2. NYERI PINGGANG
Nyeri Kolik Nyeri Non-kolik
• Aktivitas peristaltik otot
-> peningkatan tekanan
intraluminal meningkat -
> peregangan dari
terminal saraf
• Penyebab: Batu Saluran
Kemih
• Akibat peregangan
kapsul ginjal
• Penyebab:
hidronefrosis atau
infeksi
3. DEFINISI
Batu saluran kemih (BSK)
didefinisikan sebagai pembentukan
batu di saluran kemih yang
meliputi batu ginjal, ureter, buli-buli
dan urethra.
4. ETIOLOGI FAKTOR RISIKO
• Gangguan Aliran Urine
• Gangguan Metabolik
• Infeksi Saluran Kemih
• Dehidrasi
• Idiopatik
Intrinsik
Usia
Jenis kelamin
Faktor herediter
Ekstrinsik
Geografi
Iklim dan temperatur
Asupan air
Diet
Pekerjaan
5. JENIS BATU SALURAN KEMIH
• Batu Kalsium (Oksalat/Fosfat)
• Batu Struvit (Batu Infeksi), kuman
golongan urea splitter: Proteus spp,
Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas dan Stafilokokkus.
• Batu Asam Urat
• Batu Sistin
• Batu Xanthin
7. DIAGNOSIS
(Anamnesis)
Pasien dengan BSK mempunyai
keluhan yang bervariasi :
• Tanpa keluhan
• Sakit pinggang ringan
sampai dengan kolik
• Disuria
• Hematuria
• Retensio urin
• Anuria
Batu Saluran Kemih Manifestasi Klinis
Batu Ginjal (Nefrolithiasis)
Nyeri Pinggang (Paling
sering)
Batu Ureter
(Ureterolithiasis)
Nyeri kolik akibat
peristaltik, sifatnya hilang
timbul
Batu Buli-buli
(Vesikolithiasis)
Biasanya asimptomatis
Batu Uretra
(Uretrolithiasis)
Miksi tiba-tiba berhenti ->
retensi urin, sebelumnya
didahului nyeri pinggang
8. DIAGNOSIS (Pemeriksaan Fisis)
Pemeriksaan fisik pasien dengan BSK sangat bervariasi mulai tanpa kelainan fisik
sampai adanya tanda-tanda sakit berat, tergantung pada letak batu dan penyulit
yang ditimbulkan (komplikasi)
Pemeriksaan fisik umum : TTV (Hipertensi, demam, anemia, syok)
Pemeriksaan fisik urologi
- Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran ginjal
- Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
- Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
- Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
• Ureum/kreatinin
• Asam urat
• Na/K/Cl
• CRP dan Kalsium
Urinalisa
• Eritrosit, leukosit
• Nitrit, pH urine
• Kultur urine
10. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USG
Batu Ureter
sensitivitas 45%,
spesifisitas 94%
Batu Ginjal
sensitivitas 45%,
spesifisitas 88%
USG merupakan pencitraan yang awal dilakukan dengan
alasan aman, mudah diulang, dan terjangkau.
USG juga dapat mengidentifikasi batu yang berada di
kaliks, pelvis, dan UPJ
11. Sensitivity of 57%
Specificity of 76%
Kidney-ureter-bladder/KUB radiography:
Membedakan batu radiolusen dan radioopak
serta berguna untuk membandingkan saat
follow-up
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Foto Polos
Abdomen
13. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
IVP • 90% batu radio-opaque nampak
• Menentukan lokasi, besar dan jumlah batu
• Melihat komplikasi/hidronefrosis
• Mengetahui fungsi ginjal
• Batas lusen Nampak sebagai filling defect dd/
dengan tumor
Sensitivity of 75%
Specificity of 95%
15. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
CT-Scan CT-Scan non kontras menjadi standar diagnostik pada
nyeri pinggang akut.
CT-Scan non kontras dapat menentukan ukuran dan
densitas batu.
CT-Scan dapat mendeteksi batu asam urat dan xantin
GOLD Standard
sensitivity of 98%
specificity of 97%
17. Observasi batu ginjal, terutama di
kaliks, bergantung pada riwayat
perjalanan penyakit.
Saat ini, suatu studi prospektif
menyarankan dilakukan observasi
tahunan untuk batu kaliks inferior
asimptomatik ≤10 mm.
Bila terdapat pertambahan ukuran batu,
interval follow-up perlu diperpendek.
Intervensi disarankan apabila batu
bertambah ukurannya >5 mm
TATALAKSANA
Konservatif /
Observasi
18. TATALAKSANA
Farmakologis
Pelarutan batu dengan tatalaksana
farmakologis merupakan pilihan
terapi hanya untuk batu asam urat
Informasi mengenai komposisi
batu perlu dalam menentukan
pilihan terapi
19. Indikasi Pengangkatan Batu Ginjal Secara Aktif
• Pertambahan ukuran batu;
• Pasien risiko tinggi terjadinya
pembentukan batu;
• Obstruksi yang disebabkan oleh
batu;
• Infeksi saluran kemih;
• Batu yang menimbulkan gejala
seperti nyeri atau hematuria;
• Ukuran batu >15 mm;
• Ukuran batu < 15 mm jika
observasi bukan merupakan
pilihan terapi
• Preferensi pasien
• Komorbiditas
• Keadaan sosiap pasien (misalnya
profesi dan travelling)
21. TATALAKSANA
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
• Non-invasif
• Menggunakan gelombang kejut yang dialirkan
melalui air dan dipusatkan pada batu
• Dapat menimbulkan nyeri kolik dan hematuria
• Kontraindikasi: hamil, perdarahan diastesis, ISK
tidak terkontrol, obesitas berat, aneurisma arteri
sekitar batu
22. TATALAKSANA
• Invasif minimal memecah dan
mengeluarkan batu, melalui alat yang
dimasukan langsung ke dalam saluran
kemih
• Macam tindakan:
1. Percutaneous Nephro Litholapaxy
(PNL)
2. Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)
3. Ekstraksi Dormia
Endourologi
Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)
TATALAKSANA