SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Ipteks bagi Masyarakat tema
“BAHAYA BATU GINJAL”
DEFINISI
Batu saluran kemih ( urolithiasis) adalah adanya batu didalam
saluran kemih, mulai dari ginjal hingga uretra, dimana
komposisi batu yang terbentuk dapat terdiri atas salah satu
atau campuran dari asam urat ,kalsium oksalat, kalsium fosfat,
sistin, struvit, atau xantin.
EPIDEMIOLOGI
 Penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi. (setelah ISK dan BPH)
 Di seluruh dunia rata-rata 1-12% penduduk.
 Di negara berkembang  >> batu buli – buli
 Di negara maju  >> batu saluran kemih bagian atas
 Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita (3:1) dengan puncak insidensi
antara dekade keempat dan kelima
ETIOLOGI
 Gangguan aliran urin (urin stasis)
 Gangguan metabolik
 Infeksi saluran kemih
 Dehidrasi
 Idiopatik
FAKTOR RISIKO
FAKTOR INTRINSIK FAKTOR EKSTRINSIK
• Herediter
• Umur  paling sering usia 30-50
tahun
• Jenis kelamin  laki-laki : perempuan
(3:1)
• Geografi  stone Belt (sabuk batu)
• Iklim dan tempratur
• Asupan air  kurangnya asupan air
dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi
• Diet  banyak purin, oksalat dan
kalsium
• Pekerjaan  banyak duduk / kurang
aktifitas / sedentary life
TEORI PROSES PEMBENTUKAN
BATU SALURAN KEMIH
TEORI NUKLEASI TEORI INHIBITOR
Terbentuk atau tidaknya batu di
salam saluran kemih ditentukan
oleh adanya keseimbangan
antara zat pembentuk batu dan
inhibitor
Terdiri atas
kristal –kristal
presipitasi
Dipengaruhi oleh :
• Suhu
• PH larutan
• Konsentrasi solut dalam urin
• Laju aliran urin
• Korpus alienum
nukleasi
Agregasi
Menempel pada epitel saluran kemih
(membentuk retensi kristal)
KOMPOSISI BATU
KOMPOSISI BATU
BATU KALSIUM
• Paling banyak dijumpai  70-80%
• Terdiri dari  kalsium oksalat, kalsium fosfat, campuran
• Bentuk bergerigi
Faktor terjadinya batu kalsium
hiperkalsiuria Kadar kalsium urin >250-300 mg/hari Penyebab :
Adanya gangguan pada
1. Absorbsi
2. Renal
3. resorptif
hiperoksaluria Ekskresi oksalat urine > 45 gr/hari • Gangguan usus
• Konsumsi oksalat >>
hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urine > 850
mg/24 jam
Konsumi purin >>
hipositraturia • Penyakit RTA (renal tubular asidosis)
• Pemakaian diuretik golongan thiazide jangka lama
hipomagnesuria Penyakit inflamasi usus (inflamatory bowel disease)
KOMPOSISI BATU
BATU STRUVIT = BATU INFEKSI
Kuman golongan pemecah urea
(urea splitter) = enzim urease
CO(NH2)2 + H20  2NH3 + CO2
Urine menjadi basa
Garam Magnesium,amonium fosfat, karbonat 
Batu triple-phospat (Ca, Mg, NH4)
• Batu magnesium amonium fosfat
(MAP) [MgNH₄PO₄.H₂O]
• karbonat apatit [Ca₁₀[PO₄]₆CO₃]
Proteus Spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas, dan
Stafilokokus
KOMPOSISI BATU
 5-10% dari seluruh batu saluran kemih
 75-80% asam urat murni, sisanya campuran kalsium oksalat
Faktor predisposisi
- Penyakit gout,
- Terapi antikanker, obat urikosurik (sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat)
- kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein
BATU ASAM URAT
METABOLISME ASAM URAT
• Diet purin
• Metabolisme endogen
Asam inosinat hipoxantin
xantin
Asam urat
Xantin oxidase
Urikase  tidak ada
pada manusia
Allantoin
(larut dalam air)
Ekskresikan ke dalam urin :
- Asam urat bebas  batu asam urat
- Garam urat  + natrium  natrium
urat (> larut dalam air)
Pada manusia
Xantin oxidase
PENCEGAHAN
 minum banyak (usahakan produksi urin 1500-
2000 mL/hari)
 Pemeriksaan pH urin setiap hari dengan kertas
nitrazin (alkalinisasi urin  pertahankan PH
diantara 6,5-7
 Pemeriksaan kadar asam urat darah secara
berkala (bila hiperurisemia, konsumsi obat
inhibitor xanthin oksidase allupurinol
FAKTOR PENYEBAB
• Urin yang bersifat asam (pH <6)
• Volume urin sedikit (<2L/hari), dehidrasi
• Hiperurikosuria  Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 jam
