Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Bab i pembahasan (repaired)
1. MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Disusun Oleh :
Nama : Ismayawati
Nim : 11011700458
Dosen : Ade fauji SE, MM.
Kelas : 2T-MA
Hari : Minggu
Objek : Makalah sebelum UAS
UNIVERSITAS BINA BANGSA
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
2018 - 2019
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Manajemen Keuangan..............................................................................2
BAB II TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL .........................................3
BAB III ARUS KAS & RESIKO PROYEK ................................................................10
BAB IV BIAYA MODAL...................................................................................................
...........................................................................................................................................17
BAB V STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN.......22
BAB VI MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG
JANGKA PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER, DIVESTASI,
PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS ...........................................28
BAB VII ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS &
BUMN DAN CARA MENGATASINYA SECARA UMUM ....................................32
BAB VIII KASUS............................................................................................................36
BAB IX PENUTUP........................................................................................................39
Daftar Pustaka
3. 3
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah memberikan
petunjuk dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini yang berupa makalah
“Manajemen Keuangan” untuk memeunuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN KEUANGAN
I,oleh dosen Bapak Ade Fauji, SE, MM.
Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantuteman teman serta
pembaca dalam memahami materi tentang Manajemen Keuangan, dan dapat memperkaya
wawasan pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan dari segii kata, bahasa, atau penulisan dalam menyajikan materi. Saran dan kritik
sangat di harapkan oleh penulis agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman - teman dan pembaca.
Serang, 2l Mei 2018
Penulis
ISMAYAWATI
4. 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individupasti memiliki manajemen dalam menjalankan aktivitas hidupnya. Dengan
adanya manajemen, maka diharapkan semua aktivitas dapat dilakukan dengan sistematis
atau berurutan, maksimal sehingga mendapat hasil yang baik. Apabila seorang individu
saja membutuhkan adanya manajemen untuk mengaturr hidupnya, pastinya sebuah
organisasi atau pun peusahaan akan lebih membutuhkan adanya manajemen untuk
mengatur kinerja dari anggota agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan dan
mendapat hasil kerja yang baik, salah satu manajemen keuangan dalam suatu organisasi
ataupun perusahaan.
Perkembangan manajemen keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian
manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai
mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap
aktiva. Khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan nya untuk
merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajemen
keuangan harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal.
Namun manajemen keuangan juga berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang
layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk
membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa
memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan
berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen keuangan?
b. Apakah tujuan dari adanya manajemen keuangan?
c. Apa saja fungsi dari manajemen keuanga?
5. 5
d. Apa saja yang menjadi tugas pokok manajemen keuangan?
e. Apakah prinsip yang dipegang dalam menjalankan manajemen keuangan?
f. Bagaimana aktivitas dari manajemen keuangan?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari manajemen keuangan.
b. Untuk mengetahui fungsi dari adanya manajemen keuangan.
c. Untuk mengetahui tujuan dai manajemen keuangan.
d. Mengetahui tugas pokok yang di lakukan manajemen keuangan.
e. Untuk mengetahui prinsip yang harus di terapkan dalam manajemen keuangan.
f. Mengetahui aktivitas manajemen keuangan.
6. 6
BAB II PEMBAHASAN
PENGANGGARAN
II.1. CAPITAL BUDGETING
Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan memperoleh
kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada aktiva lancar.
Perbedaannya adalah pada jangka waktu. Cara kembalinya dana yang
diinvestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut.
Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai dana
dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun disebut
penganggaran modal atau Capital Budgeting.
Menurut Andrew Graham dari School of Policy Studies Queens University:
“Capital Budgeting is a process used to evaluate investments in long-term or capital
assets”.
Capital assets adalah aset yang dimiliki perusahaan dengan usia atau masa
pemanfaatan lebih dari setahun. Biasanya dana atau biaya yang dikelola untuk
menangani aset ini sangat besar. Sehingga teknik penganggaran modal ini sifatnya
sangat penting.
Menurut Eugene F.Bringham dan Michael C. Ehrhardt:
“Capital Budgeting is the decision process that managers use to identify those
projects that add to the firm’s value, and as such it is perhaps the most important
task faced by financial managers and their staffs”.
Contoh Capital Budgeting adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap yaitu tanah,
bangunan, mesin-mesin dan peralatan. Penganggaran modal menjelaskan tentang
perencanaan jangka panjang untuk merencanakan dan mendanai proyek besar
jangka panjang. Dalam konteks sebuah negara atau pemerintahan, penganggaran
modal memiliki implikasi dua hal yaitu sebagai instrumen kebijakan fiskal dan untuk
7. 7
meningkatkan kekayaan bersih dari pemerintah. Dan untuk hal-hal terlentu
merupakan alat pembangunan daerah. Fungsi dari melakukan Capital Budgeting
antara lain untuk mengidentifikasi investasi yang potensial. Apabila telah ditemukan,
teknik ini dapat pula digunakan untuk memilih alternative investasi. Setelah dipilih,
kemudian dapat dilakukan audit dalam pelaksanaannya.
Secara tradisional, proyek menggunakan penganggaran modal sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan investasinya antara lain untuk membangun sebuah hotel
yang baru, untuk menghitung kelayakan pembuatan sebuah kantin di sebuah
sekolah atau untuk mengganti sistem pembakaran di sebuah pabrik baja.
Keputusan penganggaran modal memiliki efek yang sangat jelas terhadap tingkat
kesehatan keuangan perusahaan untuk jangka panjang. Sebuah proyek yang
didasarkan pada keputusan penganggaran modal yang berhasil, akan mendorong
mengalirnya pemasukan (cashflow) perusahaan untuk jangka panjang. Sebaliknya,
penganggaran modal yang tidak baik akan menyebabkan tingkat pengembalian
investasi yang mencukupi. Akibatnya dapat saja sebuah proyek atau sebuah
perusahaan mengalami kebangkrutan. Keputusan penganggaran modal dapat pula
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, barang atau jasa apa yang
akan dibuat, bagaimana barang atau jasa itu dijual pada pelanggan? Dan bagaimana
cara menjualnya?
