2. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ureterokel merupakan kelainan bawaan berupa dilatasi kistik terminal ureter yang
letaknya berada dalam buli-buli (intravesikel) atau ektopik di luar muara ureter
yang normal, antara lain terletak di leher buli-buli atau uretra.
Kebanyakan didapatkan unilateral, terutama pada anak perempuan d
a
n tidak
jarang disertai kelainan bawaan lain.
Ureterokel kecil tidak bergejala, namun ureterokel yang lebih b
e
s
a
r dapat
menyebabkan obstruksi yang menimbulkan hidroureter dan hidronefrosis, dan
biasanya disertai infeksi saluran kemih kambuhan atau kronik.
Bila ureterokel besar atau bila terdapat penyulit diperlukan tindak
bedah berupa ekstirpasi ureterokel dan neoimplantasi ureter ke dalam kandung
kemih.
3. B. Tujuan Penulisan
epidemiologi, etiologi,
Mengetahui
pathogenesis,
anatomi,
gambaran
definisi,
klinis, pemeriksaan penunjang,
diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan serta
prognosis dari Ureterokel.
C. Manfaat Penulisan
Penulisan referat ini bermanfaat untuk membahas mengenai
pedmeriksaan radiologi sebagai modalitas untuk menegakkan
diagnosis Ureterokel.
D. Metode penulisan
M e t o d e penulisan referat ini adalah studi tinjauan p
u
s
t
a
k
a yang
bersumber dari berbagai textbook dan jurnal.
5. bilateral
urin dari
U r e t e r adalah struktur tubular
berfungsiuntuk mengangkut
pielum ginjal ke kandung kemih.
Panjangnya sekitar 22-30 cm d
e
n
g
a
n dinding
terdiri darisel-sel transisional , otot polos sirkuler
dan longitudinal.
6. Ureter dibagi menjadi dua bagian yaitu :
u r e t e r pars abdominalis, yaitu berada dari pelvis renalis s
a
m
p
a
imenyilang
vasa iliaka.
ureter pars pelvika, yaitu mulai dari persilangan dengan v
a
s
a
iliaka
sampai masuk ke buli-buli.
Disampingitu secara radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian:
1 . U r e t e r 1/3 proksimal mulai pelvis renalis sampai batas sakrum,
2 . U r e t e r 1/3 medial mulai dari batas sakrum sampai pada b
a
t
a
s
bawah
sakrum
, 3. Ur eter 1/3 distal mulai batas bawah sakrum sampai masuk k
e
buli-
buli.
7. Epidemiologi
Ureterokel adalah dilatasi kistik yang t
i
m
b
u
l pada
bagian ureter intravesikal yang bisa bersifat
kongenital maupun didapat,
P a l i n g sering ditemukan pada anak-anak d
a
n sering
disertai dengan anomali kongenital lainnya.
L e b i h sering terjadi pada perempuan daripada laki-
laki, dengan prevalensi 1 : 4000 kelahiran hidup.
8. Ureterokel yang yang letaknya intravesikel
biasanya adalah satu-satunya ureter pada sisi itu.
Ureter ektopik pada umumnya berasal dari
duplikasi ureter yang menyalurkan urin dari atas
ginjal.
B e n t u k ektopik ternyata lebih sering dijumpai
daripada ureterokel intravesika.
K e l a i n a n ini 7 kali lebih banyak d
i
j
u
m
p
a
i
pada wanita, dan 10% anomali ini mengenai
kedua sisi.
9. Etiologi
E t i o l o g i ureterokel tidakdiketahui.
A d a beberapa teori, termasuk obstruksi d
a
r
i
lubang saluran kemih, dan dilatasi berlebihan
ureter intramural selama perkembangan kandung
kemih dan trigonum.
Y a n g paling umum diterima teori d
a
r
i terjadiya
ureterokel itu adalah adanya obstruksi dari lubang
saluran.
10. Patofisiologi
K e l a i n a n pada sistem ureter sebagian b
e
s
a
r
adalah akibat dari kelainan perkembangan tunas
ureter yang muncul dari duktus mesonefros.
A n o m a l i ureter ini timbul jika posisi t
u
n
a
s ureter (1)
tidak muncul pada tempat yang normal, (2) tunas
ureter bercabang menjadi dua, atau (3) terdapat
dua buah tunas ureter yang muncul dari duktus
mesonefros.