SIFAT BATU
• Ukuran batu  bervariasi  besar : staghorn (mengisi seluruh pelvikalises
ginjal)
• Bentuk batu  Batu bulat, halus  seringkali keluar spontan
BATU JENIS LAIN
• Batu sistin  kelainan absorpsi sistin di mukosa usus
• Batu xanthin  defisiensi enzim xanthin oxidase
• Batu silikat  penggunaan antasida berlebihan atau jangka panjang
KLASIFIKASI BATU
(BERDASARKAN POSISI)
BATU GINJAL
(nefrolithiasis)
BATU URETER
(ureterolithiasis)
BATU BULI
(vesikolithiasis)
BATU URETRA
(uretrolithiasis)
BATU GINJAL
(NEFROLITHIASIS)
Batu staghorn
MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri  pinggang (paling sering)
• Nyeri kolik  aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises yang meningkat 
tekanan intraluminal meningkat  peregangan dari terminal saraf  sensasi nyeri
• Nyeri non-kolik  Peregangan kapsul ginjal (Hidronefrosis, infeksi ginjal)
- Hematuria  trauma mukosa oleh batu
- Demam  curiga urosepsis
Pemeriksaan fisik :
Nyeri ketok CVA
Teraba ginjal  hidronefrosis
BATU URETER
(URETEROLITHIASIS)
pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kaliks
ginjal, yang turun ke ureter
Terdapat tiga penyempitan sepanjang
ureter yang biasanya menjadi tempat
berhentinya batu yang turun dari kalik
yaitu :
1. ureteropelvic junction (UPJ)
2. persilangan ureter dengan vasa iliaka
3. muara ureter di dinding buli. (UVJ)
Komposisi batu ureter :
• sebagian besar  garam kalsium,
seperti kalsium oksalat monohidrat
dan kalsium oksalat dihidrat
• sebagian kecil  batu asam urat, batu
struvit dan batu sistin.
MANIFESTASI KLINIS
• nyeri kolik, akibat peristaltik yang sifatnya hilang timbul
• mual
• nyeri alih
Infesi sekunder
Batu ukuran kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar secara spontan, sedangkan batu yang
lebih besar seringkali tetap berada pada ureter dan menyebabkan radang (periureteritis) serta
obstruksi kronis
• Batu pada daerah ureter hidroureter
• Batu pada pielum hidronefrosis
• batu pada kaliks mayor kaliektasis
• Pionefrosis
• Urosepsis
• Abses ginjal,
paranefrik,
perinefrik
• Pielonefritis
Kerusakan ginjal
Gagal ginjal permanen
BATU BULI
(VESIKOLITHIASIS
)
Sering pada pasien :
• gangguan miksi  BPH, striktur uretra, divertikel buli, buli neurog
• Benda asing di buli  kateter jangka lama
Asal  batu ginjal atau ureter  buli
MANIFESTASI KLINIS
• Khas  gejala iritasi
• Nyeri suprapubik
• Sifat nyeri  refered pain (ujung penis,
skrotum, perineum, pinggang, sampai
kaki)
• Jika batu berada di pangkal uretra 
aliran miksi dapat berhenti tiba- tiba 
lencar kembali setelah perubahan posisi
PEMERIKSAAN FISIK
• Nyeri tekan suprapubik
• Asal  biasanya dari batu ginjal / ureter  buli  uretra
Angka kejadian  1% dari seluruh batu saluran kemih
BATU URETRA
(URETROLITHIASI
S)
MANIFESTASI KLINIS
 Paling sering (Miksi tiba- tiba
terhenti)  retensi urin , sebelumnya
didahului nyeri pinggang
 Urin menetes
 Batu uretra anterior  dapat diraba
oleh pasien berupa benjolan keras di
uretra pars bulbosa ataupun
pendularis, kadang tampak di meatus
uretra eksternum
 Batu uretra posterior  nyeri perineum
atau rektum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Urin:
 Leukosituria, hematuria, kristal pembentuk batu
 Bakteriuri (nitrit), Ph urin
 Kultur urin
Pemeriksaan Darah :
 Hemoglobin
 Leukosit
 Ureum & Kreatinin
 Asam urat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Foto polos abdomen (BNO)  melihat batu radioopak
Jenis batu Radioopasitas
Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/sistin Non-opak
BNO POLOS NORMAL NEFROLITHIASIS SINISTRA
 Pielografi intravena (IVP)  menilai anatomi dan fungsi ginjal, deteksi
batu semi opak / non opak
• Batu lucent
pada pelvis
ginjal
kanan
 USG
- Bila IVP tidak memungkinkan
- Dapat melihat semua jenis batu
 CT Urografi tanpa kontras
