SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
(BPH)
By:
Ns.Siti Rochani M.kep
Pengertian
• Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat
mengalami, memanjang keatas kedalam kandung
kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutupi
orifisium uretra
• Benigna Prostat Hiperplasi adalah hiperplasia kelenjer
periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke
perifer dan menjadi sampai bedah.
• Benigna Prostat Hiperplasi adalah kelenjar prostat bila
mengalami pembesaran, organ ini dapat menyumbat
uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya
aliran urine keluar dari buli-buli
Anatomi Prostat
Etiologi
• Teori hormonal
– Pertambahan usia perubahan keseimbangan
hormonal (testosteron& estrogen) jumlah
testosteron turun & dikonversi jadi estrogen dengan
bantuan enzim aromatase
– sifat estrogen adalah merangsang terjadinya
hiperplasia pada stroma.
– Pertambahan usia menurunkan sekresi androgen
yang berfungsi mengontrol pertumbuhan prostat.
Sebagai gantinya gonadotropin merangsang
produksi estrogen oleh sel sertoli.
• Teori growth factor (faktor pertumbuhan)
– growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan
stroma kelenjar prostat.
• Peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena
berkurangnya sel yang mati
• Teori Sel Stem (stem cell hypothesis)
– Terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga
menyebabkan produksi sel stroma & sel epitel
kelenjar prostat menjadi berlebihan.
• Teori DHT (Dehitestosteron)
– Testosteron direduksi oleh enzim 5 alpha
reductase menjadi 5 dyhidrotestosteron,
kemudian bertemu dgn reseptor sitoplasma
menjadi“hormone receptor complex” mengalami
transformasi reseptor jd“nuclear receptor” masuk
kedalam inti melekat pada chromatin
menyebabkan transkripsim-RNA. RNA ini akan
menyebabkan sintese protein terjadinya
pertumbuhan kelenjar prostat.
Manifestasi Klinis
• Gejala iritatif:
– Sering miksi (frekuensi),
– Terbangun untuk miksi pada malam hari
(nokturia) Karena pengosongan tidak lengkap,
tonus spingter dan uretra berkurang selama tidur.
– Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak
(urgensi)
– Nyeri pada saat miksi( disuria).
• Gejala obstruktif:
– Pancaran kencing melemah
– Rasa tidak puas sehabis miksi/kencing
– Kalau mau miksi harus menunggu lama
(hesitancy)Karena detrusor membutuhkan waktu
yang lama untuk dapat melawan resistensi uretra.
– Harus mengedan (training)
– Kencing terputus-putus (intermittency) detrusor
tidak dapat mengatasi resistensi uretra sampai akhir
miksi
– Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi
retensio urine & inkontinensia karena overflow
Derajat BPH
• Stadium I
– ada obstruksi tp kandung kemih msh mampu mengeluarkan
urin sampai habis.
• Stadium II
– Ada retensi urin tp kandung kemih mampu mengeluarkan
urin walau tdk sampai habis, msh tersisa kira2 60-150 cc.
disuria& nocturia.
• Stadium III
– Setiap BAK urin tersisa kira2 150 cc.
• Stadium IV
– Retensi urin total, kandung kemih penuh, pasien tampak
kesakitan, urin menetes secara periodik (over flow
inkontinen)
Tes Diagnostik
• Pemeriksaan laboratorium
– Urinalisis
• Leukosituria & hematuria(+) komplikasi.
– Fungsi ginjal
– PSA (Prostat Specific Antigen) utk meramalkan perjalanan
penyakit BPH. Kadar PSA tinggi : pertumbuhan volume
