SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Pengindraan
Jauh
Kelompok 2
- Fadhlan Jordi - Sofia Natasya - Fani Delfita
- Fauziatul Izma - Zahratul Khaira
- Febrian Ananda - Tata Desvianti
- Aluna Sahira Putri Zarfa - Refa Indiriani
Pengertian Pengindraan Jauh
Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala
dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap
objek, daerah, atau gejala yang dikaji. Dalam bahasa asing istilah yang sering digunakan untuk pengindraan jauh
adalah remote sensing (Inggris), teledetection (Prancis), dan fernerkundung (Jerman).
Alat yang digunakan pada umumnya adalah pengindra atau sensor Pada umumnya, sensor dipasang pada
wahana (platform) yang berupa pesawat terbang, satelit, atau pesawat ulang-alik. Objek yang diindra atau yang
ingin diketahui berupa objek di permukaan bumi, dirgantara atau antariksa. Pengindaran dilakukan dari jarak jauh
sehingga disebut pengindraan jauh.
Foto Dan Foto Udara
2.b
2.a
Gambar 2.a adalah foto sebuah
permukiman. Permukiman
tersebut dipotret (difoto) dari
arah horizontal. Gambar 2.b
adalah permukiman yang difoto
dari atas atau udara.
Hasil foto secara horizontal
tampak sangat berbeda
dibandingkan dengan hasil
pemotretan dari atas atau udara.
Hasil foto horizontal terlihat
lebih jelas dan detail.
Sedangkan, rumah yang dipotret
dari udara yang tampak atau
terekam pada hasil foto hanya
bentuk atapnya.
Merc Venus
Bentuk bumi bulat. Oleh karena itu, makin tinggi tempat pemotretan dengan sudut
pemotretan yang tetap, daerah yang tergambar atau terekam dalam foto makin
luas. Di samping itu, makin tinggi tempat pemotretan, benda atau objek yang
tergambar makin kecil. Pemotretan dari udara dapat dilakukan dengan
menggunakan balon udara, pesawat terbang, satelit, atau pesawat ulang-alik yang
mencapai ketinggian ratusan kilometer dari permukaan bumi. Alat yang digunakan
untuk memotret dari udara, pada mulanya berupa kamera biasa seperti yang terlihat
pada tukang foto. Akan tetapi, kamera seperti itu memiliki kemampuan terbatas.
Kemudian, ditemukan alat lebih canggih yang dapat digunakan untuk memotret
benda atau objek di permukaan bumi dari satelit yang sangat tinggi antara lain
scanner dan radar. Dalam pengindraan jauh, kamen scanner, dan radar disebut
sensor. Gambar atau rekaman dihasilkan kamera disebut foto udara atau citra foto.
Scanner termal menghasilkan citra termal, sedangkan radar menghasilkan citra
radar
( Citra Termal ) ( Citra Radar )
Kegunaan Citra Pengindraan Jauh
Foto udara atau citra satelit dapat digunakan, antara lain
untuk mengetahui tempat-tempat yang rawan
kemacetan lalu lintas daerah yang rusak akibat gempa
bumi, titik-titik api pusat kebakaran hutan, daerah laut
yang kaya ikan, dan suhu permukaan air laut. Dengan
demikian, foto udara ataupun citra dapat digunakan
untuk mengetahui semua yang ada di permukaan bumi
yang terekam pada gambar foto atau citra dengan
menggunakan kaca pembesar (loupe). stereoskop, atau
layar komputer di ruang laboratorium. Itulah sebabnya,
banyak orang mendefinisikan pengindraan jauh
(remotesensing) sebagai ilmu dan teknologi untuk
memperoleh informasi (data) di permukaan bumi tanpa
kontak langsung dengan objek atau gejala yang
dipelajari.
Pada dasarnya, lembar-lembar foto udara dan citra merupakan hasil pemotretan. Dalam
proses pemotretan, diperlukan alat pemotret, benda yang dipotret, energi (sinar), dan ruang
antara. Dalam sistem pengindraan jauh, alat pemotret atau perekam disebut sensor. Sensor
tersebut diletakkan pada balon udara, pesawat terbang, atau satelit, tergantung
kebutuhan. Sensor yang berwujud kamera memiliki dua komponen penting, yaitu lensa dan
film. Film dalam kamera berfungsi untuk merekam energi (sinar) yang dipantulkan oleh
benda atau objek yang dipotret. Tanpa energi (sinar) pantulan dari objek yang dipotret, film
tidak dapat merekam objek tersebut. Prosesnya adalah benda atau objek di muka bumi
yang dipotret mendapat energi (sinar) matahari sehingga terjadi interaksi antara energi dan
objek. Setelah berinteraksi, energi (sinar) tersebut dipantulkan kembali. Energi (sinar)
pantulan itu masuk ke dalam kamera melalui lensa, diteruskan ke film yang ada di dalam
kamera, kemudian direkam oleh film. Apabila film tersebut dicetak. jadilah lembar-lembar
foto. Berdasar proses pemotretan tersebut, salah satu komponen penting yang harus
dipenuhi adalah energi matahari sebagai sumber tenaga. Pengindraan jauh yang
menggunakan energi matahari sebagai sumber tenaga disebut sistem pasif. Komponen dan
interaksi antarkomponen dalam sistem pengindraan jauh dapat dilukiskan sebagai berikut.
