SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BUKU KETERAMPILAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang
PENDAHULUAN
Pelayanan Kedokteran forensik adalah pelayanan kedokteran yang berhubungan
dengan suatu tindak pidana. Bantuan dokter diperlukan oleh penegak hukum dalam
memeriksa korban maupun memberi keterangan untuk kepentingan hukum dan peradilan.
Dengan kata lain, profesi dokter mempunyai tugas lain yang tidak kalah penting dari sekedar
memberikan pelayanan medis klinis kepada masyarakat, yaitu memberikan bantuan
terhadap penegakan hukum dan keadilan.
Dalam penanganan medis korban yang masih hidup ataupun korban yang sudah
meninggal, seorang dokter dituntut untuk memiliki kemampuan melakukan penilaian medis
diantaranya identifikasi, deskripsi luka, serta pembuatan kesimpulan yang digunakan untuk
menjawab hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembuktian ilmiah dalam sistem hukum di
Indonesia. Karena itu, seorang dokter harus memiliki ketelitian dalam mendeskripsikan serta
mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
KOMPETENSI INTI
AREA KETERAMPILAN KLINIS KEDOKTERAN FORENSIK
Seorang dokter harus mampu melakukan prosedur pemeriksaan forensik sesuai
masalah, kebutuhan korban dan sesuai kewenangannya, diantaranya :
 Memeriksa dan membuat visum et repertum korban luka (kasus hidup) baik
itu kasus kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), kasus kekerasan terhadap anak, kasus kekerasan seksual.
 Melakukan pemeriksaan luar korban meninggal.
 Dokter berperan dalam memberikan keterangan, menjelaskan visum et
repertum, menjelaskan kaitan temuan ver dengan temuan ilmiah alat bukti sah
lainnya.
Dalam melaksanakan praktik dokter di bidang forensik, lulusan dokter perlu
menguasai keterampilan klinis yang akan digunakan dalam mendiagnosis, menjawab
permintaan visum et repertum maupun menjelaskan suatu perkara hukum menurut
keahliannya dibidang kedokteran. Keterampilan ini perlu dilatihkan sejak awal pendidikan
dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter.
PEMERIKSAAN LUAR JENAZAH
(FORENSIK PATOLOGI)
Pemeriksaan luar jenazah dilakukan secara teliti dan seksama dengan mengikuti
format laporan obduksi. Adapun data-data yang perlu dicari dan dicatat dalam laporan
obduksi adalah data-data berikut ini:
1. Dokter pemeriksa, nama serta alamat instansinya
2. Tanggal dan jam pemeriksaan
3. Penulis laporan obduksi
4. Identitas jenazah: data ditulis sesuai dengan data pada Surat Permintaan Visum et
Repertum.
5. Label: disini dicatat ada tidaknya label, bahan label, ada tidaknya informasi pada
label.
6. Tutup/bungkus mayat: disini dicatat kain atau selimut yang digunakan untuk
membungkus atau menutupi mayat, yaitu data mengenai jenis bahan, warna, motif
bahan serta keterangan lainnya (lusuh, berlumur lumpur/darah dsb)
7. Perhiasan: disini dicatat mengenai jenis perhiasan, bahan, warna serta keterangan lain
mengenai perhiasan yang dikenakan
8. Pakaian: disini dicatat pakaian yang dikenakan, dideskripsikan mulai dari atas ke
bawah, dari luar ke dalam, yaitu data mengenai jenis pakaian (baju kemeja lengan
panjang, kaos oblong, dan sebagainya), bahan (kaos, katun, dan sebagainya), warna,
merek serta nomor dan keterangan lainnya
9. Benda disamping mayat: disini dicatat benda-benda yang ditemukan di samping
mayat.
10. Tanatologi: disini dicatat mengenai perubahan-perubahan setelah kematian yang
meliputi data (1) lebam mayat (lokasinya, warnanya dan apakah hilang atau tidak
dengan penekanan), (2) kaku mayat (lokasinya, mudah atau tidak dilawan) serta (3)
perubahan kematian lanjut (jika ada), yaitu tanda tanda pembusukan, adiposera atau
mumifikasi (lokasi dan deskripsinya).
11. Identitas: disini dicatat mengenai jenis kelamin, ras (apakah orang Indonesia, negro,
kulit putih dsb), warna kulit, status gizi, tinggi badan, berat badan serta kondisi zakar
(untuk pria) apakah disunat atau tidak.
12. Identitas khusus: disini dicatat identifikasi khusus, yaitu adanya jaringan parut (bekas
luka atau operasi), tattoo, tahi lalat, tompel, tanda lahir, pincang, serta ciri khusus lain.
Deskripsi dilakukan sedetil mungkin, meliputi lokasi, gambaran tanda identifikasi
tersebut serta ukurannya.
13. Bulu-bulu: disini dicatat mengenai rambut, alis mata, bulu mata, kumis, serta jenggot,
yang meliputi deskripsi warna, tumbuhnya (lebat/jarang, lurus/ikal/ keriting) serta
panjangnya.
14. Mata: disini dicatat kondisi kedua mata meliputi data tentang selaput bening (kornea)
apakah masih jernih atau sudah keruh, teleng mata (pupil) bagaimana bentuknya serta
berapa diameternya, warna tirai mata (iris), selaput bola mata (sklera atau konjungtiva
bulbi) apakah warnanya pucat, kuning atau kemerahan serta ada tidaknya bintik atau
bercak perdarahan, selaput kelopak mata (conjungtiva palpebra) apakah warnanya
pucat, kuning atau kemerahan dan apakah menunjukkan adanya bintik atau bercak
perdarahan.
15. Hidung (dicatat bentuknya, apakah biasa, pesek atau mancung), telinga (dicatat
bentuknya apakah biasa, atau ada ciri khusus tertentu) dan lidah (dicatat apakah lidah
terjulur atau tergigit).
16. Gigi geligi: disini dicatat gigi geligi pada rahang atas kiri, atas kanan, bawah kiri dan
bawah kanan, yaitu data mengenai jumlah gigi, keutuhannya, ada tidaknya
bolong/caries, adanya kelainan bentuk, kawat, tambalan dan sebagainya.
17. Lubang-lubang: disini dicatat mengenai apa yang keluar dari lubang-lubang tubuh
(mulut, hidung, telinga, kemaluan dan anus), yaitu bentuknya (cairan, muntahan ,
darah dan sebagainya), warna serta baunya. Khusus untuk mulut dan hidung penilaian
dilakukan setelah pemeriksa menekan dinding dada dan melihat adanya benda yang
keluar dari lubang mulut dan hidung serta membaui hawa yang keluar dengan cara
mengibaskan udara mulut/hidung kearah pemeriksa.
18. Luka luka: disini dicatat luka-luka pada tubuh korban sedetil dan selengkap mungkin.
19. Lain-lain: disini dicatat keterangan tambahan yang ditemukan dan tidak dapat
dimasukkan ke dalam kelompok data-data diatas, seperti adanya luka-luka lama,
badan yang basah, kulit yang keriput, luka bekas suntikan, golongan darah, hasil
pemeriksaan urin dan sebagainya.
PEMERIKSAAN KORBAN HIDUP
(FORENSIK KLINIS)
Pemeriksaan korban hidup atau lingkup pelayanan forensik klinik adalah pasien
korban tindak pidana penganiayaan, pasien korban kecelakaan lalu lintas, pasien dengan luka
yang belum jelas penyebabnya, pasien korban kekerasan seksual, pasien korban keracunan.
Jika mendapatkan kasus-kasus tersebut maka dokter melakukan pemeriksaan dan pencatatan
luka/cedera yang lengkap. Dokter baru akan mengelurkan hasil visum et repertum jika ada
permintaan tertulis dari penyidik yaitu berupa surat permintaan visum (SPV). Pada praktek
sehari – hari sering SPV datang belakangan karena beberapa kondisi seperti kondisi korban
yang tidak memungkinkan untuk lapor ke polisi, kantor polisi yang jauh atau tidak mengerti
tatacara pelaporan ke polisi. Dengan demikian pencatatan yang lengkap di rekam medis
menjadi penting untuk kemudian dapat dituangkan ke dalam Visum et Repertum.
Beberapa hal yang akan dituangkan dalam visum et repertum korban hidup adalah :
1. Kronologis kejadian