. . . seorang manajer keuangan selalu dihadapkan pada berbagai pilihan investasi
yang paling menguntungkan bagi perusahaan . . .
II.2. ARTI PENTING CAPITAL BUDGETING:
Secara umum, capital budgeting memiliki arti penting berupa:
1. Jangka waktu tertanamnya aset yang lama membuat perusahaan perlu
memikirkan sumber dana lain bagi kebutuhan yang lain.
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut dua hal:
a. BiIa investasi yang terlampau besar akibatnya adalah banyak peralatan yang
tidak beroperasi.
b. Bila investasi yang terlampau kecil sehingga kekurangan peralatan akibatnya
adalah perusahaan bekerja dengan harga pokok yang terlalu tinggi sehingga
mengurangi daya saing.
8. 8
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar
yang tidak bisa diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau sekaligus,
sehingga perlu adanya ketelitian dalam melakukan perhitungan.
4. Kesalahan dalam melakukan penghitungan berarti berakibat panjang sehingga
kerugian besar pasti terjadi.
II.3. MACAM PENGANGGARAN MODAL
Penggolongan usul Investasi dapat diterapkan dalam:
a. Investasi Penggantian
b. Investasi Penambahan Kapasitas
c. Investasi Penambahan Jenis Produk baru
Termasuk dalam golongan investasi penambahan kapasitas adalah: usul-usul
penambahan jumlah mesin dan pembukaan pabrik baru.
Investasi penambahan kapasitas sering juga bersifat sebagai investasi penggantian.
Dengan sendirinya tingkat ketidakpastian pada investasi penambahan kapasitas
lebih besar daripada investasi penggantian.
Berdasarkan ukuran yang ditetapkan perusahan dapat dipilih usul-usul proyek mana
yang dapat diterima dan mana yang ditolak dan mana yang ditunda.
II.4. ALIRAN KAS (CASHFLOW)
Cara penilaian unsur investasi di dasarkan pada aliran kas cashflow dan bukan
berdasarkan laba yang dilaporkan oleh Neraca dan Rugi Laba. Untuk menghasilkan
keuntungan tambahan, kita harus memiliki kas untuk ditanam kembali, padahal
keuntungan yang dilaporkan oleh neraca belum tentu berbentuk kas setiap usul
pengeluaran modal/capital expenditure.
Terdapat dua jenis cash flow yaitu:
1. Aliran kas keluar netto/net outflow of cash yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuk netto yaitu hasil dari investasi tersebut net cash proceeds.
Cash flow adalah konsep penting dalam Capital Budgeting. Pendekatan akuntansi
tidak dapat digunakan dalam membuat keputusan untuk melakukan investasi dengan
alasan:
1. Menghitung pengaruh pajak
2. Menghitung earning per share dimasa yang akan datang
9. 9
II.5. PENYUSUTAN (DEPRESIASI)
Depresiasi adalah alat akuntansi yang akan memotong harga sebenarnya dari
peralatan untuk jangka waktu tertentu sepanjang umur dari hidup peralatan. Muncul
sebagai biaya-biaya dan tidak masuk dalam kas dalam neraca perusahaan. Ketika
biaya memotong income sebelum pajak. Depresiasi dapat meningkatkan cash flow
dari perusahaan.
II.6. LAPORAN KEUANGAN
Analisis keuangan berhubungan dengan penggunaan berbagai laporan keuangan
yang menunjukkan beberapa hal. Pertama, neraca meringkaskan aset, utang dan
modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu (biasanya akhir tahun). Kedua,
laporan laba-rugi meringkaskan penghasilan dan biaya-biaya perusahaan selama
periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Neraca menunjukkan gambaran dan posisi keuangan perusahaan pada waktu
tertentu. Dan kedua laporan tersebut (dengan tambahan sedikit informasi) dapat
dibuat laporan turunan tertentu seperti laporan laba yang ditahan, laporan
penggunaan dana dan laporan aliran kas.
II.7. INFORMASI NERACA
Aktiva ditulis berdasarkan urutan tingkat likuiditasnya. Kas adalah aktiva yang paling
likuid sehingga ditulis paling atas. Ada beberapa perusahaan yang mencatat surat
berharga yang diperdagangkan (Marketable Securities) tersendiri dan diletakkan di
bawah rekening kas pada neracanya. Ada pula yang memasukkan surat berharga
tersebut menjadi satu dengan kas menjadi rekening kas dan yang disamakan
dengan kas. Kemudian di bawahnya rekening piutang dagang, yang biasanya
memiliki tenggang waktu satu atau dua bulan sebelum dilunasi menjadi uang kas.
Setelah itu rekening persediaan yang merupakan produk dari suatu produksi. Produk
tersebut harus dijual Iebih dahulu untuk menjadi piutang dagang baru setelah
dilunasi menjadi uang kas. Aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva jangka
panjang lainnya adalah paling tidak likuid sehingga ditulis paling bawah dari seluruh
aktiva.
Semua hutang lancar adalah hutang jangka pendek, waktu kurang dari satu tahun,
sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Kekayaan
10. 10
para pemegang saham akan dibayar melalui dividen kas regular dan mungkin
dividen likuidasi final.
Kekayaan para pemegang saham atau merupakan modal sendiri perusahaan terdiri
dari beberapa kelompok kecil. Saham biasa (pada nilai nominal) menunjukkan total
uang yang dibayar ke dalam perusahaan dalam pertukaran untuk lembar-lembar
saham biasa.
Laba yang ditahan adalah bukan tumpukan kas (atau aktiva lainnya) tetapi hanya
suatu catatan akuntansi yang digunakan untuk menunjukkan sumber pembelanjaan
dari aset perusahaan.
II.8. KERANGKA KERJA ANALISIS
Beberapa pendekatan yang berbeda digunakan dalam analisis perusahaan. Para
pakar analisis memiliki prosedur yang disenangi berasal dari beberapa generalisasi
perusahaan yang dianalisis.