- Standar baku untuk evaluasi batu pada ginjal dan traktus urinarius, termasuk batu
asam urat
- Sensivitas dan spesivitas terbaik
TATALAKSANA
Terapi konservatif /
terapi ekspulsif
medikamentosa
ESWL(Extracorporeal
Shockwave
Lithotripsy)
endoneurologi Pembedahan
Tujuan tatalaksana :
1. Mengurangi nyeri
2. Menghilangkan batu yang sudah
ada
3. Mencegah pembentukan batu
berulang
Terapi konservatif /
terapi ekspulsif
medikamentosa
• Ukuran batu < 5 mm  batu keluar spontan
• Tujuan  mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin
(+ diuretikum), minum banyak
Terapi konservatif
1. Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik  target diuresis 2liter/hari
2. α-blocker  nifedipin, tamsulosin
3. NSAID
syarat lain untuk observasi adalah :
1. berat ringannya keluhan pasien
2. ada tidaknya infeksi dan obstruksi
3. Ada tidaknya kolik berulang atau ISK
Pemantauan berkala setiap 1-14
hari sekali selama maksimal 6
minggu
INDIKASI PENGELUARAN BATU SALURAN KEMIH (EAU 2014)
• KEMUNGKINAN KECIL UNTUK BATU KELUAR SPONTAN
• OBSTRUKSI SALURAN KEMIH PERSISTEN
• UKURAN BATU > 15 MM
• INFEKSI
• NYERI MENETAP ATAU BERULANG
• DISERTAI INFEKSI
• BATU METABOLIK YANG CEPAT TERBENTUK
• ADANYA GANGGUAN FUNGSI GINJAL
INDIKASI SOSIAL
Tujuan tatalaksana :
1. Mengurangi nyeri
2. Menghilangkan batu yang sudah
ada
3. Mencegah pembentukan batu
berulang
Didasarkan pada :
• ukuran,
• lokasi,
• ada tidaknya infeksi,
• fungsi ginjal
ESWL(Extracorpore
al Shockwave
Lithotripsy)
• Diperkenalkan pertama kali oleh Caussy (1980)
• Non invasif
• Dapat menimbulkan nyeri kolik dan hematuria
• Kontraindikasi  hamil, perdarahan diastesis, ISK tidak terkontrol, obesitas berat, aneurisma
arteri sekitar batu, obstruksi anastomosis distal dari batu
Menggunakan gelombang kejut yang dialirkan
melalui air dan dipusatkan pada batu  batu
diharapkan pecah menjadi ukuran < 2mm  keluar
bersama urin
endoneurologi
• Invasif minimal  memecah dan mengeluarkan batu, melalui alat yang
dimasukan langsung ke dalam saluran kemih
• Macam tindakan:
1. Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)
2. Litotripsi
3. Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)
4. Ekstraksi Dormia
Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)
Litotripsi
Pengeluaran batu saluran ginjal
Memecah batu buli-buli atau uretra
Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)
Melihat keadaan ureter dan sistem
pelvikalises
Mengeluarkan batu ureter dengan
menjaring melalui alat keranjang dormia
Ekstraksi dormia
Pembedahan
Indikasi Pembedahan :
• Batu kaliks  adanya hidrokaliks, kasus nefrolithiasus kompleks, tidak berhasil dengan
ESWL
• Batu Pelvis  Jika terjadi hidronefrosis, infeksi, atau nyeri hebat, batu staghorn
• Batu ureter  telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat, terdapat impaksi ureter
• Batu buli  ukuran > 3 cm
Berupa :
- Pielolitotomi atau nefrolitotomi (mengambil batu saluran
ginjal)
- Ureterolitotomi (batu ureter)
- Vesikolitotomi (batu vesika urinaria)
- Nefrektomi atau pengambilan ginjal  jika :
 ginjal sudah tidak berfungsi
 Berisi nanah (Pionefrosis)
 Korteks sudah sangat tipis
 Mengalami pengkerutan
REKOMENDASI PILIHAN METODE AKTIF
PENGELUARAN BATU URETER
(IAUI 2007 DAN EAU 2004)
LOKASI UKURA
N
LINI PERTAMA LINI
KEDUA
Ureter
Proksim
al(di atas
pelvic
brim)
< 10
MM
SWL URS atau
Uretero
litotomi
> 10
MM
URS atau
Ureterolitotomi
SWL
Ureter
Distal
(di bawah
pelvic
brim)
< 10
MM
URS atau SWL Uretero
litotomi
> 10
MM
URS Uretero
Litotomi
atau SWL
PENCEGAHAN
 Angka kekambuhan rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10
tahun.
 Didasarkan pada  Analisis batu
Pencegahan umum
1. menghindari dehidrasi (produksi urin 2-3L/hari)
2. diet (rendah protein, oksalat, garam, dam purin)
3. aktivitas harian cukup
4. medikamentosa
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Danger of Kidney Stones.pptx

