SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
PENGARUH KOMPENSASI, KOMPETENSI, DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. WICAKSANA
OVERSEAS INTERNASIONAL
JAMBI
TUGAS
Mata Kuliah : Metode Penelitian Lanjutan
Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, MCA
OLEH :
MADYAN, M.Pd.I
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM DOCTOR UIN STS JAMBI
2017
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN DAN
PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Kinerja Karyawan (Y)
a. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan bahwa: ”Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya”.1
Indikator : Kualitas, kuantitas, Pelaksanaan tugas, Tanggung jawab
b. Kinerja menurut Scriber, Bantam. English Dictionary menjelaskan. Knerja berasal
dari kata to perform dengan beberapa entitas yaitu . (1) melakukan, menjelaskan,
melaksanakan (to do or carry of a execute). (2) memenuhin atau melaksakan
kewajiban atau nazar (to do discharge of fulfil as vow). (3) melaksanakan atau
menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete of an undrestan king).
(4) melakuakn sesuatu yang di harapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is
expected of a person machine).2
Dimensi : Tanggung jawab
c. Menurut Sedarmayanti mengungkapkan bahwa : “Kinerja merupakan
terjemahan dari performance yang berarti Hasil kerja seorang pekerja,
sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan,
dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit
dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).”3
d. Menurut Suyadi, kinerja adalah : “Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu oraganisasi sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.4
Dimensi : Wewenang, Tanggung jawab
1
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya. 2009, hal. 67.
2
Moeharianto, Aplikasi : Manajemen Perusahaan. Jakarta : Erlangga, 2012, hal. 95
3
Sedarmayanti, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. 2011. Hal.
260
4
Suyadi, Perilaku Organisasi perusahaan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2002, hal. 27
e. Menurut Karyantoro, performance sama dengan kinerja sama dengan role
(expected behavior). Beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja seorang
antara lain; individu, kelompok, pekerjaan, organisasi, kepuasan kerja.5
Dimensi : Bakat, minat, kepribadian, phisik, agama, dan alat sosio-budaya.
f. Menurut Gomes, kinerja sering dihubungkan dengan tingkat produktivitas yang
menunjukkan resiko input dan output dalam organisasi.6
g. Menurut Whitmore “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari
seseorang.7
h. Lawler dan porter mendefinisikan kinerja sebagai kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan tugas.8
2. Kompensasi (X1)
a. Maltis dan Jackson kompensasi adalah “faktor yang mempengaruhi
bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan
bukan pada organisasi lainnya. Pengusaha harus cukup kompetitip dengan
beberapa jenis kompensasi untuk mempekerjakan, mempertahankan dan
memberikan imbalan terhadap kinerja setiap individu di dalam organisasi”.9
Dimensi : Imbalan
b. Dessler mengatakan bahwa kompensasi karyawan adalah “setiap bentuk
pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari
dipekerjakannya karyawan itu.”10
Dimensi : Imbalan
c. Menurut Panggabean menyebutkan bahwa kompensasi disebut juga
penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai : “setiap bentuk penghargaan
yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang
mereka berikan kepada organisasi “.11
Dimensi : Penghargaan
5
Karyantoro, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Salemba Empat. 2010. Hal. 66
6
Gomes, Manajemen Personalia. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. 1999, hal. 159-160
7
Whitmore, Manajemen Personalia Perusahaan. Jakarta : Erlangga. 1997. Hal.104
8
Lawler dan porter, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga. 1967. Hal. 78
9
Malthis. Jackson. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat.
10
Dessler, Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2011. Hal. 57
11
Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2010, hal. 77
d. Menurut Simamora mendefinisikan kompensasi sebagai : “imbalan finansial
dan jasa nirwujud serta tunjuangan yang diterima oleh para karyawan
sebagai bagian dari hubungan kepegawaian”.12
Dimensi : Imbalan
e. Kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dianggap
sebagai suatu balas jasa atau ekuivalen.13
Dimensi : Balas Jasa
f. Kompensasi merupakan istilah luas yang berkaitan dengan imbalan-imbalan
finansial yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian
mereka dengan organisasi.14
Dimensi : Imbalan
g. Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang
diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu.15
Dimensi : Pembayaran atau Imbalan
h. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka.16
Dimensi : Balas Jasa
3. Kompetensi (X2)
a. An underlying characteristi’s of an individual which is causually related to creterion
referenced effective and or superior performance in a job or situation” atau
kompetensi adalah karakteristik mendasari seseorang (individu) dan berkaitan
dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya.17
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan, menyebutkan
kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.18
12
Simamora, Manajemen Personali. Jakarta : Erlangga. 2011, hal. 88
13
Hani. Handoko. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. Hal. 114-118.
14
Panggabean. Mutiara.S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Ghalia Indonesia.
15
Sondang, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Erlangga. 2011. Hal. 67
16
Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2010, hal. 77
17
Rampesad, Hubert K., 2006. Pertajam Kompetensi Anda dengan Personal Balance Scorecard.
Sinergikan Ambisi Pribadi dengan Ambisi Perusahaan Anda. PPM. Jakarta. hal. 188
18
Hani. Handoko. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. Hal. 114-118.
c. Mengutip dari Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian
Kompetensi adalah pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif.19
d. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003 Tanggal
21 Nopember 2003 ditentukan bahwa ”Kompetensi adalah kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupapengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya
secara professional, efektif, dan efisien”.20
e. Competency merupakan kombinasi dari keterampilan (skill), pengetahuan