2. Keadaan umum pasien

3. Luka/cedera yang ditemukan

4. Tindakan yang dilakukan terhadap pasien

5. Keadaan sewaktu dalam perawatan dan keadaan waktu pulang

6. Pada kesimpulan harus dijelaskan luka/cedera, kekerasan penyebab
dan derajat/kwalifikasi luka.
Kesemua unsur diatas harus dituangkan ke dalam visum et repertum, yang dibuatkan dalam
bentuk kalimat dan dalam bahasa Indonesia yang baku.
Deskripsi luka merupakan bagian yang cukup penting dalam visum et repertum. Tatacara
penulisan luka adalah dengan urutan : regio, koordinat, jenis luka, deskripsi luka dan ukuran
luka.
Contoh deskripsi luka :
a. Luka lecet geser: dicatat lokasi, koordinat, arah serta ukurannya
Misal: Pada dada kiri, 3 cm dari garis pertengahan depan (GPD), 10 cm dibawah bahu
terdapat luka lecet geser, arah dari kiri ke kanan, ukuran 3 cm x 2 cm.
b. Luka lecet gores: dicatat lokasi, koordinat, arah serta panjangnya.
Misal: Pada lengan atas kanan bagian depan, 10 cm di bawah bahu, terdapat luka lecet
gores, arah dari atas ke bawah, sepanjang 10 cm.
c. Luka lecet tekan: dicatat lokasi, koordinat, bentuk, serta ukurannya.
Misal: Pada perut kanan atas, 2 cm dari GPD, 4 cm diatas pusat terdapat luka lecet
tekan, bentuk bulat, diameter 3 cm.
d. Memar: dicatat lokasi, koordinat, warna serta ukurannya.
Misal: Pada punggung kanan, 3 cm dari GPB, 10 cm dibawah puncak bahu terdapat
memar, kebiruan dengan ukuran 4 cm x 10 cm.
e. Luka terbuka: dicatat lokasi, koordinat (sumbu X dan Y serta jarak dari tumit),
tepi luka (rata/tak rata), sudut luka (tajam/tumpul), dinding luka (kotor/bersih),
dasar (jaringan bawah kulit, otot, tulang), adanya jembatan jaringan, sekitar luka
(adanya luka lecet/memar serta ukurannya), ukuran luka dalam keadaan aslinya
dan ukuran setelah luka dirapatkan. Misal: Pada dada kiri, 3 cm GPD, 10 cm
dibawah puncak bahu, 140 cm diatas tumit, terdapat luka terbuka, tepi rata, sudut
kanan atas tajam sudut kiri bawah tumpul, dinding luka bersih, dasar otot yang
robek, tak ada jembatan jaringan, sekitar luka bersih, ukuran 4 cm x 1 cm, bila
dirapatkan berupa garis yang berjalan dari kanan atas ke kiri bawah membentuk
sudut 45 derajat dengan gais horizontal sepanjang 4,5 cm.
f. Luka tembak: dicatat lokasi, koordinat (sumbu X, Y serta jarak dari tumit), bentuk
luka (lubang, bintang atau luka terbuka), ukurannya, adanya lecet di sekitar lubang
luka (kelim lecet) serta ukuran lebar lecetnya, adanya jelaga di sekitar luka (kelim
jelaga) serta ukurannya, adanya bintik-bintik hitam di sekitar luka (kelim tattoo)
serta ukurannya, adanya cekungan di sekitar lubang luka (jejas laras) dan
ukurannya.
Misal: Pada dada kiri, 5 cm dari GPD, 15 cm dibawah bahu, 135 cm diatas tumit
terdapat luka berbentuk lubang bulat berdiameter 6 mm, disekitar lubang terdapat
kelim lecet melingkar, pada sisi kiri, kanan dan atas masing-masing selebar 1 mm dan
pada sisi bawah lebar 2 mm, di sekitar luka terdapat kelim jelaga pada daerah seluas 4
cm x 5 cm dan adanya bintik-bintik hitam pada daerah seluas 2 cm x 3 cm.
g. Luka bakar: dicatat lokasi, koordinat, deskripsi luka serta luasnya (mengikuti rule