Berapa banyak dana yang dibutuhkan diwaktu yang akan datang dan apa sifat dasar
dari kebutuhan tersebut? alat-alat analisis yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain laporan sumber dan penggunaan dana,
laporan aliran kas dan anggaran kas.
Keahlian para analis menggunaan rasio keuangan menyerupai keahlian dokter
menggunakan hasil tes laboratunium. Sebagai kombinasi dan waktunya yang Iama
data ini menawarkan wawasan yang berharga tentang kesehatan suatu perusahaan
seperti kondisi keuangan dan profitabilitas perusahaan. Memenuhi bagian pertama
dari tiga faktor yang ada adalah analisis risiko bisnis perusahaan. Risiko bisnis
berhubungan dengan risiko yang melekat dalam operasi perusahaan.
Beberapa perusahaan ada dalam jalur bisnis yang mudah berubah dari kemungkinan
beroperasi dekat dengan titik “break even”-nya. Perusahaan lain ada dalam jalur
bisnis yang stabil dan beroperasi jauh di atas “break even”-nya. Perusahaan lain ada
dalam jalur bisnis yang stabil dan beroperasi jauh diatas “break even”-nya.
Perusahaan lain ada dalam jalur bisnis yang stabil dan beroperasi jauh di atas titik
“break even”-nya perusahaan lain ada dalam jalur bisnis yang stabildan beroperasi
jauh diatas “break even”-nya. Peralatan mesin perusahaan mungkin termasuk dalam
kategori pertama sedangkan kegunaan elektronik yang menghasilkan kemungkinan
11. 11
jatuh pada kategori terakhir. Para penganalisis perlu untuk memperkirakan tingkat
risiko bisnis dari perusahaan yang dianalisis.
Ketiga faktor tersebut harus digunakan dalam menentukan kebutuhan keuangan
perusahaan. Selanjutnya faktor tersebut harus digunakan secara gabungan.
Semakin besar dana yang dibutuhkan berarti semakin besar total pembelanjaan
yang akan diperlukan. Sifat kebutuhan dana mempengaruhi tipe pembelanjaan yang
harus digunakan. Apabila ada komponen bisnis musiman, maka harus dipenuhi
dengan pembelanjaan jangka pendek. Tingkat rasio bisnis perusahaan juga sangat
mempengaruhi tipe pembelanjaan yang harus digunakan.
Semakin besar risiko bisnis berarti kecil keinginan untuk memenuhi dengan
pembelanjaan hutang, biasanya cenderung dipenuhi dengan pembelanjaan saham
biasa. Dengan kata lain, pembelanjaan (modal) sendiri lebih aman dari
pembelanjaan hutang yang harus membayar bunga dan pokok pinjaman.
Perusahaan yang memiliki resiko bisnis tinggi, umumnya keliru mengambil resiko
keuangan yang telah dipertimbangkan dengan baik. Kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan juga mempengaruhi tipe likuiditas perusahaan, semakin kuat kondisi
keuangan perusahaan berarti semakin berisiko pula tipe pembelanjaan yang akan
digunakan. ltulah sebabnya pembelanjaan hutang menjadi lebih menarik dengan
pertumbuhan dalam likuiditas, kondisi keuangan dan profitabilitas.
Pada gambar, bagian bulat menunjukkan semua dana belum mencukupi untuk
menentukan rencana pembelanjaan terbaik dari pandangan perusahaan dan dengan
sederhana menganggap bahwa hal itu dapat dicapai dengan mudah. Rencana
tersebut perlu “dijual” kepada pemasok modal diluar perusahaan.
Perusahaan memperkirakan kebutuhannya adalah 1 miliar rupiah dan dipenuhi
dengan pembelanjaan jangka pendek, tetapi pemasok mungkin tidak setuju dengan
jumlah uang dan tipe pembelanjaan yang diminta oleh manajemen perusahaan.
Pada akhirnya, perusahaan harus berkompromi dengan pemasok modal untuk
kesepakatan yang sesuai dengan realita pasar. lnteraksi perusahaan dengan
pemasok modal menentukan jumlah, waktu dan harga pembelanjaan. Negosiasi
tersebut sering tidak terlalu jauh berubah dari tipe tawarannya, meskipun biasanya
dari tingkat decibel yang lebih rendah. Disetiap kejadian, fakta bahwa perusahaan
12. 12
harus bernegosiasi dengan pemasok modal dari luar, dilayani seperti suatu
mekanisme umpan balik pada faktor lainnya dalam gambar.
Analisis tidak dapat dilaksanakan dalam isolasi dan fakta bahwa pada akhirnya suatu
“permohonan” harus dibuat oleh perusahaan kepada pemasok modal. Dengan kata
lain, pemasok modal harus tetap terbuka terhadap pendekatan pembelanjaan
perusahaan, meskipun hal itu berbeda dari pandangan pemasok modal.
13. 13
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Aliran Kas
Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam
perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.1[1]
B. Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah
mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih
per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan
banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan
suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat
menjadi sangat besar.
Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran.
2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat
asumsi perekonomian yang konsisten.
3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
14. 14
Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara
emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun
kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus
kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas.
C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan
perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan
perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus
kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus
kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu
menghindari kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu:
1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi.
2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1. Arus kas proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok
yaitu:
a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan
investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas
awal dapat dikatakan aliran kas keluar.
b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek,
seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa
modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.2[2]
15. 15
Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya,
demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi.
a. Biaya aktiva tetap
Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas
negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan
termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya.
b. Beban nonkas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas
meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus
ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang
dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual scara
spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka
pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan.
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika
pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan
menyebabkan biaya modal dihitung dua kali.
Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi
dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan.
2. Arus kas tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek
investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali,
tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah
biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis.
b. Biaya kesempatan
16. 16
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau
tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana diinvestasikan pada
suatu proyek tertentu.
c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain dari
perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat
atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam
pengambilan keputusan penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk
yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk
yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain
akan melakukannya.
3. Penentuan waktu arus kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui
kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek
ekspansi baru atau proyek pengganti.
1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru
untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan arus
kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang
ada dengan tanpa proyek yang diusulkan.
