SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Audit, Pengawasan dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Oleh : Ir. Hengki Atmadji
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG UU NO. 26/2007
PENGATURAN
PEMBINAAN
PELAKSANAAN
PENGAWASAN
PERENCANAAN TATA RUANG
PEMANFAATAN RUANG
PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG
PEMANTAUAN
EVALUASI
PELAPORAN
PERATURAN ZONASI
PERIZINAN
INSENTIF/DISINSENTIF
SANKSI
PROGRAM PEMANF. RUANG
PEMBIAYAAN
PENATAGUNAAN TANAH,
AIR, UDARA, SDA lain
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
Pengawasan RTRW menjadi masukan thd inst. pengendalian
PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG
PEMBAGIAN WEWENANG PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG WILAYAH (2)
Nasional
Provinsi
Kabupaten/Kota
Arahan pengendalian
pemanfaatan ruang
wilayah nasional
Arahan pengendalian
pemanfaatan ruang
wilayah provinsi
Ketentuan pengendalian
Pemanfaatan ruang wilayah
Kabupaten/kota
UU No. 26/2007 Ps 20 ayat (1) huruf f
UU No. 26/2007 Ps 23 ayat (1) huruf f
UU No. 26/2007 Ps 26 Ayat (1) huruf f
• Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan
ruang dilaksanakan melalui:
–pengaturan zonasi;
–perizinan;
–pemberian insentif dan disinsentif; dan
–pengenaan sanksi.
(UU No. 26/2007 Pasal 35)
(PP No. 15/2010 Pasal 148)
TUJUAN:
Menjamin tercapainya tertib tata ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang mencakup berbagai
perangkat untuk memastikan rencana tata ruang dan
pelaksanaannya berlangsung sesuai dengan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan.
Prasyarat pengendalian berjalan efektif dan efisien;
1. Produk rencana yang baik, berkualitas
2. Informasi yang akurat terhadap praktek-praktek
pemanfaatan ruang yang berlangsung (informasi,
perizinan, partisipasi, dll)
1.1.1 DASAR – DASAR PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG
Sumber : BIPR
• Praktek pelaksanaan pembangunan/
pemanfaatan ruang tidak dapat berjalan
sesuai dengan tata ruang
• Pelanggaran oleh faktor teknik operasional,
administrasi/ politis, mekanisme pasar,
kurang memperhatikan rencana tata ruang.
• Perubahan/ pelanggaran pemanfaatan ruang
memberi dampak ketidakadilan, dampak
negatif.
1.1.2 PENTINGNYA PENYELENGGARAAN
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Sumber : BIPR
PERTIMBANGAN dalam Pengendalian
Pemanfaatan Ruang terdiri dari:
• Tujuan umum (public purpose):
– Keamanan, ketertiban, keefektifan,
efisiensi, pertahanan, pemerataan,
keadilan, kesehatan, lingkungan dan
energi, moral, pelestarian, dll
• Kepentingan umum (public interest)
– Kenyamanan, angkutan
massal/umum, prasarana,
perumahan, kebangkrutan,
• Kesejahteraan umum (general welfare)
– Kepastian usaha, keberlanjutan usaha
1.1.3 PERTIMBANGAN DAN KRITERIA DALAM
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
KRITERIA dalam
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang yaitu:
 Keselamatan
 Kesehatan
 Keamanan
 Kenyamanan
 Efisiensi
 Etetika
 dll.
Setiap tindakan yang potensial
melanggar kriteria tersebut harus
dikendalikan
Sumber : BIPR
• Penggunaan lahan/kegiatan
– (Memperkecil) konflik antarguna lahan (negative externalities)
– (Memaksimalkan) manfaat antarguna lahan
• Intensitas pemanfaatan Ruang (KDB, KLB, KDH)
• Lokasi kegiatan/pembangunan
• Waktu pembangunan/redevelopment
• Penyediaan prasarana minimum yang diperlukan
• Tampilan lingkungan
– struktur dan tapak bersejarah/estetik;
– lingkungan lama yang indah/menarik;
– keragaman dalam pembangunan baru/redevelopment)
• Alat/cara untuk kompensasi ekonomi
• Kecukupan rancangan fisik dari pembangunan baru, dan
• Pemeliharaan kualitas lingkungan binaan/terbangun
1.1.4 OBYEK YANG DIKENDALIKAN DALAM
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Sumber : BIPR
RENCANA TATA RUANG SEBAGAI ACUAN
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Rencana umum tata ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana tata ruang wilayah provinsi
Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
Rencana rinci tata ruang
Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana
tata ruang kawasan srategis nasional
Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi
Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana
tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota
Sumber : Pasal 14 UU No. 26/2007
POLA RUANG WILAYAH DALAM
RENCANA UMUM TATA RUANG
Rencana Pola Ruang dalam RTRW Provinsi (Skala 1: 250.000) ,
RTRW Kabupaten (1:50.000), RTRW Kota (1:25.000) terdiri dari :
1. Kawasan Lindung meliputi :
• Kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya
• Kawasan perlindungan setempat
• Kawasan suaka alam dan cagar budaya
• Kawasan rawan bencana alam
• Kawasan lindung lainnya
2. Kawasan Budi Daya meliputi :
• Kawasan peruntukan hutan produksi
• Kawasan peruntuka hutan rakyat
• Kawasan peruntukan pertanian
• Kawasan peruntukan perikanan
• Kawasan peruntukan pertambangan
• Kawasan peruntukan permukiman
• Kawasan peruntukan industri
• Kawasan peruntukan pariwisata
• Kawasan tempat ibadah
• Kawasan pendidikan dan
• Kawasan pertahanan keamanan.
Sumber : UU No. 26/2007
POLA RUANG BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN DALAM
RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA
Kawasan Lindung :
Zona hutan lindung
Zona perlidungan terhadap kawasan bawahannya
Zona perlidungan setempat
Zona ruang terbuka hijau
Zona suaka alam dan cagar budaya
Kawasan Budi Daya :
Zona perumahan
Zona perdagangan dan jasa
Zona perkantoran
Zona industri
Zona Sarana Pelayanan Umum
Zona Peruntukan lainnya
Zona Peruntukan khusus
Zona Campuran
Sumber : Permen PU No. 20/2011
LARANGAN DALAM PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN LINDUNG
Di dalam Kawasan Lindung dilarang
melakukan kegiatan budidaya, kecuali
tidak mengganggu fungsi lindung
(Sumber : Keppres No. 32/1990 Ps. 37)
KAWASAN PERUNTUKAN
PERTANIAN
Lahan yang ditetapkan sebagai Lahan
Pertanian pangan berkelanjutan dilindungi
dan dilarang dialihfungsikan
(Sumber : UU No. 41/2009 Ps. 44)
KAWASAN KESELAMATAN
OPERASI PENERBANGAN
Untuk mendirikan, mengubah,
atau melestarikan
bangunan, serta menanam atau
memelihara pepohonan
di dalam kawasan keselamatan
operasi penerbangan tidak
boleh melebihi batas ketinggian
kawasan keselamatan
operasi penerbangan
(Sumber : UU No. 1/2009 Ps 208)
Contoh larangan dalam pemanfaatan ruang
Sumber : BIPR
Muatan RTRW
RTRW Kota Serang
(Perda No. 6/2011)
• Tujuan, Kebijakan dan Strategi
(BAB III)
• Rencana Struktur Ruang
Wilayah (BAB IV)
• Rencana Pola Ruang Wilayah
(BAB V)
• Penetapan Kawasan Strategis
(Pasal 39)
• Arahan Pemanfaatan Ruang
(BAB VI)
• Ketentuan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang (BAB VII)
RTRW Kab. Pandeglang
(Perda No. 3/2011)
• Tujuan, Kebijakan da Strategi
(Bab II)
• Rencana Struktur Ruang
Wilayah (BAB III)
• Rencana Pola Ruang Wilayah
(BAB IV)
• Penetapan Kawasan Strategis
(BAB V)
• Arahan Pemanfaatan Ruang
(BAB VI)
• Ketentuan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang (BAB VII)
Rencana Pola Ruang Kab. Pandeglang
Kawasan Lindung
• Kawasan hutan lindung
• Kawasan yng memberikan
perlindungan tehadap kawasan
bawahannya
• Kawasan perlindungan setempat
• Kawasan suaka alam,
perlindungan alam dan cagar
budaya
• Kawasan rawan bencana alam
• Kawasan lindung geologi
(Pasal 29)
Kawasan Budidaya
• Kawasan peruntukan hutan
produksi
• Kawasan peruntukan hutan
rakyat
• Kawasan peruntukan pertanian
• Kawasan peruntukan perikanan
• Kawasan peruntukan
pertambangan
• Kawasan peruntukan industri
• Kawasan peruntukan pariwisata
• Kawasan peruntukan
permukiman
• Kawasan peruntukan lainnya
(Pasal 36)
Sumber : Perda No. 3/2011)
Rencana Pola Ruang Kota Serang
