Makalah ini membahas tentang manajemen keuangan khususnya teknik penganggaran barang modal. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat yaitu proses penganggaran modal yang terdiri dari pembuatan proposal, analisis, pengambilan keputusan, implementasi, dan follow up. Jenis-jenis investasi dan proyek juga dibahas seperti proyek independen dan proyek yang saling eksklusif. Rasionalisasi modal juga dijelaskan ketika terdapat batasan d
1. I
RESUME MANAJEMEN KEUANGAN
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
MANAJEMEN KEUANGAN
Nama Dosen : Ade Fauji,SE.,MM
Nama : Muhammad Tarmidi Saputra
NIM : 11011700183
Kelas : 2T – Manajemen
Ruangan / Hari : B.1.2 / Minggu
2. I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan besar harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun, penyusun yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Serang, April 2018
Penyusun
3. II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. I
DAFTAR ISI................................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... III
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. III
C. Tujuan................................................................................................................ IV
BAB II PEMBAHASAN
A. Teknik Penganggaran Barang Modal................................................................ 5
B. Arus Kas dan Resiko Proyek............................................................................. 14
C. Biaya Modal...................................................................................................... 20
D. Struktur Modal dan Leverage & Kebijakan Deviden ........................................ 25
E. Modal Saham dan Peranan Bank Investasi, Hutang Jangka Panjang,
Pembiayaan Campuran & Merger, Divestasi, Perusahaan Induk dan
Leverage Buyout................................................................................................ 29
F. Analisa Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Cara Mengatasinya
Secara Umum..................................................................................................... 39
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 51
4. III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan, fungsi-fungsi
keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana dan bagaimana menggunakan dana
tersebut. Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :
faktor kebijakan moneter, faktor kebijakan pajak, faktor kondisi ekonomi, faktor kondisi social,
dan faktor kondisi politik.
Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi, dampak inflasi pada
manajemen keuangan antara lain :
Masalah akuntansi
Kesulitan Perencanaan
Permintaan terhadap modal
Suku bunga
Harga obligasi menurun
Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain :
Persaingan internasional
Keuangan Internasional
Kurs pertukaran yang berfluktuasi
Merger, pengambilalihan, dan restrukurisasi
Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
B. Rumusan Masalah
Teknik Penganggaran Barang Modal ?
5. IV
Arus Kas dan resiko Proyek ?
Biaya Modal ?
Struktur Modal ?
Modal Saham dan Peranan Bank Investasi. Hutang Jangka Panjang. Pembiayaan
Campuran & Merger. Divestasi. Perusahaan Induk dan Leverage Buyout ?
Analisa Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan
Badan Usaha Milik Negara dan Cara Mengatasinya Secara Umum ?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk membahas Manajemen Keuangan serta hal-hal yang berkaitan
dengannya, semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan
tentang hal ini.
6. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL
BUDGETING)
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang
yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital
Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesments consistents with the
firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan
hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun
mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting involves the
entire process of planning whose returns are expected to extend beyond one year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan
menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit
dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga
dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang
mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus
dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat
untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes, fixed assets may
become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial decisions may be
required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi untuk berinvestasi dalam
jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset
tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan
mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting dan keputusan keuangan
diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk diterima,
manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik.
7. 6
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan
aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2
dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman
modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari
1 tahun.
PENTINGNYA PENGANGGARAN MODAL
1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga
perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
MOTIF CAPITAL BUDGETING
Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
Modernisasi atas aktiva tetap
JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
Penambahan dan perluasan fasilitas
Produk baru
Inovasi dan perluasan produk
Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b)
penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih
Menyewa/membuat atau membeli
8. 7
Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan
keamanan
Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang
memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.
PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa
perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis
sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya
imbuhnya (marginal cost).
Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus
melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal
returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari
hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan
modal untuk investasi.
Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya perusahaan
untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti
sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar
(misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity cost dari dana
sendiri yang dapat diperoleh
JENIS PROYEK
Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan mempengaruhi
usulan proyek lainnya).
Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan memilih
suatu proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).
9. 8
KETERSEDIAAN DANA
Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih semua independen
project yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.
Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan
mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal
1). PROSES CAPITAL BUDGETING
Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:
Pembuatan Proposal
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis.
Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa
uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.
Kajian dan Analisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai tujuan
dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi kemampuan
ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah
cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash
flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi. Berbagai macam aspek resiko
diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat
lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil
keputusan.
Pengambilan Keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan
10. 9
biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang
yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah
tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera
dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung
dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang
ketat.
Follow Up (tindak lanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi
berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang
diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang
dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk
menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek
tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan
analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga
yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan.
Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash
flow yang diestimasi.
2). JENIS-JENIS INVESTASI
Investasi dapat dilaksanakan oleh perusahaan tergantung motif dasar perusahaan yakni semakin
tinggi tingkat hasil pengembalian atas investasi tersebut. Investasi tersebut terdiri dari berbagai
jenis yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Definisi investasi sebagai berikut: “The
commitment of funds to one of more assets that will be held oversome futuretime period”. Definisi
11. 10
tersebut mengartikan bahwa investasi adalah komitmen sejumlah dana untuk menjadi satu atau
lebih aset yang akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang.
Selanjutnya Jones menggolongkan jenis investasi sebagai berikut:
1. a. Financial Assets. Pieces of paper evidencing a claim on some issuer
2. b. Real Assets. Physical assets, such as gold or real estate
3. c. Marketable Securities. Financial assets that are easily and cheaply traded in organized
markets.
