SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Pertemuan ke-13
Ad kawasan yg memp kegiatan utama bukan
pertanian dgn susunan fungsi kawasan
sebagai tempat pemukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan sosial dan
kegiatan ekonomi. (Eko Prasojo)
Dapat berbentuk (UU 32/2004:ps 199):
1. Kota sbg daerah otonom
2. Bagian dr Kab yg memiliki ciri perkotaan
3. Bagian dr 2 / lebih daerah yg berbatasan
langsung & memiliki ciri perkotaan.
Steven Pinch dlm Eko P: terdapat 3 kriteria u/
menentukan apakah s/ wily tsb dpt disebut
kota, yaitu:
1. Kriteria fisik
2. Kriteria administrasi
3. Kriteria fungsional
 Berkaitan dgn ada tidaknya wilayah terbangun
dan intensitas wilayah terbangun tersebut.
 Berkaitan dgn upaya pembuatan batas wilayah
kota.
 S/ wilayah dpt disebut kota jika scr legal telah
dinyatakan sbg kota & dikelola o/ sebuah
pemerintah kota dgn yurisdiksinya.
 Berkaitan dgn dominasi penduduk s/ wily yg
bekerja di sektor non- agriculture.
 Memiliki fungsi kegiatan utama non pertanian.
( lebih dr 75 %)
 Memiliki jumlah penduduk lebih dr 10.000 jiwa
 Memiliki kepadatan penduduk lebih dr 50
jiwa/hektar.
 Memiliki fungsi sbg pusat koleksi dan
distribusi pelayanan barang & jasa.
 Kawasan perkotaan yg merupk daerah kota
otonom.
 Kawasan perkotaan selain ibukota kabupaten
yg telah memenuhi kriteria kawasan
perkotaan.
 Kawasan perkotaan baru, y/ kawasan
perdesaan yg dikembangkan menjadi kawasan
perkotaan.
 Kawasan perkotaan yg menjadi bagian dr 2
atau lebih daerah otonom yg berbatasan sbg
kesatuan sosial, ekonomi dan fisik perkotaan.
 Bg kota yg berstatus otonom kelembagaan
diatur sesuai dgn UU yg berlaku.
 Di Kab, u/ mempermudah akses pelayanan,
kewenangan dan kelengkapan SOTK u/
mengurus pengelolaan perkotaan dilimpahkan
kepada camat melalui keputusan bupati.
 U/ kawasan perkotaan yg terdiri dr 2 daerah
otonom dpt dibentuk lembaga kawasan
perkotaan yg mempunyai fungsi koordinasi
penyelengg kerjasama pd kawasan terkait.
 Pd kawasan perkotaan baru dpt dibentuk
badan pengelola pembangunan kawasan
perkotaan u/ mendorong percepatan
pembangunan.
 Pd kawasan metropolitan dibentuk Badan
Metropolitan u/ menciptakan keserasian dlm
pembangunan dan pelayanan masy.
 Dlm rangka meningkatkan kemampuan
pengelolaan kawasan perkotaan dibentuk
asosiasi2 pengelola kawasan perkotaan.
 Partisipasi Masyarakat
 Perencanaan
 Program Pembangunan Perkotaan
 Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan
 Pembiayaan Pemerintah Kawasan Perkotaan
 Pengelolaan kawasan perkotaan hrs
melibatkan partisipasi dr warga kota dan
stakeholders.
 Biasanya terbentuk melalui forum perkotaan /
dgn bentuk lain.
 Wujud partisipasi: perumusan kebijakan,
strategi pengembangan, rencana tata ruang,
program pembangunan dan pengendalian
pembangunan.
 u/ mewujudkan kawasan kota yg layak huni,
memberikan kesejahteraan & keberlanjutan,
maka disusun s/ rencana tata ruang kawasan
perkotaan (RTRKP).
 RTRKP ad pedoman u/ mewujudkan fungsi
kawasan yg serasi selaras & seimbang antara
fungsi lindung, budidaya dan pertahanan
keamanan
 Pertemuan scr periodik sbg sarana bermusyawarah
anggota forum.
 Fasilitas pengembangan & peningkatan kemampuan
wadah2 peran masy.
 Fasilitas kegiatan peran masy melalui dialog, tukar
pendapat, jajak pendapat dll.
 Penyebaran informasi ttg kegiatan pemerintahan &
pengelolaan kawasan perkotaan kpd masy.
 Inventarisasi & tindak lanjut usulan2 o/ masy.
 Fasilitas keterlibatan masy dlm perencanaan, pelaks
dan pembiayaan melalui iuran warga.
 Rencana Umum Tata Ruang Kawasan
Perkotaan,
 Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perkotaan, dan
