Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi karyawan berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam bekerja. Salah satunya adalah employee engagement. Pada beberapa tahun terakhir ini, employee engagement menjadi sering dibicarakan oleh perusahaan-perusahaan. Hal ini dikarenakan Employee engagement merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan memperoleh keuntungan di lingkungan bisnis yang semakin menantang. Selain itu, engagement juga penting bagi para manager dalam menghadapi ketidak-perdulian karyawan yang adalah sumber masalah kesenjangan komitmen dan motivasi.
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)Bondan Winarno
Disarikan oleh Bondan Winarno & Intan Puji Astuti
Dari Buku Risk Based Behavioral Safety Membangun Kebersamaan Mewujudkan Keunggulan Operasi
Karangan Dr. F.A. Gunawan & Dr. Waluyo
Analisa dan Strategi Politik KesehatanBudi Perdana
Ringkasan tentang dasar-dasar health politics yang saya sarikan dari buku Getting Health Reform Right, A Guide to Improving Performance And Equity (Marc J. Roberts, William Hsiao, Peter Berman, Michael R. Reich - 2008)
Materi workshop Flagship Course : Health System Strengthening and Sustainable Financing (World Bank, 2015)
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
Bab 5 Penerapan Risk Based Behavioral Safety (RBBS)Bondan Winarno
Disarikan oleh Bondan Winarno & Intan Puji Astuti
Dari Buku Risk Based Behavioral Safety Membangun Kebersamaan Mewujudkan Keunggulan Operasi
Karangan Dr. F.A. Gunawan & Dr. Waluyo
Analisa dan Strategi Politik KesehatanBudi Perdana
Ringkasan tentang dasar-dasar health politics yang saya sarikan dari buku Getting Health Reform Right, A Guide to Improving Performance And Equity (Marc J. Roberts, William Hsiao, Peter Berman, Michael R. Reich - 2008)
Materi workshop Flagship Course : Health System Strengthening and Sustainable Financing (World Bank, 2015)
Materi Analisa & Pengukuran Kerja di Teknik Industri topik kedua bagian kedua tentang Sistem Manusia Mesin berisi tentang bagaimana konsep sistem manusia mesin, perbedaan manusia dan mesin
Materi Analisa & Pengukuran Kerja di Teknik Industri topik kedua bagian kedua tentang Sistem Manusia Mesin berisi tentang bagaimana konsep sistem manusia mesin, perbedaan manusia dan mesin
FutureM 2014 - Culture Matters: The Essential Elements of a Winning OrganizationFutureM
FutureM 2014
Culture Matters: The Essential Elements of a Winning Organization
Speakers:
Ralph Folz (@ralphfolz), CEO, WordStream
Kory Kolligian COO, Altitude
Highly engaged and satisfied employees contribute to the growth and success of an organization. Just walk into a company where culture and values are held to a high standard and employee engagement oozes from every corner. Last year revenues increased by an average of 22.2% for the 2014 Fortune 100 Best Companies to Work For. And according to the Bureau of Labor Statistics, these same companies added new employees at rate that was five times higher than the national average. Join us as we discuss strategies to develop a positive and productive work culture.
Employee engagement - Possibility or Pipe DreamCindy Gordon
Calculate the financial impact engagement is having on your company and learn ways of improving it.
Engagement is a critical factor to the success of your business and satisfaction of your customers
Workshop culture for a better workplaceAlison Coward
Slides from my talk at All About People 2016.
How can you take the energy and feeling of a great collaborative workshop into the rest of your organisation?
From the book Winning by Jack Welch. I summarize 3 chapters from the book; leadership, recruitment, and people management. If you are leader or manager who lead and manage people. This s
“If you look the right way, you can see that the whole world is a garden.”
― Frances Hodgson Burnett
Leadership is about your ability to lead your people through the ups and the downs. In order to do this the leader needs to have a winning attitude. This presentation offers some powerful motivational techniques that impacts attitude. Our motivation training program focuses on self motivation skills that are necessary for a leader.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membandingkan tiga komponen sikap.
Meringkas hubungan antara sikap dan perilaku.
Membandingkan dan membedakan sikap-sikap kerja yang utama.
Mendefiniskan kepuasan kerja dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengukurnya.
Meringkaskan sebab-sebab utama kepuasan kerja.
Mengidentifikasi empat respons pekerja terhadap ketidakpuasan.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membandingkan tiga komponen sikap.
Meringkas hubungan antara sikap dan perilaku.
Membandingkan dan membedakan sikap-sikap kerja yang utama.