Similar to Danger of Kidney Stones.pptx (20)

Batu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptxBatu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptx
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjal
 
Konsep keperawatan batu saluran kemih
Konsep keperawatan  batu saluran kemih Konsep keperawatan  batu saluran kemih
Konsep keperawatan batu saluran kemih
 
Batu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TOBatu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TO
 
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginjaAsuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
 
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptx
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptxBatu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptx
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptx
 
Ureterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliUreterolithiasis asli
Ureterolithiasis asli
 
Askep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemihAskep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemih
 
Askep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemihAskep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemih
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Urolithiasis
UrolithiasisUrolithiasis
Urolithiasis
 
Aulia venny dt retensi urin dr. indra
Aulia venny dt retensi urin dr. indraAulia venny dt retensi urin dr. indra
Aulia venny dt retensi urin dr. indra
 
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasisLaporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
 
Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013
 
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indriAskep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
 
BATU URETRA.pptx
BATU URETRA.pptxBATU URETRA.pptx
BATU URETRA.pptx
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
 

Recently uploaded

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 

Recently uploaded (20)

Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 

Danger of Kidney Stones.pptx

  • 1. Ipteks bagi Masyarakat tema “BAHAYA BATU GINJAL”
  • 2. DEFINISI Batu saluran kemih ( urolithiasis) adalah adanya batu didalam saluran kemih, mulai dari ginjal hingga uretra, dimana komposisi batu yang terbentuk dapat terdiri atas salah satu atau campuran dari asam urat ,kalsium oksalat, kalsium fosfat, sistin, struvit, atau xantin.
  • 3. EPIDEMIOLOGI  Penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi. (setelah ISK dan BPH)  Di seluruh dunia rata-rata 1-12% penduduk.  Di negara berkembang  >> batu buli – buli  Di negara maju  >> batu saluran kemih bagian atas  Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita (3:1) dengan puncak insidensi antara dekade keempat dan kelima
  • 4. ETIOLOGI  Gangguan aliran urin (urin stasis)  Gangguan metabolik  Infeksi saluran kemih  Dehidrasi  Idiopatik
  • 5. FAKTOR RISIKO FAKTOR INTRINSIK FAKTOR EKSTRINSIK • Herediter • Umur  paling sering usia 30-50 tahun • Jenis kelamin  laki-laki : perempuan (3:1) • Geografi  stone Belt (sabuk batu) • Iklim dan tempratur • Asupan air  kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi • Diet  banyak purin, oksalat dan kalsium • Pekerjaan  banyak duduk / kurang aktifitas / sedentary life
