2. ANGGOTA KELOMPOK
Kelompok 9:
Fitriana Kartikasari 3512 100 011
Arief Yusuf Effendi 3512 100 024
Didi Darmawan 3512 100 046
M. Luay Murtadlo 3512 100 068
Theo Prastomo 3512 100 073
Koni Dwi P 3511 100 035
3. 1. Mengerti dan memahami teori dari proyeksi UTM dan TM 3°
2. Mengerti dan memahami teori dari transformasi koordinat UTM ke
TM 3°
4.
5. Sistem koordinat merupakan sekumpulan aturan yang menentukan
bagaimana koordinat - koordinat yang bersangkutan merepresentasikan
titik-titik. Aturan ini biasanya mendefinisikan titik asal (origin) beserta
beberapa sumbu-sumbu koordinat untuk mengukur jarak dan sudut
untuk menghasilkan koordinat.
Transformasi koordinat adalah perubahan
suatu sistem koordinat ke sistem koordinat
yang lain.
6. Sistem proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) adalah rangkaian proyeksi
Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian
zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) 8 derajat pada garis
lintang (latitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. koordinat UTM
menggunakan satuan unit meter.
7. Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90°BT sampai meridian
144°BT dengan batas lintang 11°LS sampai 6°LU. Dengan demikian, wilayah Indonesia terdapat
pada zone 46 sampai dengan zone 54.
8.
9. Proyeksi UTM memiliki beberapa kelebihan antara lain :
1. Proyeksi simetris untuk setiap wilayah dengan bujur 6°.
2. Transformasi koordinat dari zone ke zone dapat dikerjakan
dengan rumus yang sama untuk setiap zone di seluruh dunia.
3. Distorsinya antara -40cm/1000m dan + 70cm/1000m.
10. SISTEM
PROYEKSI
TM3º
Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri
silinder, tranversal, conform dan menyinggung. Proyeksi Transverse
Mercator pertama kali diperkenalkan oleh Gerardus Mercator dan
kemudian dikembangkan oleh Lambert pada tahun 1772.
Proyeksi TM-3˚ digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional. Proyeksi
ini beracuan pada Ellipsoid World Geodetic System 1984 (WGS 84).
13. 1. TM3 memiliki lebar zona 3 Derajat, sedangkan di UTM satu zona memiliki lebar 6 Derajat.
2. Satu Zona UTM dibagi menjadi dua zona TM3. Misalnya UTM Zona 50 dibagi menjadi TM3 Zona 50.1 dan
TM30 Zona 50.2.
3. Proyeksi TM3 dan UTM sama-sama menggunakan Transverse Mercator.
4. False Easting setiap zona di TM30 adalah 200000, sedangkan di UTM adalah 500000.
5. False Northing setiap zona di TM3 adalah 1500000, sedangkan di UTM adalah 10000000.
6. Central meridian di TM30 berbeda dengan UTM. Tetapi prinsipnya sama. Zona-zona UTM dibagia dua,
meridian di setiap zona yang dibagi dua tersebut otomatis menjadi Central meridian.
7. Scale Factor di TM3 adalah 0,9999 sedangkan di UTM adalah 0,9996.
8. Latitude of Origin sama yaitu 0 (nol) derajat.
PERBEDAAN & PERSAMAAN UTM DAN TM30
18. Transkord adalah sebuah aplikasi
keluaran Bakosurtanal (sekarang Badan
Informasi Geospasial) yang berfungsi
untuk mentransformasikan :
• Koordinat Geografis (Lintang Bujur,
derajat menit detik) ke koordinat UTM
(X,Y). Atau sebaliknya.
• Koordinat Geografis ke TM3. Atau
sebaliknya.
21. PROSES TRANSFORMASI UTM - GEODETIK
DENGAN TRANSKOORD
Didapatkan hasil Koordinat
Geodetik sebesar :
L = 7⁰ 49’ 11,01’’ LS
B = 112⁰ 0’ 11,3642’’ BT
22. PROSES TRANSFORMASI GEODETIK – TM30
DENGAN TRANSKOORD
Didapatkan hasil Koordinat
TM30 sebesar :
T = 317613,507 M
U = 601735,306 M
Zona =54,2
23. PROSES TRANSFORMASI UTM – GEODETIK
DENGAN MICROSOFT EXCEL
Didapatkan hasil
Koordinat Geodetik
sebesar :
L = 7⁰ 49’ 11’’ LS
B = 112⁰ 0’ 11’’ BT
24. PROSES TRANSFORMASI GEODETIK – TM30
DENGAN MS.EXCEL
Didapatkan hasil Koordinat TM30
sebesar :
T = 317596,2572 M
U = 601813,546 M
25. Berdasarkan Program Transkord diperoleh Koordinat TM30 sebagai
berikut :
T = 317613,507 M
U = 601735,306 M
Berdasarkan Program Excel diperoleh Koordinat TM30 sebagai berikut :
T = 317596,2572 M
U = 601813,546 M
26. • Human Error
Human Error merupakan kesalahan seseorang pembuat program
Transkoord,ataupun excel. Human error dapat disebabkan karena salah dalam input
data parameter ataupun kesalahan dalam membaca resource tabel untuk
perhitungan.
• Kesalahan penulisan formula (rumus) pada program
Kesalahan yang sangat sering terjadi akibat ketidaktelitian pembuat program.
• Pembulatan angka desimal tidak sama
Pembulatan angka desimal yang tidak sama akan berpengaruh pada hasil akhir
tiap program sehingga setiap program akan menghasilkan output yang berbeda.
27. Selalu terjadi perbedaan koordinat antar program bila koordinat TM-3 bila UTM
ditransformasi ke TM-3 begitupun sebaliknya, hal ini dikarenakan beberapa factor seperti :
Human Error, dimana dimungkinkan kami salah membaca sumber tabel untuk melakukan
penghitungan koordinat secara manual. Dan juga kesalahan penginputan disaat kami
melakukan penginputan rumus pada matlab untuk melakukan penghitungan, yang
menyebabkan terjadi perbedaan ketika koordinat dihitung melalui matlab ataupun
software TransKoord
Pembulatan angka decimal yang tidak sama
28. Pembaharuan tabel yang berisi unsur angka untuk melakukan penghitungan
manual. Dimana tabel nya sudah tidak jelas angkanya.
Sebaiknya penghitungan menggunakan tabel, namun harus lebih diperjelas dahulu
angka-angka nya.