3). RASIONALISASI MODAL
Persoalan rasionalisasi modal (capital rationing) akan muncul apabila terdapat batasan dana
yang tersedia dan dihadapkan pada suatu portfolio dari investasi. Oleh karena itu kita perlu
memilih beberapa alternatif investasi yang dapat dicapai dari anggaran yang tersedia dengan
tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Untuk itu perlu diperhatikan dua sifat umum dari berbagai
investasi tersebut, diantaranya dikemukakan adalah:
1. Independent Projects yakni proyek yang cash flownya tidak berhubungan atau tidak
tergantung diantara satu proyek dengan proyek lainnya. Penerimaan atas salah satu proyek
dengan alasan tertentu tidak akan mengeliminasi proyek lainnya. Apabila sebuah
perusahaan memiliki banyak anggaran dana yang tersedia untuk diinvestasikan, kriteria
penerimaan atas proyek akan lebih mudah. Semua pilihan investasi yang menghasilkan
keuntungan yang paling besar akan langsung dapat diterima.
2. Mutually exclusive project adalah proyek yang memiliki fungsi yang sama dan bersaing
satu sama lainnya. Penerimaan suatu proyek akan mengeliminir proyek lainnya yang
setara.
3. Cash Flow dan Metode Investasi
A. Initial Investment
Batasan investasi awal sangat relevan dengan sejumlah cash out flow yang dipertimbangkan
ketika mengevaluasi prospektif penganggaran barang modal. Investasi awal (initial invesment)
dilakukan pada nol waktu (time zero), yakni waktu ketika anggaran dikeluarkan. Investasi awal
12. 11
diperhitungkan dengan mengurangi semua cash inflow yang terjadi pada saat ‘time zero’ dengan
seluruh cash outflow yang terjadi pada saat ‘time zero’. Rumusan dasar untuk menentukan
investasi awal adalah biaya pembelian aset baru ditambah biaya instalasi dikurangi pajak
penjualan aset lama. Format dasar penentuan Initial Invesment yakni sebagai berikut:
“The basic Format for Determining Initial Investment
Installed cost of new asset = Cost of new asset + instalation costs – after-tax proceeds from sale
of sold assets”.
Dengan adanya initial invesment tersebut akan mempengaruhi dan akan merubah Net Working
Capital (Modal Kerja Bersih, (NWC) dari suatu perusahaan. Apabila sebuah perusahaan
bermaksud membeli kapal dalam rangka ekspansi maka baik level produksinya, atau tingkat kas,
piutang, persediaan, maupun hutang dagangnya akan meningkat. Perbedaan antara perubahan aset
lancar dengan perubahan hutang lancar merupakan perubahan Net Working Capital. Secara umum
apabila aset lancar meningkat lebih besar dibandingkan hutang lancar akan menghasilkan
peningkatan NWC, begitupun sebaliknya.
1. Cash Flow
Salah satu hal penting didalam persoalan kebijakan investasi adalah mengadakan estimasi dari
pengeluaran uang yang akan diterima dari investasi tersebut pada masa yang akan datang. Untuk
mengevaluasi berbagai alternatif penganggaran barang modal/investasi, perusahaan harus
menentukan cash flow yang sesuai, yakni data mengenai aliran kas bersih dari suatu investasi.
Untuk keperluan penilaian suatu investasi yang dibiayai sepenuhnya oleh modal sendiri aliran
kas bersih (cash flow) adalah sebelum pembebanan penyusutan dan diperhitungkan sesudah pajak.
Namun apabila dibiayai dengan modal pinjaman maka aliran kas bersih adalah sebelum dibebani
penyusutan, bunga dan diperhitungkan setelah pajak.
Selanjutnya pengertian arus kas “The netral net cash, as opposed to accounting net income,
that flows into (or out of) a firm during some specified period”.
13. 12
Analisa cash flow perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian untuk melihat sejauh
mana aktivitas usaha secara akumulatif dapat mengcover dana yang diinvestasikan untuk
menggerakkan kegiatan operasional perusahaan.
Setiap cash flow dari suatu proyek memiliki pola konvensional karena di dalamnya terdapat 3
komponen dasar yakni (1) investasi awal, (2) Cash inflow dan (3) terminal cash flow.
Menurut (Bambang Rijanto, 1995) setiap usul pengeluaran modal selalu mengandung dua macam
aliran kas (cash Flows), yaitu:
1. Aliran kas keluar neto (Net Outflow of Cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuk neto tahunan (Net Annual Inflow of Cash), yakni sebagai hasil dari
investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut “Net Cash Proceeds” atau cukup
dengan istilah “Proceeds”.
Arus kas untuk tujuan capital budgeting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas
semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut sama dengan laba sebelum bunga dan
pajak, dikurangi pajak penghasilan jika perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban
penyusutan non kas. Rumusannya adalah sebagai berikut:
Cash Flow = EBIT (1 – T) + Depresiasi
Dimana :
EBIT = Laba Sebelum Bunga dan pajak
T = Pajak penghasilan perusahaan
Depr = Beban Penyusutan
Rumusan tersebut berlaku untuk perusahaan yang tidak memiliki hutang. Apabila perusahaan
memiliki hutang maka rumusannya adalah :
Cash Flow = NI + Depr + rD (1 – T)
Dimana:
14. 13
NI = Net Income
rD = Interest expense (biaya bunga bank)
Perkiraan cash flow merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital budgeting, yakni
sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan pemikiran dan perhitungan yang
matang agar estimasi cash flow yang diproyeksikan mampu mendekati perkiraan cash flow yang
dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, penilaian terhadap hasil analisis capital budgeting
akan memberikan penilaian yang akurat pada penentuan keputusan investasi.
4). METODE EVALUASI KELAYAKAN RENCANA INVESTASI
Metode yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi barang
modal untuk dapat dipilih dikenal dua macam metode yakni metode konvensional dan metode
discounted cash flow. Di dalam metode convensional dipergunakan dua macam tolak ukur untuk
menilai profitabilitas rencana investasi yakni payback period (PB) dan average rate of return
(ARR), sedangkan dalam metode discounted cash flow dikenal dua macam tolak ukur
profitabilitas yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan profitability
Index. Perbedaan utama antara metode konvensional dengan metode discounted cash flow terletak
pada penilaian terhadap nilai waktu uang (time value of money). Metode evaluasi konvensional
tidak mempertimbangkan time value of money.
1. Payback Period
Metode payback period pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi investasi yang
diajukan. Payback period adalah target waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan dari cash inflow.