11. Diagnosis
A. Anamnesis
Ureterokel memiliki bentuk kongenitalmeskipun
biasanya asimptomatik .
Ureterokel sering tidak memiliki gejala,n
a
m
u
n
dapat
juga menimbulkan gejala. Yaitu :
1. Nyeri Perut
2. Infeksi saluran kemih
3. Urosepsis
4. Retensi urin
5. Kalkulus ureteral
6. Gagal tumbuh
7. Hematuria
12. B. Pemeriksaan Fisik
G e j a l a ureterokel dengan hidronefrosis bisa diketahui d
e
n
g
a
n palpasi
perut.
M a s s a perut karena hidronefrosis ginjal yang besar b
i
s
aditemukan di
kuadran perut bagian atas pada orang dewasa yang kurus dan anak
kecil.
Pada bayi, massa perut karena hidronefrosis dapat dicatat o
l
e
h
transiluminasi di ruangan gelap.
P a d a pemeriksaan alat kelamin perempuan, prolap dari m
a
s
s
a kistik dapat
dilihat dari meatus eksternal. Ini adalah tanda dari prolaps ureterokel
13. Pemeriksaan Penunjang
A. USG
. USGm
e
r
u
p
a
k
a
n studi pencitraan lini pertama untuk
mengevaluasi saluran kemih atas dan bawah dalam
populasi anak.
.
Ureterokel bisa didiagnosa dengan USG prenatal, dimana
didemonstrasi oleh dilatasi kistik intravesikel serta bersamaan
hidronefrosis.
. Ureterocele terlihat sebagai massa i
n
t
r
a
v
e
s
i
c
a
l berisi
cairan. Hal ini juga dikenal sebagai "kista dalam kista.
. MelaluiUSG Hydroureteronephrosis dapat dilihat sebagai
dilatasi pelvis ginjal dan ureter proksimal
16. IV
P
Intravena pielografi (IVP) atau pielografi intravena (PIV)
atau dikenal sebagai Intra Venous Urography adalah foto
yang dapat menggambarkan keadaan system urinaria
melalui bahan kontras radio-opak.
radiologi
I n d i k a s i dari dilakukanya
pemeriksaan dengan IVP adalah :
Kecurigaan patologis pada traktus urinarius
Indikasi klinis
pinggang, kolik
utama
ginjal,
yaitu: hematuri, nyeri
infeksi saluran kencing
berulang, kecurigaan tumor di sistema urinarius,
disuria, frekuensi, kecurigaan renal calculus
17. Kontraindikasi IVP
1. Alergi terhadap kontras yang akan diberikan,
2. penyakit jantung dan kegagalan fungsi jantung,
3. asma, diabetes, kegagalan fungsi hepar dan ginjal
tirotoksikosis, dan kehamilan.
Bahan Kontras IVP
4. Conray (Meglumine iothalamat 60%
5. Hypaque sodium/sodium diatrizoate 50%
6. Urografin76% (methyl glucamine diatrizoat)
7. Urografin 60-70%
18. Persiapan Pasien
M a l a m sebelum pemeriksaan diberikan castor oli (catharsis) atau
laksans untuk membersihkan colon dari feses yang menutupi daerah
ginjal.
U n t u k mendapatkan keadaan dehidrasi ringan, pasien t
i
d
a
k diberikan
minum yang mengandung karbonat, tujuanya untuk mengembangkan
lambung dengan gass.
U s u s akan berpindah, sehingga bayangan kedua ginjal a
k
a
n dapat
dilihat melalui lambung yang terisi gas.
S u n t i k a n x-ray media kontras diberikan kepada pasien m
el
al
ui jarum
atau kanula ke dalam vena, biasanya di lengan
19. Gambaran Radiologi
Menunjukkan adanya dilatasi kistik atau f
i
l
l
i
n
g defect
pada buli-buli dengan ujung akhir ureter memberikan
gambaran seperti kepala kobra (cobra head).
D a r i IVP juga terlihat gambaran radiolusen h
a
l
o
effect.
Pada IVP dapat ditemukan adanya hidronefrosis atau
adanya duplikasi sistem pielo-ureter
20.