  • 6. TEORI PROSES PEMBENTUKAN BATU SALURAN KEMIH TEORI NUKLEASI TEORI INHIBITOR Terbentuk atau tidaknya batu di salam saluran kemih ditentukan oleh adanya keseimbangan antara zat pembentuk batu dan inhibitor Terdiri atas kristal –kristal presipitasi Dipengaruhi oleh : • Suhu • PH larutan • Konsentrasi solut dalam urin • Laju aliran urin • Korpus alienum nukleasi Agregasi Menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal)
  • 8. KOMPOSISI BATU BATU KALSIUM • Paling banyak dijumpai  70-80% • Terdiri dari  kalsium oksalat, kalsium fosfat, campuran • Bentuk bergerigi Faktor terjadinya batu kalsium hiperkalsiuria Kadar kalsium urin >250-300 mg/hari Penyebab : Adanya gangguan pada 1. Absorbsi 2. Renal 3. resorptif hiperoksaluria Ekskresi oksalat urine > 45 gr/hari • Gangguan usus • Konsumsi oksalat >> hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 jam Konsumi purin >> hipositraturia • Penyakit RTA (renal tubular asidosis) • Pemakaian diuretik golongan thiazide jangka lama hipomagnesuria Penyakit inflamasi usus (inflamatory bowel disease)
  • 9. KOMPOSISI BATU BATU STRUVIT = BATU INFEKSI Kuman golongan pemecah urea (urea splitter) = enzim urease CO(NH2)2 + H20  2NH3 + CO2 Urine menjadi basa Garam Magnesium,amonium fosfat, karbonat  Batu triple-phospat (Ca, Mg, NH4) • Batu magnesium amonium fosfat (MAP) [MgNH₄PO₄.H₂O] • karbonat apatit [Ca₁₀[PO₄]₆CO₃] Proteus Spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Stafilokokus
  • 10. KOMPOSISI BATU  5-10% dari seluruh batu saluran kemih  75-80% asam urat murni, sisanya campuran kalsium oksalat Faktor predisposisi - Penyakit gout, - Terapi antikanker, obat urikosurik (sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat) - kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein BATU ASAM URAT
  • 11. METABOLISME ASAM URAT • Diet purin • Metabolisme endogen Asam inosinat hipoxantin xantin Asam urat Xantin oxidase Urikase  tidak ada pada manusia Allantoin (larut dalam air) Ekskresikan ke dalam urin : - Asam urat bebas  batu asam urat - Garam urat  + natrium  natrium urat (> larut dalam air) Pada manusia Xantin oxidase
  • 12. PENCEGAHAN  minum banyak (usahakan produksi urin 1500- 2000 mL/hari)  Pemeriksaan pH urin setiap hari dengan kertas nitrazin (alkalinisasi urin  pertahankan PH diantara 6,5-7  Pemeriksaan kadar asam urat darah secara berkala (bila hiperurisemia, konsumsi obat inhibitor xanthin oksidase allupurinol FAKTOR PENYEBAB • Urin yang bersifat asam (pH <6) • Volume urin sedikit (<2L/hari), dehidrasi • Hiperurikosuria  Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 jam SIFAT BATU • Ukuran batu  bervariasi  besar : staghorn (mengisi seluruh pelvikalises ginjal) • Bentuk batu  Batu bulat, halus  seringkali keluar spontan
  • 13. BATU JENIS LAIN • Batu sistin  kelainan absorpsi sistin di mukosa usus • Batu xanthin  defisiensi enzim xanthin oxidase • Batu silikat  penggunaan antasida berlebihan atau jangka panjang
  • 14. KLASIFIKASI BATU (BERDASARKAN POSISI) BATU GINJAL (nefrolithiasis) BATU URETER (ureterolithiasis) BATU BULI (vesikolithiasis) BATU URETRA (uretrolithiasis)
  • 15. BATU GINJAL (NEFROLITHIASIS) Batu staghorn MANIFESTASI KLINIS - Nyeri  pinggang (paling sering) • Nyeri kolik  aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises yang meningkat  tekanan intraluminal meningkat  peregangan dari terminal saraf  sensasi nyeri • Nyeri non-kolik  Peregangan kapsul ginjal (Hidronefrosis, infeksi ginjal) - Hematuria  trauma mukosa oleh batu - Demam  curiga urosepsis Pemeriksaan fisik : Nyeri ketok CVA Teraba ginjal  hidronefrosis