 Rencana Teknis Ruang / Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan
 Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan
ruang di kawasan perkotaan,
 Perwujudan keterpaduan, keterkaitan &
keseimbangan perkembangan antar sektor,
 Penetapan lokasi investasi yg dilaks
pemerintah &/ masy,
 Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan
perkotaan, dan
 Pelaks pembangunan dlm memanfaatkan
ruang.
 Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan perkotaan: mekanisme pemberian
izin lokasi;
 Rencana detail tata ruang kawasan perkotaan
dituangkan kedalam peta rencana dgn skala
1:5.000 atau lebih.
 Rencana Teknis Kawasan Perkotaan atau
rencana tata bangunan dan lingkungan
diperuntukkan bagi sebagian kawasan yg
memerlukan pengaturan lebih rinci.
 Rencana Teknis kawasan perkotaan menjadi
pedoman u/:
1. pemberian izin pendirian bangunan,
2. Penertiban letak dan ukuran bangunan,
3. Penyusunan rancang bangun
 Merupk penjabaran dr rencana jangka panjang
RUTRKP, dgn mempertimbangkan:
1. Pengembangan & pembinaan sumber daya
manusia.
2. Pelestarian lingkungan & pengembangan adat
istiadat serta nilai2 budaya masyarakat
setempat.
3. Peningkatan aksesibilitas masy thd informs &
pelayanan perkotaan
4. Penyertaan gender dlm pelayanan perkotaan.
5. Penguatan kepedulian & kesetiakawanan sos dlm
upaya menghindari disintegrasi sosial.
6. Peningkatan kesehatan warga kota.
7. Peningkatan kesadaran masy thd hak & kewajiban
sbg warga perkotaan.
8. Pengembangan kesempatan berusaha & perluasan
kesempatan kerja.
9. Pengembangan keg usaha kecil & menebgah.
10.Pengentasan Kemiskinan Perkotaan
11.Peningkatan kesejahteraan warga & perlindungan dr
bencana alam, banjir dan kebakaran.
12.Ketersediaan dana.
13.Keamanan & ketertiban masy.
 Mengacu pada program pembangunan
perkotaan,
 Hendaknya dilakukan o/ pem & masy.
 Prop: Juklak. Kab/kota: Juknis
 Kab/kota dan perangkatnya wajib
memberikan inform kpd masy ttg
perencanaan, pelaks pemb dan pemanfaatan
pemb di kawasan perkotaan.
 Devas (1989), sumber2 pembiayaan jasa perkotaan di
Indonesia:
1. Pungutan
2. Pajak daerah
3. Pajak tanah/bumi dan bangunan
4. Pajak daerah yg ditujukan scr khusus u/ menebus
biaya prasarana kota.
5. Bantuan pem pusat dan propinsi
6. Dana pinjaman
7. Pengeluaran departemen sektoral
8. Swadaya masy dan sumbangan lainnya.
 Kemampuan pemerintah menyediakan dana
bg peningkatan sarana dan prasarana masih
terbatas.
 Keterbatasan di bdg kelembagaan, terutama
tingkat daerah.
 Peraturan perundangan yg masih perlu
disempurnakan di bidang perkotaan.
 Keterbatasan partisipasi masy dan swasta dlm
pembangunan prasarana perkotaan.
 Prioritas pembangunan prasarana perkotaan.
Polaruang intern kota
1. Adanya inti kota (central city)
2. Pusat pemerintahan (instansi2/kantor2)
3. Pemukiman kelas atas (mewah)
4. Rumah tinggal menengah ke bawah
5. Tdp kota satelit
6. Daerah pinggiran kota
7. Daerah hinterland hingga pedesaan
Daerah pem.kls.atas
Daerah pem.kls.men
Daerah pem.pekerja
Daerah transisi
Central bussiness
 Alan Norton (1994): Susunan metropolitan
minimal memiliki tingkat pemusatan kota
hingga level tersier, bersifat internasional, dan
memiliki penduduk yg lintas batas
administrasi.
 White Paper (1998): memberi tekanan pada
kriteria jumlah penduduk dan bersifat komuter
dgn kegiatan yg sgt komplek.
 White Paper: beberapa hal yg menjadikan
pemerintahan metropolitan diperlukan:
1. globalisasi
2. kopetisi
3. kehidupan yg lebih baik
4. kualitas kehidupan perkotaan
5. proses penempatan perkotaan
 Joenes (1990): menganggap
pentingnya kawasan
metropolitan karena adanya
kebutuhan variasi bg
aspirasi masyarakat yg
sudah sangat kompleks.
Terima
Kasih .....