15. 14
B. ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
A. Pengertian Aliran Kas
Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari
aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam
perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
B. Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah
mengestimasikanarus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih per
tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan banyak
individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan
suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat
menjadi sangat besar.
Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran.
2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat asumsi
perekonomian yang konsisten.
3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara
emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun
kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus
kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas.
C. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan
perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan
16. 15
perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas
tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus
kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan
dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari
kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu:
1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi.
2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1. Arus kas proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok
yaitu:
a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi
misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat
dikatakan aliran kas keluar.
b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti;
penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran
kas masuk dan aliran kas keluar.
c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal
kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya,
demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi.
a. Biaya aktiva tetap
Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas
negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan termasuk
biaya pengiriman dan biaya pemasangannya.
b. Beban nonkas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas
meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan
kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
17. 16
c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang
dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual scara spontan.
Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan
tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan.
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran
bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan menyebabkan
biaya modal dihitung dua kali.
Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi
dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan.
2. Arus kas tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek
investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali,
tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah biaya
tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis.
b. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau
tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana diinvestasikan pada
suatu proyek tertentu.
c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain dari
perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat
atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan
keputusan penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk
yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk
yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain
akan melakukannya.
18. 17
3. Penentuan waktu arus kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui
kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
D. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek
ekspansi baru atau proyek pengganti.
1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk
meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan arus kas
keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada
dengan tanpa proyek yang diusulkan.
2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan aktiva
yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi
dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi
jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada
sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
a. Pengeluaran investasi awal
b. Arus kas operasi selama umur proyek
c. Arus kas tahun terakhir
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah
memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara
sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada
daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif Panjang.
1. Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
a. Menentukan minimum kas
19. 18
b. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
c. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas
dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial
dan budget kas yang final.
2. Mengambil keputusan
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa proyek
ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini
melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak
E. Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan
akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan
risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan
risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi
pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para
pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko
pasar.
Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan bahwa
risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, dan
kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
F. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama diganti satu per
satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah
beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara
variabel lainnya tetap konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input lainnya ditentukan
sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
20. 19
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga
memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan.
Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar lalu
menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk memberikan
skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel
yang tinggi dan sebagainya.
Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang
paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.
3. Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang terjadi
dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi
tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko.
G. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau keduanya
namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode yang
digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu :
1. Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus
khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko aliran
laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
21. 20
C. BIAYA MODAL
Pengertian Biaya Modal
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk
mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Cost of Retained Earning
Biaya modal yg terjadi jika laba ditahan (LD) digunakan untuk reinvestasi di perusahaan yng
bersangkutan, biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of return) yang
diisyaratkan diterima oleh para investor.
Jika ”LD” diinvestasikan pada perusahaan lain akan memproleh keuntungan yang besarnya sama
dg keuntungan jika perusahaan reinvestasi sendiri ”LD” tsb.
Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana (biaya modal
individual).
Namun, jika perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang
dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal yang digunakan.
Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut dengan ”weight average cost of capital”
(WACC).
Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg disyaratkan (required
rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu investor & perusahaan.
Tinggi rendahnya required rate
Sisi investor, of return mrp tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan tingkat
risiko dari aktiva yang dimiliki.
22. 21
Sisi perusahaan yg menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return
merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal
tersebut.
Fungsi Biaya Modal
1. Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan.
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari modal
sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :
1. Sebelum pajak (before tax basis) Perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan
peritungan biaya modal rata-ratanya seperti obligasi.
2. Setelah pajak (after tax basis)
3. Sebagai discount rate
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan
tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk
menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sebagai
“discount rate” yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran
investasi.
Jenis Biaya Modal
1. Biaya Modal Individual
2. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar) mirip hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang
dari 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade account payable), hutang wesel & kredit
jangka pendek dari bank.
23. 22
2. Biaya Modal Hutang JK Panjang
Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari
obligasi (cost of bond).
3. Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock)
Adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham
preferen. CPS diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of
return) oleh investor pemegang saham preferen. Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh
investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen mempunyai
sifat campuran antara hutang dan saham biasa.
Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap untuk
memberikan pembayaran dividen secara periodik.
Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen mrp bukti kepemilikan
perusahaan yg mengeluarkan saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham
preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa. Pembayaran dividen saham preferen
dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu
lagi disesuaikan atau dikurangi dg pajak.
4. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri (equitas)
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham
biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Peruasahaan dapat membagikan laba setelah
pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan
yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Untuk menghitung biaya ekuitas digunakan dua model pendekatan yaitu :
1. Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)
24. 23
Menjelaskan biaya ekuitas mirip diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarang dari
keseluruhan dividen per lembar saham yang diharapkan di masa akan datang, sehingga biaya
modal mirip faktor diskonto dari dividen yang ada.
2. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM mirip model penetapan biaya modal dengan menganalisis tingkat return saham
yang terjadi. Besarnya tingkat return saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya
modal yang harus dikeluarkan oleh emiten.
Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1. Besarnya beta bunga bebas risiko
2. Risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta
3. Premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan return
saham.
1. Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yg memperhitungkan seluruh biaya atas modal
yang digunakan oleh perusahaan. Konsep biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall
cost of capital) bermanfaat dalam penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya, dalam
menentukan proyek investasi yang harus diambil dapat ditentukan dengan membandingkan
besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan yang
diproleh dimasa datang. Untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu
dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital atau WACC).
Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang
digunakan dalam investasi proyek tersebut.
Faktor yang mempengaruhi WACC
1. Kondisi pasar.
2. Struktur Modal perusahaan dan dividend policy.
25. 24
3. Kebijakan Investasi. Perusahaan dengan proyek yang lebih berisiko umumnya memiliki
WACC yang lebih tinggi.