of nine)
Misal: Pada punggung kanan mulai dari puncak bahu dan GPB terdapat luka berupa
daerah kulit ari yang mengelupas dengan dasar berwarna kemerahan, pada bagian tepi
terdapat gelembung-gelembung berisi cairan jernih, meliputi daerah seluas 9 %.
h. Patah tulang: disini dicatat mengenai tulang yang patah, yaitu nama tulangnya,
lokasi patahan, jenis patah (terbuka, tertutup).
Sketsa Tubuh
Check List Latihan Keteranpilan Klinik Forensik dan Medikolegal untuk Penulisan laporan
pada KORBAN HIDUP
No Aktivitas 0 1 2
1 Periksasemuaadministrasi danperalatanyangdibutuhkan:
a. Surat permohonan pemeriksaaneksternal (SPV)
b. Informedconsent yangtelahditandatangani
c. Dokumendan Sketsatubuhhasil pemeriksaan
d. Alattulis,alatukur,label, danalatdokumentasi
2 Tuliskan kembali informasi yangdiperlukandari surat
permohonan pemeriksaaneksternal(SPV) padalaporanvisum :
a. Nomorpermintaanpolisi
b. NamaKorban / usia
c. Nomorregisterkasus
d. Namapemeriksa
e.Penguji nomorID
f.Tanggal pemeriksaan
g. Waktu pemeriksaan
3 Menuliskandalamlaporanhasil deksripsidari dokumentasi bahan
bukti (bajurobek,tempatdarah,dll)
4 Menuliskandalamlaporanhasil dokumentasi tubuhdengancara
fotografi
I. Whole body
II. Regional
III. Close Up
5 Menuliskandalamlaporandeksripsi lukaberdasarkan daerah
anatomi dan absisdanordinatdari luka
6 Menuliskandalamlaporandeksripsi lukayangmencakup:
I. Jumlahluka
II. Jenisluka
III. Lokasi (wilayahanatomi)
IV. Pengukuranluka(panjangdanlebar)
V. Lokasi (aksisandordinat)
VI. Karakteristikluka
TOTAL
0: tidak dilakukan
1: dilakukan tetapi tidak lengkap / sempurna
2: sempurna dilakukan
Check List Latihan Keterampilan Klinik Forensik dan Medikolegal untuk Penulisan laporan
pada KORBAN MATI
No Aktivitas 0 1 2
1 Periksasemuaadministrasi danperalatanyangdibutuhkan:
a. Surat permohonan pemeriksaanluar(SPV)
c. Laporan obduksi dan Sketsatubuhhasil pemeriksaan
d. Alattulis,alatukur,label danalatdokumentasi
2 Tuliskan kembali informasi yangdiperlukandari surat
permohonan pemeriksaaneksternal(SPV) padalaporanvisum :
a. Nomorpermintaanpolisi
b. NamaKorban / usia
c. Nomorregisterkasus
d. Namapemeriksa
e.Penguji nomorID
f.Tanggal pemeriksaan
g. Waktu pemeriksaan
3 Menuliskandalamlaporanobduksi
1. Dokter pemeriksa, nama serta alamat instansinya
2. Tanggal dan jam pemeriksaan
3. Penulis laporan obduksi
4. Identitas jenazah dari SPV
5. Label
6. Tutup/bungkus mayat
7. Perhiasan
8. Pakaian
9. Benda disamping mayat
10. Tanatologi
11. Identitas
12. Identitas khusus
13. Bulu-bulu (rambut, alis mata, bulu mata, kumis, serta
jenggot)
14. Mata, Hidung, telinga, lidah.
15. Gigi geligi
16. Lubang-lubang
4 Menuliskandalamlaporanhasil dokumentasi tubuhdengancara
fotografi
IV. Whole body
V. Regional
VI. Close Up
5 Menuliskandalamlaporandeksripsi lukaberdasarkan daerah
anatomi dan aksisdanordinatdari luka
6 Menuliskandalamlaporandeksripsi lukayangmencakup:
VII. Jumlahluka
VIII. Jenisluka
IX. Lokasi (wilayahanatomi)
X. Pengukuranluka(panjangdanlebar)
XI. Lokasi (aksisandordinat)
XII. Karakteristikluka
TOTAL
0: tidak dilakukan
1: dilakukan tetapi tidak lengkap / sempurna
2: sempurna dilakukan