More Related Content

What's hot

Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangMusnanda Satar
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGushfia
 
Sistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaSistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaAry Ajo
 
Metodologi dan Pengukuran SDGs DESA
Metodologi dan Pengukuran SDGs DESAMetodologi dan Pengukuran SDGs DESA
Metodologi dan Pengukuran SDGs DESATV Desa
 
Bab 4 pendekatan dan metodologi
Bab 4   pendekatan dan metodologiBab 4   pendekatan dan metodologi
Bab 4 pendekatan dan metodologidandi rustandi
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruangushfia
 
Profil KOTAKU Kota Malang
Profil KOTAKU Kota MalangProfil KOTAKU Kota Malang
Profil KOTAKU Kota Malangkomunikasiosp
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTRhenny ferniza
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanSOFI ANI
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerahushfia
 
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariResume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariBagus ardian
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD 93220872
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxYettiAnita
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaPemdes Seboro Sadang
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Joy Irman
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanAulia Arif
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaanEkoWahyudi107
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NADRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NADPenataan Ruang
 

What's hot (20)

Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
 
Sistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaSistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utama
 
Metodologi dan Pengukuran SDGs DESA
Metodologi dan Pengukuran SDGs DESAMetodologi dan Pengukuran SDGs DESA
Metodologi dan Pengukuran SDGs DESA
 
Bab 4 pendekatan dan metodologi
Bab 4   pendekatan dan metodologiBab 4   pendekatan dan metodologi
Bab 4 pendekatan dan metodologi
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Profil KOTAKU Kota Malang
Profil KOTAKU Kota MalangProfil KOTAKU Kota Malang
Profil KOTAKU Kota Malang
 
Peraturan Penataan Ruang RDTR
Peraturan Penataan Ruang  RDTRPeraturan Penataan Ruang  RDTR
Peraturan Penataan Ruang RDTR
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
 
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
Gender, Pengarusutamaan Gender Dan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender ...
 
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota KendariResume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
Resume Pelaksanaan New Site Development Kota Kendari
 
Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD                                                       Penyusunan RPJPD
Penyusunan RPJPD
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NADRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi NAD
 
Forum PKP.pptx
Forum PKP.pptxForum PKP.pptx
Forum PKP.pptx
 

Similar to Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanSari Faizah
 
PERWAL_32_Pedoman_Teknis_Prodamas_Plus_TA_2022__27_MEI.pdf
PERWAL_32_Pedoman_Teknis_Prodamas_Plus_TA_2022__27_MEI.pdfPERWAL_32_Pedoman_Teknis_Prodamas_Plus_TA_2022__27_MEI.pdf
PERWAL_32_Pedoman_Teknis_Prodamas_Plus_TA_2022__27_MEI.pdfSupliyerJakarta
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1agunjul
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...Kota Serang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang WilayahRencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayahmanafhsb
 
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011kamushal142
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSyaifOer
 
Row kota tangerang
Row kota tangerangRow kota tangerang
Row kota tangerangKikik kikuk
 
Materi Tentang Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
Materi Tentang Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota PendukungnyaMateri Tentang Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
Materi Tentang Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota PendukungnyaFitri Indra Wardhono
 
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.Rizki Fitrianto
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)Probolinggo Property
 
Pedoman musrenbang bappeda dan kecamatan pdf-f0ce438
Pedoman musrenbang bappeda dan kecamatan pdf-f0ce438Pedoman musrenbang bappeda dan kecamatan pdf-f0ce438
Pedoman musrenbang bappeda dan kecamatan pdf-f0ce438Andry Heryanto
 
