SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BATU URETRA
GAMBARAN
UMUM
• Batu uretra adalah kondisi di mana didapatkan batu di dalam
uretra.
• Umumnya berasal dari batu kandung kemih yang turun ke uretra.
• Sangat jarang batu uretra primer kecuali pada keadaan stasis
urin yang kronis dan infeksi seperti pada striktur uretra atau
divertikel uretra.
• Di negara Barat, insidensi < 2% dari keseluruhan kasus batu
saluran kemih
• Di negara-negara berkembang, insidensinya lebih tinggi karena
tingginya insidensi batu buli-buli.
• Komposisi batu uretra tidak berbeda dengan batu kandung
kemih.
GAMBARAN
UMUM
• Pada wanita sangat jarang  rendahnya angka kejadian batu
buli-buli dan pendeknya uretra sehingga memungkinkan batu
untuk lewat secara spontan.
• Pasien anak biasanya memiliki etiologi khusus, misalnya
hipospadia, ekstrofia vesica, atau riwayat rekonstruksi leher buli-
buli, dan valvula uretra posterior.
GAMBARAN
UMUM
• Menurut asal terjadinya  batu native atau batu migrant.
• Batu native terjadi secara de novo akibat abnormalitas yang
menyebabkan stasis urin dan infeksi, misalnya striktur uretra,
divertikel uretra, benda asing, infeksi schistosomiasis dan
penggunaan kulit yang berambut untuk uretroplasti.
• Batu uretra  komponen struvit, kalsium fosfat, atau kalsium
karbonat.
• Batu pada uretra wanita  adanya divertikel uretra atau
vesikokel.
• Pria  batu migrant, yang berasal dari buli-buli atau traktus
urinarius bagian atas sehingga
komposisinya kalsium oksalat dan fosfat (sesuai penyebabnya).
GAMBARAN
UMUM
• Ukuran < 10 mm seharusnya dapat lewat secara spontan
• Batu dapat berhenti pada beberapa area, yaitu: uretra pars
prostatika, bulbus, uretra proksimal penis, fossa navicularis, dan
ostium uretra eksternum.
• Pada penelitian sejumlah 361 kasus,
• Englisch (1904)  41,3% batu uretra terdapat pada uretra
posterior
• Amin (1973)  dari 86 kasus batu uretra, 63% kasus terdapat pada
uretra anterior.
• Pada kedua penelitian tersebut didapatkan bahwa sekitar 10% batu
terdapat pada fossa navicularis.
PEMERIKSAAN KLINIS
• Keluhan : tidak bergejala, disuria, aliran mengecil atau retensi urin. Biasanya dijumpai adanya
hematuria terminalis.
• Gejala ini dapat diikuti retensi urin parsial ataupun total.
• Batu uretra native  tidak menyebabkan gejala akut  perkembangannya yang lambat.
Timbulnya benjolan yang semakin lama semakin besar dengan konsistensi yang keras pada
bagian ventral penis.
Wanita  benjolan dirasakan di dinding anterior vagina, disertai adanya discharge uretra,
dyspareunia, gejala iritatif, dan hematuria.
PEMERIKSAAN KLINIS
• Batu migrant  gejala akut mulai dari frekuensi, disuria, pancaran kencing
kecil atau terputus, buang air kecil tidak lampias hingga retensi urin.
• Biasanya didapatkan nyeri yang hebat.
Terhenti pada uretra posterior, nyeri akan dijalarkan ke perineum atau
rektum.
Pada uretra anterior, nyeri biasanya terasa pada lokasi impaksi.
PEMERIKSAAN
KLINIS
• Anamnesis yang teliti dan palpasi eksterna biasanya dapat
mendeteksi adanya batu pada uretra anterior, sedangkan pada
pada batu uretra posterior dapat teraba pada pemeriksaan colok
dubur.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG DAN
ATAU KHUSUS
• Urinalisis  eritrosituria, leukosituria, bakteriuria (nitrit) pH urin
dan kultur urin.
• Kultur urin  pertumbuhan kuman pemecah urea. Mungkin
pula dijumpai kristal-kristal pembentuk batu.
• Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum, dan
kreatinin. Kadar elektrolit dan faktor lain yang diduga sebagai
penyebab timbulnya batu saluran kemih (kalsium, oksalat, fosfat,
urat di dalam darah maupun urin).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG DAN
ATAU KHUSUS
• Batu opak dapat terlihat pada foto pelvis atau pemeriksaan foto
polos abdomen.
• IVP tetap perlu  kecurigaan adanya batu di saluran kencing
atas.
• Uretrografi retrograde  sebelum dilakukan pemeriksaan
endoskopik  mendapatkan lokasi anatomis yang pasti dan
adanya kelainan yang mungkin menjadi faktor penyebab batu.
PENATALAKSANAAN
• Tergantung pada ukuran, lokasi dan penyebab batu.
Bila lokasi batu pada:
• Uretra posterior  push-back dengan jelly sebanyak 20 cc agar
batu masuk ke kandung kemih, dan diteruskan dengan
kateterisasi. Kemudian, terapi dilakukan seperti pada batu
kandung kemih.
• Uretra anterior  lubrikasi anterior, atau push back, lalu diterapi
seperti batu kandung kemih, atau dapat pula dilakukan
uretrotomi terbuka
• Fossa navicularis/meatus eksterna  uretrotomi
terbuka/meatotomi.
PENATALAKSANAAN
• Tujuan dari terapi  menghilangkan obstruksi dan benda asing
tanpa merusak uretra dan jaringan periuretral.
• Koreksi terhadap kelainan anatomi yang mendasari seperti
striktur uretra dan divetikel uretra harus dilakukan untuk
mencegah rekurensi.
BATU URETRA.pptx