Mendefiniskan kepuasan kerja dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengukurnya.
Meringkaskan sebab-sebab utama kepuasan kerja.
Mengidentifikasi empat respons pekerja terhadap ketidakpuasan.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Komitmen Organisasi Karyawan PT. X Dina Haya Sufya
Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Beberapa organisasi berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan/posisi yang ditawarkan dalam iklan-iklan lowongan pekerjaan. Sayangnya meskipun hal ini sudah sangat umum namun tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh. Padahal pemahaman tersebut sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif.
Beberapa wawasan penting bagi spesialis ketenagakerjaan, praktisi sumber daya manusia, dan pembuat kebijakan. Ini memberikan analisis seimbang tentang apa yang terjadi di dalam organisasi, baik untuk jenis pekerjaan dan pengalaman bekerja
2. Sumber Daya Perusahaan
Produktif & Keunggulan
Kompetitif
Sumber Daya Kemampuan Sumber Daya Sumber Daya
Fisik Memasarkan Manusia Keuangan
Endres, G.M & Smoak, L.M. (2008). The human resource craze: human improvement and employee
engagement. Organization Development Journal, Vol.26, No. 1.
Mejia, L.R.G, et al (1995). Managing Human Resources. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
3. Why Engagement Karyawan?
• Pada beberapa tahun terakhir ini, employee
engagement menjadi sering dibicarakan oleh
perusahaan-perusahaan (Saks, 2006).
• Penting untuk memastikan pertumbuhan
jangka panjang dan memperoleh keuntungan
di lingkungan bisnis yang semakin
menantang (Catteuw, Flynn & Vonderhorst,
2007).
• Penting bagi para manager dalam
menghadapi ketidak-perdulian karyawan
yang adalah sumber masalah kesenjangan
komitmen dan motivasi (Aktouf, 1992).
4. What is Engagement?
• Positif, memuaskan, sikap pandang terhadap
pekerjaan yang berkaitan dengan semangat
atau kekuatan mental, dedikasi dan absorbsi
(Schaufeli & Bakker, 2004).
• Kondisi perasaan dan pemikiran yang
sungguh-sungguh dan konsisten yang tidak
hanya fokus pada objek, peristiwa, individu
atau perilaku tertentu saja.
• Berhubungan namun berbeda dengan
konstruk perilaku organisasi lainnya, seperti:
OCB, komitmen organisasi, job involvement
(Saks, 2006).
5. Engagement VS Konstruk Lain
(Saks,2006)
Engagement Konstruk lain
Bukan sikap. Suatu tingkatan Komitmen Organisasi: Sikap dan
dimana individu memiliki perhatian kedekatan sso terhadap
yang lebih dalam dan menikmati organisasi.
kinerja peran di pekerjaan.
Lebih fokus pada kinerja peran OCB: Meliputi kerelaan dan
formal seseorang daripada peran perilaku informal dalam menolong
tambahan dan perilaku sukarela. rekan kerja dan organisasi.
Berkaitan dengan bagaimana Job involvement: Hasil penilaian
individu mempekerjakan diri kognitif terhadap kebutuhan untuk
mereka untuk melaksanakan memenuhi kepuasan kemampuan
kinerja pekerjaan, melibatkan dalam bekerja dan berkaitan
perasaan, pemikiran dan perilaku dengan citra diri orang tsbt.
aktif.
Mengawali munculnya Job
involvement.
6. Karyawan yang Engage
Bekerja lebih keras.
Lebih berkomitmen.
Lebih suka bekerja melebihi dari yang
dipersyaratkan atau yang diharapkan dari
pekerjaan mereka
Merasa bahwa pekerjaan mereka secara positif
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
psikologis (psychological well-being) mereka.
Bangga bekerja dalam perusahaan dan percaya
kepada atasan mereka.
Secara keseluruhan memiliki hubungan emosi
yang positif
Chalofsky, N., & Krishna, V. (2009). Advances in developing human resources 11 (2).
7. Aspek-Aspek Engagement:
Vigor ditandai oleh tingginya tingkat kekuatan
dan resiliensi mental dalam bekerja, kesediaan
untuk berusaha dengan sungguh-sungguh di
pekerjaan, dan gigih dalam menghadapi
kesulitan.
Dedication ditandai oleh suatu perasaan yang
penuh makna, antusias, inspirasi, kebanggaan
dan tantangan.