prostat lebih cepat, keluhan akibat BPH/laju pancaran
urine lebih jelek, dan lebih mudah terjadinya retensi urine
akut.
• USG (ultrasonografi)
• Uroflometri(pencatatan tentang pancaran urine selama
proses miksi secara elektronik.)
• Rectal touch
Komplikasi
• Urinary traktus infection
• Retensi urin akut
• Obstruksi dengan dilatasi uretra, hydronefrosis
dan gangguan fungsi ginjal.
• Bila operasi bisa terjadi:
– Impotensi(kerusakan nervus pudenden)
– Hemoragic pasca bedah
– Fistula
– Striktur pasca bedah
– Inkontinensiaurin
Penatalaksanaan
• Modalitas terapi BPH adalah :
– Observasi yaitu pengawasan berkala pada klien
setiap 3-6 bulan kemudian setiap tahun
tergantung keadaan klien.
• Medikamentosa :
– Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan Keluhan
ringan, sedang, sedang dan berat tanpa disertai
penyulit. Obat yang digunakan berasal dari
phitoterapi (misalnya : Hipoxis rosperi, serenoa
repens, dll), gelombang alfa blocker dan golongan
supresor androgen.
• Tindakan pembedahan
– Indikasi dilakukan tindakan pembedahan
• Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut (100
ml).
• Klien dengan residual urin yaitu urine masih tersisa di kandung kemih
setelah klien buang air kecil > 100 Ml.
• Klien dengan penyulit yaitu klien dengan gangguan sistem perkemihan
seperti retensi urine atau oliguria.
• Terapi medikamentosa tidak berhasil
• Flowcytometri menunjukkan pola obstruktif.
• Pembedahan dapat dilakukan dengan :
– TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat).
• Jaringan abnormal diangkat melalui rektroskop yang dimasukan melalui
uretra.
• Tidak dibutuhkan balutan setelah operasi.
• Dibutuhkan kateter foley setelah operasi.
– Prostatektomi Suprapubis
• Penyayatan perut bagian bawah dibuat melalui leher kandung kemih.
• Diperlukan perban luka, drainase, kateter foley, dan kateter suprapubis
setelah operasi.
– Prostatektomi Neuropubis
• Penyayatan dibuat pada perut bagian bawah.
TURP
Pengkajian
Pengkajian Pre operasi
• Kaji Keluhan: nyeri pada perut bagian bawah, distensi kandung
kemih, disuria, urgency, hematuri
• Catatan harian miksi (voiding diaresis)
• Pemeriksaan fisik
– Inspeksi : ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik (buli-buli
penuh/kosong )
– Palpasi supra pubik
– Perkusi : kandung kemih penuh redup.
– Colok dubur/digital rectal examination (DRE)
• Data pengkajian post operasi
• Data subyektif :
– Pasien mengeluh sakit pada luka insisi, karakteristik luka,
luka berwarna merah.
– Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan
seksual.
– Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan.
– Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.
• Data Obyektif:
– Terdapat luka insisi, karakteristik luka berwarna merah.
– Takikardia, normalnya 80-100 kali/menit.
– Gelisah.
– Tekanan darah meningkat, normalnya 120/80 mmHg.
– Ekspresi wajah ketakutan
– Terpasang kateter
Diagnosa Keperawatan
• Pre op :
– Gangguan Pola Eliminasi urin: Retensi urin b/d obstruksi,
pembesaran kelenjar prostat
– Nyeri akut b/d distensi blader
– Ansietas b/d perubahan dlm status kesehatan
– Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang
proses penyakit
• Post op :
– Nyeri akut b/d agens cedera fisik (post op)
– Resiko infeksi b/d prosedur invasif
– Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik
Selamat belajar