:
Sistem Pengindraan Jauh
a. Sumber Tenaga
Pengindraan jauh harus memiliki sumber tenaga, baik secara alami maupun
buatan. Tenaga itu mengenai objek di permukaan bumi, kemudian dipantulkan
ke sensor. Sumber tenaga dapat berupa tenaga dari objek yang dipancarkan
ke sensor Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi dipengaruhi oleh
waktu (jam dan musim), lokasi, dan kondisi cuaca Jumlah tenaga yang diterima
pada siang hari lebih banyak jika dibandingkan dengan pagi atau sore hari.
Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan
perubahan musim. Pada saat matahari berada tegak lurus di atas suatu
tempat, jumlah tenaga yang diterima lebih besar jika dibandingkan pada saat
matahari kedudukannya condong terhadap tempat itu. Di samping itu, jumlah
tenaga yang diterima juga dipengaruhi oleh letak suatu tempat di permukaan
bumi Tempat-tempat di ekuator menerima tenaga lebih banyak jika
dibandingkan terhadap tempat-tempat di lintang tinggi. Untuk waktu dan
letak yang sama, jumlah sinar yang mencapai bumi dapat berbeda apabila
kondisi cuaca berbeda. Makin banyak penutupan oleh kabut, asap, dan awan,
makin sedikit tenaga yang dapat mencapai bumi.
b. Atmosfer
Atmosfer membatasi bagian spektrum elektromagnetik yang dapat
digunakan dalam pengindraan jauh. Pengaruh atmosfer merupakan fungsi
panjang gelombang. Pengaruhnya bersifat selektif terhadap panjang
gelombang. Karena pengaruh yang selektif itulah, timbul istilah jendela
atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai
bumi. Dalam jendela atmosfer, ada hambatan atmosfer, yaitu kendala yang
disebabkan oleh hamburan pada spektrum tampak dan serapan yang
terjadi pada spektrum inframerah termal.
c. Interaksi antara Tenaga dan Objek
Tiap objek mempunyai karakteristik tertentu dalam me mancarkan atau memantulkan
tenaga ke sensor. Pada dasarnya, pengenalan objek dilakukan dengan menyidik (tracing)
karak teristik spektral objek yang tergambar pada citra. Objek banyak memantulkan atau
memancarkan tenaga tampak cerah dalam citra, sedangkan objek pantulan atau
pancarannya sedikit tampak gelap. Namun, dalam kenyataannya tidak sesederhana itu.
Ada objek yang berlainan, tetapi mempunyai karakteristik spektral sama atau serupa
sehingga menyulitkan pembedaan dan pengenalannya pada citra. Hal itu dapat diatasi
dengan menyidik karakteristik lain, seperti bentuk, ukuran, dan pola.
d. Sensor
Tenaga yang datang dari objek di permukaan bumi diterima dan direkam oleh
sensor. Tiap sensor mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap bagian spektrum
elektromagnetik. Di samping itu, sensor juga memiliki kepekaan berbeda dalam
merekam objek terkecil yang masih dapat dikenali dan dapat dibedakan dengan
objek lain atau terhadap lingkungan sekitar. Kemampuan sensor untuk menyajikan
gambaran objek terkecil disebut resolusi spasial. Resolusi spasial merupakan
petunjuk bagi kualitas sensor. Makin kecil objek yang dapat terekam. makin baik
kualitas sensornya.
e. Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
manual dan numerik. Cara manual adalah cara memperoleh data
dengan interpretasi secara visual. Cara numerik atau digital adalah
cara memperoleh data dengan menggunakan komputer. Pada
umumnya, foto udara diinterpretasi secara manual, sedangkan
data hasil pengindraan secara elektronik dapat diinterpretasi
secara manual ataupun numerik.
f. Pengguna Data
Keberhasilan aplikasi pengindraan jauh adalah diterima
atau tidaknya hasil pengindraan jauh oleh para pengguna
data (orang, badan, atau pemerintah). Jadi, pengguna data
merupakan komponen yang penting dalam sistem
pengindraan jauh. Kerincian, keandalan, dan kesesuaian
hasil pengindraan jauh terhadap kebutuhan pengguna
sangat menentukan diterima atau tidaknya data
pengindraan jauh oleh para pengguna.
Gelombang Elektromagnetik
#2
Semua alat pengindraan jauh (sensor) membutuhkan energ untuk
merekam objek yang dipotret (diindra). Sumber energi yang umumnya
digunakan adalah energi matahari. Namun, penggunaan nya hanya
dapat dilakukan pada waktu siang hari. Energi matahari bergerak dalam
bentuk gelombang yang harmonis dengan kecepatan tetap, yaitu
300.000 km/detik. Semua energi yang bergerak dengan kecepatan tetap
dan dalam pola yang harmonis disebut spektrum elektromagnetik.
Panjang griobang atau spektrum elektromagnetik dapat di kur dari titik
puncak yang satu ke titik puncak yang lain atau dari titik lembah yang
satu ke titik lembah yang lain. Satuan ukuran yang biasa digunakan
adalah mikrometer (um) atau seperseribu milimeter
Terima Kasih
Apa ada pertanyaan ?