Pentingnya Biaya Modal
Kebutuhan dana investasi suatu perusahaan dapat dipenuhi dari hasil operasional perusahaan ,
modal sendiri ( dana dari pemilik) atau melalui penarikan pinjaman dari pihak lain /hutang. Dalam
suatu investasi, biaya yang timbul akibat penarikan pinjaman merupakan biaya modal dan perlu
diperhitungkan dalam keputusan investasi.
Biaya Modal ( Cost Of Capital) merupakan semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana.
Biaya Modal =
Biaya Riil
X 100%
Penerimaan Kas Bersih
Biaya Modal Saham Biasa
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai ak-hak
istimewa seperti Saham Preferen. Deviden Saham biasa akan dibayarkan apabila perusahaan
memperoleh Laba, akan tetapi jika perusahaan rugi, maka deviden tidak dibagikan. Oleh karena,
deviden dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba maka diharapkan ada pertumbuhan deviden
dari tahun ke tahun . Hal tersebut berarti terdapat harapan peningkatan laba dari tahun ke tahun.
SOLUSI
Biaya modal yang diperhitungkan digunakan oleh manajemen sebagai Cut Of Rate atau sebagai
pembatas/pedoman menentukan Rate Of Return atau tingkat pengembalian investasi yang
diharapkan, dalam suatu pengambilan keputusan investasi. Dari contoh kasus di atas, dapat dilihat,
tingkat pengembalian investasi berada di bawah lima puluh persen. Dengan tingkat pengembalian
26. 25
investasi seperti ini, kebanyakan manajemen akan mengambil keputusan untuk menolak investasi
yang diajukan.
D. STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE & KEBIJAKAN
DEVIDEN
A. STRUKTUR MODAL
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal
sendiri. Modal asing dalam hal ini adalah utang jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan
modal sendiri terbagi atas laba ditahan dan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara
risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam penetapan
struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang
memengaruhinya.
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya
struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan, terutama
dengan adanya utang yang sangat besar akan memberikan beban kepada perusahaan.
Tujuan Struktur Modal
Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber-sumber dana permanen yang
digunakan perusahaan untuk operasionalnya yang akan memaksimalkan nilai perusahaan itu
sendiri. Pencarian struktur modal yang optimal merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena
adanya konflik yang mengarah kepada biaya agensi. Konflik lama terjadi antara pemegang saham
dan pemegang obligasi dalam penetapan struktur modal optimal suatu perusahaan. Maka untuk
mengurangi kemungkinan manajemen menanggung risiko berlebihan atas nama pemegang saham,
perlu memasukkan beberapa batasan protektif. Faktor yang Memengaruhi Struktur MoDAL
27. 26
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi Struktur Modal antara lain.
1. Struktur Aktiva (Tangibility)
Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap
akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen yaitu modal sendiri, sedangkan
utang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin besar aktivanya dan terdiri dari aktiva lancar
akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.
2. Growth Opportunity
Kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Teori
agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara growth opportunity dan leverage. Di mana,
perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam
berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan.
3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada
perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau
kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan
terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, di mana perusahaan dalam ukuran lebih besar
dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.
4. Profitabilitas
Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak
daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang
tinggi akan berinvestasi menggunakan utang yang relatif kecil (Bringham & Houston, 2001).
Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan
28. 27
pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
5. Risiko Bisnis
Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal,
sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan.
B. LEVERAGE
A. Pengertian Leverage
Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud
agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Pengguna aktiva atau dana dimana
untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap.
B. Tujuan Penggunaan Leverage
Untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri. untuk
memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal
pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar bunga secara rutin yang
merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang
menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang harus membayar biaya
bunga atau beban tetap.
C. Jenis- jenis Leverage
1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi)
Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang
cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage
opererasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi
perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan sebagai
seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage ditentukan
oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan
pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu pimpinan perusahaan dalam
mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan berpengaruh terhadap laba operasi
perusahaan. Besar kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating leverage (DOL),
yaitu diukur dengan rumus :
29. 28
2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan)
Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh
perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang
yang digunakan oleh perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan
operasi terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan
dengan laba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar.
Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu :
Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai
aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar,
utang jangka panjang dan modal.
Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya
menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang. Struktur modal
ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba ditahan.
C. KEBIJAKAN DIVIDEN
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya
dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori tersebut adalah:
1. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan dividen tidak
mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. (MM) berpendapat bahwa,
nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan
(earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan menjadi dividend
an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah
Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.
DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
30. 29
Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.
Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.
Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan.
Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap biaya
sendiri.
Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen.
2. Bird In-The Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the hand theory,
kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang
dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin
tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian
yang dihadapi investor.
E. MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI.
HUTANG JANGKA PANJANG. PEMBIAYAAN CAMPURAN &
MERGER. DIVESTASI. PERUSAHAAN INDUK DAN
LEVERAGE BUYOUTS.
a. MODAL SAHAM
Modal saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ) yang diperoleh dengan cara menerbitkan dan menempatkan
saham – saham tersebut kepada pihak tertentu atau kepada masyarakat umum. Tingkat
kepemilikan pemegang saham terhadap perusahaan tergantung seberapa besar bagian saham yang
dikuasainya.
Jenis – jenis saham
31. 30
PT dapat menerbitkan satu jenis saham atau lebih, bila perseroan ahnya menerbitkan satu
jenis saham saja, maka saham – saham yang diterbitkan itu adalah saham biasa. Jenis – jenis saham
yang dapat diterbitkan oleh PT :
Dilihat dari ada tidaknya nominal saham
o Saham dengan nilai nominal : saham yang padanya tercantum adanya nilai nominal
o Saham tanpa nilai nominal : saham yang padanya tidak tercantum adanya nilai nominal
o Dilihat dari hak yang melekat pada saham
a. Saham biasa : saham yang tidak mempunyai hak istimewa dalam pembagian
deviden dan pembagian kekayaan perusahaan bila perusahan dilikuidasi.
b. Saham prioritas : saham yang mempunyai hak istimewa untuk didahulukan dalam
hak pembagian deviden atau pembagian kekayaan perusahaan bila likuidasi.
