dan jika pasar banyak bersifat kontestabel maka perusahaan besar akan dibatasi untuk tidak bertindak non-kompetitif  hal yang penting dalam kaitannya dengan teori kontestabel adalah bahwa struktur oligopoli atau monopoli dapat diterima ketika hambatan masuk rendah. – Penekanannya adalah pada, bagaimana struktur pasar yang ada, tidak perduli terdapat oligopoly atau monopoli pada pasar relevan, pesaing potensial memiliki inisiatif untuk dapat masuk ke pasar. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran selama terdapat kesempatan masuk dan keluar pada biaya yang sangat rendah bagi pesaing potensial (Martin, Stephen 1993:300, Patterson, 1996:189, Fishwick, 1993:36
  • 41. 41 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan New Economy – Pada abad duapuluh, dimana evolusi indistri ditandai dengan munculnya industri-indistri berbasis teknologi dan inovasi, kritik terhadap penggunaan pasar persaingan sempurna sebagai analisis dalam kebijakan antitrust semakin kencang  Menganggap persaingan sempurna sebagai struktur pasar yang memaksimumkan. Kesejahteraan yang menganggap keluar dari struktur pasar ini sebagai problematic, hanya ideal bila kompetisi dianggap statis. Kompetisi yang dinamis sebenarnya atau secara potensial penting bagi keuntungan sumber keuntungan konsumen. Melihat kebijakan antitrust dalam anggapan bahwa kompetisi yang sempurna dapat dicapai, sepertinya tidak terlalu berguna bagi konsumen (Mankiw, 1998, dalam Schmalence R. dan David S. Evens, 2001:15). – Dalam industri yang sedang mengalami perubahan teknologi yang cepat dimana persaingan berpusat pada kekayaan intelektual (intellectual property), perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing di pasar biasanya menggunakan R&D untuk mengembangkan produk, jasa dan kelebihan yang paling bagus sebagai basis untuk merebut dan memimpin pasar. Melalui cara ini perusahaan mampu mengurangi atau menghilangkan pesaing yang sudah ada dan yang akan ada dan merubah struktur pasar di masa depan. Harga yang statis dan persaingan output dalam margin di pasar menjadi tidak begitu penting.
  • 42. 42 Aliran Pemikiran dalam kebijakan persaingan • New Economy – Investasi yang berbasis penciptaan intelectual property (knowledge base) menghasilkan skala ekonomi yang signifikan, mengarah pada konsentrasi penjual yang signifikan juga. Namun begitu, kepemimpinan pasar dapat diperebutkan sebagai akibat terus menerus adanya ancaman drustic innovation dari rival  industri-industri ini kadang-kadang disebut “new economy” yang hamper sinonim dengan industri teknologi informasi (information – technology industry). – Karakteristik persaingan mungkin mempunyai aspek-aspek yang menbuat ekonom menyebutnya “shumpetarian” karena ada proses “penghacuran kreatif”yang berarti inovasi menghancurkan industri lama dan menciptakan industi baru. Kontrasnya dalam “old economy” kompetisi ada terutama melaui kompetisi tradisional yaitu melalui harga dan atau output pada margin di dalam pasar dan melaui inovasi tambahan, bukan melaui usaha untuk menciptakan inovasi – drastis yang menghancurkan pasar (Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:2) – Aplikasi prinsip antitrust harus memikirkan cara-cara penting dalan industri new- economy yang membuat industri new-economy beda dengan yang tradisional (old economy). Dalam sepuluh tahun terakhir, penggunaan analisis ekonomi secara hati-hati, secara umum telah meluruskan kebijakan antitrust untuk mencerminkan karakteristik/kelebihan industri yang berkompetisi secara dinamis yang membedakan mereka dari industri yang berkompetisi secara statis (Schmalence R. dan David S. Evans., 2001:13)
  • 43. 43 Struktur Pasar • Monopoli: hanya ada satu penjual • Oligopoli: hanya sedikit penjual • Persaingan monopolistik: memiliki karakterstik persaingan sekaligus karakter monopoli (banyak penjual, produk terdifrensiasi, bebas keluar dan masuk); • Persaingan sempurna
  • 44. 44 Elemen-elemen struktur pasar • Market share: porsi penguasaan pasar yang dicerminkan oleh relatif nilai jual produk dari perusahaan terhadap keseluruhan nilai jual di pasar bersangkutan; • Market Power: kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi harga tanpa harus mengurangi output; • Concentration ratio: total market share dari beberapa (biasanya empat) perusahaan besar di pasar bersangkutan; • Condition of entry: kondisi yang mencerminkan ada tidaknya hambatan masuk bagi pesaing;
  • 45. 45 Market Power Market power dapat ditunjukan oleh slope dari kurva permintaan. Semakin inelastis kurva permintaan atau semakin curam slope dari kurva permintaan maka semakin besar market power dari perusahaan yang bersangkutan
  • 46. 46 Fundamental Key dalam analisis Pasar  Defining the Relevant Market Pasar yg berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut Dapat dilihat dari: • Pasar produk (Product market) • Cakupan wilayah pasar (Geographic market) • Fungsional • Temporal
  • 47. 47 Pasar yang penting Pasar Produk (Product Market) • Barang atau jasa yang substitusi. • Diukur dari cross elaslisitas demand (permintaan) dan supply (produksi dan penjualan). • SSNIP (Small but Significant Non-transitory Increase in Price) digunakan untuk menentukan dimensi produk dan geografik dari pasar. Geografi Market Area dimana barang dan jasa berkompetisi.
  • 48. 48 Pasar yang penting Pasar Fungsional Dilihat dari fungsi dari pelaku pasar, bukan barang atau jasanya, misalnya: supplier dan distributors. Pasar Temporal • Pasar berubah. • Dilihat dari waktu, minimal 1 tahun
  • 49. 49 Struktur Pasar (1) Pasar Monopoli karakteristiknya: – Hanya terdapat satu perusahaan saja di dalam suatu pasar tertentu, – Tidak memiliki barang subtitusi yang mirip. – Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri – Dapat menentukan harga. – Promosi iklan kurang diperlukan.
  • 50. 50 Struktur Pasar (2) Pasar Oligopoli Karakteristik: – menghasilkan barang standar atau barang yang berbeda corak – kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan ada kalanya sangat kuat – pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan.
  • 51. 51 Struktur Pasar (3) Pasar Persaingan Monopolistik Karakteristiknya: – Terdapat banyak penjual – Produknya bersifat berbeda corak – Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga – Masuk kedalam pasar relatif lebih mudah – Promosi produk secara aktif
  • 52. 52 Struktur Pasar (4) Pasar Persaingan Sempurna Karakteristiknya: – Barang yang diperjual belikan homogen; – Perusahaan di dalam pasar persaingan sempurna sebagai pengambil harga; – Jumlah penjual dan jumlah pembeli sangat banyak; – Tidak adanya hambatan (barrier to entry) bagi setiap penjual untuk masuk kedalam pasar ataupun untuk keluar dari pasar; – Penjual maupun pembeli, mengetahui seluruh informasi pasar secara sempurna
  • 53. Perlu keadilan dalam kompetisi 53