Dokumen tersebut membahas penginderaan jauh yang meliputi penjelasan tentang sensor, jenis data, dan proses analisis data penginderaan jauh untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek tanpa kontak langsung.
1. FEBY JATI PERMATA 12329001
SUTAN ISKANDAR M.N 12329002
DAMAR ADI ARYNO 12329008
SEPTIANA AMBARWATI 12329013
AGUS CANDRA HIDAYAT 12329046
2. Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang obyek, daerah,
atau gejala dengan jalan menganalisis data
yang diperoleh dengan menggunakan alat
tanpa kontak langsung terhadap obyek,
daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,
1979).
3. ALAT yang dimaksud adalah alat
pengindera atau sensor, yang dipasang
pada wahana (platform).
SENSOR ini akan merekam hasil interaksi
antara obyek dan tenaga yang
dipergunakan dalam penginderaan jauh.
4. 1. Menggambarkan wujud secara lengkap
2. Beberapa jenis citra dapat menampilkan bentuk 3
dimensi
3. Karakteristik objek yang tidak tampak dapat diujudkan
dalam bentuk citra sehingga dapat dikenali
4. Dapat dibuat secara cepat untuk wilayah yang luas
5. Merupakan cara yang cepat untuk memetakan daerah
bencana
6. Alat bantu untuk monitoring
5. Penginderaan dari jarak jauh, pengkajian atas
benda/objek dilakukan pada hasil rekaman,
bukan pada benda aslinya.
Sistem Penginderaan Jauh :
1. Subsistem perolehan data
2.Subsistem analisis dan sintesis
7. Tenaga adalah kapasitas untuk melakukan kerja.
Tenaga dalam PJ adalah tenaga elektromagnetik.
Tenaga elektromagnetik dapat dibedakan
berdasarkan panjang gelombang maupun
berdasaran frekuensinya.
8. Panjang Gelombang adalah jarak lurus dari
puncak gelombang yang satu ke puncak
gelombang lain yang berdekatan.
Frekuensi adalah jumlah siklus gelombang yang
melalui satu titik dalam satu detik, dinyatakan
dalam Herts (Hz).
9.
10. Tenaga elektromagnetik terdiri dari
berkas atau spektrum yang luas, yakni
meliputi spektra kosmik, gamma, x,
ultraviolet, tampak, inframerah,
gelombang mikro, dan radio.
Jumlah total seluruh spektrum ini disebut
Spektrum Elektromagnetik.
11.
12. Objek PJ dapat berupa benda (air, tanah,
bangunan, dan vegetasi) atau fenomena di
atmosfer maupun di permukaan bumi (suhu
udara, kecepatan angin, erosi, agihan
permukiman).
13. 1. Interaksi antara tenaga dan atmosfer
2. Interaksi antara tenaga dan objek
14. Interaksi antara tenaga dan atmosfer
Matahari sebagai sumber utama tenaga
elektromagnetik (sinar dan panas).
Tenaga ini dipancarkan secara radiasi ke segala arah,
sebagian mengarah ke bumi.
Radiasi tenaga elektromagnetik ini akan mengalami
proses di atmosfer :
• Serapan
• Pantulan
• Hamburan
16. Bagian-bagian spektrum elektromagnetik yang dapat melalui
atmosfer dan mencapai permukaan bumi disebut jendela
atmosfer.
Jendela atmosfer hingga panjang 14 um
18. Interaksi antara tenaga dan objek
(1) Transmittance (τ) - some (up to 100%) of the
radiation penetrates into certain surface materials
such as water and fraction if the material is
transparent and thin in one dimension, normally
passes through, generally with some diminution.
(2) Absorptance (α) - some radiation is absorbed
through electron or molecular reactions within the
medium ; a portion of this energy is then re-
emitted, usually at longer wavelengths, and some
of it remains and heats the target;
(3) Reflectance (ρ) - some radiation (commonly 100%)
reflects (moves away from the target) at specific
angles and/or scatters away from the target at
various angles, depending on the surface
roughness and the angle of incidence of the rays.
Because they involve ratios (to irradiance), these three parameters are dimensionless
numbers (between 0 and 1), but are commonly expressed as percentages. Following the
Law of Conservation of Energy: τ + α + ρ = 1.
19. Karakteristik yang penting adalah pantulan,
karena ini yang direkam sensor. Semakin besar
pantulan akan menimbulkan rona yang cerah.
Hal penting dalam interaksi antara tenaga dan
benda:
1.Besarnya tenaga pantulan tergantung pada jenis
benda dan kondisinya
2.Besarnya pantulan bagi satu jenis benda berbeda-
beda menurut panjang gelombangnya.
21. Perekaman objek dalam PJ dilakukan dengan 2
cara, cara digital (dengan pita magnetik) dan cara
analog (dengan film).
22. Perekaman dengan penyiaman sejajar jalur orbit (SPOT) dan
penyiaman menyilang normal
From Sabins, Jr., F.F., Remote Sensing: Principles and Interpretation, 2nd Ed., W.H. Freeman
24. • Berdasarkan wahana: (1) foto udara, dan (2)
foto satelit
• Berdasarkan arah sumbu kamera: (1) foto
tegak, (2) foto agak condong, (3) foto sangat
condong
• Berdasarkan jendela atmosfer: (1) foto
ultraviolet, (2) foto pankromatik, (3) foto
inframerah
• Berdasarkan ukuran: (1) foto format baku, (2)
foto format kecil
25. Berdasarkan jendela atmosfer: (1) citra
spektrum tampak, (2) citra inframerah termal,
(3) citra gelombang mikro
Berdasarkan tujuan penginderaan: (1) citra
satelit cuaca, (2) citra satelit sumberdaya, (3)
citra satelit kelautan
26. Alat pengamat:
1. Non stereoskopik, misalnya lensa pembesar, meja
sinar, alat pengamat optik (proyektor slide)
2. Stereoskopik, misalnya stereoskop lensa, stereoskop
cermin. stereoskop mikroskop
27. 1. Rona : tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek
pada citra. Warna : ujud yang tampak oleh mata
dengan menggunakan spektrum sempit dari spektrum
tampak.