PENCATATAN MODAL SAHAM
Pencatatan transaksi modal saham dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu
Modal saham dicatat sebesar nominal saham yang diotoritaskan
Pada saat diputuskan untuk menerbitkan saham baru, maka sebesar nilai nominal saham – saham
yang diterbitkan pada perkiraan “modal saham diotoritaskan” dan dikreditkan pada perkiraan
“modal saham”.
Modal saham dicatat sebesar nominal saham terjual
Pada saat modal saham dicetak tidak perlu ada jurnal cukup dibuatkan catatan dalam bentuk
memorial dan pencatatan modal baru dilakukan apabila saham telah terjual.
PEMBATALAN PEMESANAN SAHAM
Hal ini terjadi apabila pemesan saham tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar
kekurangannya pada saat yang telah ditentukan. Terdapat 4 klausul yang dapat digunakan sebagai
perlakuan pembatalan pemesanan saham :
32. 31
1. Uang muka dikembalikan seluruhya kepada pemesan
2. Uang muka dikembalikan kepada pemesan setelah dikurangi kerugian atas penjualan
kembali saham – saham tersebut
3. Diserahkan saham yang nilainya sama dengan uang muka pemesan saham
4. Uang muka dianggap hialang/tidak dikembalikan
b. PERANAN BANK INVESTASI
Bank investasi melayani sejumlah tujuan di dunia finansial dan investasi, termasuk penjaminan
emisi saham baru, penanganan merger dan akuisisi, dan bertindak sebagai penasihat keuangan.
Peran lain dari bank investasi mencakup pengelolaan aset untuk dana investasi besar dan
pengelolaan kekayaan pribadi untuk individu dengan nilai bersih tinggi. Beberapa bank investasi
utama termasuk Goldman Sachs, JPMorgan Chase dan Credit Suisse.
Underwriting New Stock Issues
Salah satu peran utama bank investasi adalah menjadi perantara antara perusahaan dan investor
melalui penawaran umum perdana (initial public offering / IPO). Bank investasi menyediakan
layanan penjaminan emisi untuk menerbitkan saham baru ketika sebuah perusahaan memutuskan
untuk go public dan mencari dana ekuitas. Underwriting pada dasarnya melibatkan bank investasi
untuk membeli sejumlah saham baru yang disepakati, yang kemudian dijual kembali melalui bursa
efek.
Bagian dari pekerjaan bank investasi adalah mengevaluasi perusahaan dan menentukan harga yang
wajar untuk menawarkan saham biasa. IPO, terutama untuk perusahaan besar, umumnya
melibatkan lebih dari satu bank investasi. Dengan cara ini, risiko underwriting menyebar ke
beberapa bank, mengurangi eksposur bank tunggal dan memerlukan komitmen keuangan yang
relatif rendah terhadap IPO. Bank investasi juga bertindak sebagai penjamin emisi untuk obligasi
korporasi.
PERAN PENASIHAT KEUANGAN
33. 32
Bankir investasi bertindak dalam beberapa kapasitas penasihat yang berbeda untuk klien mereka.
Selain menangani IPO, bank investasi menawarkan saran kepada perusahaan untuk membawa
perusahaan terbuka atau meningkatkan modal melalui sarana alternatif. Bank investasi secara
teratur menasihati klien mereka mengenai semua aspek pembiayaan.
MERGER & AKUISISI
Penanganan merger dan akuisisi merupakan fungsi utama dari bankir investasi. Seperti halnya
IPO, salah satu bidang keahlian utama untuk bank investasi adalah kemampuannya untuk
mengevaluasi kemungkinan akuisisi yang mungkin dan mencapai harga yang wajar. Sebuah bank
investasi juga dapat membantu dalam menyusun dan memfasilitasi akuisisi untuk membuat
kesepakatan berjalan semulus mungkin.
c. HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam
jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per
31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu.
Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh
transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang
berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk
memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek.
Timbulnya Hutang Jangka Panjang Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam
membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi
dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh
dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua
pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan
saham.
34. 33
Salah satu hutang jangka panjang adalah obligasi. Obligasi merupakan salah satu kewajiban
yang harus dibayar setelah satu tahun yang biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang, dan
obligasi sewa.
a. Bond/Obligasi
Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada umumnya dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan sehingga banyak menarik investor
seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond
dalam perusahaan menadatangkan keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan bond adalah
tidak adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak, dan
pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan kerugiannya adalah bunga
harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip nilai akan dibayar ulang waktu jatuh tempo.
Tipe obligasi ada 6 yaitu obligasi terjamin, obligasi tidak terjamin, obligasi berjangka, obilgasi
berseri, obligasi terdaftar, dan kupon obligasi. Jika dilihat dari sudut pandang lain, obligasi ada
dua yaitu obligasi yang dapat ditukar, yakni dia bisa ditukar dengan saham biasa tergantung pilihan
pemilik saham dan obligasi tebus. Nilai pasar obligasi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya adalah jumlah dollar yang diterima, jangka waktu sampai jumlah kesemuanya
diterima, dan suku bunga pasar.
Penghilangan obligasi disebabkan oleh
1. Terbatasnya nilai obligasi ketika jatuh tempo
2. Mempengaruhi pembayaran tunai
3. Untuk mengetahui gain atau loss dalam panyusutannya
Jika sebuah obligasi ditukar langsung dengan saham umum maka dia tidak akan mengeluarkan
gain atau loss karena hal itu tidak termasuk kas, melainkan non cash.