(knowledge), dan perilaku (attitude) yang dapat diamati dan diterapkan secara kritis
untuk suksesnya sebuah organisasi dan prestasi kerja serta kontribusi pribadi
karyawan terhadap organisasinya.21
Berangkat dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kompetensi adalah merupakan sesuatu yang melekat dalam diri
seseorang yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerjanya. Sesuatu
yang dimaksud bisa menyangkut motif, konsep diri, sifat, pengetahuan maupun
kemampuan/keahlian.
4. Kepuasan Kerja (X3)
a. Menurut Sondang P Siagian, pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu
didahului oleh penegasan bahwa, masalah kepuasan kerja bukanlah hal
yang sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya,
karena ’’kepuasan” mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Meskipun
demikian tetap relevan untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja
merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun
bersifat négatif -tentang pekerjaannya.22
b. Ricki W. Griffin, secara umum, kepuasan kerja adalah tingkatan kenikmatan
yang diterima orang dari melakukan pekerjaan mereka. Apabila orang
menikmati pekerjaan mereka, mereka merasa puas; bila mereka tidak
menikmati pekerjaan mereka, mereka kurang puas. Dengan demikian,
19
Warta Warga Google.com 2010. 22 Januari.
20
Hani. Handoko. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. Hal. 114-118.
21
Staw, Barry M, Reseach In Organizational Behavior An Annual Series Of Analytical Essays And
Critical Reviews (Netherlands: Elsevier Jai, 2006), hal. 26
22
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012, hal. 295
karyawan yang puas cendrung mempunyai semangat kerja (morale)
keseluruhan sikap karyawan terhadap lingkungan kerja mereka yang tinggi.
Semangat kerja mencerminkan sejauhmana mereka merasa bahwa
kebutuhan mereka terpenuhi oleh pekerjaan mereka.23
Dimensi : Kenikmatan, semangat kerja.
c. Menurut Malayu P. Hasibuan, kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh
moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam
pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.24
Dimensi : Moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
d. Kenneth dan Gary mendefinisikan kepuasan kerja sebagai cara seseorang
pekerja merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi
sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek
pekerjaannya bermacam-macam. Menurutnya, terdapat ratusan karakteristik
pekerjaan yang dipertimbangkan seorang pekerja, namun sekelompok
karakteristik pekerjaan cendrung secara bersama-sama dievaluasi dengan
cara yang sama.25
Dimensi : gaji/upah, kondisi kerja, pengawasan, teman kerja, isi pekerjaan,
jaminan kerja, serta kesempatan promosi.26
e. Roberts & Chapman dalam Barry M. Staw, Specifically, work satisfaction is
associated with increases in measures of emotional stability.27
(secara
khusus, kepuasan kerja dikaitkan dengan peningkatan ukuran kestabilan
emosi).
Dimensi : Kestabilan emosi
f. Fred Luthans bahwa, kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan
mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai
penting.28
Dimensi : Persepsi karyawan
23
Griffin, Ricki W. et.al, Bisnis. Jakarta: Erlangga, 2006, hal. 246
24
Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Saya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2013, hal. 202
25
Kenneth dan Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara, 2010. Hal. 89
26
Wexley, Kenneth. N dan Yuki, Gary A., Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2005, hal. 129
27
Staw, Barry M, Reseach In Organizational Behavior An Annual Series Of Analytical Essays And
Critical Reviews (Netherlands: Elsevier Jai, 2006), hal. 26
28
Fred Luthans, Perilaku Organisasi Edisi ke-10 (Yogyakarta : ANDI, 2006), hal. 243
g. Menurut Chery L. Rusting dalam Fred Luthans, ada lima dimensi pekerjaan
telah diidentifikasi untuk mempresentasikan karaktersitik pekerjaan, di mana
karyawan memiliki respon apektif.
Kelima dimensi tersebut adalah: pertama, pekerjaan itu sendiri, upah,
promosi, pengawasan, rekan kerja”.29
5. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan dipergunakan, sehingga informasi tentang hal yang
diteliti diketahui dengan jelas dan kemudian dapat dibahas serta disimpulkan pada
tahap akhir peneliti. Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.30
Berdasarkan uraian teori dan sintesis teori yang telahdiuraikan di atas,
maka dapat dibuat operasionalisasi varibel penelitian seperti dalam tabel berikut
ini.
29
Ibid., hal. 243
30
Sugiyono, Ibid, hal. 47
Tabel 6. Operasionalisasi Variabel Penelitian (X1, X2, Y dan Z).
Variabel Konsep Teori Indikator Skala
Pengukuran
Item
1 2 3 4 5
Kompensasi
(X1)
Kompensasi adalah apa yang
seorang pekerja terima sebagai
balasan dari pekerjaan yang
diberikannya. Baik upah per jam
ataupun gaji periodik didesain dan
dikelola oleh bagian personalia.
31
1. Langsung
a. Gaji
b. Upah
c. Insentif
2. Tidak langsung
a. Asuransi
b. Tunjangan
c. Pensiun
Ordinal
Ordinal
1-5
6-10
Kompetensi
(X2)
Kompetensi adalah suatu
kemampuan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas ketrampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh
sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut.
1. Karakter pribadi
a. Konsisten
2. Konsep diri
a. Sikap
b. Sistem nilai
3. Pengetahuan
a. Informasi
b.Lingkup kerja
4. Keterampilan
a.Kemampuan
menyelesaikan tugas
teknis
b.Kemampuan
menyelesaikan tugas
manajerial
5.Motivasi
a.Mengarahkan
b.Membimbing
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
11-13
14-16
17-20
21-23
24-26
Kepuasan
Kerja (X3)
Kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangi dan
mencintai pekerjaannya.
32
1.Kepuasan kerja
a.Jumlah upah
b.Peluang promosi
c.Kompetensi dari
supervisi
2.Kepuasan fasilitas
a.Fasilitas yang benefit
b.Penghargaan dan
apresiasi
c.Kebijakan, prosedur
dan aturan
d.Kompetensi rekan
kerja
e.Naturalisasi tugas
Ordinal
Ordinal
27-34
35-40
Kinerja
Karyawan
(Y)
Kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode
tertentu di dalam melaksanakan
tugas dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan, seperti
standar hasil kerja, target atau
a.Personal factors
b.Leadership factors
c.Team factors
d.System factors
e.Contextual/situational
factors
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
41-43
44-46
47-49
50-52
53-55
31
Malthis. Jackson. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat.
32
Fathoni, Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia, Surabaya : Insan Cendikia. 1997, hal. 34
sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan
telah disepakati bersama.
