SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM KOREKSI GEOMETRIK
PADA CITRA LANDSAT 8 MEMNGGUNAKAN
PERANGKAT LUNAK ENVI 5.1
PENGINDERAN JAUH KELAS B
WACHIDATIN NC
3515100067
Teknik Geomatika – FTSLK – ITS.
OCTOBER 6, 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Penginderaan Jauh
“Koreksi Geometrik” ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Lalu Muhamad Jaelani ST., MSc., PhD., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Penginderaan
Jauh
2. Cherie Bekti Pribadi, S.T., M.T., selaku Dosen Responsi Mata Kuliah Penginderaan Jauh
3. Serta pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam menyelasikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen responsi mata kuliah guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wawasan yang dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, 04 Oktober 2017
Penulis
2
DAFAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 1
DAFAR ISI .................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 4
2.1 Koreksi Geometrik (Registrasi) ............................................................................................ 4
2.2 Landsat 8 ............................................................................................................................... 5
2.3 Resolusi Spasial..................................................................................................................... 7
2.4 Peta Vektor............................................................................................................................ 9
2.5 Resampling (Definisi dan Jenis) ........................................................................................... 9
BAB III PELAKSANAAN ......................................................................................................... 10
3.1 Alat dan Bahan.................................................................................................................... 10
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum............................................................................................. 10
3.3 Petunjuk Praktikum............................................................................................................. 10
3.3.1 Pemotongan Area Peta Vektor ..................................................................................... 10
3.3.2 Koreksi Geometrik ....................................................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN ANALISA............................................................................................... 24
4.1 Pemotongan Area Peta Vektor ............................................................................................ 24
4.2 Koreksi Geometrik.............................................................................................................. 24
4.2.1 Hasil.............................................................................................................................. 24
4.2.2 Analisa.......................................................................................................................... 25
BAB V PENUTUP....................................................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 28
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geomatika merupakan salah satu bidang keilmuan yang difokuskan pada pemetaan.
Berbagai macam teknik digunakan untuk menghasilkan peta suatu daerah yang dikehendaki
Penginderaan Jauh adalah salah satu dari sekian banyak bidang yang dipelajari pada program studi
Teknik Geomatika. Penginderaan Jauh merupakan pemanfaatan dari radiasi gelombang
elektromagnetik untuk memperoleh informasi tentang laut, tanah dan atmosfer tanpa melakukan
kontak fisik secara langsung dengan objek, permukaan atau fenomena yang sedang diamati. Tidak
hanya menyoroti proses pengambilan data, Penginderaan Jauh juga meliputi proses pengolahan
data berupa image atau citra yang dihasilkan dari satelit. Pengolahan data satelit tersebut dilakukan
berdasarkan kepentingan atau tujuan dari citra itu sendiri, tentunya pengolahan ini juga melewati
proses koreksi geometrik, georeferensi, serta rektifikasi.
Sebuah citra harus melalui sebuah proses yang disebut sebagai registrasi atau koreksi
geometric agar nantinya dapat digunakan. Koreksi geometrik merupakan sebuah proses
pengolahan citra agar menjadi sebuah citra yang benar atau bebas dari kesalahan. Sehingga citra
tersebut dapat dinyatakan sebagai citra yang akurat dan sesuai dengan aturan-aturan dalam
penginderaan jauh.
Pada dasarnya, tujuan dari pengolahan data hasil penginderaan jauh adalah untuk
menyajikan data yang akurat, minimalisasi kesalahan, serta penyajian data yang sesuai dengan
maksud dan tujuan pengguna. ENVI 5.1 merupakan salah satu software pengolahan data hasil
penginderaan jauh yang sederhana dan mudah digunakan. Selain sebagai pengolah data hasil
satelit, ENVI juga dapat digunakan dalam analisis hasil pencitraan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari praktikum koreksi geometric ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan software ENVI 5.1 sebagai pegolahan data citra
satelit
2. Mahasiswa memahami band-band sebagai penyusun citra
3. Mahasiswa memahami konsep koreksi geometrik
4. Mahasiswa mampu melakukan koreksi geometrik menggunakan software ENVI 5.1
4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Koreksi Geometrik (Registrasi)
Koreksi Geometrik merupakan proses menyesuaikan koordinat pixel pada citra dengan
koordinat bumi dalam bidang datar. Citra pengindraan jauh hasil perekaman sensor pada satelit
maupun pesawat terbang merupakan representasi dari bentuk permukaan bumi yang tidak
beraturan. Meskipun kelihatannya merupakan daerah yang datar, tetapi area yang direkam
sesungguhnya mengandung kesalahan (distorsi) yang diakibatkan oleh pengaruh kelengkungan
bumi dan atau oleh sensor itu sendiri. Sehingga diperlukan proses koreksi geometrik untuk
memperbaikinya.
Kesalahan Geometrik terdiri dari dua macam :
 Kesalahan sistematis
Hal ini disebabkan karena kesalahan pada sensor. Untuk memperbaikinya diperlukan
informasi sensor dan data ephemeris saat perekaman.
 Kesalahan acak
Biasanya disebabkan oleh efek rotasi bumi serta orbit dan perilaku satelit. Untuk
memperbaikinya diperlukan titik kontrol tanah (GCP) untuk menyesuaikan koordinat pixel
dari citra dengan objek yang sama di bumi dalam bidang datar, Proses ini sering disebut
Rectifikasi.
Sebelum citra dilepas untuk umum, kesalahan sistematis biasanya sudah dikoreksi terlebih
dahulu. Adapun prosedur dan metode koreksi geometrik ialah :
 Kesalahan sistematik:
1. Kesalahan yang diperkirakan sebelumnya :gerak rotasi bumi, kelengkungan
permukaan Bumi.
2. Besar kesalahan konstan.
3. Dikoreksi dengan metode sistematik, yaitu metode untuk menghilangkan mengurangi
atau mengeliminir kesalahan geometrik sistematik dengan model matematika yang
sesuai kesalahannya.
 Metode Koreksi Sistematik:
1. Bersifat konstan.
2. Menerapkan rumus yang diturunkan dari model matematik atas sumber distorsi atau
menggunakan data referensi geometrik yg diukur dari distorsi sensor, misal geometri
lensa kamera diberikan dengan kalibrasi panjang fokus, koordinat fiducial mark dapat
digunakan persamaan colinearitas.
3. Koreksi tangen scanner mekanis optis dengan sistem koreksi.
 Metode Koreksi Non-Sistematik:
5
1. Koreksi distorsi acak.
2. Menerapkan rumus polynomial dari sistem koordinat geografis ke koordinat citra yg
ditentukan dengan GCP.
3. Proses koreksi dengan meletakkan sejumlah titik ikat medan yg ditempatkan sesuai
dengan koordinat citra (lajur, baris) dan koordinat peta (lintang, bujur).