More Related Content

What's hot

225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
aauyahilda
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
Listiana Dewi
 
Referrat efusi pleura
Referrat efusi pleuraReferrat efusi pleura
Referrat efusi pleura
unikindarwati
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratif
vonysafitri
 

What's hot (20)

Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Luka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologiLuka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologi
 
Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)Kuliah otologi (1)
Kuliah otologi (1)
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Referrat efusi pleura
Referrat efusi pleuraReferrat efusi pleura
Referrat efusi pleura
 
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri IminensPemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratif
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 

Similar to Buku clinical skill forensik

Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.ppttPeran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Dellery Usman
 
Odontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanOdontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras Korban
Firda Fauzian
 
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
cokordawahyu
 
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.pptILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
eeeeee35
 
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesarPemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pangestu S
 
Pengkajian-Luka.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pengkajian-Luka.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmPengkajian-Luka.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pengkajian-Luka.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
WulanCerank
 

Similar to Buku clinical skill forensik (20)

Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.ppttPeran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
Peran dokter gigi dlm tindak pidana.pptt
 
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidanaPeran dokter gigi dalam tindak pidana
Peran dokter gigi dalam tindak pidana
 
forensik
forensikforensik
forensik
 
Format askep
Format askepFormat askep
Format askep
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
3. REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI.ppt
3. REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI.ppt3. REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI.ppt
3. REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI.ppt
 
Odontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanOdontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras Korban
 
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
 
Bab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baruBab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baru
 
Analisis formulir resume medis
Analisis formulir resume medisAnalisis formulir resume medis
Analisis formulir resume medis
 
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptx
 
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.pptILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK.ppt
 
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesarPemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
Pemeriksaan fisik head to toe KDM by Pangestu chaesar
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pengkajian-Luka.ppt
Pengkajian-Luka.pptPengkajian-Luka.ppt
Pengkajian-Luka.ppt
 
Pengkajian-Luka.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pengkajian-Luka.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmPengkajian-Luka.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pengkajian-Luka.pptmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
SOSIALISASI PENGISIAN REKAM MEDIS PELAYANAN GILUT
SOSIALISASI PENGISIAN REKAM MEDIS PELAYANAN GILUTSOSIALISASI PENGISIAN REKAM MEDIS PELAYANAN GILUT
SOSIALISASI PENGISIAN REKAM MEDIS PELAYANAN GILUT
 
Bab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baruBab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baru
 
PermenKes No. 269 Tahun 2008_REKAM MEDIS _Training "Manajemen KEARSIPAN Rekam...
PermenKes No. 269 Tahun 2008_REKAM MEDIS _Training "Manajemen KEARSIPAN Rekam...PermenKes No. 269 Tahun 2008_REKAM MEDIS _Training "Manajemen KEARSIPAN Rekam...
PermenKes No. 269 Tahun 2008_REKAM MEDIS _Training "Manajemen KEARSIPAN Rekam...
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan  fisikPemeriksaan  fisik
Pemeriksaan fisik
 

Recently uploaded

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
hurufd86
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
wisanggeni19
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 