21. VCUG
V C U G sangat penting untuk mengevaluasi saluran k
e
m
i
h bawah
untuk ureterocele, uretra divertikulum, nilai posterior uretra (PUV)
,ureter ektopik, dan vesicoureteral refluks.
Pendesakan ureterokel pada muara
ureter kontralateral
menimbulkanrefluk vesiko-ureter sehingga
dilakukan pemeriksaan reflux study atau
perlu
voiding
cystourethrogram (VCUG), yang merupakan pemeriksaan X-ray
dari kandung kemih dan saluran kemih bawah.
Ureterocele muncul sebagai filling defect yang halus d
a
nbulat di
sepanjang dasar kandung kemih.
22.
23. CT UROGRAFI
CT urografi adalah pemeriksaan CT scan sebelum d
a
n sesudah
pemberian kontras intravena untuk menampilan gambaran traktus
urinarius.
Pemeriksaan CT urografi dapat menilai ginjal, ureter, d
a
n vesika
urinaria sekaligus secara non invasif, dan saat ini merupakan
pilihan utama untuk evaluasi kasus-kasus kolik ginjal/ureter,
hematuria, deteksi adanya batu ataupun tumor traktus urinarius.
Pemeriksaan ini juga berguna pada kasus-kasus low b
a
c
kpain, infeksi
traktus urinarius berulang, trauma, dan evaluasi kelainan-kelainan
kongenital, serta persiapan calon donor ginjal.
24. Indikasi
a. Nyeri Pinggang
b. Infeksi traktus urinarius
c. Trauma
d. Kelainan Kongenital
Kontraindikasi
e. Alergi terhadap media kontras intravena
f. Wanita Hamil
g. Gangguan Fungsi Ginjal Menahun
25. Gambaran Radiologi
Ureterokel
C T scan tanpa dan dengan peningkatan k
o
n
t
r
a
s
intravena dapat digunakan untuk menentukan ukuran,
bentuk, dan lokasi ureterokel.
Ureterokel dapat dilihat sebagai cobra-headdeformity.
S e l a i n itu, CT scan memungkinkan identifikasi duplikasi
sistem ginjal, kontur ginjal dan saluran kemih, derajat
hidronefrosis, ketebalan kortikal dari bagian masing-
masing, serta anomali anatomi lainnya.
26.
27. Diagnosis Banding
PSEUDOURETEROKEL
Mu nc ul nya dinding radiolusen sekitar segmen u
r
e
t
e
r distal
melebar merupakan titik pembeda penting antara
ureterocele dan pseudoureterocele.
G a m b a r a n lusen atau halo sekitarnya pseudoureterocele
lebih tebal daripada ureterocele.
lumen
Sering ditemukan pada kasus-kasus tumor.
P a d a Pseudoureterocele terlihat adanya
ureter yang melebar secara asimetris
28.
29. Penatalaksanaan
T u j u a n utama dari pembedahan seharusnya bisa
memperbaiki fungsi ginjal, eliminasi obstruksi dan
refluks, pencegahan dari infeksi, dan menjaga
kontinensia urin, serta meminimalkan morbiditas
dalam pembedahan.
Faktor utama yang perlu adalah umur
pasien, presentasi klinis pasien, ukuran ureterokel
dan anatomi, adanya refluks dan ISK, dan fungsi
segmen ginjal yang terlibat.
30. 1. Insisi Endoskopi Ureterokel
dari insisi endoskopi ureterokel
ureterokel
. Tujuan
adalah
dengan
untuk dekompresi
cara yang minimal invasif dan
risiko refluks postinsisi
meminimalkan
vesicoureteral dan kebutuhan untuk
rekonstruksi saluran kemih lebih lanjut.
31. 2. Rekonstruksi komplit traktus urinarius
bagian bawah (Eksisi Ureterokel
dengan Reimplantasi ureter)
32. a. Setelah buli-buli dibuka, jahitan sirkumferensial multiple
dilakukan di sekitar ureterokel sebagai paduan untuk
eksisi.
ureter harus diintubasi dengan NGT
5 Fr untuk identifikasi ureter selama
b. Semua
ukuran
diseksi.
c. Setelah eksisi ureterokel, dinding buli-buli poeterior
diperbaiki dengan benang absorban 3- 0 dan
reimplantasi ureter ke dalam terowongan.