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pe...
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pe...Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pe...
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pe...Penataan Ruang
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanSigit Pramulia
 

Similar to Pengelolaan Kawasan Perkotaan (20)

Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 
PERWAL_32_Pedoman_Teknis_Prodamas_Plus_TA_2022__27_MEI.pdf
PERWAL_32_Pedoman_Teknis_Prodamas_Plus_TA_2022__27_MEI.pdfPERWAL_32_Pedoman_Teknis_Prodamas_Plus_TA_2022__27_MEI.pdf
PERWAL_32_Pedoman_Teknis_Prodamas_Plus_TA_2022__27_MEI.pdf
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1a
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
 
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdfPerda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
Perda Nomor 5 Tahun 2017.pdf
 
Rencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang WilayahRencana Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah
 
Tugas etika 2 bu isma
Tugas etika 2 bu ismaTugas etika 2 bu isma
Tugas etika 2 bu isma
 
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
Raperda rtrwp sultra 14 juli 2011
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kota
 
Row kota tangerang
Row kota tangerangRow kota tangerang
Row kota tangerang
 
Materi Tentang Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
Materi Tentang Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota PendukungnyaMateri Tentang Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
Materi Tentang Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
 
Raperda muba rev 02
Raperda muba rev 02Raperda muba rev 02
Raperda muba rev 02
 
Paper rpp-desa
Paper rpp-desaPaper rpp-desa
Paper rpp-desa
 
Salatiga cak lkpj_ata_2014_mardi
Salatiga cak lkpj_ata_2014_mardiSalatiga cak lkpj_ata_2014_mardi
Salatiga cak lkpj_ata_2014_mardi
 
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
Peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang.
 
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
perda no. 5 thn 2012 ttg rtrw prov. thn 2011 2031 (penjelasan)
 
Pedoman musrenbang bappeda dan kecamatan pdf-f0ce438
Pedoman musrenbang bappeda dan kecamatan pdf-f0ce438Pedoman musrenbang bappeda dan kecamatan pdf-f0ce438
Pedoman musrenbang bappeda dan kecamatan pdf-f0ce438
 
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pe...
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pe...Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pe...
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Pe...
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan Perkotaan
 
Kabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedomanKabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedoman
 

More from Siti Sahati

Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukSiti Sahati
 
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen MutuKonsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen MutuSiti Sahati
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuSiti Sahati
 
Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)Siti Sahati
 
Blue Ocean Strategy
Blue Ocean StrategyBlue Ocean Strategy
Blue Ocean StrategySiti Sahati
 
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)Siti Sahati
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSiti Sahati
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSiti Sahati
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Siti Sahati
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifSiti Sahati
 
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikTantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikSiti Sahati
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis KependudukanSiti Sahati
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaSiti Sahati
 
Measuring Human Development
Measuring Human DevelopmentMeasuring Human Development
Measuring Human DevelopmentSiti Sahati
 
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang LokasiAnalisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang LokasiSiti Sahati
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis TransekSiti Sahati
 

More from Siti Sahati (20)

Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen MutuKonsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen Mutu
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu
 
Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)
 
Blue Ocean Strategy
Blue Ocean StrategyBlue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy
 
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa Produktif
 
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikTantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
 
Stress Kerja
Stress KerjaStress Kerja
Stress Kerja
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
 
Measuring Human Development
Measuring Human DevelopmentMeasuring Human Development
Measuring Human Development
 
Analisis SWOT
Analisis SWOTAnalisis SWOT
Analisis SWOT
 
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang LokasiAnalisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
 
Photo Mapping
Photo MappingPhoto Mapping
Photo Mapping
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Pengelolaan Kawasan Perkotaan