Buku clinical skill forensik

  • 1. BUKU KETERAMPILAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang
  • 2. PENDAHULUAN Pelayanan Kedokteran forensik adalah pelayanan kedokteran yang berhubungan dengan suatu tindak pidana. Bantuan dokter diperlukan oleh penegak hukum dalam memeriksa korban maupun memberi keterangan untuk kepentingan hukum dan peradilan. Dengan kata lain, profesi dokter mempunyai tugas lain yang tidak kalah penting dari sekedar memberikan pelayanan medis klinis kepada masyarakat, yaitu memberikan bantuan terhadap penegakan hukum dan keadilan. Dalam penanganan medis korban yang masih hidup ataupun korban yang sudah meninggal, seorang dokter dituntut untuk memiliki kemampuan melakukan penilaian medis diantaranya identifikasi, deskripsi luka, serta pembuatan kesimpulan yang digunakan untuk menjawab hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembuktian ilmiah dalam sistem hukum di Indonesia. Karena itu, seorang dokter harus memiliki ketelitian dalam mendeskripsikan serta mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
  • 3. KOMPETENSI INTI AREA KETERAMPILAN KLINIS KEDOKTERAN FORENSIK Seorang dokter harus mampu melakukan prosedur pemeriksaan forensik sesuai masalah, kebutuhan korban dan sesuai kewenangannya, diantaranya :  Memeriksa dan membuat visum et repertum korban luka (kasus hidup) baik itu kasus kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kasus kekerasan terhadap anak, kasus kekerasan seksual.  Melakukan pemeriksaan luar korban meninggal.  Dokter berperan dalam memberikan keterangan, menjelaskan visum et repertum, menjelaskan kaitan temuan ver dengan temuan ilmiah alat bukti sah lainnya. Dalam melaksanakan praktik dokter di bidang forensik, lulusan dokter perlu menguasai keterampilan klinis yang akan digunakan dalam mendiagnosis, menjawab permintaan visum et repertum maupun menjelaskan suatu perkara hukum menurut keahliannya dibidang kedokteran. Keterampilan ini perlu dilatihkan sejak awal pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter.
  • 4. PEMERIKSAAN LUAR JENAZAH (FORENSIK PATOLOGI) Pemeriksaan luar jenazah dilakukan secara teliti dan seksama dengan mengikuti format laporan obduksi. Adapun data-data yang perlu dicari dan dicatat dalam laporan obduksi adalah data-data berikut ini: 1. Dokter pemeriksa, nama serta alamat instansinya 2. Tanggal dan jam pemeriksaan 3. Penulis laporan obduksi 4. Identitas jenazah: data ditulis sesuai dengan data pada Surat Permintaan Visum et Repertum. 5. Label: disini dicatat ada tidaknya label, bahan label, ada tidaknya informasi pada label. 6. Tutup/bungkus mayat: disini dicatat kain atau selimut yang digunakan untuk membungkus atau menutupi mayat, yaitu data mengenai jenis bahan, warna, motif bahan serta keterangan lainnya (lusuh, berlumur lumpur/darah dsb) 7. Perhiasan: disini dicatat mengenai jenis perhiasan, bahan, warna serta keterangan lain mengenai perhiasan yang dikenakan 8. Pakaian: disini dicatat pakaian yang dikenakan, dideskripsikan mulai dari atas ke bawah, dari luar ke dalam, yaitu data mengenai jenis pakaian (baju kemeja lengan panjang, kaos oblong, dan sebagainya), bahan (kaos, katun, dan sebagainya), warna, merek serta nomor dan keterangan lainnya 9. Benda disamping mayat: disini dicatat benda-benda yang ditemukan di samping mayat. 10. Tanatologi: disini dicatat mengenai perubahan-perubahan setelah kematian yang meliputi data (1) lebam mayat (lokasinya, warnanya dan apakah hilang atau tidak dengan penekanan), (2) kaku mayat (lokasinya, mudah atau tidak dilawan) serta (3) perubahan kematian lanjut (jika ada), yaitu tanda tanda pembusukan, adiposera atau mumifikasi (lokasi dan deskripsinya). 11. Identitas: disini dicatat mengenai jenis kelamin, ras (apakah orang Indonesia, negro, kulit putih dsb), warna kulit, status gizi, tinggi badan, berat badan serta kondisi zakar (untuk pria) apakah disunat atau tidak. 12. Identitas khusus: disini dicatat identifikasi khusus, yaitu adanya jaringan parut (bekas luka atau operasi), tattoo, tahi lalat, tompel, tanda lahir, pincang, serta ciri khusus lain.