More Related Content

Similar to PengindraanJauh

Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Nurul Afdal Haris
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxrioprayogo2
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxMelisaRonaFitri
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxSyamsulAmrie1
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxELLYAMUTHIARAMADHANI
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaAgus Candra
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)Amos Pangkatana
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4hedi0001
 
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptxDoniSiahaan1
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 
12396798.ppt
12396798.ppt12396798.ppt
12396798.pptbaya13
 
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASIPENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASINesha Mutiara
 

Similar to PengindraanJauh (20)

Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Konsep Dasar "Remote Sensing")
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
 
Jl
JlJl
Jl
 
iv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptxiv-penginderaan-jauh.pptx
iv-penginderaan-jauh.pptx
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
 
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptxPenginderaan_Jauh_pptx.pptx
Penginderaan_Jauh_pptx.pptx
 
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptxBAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
BAB 2 Pengetahuan Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh dan SIG.pptx
 
Citra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnyaCitra penginderaan jauh dan contohnya
Citra penginderaan jauh dan contohnya
 
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
SIG dan Pemetaan Pertemuan ke III (Konsep Dasar Penginderaan Jauh)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Sig part-4
Sig part-4Sig part-4
Sig part-4
 
118 343-3-pb
118 343-3-pb118 343-3-pb
118 343-3-pb
 
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
436946807-Ppt-Kd-3-3-Pemanfaatan-Peta-Penginderaan-Jauh-Dan-Sig.pptx
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh.ppt
Penginderaan Jauh.pptPenginderaan Jauh.ppt
Penginderaan Jauh.ppt
 
12396798.ppt
12396798.ppt12396798.ppt
12396798.ppt
 
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASIPENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
 
Pengindraan jauh
Pengindraan jauhPengindraan jauh
Pengindraan jauh
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