33
B. Kerangka Berpikir
Dengan mengacu pada berbagai teori yang diuraikan di atas maka pengaruh
antara variabel penelitian dapat dapat diarahkan sebagai berikut:
1. Kompensasi berpengaruh langsung terhadap Kinerja Karyawan.
Kinerja diartikan sebagai : (a) sesuatu yang dicapai (b) prestasi yang
diperlihatkan (c) kemampuan kerja. Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
suatu yang diperlihatkan dalam proses kerja baik itu dilakukan oleh satu orang
maupun satu kelompok dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
kerjanya.
Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya
kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka diantara para karyawan itu
sendiri, keluarga dan masyarakat. Kompensasi acapkali juga disebut
penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang
diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka
berikan kepada organisasi.
Relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Didik Hadiyanto,
dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa pengaruh variabel kompensasi
berpengaruh positif dan signifikan (sig. 0,003) terhadap kinerja karyawan,
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar kompensasi yang
diperoleh karyawan akan berimbas pada kinerja dari karyawan itu sendiri.
Berdasarkan alur pikir di atas, dapat diduga bahwa kompensasi karyawan
berpengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan,
dalam artian jika kompensasi seorang karyawan tinggi maka kinerjanya juga
akan tinggi dan lebih baik.
2. Kompetensi berpengaruh langsung terhadap Kinerja Kayawan.
Kata kinerja memiliki pengertian, sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperlihatkan, kemampuan kerja. Dalam hal ini kata kinerja lebih dikaitkan
dengan pengertian peningkatan kerja. Kinerja pustakawan berdasarkan definisi
konteks kamus besar bahasa indonesia dapat dirangkum dalam sebuah analisis
33
Rivai dan Basri, Manajemen personalia, Jakarta : Erlangga, 2005, hal. 14
definisi yaitu sebuah proses, cara, usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga
perpustakaan untuk menghasilkan prestasi dan peningkatan kerja tenaga
pustakawan yang efektif dan profesional.
Kompetensi sebagai karakteristik dari seseorang yang dapat diperlihatkan,
yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku, yang dapat menghasilkan
kinerja dan prestasi. Kompetensi, keahlian, dan pengetahuan yang terukur
adalah inti dari proses manajemen kinerja di semua perusahaan.
Relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dina Mariana dimana
hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel kompetensi secara signifikan
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat diinterpretasikan
bahwa bila seorang karyawan memiliki kompetensi yang tinggi dan baik dalam
pekerjaanya akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.34
Berdasarkan alur pikir di atas, diduga terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara kompetensi terhadap kinerja karyawan.
3. Kepuasan Kerja berpengaruh langsung terhadap Kinerja karyawan.
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan salah satu sikap kerja
karyawan yang perlu diciptakan di perusahaan sehingga dapat bekerja
dengan moral yang tinggi, disiplin, semangat, berdedikasi dan menghayati
profesinya. Karyawan yang merasa puas terhadap perusahaannya akan
berdampak kepada kelancaran kegiatan perusahaan dan peningkatan kualitas
pelayanan kepada para konsumen.
Kinerja baik yang diberikan oleh setiap karyawan dalam sebuah
perusahaan, tidak hanya memberikan kepuasan terhadap perusahaan itu sendiri,
melainkan juga berdampak terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan. Bila
setiap karyawan tau akan tugas yang telah diberikan, serta dapat melaksanakan
34
Dina Mariana, “Pengaruh Kompensasi, Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan
(Studi pada Karyawan PT. Askes, Cabang Boyolali)”, (Jurnal Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya),
hal. 1
dengan baik tugas mereka, maka akan memberikan kepuasan kerja tersendiri
bagi karyawan tersebut.
Relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali Mahmudin,
mendapatkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kepuasan kerja seorang
karyawan akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal
ini dapat diinterpretasikan bahwa kepuasan seorang karyawan akan pekerjaan
yang dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan.35
Berdasarkan alur pikir di atas, dapat diduga bahwa kepuasan kerja
karyawan berpengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan, dalam artian jika kepuasan kerja seorang karyawan tinggi maka
kinerjanya juga akan tinggi dan lebih baik.
4. Kompensasi, Kompetensi dan kepuasan kerja secara bersama-sama
berpengaruh langsung terhadap Kinerja karyawan.
Setiap perusahaan selalu mengharapkan karyawaan dengan kompetensi
yang tinggi, karena adanya kompetensi yang tinggi akan meningkatkan
produktivitas kerjanya. Karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi akan
bekerja sesuai dengan standar yang berlaku dan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan, memerlukan sedikit pengawasan, dan membangun
menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk bekerja.
Menurut McClelland karyawan bekerja karena didorong untuk memenuhi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi dan kebutuhan untuk
kekuasaan. Kompetensi yang tinggi pada karyawan ditandai dengan adanya
kepuasan kerja yang tinggi, yang ditandai dengan adanya kepuasaan terhadap
pekerjaan yang diekspresikan pada rasa senang terhadap pekerjaannya yang
meliputi pada kemampuan utilitas (utility ability), pencapaian prestasi
(achievement), aktivitas, kemajuan, otoritas, kebijakan dan praktik-praktik
lembaga, kompensasi, rekan kerja, kreativitas, kemandirian, nilai-nilai moral
kerja, penghargaan, tanggung jawab, keamanan, layanan sosial, status sosial,
supervisi, jenis kerja, kondisi kerja.
35
Ali Mahmudin, “Pengaruh Motivasi kerja, kompetensi, kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan
Kinerja Karyawan di Universitas Terbuka Indonesia”, (Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 8,
Nomor 2, September 2012, 121-134), hal. 122
Kepuasan kerja menurut Robbins diukur dengan menggunakan lima
indikator: (1) kepuasan dengan gaji, (2) kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri,
(3) kepuasan dengan promosi, (4) kepuasan dengan sikap atasan, dan (5)
kepuasan dengan rekan kerja. Kepuasan dengan gaji, yaitu upah yang diperoleh
seseorang sebanding dengan usaha yang dilakukan dan sama dengan upah