2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan
aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang
terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai yang
terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada
sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
a. Pengeluaran investasi awal
b. Arus kas operasi selama umur proyek
c. Arus kas tahun terakhir
17. 17
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas
adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan.
Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada
daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang3[3]
1. Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
a. Menentukan minimum kas
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit
kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi
financial dan budget kas yang final.4[4]
2. Mengambil keputusan
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa
proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis
ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak
E. Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan
akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan
risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan
risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi
18. 18
pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para
pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah
risiko pasar.
Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan
bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok,
dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
F. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama diganti satu per
satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah
beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara
variabel lainnya tetap konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan
sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga
memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan.
Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar lalu
menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk memberikan
skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya
variabel yang tinggi dan sebagainya.
Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang
paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.
3. Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang terjadi
dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan
estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko.
19. 19
G. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau
keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode
yang digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu :
1. Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus
khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko
aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
20. 20
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya
riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.Perhitungan
biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimalkan.
2. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang
biaya modal.
3. Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya
modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan
tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu
tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung
maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata
biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa
biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau
disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun
apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung
adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh
modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan
sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor,
21. 21
tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang
mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang
menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of
capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi
(sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari
usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
B. Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebasrisiko atau
tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil
minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika
manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham
khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta
tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan
meningkatkan biaya modal perusahaan.
C. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return
atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan
manajemen investasi.
2. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi
yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan
variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang
dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur
keuangan berjalan.
4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal
yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio
pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
D. Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu investasi agar
tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai
sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama
22. 22
dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM)yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
E. Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham
preferen.
Kp = Dp/Pn
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred stock)dihitung dgn
membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga neto (net Price) yg diperoleh
dari penjualan saham preferen per lembarnya.
F. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri
(biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas
merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham
biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada
saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika
laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan
berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke
perusahaan (flow back fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1. Pendekatan CAPM
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Dimana:
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.
23. 23
2. Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:
D1
Po = ———–
Ks – g
Maka,
D1
Ks = ———– + g
Po
D1 = Deviden akhir periode
Po = Harga saham awal periode
g = tingkat pertumbuhan deviden.
3. Pendekatan bond yield plus risk premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko
Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock)
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena
penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi
penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
D1
Ksb = —————– + g
Po (1 –FC)
Ksb = biaya saham biasa baru
FC = flotation cost
G. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC) :
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan
biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing
sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara
keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of
capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau
sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
Weighted Average Cost of Capital
Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka biaya
modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
24. 24
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.
Sumber modal Jlh Rp. Biaya penggunaan modal
Hutang Jk, Panjang 60 jt 6% (sebelum tax)
Saham Preferen 10 jt 7%
Modal sendiri 130 jt 10%
Jlh 200 jt
Tingkat pajak perseroan = 25%.
Berapa Biaya Modal Rata-rata ?
Jawab :
Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% -25%) = 4,5%
H. Marginal Cost of Capital
Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru.
Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya
penggunaan modal.
Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal
baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan
modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Jumlah laba diatahan
Break point = ——————————————————-
Bagian modal sendiri dalam struktur modal
25. 25
BAB V PEMBAHASAN
1. LEVERAGE
A. Pengertian Leverage
1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud
agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. (menurut manajemen keuangan)
2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup
biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto (2001:375)).
B. Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari
pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal
sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus
membayar bunga secara rutin yang merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan
menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan
hutang yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap.
C. Jenis- jenis Leverage
1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi)
Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang
cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas.
Leverage opererasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan
operasi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan
sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage
26. 26
ditentukan oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu pimpinan perusahaan
dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan berpengaruh terhadap laba
operasi perusahaan. Besar kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating
leverage (DOL), yaitu diukur dengan rumus :
2. Financial Leverage
(Pengungkit Keuangan)
Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh
perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang
yang digunakan oleh perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan
operasi terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan
berkaitan dengan laba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per
lembar.
Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu :
Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai
aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar,
utang jangka panjang dan modal.
Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya
menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang. Struktur modal
ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba
ditahan.
2.2 STRUKTUR MODAL
A. Pengertian struktur modal
Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur
dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal
menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal
perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan.
Pada bab ini digunakan tiga macam tingkat pengembalian atau kapitalisasi, yaitu : tingkat
pengembalian utang (kd), saham biasa (k’ₑ) dan tingkat pengembalian perusahaan secara
keseluruhan (kₒ).
DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
27. 27
Kd = F/B = beban bunga tahunan/nilai pasar utang
Keterangan :
Kd = tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal utang.
Kₑ = E/S = laba yg tersedia bagi pemegang saham/nilai pasar saham
Keterangan :
Kₑ = tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham biasa.
Kₒ = O/V = laba bersih operasi/b+s
Keterangan :
Kₒ = tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan
V = B + S = Nilai total perusahaan
Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan atau biaya modal rata-
rata tertimbang perusahaan :
Kₒ = Kd b/b+s + Kₒ s/b+s
3. KEBIJAKAN DIVIDEN
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya
dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori tersebut adalah:
1. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan dividen
tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. (MM) berpendapat
bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan (earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan
menjadi dividend an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah
Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.
Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.
Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.
Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan.
Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap
biaya sendiri.
Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen.
2. Bird In-The Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the hand
theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen
28. 28
yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan
semakin tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi
ketidakpastian yang dihadapi investor.
3.2 Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal
Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu :
1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) mengemukakan ada struktur modal
optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total perusahaan dengan mempergunakan
jumlah utang (leverage keuangan) tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat
diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan utang
yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan meningkatkan nilai perusahaan.
Walaupun pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya
resiko bagi pemegang saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari
penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah.
2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)pendekatan ini
mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada berbagai tingkat leverage. Anggap
3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) mendukung hubungan antara struktur
modal dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan berdasarkan pendekatan laba bersih
operasi yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan
dan juga tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
3.3 Menjelaskan Pembayaran Dividen
Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain:
1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen)
Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan diberikan secara tunai
sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham. Ada beberapa kebijakan
dalam pembayaran dividen secara tunai
a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara tetap
perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan
berfluktuasi.
b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan membayarkan
dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu meningkat dengan pertumbuhan
yang stabil.
