Dokumen tersebut membahas konsep dan pengukuran human development serta indikator-indikatornya seperti Indeks Pembangunan Manusia, angka harapan hidup, angka melek huruf, angka partisipasi sekolah, dan angka putus sekolah.
2. Konsep Human Development
Berkaitan erat dengan perkembangan paradigma people-
centered development, seperti teori: growth with equity,
basic needs, PQLI (David Korten, 1984); Development as
Freedom (Amartya K. Sen, 1999); dan Women and Human
Development (Martha Nussbaum, 2000) yang menggagas
‘Capability approach’, yaitu
Capabilities (effective opportunities to be and do) and
functionings (actual beings and doings) -apply both to be
comprehensive capabilities (Life, Bodily Health, Bodily
Integrity, Senses, Imagination and Thought, Emotions,
Practical Reason, Affiliation, Other Species, Play, Control
over one’s environment)
Poverty defined as multi-dimensional: low income; low
quality of life, the denial of choices and opportunities for a
tolerable life (as capability deprivation).
Poverty reduction defined as expanding human well-being
and agency (as capability expansion)
3. Konsep Human Development
“Human development, as an
approach, is concerned with
what I take to be the basic
development idea: namely,
advancing the richness of
human life, rather than the
richness of the economy in
which human beings live,
which is only a part of it." (Sen,
1980)
4. Konsep Human Development
"The basic purpose of development is to
enlarge people's choices. In, these choices can
be infinite and can change overprinciple time.
People often value achievements that do not
show up at all, or not immediately, in income or
growth figures: greater access to knowledge,
better nutrition and health services, more
secure livelihoods, security against crime and
physical violence, satisfying leisure hours,
political and cultural freedoms and sense of
participation in community activities. The
objective of development is to create an
enabling environment for people to enjoy long,
healthy and creative lives."
Mahbub ul Haq --
Founder of the
Human Development
Report
5. Ikhtiar Mengukur Pembangunan
Manusia
• The Economist’s “Quality of Life Index”
• International Living’s “Quality of Life” Index
• UNICEF’s “Child-Welfare” Index
• The “Happy Planet” Index
• The UNDP’s “Human Poverty Index”
• The UNDP’s “Gender Empowerment Measure”
• The “Global Peace Index”
• Freedom House’s “Freedom Rankings”
• UNDP’s “Index of Democracy”
• dll
7. • The HDI consists of three equally weighted
components:
(1) “A long and healthy life” (Health)
(2) “Knowledge” (Education)
(3) “A decent standard of living” (Wealth)
KOMPONEN IPM
8. KOMPONEN IPM
Panjang usia: diukur berdasarkan angka
harapan hidup saat lahir
Pengetahuan: diukur berdasarkan
angka melek huruf orang dewasa (2/3
bobot) dan gabungan partisipasi
sekolah di tingkat dasar, menengah, PT
(1/3 bobot)
Standar hidup layak: diukur oleh per
kapita PDB (Purchasing Power Parity of
US$)
10. PARTISIPASI SEKOLAH
Terdapat dua ukuran partisipasi sekolah yang utama:
1. Angka Partisipasi Kasar (APK)
2. Angka Partisipasi Murni (APM).
Keduanya mengukur penyerapan penduduk usia sekolah
oleh sektor pendidikan.
Tabel 1: Usia standar di setiap jenjang pendidikan
Jenjang Kelompok usia
SD 7 - 12 tahun
SMP 13 - 15 tahun
SMA 16 - 18 tahun
Perguruan tinggi 19 tahun keatas
11. Kegunaan Secara Umum
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap
sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah.
Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan
penduduk terutama usia muda.
Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan
seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan
perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di
setiap jenjang sekolah.
PARTISIPASI SEKOLAH
12. Kegunaan Secara Umum
Naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan
sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah.
Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin
besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak
diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah
serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga
partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah
semakin rendah.
PARTISIPASI SEKOLAH
13. Definisi
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah
siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di
tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu.