yang diterima oleh orang lain dalam posisi kerja yang sama.
Banyak studi yang telah dilakukan berkaitan dengan hubungan
kompensasi, kompetensi dan kepuasan kerja. Penelitian pada perusahaan bisnis
dilakukan oleh Castro dan Martin yang menguji hubungan kompetensi dan
kepuasan kerja pada organisasi informasi dan teknologi di Afrika Selatan. Hasil
studi menunjukkan bahwa 9 dari 12 dimensi kompetensi menunjukkan hubungan
positif yang kuat terhadap variabel kepuasan kerja.36
Relevan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rismayani dan
Hartuti bahwa, hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan
antara kompetensi terhadap kepuasan kerja, secara simultan ditunjukkan dengan
angka 79.6% sedangkan secara parsial ditunjukkan dengan angka 30.9%.37
Relevan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwi
Puspitawati, bahwa: “the results showed that job satisfaction has a positive effect
on competition and service quality, on the other side, competition has a positive
effect on the service quality. The implications of this study showed that the match
between workload and salary is very important to maintain employee competition.
Job satisfaction will increase employee loyalty and the willingness to provide the
best service quality”.38
Berdasarkan alur pikir di atas, dapat diduga bahwa terdapat pengaruh
langsung yang signifikan antara kompensasi, kompetensi dan kepuasan kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan.
36
Rismayani, “Pengaruh Kompetensi terhadap Kepuasan Kerja dan kompensasi di Universitas
Terbuka Indonesia”, (Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 8, Nomor 2, September 2012, 121-
134), hal. 122
37
Rismayani dan Hartuti, “Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Biro Pusat
Administrasi Universitas Sumatera Utara, Medan”, (Jurnal Komunikasi Penelitian Volume 18, 2006),
hal. 28
38
Ni Made Dwi Puspitawati, “Pengaruh Kompensasi terhadap Kompetensi dan Kinerja Karyawan”,
(Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol.8 No.1, Februari 2014), hal. 68
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah di uraikan di atas
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Kompensasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
2. Kompetensi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
3. Kepuasan Kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
4. Kompensasi (X1), kompetensi (X2), dan kepuasan kerja (X3) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) secara simultan.
Adapun model penelitian berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang
telah diuraikan di atas, maka model teoretis yang diajukan seperti pada gambar
berikut ini:
Gambar di bawah dibangun dari teori-teori yang digunakan sebagai variabel
penelitian, dimana :
X1: Kompensasi (Compensiation)
X2: Kompetensi (Competition)
X3: Kepuasan kerja (Job Satisfaction)
Z: Kinerja karyawan (Employee Performance)
Gambar 1. Model Teori
Kompensasi
(X1)
Kepuasan Kerja
(Y)
Kinerja
Karyawan(Z)
Kompetensi
(X2)
H1
H3
H2
H4
є1
є2
D. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan tela’ah kepustakaan yang telah penulis lakukan, ada beberapa
hasil penelitian yang relevan, penulis memfokuskan state of the art review dalam
penelitian ini hanya sebatas persamaan dan perbedaan dari segi variabel, baik itu
variabel eksogenus maupun variabel endogenusnya, sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dearlina Sinaga, dengan judul: “Pengaruh
Motivasi Berprestasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Kerja terhadap Kinerja
Pimpinan pada Universitas Swasta di Medan”. Hasil Penelitiannya menemukan:
Pertama, terdapat pengaruh langsung antara motivasi berprestasi terhadap
komitmen kerja. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien jalur p31=0.359
(35.9%), ini berarti masih terdapat variable residu sebanyak 0.641 (64.1%).
mengingat variabel motivasi berprestasi berpengaruh positif terhadap komitmen
kerja hanya sebesar 35.9%, maka peneliti ingin melakukan penelitian lagi tentang
pengaruh motivasi berprestasi terhadap komitmen kerja. Kedua, terdapat
pengaruh langsung antara kepuasan kerja terhadap komitmen kerja. Dari hasil
perhitungan diperolah nilai koefisien jalur p32=0.404 (40.4%). ini berarti masih
terdapat variabel residu sebanyak 0.596 (59.6%). Persamaan dengan penelitian
ini adalah terdapat dua variabel yang sama yaitu: kepuasan kerja, dan kinerja.
Dan perbedaannya adalah Pada penelitian relevan variabel kepuasan kerja
sebagai X3, dan X4 nya adalah kinerja sedangkan dalam penelitian ini penulis
menjadikan kepuasan kerja sebagai Y dan kinerja sebagai Z.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nindrijo Sunu Pambagio dengan judul “Pengaruh
Kompensasi, Kompetensi dan motivasi Karyawan terhadap Kinerja Karyawan
pada PG Kebon Agung Malang”. Hasil Penelitian ini menunjukkan terdapat
pengaruh langsung antara kompensasi terhadap motivasi kerja. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai koefisien jalur p31=0.362 (36.2%), ini berarti masih
terdapat variable residu sebanyak 0.638 (63.8%). mengingat variabel kompensasi
berpengaruh positif terhadap motivasi kerja hanya sebesar 36.2%, maka peneliti
ingin melakukan penelitian lagi tentang pengaruh kompensasi terhadap motivasi
kerja. Persamaan dengan penelitian ini adalah terdapat dua variabel yang sama
yaitu: kepuasan kerja, dan kinerja. Dan perbedaannya adalah Pada penelitian
relevan variabel kepuasan kerja sebagai X3, dan X4 nya adalah kinerja sedangkan
dalam penelitian ini penulis menjadikan kepuasan kerja sebagai Y dan kinerja
sebagai Z.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rita Aryani, dengan judul: “Pengaruh Karakteristik
Pekerjaan, Kompensasi dan Kompetensi terhadap kepuasan Kerja Guru Sekolah
Menengah Kejuruan Swasta di Provinsi DKI Jakarta”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa: Kompensasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan
kerja dengan koefisien jalur 0.22 atau 22%”. Persamaan dengan penelitian ini
terdapat dua variabel yang sama yaitu, kepuasan kerja dan kompensasi. Dan
Perbedaan yang sangat nampak adalah: Pada studi ini tidak membahas
karakteristik pekerjaan.
Penelitian-penelitian yang relevan di atas, secara teoretis memiliki hubungan
atau relevansi dengan penelitian ini, secara konseptual dapat dijadikan sebagai
acuan teori umum bagi peneliti dalam melakukan penelitian, karena variabel yang
diteliti pada kajian terdahulu juga ada membahas tentang kompensasi, kompetensi,
kepuasan kerja dan kinerja karyawan yang juga merupakan variabel yang diteliti
dalam penelitian ini.