29. 29
c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan akan
membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya mengikuti besarnya laba yang
diperoleh oleh perusahaan.
d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya perusahaan
akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara perusahaan menentukan
jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan ekstra
dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen)
Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen. Ada beberapa
jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham :
a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya, saat harga
pasar saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan mengambil kebijakan untuk
meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham
kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk
pemecahan saham yang mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham meningkat. Dengan
begitu harga saham perusahaan dapat menyesuaikan dengan harga pasar saham saat itu.
b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase stock) artinya,
perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk membeli kembali (sebagian)saham
pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk menaikkan keuntungan para pemegang saham dan
mengurangi jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan.
2.4 Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijkan dividen
menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan
Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang dibayarkan.
2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan
untuk membayar dividen semakin kecil.
3. Rencana Perluasan Usaha
30. 30
Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana yang dapat dibayarkan
untuk dividen.
4. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Dengan pembiayaan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru, ini akan melemahkan
kontrol dari kelompok saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.
Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang mempengaruhi
dalam kebijakan dividen adalah:
1. Undang-Undang (UU)
Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan
maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca.
2. Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha.
Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada pabrik peralatan, persediaan, dan
aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas.
3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis
pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2 pilihan perusahaan dapat membayar
hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya.
4. Tingkat Laba
Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk
membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau menggunakannya di
perusahaan tersebut.
31. 31
BAB VI PEMBAHASAN
1. Instrumen Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Utang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur, di mana
kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu dan peminjam bersedia
membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Disamping sumber
pembiayaan jangka panjang dari saham biasa dan saham preferen, dapat dilakukan : Meminjam
melalui bank, cepat, fleksibel dan biaya relatif rendah Obligasi, dengan masa jatuh tempo antara
5 s/d 30 tahun. Terdiri dari : mortgage bond (obligasi dijamin sejumlah aset berupa hipotek atau
gadai), debenture bond (obligasi tanpa jaminan) dan debenture subordinate (obligasi memiliki
klaim atas aktiva kalau terjadi likuidasi)
2. Kebaikan dan Kelemahan Long Term Debt atau Obligasi(Bond)
Kebaikan Long Term Debt Biaya modal setelah pajak relatif rendah. Bunga yang dibayarkan
merupakan pengurangan pajak penghasilan. Dengan financial leverage dimungkinkan EPS
meningkat. Pengendalian operasi perusahaan oleh pemegang saham tidak mengalami perubahan.
Kelemahan Long Term Debt Financial risk perusahaan meningkat, akibat meningkatnya
financial leverage. Batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajemen.
Munculnya “Agency problem” yang mengakibatkan semakin mening-katnya agency costs.
3. Hal-hal Khusus dalam Perjanjian Utang.
Indentur obligasi Waliamanat (Trustee) Syarat-syarat pembatas (Restrictive covenants)
Ketentuan Penarikan (Call Provision) Dana pelunasan (Sinking fund) Obligasi tanpa bunga
(sangat rendah) atau Zero coupun bond Obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate
bond) Junk Bond vs LBO Bunga Kredit Jangka Pendek Versus Bunga Kredit Jangka Panjang
Perusahaan mengambil kebijakan batas waktu kredit jangka pendek (kurang dari satu tahun) dan
kredit jangka panjang (lebih dari satu tahun). Dapat terjadi jangka waktu pertukaran modal yaitu
pemakaian modal dalam beberapa bulan atau dapat lebih dari setahun.
32. 32
4. Jangka Waktu Kritis / X :
Adalah jangka waktu dimana penggunaan sumber modal dari luar (asing) jangka pendek
biayanya atau beban bunganya sama besar dengan apabila perusahaan menggunakan modal
sumber dana luar (asing) jangka panjang. Asumsi : Kpd > Kpj > Bb Dimana : Kpj = Bunga
kredit jangka panjang Kpd = Bunga kredit jangka pendek Bb = Bunga bank Contoh: PT.Sidua
Jaya dengan data kebutuhan dana dan jangka waktu membutuhkan yang efisien adalah berikut
ini : Kelompok Jangka waktu membutuhkan Jumlah yang Kebutuhan Dibutuhkan $ A Januari s/d
Maret $ B Aprilo s/d 31 Mei C Juni s/d 30 November D Oktober s/d 31 Desember
5. Bunga kredit jangka panjang (Kpj) = 21%
Bunga kredit jangka pendek (Kpd) = 25% Bunga bank ( Bb) = 15%. Jangka Waktu Kritis = (Kpj
– Bb) /(Kpd – Bb)x 365 hari = 219 hari. Penggunaan dana dapat dikelompokkan berikut ini:
Jangka waktu /1-31/ ¼ - 31/ /6-30/ /10 – 31/12 Kebutuhan dana ,000 Dana I 0 (a) Dana II 0(b)
Dana III (c) Dana IV (d) Kelompok dana atas dasar waktu penggunaannya. Kelompok dana
Jumlah Periode membutuhkan dana J umlah hari I $ /1 s/d 31/ hari II /4 s/d 31/ hari III /6 s/d 31/
hari IV /6 s/d 30/ hari.
6. Karena Jangka Waktu Kritis = 219 hari, dapat disimpulkan bahwa :
1) Dana dipenuhi dengan kredit jangka panjang Kelompok I ( 1/1 s/d 31/ ) $ Kelompok II ( 1/4
s/d 31/ ) Jumlah dana dengan kredit jangka panjang ( 21%) $ 2) Dana diperoleh dengan kredit
jangka pendek Kelompok III $ Kelompok IV Jumlah dana dengan kredit jangka pendek (25%) $
Kelompok dana III dan IV dipeuhi dengan kredit jangka pendek dengan bunga 25% dibutuhkan
kurang dari 219 hari (jangka waktu kritis), dan modal optimum adalah $ atau dana kredit jangka
panjang. Kalau kelompok dana I dan II dipenuhi dengan jangka pendek, maka biaya bunga
semakin besar. Demikian juga kelompok dana III dan kalau dengan kredit jangka panjang akan
lebih mahal bianya. Kalau dicari dari kedua kelompok dana tersebut diatas, kelompok dana I dan
II dengan kredit jangka pendek biayanya sebesar $ ,23/tahun dan kalau jangka panjang biayanya
sebesar $ ,74. Untuk kelompok III dan IV dapat mahasiswa menghitung sendiri biayanya.