  • 16. BATU URETER (URETEROLITHIASIS) pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kaliks ginjal, yang turun ke ureter Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang biasanya menjadi tempat berhentinya batu yang turun dari kalik yaitu : 1. ureteropelvic junction (UPJ) 2. persilangan ureter dengan vasa iliaka 3. muara ureter di dinding buli. (UVJ) Komposisi batu ureter : • sebagian besar  garam kalsium, seperti kalsium oksalat monohidrat dan kalsium oksalat dihidrat • sebagian kecil  batu asam urat, batu struvit dan batu sistin.
  • 17. MANIFESTASI KLINIS • nyeri kolik, akibat peristaltik yang sifatnya hilang timbul • mual • nyeri alih
  • 18. Infesi sekunder Batu ukuran kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar secara spontan, sedangkan batu yang lebih besar seringkali tetap berada pada ureter dan menyebabkan radang (periureteritis) serta obstruksi kronis • Batu pada daerah ureter hidroureter • Batu pada pielum hidronefrosis • batu pada kaliks mayor kaliektasis • Pionefrosis • Urosepsis • Abses ginjal, paranefrik, perinefrik • Pielonefritis Kerusakan ginjal Gagal ginjal permanen
  • 19. BATU BULI (VESIKOLITHIASIS ) Sering pada pasien : • gangguan miksi  BPH, striktur uretra, divertikel buli, buli neurog • Benda asing di buli  kateter jangka lama Asal  batu ginjal atau ureter  buli MANIFESTASI KLINIS • Khas  gejala iritasi • Nyeri suprapubik • Sifat nyeri  refered pain (ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki) • Jika batu berada di pangkal uretra  aliran miksi dapat berhenti tiba- tiba  lencar kembali setelah perubahan posisi PEMERIKSAAN FISIK • Nyeri tekan suprapubik
  • 20. • Asal  biasanya dari batu ginjal / ureter  buli  uretra Angka kejadian  1% dari seluruh batu saluran kemih BATU URETRA (URETROLITHIASI S) MANIFESTASI KLINIS  Paling sering (Miksi tiba- tiba terhenti)  retensi urin , sebelumnya didahului nyeri pinggang  Urin menetes  Batu uretra anterior  dapat diraba oleh pasien berupa benjolan keras di uretra pars bulbosa ataupun pendularis, kadang tampak di meatus uretra eksternum  Batu uretra posterior  nyeri perineum atau rektum
  • 21. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Urin:  Leukosituria, hematuria, kristal pembentuk batu  Bakteriuri (nitrit), Ph urin  Kultur urin Pemeriksaan Darah :  Hemoglobin  Leukosit  Ureum & Kreatinin  Asam urat PEMERIKSAAN LABORATORIUM
  • 22.  Foto polos abdomen (BNO)  melihat batu radioopak Jenis batu Radioopasitas Kalsium Opak MAP Semiopak Urat/sistin Non-opak BNO POLOS NORMAL NEFROLITHIASIS SINISTRA
  • 23.  Pielografi intravena (IVP)  menilai anatomi dan fungsi ginjal, deteksi batu semi opak / non opak
  • 24. • Batu lucent pada pelvis ginjal kanan
  • 25.  USG - Bila IVP tidak memungkinkan - Dapat melihat semua jenis batu  CT Urografi tanpa kontras - Standar baku untuk evaluasi batu pada ginjal dan traktus urinarius, termasuk batu asam urat - Sensivitas dan spesivitas terbaik
  • 26. TATALAKSANA Terapi konservatif / terapi ekspulsif medikamentosa ESWL(Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) endoneurologi Pembedahan Tujuan tatalaksana : 1. Mengurangi nyeri 2. Menghilangkan batu yang sudah ada 3. Mencegah pembentukan batu berulang