More Related Content

What's hot (11)

Makalah dani andika
Makalah dani andikaMakalah dani andika
Makalah dani andika
 
Makalah deden suheli 1
Makalah deden suheli 1Makalah deden suheli 1
Makalah deden suheli 1
 
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawati
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawatiOtonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawati
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawati
 
Skripsi SDM
Skripsi SDMSkripsi SDM
Skripsi SDM
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Kinerjax
KinerjaxKinerjax
Kinerjax
 
Persentasi jurnal sdm
Persentasi jurnal sdmPersentasi jurnal sdm
Persentasi jurnal sdm
 
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Person organization fit
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Person organization fitIntegrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Person organization fit
Integrasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Manusia - Person organization fit
 
Makalah I m. zaky mujahid 11140207_msdm
Makalah I m. zaky mujahid 11140207_msdmMakalah I m. zaky mujahid 11140207_msdm
Makalah I m. zaky mujahid 11140207_msdm
 
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweaiHubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
 
Kompensasi makalah 1
Kompensasi makalah 1Kompensasi makalah 1
Kompensasi makalah 1
 

Similar to Conceptual Framework Madyan Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017

Conceptual Framework Jefril Rahmadoni Hapzi Ali Institutional Productivity UI...
Conceptual Framework Jefril Rahmadoni Hapzi Ali Institutional Productivity UI...Conceptual Framework Jefril Rahmadoni Hapzi Ali Institutional Productivity UI...
Conceptual Framework Jefril Rahmadoni Hapzi Ali Institutional Productivity UI...
Jefril Rahmadoni
 
EEBOOK_textbook_evaluasi_kinerja.pdf
EEBOOK_textbook_evaluasi_kinerja.pdfEEBOOK_textbook_evaluasi_kinerja.pdf
EEBOOK_textbook_evaluasi_kinerja.pdf
Clareyuta
 

Similar to Conceptual Framework Madyan Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017 (20)

Conceptual Framework Marsandi Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017
Conceptual Framework Marsandi Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017Conceptual Framework Marsandi Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017
Conceptual Framework Marsandi Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017
 
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Jaka Santosa.pdf
Jaka Santosa.pdfJaka Santosa.pdf
Jaka Santosa.pdf
 
Makalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiMakalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasi
 
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdmRangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Conceptual Framework Jefril Rahmadoni Hapzi Ali Institutional Productivity UI...
Conceptual Framework Jefril Rahmadoni Hapzi Ali Institutional Productivity UI...Conceptual Framework Jefril Rahmadoni Hapzi Ali Institutional Productivity UI...
Conceptual Framework Jefril Rahmadoni Hapzi Ali Institutional Productivity UI...
 
Tugas 1-Makalah uts- alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas 1-Makalah uts- alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasiTugas 1-Makalah uts- alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas 1-Makalah uts- alinda jumaesih-evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Kinerja
KinerjaKinerja
Kinerja
 
Makalah 1 evaluasi kinerja
Makalah 1 evaluasi kinerjaMakalah 1 evaluasi kinerja
Makalah 1 evaluasi kinerja
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
 
Makalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjaMakalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerja
 
EEBOOK_textbook_evaluasi_kinerja.pdf
EEBOOK_textbook_evaluasi_kinerja.pdfEEBOOK_textbook_evaluasi_kinerja.pdf
EEBOOK_textbook_evaluasi_kinerja.pdf
 
Makalah uas evkikomp
Makalah uas evkikompMakalah uas evkikomp
Makalah uas evkikomp
 
Makalah uas evkikomp
Makalah uas evkikompMakalah uas evkikomp
Makalah uas evkikomp
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi UTS.ANDHIKA PRATAMA,11150937,7I MSDM....
 
Employee engagement: Consequences and Antecedents
Employee engagement: Consequences and AntecedentsEmployee engagement: Consequences and Antecedents
Employee engagement: Consequences and Antecedents
 
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi ( sebelum uts )
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi ( sebelum uts ) Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi ( sebelum uts )
Makalah 1 evaluasi kinerja dan kompensasi ( sebelum uts )
 
Makalah konpesasi febry 2
Makalah konpesasi febry 2Makalah konpesasi febry 2
Makalah konpesasi febry 2
 

Recently uploaded

Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Hermawati Dwi Susari
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
SriHandayaniLubisSpd
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 

Recently uploaded (20)

Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 

Conceptual Framework Madyan Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017