7. PEMBIAYAAN CAMPURAN
1. Saham Preferen Sudah pernah dibaha 2. Leasing
Adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak lain yang memanfaatkan
aktiva tersebut (lesse) dimana lessor berkewajiban membayar sejumlah uang kepada pihak lesse
secara berkala untuk jangka waktu tertentu. Keuntungan dengan pembiayaan dengan leasing
Sumber jangka menengah. Kemampuan memperoleh kredit. Menafaatkan aktiva dan tidak perlu
membayar biaya perawatan, pajak dan asuransi (sesuai kontrak). Perlindungan terhadap inflasi.
Tingkat pembayaran secara cicilan. Tingkat suku bunga tetap. Kelemahan dengan pembiayaan
leasing Suku bunga lebih tinggi dari bank. Harus ada agunan yang cukup. Sudah harus
membayar sewa pada saat kontrak ditandatangani,
8. Jenis-jenis Leasing Jual dan sewa balik (Sales and Lease Back) Lease Operasi (Operating
lease) Lease Keuangan atau Modal (Capital Lease) Contoh Perhitungan Leasing: PT. Tiomina
Jaya dihadapkan kepada 2 alaternatif apakah membeli mesin baru atau menyewanya. Dengan
membeli harga mesin Rp, 100 juta berusia 2 tahun tanpa nilai residu. Depresiasi dengan metode
garis lurus, pajak 40%. Kalau melakukan leasing , lease payment Rp.525 juta/thn. Bank
33. 33
menawarkan bunga 10%/tahun. Arus kas masuk operasi dari mesin adalah sama jika perusahaan
membeli atau leasing, maka harus dicari biaya-biaya yang timbul jika membeli versus
leasing.Apakah perusahaan melakukan leasing atau meminjam uang dari bank ?
9. Tak saving dari lease.pmt 210 210 Arus kas bersih 0 - 315 -315
Jawab : Arus kas kalau membeli: (dalam jutaan Rp) Tahun Harga beli mesin Pinjaman Biaya
bunga Tax saving dari bunga Bayar pokok pinjaman Tax saving dari depresiasi Arus kas bersih
Arus kas jika Leasing : Lease payment Tak saving dari lease.pmt Arus kas bersih Tingkat
diskonto= After tax cost of debt= 10%(1-40%) =0,06%.
10. MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LBOs
Adalah kombinasi atau penggabungan dari beberapa perusahaan, dimana salah satu atau lebih
perusahaan tersebut hilang dan membentuk satu perusahaan baru.Merger disebut juga
“Consolidation” yaitu apabila dua perusahaan ukurannya kurang lebih sama. Dasar pemikiran
merger Sinergi Pertimbangan pajak Pembelian aktiva di bawah biaya penggantian Diversifikasi
Mempertahankan pengendalian
A. Jenis-jenis Merger Merger Horisontal Adalah gabungan dua atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam satu bidang usaha yang sama. 2. Merger Vertikal Adalah gabungan antara dua
perusahaan antara industri hulu dengan hilir. 3. Merger Kongenerik Adalah penggabungan
perusahaan yang bergerak pada industri umum yang sama, tetapi tidak ada hubungan pelanggan
dan pemasok di antara kedunya. 4. Merger Konglomerat Adalah penggabungan perusahaan dari
industri yang benar-benar berbeda.
B. Prosedur merger. Merger sukarela (Friendly Merger) Adalah merger dengan syarat-syarat
yang dapat diterima oleh manajemen kedua perusahaan. Merger secara paksa (Hostile Merger)
Adalah merger yang ditentang oleh manajemen dari perusahaan sasaran (target company).
Perusahaan sasaran adalah perusahaan yang dicoba diambil alih oleh perusahaan lain. Tawaran
pengambil alih (Tender Offer) Adalah tawaran dari suatu perusahaan untuk membeli saham
perusahaan lain yang disampaikan langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Hal
ini acap kali, tetapi tidak selalu mendapat tantangan dari manajemen perusahaan sasaran.
C. MergerOperasi versus MergerKeuangan
Adalah merger yang memadukan operasi dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam
merger guna tercapainya efek sinergistik. Merger Keuangan Adalah merger yang tidak
menyatuhkan operasi dari perusahaan yang bergabung, sehingga dari merger tersebut tidak
diharapkan adanya manfaat operasional. Alasan-alasan melakukan merger Ada cara masuk akal
(sensible) dan tidak masuk akal (dubiuos). Alasan merger adalah sbb: Dapat beroperasi efektif-
efisieien Manajemen yang lebih baik. Meningkatkan pertumbuhan. Penghematan pajak yang
belum dimanfaatkan. Memanfaatkan dana yang “idle” Untuk meningkatkan EPS.
11. Perusahaan Induk (Parent Company)
Adalah holding company yaitu perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain karena memiliki
saham perusahaan tersebut dalam jumlah yang besar Operating Company(badan hukum terpisah
dari holding company) Keunggulan Holding Company Hak kendali tanpa pemilikan penuh
34. 34
Pemisahan resiko Badan hukum terpisah Kelemahan Holding Company Pemajakan berganda
parsial Mudah dipaksa untuk melepas saham.