PengindraanJauh

  • 2. Kelompok 2 - Fadhlan Jordi - Sofia Natasya - Fani Delfita - Fauziatul Izma - Zahratul Khaira - Febrian Ananda - Tata Desvianti - Aluna Sahira Putri Zarfa - Refa Indiriani
  • 3. Pengertian Pengindraan Jauh Pengindraan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji. Dalam bahasa asing istilah yang sering digunakan untuk pengindraan jauh adalah remote sensing (Inggris), teledetection (Prancis), dan fernerkundung (Jerman). Alat yang digunakan pada umumnya adalah pengindra atau sensor Pada umumnya, sensor dipasang pada wahana (platform) yang berupa pesawat terbang, satelit, atau pesawat ulang-alik. Objek yang diindra atau yang ingin diketahui berupa objek di permukaan bumi, dirgantara atau antariksa. Pengindaran dilakukan dari jarak jauh sehingga disebut pengindraan jauh.
  • 4. Foto Dan Foto Udara 2.b 2.a
  • 5. Gambar 2.a adalah foto sebuah permukiman. Permukiman tersebut dipotret (difoto) dari arah horizontal. Gambar 2.b adalah permukiman yang difoto dari atas atau udara. Hasil foto secara horizontal tampak sangat berbeda dibandingkan dengan hasil pemotretan dari atas atau udara. Hasil foto horizontal terlihat lebih jelas dan detail. Sedangkan, rumah yang dipotret dari udara yang tampak atau terekam pada hasil foto hanya bentuk atapnya.
  • 6. Merc Venus Bentuk bumi bulat. Oleh karena itu, makin tinggi tempat pemotretan dengan sudut pemotretan yang tetap, daerah yang tergambar atau terekam dalam foto makin luas. Di samping itu, makin tinggi tempat pemotretan, benda atau objek yang tergambar makin kecil. Pemotretan dari udara dapat dilakukan dengan menggunakan balon udara, pesawat terbang, satelit, atau pesawat ulang-alik yang mencapai ketinggian ratusan kilometer dari permukaan bumi. Alat yang digunakan untuk memotret dari udara, pada mulanya berupa kamera biasa seperti yang terlihat pada tukang foto. Akan tetapi, kamera seperti itu memiliki kemampuan terbatas. Kemudian, ditemukan alat lebih canggih yang dapat digunakan untuk memotret benda atau objek di permukaan bumi dari satelit yang sangat tinggi antara lain scanner dan radar. Dalam pengindraan jauh, kamen scanner, dan radar disebut sensor. Gambar atau rekaman dihasilkan kamera disebut foto udara atau citra foto. Scanner termal menghasilkan citra termal, sedangkan radar menghasilkan citra radar
  • 7. ( Citra Termal ) ( Citra Radar )
  • 8. Kegunaan Citra Pengindraan Jauh Foto udara atau citra satelit dapat digunakan, antara lain untuk mengetahui tempat-tempat yang rawan kemacetan lalu lintas daerah yang rusak akibat gempa bumi, titik-titik api pusat kebakaran hutan, daerah laut yang kaya ikan, dan suhu permukaan air laut. Dengan demikian, foto udara ataupun citra dapat digunakan untuk mengetahui semua yang ada di permukaan bumi yang terekam pada gambar foto atau citra dengan menggunakan kaca pembesar (loupe). stereoskop, atau layar komputer di ruang laboratorium. Itulah sebabnya, banyak orang mendefinisikan pengindraan jauh (remotesensing) sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi (data) di permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek atau gejala yang dipelajari.
  • 9. Pada dasarnya, lembar-lembar foto udara dan citra merupakan hasil pemotretan. Dalam proses pemotretan, diperlukan alat pemotret, benda yang dipotret, energi (sinar), dan ruang antara. Dalam sistem pengindraan jauh, alat pemotret atau perekam disebut sensor. Sensor tersebut diletakkan pada balon udara, pesawat terbang, atau satelit, tergantung kebutuhan. Sensor yang berwujud kamera memiliki dua komponen penting, yaitu lensa dan film. Film dalam kamera berfungsi untuk merekam energi (sinar) yang dipantulkan oleh benda atau objek yang dipotret. Tanpa energi (sinar) pantulan dari objek yang dipotret, film tidak dapat merekam objek tersebut. Prosesnya adalah benda atau objek di muka bumi yang dipotret mendapat energi (sinar) matahari sehingga terjadi interaksi antara energi dan objek. Setelah berinteraksi, energi (sinar) tersebut dipantulkan kembali. Energi (sinar) pantulan itu masuk ke dalam kamera melalui lensa, diteruskan ke film yang ada di dalam kamera, kemudian direkam oleh film. Apabila film tersebut dicetak. jadilah lembar-lembar foto. Berdasar proses pemotretan tersebut, salah satu komponen penting yang harus dipenuhi adalah energi matahari sebagai sumber tenaga. Pengindraan jauh yang menggunakan energi matahari sebagai sumber tenaga disebut sistem pasif. Komponen dan interaksi antarkomponen dalam sistem pengindraan jauh dapat dilukiskan sebagai berikut. : Sistem Pengindraan Jauh