More Related Content

Similar to OPTIMASI BPH

Rangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi UrologiRangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi UrologiEvan Permana
 
Hipertropi prostat
Hipertropi prostatHipertropi prostat
Hipertropi prostatRizman Aji
 
52827738 refrat-retensi-urine
52827738 refrat-retensi-urine52827738 refrat-retensi-urine
52827738 refrat-retensi-urinesusanrusli
 
2. pemeriksaan penunjanhg radiologi pada kelainan urogenital.pdf
2. pemeriksaan penunjanhg radiologi pada kelainan urogenital.pdf2. pemeriksaan penunjanhg radiologi pada kelainan urogenital.pdf
2. pemeriksaan penunjanhg radiologi pada kelainan urogenital.pdfdennyandrea1
 
BENIGN PROSTATIC HYPERTROPHY (BPH)
BENIGN PROSTATIC HYPERTROPHY (BPH)BENIGN PROSTATIC HYPERTROPHY (BPH)
BENIGN PROSTATIC HYPERTROPHY (BPH)Muhammad Nasrullah
 
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.pptGADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.pptDeni Wahyudi
 
Sistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbSistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbarniwianti
 
PPT BPH KEL 4.pptx
PPT BPH KEL 4.pptxPPT BPH KEL 4.pptx
PPT BPH KEL 4.pptxNurulIklima1
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Eliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan DasarEliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan DasarDesi Ardhina
 
Benign Prostate Hipertrophy (BPH) .ppt
Benign Prostate Hipertrophy (BPH)   .pptBenign Prostate Hipertrophy (BPH)   .ppt
Benign Prostate Hipertrophy (BPH) .pptazwararifki1993
 
Batu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TOBatu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TOHospital
 

Similar to OPTIMASI BPH (20)

Rangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi UrologiRangkuman Materi Urologi
Rangkuman Materi Urologi
 
Case Reflection BPH.pptx
Case Reflection BPH.pptxCase Reflection BPH.pptx
Case Reflection BPH.pptx
 
1. PPT BPH.pptx
1. PPT BPH.pptx1. PPT BPH.pptx
1. PPT BPH.pptx
 
Hipertropi prostat
Hipertropi prostatHipertropi prostat
Hipertropi prostat
 
52827738 refrat-retensi-urine
52827738 refrat-retensi-urine52827738 refrat-retensi-urine
52827738 refrat-retensi-urine
 
Eliminasi Urine.ppt
Eliminasi Urine.pptEliminasi Urine.ppt
Eliminasi Urine.ppt
 
2. pemeriksaan penunjanhg radiologi pada kelainan urogenital.pdf
2. pemeriksaan penunjanhg radiologi pada kelainan urogenital.pdf2. pemeriksaan penunjanhg radiologi pada kelainan urogenital.pdf
2. pemeriksaan penunjanhg radiologi pada kelainan urogenital.pdf
 
BENIGN PROSTATIC HYPERTROPHY (BPH)
BENIGN PROSTATIC HYPERTROPHY (BPH)BENIGN PROSTATIC HYPERTROPHY (BPH)
BENIGN PROSTATIC HYPERTROPHY (BPH)
 
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.pptGADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
 
Bph 1 6
Bph 1 6Bph 1 6
Bph 1 6
 
Sistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbSistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmb
 
PPT BPH KEL 4.pptx
PPT BPH KEL 4.pptxPPT BPH KEL 4.pptx
PPT BPH KEL 4.pptx
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Eliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan DasarEliminasi _Keperawatan Dasar
Eliminasi _Keperawatan Dasar
 
Benign Prostate Hipertrophy (BPH) .ppt
Benign Prostate Hipertrophy (BPH)   .pptBenign Prostate Hipertrophy (BPH)   .ppt
Benign Prostate Hipertrophy (BPH) .ppt
 
BPH KELOMPOK 1.pptx
BPH KELOMPOK 1.pptxBPH KELOMPOK 1.pptx
BPH KELOMPOK 1.pptx
 
Batu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TOBatu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TO
 
KATETERISASI_URINE.pptx
KATETERISASI_URINE.pptxKATETERISASI_URINE.pptx
KATETERISASI_URINE.pptx
 
Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
Sistitis
SistitisSistitis
Sistitis
 

More from JoniSiahaan

Obat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.pptObat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.pptJoniSiahaan
 
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.pptPPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.pptJoniSiahaan
 
PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptx
PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptxPPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptx
PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptxJoniSiahaan
 
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptxPERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptxJoniSiahaan
 
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.pptPPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.pptJoniSiahaan
 
ppt kerja tim.pptx
ppt kerja tim.pptxppt kerja tim.pptx
ppt kerja tim.pptxJoniSiahaan
 
askep amputasi.ppt
askep amputasi.pptaskep amputasi.ppt
askep amputasi.pptJoniSiahaan
 
Napas Dalam Bu Ani.pptx
Napas Dalam Bu Ani.pptxNapas Dalam Bu Ani.pptx
Napas Dalam Bu Ani.pptxJoniSiahaan
 
askep kel 2.pptx
askep kel 2.pptxaskep kel 2.pptx
askep kel 2.pptxJoniSiahaan
 

More from JoniSiahaan (10)