  • 5. Deskripsi dilakukan sedetil mungkin, meliputi lokasi, gambaran tanda identifikasi tersebut serta ukurannya. 13. Bulu-bulu: disini dicatat mengenai rambut, alis mata, bulu mata, kumis, serta jenggot, yang meliputi deskripsi warna, tumbuhnya (lebat/jarang, lurus/ikal/ keriting) serta panjangnya. 14. Mata: disini dicatat kondisi kedua mata meliputi data tentang selaput bening (kornea) apakah masih jernih atau sudah keruh, teleng mata (pupil) bagaimana bentuknya serta berapa diameternya, warna tirai mata (iris), selaput bola mata (sklera atau konjungtiva bulbi) apakah warnanya pucat, kuning atau kemerahan serta ada tidaknya bintik atau bercak perdarahan, selaput kelopak mata (conjungtiva palpebra) apakah warnanya pucat, kuning atau kemerahan dan apakah menunjukkan adanya bintik atau bercak perdarahan. 15. Hidung (dicatat bentuknya, apakah biasa, pesek atau mancung), telinga (dicatat bentuknya apakah biasa, atau ada ciri khusus tertentu) dan lidah (dicatat apakah lidah terjulur atau tergigit). 16. Gigi geligi: disini dicatat gigi geligi pada rahang atas kiri, atas kanan, bawah kiri dan bawah kanan, yaitu data mengenai jumlah gigi, keutuhannya, ada tidaknya bolong/caries, adanya kelainan bentuk, kawat, tambalan dan sebagainya. 17. Lubang-lubang: disini dicatat mengenai apa yang keluar dari lubang-lubang tubuh (mulut, hidung, telinga, kemaluan dan anus), yaitu bentuknya (cairan, muntahan , darah dan sebagainya), warna serta baunya. Khusus untuk mulut dan hidung penilaian dilakukan setelah pemeriksa menekan dinding dada dan melihat adanya benda yang keluar dari lubang mulut dan hidung serta membaui hawa yang keluar dengan cara mengibaskan udara mulut/hidung kearah pemeriksa. 18. Luka luka: disini dicatat luka-luka pada tubuh korban sedetil dan selengkap mungkin. 19. Lain-lain: disini dicatat keterangan tambahan yang ditemukan dan tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok data-data diatas, seperti adanya luka-luka lama, badan yang basah, kulit yang keriput, luka bekas suntikan, golongan darah, hasil pemeriksaan urin dan sebagainya.
  • 6. PEMERIKSAAN KORBAN HIDUP (FORENSIK KLINIS) Pemeriksaan korban hidup atau lingkup pelayanan forensik klinik adalah pasien korban tindak pidana penganiayaan, pasien korban kecelakaan lalu lintas, pasien dengan luka yang belum jelas penyebabnya, pasien korban kekerasan seksual, pasien korban keracunan. Jika mendapatkan kasus-kasus tersebut maka dokter melakukan pemeriksaan dan pencatatan luka/cedera yang lengkap. Dokter baru akan mengelurkan hasil visum et repertum jika ada permintaan tertulis dari penyidik yaitu berupa surat permintaan visum (SPV). Pada praktek sehari – hari sering SPV datang belakangan karena beberapa kondisi seperti kondisi korban yang tidak memungkinkan untuk lapor ke polisi, kantor polisi yang jauh atau tidak mengerti tatacara pelaporan ke polisi. Dengan demikian pencatatan yang lengkap di rekam medis menjadi penting untuk kemudian dapat dituangkan ke dalam Visum et Repertum. Beberapa hal yang akan dituangkan dalam visum et repertum korban hidup adalah : 1. Kronologis kejadian
 2. Keadaan umum pasien
 3. Luka/cedera yang ditemukan
 4. Tindakan yang dilakukan terhadap pasien
 5. Keadaan sewaktu dalam perawatan dan keadaan waktu pulang
 6. Pada kesimpulan harus dijelaskan luka/cedera, kekerasan penyebab dan derajat/kwalifikasi luka. Kesemua unsur diatas harus dituangkan ke dalam visum et repertum, yang dibuatkan dalam bentuk kalimat dan dalam bahasa Indonesia yang baku. Deskripsi luka merupakan bagian yang cukup penting dalam visum et repertum. Tatacara penulisan luka adalah dengan urutan : regio, koordinat, jenis luka, deskripsi luka dan ukuran luka. Contoh deskripsi luka : a. Luka lecet geser: dicatat lokasi, koordinat, arah serta ukurannya
  • 7. Misal: Pada dada kiri, 3 cm dari garis pertengahan depan (GPD), 10 cm dibawah bahu terdapat luka lecet geser, arah dari kiri ke kanan, ukuran 3 cm x 2 cm. b. Luka lecet gores: dicatat lokasi, koordinat, arah serta panjangnya. Misal: Pada lengan atas kanan bagian depan, 10 cm di bawah bahu, terdapat luka lecet gores, arah dari atas ke bawah, sepanjang 10 cm. c. Luka lecet tekan: dicatat lokasi, koordinat, bentuk, serta ukurannya. Misal: Pada perut kanan atas, 2 cm dari GPD, 4 cm diatas pusat terdapat luka lecet tekan, bentuk bulat, diameter 3 cm. d. Memar: dicatat lokasi, koordinat, warna serta ukurannya. Misal: Pada punggung kanan, 3 cm dari GPB, 10 cm dibawah puncak bahu terdapat memar, kebiruan dengan ukuran 4 cm x 10 cm. e. Luka terbuka: dicatat lokasi, koordinat (sumbu X dan Y serta jarak dari tumit), tepi luka (rata/tak rata), sudut luka (tajam/tumpul), dinding luka (kotor/bersih), dasar (jaringan bawah kulit, otot, tulang), adanya jembatan jaringan, sekitar luka (adanya luka lecet/memar serta ukurannya), ukuran luka dalam keadaan aslinya dan ukuran setelah luka