Misal, APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk
di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok
usia 7 sampai 12 tahun.
Kegunaan
APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara
umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya
serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang
pendidikan.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
14. Cara Menghitung
APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang
bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur,
pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk
kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan
tersebut.
Rumus
APKh =
Dimana
adalah jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai
usia sedang sekolah pada jenjang pendidikan h
adalah jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada
kelompok usia a yaitu kelompok usia yang berkaitan
dengan jenjang pendidikan h
Angka Partisipasi Kasar (APK)
15. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Contoh
Penghitungan APK menggunakan Susenas 2004
Bila diketahui jumlah penduduk yang sedang sekolah menurut
jenjang pendidikan dan menurut kelompok umur "standar" seperti
dalam tabel 1 dan 2 berikut:
Tabel 1 Jumlah penduduk sedang sekolah menurut jenjang
pendidikan
16. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Tabel 2 Jumlah penduduk menurut kelompok umur "standar"
APK SD = (29,202,478/27,258,170)*100 = 107,1 %
APK SMP = (10,474,117/12,736,733)*100 = 82,2 %
Interpretasi
•Terkadang APK lebih dari 100%
• pembilang dari rumus APK, yaitu jumlah siswa, adalah seluruh siswa
yang saat ini sedang sekolah di suatu jenjang pendidikan dari
berbagai kelompok usia.
17. Angka Partisipasi Murni (APM)
Definisi
persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan
jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia
yang sama.
Kegunaan
APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia
sekolah di tingkat pendidikan tertentu.
APM merupakan indikator daya serap penduduk usia
sekolah di setiap jenjang pendidikan.
APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik
karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia
standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan
standar tersebut
18. Angka Partisipasi Murni (APM)
Cara Menghitung
APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan
membagi jumlah siswa atau penduduk usia
sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah
penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan
jenjang sekolah tersebut.
Rumus
dimana:
= jumlah siswa/penduduk kelompok usia a
yang bersekolah di tingkat pendidikan h pada
tahun t
= jumlah penduduk kelompok usia a yang
berkaitan dengan usia sekolah standar di
tingkat pendidikan h.
t
ahP ,
t
ahE ,
19. Angka Partisipasi Murni (APM)
Contoh : APM SD adalah jumlah penduduk usia 7-12
tahun yang sedang bersekolah di tingkat SD dibagi
dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun.
Data yang diperlukan
Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang
masih bersekolah di tingkat pendidikan tertentu.
Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang
standar (contoh: kelompok usia SD=7-12 tahun,
SMP=13-15 tahun, SMA=16-18 tahun, dst)
Sumber Data
APM dapat dihitung dengan data Susenas.
20. Angka Partisipasi Murni (APM)
Contoh
Berikut adalah penghitungan APK menggunakan
data Susenas 2004.
Tabel 1 Jumlah penduduk sedang sekolah menurut
jenjang pendidikan dan usia standar, 2004
sumber: Susenas 2004
21. Angka Partisipasi Murni (APM)
Contoh
Tabel 2 Jumlah penduduk menurut kelompok usia "standar", 2004
APM SD = (25,362,124/27,258,170)*100
= 93%
APM SMP = (8,308,941/12,763,733)*100
= 65%
sumber: Susenas 2004
Interpretasi
APM SD sama dengan 93% artinya dari 100 penduduk usia 7-12 tahun, 93 orang
bersekolah di bangku SD.
Partisipasi sekolah penduduk usia 13-15 di SMP (65%) lebih rendah dibanding SD.
Nilai APM akan berkisar dari 0 sampai dengan 100. Tidak mungkin ditemukan APM lebih
dari 100 karena jumlah siswa (pembilang) merupakan bagian dari jumlah penduduk usia
tertentu (penyebut).
22. Angka Partisipasi Murni (APM)
Interpretasi
Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi
siswa yang tertinggal atau terlalu cepat bersekolah.
Kelemahan APM adalah kemungkinan adanya
kekurangan estimasi karena siswa diluar kelompok usia
yang standar di tingkat pendidikan tertentu.