More Related Content

Similar to BATU URETRA.pptx

batu saluran kemih.pdf
batu saluran kemih.pdfbatu saluran kemih.pdf
batu saluran kemih.pdfshafirrrr
 
Batu Buli 06 Feb 2024 dalam manfaatnya bagi masyarakat.pptx
Batu Buli 06 Feb 2024 dalam manfaatnya bagi masyarakat.pptxBatu Buli 06 Feb 2024 dalam manfaatnya bagi masyarakat.pptx
Batu Buli 06 Feb 2024 dalam manfaatnya bagi masyarakat.pptxMario12971
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjalAsuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjalChristian Paomey
 
289520845 nefrolithiasis
289520845 nefrolithiasis289520845 nefrolithiasis
289520845 nefrolithiasisElvira Cesarena
 
Batu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptxBatu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptxVandyIkra1
 
Ureterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliUreterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliMus Lem
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjalf' yagami
 
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasisLaporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasisMasykur Khair
 
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosisPenatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosisMiranti Nur Fitriana
 
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginjaAsuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginjaHidayatFarizi
 
405821839 nefrolithiasis-pptx
405821839 nefrolithiasis-pptx405821839 nefrolithiasis-pptx
405821839 nefrolithiasis-pptxElvira Cesarena
 
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptx
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptxBatu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptx
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptxindrapramanaputra1
 

Similar to BATU URETRA.pptx (20)

batu saluran kemih.pdf
batu saluran kemih.pdfbatu saluran kemih.pdf
batu saluran kemih.pdf
 
Batu Buli 06 Feb 2024 dalam manfaatnya bagi masyarakat.pptx
Batu Buli 06 Feb 2024 dalam manfaatnya bagi masyarakat.pptxBatu Buli 06 Feb 2024 dalam manfaatnya bagi masyarakat.pptx
Batu Buli 06 Feb 2024 dalam manfaatnya bagi masyarakat.pptx
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjalAsuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
 
289520845 nefrolithiasis
289520845 nefrolithiasis289520845 nefrolithiasis
289520845 nefrolithiasis
 
Batu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptxBatu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptx
 
Ureterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliUreterolithiasis asli
Ureterolithiasis asli
 
Satpel batu saluran kemih
Satpel batu saluran kemihSatpel batu saluran kemih
Satpel batu saluran kemih
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjal
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasisLaporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
 
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosisPenatalaksanaan medis hidronefrosis
Penatalaksanaan medis hidronefrosis
 
Askep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemihAskep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemih
 
Askep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemihAskep batu saluran kemih
Askep batu saluran kemih
 