  • 27. Terapi konservatif / terapi ekspulsif medikamentosa • Ukuran batu < 5 mm  batu keluar spontan • Tujuan  mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin (+ diuretikum), minum banyak Terapi konservatif 1. Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik  target diuresis 2liter/hari 2. α-blocker  nifedipin, tamsulosin 3. NSAID syarat lain untuk observasi adalah : 1. berat ringannya keluhan pasien 2. ada tidaknya infeksi dan obstruksi 3. Ada tidaknya kolik berulang atau ISK Pemantauan berkala setiap 1-14 hari sekali selama maksimal 6 minggu
  • 28. INDIKASI PENGELUARAN BATU SALURAN KEMIH (EAU 2014) • KEMUNGKINAN KECIL UNTUK BATU KELUAR SPONTAN • OBSTRUKSI SALURAN KEMIH PERSISTEN • UKURAN BATU > 15 MM • INFEKSI • NYERI MENETAP ATAU BERULANG • DISERTAI INFEKSI • BATU METABOLIK YANG CEPAT TERBENTUK • ADANYA GANGGUAN FUNGSI GINJAL INDIKASI SOSIAL Tujuan tatalaksana : 1. Mengurangi nyeri 2. Menghilangkan batu yang sudah ada 3. Mencegah pembentukan batu berulang Didasarkan pada : • ukuran, • lokasi, • ada tidaknya infeksi, • fungsi ginjal
  • 29. ESWL(Extracorpore al Shockwave Lithotripsy) • Diperkenalkan pertama kali oleh Caussy (1980) • Non invasif • Dapat menimbulkan nyeri kolik dan hematuria • Kontraindikasi  hamil, perdarahan diastesis, ISK tidak terkontrol, obesitas berat, aneurisma arteri sekitar batu, obstruksi anastomosis distal dari batu Menggunakan gelombang kejut yang dialirkan melalui air dan dipusatkan pada batu  batu diharapkan pecah menjadi ukuran < 2mm  keluar bersama urin
  • 30. endoneurologi • Invasif minimal  memecah dan mengeluarkan batu, melalui alat yang dimasukan langsung ke dalam saluran kemih • Macam tindakan: 1. Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL) 2. Litotripsi 3. Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi) 4. Ekstraksi Dormia
  • 31. Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL) Litotripsi Pengeluaran batu saluran ginjal Memecah batu buli-buli atau uretra
  • 32. Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi) Melihat keadaan ureter dan sistem pelvikalises Mengeluarkan batu ureter dengan menjaring melalui alat keranjang dormia Ekstraksi dormia
  • 33. Pembedahan Indikasi Pembedahan : • Batu kaliks  adanya hidrokaliks, kasus nefrolithiasus kompleks, tidak berhasil dengan ESWL • Batu Pelvis  Jika terjadi hidronefrosis, infeksi, atau nyeri hebat, batu staghorn • Batu ureter  telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat, terdapat impaksi ureter • Batu buli  ukuran > 3 cm Berupa : - Pielolitotomi atau nefrolitotomi (mengambil batu saluran ginjal) - Ureterolitotomi (batu ureter) - Vesikolitotomi (batu vesika urinaria) - Nefrektomi atau pengambilan ginjal  jika :  ginjal sudah tidak berfungsi  Berisi nanah (Pionefrosis)  Korteks sudah sangat tipis  Mengalami pengkerutan
  • 34. REKOMENDASI PILIHAN METODE AKTIF PENGELUARAN BATU URETER (IAUI 2007 DAN EAU 2004) LOKASI UKURA N LINI PERTAMA LINI KEDUA Ureter Proksim al(di atas pelvic brim) < 10 MM SWL URS atau Uretero litotomi > 10 MM URS atau Ureterolitotomi SWL Ureter Distal (di bawah pelvic brim) < 10 MM URS atau SWL Uretero litotomi > 10 MM URS Uretero Litotomi atau SWL
  • 35. PENCEGAHAN  Angka kekambuhan rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun.  Didasarkan pada  Analisis batu Pencegahan umum 1. menghindari dehidrasi (produksi urin 2-3L/hari) 2. diet (rendah protein, oksalat, garam, dam purin) 3. aktivitas harian cukup 4. medikamentosa