Kawasan Lindung
• Kawasan suaka alam
• Kawasan pelestarian alam
• Kawasan cagar budaya dan
ilmu pengetahuan
• Kawasan perlindungan
bawahan
• Kawasan perlindungan
setempat
• Kawasan rawan bencana alam
• Kawasan ruang terbuka hijau
Kawasan Budidaya
• Kawasan hutan rakyat
• Kawasan pertanian
• Kawasan perikanan
• Kawasan pariwisata
• Kawasan permukiman
• Kawasan industri dan
pergudangan
• Kawasan perdagangan dan
jasa
• Kawasan pertahanan dan
keamanan
• Kawasan budidaya lainnya
Pasal 22 ayat (1) Pasal 30 ayat (1)
Sumber : Perda No. 6/2011
Sumber : Perda No.6/2011)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Kawasan Hutan Lindung
(Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang)
Kegiatan yang diijinkan (I)
Kegiatan yang diijinkan terbatas (T)
• diperbolehkan kegiatan budi daya kehutanan hasil hutan bukan kayu bagi penduduk asli
dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat;
Kegiatan yang diijinkan Bersyarat (B)
• diperbolehkan kegiatan bagi kepentingan pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta ekowisata dengan syarat:
1. tidak mengubah bentang alam; dan
2. tidak mengganggu fungsi lindung
Kegiatan yang tidak diijinkan/dilarang (X)
• tidak diperbolehkan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan;
• tidak diperbolehkan untuk kegiatan yang berpotensi mengganggu bentang alam, menggangu
kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian
lingkungan hidup; dan
• tidak diperbolehkan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap
keutuhan kawasan dan ekosistemnya.
Sumber : Perda Kab. Pandeglang No. 3/2011 Pasal 61 ayat (2)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan
Permukiman Perkotaan
(Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang)
Kegiatan yang diijinkan (I)
• intensitas pemanfaatan ruang dengan memperhatikan tingkat
pemanfaatan ruang yang diukur dari daerah perencanaan, kepadatan
bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Blok Peruntukan, Koefisien
Lantai Bangunan (KLB) Blok Peruntukan, dan Koefisien Dasar Hijau
(KDH);
• diperbolehkan mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat
sesuai dengan skalanya;
• diperbolehkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai
skalanya;
Kegiatan yang diijinkan Bersyarat (B)
• diperbolehkan dibangun dengan KDB tinggi dengan syarat melakukan
pemulihan keseimbangan neraca air melalui :
1. pembuatan sumur resapan;
2. pembuatan kolam resapan dan/atau waduk; dan
3. kombinasi pembuatan sumur resapan dan kolam resapan.
Sumber : Perda Kab. Pandeglang No. 3/2011 Pasal 62 ayat (10)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
(Intensitas Pemanfaatan Ruang)
KLB KDB KDH TB Maks.
Kawasan Lindung
- Kawasan Suaka Alam 0 0 90% -
- Kawasan Pelestarian Alam 0,6 30% 70% -
- Cagar Budaya dan Ilmu Peng. 0 - 0,9 0 - 30% 10% 3 lantai
- Perlindungan Bawahan 0,4 20% - -
- Perlindungan Setempat 0 0 90% -
- Rawan Bencana Alam 0,3 30% 50% 1 lantai
- Ruang Terbuka Hijau 0,1 10% 80% 1 lantai
Kawasan Budidaya
- Hutan Rakyat 0,6 30% 60% 2 lantai
- Pertanian 0,4 20% 40% 2 lantai
- Perkebunan 0,6 30% 60% 2 lantai
- Perikanan 2,4 60% 30% 4 lantai
- Pariwisata 0,9 - 1,6 30 - 40 % 40 - 60% 4 lantai
- Permukiman 3 - 10,5 60 - 70% 10% 5- 15 lantai
- Industri/Pergudangan 2 40% 10% 5 lantai
- Perdagangan/Jasa 3 - 7 60 - 70 % 10% 5 - 10 lantai
- Budi daya lainnya 3,5 70% 10% 3 lantai
Sumber : Perda Kota Serang No. 6/2011 Ps 46-63
Mekanisme Perizinan Pemanfaatan Ruang
Tahapan Gagasan Tahapan Pemberian Ijin Lokasi
Tahapan Kegiatan PembangunanTahapan Kegiatan Berusaha
Tahapan Perubahan Pembangunan
Tahapan Evaluasi Kesesuaian
Pemanfaatan Ruang dengan RTRW
Sumber : Perda No 6/2011 Pasal 64 ayat (2)
Tahap Pemberian Izin Lokasi
• Persetujuan prinsip pencadangan lahan
• Persetujuan penguasaan pemanfaatan ruang
• Persetujuan pembebasan pemanfaatan ruang
• Persetujuan ruang
• Persetujuan lingkungan
• Penyelesaian administrasi pertanahan
Sumber : Perda No 6/2011 Pasal 64 ayat (4)
IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
Persyaratan Pembuatan
• Mengisi Formulir Permohonan IMB
• Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
• Fotocopy Tanda Lunas PBB Terakhir
• Fotocopy bukti kepemilikan Tanah atau Perolehan Hak Tanah
• Surat kuasa apabila pemohon bukan dilakukan pemilik sendiri
• Lain-lain
Persyaratan Teknis :
• Gambar Bangunan denah,tampak,potongan-potongan 2 (dua)
exemplar (sesuai standar IMB)
• Perhitungan konstruksi bangunan bagi bangunan bertingkat beton
Bangunan kontruksi Baja Lain-lain.
Sumber : Website Resmi Kecamatan Kasemen
Insentif dan Disinsentif
Insentif merupakan perangkat atau upaya
untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan
rencana tata ruang
Disinsentif merupakan perangkat untuk
mencegah, membatasi pertumbuhan, atau
mengurangi kegiatan yang tidak sejalan
dengan rencana tata ruang
Perda No. 6/2011 Pasal 67
Sanksi
Pengenaan sanksi diberikan terhadap :
a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur
ruang dan pola ruang wilayah kota;
b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung,
kawasan budidaya, sistem nasional dan provinsi;
c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRW kota;
d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang
diterbitkan berdasarkan RTRW kota;
e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW kota;
f. pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang
oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum;
dan/atau
g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur
yang tidak benar dan/atau tidak sah
Sumber Perda No. 6/2011 Pasal 68
Kelembagaan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
1. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(Permendagri No. 50/2009)
2. Dinas Tata Kota (Perda No. 5/2014 Pasal 13)
mempunyai tugas melaksanakan urusan penataan ruang dan
perumahan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan urusan tata kota.
Bidang Penataan Ruang, membawahkan :
1. Seksi Perencanaan Tata Ruang;
2. Seksi Pemanfaatan Tata Ruang;
3. Seksi Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang (Perda No. 5/2014 Pasal
14)
Sumber : Permendagri No. 50/2009
Perda No. 5/2014
PERAN MASYARAKAT DALAM
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG (PP No. 68/2010)
Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang :
a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi;
b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan
rencana tata ruang yangtelah ditetapkan;
c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang
dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau
pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar
rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan
d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang
berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak
sesuai dengan rencana tata ruang.
Sumber : BIPR
Tata Cara Peran Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang
a menyampaikan masukan terkait arahan dan/atau
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif serta pengenaan sanksi kepada pejabat
yang berwenang;
b. memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata
ruang;
c. melaporkan kepada instansi dan/atau pejabat yang
berwenang dalam hal menemukan dugaan
penyimpangan atau pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata
ruang yang telah ditetapkan; dan
d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat
yang berwenang terhadap pembangunan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Sumber : BIPR
Contoh
CONTOH
CONTOH
PENGAWASAN PENATAAN
RUANG
Tujuan Pengawasan Penataan Ruang
Menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan penataan ruang