Contoh-contoh dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui bahwa perusahaan sumber rezeki mengeluarkan saham sebesar 1000 lembar dengan
jangka waktu 10 tahun dan bunga 9%, sedangkan harga saham tersebut adalah Rp1000 mulai dari
35. 34
tanggal 1 januari 2005. Nilai saham tersebut adalah 100% sehingga dapat dijurnalkan sebagai
berikut:
Kas Rp 1.000.000
Utang Obligasi Rp 1.000.000
(untuk mencatat penjualan obligasi sesuai dengan face value/nilai saham)
Jika dia dicatat berdasarkan semianual/setengah tahunan maka dia akan dicatat setiap tanggal 1
Januari dan 1 Juli sehingga perusahaan mempunyai beban bunga yaitu Rp 1.000.000 x 9% x 6/12
= Rp 45.000. Jika dijurnalkan maka
1 Juli Biaya Bunga Obligasi Rp 45.000
Kas Rp 45.000
(untuk mencatat pembayaran bunga obligasi)
Sedangkan untuk akhir periode/satu tahun yaitu 31 Desember maka akun ini disesuaikan
sebagai berikut:
31 Desember Biaya Bunga Obligasi Rp 45.000
Utang Bunga Obligasi Rp 45.000
(untuk mencatat bunga obligasi)
Begitu juga contoh selanjutnya yang memakai metode penjualan saham premium(agio
obligasi) , face value, maupun discount.
b. Utang Wesel Jangka Panjang
Utang ini sama artinya dengan utang wesel biasanya yang membedakan hanyalah waktu,
di mana utang ini hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.
c. Utang Wesel Hipotek
Adalah penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin
pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu
36. 35
pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur,
dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai amortisasi yakni pelunasan hutang dengan
ansuran berkala atau penyusutan atas aktiva berwujud dan tidak berwujud seperti halnya
goodwill, patent, dan lain-lain. Dalam amortisasi ada dua metode yaitu bunga efektif dan garis
lurus. Metode penetuan bunga dalam amortisasi yang efektif di antaranya adalah biaya bunga
obligasi dan diskon obligasi atau amortisasi premium yang dirumuskan dengan premium obligasi
dibagi dengan jumlah bunga dalam, satu periode sedangkan metode garus lurus di antaranya
adalah matching principlei dan amortisasi garis lurus.
d. PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER
SAHAM PREFEREN
Saham preferen adalan suatu campuran yang mirip dengan obligasi dan saham biasa.Para
akuntan mengklasifikasikan saham preferen sebagai ekuitas.
Meskipun tidak dibayarkannya dividen saham preferen tidak akan membuat bangkrut sebuah
perusahaan, perusahaan menerbitkan saham preferen dengan tidak berarti memberikan kendali atas
perusahaan kepada para pemegang saham preferen, kegagalan untuk membayarkan dividen saham
preferen akan menghalangi dibayarkan dividen saham biasa. Tambahan lagi, melawatkan
pembayaran dividen menjadikan memperoleh modal melalui penjualan obligasi sulit untuk
dilakukan, dan hampir mustahil untuk menjual lebih banyak saham preferen atau saham
biasa.Akan tetapi, memiliki saham preferen yang masih beredar memang dapat memberikan
kesembatan bagi sebuah perusahaan untuk mengatasi kesulitan-kesulitannya
Keuntungan Dan Kerugian Saham Preferen
a. Berikut adalah keuntungan-keuntungan utama dilihat dari sudut pandang emiten saham :
1) Berbeda dengan obligasi, kewajiban untuk membayarkan diveden proferen bukanlah hal yang
tercantum pada kontrak, dan melewatkan pembayaran dividen saham preferen tidak dapat
memaksa perusahaan dinyatakan bangkrut.
37. 36
2) Dengan menerbitkan saham preferen, perusahaan terhindar dari dilusi ekuitas biasa yang terjadi
ketika saham bisa dijual.
3) Karena saham preferen terkadang tidak memiliki waktu jatuh tempo, dan karena pembayaran
dana pelunasan saham preferen. Jika ada, umumnya disebar dalam jangka waktu yang cukup
panjang, emisi saham preferen akan mengurangi pengeluaran arus kas akibat pelunasan kembali
pokok yang terjadi pada emisi utang.
b. Terdapat dua kerugian penting:
1) Dividen saham preferen bukanlah pengurang pajak bagi emiten saham, sehingga biaya saham
preferen setelah pajak umumnya menjadi lebih tinggi daripada biaya utang setelah pajak. Akan
tetapi. Keuntungan pajak saham preferen bagi pembeli dari kalangan perusahaan akan menurunkan
biaya setelah pajaknya dan berarti juga biaya efektifnya.
2) Meskipun dividen saham preferen dapat dilewatkan, investor berharap dividen tersebut dapat
dibayarkan, dan perusahaan bermaksud untuk membayarkannya jika kondisi mengizinkan. Jadi,
dividen saham preferen dapat dianggap sebagai biaya tetap. Oleh karenanya, penggunaan dividen
tersebut, seperti dalam utang, akan meningkatkan risiko keuangan dan akibatnya biaya ekuitas
biasa.
MERGER
Merger adalah proses penggabungan antara dua atau lebih perusahaan dan hanya ada satu
perusahaan yang dipertahankan. Pengertian merger ini diambil dari arti kata tersebut dalam bahasa
Inggris, merger, yang berarti penggabungan. Perusahaan-perusahaan yang bergabung dan
meleburkan diri tidak mengalami likuidasi. Sedangkan perusahaan yang bertahan akan membeli
semua aset perusahaan yang di-merger. Akibatnya, perusahaan bertahan ini memiliki sedikitnya
50 persen dari total saham.
Sementara itu perusahaan yang di-merger harus berhenti beroperasi karena pemegang sahamnya
sudah menerima uang tunai. Semua aktiva dan pasiva dari perusahaan yang di-merger akan beralih
ke perusahaan yang bertahan. Pada umumnya, merger merupakan suatu solusi untuk memperkuat
struktur perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan yang melakukan merger basanya
bergerak di bidang yang sama, misalnya bank. Contoh merger adalah Lippo Bank yang
38. 37
meleburkan diri ke CIMB Niaga, di mana hal tersebut menyebabkan Lippo Bank berhenti
beroperasi dan melebur menjadi satu dengan CIMB Niaga.