Absorption ditandai dengan penuh konsentrasi
dan minat yang mendalam terhadap
pekerjaannya, dimana waktu terasa berlalu
begitu cepat dan individu sulit melepaskan diri
Schaufeli, W.B., Salanova, M., González-Romá. V., & Bakker, A.B. (2002a). The measurement of engagement and
burnout: A confirmatory factor analytic approach. Journal of Happiness Studies.
dari pekerjaannya.
8. Consequences of Employee
Engagement
Menurut Harter, Schmidt & Hayes (2002):
Produktivitas,
Keuntungan organisasi,
Kepuasan dan kesetiaan pelanggan,
Retensi atau turnover karyawan
Keamanan (Harter, Schmidt & Hayes,
2002).
9. Consequences of Employee
Engagement
Penelitian Jones, Ni & Wilson (2009): EE
berkorelasi negatif dengan tingkat
ketidakhadiran karyawan.
Penelitian Saks (2006):
Berkorelasi positif terhadap peningkatan kepuasan
kerja,
Komitmen terhadap organisasi
Organizational citizenship behavior
10. Engagement adalah suatu yang penting, namun
di lapangan seperti apa?
• Banyak karyawan tidak engage thd
pekerjaan & organisasi.
• Karyawan mungkin peduli dgn organisasi,
namun mereka merasa tidak cocok antara
kemampuan dan tugas-tugas.
• Karyawan tidak meninggalkan pekerjaan,
namun tidak berkomiten thd pekerjaan &
organisasi.
• Merasa tidak bersemangat dan tidak bahagia
thd pekerjaan.
• Keluar meninggalkan perusahaan.
Chalofsky, N., & Krishna, V. (2009). Advances in developing human resources 11 (2), 189–203. doi:
10.1177/1523422309333147.
Endres, G.M & Smoak, L.M. (2008). The human resource craze: human improvement and employee engagement. Organization
Development Journal, Vol.26, No. 1.
11. Hasil preliminary research
Tanggo (jam 4 teng langsung go)
Ingin cepat pulang
Main game pada jam kerja
Berbohong agar tidak masuk kerja
Kurang disiplin dalam hal waktu istirahat.
Ada tipe karyawan yang tidak mau
berprestasi dan yang kurang memberikan
kinerja yang baik.
Hasil penilaian value dan kinerja.
12. Antecedents of Engagement
Kahn (1990), ada 3 kondisi psikologis yang
mempengaruhi engagement terhadap
pekerjaan:
Psychological meaningfulness – bermakna,
passion, sweet spot.
Safety – kebebasan untuk mengekspresikan
diri.
Availability – ketersediaan sumber daya untuk
dapat menampilkan kinerja secara efektif.
13. Antecedents of Engagement
Saks (2006): Perceived Organizational
Support merupakan prediktor yang
signifikan terhadap munculnya
engagement.
Rich, Lepine & Crawford (2010):
Perceived Organizational Support memiliki
korelasi yang paling besar dibanding
kedua anteseden lainnya (perceived
congruence value dan core self-
evaluations).
Rich, B,L., Lepine, J.A., & Crawford, E.R. (2010). Job engagement: antecedents and effects on job performance. Academy of
Management Journal, 53 (3), 617–635.
Saks, A.M. (2006). Antecedents and consequences of employee engagement. Journal of Managerial Psychology, 21,
600–619. doi: 10.1108/02683940610690169.
14. Antecedents of Engagement
Yandi & Ancok (2011) menemukan bahwa
praktik pengembangan karir yang
diterapkan di perusahaan dapat
meningkatkan perceived organizational
support yang kemudian berdampak
terhadap peningkatan engagement
karyawan pada pekerjaan.
15. Dinamika Munculnya Engagement
Social Exchange Theory.
Kewajiban-kewajiban yang muncul dalam suatu rangkaian
interaksi antara kedua pihak yang saling ketergantungan.
Hubungan timbal balik atau aturan untuk membayar kembali
dalam bentuk tindakan dari suatu pihak sebagai respon dari
tindakan pihak lain.
Saks (2006): engagement sebagai suatu hubungan dua arah
antara pemberi kerja dengan karyawan.
Eisenberger (1986): Social exvhange theory mengintegrasikan
keyakinan karyawan tentang bagaimana mereka diperlakukan
oleh organisasi dan bagaimana organisasi berkomitmen kepada
mereka.
Ketika karyawan percaya bahwa organisasi berkomitmen pada
mereka, maka mereka akan berkomitmen juga kepada
16. Dinamika Munculnya Engagement
Yandi & Ancok (2011). Pengaruh Peningkatan Perceived Organizational Support Melalui Praktik Pengembangan Karir
Terhadap Engagement Karyawan Pada Pekerjaan. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.