dirapatkan. Misal: Pada dada kiri, 3 cm GPD, 10 cm dibawah puncak bahu, 140 cm diatas tumit, terdapat luka terbuka, tepi rata, sudut kanan atas tajam sudut kiri bawah tumpul, dinding luka bersih, dasar otot yang robek, tak ada jembatan jaringan, sekitar luka bersih, ukuran 4 cm x 1 cm, bila dirapatkan berupa garis yang berjalan dari kanan atas ke kiri bawah membentuk sudut 45 derajat dengan gais horizontal sepanjang 4,5 cm. f. Luka tembak: dicatat lokasi, koordinat (sumbu X, Y serta jarak dari tumit), bentuk luka (lubang, bintang atau luka terbuka), ukurannya, adanya lecet di sekitar lubang luka (kelim lecet) serta ukuran lebar lecetnya, adanya jelaga di sekitar luka (kelim jelaga) serta ukurannya, adanya bintik-bintik hitam di sekitar luka (kelim tattoo) serta ukurannya, adanya cekungan di sekitar lubang luka (jejas laras) dan ukurannya. Misal: Pada dada kiri, 5 cm dari GPD, 15 cm dibawah bahu, 135 cm diatas tumit
  • 8. terdapat luka berbentuk lubang bulat berdiameter 6 mm, disekitar lubang terdapat kelim lecet melingkar, pada sisi kiri, kanan dan atas masing-masing selebar 1 mm dan pada sisi bawah lebar 2 mm, di sekitar luka terdapat kelim jelaga pada daerah seluas 4 cm x 5 cm dan adanya bintik-bintik hitam pada daerah seluas 2 cm x 3 cm. g. Luka bakar: dicatat lokasi, koordinat, deskripsi luka serta luasnya (mengikuti rule of nine) Misal: Pada punggung kanan mulai dari puncak bahu dan GPB terdapat luka berupa daerah kulit ari yang mengelupas dengan dasar berwarna kemerahan, pada bagian tepi terdapat gelembung-gelembung berisi cairan jernih, meliputi daerah seluas 9 %. h. Patah tulang: disini dicatat mengenai tulang yang patah, yaitu nama tulangnya, lokasi patahan, jenis patah (terbuka, tertutup).
  • 10.
  • 11.
  • 12. Check List Latihan Keteranpilan Klinik Forensik dan Medikolegal untuk Penulisan laporan pada KORBAN HIDUP No Aktivitas 0 1 2 1 Periksasemuaadministrasi danperalatanyangdibutuhkan: a. Surat permohonan pemeriksaaneksternal (SPV) b. Informedconsent yangtelahditandatangani c. Dokumendan Sketsatubuhhasil pemeriksaan d. Alattulis,alatukur,label, danalatdokumentasi 2 Tuliskan kembali informasi yangdiperlukandari surat permohonan pemeriksaaneksternal(SPV) padalaporanvisum : a. Nomorpermintaanpolisi b. NamaKorban / usia c. Nomorregisterkasus d. Namapemeriksa e.Penguji nomorID f.Tanggal pemeriksaan g. Waktu pemeriksaan 3 Menuliskandalamlaporanhasil deksripsidari dokumentasi bahan bukti (bajurobek,tempatdarah,dll) 4 Menuliskandalamlaporanhasil dokumentasi tubuhdengancara fotografi I. Whole body II. Regional III. Close Up 5 Menuliskandalamlaporandeksripsi lukaberdasarkan daerah anatomi dan absisdanordinatdari luka 6 Menuliskandalamlaporandeksripsi lukayangmencakup: I. Jumlahluka II. Jenisluka III. Lokasi (wilayahanatomi) IV. Pengukuranluka(panjangdanlebar)
  • 13. V. Lokasi (aksisandordinat) VI. Karakteristikluka TOTAL 0: tidak dilakukan 1: dilakukan tetapi tidak lengkap / sempurna 2: sempurna dilakukan
  • 14. Check List Latihan Keterampilan Klinik Forensik dan Medikolegal untuk Penulisan laporan pada KORBAN MATI No Aktivitas 0 1 2 1 Periksasemuaadministrasi danperalatanyangdibutuhkan: a. Surat permohonan pemeriksaanluar(SPV) c. Laporan obduksi dan Sketsatubuhhasil pemeriksaan d. Alattulis,alatukur,label danalatdokumentasi 2 Tuliskan kembali informasi yangdiperlukandari surat permohonan pemeriksaaneksternal(SPV) padalaporanvisum : a. Nomorpermintaanpolisi b. NamaKorban / usia c. Nomorregisterkasus d. Namapemeriksa e.Penguji nomorID f.Tanggal pemeriksaan g. Waktu pemeriksaan 3 Menuliskandalamlaporanobduksi 1. Dokter pemeriksa, nama serta alamat instansinya 2. Tanggal dan jam pemeriksaan 3. Penulis laporan obduksi 4. Identitas jenazah dari SPV 5. Label 6. Tutup/bungkus mayat 7. Perhiasan 8. Pakaian 9. Benda disamping mayat 10. Tanatologi 11. Identitas 12. Identitas khusus 13. Bulu-bulu (rambut, alis mata, bulu mata, kumis, serta jenggot) 14. Mata, Hidung, telinga, lidah. 15. Gigi geligi 16. Lubang-lubang
  • 15. 4 Menuliskandalamlaporanhasil dokumentasi tubuhdengancara fotografi IV. Whole body V. Regional VI. Close Up 5 Menuliskandalamlaporandeksripsi lukaberdasarkan daerah anatomi dan aksisdanordinatdari luka 6 Menuliskandalamlaporandeksripsi lukayangmencakup: VII. Jumlahluka VIII. Jenisluka IX. Lokasi (wilayahanatomi) X. Pengukuranluka(panjangdanlebar) XI. Lokasi (aksisandordinat) XII. Karakteristikluka TOTAL 0: tidak dilakukan 1: dilakukan tetapi tidak lengkap / sempurna 2: sempurna dilakukan