e. DIVESTASI
Dalam finansial dan ekonomi, divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam
bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
f. PERUSAHAAN INDUK & LEVERAGE BUYOUT
PERUSAHAAN INDUK
Holding company atau disebut juga Perusahaan Induk dalam bahasa Indonesia, adalah suatu
perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan dapat
mengendalikan semua jalannya proses usaha pada setiap badan usaha yang telah dikuasai
sahamnya. Dengan melakukan pengelompokan perusahaan ke dalam induk perusahaan,
diharapkan tercapainya tujuan peningkatan atau penciptaan nilai pasar perusahaan (market value
creation) berdasarkan lini bisnis perusahaan. Perusahaan Induk sering juga disebut dengan Holding
Company, parent company, atau Controlling Company. Biasanya (walaupun tidak selamanya),
suatu Perusahaan Induk memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang-bidang bisnis
yang sangat berbeda-beda. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang manajemen dan
operasionalnya dikendalikan oleh perusahaan induk disebut dengan sebagai Perusahaan Anak
(Subsidiary Company). Hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak disebut
Hubungan Affiliasi. Perusahaan anak merupakan unit perusahaan yang terpisah dan mandiri secara
yuridis dari perusahaan induk.
Dalam dunia bisnis, kehadiran holding company merupakan sesuatu hal yang lumrah,
mengingat banyak perusahaan yang telah melakukan kegiatan bisnis yang sudah sedemikian besar
dengan berbagai garapan kegiatan, sehingga perusahaan itu perlu dipecah-pecah menurut
penggolongan bisnisnya. Namun dalam pelaksanaan kegiatan bisnis yang dipecah-pecah tersebut,
yang masing-masing akan menjadi perseroan terbatas yang mandiri masih dalam kepemilikan yang
sama dengan pengontrolan yang masih tersentralisasi dalam batas-batas tertentu; artinya walaupun
39. 38
perusahaan tersebut telah dipecah-pecah dan menjadi perseroan terbatas tersendiri; tidak otomatis
terpisah mutlak dari perusahaan holding.
Holding Company berfungsi sebagai perusahaan induk yang berperan merencanakan,
mengkoordinasikan, mengkonsolidasikan, mengembangkan, serta mengendalikan dengan tujuan
untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk anak perusahaan dan juga
afiliasi-afiliasinya. Penggabungan badan usaha dalam bentuk Holding Company pada umumnya
merupakan cara yang dianggap lebih menguntungkan, dibanding dengan cara memperluas
perusahaan dengan cara ekpansi investasi. Karena dengan pengabungan perusahaan ini akan
diperoleh kepastian mengenai: Daerah pemasaran, sumber bahan baku atau penghematan biaya
melalui penggunaan fasilitas dan sarana yang lebih ekonomis dan efisien
Leveraged Buyout
Leveraged buyout (LBO) adalah akuisisi perusahaan di mana perusahaan yang mengakuisisi
meminjam sebagian atau seluruh dana yang dibutuhkan untuk membiayai pembelian. Dalam LBO
tipikal, pembeli bermaksud untuk melunasi hutang dari hasil penjualan aset yang dimiliki oleh
perusahaan yang diakuisisi atau dari keuntungan yang diterima oleh perusahaan yang diakuisisi.
Dana yang dibutuhkan untuk LBO juga dapat diperoleh dengan menerbitkan obligasi junk (junk
bond).
40. 39
F. ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN
BADAN USAHA MILIK SWASTA (BUMS) DAN BADAN USAHA
MILIK NEGARA (BUMN) DAN CARA MENGATASINYA
SECARA UMUM
Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam
jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset).
Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di
Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin
bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam
jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini.
Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat
dan dunia.
Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi
(retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang
manajemen, operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan lainnya.
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan :
a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya
f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan
lainnya.
41. 40
g. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis.
h. Mengalami kerugian terus menerus.
i. Faktor-faktor lainnya.
Metode Memprediksi Kebangkrutan
• Analisis Rasio Keuangan
• Z Score – Metode Altman
• Shut Down Point – Shut Down Cost
• Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4
Analisis kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1) Analisis Univariate, Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penyimpangan.
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding
pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest
Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi
kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya model
regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan
menggunakan tehnik statistic.
42. 41
Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University
pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan
perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman menganalisis
perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam
memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak.
2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan
Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002. Setiap BUMN harus membuat
analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN. Dalam SK tersebut
dikategorikan hal-hal sebagai berikut:
A. Tingkat kesehatan:BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
b. AA apabila 80 <=”95
c. A apabila 65 <TS<=”80.
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS<=”65
b. BB apabila 40<.TS<=”50
c. B apabila 30<TS< =”40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari:
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS<=”20
43. 42
c. C apabila TS<=”20
Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan meliputi: Aspek
Keuangan, Aspek Operasional & Aspek Administasi
A. Aspek Keuangan
Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infrastruktur
RASIO
1. ROE skor 2. ROI Skor 3. KAS Skor
15<ROE 20 18<ROI 15 X>35 5
11<ROE<=15 18 15<ROI>=18 13,5 25<=x<35 4
9<ROE<=13 16 13<ROI>=15 12 15<=x<25 3
7,9<ROE<=9 14 12<ROI>=13 10,5 10<=x<15 2
6,6<ROE<=7,9 12 10,5<ROI<=12 9 5<=x<10 1
5,3<ROE<=6, 10 9<ROI <=10,5 7, 0<=x<5 0
4 <ROE<=5,3 8,5 7<ROE<=9 6
2,5<ROE<=4 5,5 3<ROI<=7 5
1<ROE<=2,5 4 1<ROI<=3 3
45. 44
270<x<=300
0,6
0,6
300<x 0 0
7. Inventory turn over ( perputaran
persediaan dalam hari)
skor 8. Rasio total modal terhadap total
aktiva (%)
S
k
or
X<= 60 5 x<=0 0
60<x<=90 4,5 0<=x< 10 4
90<x<=120 4 10<x< 20 6
120<x<=150 3,5 20<x< 30 7,
2
5
150<x<=180 3 30<x< 40 1
0
180<x<=210 2,4 40<x< 50 9
210<x<=240 1,8 50<x< 60 8,
5
240<x<=270 ,12 60<x< 70 8
270<x<=300 0,6 70<x< 80 7,
5
46. 45
B. Aspek Operasional.
Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs.
Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan
Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan
Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan
Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara normal baik
diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas (produktivitas,rendemen).
Baik, artinya menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar normal namun telah
menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Cukup,artinya masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas maupun segi kuantitas
dan mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas.
Kurang, artinya tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal. Indikator yang dinilai adalah
unsure-unsur kegiatan yang dianggap paling dominant dalam menunjang keberhasilan operasi
sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
C. Aspek Administrasi ( non infrastruktur)
Laporan perhitungan tahunan Skor
s/d akhir bulan ke 4 3
300<x 0 80<x< 90 7
90<x< 100 6,
5
47. 46
s/d akhir bulan ke 5 2
lebih dari akhir bulan ke 5 0
Indikator yang dinilai adalah:
1) Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke 4, maka nilai
BUMN =3.
2) Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan
atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3.
3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau Menteri
BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan :
Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan
0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0
4) Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang harus
dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan nilai skor = 3,
dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk PUKK ini
= 6.
Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya ke Menteri,
Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah PUKK dsbnya, karena
para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan divisi-divisinya.
Analisis Shut Down Point
Memprediksi Kebangkrutan – Penutupan Usaha
• Alat yang dipakai adalah Cash BEP
• (Shut Down Point)
48. 47
• Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP
karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul pada suatu periode
adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of pocket cost) dan biaya yang
tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost atau penyusutan).
• Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan walaupun
perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada kegiatannya seperti
pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen listrik, air dan lainnya.
Shut Down Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup
biaya tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point.
• SDP = F / contirbution margin per unit.
• Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas terus
menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik impas
kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar.
Cash BEP dan Penutupan Usaha
Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.
1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan :
a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(early warning system).
b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “ yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan
pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang.
Q
BEP Cash - SDP
Biaya Tetap
BEP
Biaya Total
Pendapatan
Penyusutan
Penyusutan
Pendapatan
dan Biaya
Pengeluaran
kas tetap
0
49. 48
c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor/pemasok untuk dapat
mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi 60%.
d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan “going concern
atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal.
e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya.
2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan
a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan
dananya dan keadilan secara hukum.
b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan
reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) .
c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik
dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah
pengawasan pihak ketiga.
d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi beban-beban
yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk meringankan beban keuangan yang tetap
(beban bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition”
> Alternatif menyehatkan "Persero BUMN”
1. Campur tangan Pemerintah, dengan memberikan dana untuk modal kerja dan investasi,
subsidi dengan persetujuan DPR. Contohnya: Merpati Nusantara, Garuda Indonesia, PLN
dan lainnya.
2. Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan Pensiun
Muda, pengurangan karyawan dan lainnya.
50. 49
3. Melakukan “Concolidation” seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank pemerintah
lainnya.
4. Melakukan “Cost Reduction” disegala bidang dengan konsekuen
5. Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan Extension) kepada kreditor
dengan bunga relatif rendah dengan jaminan pemeritnah.Penilaian kembali struktur modal
baru.
6. Pemerintah tidak banyak campur tangan dalam BUMN
7. Membentuk Strategic Business Unit untuk “profit center”, RS Pertamina, RS Pelni,
Garuda Maintenance Facility dan lainnya..
8. Melakukan evaluasi kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual asset yang tidak
langsung berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh menjual rumah-rumah dinas
dllnya.
9. Mengundang “Investor asing dan dalam negeri” untuk membeli saham Persero, kecuali
Persero sangat strategis, PLN, Garuda Indonesia dan lainnya.
10. Melakukan aliansi strategi dengan perusahaan asing.
11. Dan lainnya.
Contoh : Likuidasi dan Reorganisasi.
51. 50
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sangat diperlukan terutama dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan
adanya manajemen yang baik, maka kegiatan perencanaan, pelaksanaan, sampai pada penghasilan
suatu tujuan ataupun barang akan dicapai dengan baik dan maksimal, dan dengan adanya
manajemen maka perusahaan akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan langkah yang
tepat.
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakan
seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Dalam prakteknya, manajemen keuangan adalah tindakan yang diambil dalam rangka menjaga
kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam membangun system manajemen
keuangan yang baik perlulah kita untuk mengidentifikasi peinsip-prinsip manajemen keuangan
yang baik.
52. 51
DAFTAR PUSTAKA
Julrahmatiyal, Fajri’s Blog “ Teknik Penganggaran Barang Modal “
https://julrahmatiyalfajri.wordpress.com/2014/12/22/anggaran-modal-capital-budgeting/24
mei
Tajiru “ Arus Kas dan Resiko Proyek “
http://www.tajiru.com/2018/01/estimasi-arus-kas-dan-analisis-risiko-manajemen-
keuangan.html 24 mei
Diah, Sulistiyanti “ Biaya Modal “
https://diahsulistiyanti.wordpress.com/2017/06/17/biaya-modal-pengertian-contoh-kasus-
dan-solusi/ 24 mei
Jurnal “ Struktur Modal”
https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-dan-faktor-yang-memengaruhi-struktur-
modal 24 mei
Talking, of Money.com “ Peranan Bank Investasi “
https://id.talkingofmoney.com/what-are-some-roles-of-an-investment-bank 24 mei
Jurnal, Manajemen “ Hutang Jangka Panjang “
Jurnalmanajemen.com/hutang-jangka-panjang/ 24 mei
Pradipha, Blogspot “ Pembiayaan Campuran & Merger “
https:/pradipha.blogspot.co.id/2014/03pendanaan-campuran.html/m=1 24 mei
Mata Kuliah, Ekonomi “ Divestasi “
53. 52
https://matakuliahekonomi.wordpress.com/2011/04/16/pengertian-divestasi 24 mei
Slide, Player “ Perusahaan Induk dan Leverage Buyout (LBO) “
Slideplayer.info/slide/11941664/
Dokumen, Tips “ Analisa Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan BUMS dan BUMN”
https://dokumen.tips/documents/analisis-kesehatan-dan-prediksi-kebangkrutan-bums-dan-
bumn-pert25-26.html