  • 2. Ad kawasan yg memp kegiatan utama bukan pertanian dgn susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. (Eko Prasojo)
  • 3. Dapat berbentuk (UU 32/2004:ps 199): 1. Kota sbg daerah otonom 2. Bagian dr Kab yg memiliki ciri perkotaan 3. Bagian dr 2 / lebih daerah yg berbatasan langsung & memiliki ciri perkotaan.
  • 4. Steven Pinch dlm Eko P: terdapat 3 kriteria u/ menentukan apakah s/ wily tsb dpt disebut kota, yaitu: 1. Kriteria fisik 2. Kriteria administrasi 3. Kriteria fungsional
  • 5.  Berkaitan dgn ada tidaknya wilayah terbangun dan intensitas wilayah terbangun tersebut.
  • 6.  Berkaitan dgn upaya pembuatan batas wilayah kota.  S/ wilayah dpt disebut kota jika scr legal telah dinyatakan sbg kota & dikelola o/ sebuah pemerintah kota dgn yurisdiksinya.
  • 7.  Berkaitan dgn dominasi penduduk s/ wily yg bekerja di sektor non- agriculture.
  • 8.  Memiliki fungsi kegiatan utama non pertanian. ( lebih dr 75 %)  Memiliki jumlah penduduk lebih dr 10.000 jiwa  Memiliki kepadatan penduduk lebih dr 50 jiwa/hektar.  Memiliki fungsi sbg pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang & jasa.
  • 9.  Kawasan perkotaan yg merupk daerah kota otonom.  Kawasan perkotaan selain ibukota kabupaten yg telah memenuhi kriteria kawasan perkotaan.  Kawasan perkotaan baru, y/ kawasan perdesaan yg dikembangkan menjadi kawasan perkotaan.  Kawasan perkotaan yg menjadi bagian dr 2 atau lebih daerah otonom yg berbatasan sbg kesatuan sosial, ekonomi dan fisik perkotaan.
  • 10.  Bg kota yg berstatus otonom kelembagaan diatur sesuai dgn UU yg berlaku.  Di Kab, u/ mempermudah akses pelayanan, kewenangan dan kelengkapan SOTK u/ mengurus pengelolaan perkotaan dilimpahkan kepada camat melalui keputusan bupati.
  • 11.  U/ kawasan perkotaan yg terdiri dr 2 daerah otonom dpt dibentuk lembaga kawasan perkotaan yg mempunyai fungsi koordinasi penyelengg kerjasama pd kawasan terkait.  Pd kawasan perkotaan baru dpt dibentuk badan pengelola pembangunan kawasan perkotaan u/ mendorong percepatan pembangunan.
  • 12.  Pd kawasan metropolitan dibentuk Badan Metropolitan u/ menciptakan keserasian dlm pembangunan dan pelayanan masy.  Dlm rangka meningkatkan kemampuan pengelolaan kawasan perkotaan dibentuk asosiasi2 pengelola kawasan perkotaan.
  • 13.  Partisipasi Masyarakat  Perencanaan  Program Pembangunan Perkotaan  Pelaksanaan dan Pengendalian Pembangunan  Pembiayaan Pemerintah Kawasan Perkotaan
  • 14.  Pengelolaan kawasan perkotaan hrs melibatkan partisipasi dr warga kota dan stakeholders.  Biasanya terbentuk melalui forum perkotaan / dgn bentuk lain.  Wujud partisipasi: perumusan kebijakan, strategi pengembangan, rencana tata ruang, program pembangunan dan pengendalian pembangunan.
  • 15.  u/ mewujudkan kawasan kota yg layak huni, memberikan kesejahteraan & keberlanjutan, maka disusun s/ rencana tata ruang kawasan perkotaan (RTRKP).  RTRKP ad pedoman u/ mewujudkan fungsi kawasan yg serasi selaras & seimbang antara fungsi lindung, budidaya dan pertahanan keamanan
  • 16.  Pertemuan scr periodik sbg sarana bermusyawarah anggota forum.  Fasilitas pengembangan & peningkatan kemampuan wadah2 peran masy.  Fasilitas kegiatan peran masy melalui dialog, tukar pendapat, jajak pendapat dll.  Penyebaran informasi ttg kegiatan pemerintahan & pengelolaan kawasan perkotaan kpd masy.  Inventarisasi & tindak lanjut usulan2 o/ masy.  Fasilitas keterlibatan masy dlm perencanaan, pelaks dan pembiayaan melalui iuran warga.
  • 17.  Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotaan,  Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, dan  Rencana Teknis Ruang / Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
  • 18.  Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di kawasan perkotaan,  Perwujudan keterpaduan, keterkaitan & keseimbangan perkembangan antar sektor,  Penetapan lokasi investasi yg dilaks pemerintah &/ masy,  Penyusunan rencana detail tata ruang kawasan perkotaan, dan  Pelaks pembangunan dlm memanfaatkan ruang.
  • 19.  Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan: mekanisme pemberian izin lokasi;  Rencana detail tata ruang kawasan perkotaan dituangkan kedalam peta rencana dgn skala 1:5.000 atau lebih.
  • 20.  Rencana Teknis Kawasan Perkotaan atau rencana tata bangunan dan lingkungan diperuntukkan bagi sebagian kawasan yg memerlukan pengaturan lebih rinci.  Rencana Teknis kawasan perkotaan menjadi pedoman u/: 1. pemberian izin pendirian bangunan, 2. Penertiban letak dan ukuran bangunan, 3. Penyusunan rancang bangun
  • 21.  Merupk penjabaran dr rencana jangka panjang RUTRKP, dgn mempertimbangkan: 1. Pengembangan & pembinaan sumber daya manusia. 2. Pelestarian lingkungan & pengembangan adat istiadat serta nilai2 budaya masyarakat setempat. 3. Peningkatan aksesibilitas masy thd informs & pelayanan perkotaan
  • 22. 4. Penyertaan gender dlm pelayanan perkotaan. 5. Penguatan kepedulian & kesetiakawanan sos dlm upaya menghindari disintegrasi sosial. 6. Peningkatan kesehatan warga kota. 7. Peningkatan kesadaran masy thd hak & kewajiban sbg warga perkotaan. 8. Pengembangan kesempatan berusaha & perluasan kesempatan kerja. 9. Pengembangan keg usaha kecil & menebgah. 10.Pengentasan Kemiskinan Perkotaan 11.Peningkatan kesejahteraan warga & perlindungan dr bencana alam, banjir dan kebakaran. 12.Ketersediaan dana. 13.Keamanan & ketertiban masy.
  • 23.  Mengacu pada program pembangunan perkotaan,  Hendaknya dilakukan o/ pem & masy.  Prop: Juklak. Kab/kota: Juknis  Kab/kota dan perangkatnya wajib memberikan inform kpd masy ttg perencanaan, pelaks pemb dan pemanfaatan pemb di kawasan perkotaan.
  • 24.  Devas (1989), sumber2 pembiayaan jasa perkotaan di Indonesia: 1. Pungutan 2. Pajak daerah 3. Pajak tanah/bumi dan bangunan 4. Pajak daerah yg ditujukan scr khusus u/ menebus biaya prasarana kota. 5. Bantuan pem pusat dan propinsi 6. Dana pinjaman 7. Pengeluaran departemen sektoral 8. Swadaya masy dan sumbangan lainnya.
  • 25.  Kemampuan pemerintah menyediakan dana bg peningkatan sarana dan prasarana masih terbatas.  Keterbatasan di bdg kelembagaan, terutama tingkat daerah.  Peraturan perundangan yg masih perlu disempurnakan di bidang perkotaan.  Keterbatasan partisipasi masy dan swasta dlm pembangunan prasarana perkotaan.  Prioritas pembangunan prasarana perkotaan.
  • 26. Polaruang intern kota 1. Adanya inti kota (central city) 2. Pusat pemerintahan (instansi2/kantor2) 3. Pemukiman kelas atas (mewah) 4. Rumah tinggal menengah ke bawah 5. Tdp kota satelit 6. Daerah pinggiran kota 7. Daerah hinterland hingga pedesaan
  • 27. Daerah pem.kls.atas Daerah pem.kls.men Daerah pem.pekerja Daerah transisi Central bussiness
  • 28.  Alan Norton (1994): Susunan metropolitan minimal memiliki tingkat pemusatan kota hingga level tersier, bersifat internasional, dan memiliki penduduk yg lintas batas administrasi.  White Paper (1998): memberi tekanan pada kriteria jumlah penduduk dan bersifat komuter dgn kegiatan yg sgt komplek.
  • 29.  White Paper: beberapa hal yg menjadikan pemerintahan metropolitan diperlukan: 1. globalisasi 2. kopetisi 3. kehidupan yg lebih baik 4. kualitas kehidupan perkotaan 5. proses penempatan perkotaan
  • 30.  Joenes (1990): menganggap pentingnya kawasan metropolitan karena adanya kebutuhan variasi bg aspirasi masyarakat yg sudah sangat kompleks.