4. Nilai koordinat digunakan untuk analisis kuadrat terkecil guna menentukan koefisien
untuk persamaan transformasi yangg menghubungkan koordinat citra dan koordinat
geografis.
5. Akurasi tinggi pada orde polinomial, jumlah dan distribusi GCP.
 Prosedur Koreksi Geometrik
1. Memilih metode, dilakukan setelah mengetahui distorsi geometrik dan tersedianya
data referensi.
2. Penentuan parameter, menggunakan parameter kalibrasi atau titik kontrol tanah.
3. Cek akurasi dilakukan dengan verifikasi atau validasi.
4. Interpolasi dan resampling untuk mendapatkan citra geocoded yg akurat.
2.2 Landsat 8
Pada bulan April 2008, NASA memilih General Dynamics Advanced Information
Systems, Inc. untuk membangun satelit LDCM (Landsat data Continuity Mission). Setelah
meluncur di orbitnya, satelit tersebut akan dinamakan sebagai Landsat-8. Satelit LDCM (Landsat-
8) adalah misi kerjasama antara NASA dan USGS (U.S. Geological Survey) dengan pembagian
tanggung jawab masing-masing. NASA bertanggung jawab akan penyediaan satelit LDCM
(Landsat-8), instrumeninstrumen, pesawat peluncur, dan elemen- elemen operasi misi
SistemStasiun Bumi. NASA juga akan mengelola fase awal peluncuran sampai dengan kondisi
satelit beropersi di orbitnya pada ruas antariksa (dari peluncuran sampai penerimaan). USGS
bertanggung jawab akan penyediaan pusat operasi-operasi misi 4 dan sistemsistem pengolahan
pada Stasiun Bumi (termasuk pengaripan dan jaringanjaringan data), demikian juga tim operasi-
operasi penerbangan.
6
Satelit Landsat 8 yang direncanakan mempunyai durasi misi selama 5 – 10 tahun ini,
delengkapi dua sensor yang merupakan hasil pengembangan dari sensor yang terdapat pada satelit-
satelit pada program Landsat sebelumnya. Kedua sensor ini adalah Sensor Operational Land
Manager (OLI) yang terdiri dari 9 band serta Sensor Thermal Infrared Sensors (TIRS) yang terdiri
dari 2 band.
Dibandingkan versi-versi sebelumnya, landsat 8 memiliki beberapa keunggulan khususnya
terkait spesifikasi band-band yang dimiliki maupun panjang rentang spektrum gelombang
elektromagnetik yang ditangkap. Sebagaimana telah diketahui, warna objek pada citra tersusun
atas 3 warna dasar, yaitu Red, Green dan Blue (RGB). Dengan makin banyaknya band sebagai
penyusun RGB komposit, maka warna-warna obyek menjadi lebih bervariasi.
7
Ada beberapa spesifikasi baru yang terpasang pada band landsat ini khususnyapada band
1, 9, 10, dan 11. Band 1 (ultra blue) dapat menangkap panjang gelombangelektromagnetik lebih
rendah dari pada band yang sama pada landsat 7, sehinggalebih sensitif terhadap perbedaan
reflektan air laut atau aerosol. Band ini ungguldalam membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer
dan mengidentifikasikarakteristik tampilan air laut pada kedalaman berbeda.
Deteksi terhadap awan cirrus juga lebih baik dengan dipasangnya kanal 9 padasensor OLI,
sedangkan band thermal (kanal 10 dan 11) sangat bermanfaat untukmendeteksi perbedaan suhu
permukaan bumi dengan resolusi spasial 100 m.Pemanfaatan sensor ini dapat membedakan bagian
permukaan bumi yang memilikisuhu lebih panas dibandingkan area sekitarnya. Pengujian telah
dilakukan untukmelihat tampilan kawah puncak gunung berapi, dimana kawah yang suhunya
lebihpanas, pada citra landsat 8 terlihat lebih terang dari pada area-area sekitarnya.
Sebelumnya kita mengenal tingkat keabuan (Digital Number-DN) pada citralandsat
berkisar antara 0-256. Dengan hadirnya landsat 8, nilai DN memiliki interval yang lebih panjang,
yaitu 0-4096. Kelebihan ini merupakan akibat dari peningkatan sensitifitas landsat dari yang
semula tiap piksel memiliki kuantifikasi 8 bit, sekarang telah ditingkatkan menjadi 12 bit. Tentu
saja peningkatan ini akan lebih membedakantampilan obyek-obyek di permukaan bumi sehingga
mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi. Tampilan citra pun menjadi lebih halus, baik pada
band multispectral maupun pankromatik.
Terkait resolusi spasial, landsat 8 memiliki kanal-kanal dengan resolusi tingkatmenengah,
setara dengan kanal-kanal pada landsat 5 dan 7. Umumnya kanal pada OLI memiliki resolusi 30
m, kecuali untuk pankromatik 15 m. Dengan demikian produkproduk citra yang dihasilkan oleh
landsat 5 dan 7 pada beberapa dekade masih relevan bagi studi data time series terhadap landsat 8.
2.3 Resolusi Spasial
“Resolusi adalah kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk membedakan informasi
yang secara spasial berdekatan atau secara spektral mempunyai kemiripan” (Swain dan Davis,
1978). Resolusi spasial adalah ukuran objek terkecil yang masih dapat disajikan dibedakan, dan
dikenali pada citra. Semakin kecil ukuran objek yang dapat direkam, semakin baik resolusi
spasialnya. Begitupun sebaliknya, semakin besar ukuran objek yang dapat direkam, semakin buruk
resolusi spasialnya.
8
Seorang Ilmuwan, Floyd F. Sabins dalam bukunya “Remote Sensing: Principles and
Interpretation” (1997) mendefinisikan resolusi spasial sebagai “kemampuan untuk membedakan
diantara jarak dua objek yang berdekatan pada citra” atau resolusi spasial dapat juga didefinisikan
sebagai tingkat kerincian/ kedetailan objek yang terekam pada citra. Resolusi ini dapat
digambarkan sebagai ukuran terkecil objek di muka bumi yang dapat dideteksi oleh sensor
penginderaan jauh. Objek terkecil ini disajikan dalam sebuah piksel. Piksel dalam bahasa Inggris
adalah pixel (picture element).
Setiap piksel diwakili oleh luas persegi empat pada citra dimana ini tergantung pada
kemampuan sensor untuk memisahkan (mendeteksi) objek yang berbeda ukurannya. Sebagai
contoh, sensor Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) pada satelit Landsat 7 memiliki resolusi
spasial maksimum 15 meter. Oleh karena itu, tiap-tiap piksel menunjukkan ukuran luas 15m X
15m, atau 225m2. Resolusi spasial lebih tinggi (luas piksel lebih kecil) artinya bahwa sensor dapat
melihat/mendeteksi objek yang lebih kecil dengan menjumlahkan seluruh piksel pada citra, maka
dapat dihitung luas liputan citra.
Ukuran piksel scanner (pemindai) dari pesawat terbang dan satelit ruang angkasa adalah
fungsi dari sensor (optics dan sampling rate) dan wahana (ketinggian dan kecepatan). Sebagai
9
contoh Landsat 7 ETM+ dengan ukuran piksel 30m x 30m yang setara dengan skala 1 : 100.000.
SPOT Pankromatik dengan ukuran piksel 10m x 10m yang setara dengan skala 1 : 25.000 dan
MODIS yang memiliki ukuran piksel 500m x 500m yanng setara dengan skala 1 : 1.000.000.
Semakin besar ukuran piksel (skala kecil) maka citra akan meliput arela yang luas (contoh :
MODIS), tetapi miskin akan detail kenampakan, sebaliknya semakin kecil ukuran (skala besar)
seperti Landsat, SPOT, IKONOS memberikan detail yang baik untuk objek khusus, tetapi tidak
menurunkan banyak data untuk diapakai pada penelitian yang luas.
2.4 Peta Vektor
Vektor adalah struktur data yang digunakan untuk menyimpan data spasial. Peta vektor
merupakan peta yang menampilkan informasi menggunakan garis, titik dan poligon sebagai
atributnya. Peta vektor sangat baik digunakan dalam merepresentasikan fitur-fitur jaringan jalan,
gedung, rel kereta dan letak koordinat. Peta jenis ini memiliki resolusi spasial yang tinggi serta
mudah dilakukan transformasi koordinat dan proyeksi.
2.5 Resampling (Definisi dan Jenis)
Interpolasi (kadang-kadang disebut resampling) adalah sebuah metode pencitraan untuk
meningkatkan (atau mengurangi) jumlah piksel dalam gambar digital. Beberapa kamera digital
menggunakan interpolasi untuk menghasilkan gambar yang lebih besar daripada sensor ditangkap
atau untuk membuat zoom digital. Interpolasi citra bekerja dalam dua arah, dan mencoba untuk
mencapai pendekatan yang terbaik dari sebuah piksel yang warna dan intensitas yang didasarkan
pada nilai-nilai di sekitar piksel
10
BAB III PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum koreksi geometric adalah sebagai
berikut :
1. Laptop / PC
2. Mouse
3. Software ENVI 5.1
4. Citra Landsat 8 Kabupaten Gresik
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum
Hari : Selasa
Tanggal : 03 Oktober 2017
Jam : 12.00-13.00
Tempat : Lab.Geospasial Teknik Geomatika, ITS
3.3 Petunjuk Praktikum
3.3.1 Pemotongan Area Peta Vektor
Pemotongan area peta vector menggunakan software ENVI 5.1, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Buka software ENVI classic
b. Buka peta vector dengan cara : File > Open Vector File > Pilih file vector anda > Open
11
c. Muncul jendela layer, kemudian : Pilih file vector layer > Load Selected
d. Peta Vektor Indonesia akan muncul pada jendela ENVI, kemudian pilih : Edit >
View/Edit/Query
e. Maka akan muncul layer kabupaten seluruh Indonesia, kali ini saya akan menggunakan
kabupaten gresik, maka : pilih vector kabupaten gresik > File > Save selected record to new layer
12
f. Akan muncul jendela penyimpanan file, kemudian : pilih tempat untuk penyimpanan vector >
ok.
g. Munculkan vector kabupaten gresik dengan cara : pilih file vector > Load selected
13
h. Buka data peta landsat, dengan cara : File > Open Image File > Pilih peta Landsat > Open
i. Pilih Band, dengan cara : Red menggunakan band 4 > Green menggunakan band 3 > Blue
menggunakan band 2 > Load RGB
j.Pada vector parameter pilih warna untuk perbatasan area vector > apply
14
k. Lakukan registrasi dengan cara : Map > Registration > Select GCP’s Image to Image
l. Akan muncul image to registration, pilih display dengan cara : Base Image pilih Display #1 >
Warp Image pilih Display #2 > ok.
15
m. Setelah dilakukan registration, selanjutnya akan muncul jendela untuk melakukan koreksi
geometric
n. Untuk menyelaraskan display 1 dan display 2, maka : klik kanan pada gambar display 2 >
Geographic Link
o. Lakukan On pada kedua display
p. Selanjutnya melakukan koreksi geometrik
16
3.3.2 Koreksi Geometrik
Koreksi geometric dilakukan dengan cara menentukan point pada garis-gars vector. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui koreksi RMS Error. Langkah-langkahnya ialah sebagai berikut :
a. Add point dilakukan pada jendela window dibawah ini
b. Add point dilakukan dengan zoom in hingga pixel terkecil.
c. Lakukan add point hingga 10 titik.
17
d. Akan muncul RMS Errornya
e. Save data dengan cara : File > Save GCPs to ASCII
f. Lakukan warp dengan cara : Options > Warp File
g.Pilih band yang akan di warp, yakni dimulai dari band 4
18
h. Pilih tempat penyimpanan
i. Maka band 4 telah ter-warp. Kemudian load band
19
j. Ulangi langkah g s/d i untuk melakukan warp pada band 3 dan 2. Hingga menghasilkan seperti
gambar dibawah ini
k. Pilih band, dengan cara : Red menggunakan band 4 > Green menggunakan band 3 > Blue
menggunakan band 2 > Load RGB
l. Lakukan registrasi lagi, dengan cara : Map > Registration > Select GCPs: Image to Image
20
m. Select image to register, dengan cara : Base Image pilih Display #1 > Warp Image pilih Display
#4 > ok.
n. Selanjutnya gunakan titik GCP yang telah disimpan, maka perlu dilakukan restore dengan cara:
File > Restore GCPs from ASCII > pilih file GCP > open
21
o. Maka titik GCP akan muncul pada peta.
p. Selanjutnya dilakukan proses warp kembali, dengan cara : Options > Warp file
q. Pilih band yang akan di warp, dimulai dari band 1
22
r. Pilih tempat penyimpanan
s. Maka band 1 telah ter-warp, kemudian Load Band
t. Ulangi langkah q s/d s untuk melakukan warp pada band 2 dan 3, hingga menemukan hasil
sebagai berikut :
23
u. Berikut adalah hasil GCP yang telah ter-registrasi
v. Berikut daftar band-band yang telah berhasil melalui proses registrasi
24
BAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Pemotongan Area Peta Vektor
Hasil dari pemotongan area pada peta vektor adalah sebuah peta vektor
yang mencakup daerah terpilih yang di overlay pada citra RGB, yakni Kabupaten Gresik, dimana
peta vektor yang sebelumnya mencakup luasan seluruh kabupaten di Indonesia dipotong melalui
proses sedemikian rupa sehingga diperoleh sebuah peta vektor kabupaten Gresik seperti gambar
di bawah.
4.2 Koreksi Geometrik
4.2.1 Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah sebuah citra Landsat 8 yang telah ter-registrasi, yakni
dengan menggunakan metode Image to Image, dimana peta yang dijadikan acuan atau base adalah
peta vektor yang di overlay pada citra RGB. Titik yang dibuat sebanyak 10 titik dengan hasil akhir
RMS Error sebesar 0.007070
Sedangkan daftar band dari citra Landsat 8 yang telah melalui proses registrasi adalah
sebagai berikut :
25
Dan hasil penentuan 15 titik GCP adalah sebagai berikut
4.2.2 Analisa
Daerah yang digunakan ialah Kabupaten Gresik, dengan jumlah titik pengukuran sebanyak
10 titik. RMS Error yang dihasilkan sebesar 0.007070, sehingga dapat dikatakan bahwa koreksi
geometrik (registrasi) ini berhasil atau citra dapat dilakukan proses pengolahan berikutnya . Dari
26
hasil nilai RMSE, dapat diketahui bahwa semakin presisi dalam menentukan titik maka nilai yang
dihasilkan oleh RMSE akan semakin kecil atau dapat dikatakan kesalahan yang dihasilkan
semakin mendekati 0.
27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ENVI 5.1 merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk berbagai
pengolahan citra, diantaranya adalah untuk pemotongan peta vektor dan proses registrasi.
Registrasi merupakan salah satu proses koreksi geometrik pada citra, dimana registrasi dilakukan
dengan tujuan untuk menghilangkan kesalahan geometrik pada citra akibat posisi dan faktor lain
dari pengambilan citra oleh satelit.
Citra Landsat 8 memiliki band sebanyak 11 buah. Adapun yang dipakai dalam proses
registrasi adalah semua band kecuali 2 buah band termal, yakni band 10 dan 11. Dalam melakukan
proses registrasi Image to Image, dibutuhkan satu peta atau citra yang telah terkoreksi, contohnya
adalah peta vektor hasil dari digitasi peta RBI. Proses registrasi menyebabkan adanya RMS Error,
hal ini muncul pada saat pemilihan Ground Control Point pada citra. RMS Error yang dihasilkan
harus bernilai kurang dari atau sama dengan satu (1), RMS Error ini menunjukkan bahwa nilai
besar kesalahan pada proses koreksi geometrik yang telah dilakukan dan kesalahan tersebut harus
≤ 1 piksel dalam citra tersebut, apabila RMS Error yang dihasilkan lebih dari 1 maka suatu citra
tidak dapat dilakukan pengolahan pada proses selanjutnya dan harus dilakukan koreksi geometrik
ulang.
28
DAFTAR PUSTAKA
Septiana, Egi. Info Geospasial. Tanggal Akses 04 Oktober 2017. http://www.info-
geospasial.com/2015/12/perlukah-koreksi-geometrik-citra.html
Muhajir, Ahmad. Koreksi Geometrik. Tanggal Akses 04 Oktober 2017.
https://belajargeomatika.wordpress.com/2011/06/14/koreksi-geometrik/
Sitanggang, Gokman. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan : Sistem Penginderaan Jauh Satelit
LDCM (Landsat-8). Tanggal Akses 04 Oktober 2017.
http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/1173/1051
Guntara, Ilham. Pengertian Resolusi Spasial dalam Sistem Penginderaan Jauh. Tanggal Akses 04
Oktober 2017. http://www.guntara.com/2013/03/pengertian-resolusi-spasial-
dalam.html
Hernan. Konsep Resolusi dalam Penginderaan Jauh. Tanggal Akses 04 Oktober 2017.
https://hernandeaff.wordpress.com/2016/02/29/konsep-resolusi-dalam-penginderaan-
jauh-spasial-spektral-radiometrik-temporal/
Denny. Data Vektor. Tanggal Akses 04 Oktober 2017.
https://dennycharter.wordpress.com/2008/05/05/data-vektor/
Denny. Membedakan Peta Vektor dan Peta Raster. Tanggal Akses 04 Oktober 2017.
https://dennycharter.wordpress.com/2008/05/19/membedakan-peta-vektor-dan-peta-
raster/
Sensuke. Interpolasi. Tanggal Akses 04 Oktober 2017.
https://senosuke.wordpress.com/2009/12/22/interpolasi/

More Related Content

What's hot

Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiLuhur Moekti Prayogo
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petafahmi fadilla
 
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitSistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitRetno Pratiwi
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisEgi Septiana
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingMgs Zulfikar Rasyidi
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Edho Wiranata
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
 
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)afifsalim12
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)afifsalim12
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 

What's hot (20)

Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
 
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
LAYOUT PADA ARCGIS 10.0
 
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
Laporan koreksi geometri citra satelit landsatLaporan koreksi geometri citra satelit landsat
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitSistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
 
komposit warna
komposit warnakomposit warna
komposit warna
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
 
pci geomatica
pci geomaticapci geomatica
pci geomatica
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
 
Metadata Dalam GIS
Metadata Dalam GISMetadata Dalam GIS
Metadata Dalam GIS
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
 
CITRA SRTM
CITRA SRTM CITRA SRTM
CITRA SRTM
 
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
 
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISTiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGIS
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
 

Similar to Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8

Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Mega Yasma Adha
 
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2Ivul Varel Fu
 
Koreksi Geometrik Citra Satelit Menggunakan Software Bilko
Koreksi Geometrik Citra Satelit Menggunakan Software BilkoKoreksi Geometrik Citra Satelit Menggunakan Software Bilko
Koreksi Geometrik Citra Satelit Menggunakan Software BilkoRani Fitri Febriyanti
 
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanPenginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanWachidatin N C
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdf
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdfPengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdf
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdfZukét Printing
 
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docx
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docxPengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docx
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docxZukét Printing
 
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...Teguh Budiman
 
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...bramantiyo marjuki
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Softwarebramantiyo marjuki
 
Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 iankurniawan019
 
Makalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbiMakalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbifebrina11
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqqAgus Supriyanto
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorWahyuHafid
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Luhur Moekti Prayogo
 
Modul arc gis tingkat dasar
Modul arc gis tingkat dasarModul arc gis tingkat dasar
Modul arc gis tingkat dasardanasmara
 

Similar to Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8 (20)

Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
 
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kak tim gps
 
Koreksi Geometrik Citra Satelit Menggunakan Software Bilko
Koreksi Geometrik Citra Satelit Menggunakan Software BilkoKoreksi Geometrik Citra Satelit Menggunakan Software Bilko
Koreksi Geometrik Citra Satelit Menggunakan Software Bilko
 
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanPenginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdf
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdfPengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdf
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdf
 
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docx
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docxPengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docx
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docx
 
Metode peta
Metode petaMetode peta
Metode peta
 
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
 
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
 
3512100004
35121000043512100004
3512100004
 
Paper satelit
Paper satelitPaper satelit
Paper satelit
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
 
Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020
 
Makalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbiMakalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbi
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyor
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
 
Modul arc gis tingkat dasar
Modul arc gis tingkat dasarModul arc gis tingkat dasar
Modul arc gis tingkat dasar
 

More from Wachidatin N C

Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangWachidatin N C
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganWachidatin N C
 
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiPertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiWachidatin N C
 
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiPertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiWachidatin N C
 
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas AdministrasiIIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas AdministrasiWachidatin N C
 
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran AirIIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran AirWachidatin N C
 
IIG : Kebijakan Satu Peta
IIG : Kebijakan Satu PetaIIG : Kebijakan Satu Peta
IIG : Kebijakan Satu PetaWachidatin N C
 
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASSSIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASSWachidatin N C
 
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak TerseliaPenginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak TerseliaWachidatin N C
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Toponimi : Analisa Pulau Selaru
Toponimi : Analisa Pulau SelaruToponimi : Analisa Pulau Selaru
Toponimi : Analisa Pulau SelaruWachidatin N C
 
Toponimi Sentra Ikan Bulak
Toponimi Sentra Ikan BulakToponimi Sentra Ikan Bulak
Toponimi Sentra Ikan BulakWachidatin N C
 

More from Wachidatin N C (13)

Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
 
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiPertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
 
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiPertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
 
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas AdministrasiIIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
 
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran AirIIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
 
IIG : Kebijakan Satu Peta
IIG : Kebijakan Satu PetaIIG : Kebijakan Satu Peta
IIG : Kebijakan Satu Peta
 
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASSSIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
 
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak TerseliaPenginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Toponimi : Analisa Pulau Selaru
Toponimi : Analisa Pulau SelaruToponimi : Analisa Pulau Selaru
Toponimi : Analisa Pulau Selaru
 
Toponimi Sentra Ikan Bulak
Toponimi Sentra Ikan BulakToponimi Sentra Ikan Bulak
Toponimi Sentra Ikan Bulak
 
Green cars
Green carsGreen cars
Green cars
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KOREKSI GEOMETRIK PADA CITRA LANDSAT 8 MEMNGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ENVI 5.1 PENGINDERAN JAUH KELAS B WACHIDATIN NC 3515100067 Teknik Geomatika – FTSLK – ITS. OCTOBER 6, 2017
  • 2. 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Penginderaan Jauh “Koreksi Geometrik” ini dengan baik. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Lalu Muhamad Jaelani ST., MSc., PhD., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Penginderaan Jauh 2. Cherie Bekti Pribadi, S.T., M.T., selaku Dosen Responsi Mata Kuliah Penginderaan Jauh 3. Serta pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam menyelasikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen responsi mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang. Laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wawasan yang dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Surabaya, 04 Oktober 2017 Penulis
  • 3. 2 DAFAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................... 1 DAFAR ISI .................................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3 1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 4 2.1 Koreksi Geometrik (Registrasi) ............................................................................................ 4 2.2 Landsat 8 ............................................................................................................................... 5 2.3 Resolusi Spasial..................................................................................................................... 7 2.4 Peta Vektor............................................................................................................................ 9 2.5 Resampling (Definisi dan Jenis) ........................................................................................... 9 BAB III PELAKSANAAN ......................................................................................................... 10 3.1 Alat dan Bahan.................................................................................................................... 10 3.2 Tempat dan Waktu Praktikum............................................................................................. 10 3.3 Petunjuk Praktikum............................................................................................................. 10 3.3.1 Pemotongan Area Peta Vektor ..................................................................................... 10 3.3.2 Koreksi Geometrik ....................................................................................................... 16 BAB IV HASIL DAN ANALISA............................................................................................... 24 4.1 Pemotongan Area Peta Vektor ............................................................................................ 24 4.2 Koreksi Geometrik.............................................................................................................. 24 4.2.1 Hasil.............................................................................................................................. 24 4.2.2 Analisa.......................................................................................................................... 25 BAB V PENUTUP....................................................................................................................... 27 5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 28
  • 4. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geomatika merupakan salah satu bidang keilmuan yang difokuskan pada pemetaan. Berbagai macam teknik digunakan untuk menghasilkan peta suatu daerah yang dikehendaki Penginderaan Jauh adalah salah satu dari sekian banyak bidang yang dipelajari pada program studi Teknik Geomatika. Penginderaan Jauh merupakan pemanfaatan dari radiasi gelombang elektromagnetik untuk memperoleh informasi tentang laut, tanah dan atmosfer tanpa melakukan kontak fisik secara langsung dengan objek, permukaan atau fenomena yang sedang diamati. Tidak hanya menyoroti proses pengambilan data, Penginderaan Jauh juga meliputi proses pengolahan data berupa image atau citra yang dihasilkan dari satelit. Pengolahan data satelit tersebut dilakukan berdasarkan kepentingan atau tujuan dari citra itu sendiri, tentunya pengolahan ini juga melewati proses koreksi geometrik, georeferensi, serta rektifikasi. Sebuah citra harus melalui sebuah proses yang disebut sebagai registrasi atau koreksi geometric agar nantinya dapat digunakan. Koreksi geometrik merupakan sebuah proses pengolahan citra agar menjadi sebuah citra yang benar atau bebas dari kesalahan. Sehingga citra tersebut dapat dinyatakan sebagai citra yang akurat dan sesuai dengan aturan-aturan dalam penginderaan jauh. Pada dasarnya, tujuan dari pengolahan data hasil penginderaan jauh adalah untuk menyajikan data yang akurat, minimalisasi kesalahan, serta penyajian data yang sesuai dengan maksud dan tujuan pengguna. ENVI 5.1 merupakan salah satu software pengolahan data hasil penginderaan jauh yang sederhana dan mudah digunakan. Selain sebagai pengolah data hasil satelit, ENVI juga dapat digunakan dalam analisis hasil pencitraan. 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari praktikum koreksi geometric ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan software ENVI 5.1 sebagai pegolahan data citra satelit 2. Mahasiswa memahami band-band sebagai penyusun citra 3. Mahasiswa memahami konsep koreksi geometrik 4. Mahasiswa mampu melakukan koreksi geometrik menggunakan software ENVI 5.1
  • 5. 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Koreksi Geometrik (Registrasi) Koreksi Geometrik merupakan proses menyesuaikan koordinat pixel pada citra dengan koordinat bumi dalam bidang datar. Citra pengindraan jauh hasil perekaman sensor pada satelit maupun pesawat terbang merupakan representasi dari bentuk permukaan bumi yang tidak beraturan. Meskipun kelihatannya merupakan daerah yang datar, tetapi area yang direkam sesungguhnya mengandung kesalahan (distorsi) yang diakibatkan oleh pengaruh kelengkungan bumi dan atau oleh sensor itu sendiri. Sehingga diperlukan proses koreksi geometrik untuk memperbaikinya. Kesalahan Geometrik terdiri dari dua macam :  Kesalahan sistematis Hal ini disebabkan karena kesalahan pada sensor. Untuk memperbaikinya diperlukan informasi sensor dan data ephemeris saat perekaman.  Kesalahan acak Biasanya disebabkan oleh efek rotasi bumi serta orbit dan perilaku satelit. Untuk memperbaikinya diperlukan titik kontrol tanah (GCP) untuk menyesuaikan koordinat pixel dari citra dengan objek yang sama di bumi dalam bidang datar, Proses ini sering disebut Rectifikasi. Sebelum citra dilepas untuk umum, kesalahan sistematis biasanya sudah dikoreksi terlebih dahulu. Adapun prosedur dan metode koreksi geometrik ialah :  Kesalahan sistematik: 1. Kesalahan yang diperkirakan sebelumnya :gerak rotasi bumi, kelengkungan permukaan Bumi. 2. Besar kesalahan konstan. 3. Dikoreksi dengan metode sistematik, yaitu metode untuk menghilangkan mengurangi atau mengeliminir kesalahan geometrik sistematik dengan model matematika yang sesuai kesalahannya.  Metode Koreksi Sistematik: 1. Bersifat konstan. 2. Menerapkan rumus yang diturunkan dari model matematik atas sumber distorsi atau menggunakan data referensi geometrik yg diukur dari distorsi sensor, misal geometri lensa kamera diberikan dengan kalibrasi panjang fokus, koordinat fiducial mark dapat digunakan persamaan colinearitas. 3. Koreksi tangen scanner mekanis optis dengan sistem koreksi.  Metode Koreksi Non-Sistematik:
  • 6. 5 1. Koreksi distorsi acak. 2. Menerapkan rumus polynomial dari sistem koordinat geografis ke koordinat citra yg ditentukan dengan GCP. 3. Proses koreksi dengan meletakkan sejumlah titik ikat medan yg ditempatkan sesuai dengan koordinat citra (lajur, baris) dan koordinat peta (lintang, bujur). 4. Nilai koordinat digunakan untuk analisis kuadrat terkecil guna menentukan koefisien untuk persamaan transformasi yangg menghubungkan koordinat citra dan koordinat geografis. 5. Akurasi tinggi pada orde polinomial, jumlah dan distribusi GCP.  Prosedur Koreksi Geometrik 1. Memilih metode, dilakukan setelah mengetahui distorsi geometrik dan tersedianya data referensi. 2. Penentuan parameter, menggunakan parameter kalibrasi atau titik kontrol tanah. 3. Cek akurasi dilakukan dengan verifikasi atau validasi. 4. Interpolasi dan resampling untuk mendapatkan citra geocoded yg akurat. 2.2 Landsat 8 Pada bulan April 2008, NASA memilih General Dynamics Advanced Information Systems, Inc. untuk membangun satelit LDCM (Landsat data Continuity Mission). Setelah meluncur di orbitnya, satelit tersebut akan dinamakan sebagai Landsat-8. Satelit LDCM (Landsat- 8) adalah misi kerjasama antara NASA dan USGS (U.S. Geological Survey) dengan pembagian tanggung jawab masing-masing. NASA bertanggung jawab akan penyediaan satelit LDCM (Landsat-8), instrumeninstrumen, pesawat peluncur, dan elemen- elemen operasi misi SistemStasiun Bumi. NASA juga akan mengelola fase awal peluncuran sampai dengan kondisi satelit beropersi di orbitnya pada ruas antariksa (dari peluncuran sampai penerimaan). USGS bertanggung jawab akan penyediaan pusat operasi-operasi misi 4 dan sistemsistem pengolahan pada Stasiun Bumi (termasuk pengaripan dan jaringanjaringan data), demikian juga tim operasi- operasi penerbangan.
  • 7. 6 Satelit Landsat 8 yang direncanakan mempunyai durasi misi selama 5 – 10 tahun ini, delengkapi dua sensor yang merupakan hasil pengembangan dari sensor yang terdapat pada satelit- satelit pada program Landsat sebelumnya. Kedua sensor ini adalah Sensor Operational Land Manager (OLI) yang terdiri dari 9 band serta Sensor Thermal Infrared Sensors (TIRS) yang terdiri dari 2 band. Dibandingkan versi-versi sebelumnya, landsat 8 memiliki beberapa keunggulan khususnya terkait spesifikasi band-band yang dimiliki maupun panjang rentang spektrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap. Sebagaimana telah diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar, yaitu Red, Green dan Blue (RGB). Dengan makin banyaknya band sebagai penyusun RGB komposit, maka warna-warna obyek menjadi lebih bervariasi.
  • 8. 7 Ada beberapa spesifikasi baru yang terpasang pada band landsat ini khususnyapada band 1, 9, 10, dan 11. Band 1 (ultra blue) dapat menangkap panjang gelombangelektromagnetik lebih rendah dari pada band yang sama pada landsat 7, sehinggalebih sensitif terhadap perbedaan reflektan air laut atau aerosol. Band ini ungguldalam membedakan konsentrasi aerosol di atmosfer dan mengidentifikasikarakteristik tampilan air laut pada kedalaman berbeda. Deteksi terhadap awan cirrus juga lebih baik dengan dipasangnya kanal 9 padasensor OLI, sedangkan band thermal (kanal 10 dan 11) sangat bermanfaat untukmendeteksi perbedaan suhu permukaan bumi dengan resolusi spasial 100 m.Pemanfaatan sensor ini dapat membedakan bagian permukaan bumi yang memilikisuhu lebih panas dibandingkan area sekitarnya. Pengujian telah dilakukan untukmelihat tampilan kawah puncak gunung berapi, dimana kawah yang suhunya lebihpanas, pada citra landsat 8 terlihat lebih terang dari pada area-area sekitarnya. Sebelumnya kita mengenal tingkat keabuan (Digital Number-DN) pada citralandsat berkisar antara 0-256. Dengan hadirnya landsat 8, nilai DN memiliki interval yang lebih panjang, yaitu 0-4096. Kelebihan ini merupakan akibat dari peningkatan sensitifitas landsat dari yang semula tiap piksel memiliki kuantifikasi 8 bit, sekarang telah ditingkatkan menjadi 12 bit. Tentu saja peningkatan ini akan lebih membedakantampilan obyek-obyek di permukaan bumi sehingga mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi. Tampilan citra pun menjadi lebih halus, baik pada band multispectral maupun pankromatik. Terkait resolusi spasial, landsat 8 memiliki kanal-kanal dengan resolusi tingkatmenengah, setara dengan kanal-kanal pada landsat 5 dan 7. Umumnya kanal pada OLI memiliki resolusi 30 m, kecuali untuk pankromatik 15 m. Dengan demikian produkproduk citra yang dihasilkan oleh landsat 5 dan 7 pada beberapa dekade masih relevan bagi studi data time series terhadap landsat 8. 2.3 Resolusi Spasial “Resolusi adalah kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spektral mempunyai kemiripan” (Swain dan Davis, 1978). Resolusi spasial adalah ukuran objek terkecil yang masih dapat disajikan dibedakan, dan dikenali pada citra. Semakin kecil ukuran objek yang dapat direkam, semakin baik resolusi spasialnya. Begitupun sebaliknya, semakin besar ukuran objek yang dapat direkam, semakin buruk resolusi spasialnya.
  • 9. 8 Seorang Ilmuwan, Floyd F. Sabins dalam bukunya “Remote Sensing: Principles and Interpretation” (1997) mendefinisikan resolusi spasial sebagai “kemampuan untuk membedakan diantara jarak dua objek yang berdekatan pada citra” atau resolusi spasial dapat juga didefinisikan sebagai tingkat kerincian/ kedetailan objek yang terekam pada citra. Resolusi ini dapat digambarkan sebagai ukuran terkecil objek di muka bumi yang dapat dideteksi oleh sensor penginderaan jauh. Objek terkecil ini disajikan dalam sebuah piksel. Piksel dalam bahasa Inggris adalah pixel (picture element). Setiap piksel diwakili oleh luas persegi empat pada citra dimana ini tergantung pada kemampuan sensor untuk memisahkan (mendeteksi) objek yang berbeda ukurannya. Sebagai contoh, sensor Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) pada satelit Landsat 7 memiliki resolusi spasial maksimum 15 meter. Oleh karena itu, tiap-tiap piksel menunjukkan ukuran luas 15m X 15m, atau 225m2. Resolusi spasial lebih tinggi (luas piksel lebih kecil) artinya bahwa sensor dapat melihat/mendeteksi objek yang lebih kecil dengan menjumlahkan seluruh piksel pada citra, maka dapat dihitung luas liputan citra. Ukuran piksel scanner (pemindai) dari pesawat terbang dan satelit ruang angkasa adalah fungsi dari sensor (optics dan sampling rate) dan wahana (ketinggian dan kecepatan). Sebagai
  • 10. 9 contoh Landsat 7 ETM+ dengan ukuran piksel 30m x 30m yang setara dengan skala 1 : 100.000. SPOT Pankromatik dengan ukuran piksel 10m x 10m yang setara dengan skala 1 : 25.000 dan MODIS yang memiliki ukuran piksel 500m x 500m yanng setara dengan skala 1 : 1.000.000. Semakin besar ukuran piksel (skala kecil) maka citra akan meliput arela yang luas (contoh : MODIS), tetapi miskin akan detail kenampakan, sebaliknya semakin kecil ukuran (skala besar) seperti Landsat, SPOT, IKONOS memberikan detail yang baik untuk objek khusus, tetapi tidak menurunkan banyak data untuk diapakai pada penelitian yang luas. 2.4 Peta Vektor Vektor adalah struktur data yang digunakan untuk menyimpan data spasial. Peta vektor merupakan peta yang menampilkan informasi menggunakan garis, titik dan poligon sebagai atributnya. Peta vektor sangat baik digunakan dalam merepresentasikan fitur-fitur jaringan jalan, gedung, rel kereta dan letak koordinat. Peta jenis ini memiliki resolusi spasial yang tinggi serta mudah dilakukan transformasi koordinat dan proyeksi. 2.5 Resampling (Definisi dan Jenis) Interpolasi (kadang-kadang disebut resampling) adalah sebuah metode pencitraan untuk meningkatkan (atau mengurangi) jumlah piksel dalam gambar digital. Beberapa kamera digital menggunakan interpolasi untuk menghasilkan gambar yang lebih besar daripada sensor ditangkap atau untuk membuat zoom digital. Interpolasi citra bekerja dalam dua arah, dan mencoba untuk mencapai pendekatan yang terbaik dari sebuah piksel yang warna dan intensitas yang didasarkan pada nilai-nilai di sekitar piksel
  • 11. 10 BAB III PELAKSANAAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum koreksi geometric adalah sebagai berikut : 1. Laptop / PC 2. Mouse 3. Software ENVI 5.1 4. Citra Landsat 8 Kabupaten Gresik 3.2 Tempat dan Waktu Praktikum Hari : Selasa Tanggal : 03 Oktober 2017 Jam : 12.00-13.00 Tempat : Lab.Geospasial Teknik Geomatika, ITS 3.3 Petunjuk Praktikum 3.3.1 Pemotongan Area Peta Vektor Pemotongan area peta vector menggunakan software ENVI 5.1, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Buka software ENVI classic b. Buka peta vector dengan cara : File > Open Vector File > Pilih file vector anda > Open
  • 12. 11 c. Muncul jendela layer, kemudian : Pilih file vector layer > Load Selected d. Peta Vektor Indonesia akan muncul pada jendela ENVI, kemudian pilih : Edit > View/Edit/Query e. Maka akan muncul layer kabupaten seluruh Indonesia, kali ini saya akan menggunakan kabupaten gresik, maka : pilih vector kabupaten gresik > File > Save selected record to new layer
  • 13. 12 f. Akan muncul jendela penyimpanan file, kemudian : pilih tempat untuk penyimpanan vector > ok. g. Munculkan vector kabupaten gresik dengan cara : pilih file vector > Load selected
  • 14. 13 h. Buka data peta landsat, dengan cara : File > Open Image File > Pilih peta Landsat > Open i. Pilih Band, dengan cara : Red menggunakan band 4 > Green menggunakan band 3 > Blue menggunakan band 2 > Load RGB j.Pada vector parameter pilih warna untuk perbatasan area vector > apply
  • 15. 14 k. Lakukan registrasi dengan cara : Map > Registration > Select GCP’s Image to Image l. Akan muncul image to registration, pilih display dengan cara : Base Image pilih Display #1 > Warp Image pilih Display #2 > ok.
  • 16. 15 m. Setelah dilakukan registration, selanjutnya akan muncul jendela untuk melakukan koreksi geometric n. Untuk menyelaraskan display 1 dan display 2, maka : klik kanan pada gambar display 2 > Geographic Link o. Lakukan On pada kedua display p. Selanjutnya melakukan koreksi geometrik
  • 17. 16 3.3.2 Koreksi Geometrik Koreksi geometric dilakukan dengan cara menentukan point pada garis-gars vector. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui koreksi RMS Error. Langkah-langkahnya ialah sebagai berikut : a. Add point dilakukan pada jendela window dibawah ini b. Add point dilakukan dengan zoom in hingga pixel terkecil. c. Lakukan add point hingga 10 titik.
  • 18. 17 d. Akan muncul RMS Errornya e. Save data dengan cara : File > Save GCPs to ASCII f. Lakukan warp dengan cara : Options > Warp File g.Pilih band yang akan di warp, yakni dimulai dari band 4
  • 19. 18 h. Pilih tempat penyimpanan i. Maka band 4 telah ter-warp. Kemudian load band
  • 20. 19 j. Ulangi langkah g s/d i untuk melakukan warp pada band 3 dan 2. Hingga menghasilkan seperti gambar dibawah ini k. Pilih band, dengan cara : Red menggunakan band 4 > Green menggunakan band 3 > Blue menggunakan band 2 > Load RGB l. Lakukan registrasi lagi, dengan cara : Map > Registration > Select GCPs: Image to Image
  • 21. 20 m. Select image to register, dengan cara : Base Image pilih Display #1 > Warp Image pilih Display #4 > ok. n. Selanjutnya gunakan titik GCP yang telah disimpan, maka perlu dilakukan restore dengan cara: File > Restore GCPs from ASCII > pilih file GCP > open
  • 22. 21 o. Maka titik GCP akan muncul pada peta. p. Selanjutnya dilakukan proses warp kembali, dengan cara : Options > Warp file q. Pilih band yang akan di warp, dimulai dari band 1
  • 23. 22 r. Pilih tempat penyimpanan s. Maka band 1 telah ter-warp, kemudian Load Band t. Ulangi langkah q s/d s untuk melakukan warp pada band 2 dan 3, hingga menemukan hasil sebagai berikut :
  • 24. 23 u. Berikut adalah hasil GCP yang telah ter-registrasi v. Berikut daftar band-band yang telah berhasil melalui proses registrasi
  • 25. 24 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Pemotongan Area Peta Vektor Hasil dari pemotongan area pada peta vektor adalah sebuah peta vektor yang mencakup daerah terpilih yang di overlay pada citra RGB, yakni Kabupaten Gresik, dimana peta vektor yang sebelumnya mencakup luasan seluruh kabupaten di Indonesia dipotong melalui proses sedemikian rupa sehingga diperoleh sebuah peta vektor kabupaten Gresik seperti gambar di bawah. 4.2 Koreksi Geometrik 4.2.1 Hasil Hasil dari praktikum kali ini adalah sebuah citra Landsat 8 yang telah ter-registrasi, yakni dengan menggunakan metode Image to Image, dimana peta yang dijadikan acuan atau base adalah peta vektor yang di overlay pada citra RGB. Titik yang dibuat sebanyak 10 titik dengan hasil akhir RMS Error sebesar 0.007070 Sedangkan daftar band dari citra Landsat 8 yang telah melalui proses registrasi adalah sebagai berikut :
  • 26. 25 Dan hasil penentuan 15 titik GCP adalah sebagai berikut 4.2.2 Analisa Daerah yang digunakan ialah Kabupaten Gresik, dengan jumlah titik pengukuran sebanyak 10 titik. RMS Error yang dihasilkan sebesar 0.007070, sehingga dapat dikatakan bahwa koreksi geometrik (registrasi) ini berhasil atau citra dapat dilakukan proses pengolahan berikutnya . Dari
  • 27. 26 hasil nilai RMSE, dapat diketahui bahwa semakin presisi dalam menentukan titik maka nilai yang dihasilkan oleh RMSE akan semakin kecil atau dapat dikatakan kesalahan yang dihasilkan semakin mendekati 0.
  • 28. 27 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ENVI 5.1 merupakan salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk berbagai pengolahan citra, diantaranya adalah untuk pemotongan peta vektor dan proses registrasi. Registrasi merupakan salah satu proses koreksi geometrik pada citra, dimana registrasi dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kesalahan geometrik pada citra akibat posisi dan faktor lain dari pengambilan citra oleh satelit. Citra Landsat 8 memiliki band sebanyak 11 buah. Adapun yang dipakai dalam proses registrasi adalah semua band kecuali 2 buah band termal, yakni band 10 dan 11. Dalam melakukan proses registrasi Image to Image, dibutuhkan satu peta atau citra yang telah terkoreksi, contohnya adalah peta vektor hasil dari digitasi peta RBI. Proses registrasi menyebabkan adanya RMS Error, hal ini muncul pada saat pemilihan Ground Control Point pada citra. RMS Error yang dihasilkan harus bernilai kurang dari atau sama dengan satu (1), RMS Error ini menunjukkan bahwa nilai besar kesalahan pada proses koreksi geometrik yang telah dilakukan dan kesalahan tersebut harus ≤ 1 piksel dalam citra tersebut, apabila RMS Error yang dihasilkan lebih dari 1 maka suatu citra tidak dapat dilakukan pengolahan pada proses selanjutnya dan harus dilakukan koreksi geometrik ulang.
  • 29. 28 DAFTAR PUSTAKA Septiana, Egi. Info Geospasial. Tanggal Akses 04 Oktober 2017. http://www.info- geospasial.com/2015/12/perlukah-koreksi-geometrik-citra.html Muhajir, Ahmad. Koreksi Geometrik. Tanggal Akses 04 Oktober 2017. https://belajargeomatika.wordpress.com/2011/06/14/koreksi-geometrik/ Sitanggang, Gokman. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan : Sistem Penginderaan Jauh Satelit LDCM (Landsat-8). Tanggal Akses 04 Oktober 2017. http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/1173/1051 Guntara, Ilham. Pengertian Resolusi Spasial dalam Sistem Penginderaan Jauh. Tanggal Akses 04 Oktober 2017. http://www.guntara.com/2013/03/pengertian-resolusi-spasial- dalam.html Hernan. Konsep Resolusi dalam Penginderaan Jauh. Tanggal Akses 04 Oktober 2017. https://hernandeaff.wordpress.com/2016/02/29/konsep-resolusi-dalam-penginderaan- jauh-spasial-spektral-radiometrik-temporal/ Denny. Data Vektor. Tanggal Akses 04 Oktober 2017. https://dennycharter.wordpress.com/2008/05/05/data-vektor/ Denny. Membedakan Peta Vektor dan Peta Raster. Tanggal Akses 04 Oktober 2017. https://dennycharter.wordpress.com/2008/05/19/membedakan-peta-vektor-dan-peta- raster/ Sensuke. Interpolasi. Tanggal Akses 04 Oktober 2017. https://senosuke.wordpress.com/2009/12/22/interpolasi/