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginjaAsuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasis
Askep nefrolitiasis dan urolitiasisAskep nefrolitiasis dan urolitiasis
Askep nefrolitiasis dan urolitiasis
 
405821839 nefrolithiasis-pptx
405821839 nefrolithiasis-pptx405821839 nefrolithiasis-pptx
405821839 nefrolithiasis-pptx
 
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptx
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptxBatu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptx
Batu Saluran Kemih lknlanlnsjnlndla.pptx
 
Husna 1
Husna 1Husna 1
Husna 1
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
 
ureterokel-dikonversi.pptx
ureterokel-dikonversi.pptxureterokel-dikonversi.pptx
ureterokel-dikonversi.pptx
 

More from BonySimbolon

PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxBonySimbolon
 
Hidrokel Testis.pptx
Hidrokel Testis.pptxHidrokel Testis.pptx
Hidrokel Testis.pptxBonySimbolon
 
Hirschsprung_Disease.pptx
Hirschsprung_Disease.pptxHirschsprung_Disease.pptx
Hirschsprung_Disease.pptxBonySimbolon
 
Anatomi Susunan Saraf Pusat - Bony (BS).pptx
Anatomi Susunan Saraf Pusat - Bony (BS).pptxAnatomi Susunan Saraf Pusat - Bony (BS).pptx
Anatomi Susunan Saraf Pusat - Bony (BS).pptxBonySimbolon
 
Decompressive Craniectomy in Traumatic Brain Injury A Review Article.pptx
Decompressive Craniectomy in Traumatic Brain Injury A Review Article.pptxDecompressive Craniectomy in Traumatic Brain Injury A Review Article.pptx
Decompressive Craniectomy in Traumatic Brain Injury A Review Article.pptxBonySimbolon
 

More from BonySimbolon (6)

PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptx
 
ALI.pptx
ALI.pptxALI.pptx
ALI.pptx
 
Hidrokel Testis.pptx
Hidrokel Testis.pptxHidrokel Testis.pptx
Hidrokel Testis.pptx
 
Hirschsprung_Disease.pptx
Hirschsprung_Disease.pptxHirschsprung_Disease.pptx
Hirschsprung_Disease.pptx
 
Anatomi Susunan Saraf Pusat - Bony (BS).pptx
Anatomi Susunan Saraf Pusat - Bony (BS).pptxAnatomi Susunan Saraf Pusat - Bony (BS).pptx
Anatomi Susunan Saraf Pusat - Bony (BS).pptx
 
Decompressive Craniectomy in Traumatic Brain Injury A Review Article.pptx
Decompressive Craniectomy in Traumatic Brain Injury A Review Article.pptxDecompressive Craniectomy in Traumatic Brain Injury A Review Article.pptx
Decompressive Craniectomy in Traumatic Brain Injury A Review Article.pptx
 