2. Bentuk : merupakan variabel kualitatif yang
memerikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek.
3. Ukuran : atribut obyek yang antara lain berupa jarak,
luas, tinggi, lereng, dan volume.
4. Tekstur : frekuensi perubahan rona pada citra
28. 5. Pola :susunan keruangan suatu objek
6. Bayangan
7. Situs : letak suatu obyek terhadap obyek yang
lainnya atau letak obyek pada bentanglahannya
8. Asosiasi : keterkaitan antara obyek yang satu
dengan yang lainnya, misal kereta api berasosiasi
dengan jalan kereta api.
9. Konvergensi bukti : kesimpulan dari obyek
29. A. PRA-PEMROSESAN
Perbaikan citra menggunakan pengetahuan dan
pemahaman untuk menilai penuruan kualitas
citra . Pada tahap awal ini dilakukan koreksi
data terhadap data mentah satelit yang
bertujuan untuk menghilangkan kesalahan-
kesalahan radiometrik dan geometrik.
30. • Bertujuan untuk mengubah level abu-abu (rona)
diasosiasikan dengan setiap pixel citra asli
menurut skema khusus sebelumnya, sehingga
kontras lebih baik atau pendefinisian kenampakan
dapat dicapai.
• Koreksi radiometrik dilakukan dengan bebrapa
cara, antar lain :
1. Penyesuaian histogram
2. Penyesuaian regresi
3. Metode kalibrasi bayangan
4. Kalibrasi kenampakan gelap.
31. Bertujuan untuk menghilangkan distorsi
disebabkan oleh kemiringan pesawat terbang
dan rotasi bumi pada waktu perekamannya,
hasilnya dalam citra skala yang diinginkan
atau peta proyeksi.
32. 1. Penajaman citra (image enhancement)
Prinsip dalam penajaman citra yaitu bagaimana mengubah nilai piksel secara
sistematis, sehingga menghasilkan efek kenampakan citra yang lebih
ekspresif, sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2. Pemfilteran (Filtering)
Pemfilteran adalah suatu cara untuk ekstraksi bagian data tertentu dari suatu
himpunan data, dengan menghilangkan bagian-bagian data yang tidak
diinginkan.
3. Transformasi
Selain penajaman citra, masih ada transformasi lain yang sering digunakan
untuk menghasilkan informasi baru. Transformasi ini dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Trasnformasi yang dapat mempertajam informasi tertentu, namun
sekaligus menghilangkan atau menekan informasi yang lain.
2. Transformasi yang meringkas informasi dengan cara mengurangi
dimensionalitas data.
33. • Seperti halnya klasifikasi manual yang menggunakan foto udara,
kalsifikasi multispektral merupakan suatu algoritma yang
dirancang untuk menurunkan informasi tematik dengan cara
mengelompokkan fenomena berdasarkan kriteria tertentu.
• Pada klasifikasi manual, berbagai kriteria digunakan, antar lain
kesamaan pola relief, rona atau warna, tekstur, bentuk, dan
sebagainya yang digunakan secara serentak.
• Pada klasifikasi multispektral hanya ada satu kriteria yang
digunakan, yaitu nilai spektral (nilai kecerahan) pada beberapa
saluran sekaligus.
• Tetapi dilain pihak, klasifikasi manual dan multispektral
mempunyai kesamaan mendasar, yaitu membutuhkan informasi
bantu (termasuk data lapangan ) supaya dapat menghasilkan peta
tematik yang siap pakai.
34. • Klasifikasi terselia atau klasifikasi beracuan (supervised classification)
Dipilih daerah contoh dari data citra guna pengujian yang lebih rinci. Kelompok data contoh
kemudian dikompilasi.
Beberapa algoritma klasifikasi terselia :
– Jarak Minimum terhadap rerata
– Parallelepiped
– Algoritma Kemiripan maksimum
– Algoritma tetangga terdekat
• Klasifikasi tak terselia atau klasifikasi tak beracuan (unsupervised classification)
Tidak memakai sampel latihan. Pebagian ruang kenampakan dilaksanakan dengan metode
kluster yang dapat mengidentifikasi kelompok-kelompok pola alami. Sifat setiap
kelompok kemudian ditentukan dengan uji lapangan.
Ada tiga algoritma klasifikasi tak terselia yaitu :
– Jarak minimum ke pusat gugus
– Penggugusan statistik
– Algoritma campuran
37. A pair of Landsat-7 images - the
upper true color, the lower a color-
coded map of temperature
variations as measured by the
thermal band on the ETM+ sensor -
illustrates this effect for Atlanta, for
an observation made on September
28, 2000.
38. Even though the
surface is heavily
vegetated (tropical
forests), the
penetrating radar
shows mainly its
topographic character
and adeptly displays
fracture systems that
have been weathered
out into narrow
valleys.