Menjamin terlaksananya penegakan
hukum bidang penataan ruang
Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan penataan ruang
Sumber : PP No. 15/2010 Pasal 198
Pengawasan penataan ruang dilakukan
melalui penilaian terhadap kinerja
Pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan
penataan ruang;
Fungsi dan manfaat penyelenggaraan
penataan ruang; dan
Memenuhi standar pelayanan minimal
bidang penataan ruang.
Sumber : PP No. 15/2010 Pasal 200
Pengawasan penataan ruang terdiri atas kegiatan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan
Pemantauan merupakan kegiatan pengamatan
terhadap penyelenggaraan penataan ruang
secara langsung, tidak langsung dan /atau
melalui laporan masyarakat
Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap
tingkat pencapaian penyelenggaraan penataan
ruang secara terukur dan objektif
Pelaporan merupakan kegiatan penyampaian
hasil evaluasi
PP No. 15/2010 Pasal 201
Pengawasan penataan ruang meliputi pengawasan
teknis dan pengawasan khusus
Pengawasan teknis merupakan pengawasan
terhadap keseluruhan proses penyelenggaraan
penataan ruang yang dilakukan secara berkala
Pengawasan khusus merupakan pengawasan
terhadap permasalahan khusus dalam
penyelenggaraan penataan ruang yang
dilaksanakan sesuai kebutuhan
PP No. 15/2010 Pasal 202
Pengawasan
• Pengawasan Teknis • Pengawasan Khusus
mengawasi masukan, prosedur
dan keluaran, dalam aspek
pengaturan penataan ruang,
pembinaan penataan ruang dan
pelaksanaan penataan ruang;
Mengawasi fungsi dan manfaat
keluaran
Mengawasi ketersediaan dan
pemenuhan standar pelayanan
minimal bidang penataan ruang
Memeriksa data dan informasi
permasalahan khusus dalam
penyelenggaraan penataan ruang
Melakukan kajian teknis terhadap
permasalahan khusus dalam
penyelenggaraan penataan ruang
Sumber : PP No. 15/2010 Pasal 203
Pengawasan penataan ruang
menghasilkan Laporan yang
memuat penilaian :
Penataan ruang diselenggarakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; atau
Penataan ruang diselenggarakan tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sumber : PP No. 15/2010 Pasal 204
AUDIT PENATAAN RUANG
Kegiatan Audit Penataan Ruang dapat dikategorikan sebagai
bagian dari pengawasan khusus (PP No. 15/2010 Pasal 203 ayat
(2), yang bertujuan untuk menemukenali secara dini terjadinya
indikasi penyimpangan atau pelanggaran tata ruang agar dapat
dilakukan secara segera kegiatan remediasi atau langkah-langkah
pencegahan. Manakala ada indikasi pelanggaran pidana maka
dapat ditindak-lanjuti upaya hukum oleh PPNS (Penyidik Pegawai
Negeri Sipil) Penataan Ruang.
Pengertian audit yang umum berdasarkan tata bahasa baku di
Indonesia, adalah : Pemeriksaan pembukuan tentang keuangan
(perusahaan, bank, dsb) secara berkala; Pengujian efektivitas
keluar masuknya uang dan penilaian kewajaran laporan yg
dihasilkannya; https://id.wikipedia.org/wiki/Audit
Sumber : PT Patita Galaxy, 2016
Definisi dan Aspek Legal
Kebutuhan Audit Penataan Ruang
• Terjadinya permasalahan khusus
penyelenggaraan penataan ruang
• Terjadinya penurunan kualitas ruang atau
lingkungan hidup dan kerugian ekonomi sosial
masyarakat yang diduga disebabkan karena
penyimpangan pemanfaatan ruang.
• Dugaan terjadinya pelanggaran pidana
penataan ruang
Prinsip-prinsip Audit Penataan Ruang
• Audit penataan ruang atau pemeriksaan dalam arti luas, bermakna
evaluasi secara mendalam dan menyeluruh terhadap sistem proses
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang
• Audit penataan ruang dilaksanakan karena adanya permasalahan besar
dan/atau khusus dalam penataan ruang yang berdampak pada penurunan
kualitas ruang
• Pemerintah/pemerintah daerah dapat menugaskan auditor penataan
ruang untuk melaksanakan audit penataan ruang
• Peraturan perundangan-undangan bidang penataan ruang dan Rencana
tata ruang yang diperdakan merupakan merupakan dokumen legal sebagai
dasar acuan audit penataan ruang
• Auditor tata ruang adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang
Perencanaan Wilayah dan Kota
• Waktu pelaksanaan audit penataan ruang maksimal selama 1 (satu) tahun
• Laporan Hasil Audit (LHA) penataan ruang diserahkan kepada
Pemerintah/pemerintah daerah
Sumber : PT Patita Galaxy 2016
Pendekatan Audit Penataan Ruang
• Pendekatan baku sistem audit
• Pendekatan perencanaan tata ruang
• Pendekatan proses perencanaan
Sumber : PT Patita Galaxy 2016
Tahapan Audit Penataan Ruang
1. Tahapan Persiapan
2. Tahapan Survey, Identifikasi dan Kompilasi
3. Tahap Identifikasi Pelanggaran terhadap
Rencana Tata Ruang
4. Tahap Kunjungan Lapangan
5. Tahap FGD
6. Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket)
7. Penyusunan Hasil Audit Penataan Ruang
Sumber : PT Patita Galaxy 2016
TAHAP PENDALAMAN KASUS (MIKRO)
• Cara mendapatkan
• Kelengkapan persyaratan
INDIKASI
PELANGGARAN
TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN
LAPORAN HASIL AUDIT
• Tujuan
• Obyek audit
• Pelaksana audit
• Landasan hukum
• Permasalahan
• Rekomendasi
• Tindak lanjut PPNS
PETA
LAND USE
POLA
RUANG
SPATIAL
GAP
ANALYSIS
INDIKASI
KETIDAK
SESUAIAN
TAHAP INDIKASI KETIDAKSESUAIAN (MAKRO)
KAJI
PERIZINAN
(PULBAKET)
PROSEDUR
AUDIT PENATAAN
RUANG
Sumber : PT Patita Galaxy 2016
ANALISIS
KETIDAKSESUAIAN
PEMANFAATAN RUANG
Metode melihat
ketidak sesuaian
Peta Citra
Peta Rencana tata Ruang
Peta Pola Ruang
Peta Land Use Aktual
Peta Land Use Awal
OverlayPeta
Mentukan Lokasi AuditPerda Sebelumnya
MetodeSurvei
Verifikasi Lokasi Ground
Cek
Overlaysave to KMZ
open to Google Earth
Peta Kondisi Aktual
Indikasi Ketidak
Sesuaian
Sumber : Patita Galaxy 2016
Perizinan
Pemanfaatan
Ruang
KawasanLindung
Kawasan
Budidaya
-Izin YangDikeluarkan
-Persyaratan Perizinan
-YangMengeluarkanIzin
-Izin YangDikeluarkan
-Persyaratan Perizinan
-YangMengeluarkanIzin
-VariabelPenilaian
(PPNo.15 Tahun 2010 Pasal
182 ayat (2),Pasal 183-Pasal
186)
-IndikasiPelanggaran,
terhadap:Peruntukkan
pemanfaatan ruang,
Perizinan,
Persyaratan izin,Akseske
ruangpublik.
Rekomendasi
Penyelesaian:
Penyesuaian,
Penertiban,Pengenaan
Sanksi.
Laporan Hasil
Audit (LHA)
ANALISIS INDIKASI
PELANGGARAN PEMANFAATAN
Sumber : Patita Galaxy 2016
Contoh Pelanggaran Tata Ruang
Sumber : Andi Renald, 2015
Pelanggaran Permentamben No. 01.P/47/MPE/1992
Sumber : Andi Renald, 2015
Sumber : Andi Renald, 2015
Pelanggaran KDB/KLB
Sumber : Andi Renald, 2015
Sumber : Andi Renald, 2015
Referensi
• UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
• Permen PU No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
• Permendagri No. 50/ Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan
Ruang Daerah
• Perda Kota Serang No. 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Serang 2010-2030
• Perda Kabupaten Pandeglang No. 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Pandeglang 2010-2030
• Perda Kota Serang No. 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Dinas Daerah Kota Serang
• Badan Informasi Penataan Ruang, Modul Pengendalian Pemanfaatan Ruang
• Website Resmi Kecamatan Kasemen
• PT Patita Galaxy 2016 : Laporan Pendahuluan Audit Penataan Ruang di
Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, Papua 2016
• Andi Renald Kementerian ATR/BPN 2015 : Penanganan Kasus Pelanggaran
Pemanfaatan Ruang
Biodata Penulis
• Nama : Hengki Atmadji
• Kelahiran : Jakarta 18-01-1965
• Domisili : Kota Depok, Jawa Barat
• Telepon : 0812-81844024
• E-Mail : hengki_atmadji@yahoo.co.id
• Pekerjaan : Konsultan Perencanaan Wilayah dan Kota
(Freelance)
• Pendidikan : Sarjana Planologi ITI Serpong 1994
• Organisasi : Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)
• Kualifikasi : Ahli Utama Perencanaan Wilayah dan Kota
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

More Related Content

What's hot

Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangMusnanda Satar
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAANMANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAANHimpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Penataan Ruang
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangPenataan Ruang
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerahushfia
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurKamen Ride
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayainfosanitasi
 
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususPerencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususDadang Solihin
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)bintang purba
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004Dadang Solihin
 
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaRDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaFitri Indra Wardhono
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaPenataan Ruang
 

What's hot (20)

Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAANMANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
MANAJEMEN LAHAN DALAM PENGELOLAAN DAN PENDAYAGUNAAN LAHAN PERKOTAAN
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan TimurRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
 
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususPerencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
 
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
Analisis dibutuhkan dalam pembuatan rdtr (permen atr no 16 tahun 2018)
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
 
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di IndonesiaRDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
RDTR, RTBL dan Peraturan Zonasi dalam sistem perencanaan tata ruang di Indonesia
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI JakartaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
 

Similar to Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan PertanianPengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanianushfia
 
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangBab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangDeki Zulkarnain
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahannandradr
 
Materi sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangMateri sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangArikha Nida
 
Perizinan vs pp 26 2008 edit
Perizinan vs pp 26 2008 editPerizinan vs pp 26 2008 edit
Perizinan vs pp 26 2008 editYayasan CAPPA
 
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbKajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbindra_sugito
 
Data Dan Fakta Pp 26 2008
Data Dan Fakta Pp 26 2008Data Dan Fakta Pp 26 2008
Data Dan Fakta Pp 26 2008Raflis Ssi
 
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...WachidNoorH
 
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxTUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxMohammadGifari1
 
Hak atas Tanah di Laut_Penyimpangan Yuridis_Suharyanto.pdf
Hak atas Tanah di Laut_Penyimpangan Yuridis_Suharyanto.pdfHak atas Tanah di Laut_Penyimpangan Yuridis_Suharyanto.pdf
Hak atas Tanah di Laut_Penyimpangan Yuridis_Suharyanto.pdfEngelineElin
 
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfPPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfsabaruddinsabar2
 
05._Pengarahan_Joep_PERUMAHAN_KUMUH_2016.ppt
05._Pengarahan_Joep_PERUMAHAN_KUMUH_2016.ppt05._Pengarahan_Joep_PERUMAHAN_KUMUH_2016.ppt
05._Pengarahan_Joep_PERUMAHAN_KUMUH_2016.pptFebriansyahRaharjaSP
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
 
Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Aidil Fitrah
 
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdfNonaSugiharti1
 

Similar to Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (20)

Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan PertanianPengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
Pengendalian Tata Ruang Kawasan Pertanian
 
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruangBab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
Bab 7 ketentuan pengendalian pemanfataan ruang
 
Bab 7 rev 02
Bab 7 rev 02Bab 7 rev 02
Bab 7 rev 02
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahan
 
Materi sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruangMateri sosialisasi penataan ruang
Materi sosialisasi penataan ruang
 
pertemuan 5
pertemuan 5pertemuan 5
pertemuan 5
 
Perizinan vs pp 26 2008 edit
Perizinan vs pp 26 2008 editPerizinan vs pp 26 2008 edit
Perizinan vs pp 26 2008 edit
 
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdbKajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
Kajian formulasi perhitungan kwt kzb kdb
 
Data Dan Fakta Pp 26 2008
Data Dan Fakta Pp 26 2008Data Dan Fakta Pp 26 2008
Data Dan Fakta Pp 26 2008
 
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
 
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptxTUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx
 
Hak atas Tanah di Laut_Penyimpangan Yuridis_Suharyanto.pdf
Hak atas Tanah di Laut_Penyimpangan Yuridis_Suharyanto.pdfHak atas Tanah di Laut_Penyimpangan Yuridis_Suharyanto.pdf
Hak atas Tanah di Laut_Penyimpangan Yuridis_Suharyanto.pdf
 
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfPPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
 
05._Pengarahan_Joep_PERUMAHAN_KUMUH_2016.ppt
05._Pengarahan_Joep_PERUMAHAN_KUMUH_2016.ppt05._Pengarahan_Joep_PERUMAHAN_KUMUH_2016.ppt
05._Pengarahan_Joep_PERUMAHAN_KUMUH_2016.ppt
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
05. pengarahan joep_perumahan_kumuh_2016
05. pengarahan joep_perumahan_kumuh_201605. pengarahan joep_perumahan_kumuh_2016
05. pengarahan joep_perumahan_kumuh_2016
 
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...
 
Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012Rtrw Kab sigi 21_2012
Rtrw Kab sigi 21_2012
 
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
 

More from ushfia

Prosedur Penindakan Terhadap Pemanfaatan Air Permukaan
Prosedur Penindakan Terhadap Pemanfaatan Air PermukaanProsedur Penindakan Terhadap Pemanfaatan Air Permukaan
Prosedur Penindakan Terhadap Pemanfaatan Air Permukaanushfia
 
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi BantenProsedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Bantenushfia
 
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya AirRekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Airushfia
 
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya AirPerizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Airushfia
 
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PADJenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PADushfia
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...ushfia
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGushfia
 
Rancangan Pangkalan Data Investasi
Rancangan Pangkalan Data InvestasiRancangan Pangkalan Data Investasi
Rancangan Pangkalan Data Investasiushfia
 
Koordinasi dan Kerjasama Stakeholder dalam Kegiatan Konsolidasi Tanah
Koordinasi dan Kerjasama Stakeholder dalam Kegiatan Konsolidasi TanahKoordinasi dan Kerjasama Stakeholder dalam Kegiatan Konsolidasi Tanah
Koordinasi dan Kerjasama Stakeholder dalam Kegiatan Konsolidasi Tanahushfia
 
Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Provinsi Banten
Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Provinsi BantenPeluang dan Tantangan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Provinsi Banten
Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Provinsi Bantenushfia
 
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan RuangSurvey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruangushfia
 
Status RTRW dan RDTR Jawa dan Bali
Status RTRW dan RDTR Jawa dan BaliStatus RTRW dan RDTR Jawa dan Bali
Status RTRW dan RDTR Jawa dan Baliushfia
 
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan KomunitasPenanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitasushfia
 
City Development Program
City Development ProgramCity Development Program
City Development Programushfia
 
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi BantenArah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Bantenushfia
 
Kota-Kota Berkelanjutan
Kota-Kota BerkelanjutanKota-Kota Berkelanjutan
Kota-Kota Berkelanjutanushfia
 
Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan RuangPengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Ruangushfia
 
Pengembangan Prasarana Perkotaan dan Pengelolaan Tanah Perkotaan Berkelanjutan
Pengembangan Prasarana Perkotaan dan Pengelolaan Tanah Perkotaan BerkelanjutanPengembangan Prasarana Perkotaan dan Pengelolaan Tanah Perkotaan Berkelanjutan
Pengembangan Prasarana Perkotaan dan Pengelolaan Tanah Perkotaan Berkelanjutanushfia
 
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...ushfia
 
Pemanfaatan Data Googole Earth untuk Bidang PUPR
Pemanfaatan Data Googole Earth untuk Bidang PUPRPemanfaatan Data Googole Earth untuk Bidang PUPR
Pemanfaatan Data Googole Earth untuk Bidang PUPRushfia
 

More from ushfia (20)

Prosedur Penindakan Terhadap Pemanfaatan Air Permukaan
Prosedur Penindakan Terhadap Pemanfaatan Air PermukaanProsedur Penindakan Terhadap Pemanfaatan Air Permukaan
Prosedur Penindakan Terhadap Pemanfaatan Air Permukaan
 
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi BantenProsedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
 
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya AirRekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
 
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya AirPerizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
Perizinan Pengusahaan dan Penggunaan Sumber Daya Air
 
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PADJenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS KEWENANGAN WILAYAH...
 
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
 
Rancangan Pangkalan Data Investasi
Rancangan Pangkalan Data InvestasiRancangan Pangkalan Data Investasi
Rancangan Pangkalan Data Investasi
 
Koordinasi dan Kerjasama Stakeholder dalam Kegiatan Konsolidasi Tanah
Koordinasi dan Kerjasama Stakeholder dalam Kegiatan Konsolidasi TanahKoordinasi dan Kerjasama Stakeholder dalam Kegiatan Konsolidasi Tanah
Koordinasi dan Kerjasama Stakeholder dalam Kegiatan Konsolidasi Tanah
 
Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Provinsi Banten
Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Provinsi BantenPeluang dan Tantangan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Provinsi Banten
Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah di Provinsi Banten
 
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan RuangSurvey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
 
Status RTRW dan RDTR Jawa dan Bali
Status RTRW dan RDTR Jawa dan BaliStatus RTRW dan RDTR Jawa dan Bali
Status RTRW dan RDTR Jawa dan Bali
 
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan KomunitasPenanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
 
City Development Program
City Development ProgramCity Development Program
City Development Program
 
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi BantenArah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Banten
 
Kota-Kota Berkelanjutan
Kota-Kota BerkelanjutanKota-Kota Berkelanjutan
Kota-Kota Berkelanjutan
 
Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan RuangPengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Ruang
 
Pengembangan Prasarana Perkotaan dan Pengelolaan Tanah Perkotaan Berkelanjutan
Pengembangan Prasarana Perkotaan dan Pengelolaan Tanah Perkotaan BerkelanjutanPengembangan Prasarana Perkotaan dan Pengelolaan Tanah Perkotaan Berkelanjutan
Pengembangan Prasarana Perkotaan dan Pengelolaan Tanah Perkotaan Berkelanjutan
 
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
Rakor Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Pro...
 
Pemanfaatan Data Googole Earth untuk Bidang PUPR
Pemanfaatan Data Googole Earth untuk Bidang PUPRPemanfaatan Data Googole Earth untuk Bidang PUPR
Pemanfaatan Data Googole Earth untuk Bidang PUPR
 

Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

  • 1. Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Oleh : Ir. Hengki Atmadji
  • 2. PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG UU NO. 26/2007 PENGATURAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PERENCANAAN TATA RUANG PEMANFAATAN RUANG PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG PEMANTAUAN EVALUASI PELAPORAN PERATURAN ZONASI PERIZINAN INSENTIF/DISINSENTIF SANKSI PROGRAM PEMANF. RUANG PEMBIAYAAN PENATAGUNAAN TANAH, AIR, UDARA, SDA lain PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG Pengawasan RTRW menjadi masukan thd inst. pengendalian
  • 4. PEMBAGIAN WEWENANG PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH (2) Nasional Provinsi Kabupaten/Kota Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi Ketentuan pengendalian Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten/kota UU No. 26/2007 Ps 20 ayat (1) huruf f UU No. 26/2007 Ps 23 ayat (1) huruf f UU No. 26/2007 Ps 26 Ayat (1) huruf f
  • 5. • Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui: –pengaturan zonasi; –perizinan; –pemberian insentif dan disinsentif; dan –pengenaan sanksi. (UU No. 26/2007 Pasal 35) (PP No. 15/2010 Pasal 148)
  • 6. TUJUAN: Menjamin tercapainya tertib tata ruang Pengendalian pemanfaatan ruang mencakup berbagai perangkat untuk memastikan rencana tata ruang dan pelaksanaannya berlangsung sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Prasyarat pengendalian berjalan efektif dan efisien; 1. Produk rencana yang baik, berkualitas 2. Informasi yang akurat terhadap praktek-praktek pemanfaatan ruang yang berlangsung (informasi, perizinan, partisipasi, dll) 1.1.1 DASAR – DASAR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Sumber : BIPR
  • 7. • Praktek pelaksanaan pembangunan/ pemanfaatan ruang tidak dapat berjalan sesuai dengan tata ruang • Pelanggaran oleh faktor teknik operasional, administrasi/ politis, mekanisme pasar, kurang memperhatikan rencana tata ruang. • Perubahan/ pelanggaran pemanfaatan ruang memberi dampak ketidakadilan, dampak negatif. 1.1.2 PENTINGNYA PENYELENGGARAAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Sumber : BIPR
  • 8. PERTIMBANGAN dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang terdiri dari: • Tujuan umum (public purpose): – Keamanan, ketertiban, keefektifan, efisiensi, pertahanan, pemerataan, keadilan, kesehatan, lingkungan dan energi, moral, pelestarian, dll • Kepentingan umum (public interest) – Kenyamanan, angkutan massal/umum, prasarana, perumahan, kebangkrutan, • Kesejahteraan umum (general welfare) – Kepastian usaha, keberlanjutan usaha 1.1.3 PERTIMBANGAN DAN KRITERIA DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KRITERIA dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang yaitu:  Keselamatan  Kesehatan  Keamanan  Kenyamanan  Efisiensi  Etetika  dll. Setiap tindakan yang potensial melanggar kriteria tersebut harus dikendalikan Sumber : BIPR
  • 9. • Penggunaan lahan/kegiatan – (Memperkecil) konflik antarguna lahan (negative externalities) – (Memaksimalkan) manfaat antarguna lahan • Intensitas pemanfaatan Ruang (KDB, KLB, KDH) • Lokasi kegiatan/pembangunan • Waktu pembangunan/redevelopment • Penyediaan prasarana minimum yang diperlukan • Tampilan lingkungan – struktur dan tapak bersejarah/estetik; – lingkungan lama yang indah/menarik; – keragaman dalam pembangunan baru/redevelopment) • Alat/cara untuk kompensasi ekonomi • Kecukupan rancangan fisik dari pembangunan baru, dan • Pemeliharaan kualitas lingkungan binaan/terbangun 1.1.4 OBYEK YANG DIKENDALIKAN DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Sumber : BIPR
  • 10. RENCANA TATA RUANG SEBAGAI ACUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Rencana umum tata ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Rencana tata ruang wilayah provinsi Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota Rencana rinci tata ruang Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan srategis nasional Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota Sumber : Pasal 14 UU No. 26/2007
  • 11. POLA RUANG WILAYAH DALAM RENCANA UMUM TATA RUANG Rencana Pola Ruang dalam RTRW Provinsi (Skala 1: 250.000) , RTRW Kabupaten (1:50.000), RTRW Kota (1:25.000) terdiri dari : 1. Kawasan Lindung meliputi : • Kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya • Kawasan perlindungan setempat • Kawasan suaka alam dan cagar budaya • Kawasan rawan bencana alam • Kawasan lindung lainnya 2. Kawasan Budi Daya meliputi : • Kawasan peruntukan hutan produksi • Kawasan peruntuka hutan rakyat • Kawasan peruntukan pertanian • Kawasan peruntukan perikanan • Kawasan peruntukan pertambangan • Kawasan peruntukan permukiman • Kawasan peruntukan industri • Kawasan peruntukan pariwisata • Kawasan tempat ibadah • Kawasan pendidikan dan • Kawasan pertahanan keamanan. Sumber : UU No. 26/2007
  • 12. POLA RUANG BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN DALAM RENCANA DETAIL TATA RUANG KABUPATEN/KOTA Kawasan Lindung : Zona hutan lindung Zona perlidungan terhadap kawasan bawahannya Zona perlidungan setempat Zona ruang terbuka hijau Zona suaka alam dan cagar budaya Kawasan Budi Daya : Zona perumahan Zona perdagangan dan jasa Zona perkantoran Zona industri Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan lainnya Zona Peruntukan khusus Zona Campuran Sumber : Permen PU No. 20/2011
  • 13. LARANGAN DALAM PEMANFAATAN RUANG KAWASAN LINDUNG Di dalam Kawasan Lindung dilarang melakukan kegiatan budidaya, kecuali tidak mengganggu fungsi lindung (Sumber : Keppres No. 32/1990 Ps. 37) KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN Lahan yang ditetapkan sebagai Lahan Pertanian pangan berkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan (Sumber : UU No. 41/2009 Ps. 44) KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN Untuk mendirikan, mengubah, atau melestarikan bangunan, serta menanam atau memelihara pepohonan di dalam kawasan keselamatan operasi penerbangan tidak boleh melebihi batas ketinggian kawasan keselamatan operasi penerbangan (Sumber : UU No. 1/2009 Ps 208) Contoh larangan dalam pemanfaatan ruang Sumber : BIPR
  • 14. Muatan RTRW RTRW Kota Serang (Perda No. 6/2011) • Tujuan, Kebijakan dan Strategi (BAB III) • Rencana Struktur Ruang Wilayah (BAB IV) • Rencana Pola Ruang Wilayah (BAB V) • Penetapan Kawasan Strategis (Pasal 39) • Arahan Pemanfaatan Ruang (BAB VI) • Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (BAB VII) RTRW Kab. Pandeglang (Perda No. 3/2011) • Tujuan, Kebijakan da Strategi (Bab II) • Rencana Struktur Ruang Wilayah (BAB III) • Rencana Pola Ruang Wilayah (BAB IV) • Penetapan Kawasan Strategis (BAB V) • Arahan Pemanfaatan Ruang (BAB VI) • Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (BAB VII)
  • 15. Rencana Pola Ruang Kab. Pandeglang Kawasan Lindung • Kawasan hutan lindung • Kawasan yng memberikan perlindungan tehadap kawasan bawahannya • Kawasan perlindungan setempat • Kawasan suaka alam, perlindungan alam dan cagar budaya • Kawasan rawan bencana alam • Kawasan lindung geologi (Pasal 29) Kawasan Budidaya • Kawasan peruntukan hutan produksi • Kawasan peruntukan hutan rakyat • Kawasan peruntukan pertanian • Kawasan peruntukan perikanan • Kawasan peruntukan pertambangan • Kawasan peruntukan industri • Kawasan peruntukan pariwisata • Kawasan peruntukan permukiman • Kawasan peruntukan lainnya (Pasal 36) Sumber : Perda No. 3/2011)
  • 16. Rencana Pola Ruang Kota Serang Kawasan Lindung • Kawasan suaka alam • Kawasan pelestarian alam • Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan • Kawasan perlindungan bawahan • Kawasan perlindungan setempat • Kawasan rawan bencana alam • Kawasan ruang terbuka hijau Kawasan Budidaya • Kawasan hutan rakyat • Kawasan pertanian • Kawasan perikanan • Kawasan pariwisata • Kawasan permukiman • Kawasan industri dan pergudangan • Kawasan perdagangan dan jasa • Kawasan pertahanan dan keamanan • Kawasan budidaya lainnya Pasal 22 ayat (1) Pasal 30 ayat (1) Sumber : Perda No. 6/2011
  • 17.
  • 18. Sumber : Perda No.6/2011)
  • 19. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Hutan Lindung (Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang) Kegiatan yang diijinkan (I) Kegiatan yang diijinkan terbatas (T) • diperbolehkan kegiatan budi daya kehutanan hasil hutan bukan kayu bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat; Kegiatan yang diijinkan Bersyarat (B) • diperbolehkan kegiatan bagi kepentingan pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekowisata dengan syarat: 1. tidak mengubah bentang alam; dan 2. tidak mengganggu fungsi lindung Kegiatan yang tidak diijinkan/dilarang (X) • tidak diperbolehkan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan; • tidak diperbolehkan untuk kegiatan yang berpotensi mengganggu bentang alam, menggangu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian lingkungan hidup; dan • tidak diperbolehkan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap keutuhan kawasan dan ekosistemnya. Sumber : Perda Kab. Pandeglang No. 3/2011 Pasal 61 ayat (2)
  • 20. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Permukiman Perkotaan (Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang) Kegiatan yang diijinkan (I) • intensitas pemanfaatan ruang dengan memperhatikan tingkat pemanfaatan ruang yang diukur dari daerah perencanaan, kepadatan bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Blok Peruntukan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Blok Peruntukan, dan Koefisien Dasar Hijau (KDH); • diperbolehkan mengembangkan perdagangan jasa dengan syarat sesuai dengan skalanya; • diperbolehkan pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai skalanya; Kegiatan yang diijinkan Bersyarat (B) • diperbolehkan dibangun dengan KDB tinggi dengan syarat melakukan pemulihan keseimbangan neraca air melalui : 1. pembuatan sumur resapan; 2. pembuatan kolam resapan dan/atau waduk; dan 3. kombinasi pembuatan sumur resapan dan kolam resapan. Sumber : Perda Kab. Pandeglang No. 3/2011 Pasal 62 ayat (10)
  • 21. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi (Intensitas Pemanfaatan Ruang) KLB KDB KDH TB Maks. Kawasan Lindung - Kawasan Suaka Alam 0 0 90% - - Kawasan Pelestarian Alam 0,6 30% 70% - - Cagar Budaya dan Ilmu Peng. 0 - 0,9 0 - 30% 10% 3 lantai - Perlindungan Bawahan 0,4 20% - - - Perlindungan Setempat 0 0 90% - - Rawan Bencana Alam 0,3 30% 50% 1 lantai - Ruang Terbuka Hijau 0,1 10% 80% 1 lantai Kawasan Budidaya - Hutan Rakyat 0,6 30% 60% 2 lantai - Pertanian 0,4 20% 40% 2 lantai - Perkebunan 0,6 30% 60% 2 lantai - Perikanan 2,4 60% 30% 4 lantai - Pariwisata 0,9 - 1,6 30 - 40 % 40 - 60% 4 lantai - Permukiman 3 - 10,5 60 - 70% 10% 5- 15 lantai - Industri/Pergudangan 2 40% 10% 5 lantai - Perdagangan/Jasa 3 - 7 60 - 70 % 10% 5 - 10 lantai - Budi daya lainnya 3,5 70% 10% 3 lantai Sumber : Perda Kota Serang No. 6/2011 Ps 46-63
  • 22. Mekanisme Perizinan Pemanfaatan Ruang Tahapan Gagasan Tahapan Pemberian Ijin Lokasi Tahapan Kegiatan PembangunanTahapan Kegiatan Berusaha Tahapan Perubahan Pembangunan Tahapan Evaluasi Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dengan RTRW Sumber : Perda No 6/2011 Pasal 64 ayat (2)
  • 23. Tahap Pemberian Izin Lokasi • Persetujuan prinsip pencadangan lahan • Persetujuan penguasaan pemanfaatan ruang • Persetujuan pembebasan pemanfaatan ruang • Persetujuan ruang • Persetujuan lingkungan • Penyelesaian administrasi pertanahan Sumber : Perda No 6/2011 Pasal 64 ayat (4)
  • 24. IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) Persyaratan Pembuatan • Mengisi Formulir Permohonan IMB • Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) • Fotocopy Tanda Lunas PBB Terakhir • Fotocopy bukti kepemilikan Tanah atau Perolehan Hak Tanah • Surat kuasa apabila pemohon bukan dilakukan pemilik sendiri • Lain-lain Persyaratan Teknis : • Gambar Bangunan denah,tampak,potongan-potongan 2 (dua) exemplar (sesuai standar IMB) • Perhitungan konstruksi bangunan bagi bangunan bertingkat beton Bangunan kontruksi Baja Lain-lain. Sumber : Website Resmi Kecamatan Kasemen
  • 25. Insentif dan Disinsentif Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang Perda No. 6/2011 Pasal 67
  • 26. Sanksi Pengenaan sanksi diberikan terhadap : a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kota; b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem nasional dan provinsi; c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW kota; d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW kota; e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW kota; f. pemanfataan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar dan/atau tidak sah Sumber Perda No. 6/2011 Pasal 68
  • 27. Kelembagaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 1. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Permendagri No. 50/2009) 2. Dinas Tata Kota (Perda No. 5/2014 Pasal 13) mempunyai tugas melaksanakan urusan penataan ruang dan perumahan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan urusan tata kota. Bidang Penataan Ruang, membawahkan : 1. Seksi Perencanaan Tata Ruang; 2. Seksi Pemanfaatan Tata Ruang; 3. Seksi Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang (Perda No. 5/2014 Pasal 14) Sumber : Permendagri No. 50/2009 Perda No. 5/2014
  • 28. PERAN MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG (PP No. 68/2010) Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang : a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi; b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang yangtelah ditetapkan; c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Sumber : BIPR
  • 29. Tata Cara Peran Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang a menyampaikan masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi kepada pejabat yang berwenang; b. memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang; c. melaporkan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Sumber : BIPR
  • 32.
  • 35. Tujuan Pengawasan Penataan Ruang Menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang Menjamin terlaksananya penegakan hukum bidang penataan ruang Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang Sumber : PP No. 15/2010 Pasal 198
  • 36. Pengawasan penataan ruang dilakukan melalui penilaian terhadap kinerja Pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang; Fungsi dan manfaat penyelenggaraan penataan ruang; dan Memenuhi standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. Sumber : PP No. 15/2010 Pasal 200
  • 37. Pengawasan penataan ruang terdiri atas kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Pemantauan merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyelenggaraan penataan ruang secara langsung, tidak langsung dan /atau melalui laporan masyarakat Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap tingkat pencapaian penyelenggaraan penataan ruang secara terukur dan objektif Pelaporan merupakan kegiatan penyampaian hasil evaluasi PP No. 15/2010 Pasal 201
  • 38. Pengawasan penataan ruang meliputi pengawasan teknis dan pengawasan khusus Pengawasan teknis merupakan pengawasan terhadap keseluruhan proses penyelenggaraan penataan ruang yang dilakukan secara berkala Pengawasan khusus merupakan pengawasan terhadap permasalahan khusus dalam penyelenggaraan penataan ruang yang dilaksanakan sesuai kebutuhan PP No. 15/2010 Pasal 202
  • 39. Pengawasan • Pengawasan Teknis • Pengawasan Khusus mengawasi masukan, prosedur dan keluaran, dalam aspek pengaturan penataan ruang, pembinaan penataan ruang dan pelaksanaan penataan ruang; Mengawasi fungsi dan manfaat keluaran Mengawasi ketersediaan dan pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang Memeriksa data dan informasi permasalahan khusus dalam penyelenggaraan penataan ruang Melakukan kajian teknis terhadap permasalahan khusus dalam penyelenggaraan penataan ruang Sumber : PP No. 15/2010 Pasal 203
  • 40. Pengawasan penataan ruang menghasilkan Laporan yang memuat penilaian : Penataan ruang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau Penataan ruang diselenggarakan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Sumber : PP No. 15/2010 Pasal 204
  • 42. Kegiatan Audit Penataan Ruang dapat dikategorikan sebagai bagian dari pengawasan khusus (PP No. 15/2010 Pasal 203 ayat (2), yang bertujuan untuk menemukenali secara dini terjadinya indikasi penyimpangan atau pelanggaran tata ruang agar dapat dilakukan secara segera kegiatan remediasi atau langkah-langkah pencegahan. Manakala ada indikasi pelanggaran pidana maka dapat ditindak-lanjuti upaya hukum oleh PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) Penataan Ruang. Pengertian audit yang umum berdasarkan tata bahasa baku di Indonesia, adalah : Pemeriksaan pembukuan tentang keuangan (perusahaan, bank, dsb) secara berkala; Pengujian efektivitas keluar masuknya uang dan penilaian kewajaran laporan yg dihasilkannya; https://id.wikipedia.org/wiki/Audit Sumber : PT Patita Galaxy, 2016 Definisi dan Aspek Legal
  • 43. Kebutuhan Audit Penataan Ruang • Terjadinya permasalahan khusus penyelenggaraan penataan ruang • Terjadinya penurunan kualitas ruang atau lingkungan hidup dan kerugian ekonomi sosial masyarakat yang diduga disebabkan karena penyimpangan pemanfaatan ruang. • Dugaan terjadinya pelanggaran pidana penataan ruang
  • 44. Prinsip-prinsip Audit Penataan Ruang • Audit penataan ruang atau pemeriksaan dalam arti luas, bermakna evaluasi secara mendalam dan menyeluruh terhadap sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang • Audit penataan ruang dilaksanakan karena adanya permasalahan besar dan/atau khusus dalam penataan ruang yang berdampak pada penurunan kualitas ruang • Pemerintah/pemerintah daerah dapat menugaskan auditor penataan ruang untuk melaksanakan audit penataan ruang • Peraturan perundangan-undangan bidang penataan ruang dan Rencana tata ruang yang diperdakan merupakan merupakan dokumen legal sebagai dasar acuan audit penataan ruang • Auditor tata ruang adalah orang yang memiliki kompetensi di bidang Perencanaan Wilayah dan Kota • Waktu pelaksanaan audit penataan ruang maksimal selama 1 (satu) tahun • Laporan Hasil Audit (LHA) penataan ruang diserahkan kepada Pemerintah/pemerintah daerah Sumber : PT Patita Galaxy 2016
  • 45. Pendekatan Audit Penataan Ruang • Pendekatan baku sistem audit • Pendekatan perencanaan tata ruang • Pendekatan proses perencanaan Sumber : PT Patita Galaxy 2016
  • 46. Tahapan Audit Penataan Ruang 1. Tahapan Persiapan 2. Tahapan Survey, Identifikasi dan Kompilasi 3. Tahap Identifikasi Pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang 4. Tahap Kunjungan Lapangan 5. Tahap FGD 6. Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket) 7. Penyusunan Hasil Audit Penataan Ruang Sumber : PT Patita Galaxy 2016
  • 47. TAHAP PENDALAMAN KASUS (MIKRO) • Cara mendapatkan • Kelengkapan persyaratan INDIKASI PELANGGARAN TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN LAPORAN HASIL AUDIT • Tujuan • Obyek audit • Pelaksana audit • Landasan hukum • Permasalahan • Rekomendasi • Tindak lanjut PPNS PETA LAND USE POLA RUANG SPATIAL GAP ANALYSIS INDIKASI KETIDAK SESUAIAN TAHAP INDIKASI KETIDAKSESUAIAN (MAKRO) KAJI PERIZINAN (PULBAKET) PROSEDUR AUDIT PENATAAN RUANG Sumber : PT Patita Galaxy 2016
  • 48. ANALISIS KETIDAKSESUAIAN PEMANFAATAN RUANG Metode melihat ketidak sesuaian Peta Citra Peta Rencana tata Ruang Peta Pola Ruang Peta Land Use Aktual Peta Land Use Awal OverlayPeta Mentukan Lokasi AuditPerda Sebelumnya MetodeSurvei Verifikasi Lokasi Ground Cek Overlaysave to KMZ open to Google Earth Peta Kondisi Aktual Indikasi Ketidak Sesuaian Sumber : Patita Galaxy 2016
  • 49. Perizinan Pemanfaatan Ruang KawasanLindung Kawasan Budidaya -Izin YangDikeluarkan -Persyaratan Perizinan -YangMengeluarkanIzin -Izin YangDikeluarkan -Persyaratan Perizinan -YangMengeluarkanIzin -VariabelPenilaian (PPNo.15 Tahun 2010 Pasal 182 ayat (2),Pasal 183-Pasal 186) -IndikasiPelanggaran, terhadap:Peruntukkan pemanfaatan ruang, Perizinan, Persyaratan izin,Akseske ruangpublik. Rekomendasi Penyelesaian: Penyesuaian, Penertiban,Pengenaan Sanksi. Laporan Hasil Audit (LHA) ANALISIS INDIKASI PELANGGARAN PEMANFAATAN Sumber : Patita Galaxy 2016
  • 51. Sumber : Andi Renald, 2015
  • 52. Pelanggaran Permentamben No. 01.P/47/MPE/1992 Sumber : Andi Renald, 2015
  • 53. Sumber : Andi Renald, 2015
  • 54. Pelanggaran KDB/KLB Sumber : Andi Renald, 2015
  • 55. Sumber : Andi Renald, 2015
  • 56. Referensi • UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang • PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang • Permen PU No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota • Permendagri No. 50/ Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah • Perda Kota Serang No. 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang 2010-2030 • Perda Kabupaten Pandeglang No. 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang 2010-2030 • Perda Kota Serang No. 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang • Badan Informasi Penataan Ruang, Modul Pengendalian Pemanfaatan Ruang • Website Resmi Kecamatan Kasemen • PT Patita Galaxy 2016 : Laporan Pendahuluan Audit Penataan Ruang di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, Papua 2016 • Andi Renald Kementerian ATR/BPN 2015 : Penanganan Kasus Pelanggaran Pemanfaatan Ruang
  • 57. Biodata Penulis • Nama : Hengki Atmadji • Kelahiran : Jakarta 18-01-1965 • Domisili : Kota Depok, Jawa Barat • Telepon : 0812-81844024 • E-Mail : hengki_atmadji@yahoo.co.id • Pekerjaan : Konsultan Perencanaan Wilayah dan Kota (Freelance) • Pendidikan : Sarjana Planologi ITI Serpong 1994 • Organisasi : Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) • Kualifikasi : Ahli Utama Perencanaan Wilayah dan Kota