Obat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.pptObat_tradisional_1.ppt
Obat_tradisional_1.ppt
 
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.pptPPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
PPT LAPORAN KEMAJUAN PKMK 3.ppt
 
PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptx
PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptxPPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptx
PPT-UEU-Terapi-Komplementer-Pertemuan-2(1).pptx
 
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptxPERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
PERUBAHAN_FISIOLOGI_PADA_LANSIA_PADA_SEM.pptx
 
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.pptPPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
PPT-UEU-Epidemiologi-Lingkungan-Pertemuan-6.ppt
 
ppt kerja tim.pptx
ppt kerja tim.pptxppt kerja tim.pptx
ppt kerja tim.pptx
 
askep amputasi.ppt
askep amputasi.pptaskep amputasi.ppt
askep amputasi.ppt
 
Leukemia.pptxe
Leukemia.pptxeLeukemia.pptxe
Leukemia.pptxe
 
Napas Dalam Bu Ani.pptx
Napas Dalam Bu Ani.pptxNapas Dalam Bu Ani.pptx
Napas Dalam Bu Ani.pptx
 
askep kel 2.pptx
askep kel 2.pptxaskep kel 2.pptx
askep kel 2.pptx
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

OPTIMASI BPH

  • 1. Askep Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) By: Ns.Siti Rochani M.kep
  • 2. Pengertian • Benigna Prostat Hiperplasia adalah kelenjar prostat mengalami, memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutupi orifisium uretra • Benigna Prostat Hiperplasi adalah hiperplasia kelenjer periuretra yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi sampai bedah. • Benigna Prostat Hiperplasi adalah kelenjar prostat bila mengalami pembesaran, organ ini dapat menyumbat uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari buli-buli
  • 4. Etiologi • Teori hormonal – Pertambahan usia perubahan keseimbangan hormonal (testosteron& estrogen) jumlah testosteron turun & dikonversi jadi estrogen dengan bantuan enzim aromatase – sifat estrogen adalah merangsang terjadinya hiperplasia pada stroma. – Pertambahan usia menurunkan sekresi androgen yang berfungsi mengontrol pertumbuhan prostat. Sebagai gantinya gonadotropin merangsang produksi estrogen oleh sel sertoli.
  • 5. • Teori growth factor (faktor pertumbuhan) – growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat. • Peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati • Teori Sel Stem (stem cell hypothesis) – Terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma & sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.
  • 6. • Teori DHT (Dehitestosteron) – Testosteron direduksi oleh enzim 5 alpha reductase menjadi 5 dyhidrotestosteron, kemudian bertemu dgn reseptor sitoplasma menjadi“hormone receptor complex” mengalami transformasi reseptor jd“nuclear receptor” masuk kedalam inti melekat pada chromatin menyebabkan transkripsim-RNA. RNA ini akan menyebabkan sintese protein terjadinya pertumbuhan kelenjar prostat.
  • 7. Manifestasi Klinis • Gejala iritatif: – Sering miksi (frekuensi), – Terbangun untuk miksi pada malam hari (nokturia) Karena pengosongan tidak lengkap, tonus spingter dan uretra berkurang selama tidur. – Perasaan ingin miksi yang sangat mendesak (urgensi) – Nyeri pada saat miksi( disuria).
  • 8. • Gejala obstruktif: – Pancaran kencing melemah – Rasa tidak puas sehabis miksi/kencing – Kalau mau miksi harus menunggu lama (hesitancy)Karena detrusor membutuhkan waktu yang lama untuk dapat melawan resistensi uretra. – Harus mengedan (training) – Kencing terputus-putus (intermittency) detrusor tidak dapat mengatasi resistensi uretra sampai akhir miksi – Waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urine & inkontinensia karena overflow
