2. Epidemiologi
Western 5%. Batu saluran kemih dibentuk oleh kalsium pada 70%
kasus, asam urat 20%, MAP ( magnesium ammonium phospate)
(struvite) pada 10% kasus dan batu cystine kurang dari 1%
Thailand angka kejadian batu vesica urinaria bervariasi mulai 6
per 1000 penduduk hingga 23 per 1000 penduduk. Batu vesica
urinaria lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dewasa,
yaitu 1-5 tahun (70%).
Indonesia ?
3. Anatomy
• Vesica urinaria dapat menampung air
kemih dengan kapasitas maksimal yaitu
untuk volume orang dewasa lebih
kurang 300-450 ml.
• Divaskularisasi oleh arteri iliaka interna
• Vesica urinaria yang terisi penuh
memberikan rangsangan pada saraf
aferen dan menyebabkan aktivasi pusat
miksi di medula spinalis segmen sakral
S2-4
4. Faktor risiko
• Herediter
• Usia
• Jenis kelamin
Instrinsik
• Geografi
• Iklim dan cuaca
• Pola diet
• Jenis pekerjaan
Eksternal
5. Komposisi batu
Batu kalsium
• Hiperkalsiuria, Hipositraturia, Hiperurikosuria, Hiperoksalouria, Hipomagnesuria
Batu struvit
Batu asam urat
Batu jenis lain
• Batu sistin, batu xanthin, batu silikat
6. Batu vesica patofisiologi
Batu migran/migrasi Batu terbentuk disaluran kemih atas (ginjal atau ureter)
kemudian turun ke kandung kemih
Batu idiopatik primer Batu terbentuk di kandung kemih akibat kelainan metabolisme
Batu sekunder Batu terbentuk di kandung kemih akibat suatu keadaan
patologis misalnya infeksi, gangguan berkemih dan benda asing
7. Patofisiologi (pada anak)
Sanjaya G, Birowo P, Rasyid N. Batu kandung kemih : patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan. Divisi urologi departemen bedah FK UI. Jakarta
9. Gejala klinis
• Gejala iritasi antara lain: nyeri kencing/disuria hingga stranguria, perasaan
tidak enak sewaktu kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi
lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh.
• Nyeri pada saat miksi seringkali dirasakan (refered pain) pada ujung penis,
skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki.
• Pada anak seringkali mengeluh adanya enuresis nokturna, di samping sering
menarik narik penisnya (pada anak laki-laki) atau menggosok-gosok vulva
(pada anak perempuan)
13. Open cystostomy
Adapun kontraindikasi dilakukan open cystostomy yaitu :
• Contracted bladder
• Very large stone (> 3 cm)
• Pasien umur < 10 tahun
• Striktur uretra yg tidak dapat dilakukan dilatasi cukup.
Dianjurkan biopsi mukosa vesica urinaria pada batu berukuran >30 mm
14. Prosedur (Teknik operasi)
Open cystostomy
• Tempatkan pasien pada posisi terlentang.
Septik antiseptik lapangan operasi. Pasang
kateter.
• Tutupi penis / uretra dan kateter dengan
handuk steril. Vesica urinaria dapat di isi
200-300cc kemudian klem
• Buat sayatan garis tengah / midline supra
pubic atau Pfanensteil incision di supra pubic
atau yang lebih rendah dari umbilikal.
15. • Setelah inisisi kulit diperdalam secara tajam
dan tumpul. Ekspos lapisan dari muskulus
anterior rectus.
• Bagilah muskulus di midline kelateral sehingga
lemak ekstra peritoneal dan peritoneum
terlihat.
• Dorong lemak dan peritoneum keatas dengan
menggunakan kasa.
• Lakukan identifikasi.
16. • Tempatkan dua jahitan di detrusor di atas
simfisis pubis sebagai penggantung.
Pastikan ada suction di tangan. Insisi otot
detrusor secara vertikal antara jahitan yang
sudah di gantung menggunakan
electrocautery.
• Gunakan suction isap untuk
menghilangkan irigasi berlebih.
• Dengan menggunakan ring forceps, pegang
batu dan keluarkan dari kandung kemih.
17. Tutup kandung kemih dalam dua lapisan
menggunakan 3-0 Vicryl pada mukosa dan 2-0
Vicryl pada lapisan detrusor. Lapisan mukosa
ditutup terlebih dahulu dengan running suture.
Tutup juga detrusor / lapisan serosal
menggunakan running suture. Uji penutupannya
dengan mengisi kandung kemih dengan air steril.
Tempatkan Penrose atau suction drain dekat dengan
penutupan kandung kemih, keluar di sebelah luka
apabila dicurigai terjadi rembesan atau evaluasi
rebleeding. Dijahit di tempat kulit dengan jahitan
yang tidak dapat diserap untuk mencegah
bergeraknya drain secara tidak sengaja.
Biarkan kateter untuk drainase selama 8 hingga
10 hari. Lakukan pemeriksaan cystogram sebelum
kateter dilepas
20. Komplikasi lain setelah tindakan Open Cystolithotomy yang paling sering ditemui
yaitu :
• Infeksi
• Perdarahan
• Urinary fistula
• Kateter obstruksi atau buntu akibat debris pada urine
• Spasme vesica urinaria atau rasa tidak nyaman karena kateter terlalu lama
21. Hasan A.T, Fasihuddin. Suprapubic cystostomy : Urinary tract infection and other short term complication.
Menurut Hasan A. T et al Semua pasien dengan
riwayat trauma, ekstravasasi urin dan gagal per-
uretra kateterisasi dan perdarahan sementara
kateterisasi menerima antibiotik profilaksis selama 7
hari untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa
infeksi