12. Leveraged Buyouts (LBOs)
Adalah transaksi dimana saham perusahaan yang dimiliki oleh publik (masyarakat luas) dibeli
dengan menggunakan dana yang sebagian besar berasal dari utang, sehingga mengakibatkan
perusahan tersebut menjadi milik perorangan dengan leverage yang sangat tinggi. Acap kali
manajemen perusahaan itu sendirilah yang melakukan LBOs. Contoh: PT.Indomix
mempertimbangkan untuk melakukan “swastanisasi/self corporation” (dari perusahaan
tertentu/TBK menjadi perusahaan milik perorangan) dengan LBO Awal thn 2006 manajemen
memiliki 25% dari 200 ribu saham beredar. Harga saham $ 500/lbr, diperkirakan premi 40% atas
harga saat ini agar pemilik saham publik menawarkan saham mereka dalam penawaran kas.
Manajemen dengan LBO memperoleh pinjaman 80% dari dana yg dibutuhkan untuk mencapai
sukses. Sisa dana 20% dengan obligasi dengan bunga 14% dan harus dilunasi akhir tahun ke 6
atau Bunga pinjaman 2% ditas tingkat bunga utama dengan pengurangan pokok 20% dari
pinjaman awal setiap akhir tahun dalam 5 tahun pertama atau thn Khusus obligasi
memiliki”warrant” dimana pemegangnya dapat membeli 30% saham perusahaan akhir tahun ke
6. EBIT per tahun diharapkan $ 30 juta. Karena kerugian pajak dibebankan dimuka , maka
perusahaan tidak membayar pajak selama 5 tahun kedepan. Manajemen melakukan pengeluaran
modal dalam jumlah yang sama dengan penyusutan. Tingkat bunga utama rata-rata selama 5
tahun 10%.
35. 35
BAB VII PEMBAHASAN
ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS & BUMN DAN
CARA MENGATASINYA SECARA UMUM
A. Kesulitan Keuangan dan Prediksi Kebangkrutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan dalam
jangka pendek (Likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt >
asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai
contoh di indoesia tahun 1997-an, puluhan Bank mengalami kebangkrutan. Tetapi
pemerintah tidak ingin bank-bank tersebut bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang
sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak pada
perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena
menjaga kredibilitas pemerintah dimata masyarakat dan dunia.
Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu : likuiditas (kebangkrutan) dan reorganisasi
(retrukturisasi). Hal hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan antara lain :
kegagalan di bidang manajemen opersional, penyelewengan, bencana, persaingan yang
sangat tajam dan lainnya.
B. Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan
a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten
36. 36
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi pemasaran dan fungsi lainnya tidak
baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli dan lainnya.
f. Mengalami kerugian terus menerus.
C. Metode memprediksi kebangkrutan
1. Analisis rasio keuangan
2. Z score – metode altman
3. Shut down point – shut down cost
4. Analisa surat keputusan MenNeg BUMN
D. Analisis Kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisis nya dapat dibagi menjadi 2 hal yaitu :
1. Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penyimpangan.
Memperhatikan dengan teliti atas variabelita antara lain : pengaruh biaya tetap
berbanding pendapatan operasi (Operation income) atau rasio FC/OI tidak
baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba
(bunga lebih tinggi dari laba). Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga
dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2. Analisis Multivariate
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih variabelitas keadaan satu persamaan.
Contohnya model regresi :
Y = a+a1X1+a2X2+….+anXn
Karena ada analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis
diskiminan dengan menggunakan teknik statistic.
Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York
University pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan”
untuk memperediksi kebangkrutan perusahaan. Altman adalah prisoner
memprediksi tentang kebangkrutan. Altman menganalisis perusahaan besar di
37. 37
USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam
memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak.
Analisis diskriminan/kebangkrutan terdiri dari 3 tahap.
a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutualy exclusive, setiap
kelompok dibedakan dengan satu distribusi peluang (probability
distribution) sesuai ciri-cirinya.
b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok.
c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tersebut.
2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku
keputusan Menteri Negara BUMN No : 100/MBU/2002/tanggal 04 Juni 2002.
Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan
ke Menteri BUMN.
Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut :
A. Tingkat kesehatan BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
b. AA apabila 80 < = “95
c. A apabila 65 <TS< =”80
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS< =”30
b. BB apabila 40<TS< =”50
c. B apabila 30<TS< =”40
3. Tidak Sehat, yang terdiri dari :
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS< =”20
c. C apabila TS < =”20
38. 38
Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penelitian terhadap kinerja
perusahaan meliputi :
a) Aspek keuangan.
b) Aspek opersional.
c) Aspek administrasi.
E. Alternatif-alternatif mengatasi kesehatan dan prediksi kebangkrutan perusahaan.
1. Pemecahan secara informal, dilakukan dengan :
a. Dilakukan dengan segera apabila keadaan belum begitu parah (early warming
system)
b. Melakukan “Extention (Perpajangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan
kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh tempo utang.
c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan
kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan atau klaim hutang
dari 100% menjadi 60%.
d. Melakukan likuiditas, jika nilai likuiditas lebih besar dibandingkan dengan
“going concern atau terus menerus”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal.
e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya.
2. Pemecahan secara formal, dilakukan dengan
a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan
keamanan dananya dan keadilan secara hokum.
b. Bila nilai perusahaan . Nilai perusahaan dilikuidasi maka dilakukan
reorganisasi
c. Jika nilai perusahaan < nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi
lebih baik dengan menjual asset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur
dan pemasok dibawah pengawasan pihak ketiga.
39. 39
F. Alternatif menyehatkan “Persero BUMN”
1) Campur tangan pemerintah dengan memberikan dana untuk modal kerja dan
investasi, subsidi dengan persetujuan DPR. Contohnya : Merpati Nusantara,
Garuda Indonesia, PLN dan lainnya.
2) Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan
pension muda, pengurangan karyawan dan lainnya.
3) Melakukan “Concolidation” seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank
pemerintah lainnya.
4) Melakukan “Cost reduction” disegala bidang dengan konsekuen.
BAB VIII PEMBAHASAN
Kasus Manajemen Keuangan – Kasus yang sering terjadi kaitannya dengan manejeman
keuangan biasanya timbul lantaran adanya bentuk kesalahan dan kelalaian dari subjek
administrasi kuangan itu sendiri yang secara pribadi atauun tidak dipengaruhi oleh banyak sekali
faktor, baik internal maupun eksterna. Pembahasan kali ini hanya pada lingkup referensi perkara
yang terjadi dalam administrasi keuangan pada sebuah perusahaan.