  • 10. a. Sumber Tenaga Pengindraan jauh harus memiliki sumber tenaga, baik secara alami maupun buatan. Tenaga itu mengenai objek di permukaan bumi, kemudian dipantulkan ke sensor. Sumber tenaga dapat berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi dipengaruhi oleh waktu (jam dan musim), lokasi, dan kondisi cuaca Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak jika dibandingkan dengan pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan perubahan musim. Pada saat matahari berada tegak lurus di atas suatu tempat, jumlah tenaga yang diterima lebih besar jika dibandingkan pada saat matahari kedudukannya condong terhadap tempat itu. Di samping itu, jumlah tenaga yang diterima juga dipengaruhi oleh letak suatu tempat di permukaan bumi Tempat-tempat di ekuator menerima tenaga lebih banyak jika dibandingkan terhadap tempat-tempat di lintang tinggi. Untuk waktu dan letak yang sama, jumlah sinar yang mencapai bumi dapat berbeda apabila kondisi cuaca berbeda. Makin banyak penutupan oleh kabut, asap, dan awan, makin sedikit tenaga yang dapat mencapai bumi.
  • 11. b. Atmosfer Atmosfer membatasi bagian spektrum elektromagnetik yang dapat digunakan dalam pengindraan jauh. Pengaruh atmosfer merupakan fungsi panjang gelombang. Pengaruhnya bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Karena pengaruh yang selektif itulah, timbul istilah jendela atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Dalam jendela atmosfer, ada hambatan atmosfer, yaitu kendala yang disebabkan oleh hamburan pada spektrum tampak dan serapan yang terjadi pada spektrum inframerah termal.
  • 12. c. Interaksi antara Tenaga dan Objek Tiap objek mempunyai karakteristik tertentu dalam me mancarkan atau memantulkan tenaga ke sensor. Pada dasarnya, pengenalan objek dilakukan dengan menyidik (tracing) karak teristik spektral objek yang tergambar pada citra. Objek banyak memantulkan atau memancarkan tenaga tampak cerah dalam citra, sedangkan objek pantulan atau pancarannya sedikit tampak gelap. Namun, dalam kenyataannya tidak sesederhana itu. Ada objek yang berlainan, tetapi mempunyai karakteristik spektral sama atau serupa sehingga menyulitkan pembedaan dan pengenalannya pada citra. Hal itu dapat diatasi dengan menyidik karakteristik lain, seperti bentuk, ukuran, dan pola.
  • 13. d. Sensor Tenaga yang datang dari objek di permukaan bumi diterima dan direkam oleh sensor. Tiap sensor mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Di samping itu, sensor juga memiliki kepekaan berbeda dalam merekam objek terkecil yang masih dapat dikenali dan dapat dibedakan dengan objek lain atau terhadap lingkungan sekitar. Kemampuan sensor untuk menyajikan gambaran objek terkecil disebut resolusi spasial. Resolusi spasial merupakan petunjuk bagi kualitas sensor. Makin kecil objek yang dapat terekam. makin baik kualitas sensornya.
  • 14. e. Perolehan Data Perolehan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara manual dan numerik. Cara manual adalah cara memperoleh data dengan interpretasi secara visual. Cara numerik atau digital adalah cara memperoleh data dengan menggunakan komputer. Pada umumnya, foto udara diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil pengindraan secara elektronik dapat diinterpretasi secara manual ataupun numerik.
  • 15. f. Pengguna Data Keberhasilan aplikasi pengindraan jauh adalah diterima atau tidaknya hasil pengindraan jauh oleh para pengguna data (orang, badan, atau pemerintah). Jadi, pengguna data merupakan komponen yang penting dalam sistem pengindraan jauh. Kerincian, keandalan, dan kesesuaian hasil pengindraan jauh terhadap kebutuhan pengguna sangat menentukan diterima atau tidaknya data pengindraan jauh oleh para pengguna.
  • 17. #2 Semua alat pengindraan jauh (sensor) membutuhkan energ untuk merekam objek yang dipotret (diindra). Sumber energi yang umumnya digunakan adalah energi matahari. Namun, penggunaan nya hanya dapat dilakukan pada waktu siang hari. Energi matahari bergerak dalam bentuk gelombang yang harmonis dengan kecepatan tetap, yaitu 300.000 km/detik. Semua energi yang bergerak dengan kecepatan tetap dan dalam pola yang harmonis disebut spektrum elektromagnetik. Panjang griobang atau spektrum elektromagnetik dapat di kur dari titik puncak yang satu ke titik puncak yang lain atau dari titik lembah yang satu ke titik lembah yang lain. Satuan ukuran yang biasa digunakan adalah mikrometer (um) atau seperseribu milimeter
  • 18. Terima Kasih Apa ada pertanyaan ?