  • 1. PENGARUH KOMPENSASI, KOMPETENSI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. WICAKSANA OVERSEAS INTERNASIONAL JAMBI TUGAS Mata Kuliah : Metode Penelitian Lanjutan Dosen : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, MCA OLEH : MADYAN, M.Pd.I KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM DOCTOR UIN STS JAMBI 2017
  • 2. BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kinerja Karyawan (Y) a. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan bahwa: ”Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.1 Indikator : Kualitas, kuantitas, Pelaksanaan tugas, Tanggung jawab b. Kinerja menurut Scriber, Bantam. English Dictionary menjelaskan. Knerja berasal dari kata to perform dengan beberapa entitas yaitu . (1) melakukan, menjelaskan, melaksanakan (to do or carry of a execute). (2) memenuhin atau melaksakan kewajiban atau nazar (to do discharge of fulfil as vow). (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete of an undrestan king). (4) melakuakn sesuatu yang di harapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine).2 Dimensi : Tanggung jawab c. Menurut Sedarmayanti mengungkapkan bahwa : “Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti Hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).”3 d. Menurut Suyadi, kinerja adalah : “Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu oraganisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.4 Dimensi : Wewenang, Tanggung jawab 1 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. 2009, hal. 67. 2 Moeharianto, Aplikasi : Manajemen Perusahaan. Jakarta : Erlangga, 2012, hal. 95 3 Sedarmayanti, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. 2011. Hal. 260 4 Suyadi, Perilaku Organisasi perusahaan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2002, hal. 27
  • 3. e. Menurut Karyantoro, performance sama dengan kinerja sama dengan role (expected behavior). Beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja seorang antara lain; individu, kelompok, pekerjaan, organisasi, kepuasan kerja.5 Dimensi : Bakat, minat, kepribadian, phisik, agama, dan alat sosio-budaya. f. Menurut Gomes, kinerja sering dihubungkan dengan tingkat produktivitas yang menunjukkan resiko input dan output dalam organisasi.6 g. Menurut Whitmore “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang.7 h. Lawler dan porter mendefinisikan kinerja sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugas.8 2. Kompensasi (X1) a. Maltis dan Jackson kompensasi adalah “faktor yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lainnya. Pengusaha harus cukup kompetitip dengan beberapa jenis kompensasi untuk mempekerjakan, mempertahankan dan memberikan imbalan terhadap kinerja setiap individu di dalam organisasi”.9 Dimensi : Imbalan b. Dessler mengatakan bahwa kompensasi karyawan adalah “setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu.”10 Dimensi : Imbalan c. Menurut Panggabean menyebutkan bahwa kompensasi disebut juga penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai : “setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi “.11 Dimensi : Penghargaan 5 Karyantoro, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Salemba Empat. 2010. Hal. 66 6 Gomes, Manajemen Personalia. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. 1999, hal. 159-160 7 Whitmore, Manajemen Personalia Perusahaan. Jakarta : Erlangga. 1997. Hal.104 8 Lawler dan porter, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga. 1967. Hal. 78 9 Malthis. Jackson. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. 10 Dessler, Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2011. Hal. 57 11 Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2010, hal. 77
  • 4. d. Menurut Simamora mendefinisikan kompensasi sebagai : “imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjuangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian”.12 Dimensi : Imbalan e. Kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau dianggap sebagai suatu balas jasa atau ekuivalen.13 Dimensi : Balas Jasa f. Kompensasi merupakan istilah luas yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan organisasi.14 Dimensi : Imbalan g. Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu.15 Dimensi : Pembayaran atau Imbalan h. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.16 Dimensi : Balas Jasa 3. Kompetensi (X2) a. An underlying characteristi’s of an individual which is causually related to creterion referenced effective and or superior performance in a job or situation” atau kompetensi adalah karakteristik mendasari seseorang (individu) dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya.17 b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan, menyebutkan kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.18 12 Simamora, Manajemen Personali. Jakarta : Erlangga. 2011, hal. 88 13 Hani. Handoko. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. Hal. 114-118. 14 Panggabean. Mutiara.S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Ghalia Indonesia. 15 Sondang, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Erlangga. 2011. Hal. 67 16 Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2010, hal. 77 17 Rampesad, Hubert K., 2006. Pertajam Kompetensi Anda dengan Personal Balance Scorecard. Sinergikan Ambisi Pribadi dengan Ambisi Perusahaan Anda. PPM. Jakarta. hal. 188 18 Hani. Handoko. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. Hal. 114-118.
  • 5. c. Mengutip dari Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian Kompetensi adalah pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif.19 d. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003 Tanggal 21 Nopember 2003 ditentukan bahwa ”Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupapengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara professional, efektif, dan efisien”.20 e. Competency merupakan kombinasi dari keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (attitude) yang dapat diamati dan diterapkan secara kritis untuk suksesnya sebuah organisasi dan prestasi kerja serta kontribusi pribadi karyawan terhadap organisasinya.21 Berangkat dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerjanya. Sesuatu yang dimaksud bisa menyangkut motif, konsep diri, sifat, pengetahuan maupun kemampuan/keahlian. 4. Kepuasan Kerja (X3) a. Menurut Sondang P Siagian, pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan bahwa, masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena ’’kepuasan” mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Meskipun demikian tetap relevan untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat négatif -tentang pekerjaannya.22 b. Ricki W. Griffin, secara umum, kepuasan kerja adalah tingkatan kenikmatan yang diterima orang dari melakukan pekerjaan mereka. Apabila orang menikmati pekerjaan mereka, mereka merasa puas; bila mereka tidak menikmati pekerjaan mereka, mereka kurang puas. Dengan demikian, 19 Warta Warga Google.com 2010. 22 Januari. 20 Hani. Handoko. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. Hal. 114-118. 21 Staw, Barry M, Reseach In Organizational Behavior An Annual Series Of Analytical Essays And Critical Reviews (Netherlands: Elsevier Jai, 2006), hal. 26 22 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012, hal. 295