Contoh Kasus dalam Manajemen Keuangan Sebuah Perusahaan:
1. Kebangkrutan Enron (2001)
Ken Lay adalah CEO Enron yang malang, sebuah perusahaan yang mempekerjakan kurang lebih
22.000 orang dan mengklaim pendapatan hampir $ 101 miliar di tahun 2000. Pada tahun 2001,
bagaimanapun, keluarlah bahwa keuangan Enron adalah sebuah fiksi masak, yang mencakup
segala macam ” kreatif “akuntansi. Skandal tersebut meruntuhkan Enron dan ini adalah “auditor”
biro iklan Arthur Andersen yang tidak masuk akal, dan menghasilkan tindakan Sarbanes-Oxley,
yang tujuan utamanya membuat perusahaan finansial sulit dikenalkan. (Skor satu untuk bisnis
besar !
Fakta menyenangkan : Majalah Fortune bernama Enron “Perusahaan paling inovatif
Amerika”selama enam tahun berturut-turut sehingga membuktikan bahwa majalah Fortune
ditulis oleh orang-orang idiot.
2.Skandal manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk
40. 40
PT kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada
audit tanggal 31 Desember 2001, administrasi Kimia Farma melaporkan adanya keuntungan
higienis sebesar Rp. 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Haris Tuankotta & Mustofa
(HTML).
Akan tetapi kementrian BUMN dan Bapepam menilai bahwa keuntungan higienis tersebut
terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3Oktober
2002, laporan keuangan kimia farma 2001 disajikan kembali (restated). Alasannya sudah
ditemukan kesalahan yang cukup mendasar.
3. Kasus WorldCom
Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Amerika serikat mengaku telah
melakukan skandal akuntansi yang meyebabkan perdagangan sahamnya dibursa
NASDAQ terhenti. Beberapa minggu kemudian WorldCom menyatakan diri
bangkrut.
Perusahaan telah memberi citra yang salah wacana kinerja perusahaan dengan cara
meniru milyaran bisnis rutin sebagai belanja modal sehingga labanya overstated
sebesar $11 milyar pada awal 2002. Perusahaan juga meminjamkan uang lebih dari $-
100 juta kepada Chief Evecutive Officer (CEO)-nya waktu, Bernard Ebbers, untuk
menutupi kerugian perdagangan pribadinya ironisnya meski di dakwa telah
melakukan pemalsuan, konspirasi dan laporan keuangan yang salah, mantan CEO
WorldCom tersebut mengaku tidak bersalah (Mehta 2003, Klayman, 2004, Reuters,
2004).
4. Kasus Mulyana W. Kusuma
Ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W. Kusuma sebagai seorang anggota KPU
diduga menyuap anggota BPK yang ddikala itu akan melaksanakan auditkeuangan
berkaitan dengan pengadaan logistic pemil. Logistic untuk pemilu yang dimaksud
yaitu kotak suara surat suara, amplop suara, tinta da teknologi informasi.
41. 41
Setelah dilakukan pemeriksaan tubuh dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan
laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan laporan BPK setuju bahwa laporan
tersebut lebih baik daripada sebelumnya kecuali untuk teknologi informasi, untuk itu
maka disepakati bahwa laporan akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya. Setelah
lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum tamat dan disepakati sumbangan
waktu tambahan.
Dikala inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W. Kusuma. Mulyana ditangkap
lantaran dituduh hendak melaksanakan penyuapan kepada anggota timauditor BPK
yakni Salman Khairiansyahdalam penangkapan tersebut tim intelijen KPK
berhubungan dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama
dengan KPK merangkap upaya penyiapan oleh saudara Mulyana dengan
menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka.
Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak beropini auditor yang
bersangkutan yakni Salman telah berjasa mengungkap perkara ini sedangkan pihak
lain beropini bahwa Salman tidak seharusnya melaksanakan perbuatan tersebut
lantaran hal tersebut telah melanggar arahan etik akuntan.
5. Kasus KAP Andersen dan Enron
Terungkap dikala Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal
02 Desember 2001. Saat itu terungkap terdapat hutang perusahaan yang tidak
dilaporkan, yang menimbulkan niat investasi dan keuntungan yang ditahan berkurang
dalam jumlah yang sama.
Sebelum kebangkrutan Enron terungkap KAP Andersen mempertahankan Enron
sebagai klien perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran
dokumen atas kebangkrutan Enron dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa
pada periode pelaporan.
42. 42
BAB IX PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sangat diperlukan terutama dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Dengan adanya manajemen yang baik, maka kegiatan perencanaan, pelaksanaan sampai
pada penghasilan suatu tujuan ataupun barang akan dicapai dengan baik dan maksimal,
dan dengan adanya manajemen maka perusahaan akan dapat mencapai tujuan yang di
inginkan dengan langkah yang tepat.
Manajemen keuangan adalah suatu kegatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang
dimiliki oleh organisasi perusahaan untuk memperolrh sumber modal yang semurah-
murahnya dan menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba.
Dalam prakteknya, manajemen keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka
menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam membangun
sistem manajemen keuangan yangbaik perlu lah kita untuk mengidentifikasi prinsip-
prinsip manajemen keuangan yang baik.
43. 43
B. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada saya.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema’afkan dan memakluminya, kaena
saya adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/06/makalah-analisis-laporan-keuangan.html
http://kiostugas.blogspot.com/2013/05analisis-laporan-keuangan.html
Van Horne, James dkk. 2008. Fundamentals Of Financial Management 13th edition.
England : Pearson Education Limited
Supardi
http://aindua.wordpress.com/2010/11/17/manajemen-keuangan-perusahaan
Abdullah, Faisal. Dasar Manajemen Keuangan. Malang:UUM Press.2001
Manajemen Modal Kerja. Jakarta:PT Rineka Cipta. 1997
Ridwan, Zaki, (2004), intermediate Accounting, edisi ke delapan, BPFE, Yogyakarta.
Yogi sugandi.