Contoh: Seorang anak usia 6 tahun bersekolah di SD
kelas 1 tidak akan masuk dalam penghitungan APM
karena usianya lebih rendah dibanding kelompok usia
standar SD yaitu 7-12 tahun.
23. Angka Melek Huruf
Definisi
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun
keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat
sederhana dalam hidupnya sehari-hari.
Kegunaan
mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf,
terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah
penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.
menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap
informasi dari berbagai media.
menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
Sehingga angka melek huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan
potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap
pembangunan daerah.
24. Angka Melek Huruf
Cara Menghitung
Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15
tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk
usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus.
Rumus
dimana:
= angka melek huruf ( penduduk usia 15 tahun
keatas) pada tahun t
= Jumlah penduduk (usia diatas 15 tahun) yang bisa membaca dan
menulis pada tahun t
= Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas
25. Angka Melek Huruf
Contoh
Berikut data AMH dari Susenas 2002, 2003, dan 2004
Tabel 1 Persentase Penduduk Berusia 10 tahun ke Atas Menurut
Kepandaian Membaca dan Menulis, 2002-2004
Tahun Huruf Huruf Buta Jumlah
Latin Lainnya Huruf
2002 89,8 0,9 9,3 100,0
2003 90,1 0,9 9,1 100,0
2004 90,5 0,9 8,5 100,0
Sumber Data
• data Susenas pertanyaan "Dapat membaca dan
menulis" di seksi Keterangan Pendidikan.
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2002, 2003, 2004
26. Angka Putus Sekolah
• APtS mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah
lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu
• Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya
pembangunan di bidang pendidikan.
• Penyebab utama putus sekolah antara lain:
• Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak
sebagai investasi masa depannya;
• kondisi ekonomi orang tua yang miskin; dan
• Keadaan geografis yang kurang menguntungkan.
• APtS Dihitung dengan rumus:
Jumlah murid putus sekolah di tingkat
pendidikan tertentu
APtS = ———————————---——————— x100%
Jumlah siswa di tingkat pendidikan tertentu
27. Angka Putus Sekolah
Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
7 - 12
L 0.83 0.56 0.42 1.29 0.97 0.41 1.1 0.8 0.42
P 0.67 0.4 0.38 0.78 0.69 0.49 0.74 0.58 0.44
L+P 0.75 0.48 0.4 1.05 0.84 0.45 0.93 0.69 0.43
13-15
L 3.36 2.63 3.12 5.66 5.64 3.35 4.75 4.41 3.25
P 2.39 2.06 3.14 3.98 3.78 3.14 3.37 3.07 3.14
L+P 2.88 2.35 3.13 4.86 4.74 3.25 4.09 3.76 3.19
16-18
L 6.44 3.03 6.28 11.33 7.29 12.29 9.32 5.44 9.38
P 4.38 1.68 5.36 7.04 5.36 9.26 6.61 3.65 7.44
L+P 5.41 2.36 5.82 9.42 6.39 11.05 8.02 4.58 8.44
Sumber: BPS, Indikator Kesra 2007 & 2008
Angka Putus Sekolah menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan DaerahTempat Tinggal,
Tahun 2006-2008
28. Angka Rata-rata Lama Sekolah
• ARLS mencerminkan lama waktu rata-rata yang dihabiskan oleh
penduduk di suatu wilayah untuk bersekolah (SD-PT)
• Semakin tinggi RLS, semakin tinggi tingkat pendidikan rata-rata penduduk
• ARLS Dihitung dengan rumus:
Jumlah waktu (tahun) yang digunakan
untuk bersekolah penduduk usia >7 tahun
ARLS = ———————————---——————— x100%
Jumlah penduduk usia > 7 tahun
29. MENGHITUNG HDI
Nilai tetap min dan max (Goalposts) ditetapkan utk masing-
masing indikator:
• angka harapan hidup saat lahir: 25 dan 85 thn;
• angka melek huruf orang dewasa (15 thn >): 0% and 100%;
• angka partisipasi kasar gabungan: 0% and 100%;
• per kapita PDB (PPP$): $100 dan $40,000 (PPP$).
Utk tiap komponen, masing-masing indeks dihitung menurut rumus
umum:
Indeks = (nilai aktual – nilai min) / (nilai max – nilai min)
HDI adalah rata-rata biasa (simple average)
indeks panjang usia
indeks pendidikan dan
indeks PPP US$ per kapita PDB
dan diturunkan dg membagi jumlah ke-3 indeks dng 3
30. MENGHITUNG HDI
Diketahui suatu negara memiliki data sbb: (1)
average life expectancy 77.9; (2) adult literacy
rate 99%; (3) gross enrollment rate 93.3%; (4)
GDP per capita $41,890.
Tiap-tiap data diatas dihitung indeksnya menurut rumus
umum:
Indeks = (nilai aktual – nilai min) / (nilai max – nilai min)
indeks panjang usia: (77,9-25)/(85-25)= 0,881667
indeks pendidikan:(2/3*0,99) + (1/3*0,933)= 0,971
Indeks Melek Huruf: (99-0)/(100-0) = 0,99
Indeks rata2 lama sekolah: (93,3-0)/(100-0) = 0,933
indeks PPP US$ per kapita PDB = 1
Jadi HDI dari negara tersebut adalah:
= (0,881667+0,971+1)/3 = 0,951
31.
32.
33.
34.
35. IPM Metode Baru di Indonesia
IPM
Harapan Lama
Sekolah (HLS)
Rata-Rata Lama
Sekolah (RLS 25
th +)
Metode BaruMetode Lama
Angka Harapan
Hidup saat Lahir
(AHH)
96 Komoditas PPP
Rata-Rata
Ukur/Geometrik
Rata-Rata Hitung
Angka Harapan
Hidup saat Lahir
(AHH)
Angka Melek
Huruf (AMH)
Rata-Rata Lama
Sekolah (RLS 15
th +)
27 Komoditas PPP
36. Untuk mengukur kecepatan
perkembangan IPM dalam suatu
kurun waktu digunakan ukuran
pertumbuhan IPM per tahun.
Pertumbuhan IPM menunjukkan
perbandingan antara capaian yang
telah ditempuh dengan capaian
sebelumnya.
Semakin tinggi nilai pertumbuhan,
semakin cepat IPM suatu wilayah
untuk mencapai nilai maksimalnya.
Keterangan:
IPMt :I PM suatu wilayah pada tahun t
IPMt-1 : IPM suatu wilayah pada tahun (t-1)
Mengukur Kecepatan IPM Status Pembangunan Manusia
Pengklasifikasian pembangunan
manusia bertujuan untuk
mengorganisasikan wilayah-wilayah
menjadi kelompok-kelompok yang sama
dalam dalam hal pembangunan
manusia.
Capaian IPM diklasifikasikan menjadi
beberapa kategori, yaitu:
Capaian IPMKlasifikasi
• IPM ≥ 80Sangat Tinggi
• 70 ≤ IPM < 80Tinggi
• 60 ≤ IPM < 70Sedang
• IPM < 60Rendah
37. Kategori IPM:
0 - 60
60 - 70
70 - 80
80 - 100
Status Pembangunan Manusia di Provinsi, 2014
DKI Jakarta:
78,39
Papua:
56,75
Sangat Tinggi (>80)
Belum ada provinsi yang masuk
dalam kategori ini
Tinggi (70-80)
6 Provinsi:
Riau, Kep. Riau, DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Bali, Kaltim
Sedang (60-70)
27 Provinsi
Kecuali Riau, Kep. Riau, DKI Jakarta, DI
Jogyakarta Bali, Kaltim, Papua
Rendah (<60)
1 Provinsi:
Papua
Banten: 69,89
38. 68.69 69.57 70.08 70.59 71.17 71.76 72.27 72.77 73.29 73.81
66.53 67.09 67.70 68.31 68.90
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Metode Lama Metode Baru
Sumber: BPS, 1996-2013
Tren IPM Indonesia, 2004-2014
IP
M
IPM Banten
Metode Baru
Tahun 2014:
69,89
Angka Harapan Hidup
saat Lahir:
69,13 tahun
Rata-rata Lama Sekolah:
8,19 tahun
Harapan Lama Sekolah:
12,31 tahun
Pengeluaran per Kapita
per tahun yang
Disesuaikan:
Rp 11.150.000
67.89 68.80 69.11 69.29 69.68 70.06 70.48 70.95 71.49 71.90
67.54 68.22 68.92 69.47 69.89
Tren IPM Banten, 2004-2014
39. KETERBATASAN HDI
Konsep HD komprehensif – HDI terbatas pada 3
dimensi saja
Tidak mempertimbangkan kebebasan, pilihan politik –
hanya ekonomi dan sosial
Pendapatan tidak mempertimbangkan
ketidaksetaraan dan ‘hal buruk’ lainnya seperti
pendapatan dari penjualan senjata, narkoba, dsb
Indikator Pendidikan dan Kesehatan hanya berubah
dlm jangka panjang – tidak berguna utk monitoring
jangka pendek
40. INDEKS-INDEKS MELENGKAPI HDI
Indeks-indeks baru dikembangkan utk melengkapi HDI
dan memfokus pd persoalan-persoalan lokal terkait
Humane Governance Index - Laporan Kawasan Asia
Selatan, 1999
3 dimensi - ekonomi, politik dan kewarganegaraan
• Ekonomi – defisit anggaran, angka inflasi,
pengeluaran publik utk pendidikan dan kesehatan
• Politik – korupsi, kualitas birokrasi, akuntabilitas
demokrasi, ketegangan etnis, stabilitas
pemerintah, hukum & ketertiban, kondisi Sosek
• Kewarganegaraan – kebebasan berpendapat,
nondiskriminasi, partisipasi politik, supremasi
hukum
41. Indeks Risiko Kesehatan - HDR China 2002
Menilai provinsi menurut eksposur masyarakat thdp
risiko kesehatan lingkungan hidup
Indeks diperuntukkan bagi provinsi-provinsi dan
memakai indikator seperti
eksposur potensial thdp polusi udara dalam-
ruang dan luar-ruang
eksposur thdp air tercemar, tingkat gizi, dan
kapasitas layanan kesehatan.
INDEKS-INDEKS MELENGKAPI HDI
42. Indeks Kebahagiaan - Bhutan
Istilah ini diciptakan Raja Bhutan Jigme Singye Wangchuck
pada 1972
Pada awalnya digunakan dlm upaya membangun
perekonomian negaranya berdasarkan budaya dan
kepercayaan agama Buddha
Tumbuhnya ketertarikan bbrp kalangan pembuat kebijakan utk
mengukur tingkat kesejahteraan
Awalnya mencakup komponen-komponen kebahagiaan
kepuasan atas hubungan pribadi
pekerjaan
makna dalam tujuan hidup
sejauh mana teknologi meningkatkan standar hidup
Sekarang berkembang dengan konsep Gross National
Happiness
INDEKS-INDEKS MELENGKAPI HDI
43. GNH
Psychological
Wellbeing
•Life satisfaction
•Positive emotions
•Negative emotions
•Spirituality
Health
•Mental health
•Self reported health
status
•Healthy days
•Disability
Time Use
• Work
• Sleep
Education
•Literacy
•Schooling
•Knowledge
•Value
Cultural Diversity
and Resilience
•Speak native
Language
•Cultural Participation
•Artistic Skills
•Driglam Namzha
Good Governance
•Gov’t performance
•Fundamental rights
•Services
•Political Participation
Community
Vitality
•Donations (time &
money)
•Community
relationship
•Family
•Safety
Ecological
Diversity and
Resilience
•Ecological Issues
•Responsibility towards
environment
•Wildlife damage
(Rural)
•Urbanization issues
Living Standards
•Assets
•Housing
•Household per capita
income