  • 9. Derajat BPH • Stadium I – ada obstruksi tp kandung kemih msh mampu mengeluarkan urin sampai habis. • Stadium II – Ada retensi urin tp kandung kemih mampu mengeluarkan urin walau tdk sampai habis, msh tersisa kira2 60-150 cc. disuria& nocturia. • Stadium III – Setiap BAK urin tersisa kira2 150 cc. • Stadium IV – Retensi urin total, kandung kemih penuh, pasien tampak kesakitan, urin menetes secara periodik (over flow inkontinen)
  • 10. Tes Diagnostik • Pemeriksaan laboratorium – Urinalisis • Leukosituria & hematuria(+) komplikasi. – Fungsi ginjal – PSA (Prostat Specific Antigen) utk meramalkan perjalanan penyakit BPH. Kadar PSA tinggi : pertumbuhan volume prostat lebih cepat, keluhan akibat BPH/laju pancaran urine lebih jelek, dan lebih mudah terjadinya retensi urine akut. • USG (ultrasonografi) • Uroflometri(pencatatan tentang pancaran urine selama proses miksi secara elektronik.) • Rectal touch
  • 11. Komplikasi • Urinary traktus infection • Retensi urin akut • Obstruksi dengan dilatasi uretra, hydronefrosis dan gangguan fungsi ginjal. • Bila operasi bisa terjadi: – Impotensi(kerusakan nervus pudenden) – Hemoragic pasca bedah – Fistula – Striktur pasca bedah – Inkontinensiaurin
  • 12. Penatalaksanaan • Modalitas terapi BPH adalah : – Observasi yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3-6 bulan kemudian setiap tahun tergantung keadaan klien. • Medikamentosa : – Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan Keluhan ringan, sedang, sedang dan berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal dari phitoterapi (misalnya : Hipoxis rosperi, serenoa repens, dll), gelombang alfa blocker dan golongan supresor androgen.
  • 13. • Tindakan pembedahan – Indikasi dilakukan tindakan pembedahan • Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut (100 ml). • Klien dengan residual urin yaitu urine masih tersisa di kandung kemih setelah klien buang air kecil > 100 Ml. • Klien dengan penyulit yaitu klien dengan gangguan sistem perkemihan seperti retensi urine atau oliguria. • Terapi medikamentosa tidak berhasil • Flowcytometri menunjukkan pola obstruktif. • Pembedahan dapat dilakukan dengan : – TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat). • Jaringan abnormal diangkat melalui rektroskop yang dimasukan melalui uretra. • Tidak dibutuhkan balutan setelah operasi. • Dibutuhkan kateter foley setelah operasi. – Prostatektomi Suprapubis • Penyayatan perut bagian bawah dibuat melalui leher kandung kemih. • Diperlukan perban luka, drainase, kateter foley, dan kateter suprapubis setelah operasi. – Prostatektomi Neuropubis • Penyayatan dibuat pada perut bagian bawah.
  • 14. TURP
  • 15. Pengkajian Pengkajian Pre operasi • Kaji Keluhan: nyeri pada perut bagian bawah, distensi kandung kemih, disuria, urgency, hematuri • Catatan harian miksi (voiding diaresis) • Pemeriksaan fisik – Inspeksi : ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik (buli-buli penuh/kosong ) – Palpasi supra pubik – Perkusi : kandung kemih penuh redup. – Colok dubur/digital rectal examination (DRE)
  • 16. • Data pengkajian post operasi • Data subyektif : – Pasien mengeluh sakit pada luka insisi, karakteristik luka, luka berwarna merah. – Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual. – Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan. – Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa. • Data Obyektif: – Terdapat luka insisi, karakteristik luka berwarna merah. – Takikardia, normalnya 80-100 kali/menit. – Gelisah. – Tekanan darah meningkat, normalnya 120/80 mmHg. – Ekspresi wajah ketakutan – Terpasang kateter
  • 17. Diagnosa Keperawatan • Pre op : – Gangguan Pola Eliminasi urin: Retensi urin b/d obstruksi, pembesaran kelenjar prostat – Nyeri akut b/d distensi blader – Ansietas b/d perubahan dlm status kesehatan – Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit • Post op : – Nyeri akut b/d agens cedera fisik (post op) – Resiko infeksi b/d prosedur invasif – Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik