SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN
.
Program pembelajaran disusun dalam bentuk 1 modul. Modul ini terdiri
dari 2 bagian yaitu Petunjuk Umum dan Kegiatan Belajar. Kegiatan belajar terdiri
dari : kegiatan belajar 1-4, topic, tujuan umum pembelajaran, tujuan khusus
pembelajaran, uraian dan contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, unpan balik dan
tindak lanjut, referensi dan kunci jawaban. Setiap kegiatan belajar di tulis
kompetensi dan sub kompetensi, diuraukan petunjuk belajar, kegiatan dan latihan
yang akan dilakukan, dan dilengkapi dengan rangkuman . Setelah semua kegiatan
dilakukan dan rangkuman telah dibaca, maka mahasiswa dapat mengerjakan tes
formatif yang telah disediakan. Mahasiswa harus mengikuti urutan kegiatan yang
harus dilakukan. Setelah tes formatif selesai dikerjakan mahasiswa, pekerjaan
diperiksa sendiri dengan menggunakan kunci jawaban. Jika memenuhi syarat maka
mahasiswa dapat pindah ke kegiatan belajar lain, jika tidak maka mahasiswa
mengulangi lagi bagian-bagian yang belum dikuasai.
KEGIATAN BELAJAR
‫ة‬ٍ ‫أ‬‫و‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬ْ‫َو‬‫ر‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬ِ‫ر‬ ‫ة‬ٍ ‫أ‬ ‫ن‬َّ‫ة‬‫ج‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬ِ‫ر‬ ‫ث‬َ‫ٍة‬‫م‬َ‫ٍة‬ ‫ك‬َ‫ٍة‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫ه‬ِ‫ر‬ ‫س‬ِ‫ر‬ ‫ف‬ُ‫س‬‫أفن‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬ْ‫َو‬ ‫م‬ِّ ‫ا‬ً ‫بتيت‬ِ‫ر‬‫ث‬ْ‫َو‬‫ت‬َ‫ٍة‬‫و‬َ‫ٍة‬ ‫لل‬ِّ ‫ا‬ ‫ت‬ِ‫ر‬ ‫ضا‬َ‫ٍة‬ ‫ر‬ْ‫َو‬ ‫م‬َ‫ٍة‬ ‫غاء‬َ‫ٍة‬ ‫ت‬ِ‫ر‬‫ب‬ْ‫َو‬‫ا‬ ‫م‬ُ‫س‬‫ه‬ُ‫س‬ ‫ل‬َ‫ٍة‬‫ا‬‫و‬َ‫ٍة‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫أ‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬َ‫ٍة‬ ‫قو‬ُ‫س‬‫ف‬ِ‫ر‬‫ين‬ُ‫س‬ ‫ن‬َ‫ٍة‬ ‫ذي‬ِ‫ر‬‫ل‬َّ‫ة‬‫ا‬ ‫ل‬ُ‫س‬ ‫ث‬َ‫ٍة‬‫م‬َ‫ٍة‬ ‫و‬َ‫ٍة‬
﴿ ‫ر‬ٌ  ‫صتي‬ِ‫ر‬ ‫ب‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬َ‫ٍة‬ ‫لو‬ُ‫س‬‫م‬َ‫ٍة‬ ‫ع‬ْ‫َو‬ ‫ت‬َ‫ٍة‬ ‫ما‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬ِ‫ر‬ ‫لل‬ّ‫ُه‬ ‫وا‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬ٌّ  ‫ط‬َ‫ٍة‬ ‫ف‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬ٌ  ‫ب‬ِ‫ر‬‫وا‬َ‫ٍة‬ ‫ها‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬ْ‫َو‬‫ص‬ِ‫ر‬ ‫ي‬ُ‫س‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫ل‬َّ‫ة‬ ‫إن‬ِ‫ر‬‫ف‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬ِ‫ر‬ ‫تي‬ْ‫فَو‬َ‫ٍة‬‫ع‬ْ‫َو‬ ‫ض‬ِ‫ر‬ ‫ها‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬َ‫ٍة‬‫ك‬ُ‫س‬ ‫أ‬ُ‫س‬ ‫ت‬ْ‫َو‬ ‫ت‬َ‫ٍة‬‫فتآ‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬ٌ  ‫ب‬ِ‫ر‬‫وا‬َ‫ٍة‬ ‫ها‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬َ‫ٍة‬‫صا‬َ‫ٍة‬ ‫أ‬َ‫ٍة‬
٢٦٥﴾
265. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena
mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun
yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka
hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat
‫م‬ْ‫َو‬ ‫ك‬ُ‫س‬ ‫ييا‬َ‫ٍة‬‫طا‬َ‫ٍة‬ ‫خ‬َ‫ٍة‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫كي‬ُ‫س‬ ‫ل‬َ‫ٍة‬ ‫ر‬ْ‫َو‬ ‫في‬ِ‫ر‬‫غ‬ْ‫َو‬ ‫فن‬َّ‫ة‬ ‫ة‬ٌ ‫طي‬َّ‫ة‬ ‫ح‬ِ‫ر‬ ‫ا‬ْ‫َو‬‫و‬‫لي‬ُ‫س‬‫قو‬ُ‫س‬‫و‬َ‫ٍة‬ ‫ا‬ً ‫جًاد‬َّ‫ة‬ ‫سي‬ُ‫س‬ ‫ب‬َ‫ٍة‬ ‫بيا‬َ‫ٍة‬‫ل‬ْ‫َو‬‫ا‬ ‫ا‬ْ‫َو‬‫و‬‫لي‬ُ‫س‬‫خ‬ُ‫س‬ ‫د‬ْ‫َو‬ ‫وا‬َ‫ٍة‬ ‫ا‬ً ‫غًاد‬َ‫ٍة‬ ‫ر‬َ‫ٍة‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫ت‬ُ‫س‬‫ئ‬ْ‫َو‬‫ش‬ِ‫ر‬ ‫ث‬ُ‫س‬ ‫تي‬ْ‫حَو‬َ‫ٍة‬ ‫ها‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬ْ‫َو‬‫م‬ِ‫ر‬ ‫ا‬ْ‫َو‬‫و‬‫ل‬ُ‫س‬‫ك‬ُ‫س‬ ‫ف‬َ‫ٍة‬ ‫ة‬َ‫ٍة‬ ‫ي‬َ‫ٍة‬‫ر‬ْ‫َو‬ ‫ق‬َ‫ٍة‬‫ل‬ْ‫َو‬‫ا‬ ‫ه‬ِ‫ر‬‫ذ‬ِ‫ر‬‫هي‬َ‫ٍة‬ ‫ا‬ْ‫َو‬‫و‬‫ل‬ُ‫س‬‫خ‬ُ‫س‬ ‫د‬ْ‫َو‬ ‫ا‬ ‫نا‬َ‫ٍة‬‫ل‬ْ‫َو‬‫ق‬ُ‫س‬ ‫ذ‬ْ‫َو‬ ‫إ‬ِ‫ر‬‫و‬َ‫ٍة‬
﴿ ‫ن‬َ‫ٍة‬ ‫نتي‬ِ‫ر‬‫س‬ِ‫ر‬ ‫ح‬ْ‫َو‬ ‫م‬ُ‫س‬ ‫ل‬ْ‫َو‬‫ا‬ ‫ًاد‬ُ‫س‬‫زي‬ِ‫ر‬ ‫ن‬َ‫ٍة‬‫س‬َ‫ٍة‬ ‫و‬َ‫ٍة‬٥٨ ﴾
058. Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul
Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang
kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah:
"Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan
kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat
baik".
Kegiatan Belajar 4
PRESIPITASI
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya
presipitasi.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian presipitasi
b. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya presipitasi
c. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan antara presipitasi orografis, frontal dan
konvektif
d. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk presipitasi
e. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur presipitasi.
BAB IV
PRESIPITASI
PENDAHULUAN
Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan dari atmosfer ke permukaan
bumi. Presipitasi bagaimanapun terjadinya biasanya dinyatakan sebagai kedalaman
(jenuh cairan ) yang berakumulasi di atas permukaan bumi bila seandainya tidak
kehilangan. Semua air yang bergerak di dalam bagian lahan dari daur hidrologi
secara langsung atau tidak langsung berasal dari presipitasi dan sumber semua
presipitasi adalah laut. Udara yang diserap oleh air membawa air yang diuapkan
dari samudera dan bergerak hingga air tersebut mengalami kondensasi/mendingin
sampai di bawah titik embun dan mempresipitasikan uap air sebagai hujan atau
bentuk presipitasi lainnya.
Transpirasi
Kondensasi
evaporasi
Gambar 1. siklus hidrologi laut
TIPE–TIPE PRESIPITASI .
Tipe presipitasi dibagi atas dua macam yaitu :
a. Genesis ( asal mulanya )
b. Bentuk presipitasi
a) Klasifikasi genetik
Kalasifikasi ini didasarkan atas timbulnya presipitasi. Agar terjadi presipitasi
ada tiga faktor utama yang penting yaitu:
1. Suatu tubuh udara yang lembab
2. Adanya inti kondensasi (partikel debu, kristal garam, dll)
3. Sarana untuk menaikkan udara yang lembab
Faktor inilah yang mempengaruhi timbulnya kondensasi yang berlangsung
akibat adanya udara yang mendingin. Pengangkatan ke atmosfer dapat berlangsung
dengan cara-cara pendinginan sebagai berikut:
1. Sinklonik
2. Orografi
3. Konvektif
Pendinginan sinklonik terjadi dalam dua bentuk yaitu pendinginan sinklonik
non frontal dan pendinginan sinklonik frontal. Pendinginan sinklonik frontal terjadi
bila udara bergerak di kawasan sekitarnya ke kawasan yang rendah tekanannya.
Dalam pekerjaan itu udara tersebut memindahkan udara tekanan rendah ke atas
kemudian mendingin dan menghasilkan presipitasi yang berintensitas sedang, tetapi
berlangsung cukup lama. Pendinginan sinklonik frontal terjadi bila massa udara
yang panas naik di atas suatu tepi frontal yang dingin. Laju presipitasi yang terjadi
adalah sedang dan sering berlangsung lama.
Pendinginan orografik terjadi oleh aliran udara samudra yang lewat di atas
tanah dan dibelokkan ke atas oleh gunung-gunung di pantai sehingga sebagian besar
presipitasi jatuh pada sisi lereng datangnya angin, sedang sisi yang lainnya
mendapat presipitasi yang lebih sedikit disebut daerah bayangan hujan.
Pendinginan konvektif terjadi apabila udara panas oleh pemanasan permukaan
naik dan mendingin untuk membentuk awan setelah itu terjadi presipitasi.
Presipitasi konvektif merupakan presipitasi yang berlangsung sangat singkat (jarang
melebihi 1 jam), namun berintensitas sangat tinggi.
Barat timur
permukaah terputus
timur
hujan
udara dingin
permukaan terputus
panas
muka dingin muka panas
Gambar 2. pendinginan sinklonik
awan
Arah angin turun
Arah angin naik
Udara panas
Gunung
Laut
Gambar 3. Orografik
Udara panas
Gambar 3. Pendinginan konvektif
b) Kalsifikasi bentuk presipitasi
Bentuk presipitasi dibedakan atas dua macam yaitu: bentuk presipitasi vertikal
dan presipitasi bentuk horizontal. Presipitasi vertikal jatuh di atas permukaan bumi
dan diukur oleh penakar hujan, sedangkan presipitasi horizontal dibentuk di atas
permukaan bumi dan tidak diukur oleh penakar hujan.
awan
awan
Bentuk-bentuk presipitasi vertikal yaitu:
1. Hujan: air yang jatuh dalam bentuk tetesan yang dikondensasi dari uap air di
atmosfer
2. Hujan gerimis: hujan dengan tetesan yang sangat kecil
3. Hujan batu es: Gumpalan es yang kecil, bulat dipresipikasikan
selama hujan badai
4. Salju: kristal-kristal kecil air yang membeku yang secara langsung
dibentuk dari uap air di uadara bila suhunya pada saat kondensasi kurang dari
00
C.
5. Sleet: campuran hujan dan salju biasa disebut glaze (salju basah)
Bentuk-bentuk presipitasi horizontal:
1. Es: salju yang sangat dipadatkan
2. Kabut: Uap air yang dikondensasi menjadi partikel-partikel air halus di dekat
permukaan tanah (pedut)
3. Embun beku: bentuk kabut yang mebeku di atas permukaan tanah dan vegetasi.
Disebut juga embun beku putih atau embun beku.
4. Embun: Air yang dikondensasikan sebagai air di atas permukaan tubuh yang
dingin (permukaan tanah dan vegetasi) terutama pada malam hari. Embun ini
menguap pada pagi hari.
5. Kondensasi pada es dalam tanah: kondensasi juga menghasilkan presipitasi dari
udara basah hangat yang mengalir di atas lembaran es pada iklim sedang di
dalam beberapa centimeter bagian atas tanah.
KERAGAMAN PRESIPITASI
Ruang dan waktu merupakan dimensi yang lazim menjadi perhatian para ahli
hidrologi dalam mengkaji presipitasi. Dalam menentukan jumlah rata-rata
presipitasi pada beberapa bagian permukaan bumi maka faktor-faktor berikut ini
selain sirkulasi uap air adalah merupakan hal yang sangat penting dalam
mengendalikan keragaman rumus presipitasi:
1. Garis lintang
2. Ketinggian tempat
3. Jarak dari sumber air
4. posisi di dalam dan ukuran massa tanah benua atau daratan
5. Arah angin yang umum (menuju atau menjauhi) sumber-sumber air
6. Hubungannya dengan deretan gunung
7. Suhu nisbi tanah dan samudera yang berbatasan
Untuk banyak tujuan, para ahli hidrologi membutuhkan empat unsur untuk
mencirikan presipitasi yang jatuh pada satu titik:
1. Intensitas: jumlah presipitasi yang jatuh pada saat tertentu (mm/menit,
cm/jam, dll)
2. Lama hujan: perode presipitasi jatuh (menit, jam, dll)
3. Frekuensi: ini mengacu pada harapan bahwa suatu presipitasi tertentu akan
jatuh pada saat tertentu.
4. Luas area: luas area dengan suatu curah hujan yang dapat dianggap sama.
PENGUKURAN PRESIPITASI
Tujuan utama setiap metode pengukuran presipitasi adalah untuk
mendapatkan catatan yang benar-benar mewakili curah hujan diseluruh kawasan
tempat pengukuran yang dilakukan oleh WMO (Word Meteorological Office).
Karena itu dalam memasang penakar presipitasi haruslah dijamin bahwa:
1. Percikan tetesan hujan ke dalam dan keluar penampung harus dicegah
2. Kehilangan air dari reservoir oleh penguapan haruslah seminimal mungkin
3. Jika ada salju haruslah melebur.
Pemilihan suatu tipe penakar hujan tertentu dan lokasinya di suatu tempat
bergantung pada beberapa faktor diantaranya:
1. Dapat dipercaya (ketelitian pengukuran)
2. Tipe data yang diperlukan (menit, harian, dll)
3. Tipe presipitasi yang akan diukur (adanya salju, tebal salju)
4. Dapat diperbandingkan dengan panakar hujan lain yang ada
5. Biaya instalasi dan perawatannya
6. Intensitas perawatan
7. Mudahnya perawatan (deteksi kebocoran)
8. Mudahnya pengamatan
9. Gangguan oleh hewan dan manusia
Sesudah suatu tipe panakar hujan dipilih, maka langkah selanjutnya adalah
memutuskan jumlah minimum panakar yang dibutuhkan untuk suatu kawasan.
Pemilihan tersebut tergantung pada maksud tujuan penelitian, posisi geografis
kawasan tersebut dan urbanisasi kawasan tersebut.
Alat-alat Pengukuran Presipitasi
Cara klasik dalam menggolongkan alat-alat tipe pengukuran presipitasi
didasarkan atas apakah alat-alat itu merupakan tipe pencatat atau bukan. Penakar
hujan pencatat secara otomatis mengumpulkan datanya pada suatu grfaik, pita
berlubang, pita magnetik atau secara elektronik mengirim data ke penerima
(komputer, satelit, dll). Sedangkan penakar hujan bukan pencatat harus dibaca
secara berkala (sekali sehari, sekali seminggu, 15 hari, sebulan atau bahkan setahun
sekali).
Adapun klasifikasi panakar presipitasi menurut Seyhan yang didasarkan atas
suatu kombinasi dua pendekatan yaitu:
1. Penakar hujan bukan pencatat
Penakar-penakar hujan bukan pencatat yang disebutkan di bawah ini
semuanya diletakkan ditanah adalah sebagai berikut:
a. Penakar hujan baku
b. Penakar hujan penyimpan (penjumlah)
c. Penakar hujan searah tanah
d. Penakar hujan acuan internasional
e. Radar (Radio Detection And Ranging)
2. Penakar hujan otomatik (pencatat)
Semua penakar hujan otomatis akan mencatat data (jumlah hujan) secara
kontinu (interval 1 menit, 5 menit, 10 menit, dll) maupun secara berkala pada
beberapa macam grafik, pita pelubang, pita magent, film sinyal-sinyal listrik, dll.
Adapun jenis-jenis penakar hujan otomatik (pencatat) adalah sebagai berikut:
a. Pemantauan hujan di tanah
1. Penakar hujan otomatik tipe penimbangan
2. Penakar hujan otomatik tipe pelampung
3. Penakar hujan otomatik tipe ember-tumpah
4. Penginderaan jauh (masih dalam tahap percobaan)
b. Pemantauan presipitasi dari udara (penginderaan jauh)
1. Kamera
2. Penyaring gambar
3. Radar
4. Radiometer gelombang mikra dan speltro meter gelombang
c. Pemantauan presipitasi dari ruang angkasa (penginderaan jauh)
PEMROSESAN DATA PRESIPITASI
Terdapat beberapa metode penentuan presipitasi rata-rata di atas suatu kawasa
selama suatu periode tertentu (periode hujan tunggal, bulan, tahun, dll). Adapun
metode-metode yang dipakai adalah:
1. Rata-rata aretmetik
2. Poligon Thiesson
3. Poligen dengan tinggi yang dikoreksi
4. Metode isohyet
5. Persen metode normal
6. Metode kebalikan kuadrat jarak (terbalik).
1. Asdak. C. 2001. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada University
2. Seyhan. E. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University.
3. Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional. PT Citra Aditya Bakti Bandung.
4. Soewarno. 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengelolaan Data Aliran
Sungai (Hidrometri). Nova Bandung.
5. Wlson. 1990. Hidrologi Teknik. Penerbit ITB Bandung.

More Related Content

What's hot

Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidamStella Putri
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiNurul Afdal Haris
 
Metode pemantauan terumbu karang
Metode pemantauan terumbu karangMetode pemantauan terumbu karang
Metode pemantauan terumbu karangYayasan TERANGI
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografinaufalulhaq2
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
Kuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiKuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiRamal Sihombing
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Anjas Asmara, S.Si
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganWachidatin N C
 
154501618 cekungan-tarakan-file-ed-rev
154501618 cekungan-tarakan-file-ed-rev154501618 cekungan-tarakan-file-ed-rev
154501618 cekungan-tarakan-file-ed-revowyeh
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & airdenotsudiana
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Joy Irman
 
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT RiaAnggun
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
 
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanBuku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanArmstrong Sompotan
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiTidar University
 
Teknik transplantasi lamun
Teknik transplantasi lamunTeknik transplantasi lamun
Teknik transplantasi lamunmuhammad halim
 
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban UdaraSistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban UdaraNabila Apriliastri
 

What's hot (20)

Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam153800318 van-zuidam
153800318 van-zuidam
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
 
Metode pemantauan terumbu karang
Metode pemantauan terumbu karangMetode pemantauan terumbu karang
Metode pemantauan terumbu karang
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografi
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Kuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiKuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologi
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
 
154501618 cekungan-tarakan-file-ed-rev
154501618 cekungan-tarakan-file-ed-rev154501618 cekungan-tarakan-file-ed-rev
154501618 cekungan-tarakan-file-ed-rev
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
 
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
Modul Pemetaan Pesisir, Laut, dan Pulau-pulau Kecil
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
 
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
 
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanBuku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
Teknik transplantasi lamun
Teknik transplantasi lamunTeknik transplantasi lamun
Teknik transplantasi lamun
 
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban UdaraSistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Sistem Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
 

Similar to OPTIMALKAN PEMBELAJARAN

Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8isanuri
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujannirmaratulebah
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7isanuri
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)VAINHADRAMIHAMID
 
tugas geografi kelas X
tugas geografi kelas Xtugas geografi kelas X
tugas geografi kelas XNurul Nuraini
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliFerli Dian SAputra
 
ppt biologi by abdillah.pptx
ppt biologi by abdillah.pptxppt biologi by abdillah.pptx
ppt biologi by abdillah.pptxABDILLAHGAMING
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxPENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxItoBabu
 
13. ppt-siklus-hidrologi.pptx
13. ppt-siklus-hidrologi.pptx13. ppt-siklus-hidrologi.pptx
13. ppt-siklus-hidrologi.pptxAgusSriSugiyarti
 
Hujan menurut al quran bahan motivasi dan dawah
Hujan menurut al quran bahan motivasi dan dawahHujan menurut al quran bahan motivasi dan dawah
Hujan menurut al quran bahan motivasi dan dawahHelmon Chan
 
siklus hidrologi
siklus hidrologisiklus hidrologi
siklus hidrologiMigasSragen
 

Similar to OPTIMALKAN PEMBELAJARAN (20)

Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujan
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
 
tugas geografi kelas X
tugas geografi kelas Xtugas geografi kelas X
tugas geografi kelas X
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
 
ppt biologi by abdillah.pptx
ppt biologi by abdillah.pptxppt biologi by abdillah.pptx
ppt biologi by abdillah.pptx
 
Curah Hujan
Curah HujanCurah Hujan
Curah Hujan
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxPENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
 
13. ppt-siklus-hidrologi.pptx
13. ppt-siklus-hidrologi.pptx13. ppt-siklus-hidrologi.pptx
13. ppt-siklus-hidrologi.pptx
 
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuacaips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
ips mengenai angin-hujan-iklim-cuaca
 
Hujan menurut al quran bahan motivasi dan dawah
Hujan menurut al quran bahan motivasi dan dawahHujan menurut al quran bahan motivasi dan dawah
Hujan menurut al quran bahan motivasi dan dawah
 
siklus hidrologi
siklus hidrologisiklus hidrologi
siklus hidrologi
 

More from Nurul Afdal Haris

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Nurul Afdal Haris
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarNurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Nurul Afdal Haris
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Nurul Afdal Haris
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahNurul Afdal Haris
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinNurul Afdal Haris
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaNurul Afdal Haris
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalNurul Afdal Haris
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 

More from Nurul Afdal Haris (20)

Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
Format Laporan Ilmu Tanah/Geografi Tanah/Soil Geography 2019
 
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasarFormat Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
Format Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Hidrologi dasar
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sulawesi)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
 
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Sejarah Perkembangan Teknologi Pengind...
 
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi TanahLaporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
Laporan Mata Kuliah Ilmu Tanah / Geografi Tanah
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
Laporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi DasarLaporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi Dasar
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

OPTIMALKAN PEMBELAJARAN

  • 1. PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN . Program pembelajaran disusun dalam bentuk 1 modul. Modul ini terdiri dari 2 bagian yaitu Petunjuk Umum dan Kegiatan Belajar. Kegiatan belajar terdiri dari : kegiatan belajar 1-4, topic, tujuan umum pembelajaran, tujuan khusus pembelajaran, uraian dan contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, unpan balik dan tindak lanjut, referensi dan kunci jawaban. Setiap kegiatan belajar di tulis kompetensi dan sub kompetensi, diuraukan petunjuk belajar, kegiatan dan latihan yang akan dilakukan, dan dilengkapi dengan rangkuman . Setelah semua kegiatan dilakukan dan rangkuman telah dibaca, maka mahasiswa dapat mengerjakan tes formatif yang telah disediakan. Mahasiswa harus mengikuti urutan kegiatan yang harus dilakukan. Setelah tes formatif selesai dikerjakan mahasiswa, pekerjaan diperiksa sendiri dengan menggunakan kunci jawaban. Jika memenuhi syarat maka mahasiswa dapat pindah ke kegiatan belajar lain, jika tidak maka mahasiswa mengulangi lagi bagian-bagian yang belum dikuasai.
  • 2. KEGIATAN BELAJAR ‫ة‬ٍ ‫أ‬‫و‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬ْ‫َو‬‫ر‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬ِ‫ر‬ ‫ة‬ٍ ‫أ‬ ‫ن‬َّ‫ة‬‫ج‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬ِ‫ر‬ ‫ث‬َ‫ٍة‬‫م‬َ‫ٍة‬ ‫ك‬َ‫ٍة‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫ه‬ِ‫ر‬ ‫س‬ِ‫ر‬ ‫ف‬ُ‫س‬‫أفن‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬ْ‫َو‬ ‫م‬ِّ ‫ا‬ً ‫بتيت‬ِ‫ر‬‫ث‬ْ‫َو‬‫ت‬َ‫ٍة‬‫و‬َ‫ٍة‬ ‫لل‬ِّ ‫ا‬ ‫ت‬ِ‫ر‬ ‫ضا‬َ‫ٍة‬ ‫ر‬ْ‫َو‬ ‫م‬َ‫ٍة‬ ‫غاء‬َ‫ٍة‬ ‫ت‬ِ‫ر‬‫ب‬ْ‫َو‬‫ا‬ ‫م‬ُ‫س‬‫ه‬ُ‫س‬ ‫ل‬َ‫ٍة‬‫ا‬‫و‬َ‫ٍة‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫أ‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬َ‫ٍة‬ ‫قو‬ُ‫س‬‫ف‬ِ‫ر‬‫ين‬ُ‫س‬ ‫ن‬َ‫ٍة‬ ‫ذي‬ِ‫ر‬‫ل‬َّ‫ة‬‫ا‬ ‫ل‬ُ‫س‬ ‫ث‬َ‫ٍة‬‫م‬َ‫ٍة‬ ‫و‬َ‫ٍة‬ ﴿ ‫ر‬ٌ ‫صتي‬ِ‫ر‬ ‫ب‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬َ‫ٍة‬ ‫لو‬ُ‫س‬‫م‬َ‫ٍة‬ ‫ع‬ْ‫َو‬ ‫ت‬َ‫ٍة‬ ‫ما‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬ِ‫ر‬ ‫لل‬ّ‫ُه‬ ‫وا‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬ٌّ ‫ط‬َ‫ٍة‬ ‫ف‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬ٌ ‫ب‬ِ‫ر‬‫وا‬َ‫ٍة‬ ‫ها‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬ْ‫َو‬‫ص‬ِ‫ر‬ ‫ي‬ُ‫س‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫ل‬َّ‫ة‬ ‫إن‬ِ‫ر‬‫ف‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬ِ‫ر‬ ‫تي‬ْ‫فَو‬َ‫ٍة‬‫ع‬ْ‫َو‬ ‫ض‬ِ‫ر‬ ‫ها‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬َ‫ٍة‬‫ك‬ُ‫س‬ ‫أ‬ُ‫س‬ ‫ت‬ْ‫َو‬ ‫ت‬َ‫ٍة‬‫فتآ‬َ‫ٍة‬ ‫ل‬ٌ ‫ب‬ِ‫ر‬‫وا‬َ‫ٍة‬ ‫ها‬َ‫ٍة‬ ‫ب‬َ‫ٍة‬‫صا‬َ‫ٍة‬ ‫أ‬َ‫ٍة‬ ٢٦٥﴾ 265. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat ‫م‬ْ‫َو‬ ‫ك‬ُ‫س‬ ‫ييا‬َ‫ٍة‬‫طا‬َ‫ٍة‬ ‫خ‬َ‫ٍة‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫كي‬ُ‫س‬ ‫ل‬َ‫ٍة‬ ‫ر‬ْ‫َو‬ ‫في‬ِ‫ر‬‫غ‬ْ‫َو‬ ‫فن‬َّ‫ة‬ ‫ة‬ٌ ‫طي‬َّ‫ة‬ ‫ح‬ِ‫ر‬ ‫ا‬ْ‫َو‬‫و‬‫لي‬ُ‫س‬‫قو‬ُ‫س‬‫و‬َ‫ٍة‬ ‫ا‬ً ‫جًاد‬َّ‫ة‬ ‫سي‬ُ‫س‬ ‫ب‬َ‫ٍة‬ ‫بيا‬َ‫ٍة‬‫ل‬ْ‫َو‬‫ا‬ ‫ا‬ْ‫َو‬‫و‬‫لي‬ُ‫س‬‫خ‬ُ‫س‬ ‫د‬ْ‫َو‬ ‫وا‬َ‫ٍة‬ ‫ا‬ً ‫غًاد‬َ‫ٍة‬ ‫ر‬َ‫ٍة‬ ‫م‬ْ‫َو‬ ‫ت‬ُ‫س‬‫ئ‬ْ‫َو‬‫ش‬ِ‫ر‬ ‫ث‬ُ‫س‬ ‫تي‬ْ‫حَو‬َ‫ٍة‬ ‫ها‬َ‫ٍة‬ ‫ن‬ْ‫َو‬‫م‬ِ‫ر‬ ‫ا‬ْ‫َو‬‫و‬‫ل‬ُ‫س‬‫ك‬ُ‫س‬ ‫ف‬َ‫ٍة‬ ‫ة‬َ‫ٍة‬ ‫ي‬َ‫ٍة‬‫ر‬ْ‫َو‬ ‫ق‬َ‫ٍة‬‫ل‬ْ‫َو‬‫ا‬ ‫ه‬ِ‫ر‬‫ذ‬ِ‫ر‬‫هي‬َ‫ٍة‬ ‫ا‬ْ‫َو‬‫و‬‫ل‬ُ‫س‬‫خ‬ُ‫س‬ ‫د‬ْ‫َو‬ ‫ا‬ ‫نا‬َ‫ٍة‬‫ل‬ْ‫َو‬‫ق‬ُ‫س‬ ‫ذ‬ْ‫َو‬ ‫إ‬ِ‫ر‬‫و‬َ‫ٍة‬ ﴿ ‫ن‬َ‫ٍة‬ ‫نتي‬ِ‫ر‬‫س‬ِ‫ر‬ ‫ح‬ْ‫َو‬ ‫م‬ُ‫س‬ ‫ل‬ْ‫َو‬‫ا‬ ‫ًاد‬ُ‫س‬‫زي‬ِ‫ر‬ ‫ن‬َ‫ٍة‬‫س‬َ‫ٍة‬ ‫و‬َ‫ٍة‬٥٨ ﴾ 058. Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik".
  • 3. Kegiatan Belajar 4 PRESIPITASI 1. Tujuan Umum Pembelajaran Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya presipitasi. 2. Tujuan Khusus Pembelajaran a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian presipitasi b. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya presipitasi c. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan antara presipitasi orografis, frontal dan konvektif d. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk presipitasi e. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur presipitasi. BAB IV PRESIPITASI
  • 4. PENDAHULUAN Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan dari atmosfer ke permukaan bumi. Presipitasi bagaimanapun terjadinya biasanya dinyatakan sebagai kedalaman (jenuh cairan ) yang berakumulasi di atas permukaan bumi bila seandainya tidak kehilangan. Semua air yang bergerak di dalam bagian lahan dari daur hidrologi secara langsung atau tidak langsung berasal dari presipitasi dan sumber semua presipitasi adalah laut. Udara yang diserap oleh air membawa air yang diuapkan dari samudera dan bergerak hingga air tersebut mengalami kondensasi/mendingin sampai di bawah titik embun dan mempresipitasikan uap air sebagai hujan atau bentuk presipitasi lainnya. Transpirasi Kondensasi evaporasi Gambar 1. siklus hidrologi laut TIPE–TIPE PRESIPITASI . Tipe presipitasi dibagi atas dua macam yaitu : a. Genesis ( asal mulanya )
  • 5. b. Bentuk presipitasi a) Klasifikasi genetik Kalasifikasi ini didasarkan atas timbulnya presipitasi. Agar terjadi presipitasi ada tiga faktor utama yang penting yaitu: 1. Suatu tubuh udara yang lembab 2. Adanya inti kondensasi (partikel debu, kristal garam, dll) 3. Sarana untuk menaikkan udara yang lembab Faktor inilah yang mempengaruhi timbulnya kondensasi yang berlangsung akibat adanya udara yang mendingin. Pengangkatan ke atmosfer dapat berlangsung dengan cara-cara pendinginan sebagai berikut: 1. Sinklonik 2. Orografi 3. Konvektif Pendinginan sinklonik terjadi dalam dua bentuk yaitu pendinginan sinklonik non frontal dan pendinginan sinklonik frontal. Pendinginan sinklonik frontal terjadi bila udara bergerak di kawasan sekitarnya ke kawasan yang rendah tekanannya. Dalam pekerjaan itu udara tersebut memindahkan udara tekanan rendah ke atas kemudian mendingin dan menghasilkan presipitasi yang berintensitas sedang, tetapi berlangsung cukup lama. Pendinginan sinklonik frontal terjadi bila massa udara yang panas naik di atas suatu tepi frontal yang dingin. Laju presipitasi yang terjadi adalah sedang dan sering berlangsung lama.
  • 6. Pendinginan orografik terjadi oleh aliran udara samudra yang lewat di atas tanah dan dibelokkan ke atas oleh gunung-gunung di pantai sehingga sebagian besar presipitasi jatuh pada sisi lereng datangnya angin, sedang sisi yang lainnya mendapat presipitasi yang lebih sedikit disebut daerah bayangan hujan. Pendinginan konvektif terjadi apabila udara panas oleh pemanasan permukaan naik dan mendingin untuk membentuk awan setelah itu terjadi presipitasi. Presipitasi konvektif merupakan presipitasi yang berlangsung sangat singkat (jarang melebihi 1 jam), namun berintensitas sangat tinggi. Barat timur permukaah terputus timur hujan udara dingin permukaan terputus panas muka dingin muka panas Gambar 2. pendinginan sinklonik awan
  • 7. Arah angin turun Arah angin naik Udara panas Gunung Laut Gambar 3. Orografik Udara panas Gambar 3. Pendinginan konvektif b) Kalsifikasi bentuk presipitasi Bentuk presipitasi dibedakan atas dua macam yaitu: bentuk presipitasi vertikal dan presipitasi bentuk horizontal. Presipitasi vertikal jatuh di atas permukaan bumi dan diukur oleh penakar hujan, sedangkan presipitasi horizontal dibentuk di atas permukaan bumi dan tidak diukur oleh penakar hujan. awan awan
  • 8. Bentuk-bentuk presipitasi vertikal yaitu: 1. Hujan: air yang jatuh dalam bentuk tetesan yang dikondensasi dari uap air di atmosfer 2. Hujan gerimis: hujan dengan tetesan yang sangat kecil 3. Hujan batu es: Gumpalan es yang kecil, bulat dipresipikasikan selama hujan badai 4. Salju: kristal-kristal kecil air yang membeku yang secara langsung dibentuk dari uap air di uadara bila suhunya pada saat kondensasi kurang dari 00 C. 5. Sleet: campuran hujan dan salju biasa disebut glaze (salju basah) Bentuk-bentuk presipitasi horizontal: 1. Es: salju yang sangat dipadatkan 2. Kabut: Uap air yang dikondensasi menjadi partikel-partikel air halus di dekat permukaan tanah (pedut) 3. Embun beku: bentuk kabut yang mebeku di atas permukaan tanah dan vegetasi. Disebut juga embun beku putih atau embun beku. 4. Embun: Air yang dikondensasikan sebagai air di atas permukaan tubuh yang dingin (permukaan tanah dan vegetasi) terutama pada malam hari. Embun ini menguap pada pagi hari. 5. Kondensasi pada es dalam tanah: kondensasi juga menghasilkan presipitasi dari udara basah hangat yang mengalir di atas lembaran es pada iklim sedang di dalam beberapa centimeter bagian atas tanah.
  • 9. KERAGAMAN PRESIPITASI Ruang dan waktu merupakan dimensi yang lazim menjadi perhatian para ahli hidrologi dalam mengkaji presipitasi. Dalam menentukan jumlah rata-rata presipitasi pada beberapa bagian permukaan bumi maka faktor-faktor berikut ini selain sirkulasi uap air adalah merupakan hal yang sangat penting dalam mengendalikan keragaman rumus presipitasi: 1. Garis lintang 2. Ketinggian tempat 3. Jarak dari sumber air 4. posisi di dalam dan ukuran massa tanah benua atau daratan 5. Arah angin yang umum (menuju atau menjauhi) sumber-sumber air 6. Hubungannya dengan deretan gunung 7. Suhu nisbi tanah dan samudera yang berbatasan Untuk banyak tujuan, para ahli hidrologi membutuhkan empat unsur untuk mencirikan presipitasi yang jatuh pada satu titik: 1. Intensitas: jumlah presipitasi yang jatuh pada saat tertentu (mm/menit, cm/jam, dll) 2. Lama hujan: perode presipitasi jatuh (menit, jam, dll) 3. Frekuensi: ini mengacu pada harapan bahwa suatu presipitasi tertentu akan jatuh pada saat tertentu. 4. Luas area: luas area dengan suatu curah hujan yang dapat dianggap sama.
  • 10. PENGUKURAN PRESIPITASI Tujuan utama setiap metode pengukuran presipitasi adalah untuk mendapatkan catatan yang benar-benar mewakili curah hujan diseluruh kawasan tempat pengukuran yang dilakukan oleh WMO (Word Meteorological Office). Karena itu dalam memasang penakar presipitasi haruslah dijamin bahwa: 1. Percikan tetesan hujan ke dalam dan keluar penampung harus dicegah 2. Kehilangan air dari reservoir oleh penguapan haruslah seminimal mungkin 3. Jika ada salju haruslah melebur. Pemilihan suatu tipe penakar hujan tertentu dan lokasinya di suatu tempat bergantung pada beberapa faktor diantaranya: 1. Dapat dipercaya (ketelitian pengukuran) 2. Tipe data yang diperlukan (menit, harian, dll) 3. Tipe presipitasi yang akan diukur (adanya salju, tebal salju) 4. Dapat diperbandingkan dengan panakar hujan lain yang ada 5. Biaya instalasi dan perawatannya 6. Intensitas perawatan 7. Mudahnya perawatan (deteksi kebocoran) 8. Mudahnya pengamatan 9. Gangguan oleh hewan dan manusia Sesudah suatu tipe panakar hujan dipilih, maka langkah selanjutnya adalah memutuskan jumlah minimum panakar yang dibutuhkan untuk suatu kawasan.
  • 11. Pemilihan tersebut tergantung pada maksud tujuan penelitian, posisi geografis kawasan tersebut dan urbanisasi kawasan tersebut. Alat-alat Pengukuran Presipitasi Cara klasik dalam menggolongkan alat-alat tipe pengukuran presipitasi didasarkan atas apakah alat-alat itu merupakan tipe pencatat atau bukan. Penakar hujan pencatat secara otomatis mengumpulkan datanya pada suatu grfaik, pita berlubang, pita magnetik atau secara elektronik mengirim data ke penerima (komputer, satelit, dll). Sedangkan penakar hujan bukan pencatat harus dibaca secara berkala (sekali sehari, sekali seminggu, 15 hari, sebulan atau bahkan setahun sekali). Adapun klasifikasi panakar presipitasi menurut Seyhan yang didasarkan atas suatu kombinasi dua pendekatan yaitu: 1. Penakar hujan bukan pencatat Penakar-penakar hujan bukan pencatat yang disebutkan di bawah ini semuanya diletakkan ditanah adalah sebagai berikut: a. Penakar hujan baku b. Penakar hujan penyimpan (penjumlah) c. Penakar hujan searah tanah d. Penakar hujan acuan internasional e. Radar (Radio Detection And Ranging)
  • 12. 2. Penakar hujan otomatik (pencatat) Semua penakar hujan otomatis akan mencatat data (jumlah hujan) secara kontinu (interval 1 menit, 5 menit, 10 menit, dll) maupun secara berkala pada beberapa macam grafik, pita pelubang, pita magent, film sinyal-sinyal listrik, dll. Adapun jenis-jenis penakar hujan otomatik (pencatat) adalah sebagai berikut: a. Pemantauan hujan di tanah 1. Penakar hujan otomatik tipe penimbangan 2. Penakar hujan otomatik tipe pelampung 3. Penakar hujan otomatik tipe ember-tumpah 4. Penginderaan jauh (masih dalam tahap percobaan) b. Pemantauan presipitasi dari udara (penginderaan jauh) 1. Kamera 2. Penyaring gambar 3. Radar 4. Radiometer gelombang mikra dan speltro meter gelombang c. Pemantauan presipitasi dari ruang angkasa (penginderaan jauh)
  • 13. PEMROSESAN DATA PRESIPITASI Terdapat beberapa metode penentuan presipitasi rata-rata di atas suatu kawasa selama suatu periode tertentu (periode hujan tunggal, bulan, tahun, dll). Adapun metode-metode yang dipakai adalah: 1. Rata-rata aretmetik 2. Poligon Thiesson 3. Poligen dengan tinggi yang dikoreksi 4. Metode isohyet 5. Persen metode normal 6. Metode kebalikan kuadrat jarak (terbalik). 1. Asdak. C. 2001. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University 2. Seyhan. E. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University. 3. Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional. PT Citra Aditya Bakti Bandung. 4. Soewarno. 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengelolaan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Nova Bandung. 5. Wlson. 1990. Hidrologi Teknik. Penerbit ITB Bandung.