  • 6. karyawan yang puas cendrung mempunyai semangat kerja (morale) keseluruhan sikap karyawan terhadap lingkungan kerja mereka yang tinggi. Semangat kerja mencerminkan sejauhmana mereka merasa bahwa kebutuhan mereka terpenuhi oleh pekerjaan mereka.23 Dimensi : Kenikmatan, semangat kerja. c. Menurut Malayu P. Hasibuan, kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.24 Dimensi : Moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. d. Kenneth dan Gary mendefinisikan kepuasan kerja sebagai cara seseorang pekerja merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya bermacam-macam. Menurutnya, terdapat ratusan karakteristik pekerjaan yang dipertimbangkan seorang pekerja, namun sekelompok karakteristik pekerjaan cendrung secara bersama-sama dievaluasi dengan cara yang sama.25 Dimensi : gaji/upah, kondisi kerja, pengawasan, teman kerja, isi pekerjaan, jaminan kerja, serta kesempatan promosi.26 e. Roberts & Chapman dalam Barry M. Staw, Specifically, work satisfaction is associated with increases in measures of emotional stability.27 (secara khusus, kepuasan kerja dikaitkan dengan peningkatan ukuran kestabilan emosi). Dimensi : Kestabilan emosi f. Fred Luthans bahwa, kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting.28 Dimensi : Persepsi karyawan 23 Griffin, Ricki W. et.al, Bisnis. Jakarta: Erlangga, 2006, hal. 246 24 Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Saya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2013, hal. 202 25 Kenneth dan Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara, 2010. Hal. 89 26 Wexley, Kenneth. N dan Yuki, Gary A., Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, hal. 129 27 Staw, Barry M, Reseach In Organizational Behavior An Annual Series Of Analytical Essays And Critical Reviews (Netherlands: Elsevier Jai, 2006), hal. 26 28 Fred Luthans, Perilaku Organisasi Edisi ke-10 (Yogyakarta : ANDI, 2006), hal. 243
  • 7. g. Menurut Chery L. Rusting dalam Fred Luthans, ada lima dimensi pekerjaan telah diidentifikasi untuk mempresentasikan karaktersitik pekerjaan, di mana karyawan memiliki respon apektif. Kelima dimensi tersebut adalah: pertama, pekerjaan itu sendiri, upah, promosi, pengawasan, rekan kerja”.29 5. Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dipergunakan, sehingga informasi tentang hal yang diteliti diketahui dengan jelas dan kemudian dapat dibahas serta disimpulkan pada tahap akhir peneliti. Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.30 Berdasarkan uraian teori dan sintesis teori yang telahdiuraikan di atas, maka dapat dibuat operasionalisasi varibel penelitian seperti dalam tabel berikut ini. 29 Ibid., hal. 243 30 Sugiyono, Ibid, hal. 47
  • 8. Tabel 6. Operasionalisasi Variabel Penelitian (X1, X2, Y dan Z). Variabel Konsep Teori Indikator Skala Pengukuran Item 1 2 3 4 5 Kompensasi (X1) Kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya. Baik upah per jam ataupun gaji periodik didesain dan dikelola oleh bagian personalia. 31 1. Langsung a. Gaji b. Upah c. Insentif 2. Tidak langsung a. Asuransi b. Tunjangan c. Pensiun Ordinal Ordinal 1-5 6-10 Kompetensi (X2) Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. 1. Karakter pribadi a. Konsisten 2. Konsep diri a. Sikap b. Sistem nilai 3. Pengetahuan a. Informasi b.Lingkup kerja 4. Keterampilan a.Kemampuan menyelesaikan tugas teknis b.Kemampuan menyelesaikan tugas manajerial 5.Motivasi a.Mengarahkan b.Membimbing Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 11-13 14-16 17-20 21-23 24-26 Kepuasan Kerja (X3) Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangi dan mencintai pekerjaannya. 32 1.Kepuasan kerja a.Jumlah upah b.Peluang promosi c.Kompetensi dari supervisi 2.Kepuasan fasilitas a.Fasilitas yang benefit b.Penghargaan dan apresiasi c.Kebijakan, prosedur dan aturan d.Kompetensi rekan kerja e.Naturalisasi tugas Ordinal Ordinal 27-34 35-40 Kinerja Karyawan (Y) Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau a.Personal factors b.Leadership factors c.Team factors d.System factors e.Contextual/situational factors Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 31 Malthis. Jackson. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. 32 Fathoni, Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Manusia, Surabaya : Insan Cendikia. 1997, hal. 34
  • 9. sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. 33 B. Kerangka Berpikir Dengan mengacu pada berbagai teori yang diuraikan di atas maka pengaruh antara variabel penelitian dapat dapat diarahkan sebagai berikut: 1. Kompensasi berpengaruh langsung terhadap Kinerja Karyawan. Kinerja diartikan sebagai : (a) sesuatu yang dicapai (b) prestasi yang diperlihatkan (c) kemampuan kerja. Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu yang diperlihatkan dalam proses kerja baik itu dilakukan oleh satu orang maupun satu kelompok dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kerjanya. Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Kompensasi acapkali juga disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Didik Hadiyanto, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa pengaruh variabel kompensasi berpengaruh positif dan signifikan (sig. 0,003) terhadap kinerja karyawan, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin besar kompensasi yang diperoleh karyawan akan berimbas pada kinerja dari karyawan itu sendiri. Berdasarkan alur pikir di atas, dapat diduga bahwa kompensasi karyawan berpengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dalam artian jika kompensasi seorang karyawan tinggi maka kinerjanya juga akan tinggi dan lebih baik. 2. Kompetensi berpengaruh langsung terhadap Kinerja Kayawan. Kata kinerja memiliki pengertian, sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Dalam hal ini kata kinerja lebih dikaitkan dengan pengertian peningkatan kerja. Kinerja pustakawan berdasarkan definisi konteks kamus besar bahasa indonesia dapat dirangkum dalam sebuah analisis 33 Rivai dan Basri, Manajemen personalia, Jakarta : Erlangga, 2005, hal. 14
  • 10. definisi yaitu sebuah proses, cara, usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga perpustakaan untuk menghasilkan prestasi dan peningkatan kerja tenaga pustakawan yang efektif dan profesional. Kompetensi sebagai karakteristik dari seseorang yang dapat diperlihatkan, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku, yang dapat menghasilkan kinerja dan prestasi. Kompetensi, keahlian, dan pengetahuan yang terukur adalah inti dari proses manajemen kinerja di semua perusahaan. Relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dina Mariana dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel kompetensi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa bila seorang karyawan memiliki kompetensi yang tinggi dan baik dalam pekerjaanya akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.34 Berdasarkan alur pikir di atas, diduga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi terhadap kinerja karyawan. 3. Kepuasan Kerja berpengaruh langsung terhadap Kinerja karyawan. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan salah satu sikap kerja karyawan yang perlu diciptakan di perusahaan sehingga dapat bekerja dengan moral yang tinggi, disiplin, semangat, berdedikasi dan menghayati profesinya. Karyawan yang merasa puas terhadap perusahaannya akan berdampak kepada kelancaran kegiatan perusahaan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada para konsumen. Kinerja baik yang diberikan oleh setiap karyawan dalam sebuah perusahaan, tidak hanya memberikan kepuasan terhadap perusahaan itu sendiri, melainkan juga berdampak terhadap kinerja karyawan dalam perusahaan. Bila setiap karyawan tau akan tugas yang telah diberikan, serta dapat melaksanakan 34 Dina Mariana, “Pengaruh Kompensasi, Kompetensi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT. Askes, Cabang Boyolali)”, (Jurnal Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya), hal. 1