BATU URETRA.pptx

  • 2. GAMBARAN UMUM • Batu uretra adalah kondisi di mana didapatkan batu di dalam uretra. • Umumnya berasal dari batu kandung kemih yang turun ke uretra. • Sangat jarang batu uretra primer kecuali pada keadaan stasis urin yang kronis dan infeksi seperti pada striktur uretra atau divertikel uretra. • Di negara Barat, insidensi < 2% dari keseluruhan kasus batu saluran kemih • Di negara-negara berkembang, insidensinya lebih tinggi karena tingginya insidensi batu buli-buli. • Komposisi batu uretra tidak berbeda dengan batu kandung kemih.
  • 3. GAMBARAN UMUM • Pada wanita sangat jarang  rendahnya angka kejadian batu buli-buli dan pendeknya uretra sehingga memungkinkan batu untuk lewat secara spontan. • Pasien anak biasanya memiliki etiologi khusus, misalnya hipospadia, ekstrofia vesica, atau riwayat rekonstruksi leher buli- buli, dan valvula uretra posterior.
  • 4. GAMBARAN UMUM • Menurut asal terjadinya  batu native atau batu migrant. • Batu native terjadi secara de novo akibat abnormalitas yang menyebabkan stasis urin dan infeksi, misalnya striktur uretra, divertikel uretra, benda asing, infeksi schistosomiasis dan penggunaan kulit yang berambut untuk uretroplasti. • Batu uretra  komponen struvit, kalsium fosfat, atau kalsium karbonat. • Batu pada uretra wanita  adanya divertikel uretra atau vesikokel. • Pria  batu migrant, yang berasal dari buli-buli atau traktus urinarius bagian atas sehingga komposisinya kalsium oksalat dan fosfat (sesuai penyebabnya).
  • 5. GAMBARAN UMUM • Ukuran < 10 mm seharusnya dapat lewat secara spontan • Batu dapat berhenti pada beberapa area, yaitu: uretra pars prostatika, bulbus, uretra proksimal penis, fossa navicularis, dan ostium uretra eksternum. • Pada penelitian sejumlah 361 kasus, • Englisch (1904)  41,3% batu uretra terdapat pada uretra posterior • Amin (1973)  dari 86 kasus batu uretra, 63% kasus terdapat pada uretra anterior. • Pada kedua penelitian tersebut didapatkan bahwa sekitar 10% batu terdapat pada fossa navicularis.
  • 6.
  • 7. PEMERIKSAAN KLINIS • Keluhan : tidak bergejala, disuria, aliran mengecil atau retensi urin. Biasanya dijumpai adanya hematuria terminalis. • Gejala ini dapat diikuti retensi urin parsial ataupun total. • Batu uretra native  tidak menyebabkan gejala akut  perkembangannya yang lambat. Timbulnya benjolan yang semakin lama semakin besar dengan konsistensi yang keras pada bagian ventral penis. Wanita  benjolan dirasakan di dinding anterior vagina, disertai adanya discharge uretra, dyspareunia, gejala iritatif, dan hematuria.
  • 8. PEMERIKSAAN KLINIS • Batu migrant  gejala akut mulai dari frekuensi, disuria, pancaran kencing kecil atau terputus, buang air kecil tidak lampias hingga retensi urin. • Biasanya didapatkan nyeri yang hebat. Terhenti pada uretra posterior, nyeri akan dijalarkan ke perineum atau rektum. Pada uretra anterior, nyeri biasanya terasa pada lokasi impaksi.
  • 9. PEMERIKSAAN KLINIS • Anamnesis yang teliti dan palpasi eksterna biasanya dapat mendeteksi adanya batu pada uretra anterior, sedangkan pada pada batu uretra posterior dapat teraba pada pemeriksaan colok dubur.
  • 10. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN ATAU KHUSUS • Urinalisis  eritrosituria, leukosituria, bakteriuria (nitrit) pH urin dan kultur urin. • Kultur urin  pertumbuhan kuman pemecah urea. Mungkin pula dijumpai kristal-kristal pembentuk batu. • Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum, dan kreatinin. Kadar elektrolit dan faktor lain yang diduga sebagai penyebab timbulnya batu saluran kemih (kalsium, oksalat, fosfat, urat di dalam darah maupun urin).
  • 11. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN ATAU KHUSUS • Batu opak dapat terlihat pada foto pelvis atau pemeriksaan foto polos abdomen. • IVP tetap perlu  kecurigaan adanya batu di saluran kencing atas. • Uretrografi retrograde  sebelum dilakukan pemeriksaan endoskopik  mendapatkan lokasi anatomis yang pasti dan adanya kelainan yang mungkin menjadi faktor penyebab batu.
  • 12.
  • 13.
  • 14. PENATALAKSANAAN • Tergantung pada ukuran, lokasi dan penyebab batu. Bila lokasi batu pada: • Uretra posterior  push-back dengan jelly sebanyak 20 cc agar batu masuk ke kandung kemih, dan diteruskan dengan kateterisasi. Kemudian, terapi dilakukan seperti pada batu kandung kemih. • Uretra anterior  lubrikasi anterior, atau push back, lalu diterapi seperti batu kandung kemih, atau dapat pula dilakukan uretrotomi terbuka • Fossa navicularis/meatus eksterna  uretrotomi terbuka/meatotomi.
  • 15. PENATALAKSANAAN • Tujuan dari terapi  menghilangkan obstruksi dan benda asing tanpa merusak uretra dan jaringan periuretral. • Koreksi terhadap kelainan anatomi yang mendasari seperti striktur uretra dan divetikel uretra harus dilakukan untuk mencegah rekurensi.