34. a. Prosedur ini sering digunakan untuk sistem duplex dengan pole atas
tidak fungsional dan minimal atau tidak ada refluks ipsilateral.
b. Ureter pole atas ditranseksi pertama setelah bagian proksimal terjahit.
Traksi ke atas pada bagian proksimal dari ureter yang ditranseksi
sebagai paduan dalam manipulasi pole atas selama nefrektomi parsial.
c. Setelah pole atas dikeluarkan, bentuk ginjal yang defek dijahit dengan
benang chrome 3-0 menggunakan jahitan vertikal mattres.
d. Tindakan ini memberikan hasil dalam dekompresi ureterokel, dengan
mengembalikan trigonum ke tempatnya semula.
35. Prognosis
Prognosis ureterokel ini tergantung d
a
r
i derajat
obstruksinya, ukuran dan posisi dari ureterokel.
J i k a obstruksi dapat disembuhkan, kerusakan
mungkin bersifat sementara.
N a m u n , kerusakan pada ginjal m
u
n
g
k
i
n
permanen, terutama jika kondisi tidak hilang.
36. Penutup
Ureterokel adalah dilatasi kistik yang t
i
m
b
u
l pada
bagian ureter intravesikal yang bisa bersifat
kongenital maupun didapat, bermuara sempit dan
biasanya terletak ektopik.
S e r i n g ditemukan pada anak-anak dan s
e
r
i
n
g disertai
dengan anomali kongenital lainnya.
L e b i h sering terjadi pada perempuan daripada laki-
laki, dengan prevalensi 1 : 4000 kelahiran hidup.
37. E t i o l o g i ureterokel tidakdiketahui.
Ada beberapa
lubang saluran
teori, termasuk obstruksi dari
kemih, dan dilatasi berlebihan
ureter intramural selama perkembangan kandung kemih
dan trigonum.
Y a n g paling umum diterima teori dari terjadiya ureterokel
itu adalah adanya obstruksi dari lubang saluran
kemih,dengan tidak terjadinya pemisahan atau pun
perubahan pada membran chawalla. urogenital.
38. Diagnosis
anamnesis,
Ureterokel
pemeriksaan
ditegakkan
fisik, dan
berdasarkan
pemeriksaan
menentukan
radiologi yang sesuai diperlukan untuk
tatalaksana yang sesuai bagi pasien.
Pemeriksaan USG merupakan tes pencitraan y
a
n
g pertama kali
digunakan dalam evaluasi. Ureterokel bisa didiagnosa dengan
USG prenatal, dimana didemonstrasi
oleh dilatasi
hidronefrosis.
kistik intravesikel
Sering kali bentukan
serta bersamaan
filling defect itu
didiagnosis banding dengan batu non-opak atau bekuan
buli-buli, dengan
defect itu adalah bentukan
USG dapat dibuktikan
kistik dari
darah pada
bahwa filling
ureterokel.
39. Pemeriksaan IVP menunjukkan adanya dilatasi kistik
atau filling defect pada buli-buli dengan ujung akhir
ureter memberikan gambaran seperti kepala kobra
jarang pada IVP dapat ditemukan
(cobra head). Tak
adanya hidronefrosis atau adanya duplikasi sistem
pielo-ureter.
Pada pemeriksaan CT Urogram, Ureterokel dapat dilihat
sebagai cobra-head deformity. Selain itu, CT
memungkinkan identifikasi duplikasi sistem
scan
ginjal,
kontur ginjal dan saluran kemih, derajat hidronefrosis, ketebalan
kortikal dari bagian masing-masing, dan kemampuan
fungsional ginjal untuk mengeluarkan bahan kontras, serta
anomali anatomi lainnya.
40. Pengobatan untuk ureterokel adalah pembedahan.
Tu j u a n utama dari pembedahan seharusnya b
i
s
a
memperbaiki fungsi ginjal, eliminasi obstruksi dan refluks,
pencegahan dari infeksi, dan menjaga kontinensia urin,
serta meminimalkan morbiditas dalam pembedahan.
Faktor utama yang perlu dipertimbangkan a
d
a
l
a
h umur
pasien, presentasi klinis pasien, ukuran ureterokel dan
anatomi, adanya refluks dan ISK, dan fungsi segmen
ginjal yang terlibat.