  • 11. dengan baik tugas mereka, maka akan memberikan kepuasan kerja tersendiri bagi karyawan tersebut. Relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ali Mahmudin, mendapatkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kepuasan kerja seorang karyawan akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa kepuasan seorang karyawan akan pekerjaan yang dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan.35 Berdasarkan alur pikir di atas, dapat diduga bahwa kepuasan kerja karyawan berpengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dalam artian jika kepuasan kerja seorang karyawan tinggi maka kinerjanya juga akan tinggi dan lebih baik. 4. Kompensasi, Kompetensi dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh langsung terhadap Kinerja karyawan. Setiap perusahaan selalu mengharapkan karyawaan dengan kompetensi yang tinggi, karena adanya kompetensi yang tinggi akan meningkatkan produktivitas kerjanya. Karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi akan bekerja sesuai dengan standar yang berlaku dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, memerlukan sedikit pengawasan, dan membangun menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk bekerja. Menurut McClelland karyawan bekerja karena didorong untuk memenuhi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berafiliasi dan kebutuhan untuk kekuasaan. Kompetensi yang tinggi pada karyawan ditandai dengan adanya kepuasan kerja yang tinggi, yang ditandai dengan adanya kepuasaan terhadap pekerjaan yang diekspresikan pada rasa senang terhadap pekerjaannya yang meliputi pada kemampuan utilitas (utility ability), pencapaian prestasi (achievement), aktivitas, kemajuan, otoritas, kebijakan dan praktik-praktik lembaga, kompensasi, rekan kerja, kreativitas, kemandirian, nilai-nilai moral kerja, penghargaan, tanggung jawab, keamanan, layanan sosial, status sosial, supervisi, jenis kerja, kondisi kerja. 35 Ali Mahmudin, “Pengaruh Motivasi kerja, kompetensi, kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan di Universitas Terbuka Indonesia”, (Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 8, Nomor 2, September 2012, 121-134), hal. 122
  • 12. Kepuasan kerja menurut Robbins diukur dengan menggunakan lima indikator: (1) kepuasan dengan gaji, (2) kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, (3) kepuasan dengan promosi, (4) kepuasan dengan sikap atasan, dan (5) kepuasan dengan rekan kerja. Kepuasan dengan gaji, yaitu upah yang diperoleh seseorang sebanding dengan usaha yang dilakukan dan sama dengan upah yang diterima oleh orang lain dalam posisi kerja yang sama. Banyak studi yang telah dilakukan berkaitan dengan hubungan kompensasi, kompetensi dan kepuasan kerja. Penelitian pada perusahaan bisnis dilakukan oleh Castro dan Martin yang menguji hubungan kompetensi dan kepuasan kerja pada organisasi informasi dan teknologi di Afrika Selatan. Hasil studi menunjukkan bahwa 9 dari 12 dimensi kompetensi menunjukkan hubungan positif yang kuat terhadap variabel kepuasan kerja.36 Relevan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rismayani dan Hartuti bahwa, hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi terhadap kepuasan kerja, secara simultan ditunjukkan dengan angka 79.6% sedangkan secara parsial ditunjukkan dengan angka 30.9%.37 Relevan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Puspitawati, bahwa: “the results showed that job satisfaction has a positive effect on competition and service quality, on the other side, competition has a positive effect on the service quality. The implications of this study showed that the match between workload and salary is very important to maintain employee competition. Job satisfaction will increase employee loyalty and the willingness to provide the best service quality”.38 Berdasarkan alur pikir di atas, dapat diduga bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kompensasi, kompetensi dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan. 36 Rismayani, “Pengaruh Kompetensi terhadap Kepuasan Kerja dan kompensasi di Universitas Terbuka Indonesia”, (Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 8, Nomor 2, September 2012, 121- 134), hal. 122 37 Rismayani dan Hartuti, “Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara, Medan”, (Jurnal Komunikasi Penelitian Volume 18, 2006), hal. 28 38 Ni Made Dwi Puspitawati, “Pengaruh Kompensasi terhadap Kompetensi dan Kinerja Karyawan”, (Jurnal Manajemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol.8 No.1, Februari 2014), hal. 68
  • 13. C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah di uraikan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Kompensasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). 2. Kompetensi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). 3. Kepuasan Kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). 4. Kompensasi (X1), kompetensi (X2), dan kepuasan kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) secara simultan. Adapun model penelitian berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka model teoretis yang diajukan seperti pada gambar berikut ini: Gambar di bawah dibangun dari teori-teori yang digunakan sebagai variabel penelitian, dimana : X1: Kompensasi (Compensiation) X2: Kompetensi (Competition) X3: Kepuasan kerja (Job Satisfaction) Z: Kinerja karyawan (Employee Performance) Gambar 1. Model Teori Kompensasi (X1) Kepuasan Kerja (Y) Kinerja Karyawan(Z) Kompetensi (X2) H1 H3 H2 H4 є1 є2
  • 14. D. Penelitian yang Relevan Berdasarkan tela’ah kepustakaan yang telah penulis lakukan, ada beberapa hasil penelitian yang relevan, penulis memfokuskan state of the art review dalam penelitian ini hanya sebatas persamaan dan perbedaan dari segi variabel, baik itu variabel eksogenus maupun variabel endogenusnya, sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Dearlina Sinaga, dengan judul: “Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Kerja terhadap Kinerja Pimpinan pada Universitas Swasta di Medan”. Hasil Penelitiannya menemukan: Pertama, terdapat pengaruh langsung antara motivasi berprestasi terhadap komitmen kerja. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien jalur p31=0.359 (35.9%), ini berarti masih terdapat variable residu sebanyak 0.641 (64.1%). mengingat variabel motivasi berprestasi berpengaruh positif terhadap komitmen kerja hanya sebesar 35.9%, maka peneliti ingin melakukan penelitian lagi tentang pengaruh motivasi berprestasi terhadap komitmen kerja. Kedua, terdapat pengaruh langsung antara kepuasan kerja terhadap komitmen kerja. Dari hasil perhitungan diperolah nilai koefisien jalur p32=0.404 (40.4%). ini berarti masih terdapat variabel residu sebanyak 0.596 (59.6%). Persamaan dengan penelitian ini adalah terdapat dua variabel yang sama yaitu: kepuasan kerja, dan kinerja. Dan perbedaannya adalah Pada penelitian relevan variabel kepuasan kerja sebagai X3, dan X4 nya adalah kinerja sedangkan dalam penelitian ini penulis menjadikan kepuasan kerja sebagai Y dan kinerja sebagai Z. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nindrijo Sunu Pambagio dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Kompetensi dan motivasi Karyawan terhadap Kinerja Karyawan pada PG Kebon Agung Malang”. Hasil Penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh langsung antara kompensasi terhadap motivasi kerja. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien jalur p31=0.362 (36.2%), ini berarti masih terdapat variable residu sebanyak 0.638 (63.8%). mengingat variabel kompensasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja hanya sebesar 36.2%, maka peneliti ingin melakukan penelitian lagi tentang pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja. Persamaan dengan penelitian ini adalah terdapat dua variabel yang sama yaitu: kepuasan kerja, dan kinerja. Dan perbedaannya adalah Pada penelitian relevan variabel kepuasan kerja sebagai X3, dan X4 nya adalah kinerja sedangkan dalam penelitian ini penulis menjadikan kepuasan kerja sebagai Y dan kinerja sebagai Z.
  • 15. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Rita Aryani, dengan judul: “Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Kompensasi dan Kompetensi terhadap kepuasan Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Provinsi DKI Jakarta”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: Kompensasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja dengan koefisien jalur 0.22 atau 22%”. Persamaan dengan penelitian ini terdapat dua variabel yang sama yaitu, kepuasan kerja dan kompensasi. Dan Perbedaan yang sangat nampak adalah: Pada studi ini tidak membahas karakteristik pekerjaan. Penelitian-penelitian yang relevan di atas, secara teoretis memiliki hubungan atau relevansi dengan penelitian ini, secara konseptual dapat dijadikan sebagai acuan teori umum bagi peneliti dalam melakukan penelitian, karena variabel yang diteliti pada kajian terdahulu juga ada membahas tentang kompensasi, kompetensi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan yang juga merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini.