Membahas mengenai Hubungan diantara beberapa elemen, Marjin Kontribusi, Titik Impas, Biaya Diferensial, Manfaat Analisis Biaya Diferensial, Hubungan dengan Titik Impas, Biaya Konversi.
2. BAHASAN HARI INI
GARIS BESAR TOPIK
Hubungan diantara beberapa elemen
Marjin Kontribusi
Titik Impas
Biaya Diferensial
Manfaat Analisis Biaya Diferensial
Hubungan dengan Titik Impas
Biaya Konversi
Budgeting | 2020
3. HUBUNGAN DI ANTARA BEBERAPA
ELEMEN
Jumlah produk yang dihasilkan perusahaan pada periode
tertentu akan memiliki hubungan langsung dengan besarnya
biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dan besarnya biaya yang
dikeluarkan pada saat dipertemukan dengan nilai penjualan
dari produk yang dihasilkan perusahaan pada suatu periode
akan berpengaruh secara langsung terhadap besarnya laba
yang diperoleh perusahaan. Analisis untuk melihat hubungan
diantara ketiga variabel tersebut itulah disebut dengan
analisis biaya-volume-laba.
Budgeting | 2020
4. ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA
adalah suatu metode analisis untuk
melihat hubungan antara besarnya
biaya yang dikeluarkan perusahaan dan
besarnya volume penjualan serta laba
yang diperoleh pada suatu periode
tertentu.
5. ANALISIS BIAYA VOLUME LABA,
MEMBANTU MANAJER MELIHAT
HUBUNGAN 5 ELEMEN BERIKUT :
Harga Produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu
periode tertentu secara konstan.
Volume/Tingkat Aktivitas yaitu besarnya produk yang
dihasilkan dan direncanakan akan dijual di dalam suatu
periode tertentu.
Biaya Variabel yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan
secara langsung pada setiap unit barang yang diproduksi.
Total Biaya Tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam
suatu periode tertentu.
Bauran Volume Produk yaitu proporsi volume relatif produk-
produk perusahaan yang akan dijual.
6. HEADING1-A
Budgeting | 2020
Selisih antara nilai penjualan dengan biaya variabelnya. Jumlah
tersebut akan digunakan untuk menutup biaya tetap dan
menghasilkan laba periode tersebut.
Semakin besar marjin kontribusi yang diperoleh perusahaan dari
setiap unit produk yang dijualnya, semakin cepat pula perusahaan
tersebut menutup biaya tetapnya dan mencapai laba yang diinginkan.
ADALAH
MARGIN KONTRIBUSI
7. CONTOH KASUS
Budgeting | 2020
PT MPT merencanakan memproduksi meja komputer sebanyak 10.000 unit per tahun. Setiap unit meja
direncanakan dijual dengan harga Rp.750.000. Untuk memproduksi seluruh meja tersebut dianggarkan
biaya tetap sebesar Rp.900.000.000. Sedangkan biaya variabel dari setiap unit produk dianggarkan sebesar
Rp.300.000
8. CONTOH KASUS
Budgeting | 2020
Dari ilustrasi tersebut jelas bahwa setiap perubahan volume penjualan akan diikuti perubahan besarnya
biaya variabel total yang selanjutnya akan menghasilkan perubahan perolehan marjin kontribusi.
Perubahan marjin kontribusi akan berefek langsung pada perubahan perolehan laba usaha perusahaan.
9. CONTOH KASUS TITIK IMPAS
PT IPL perusahaan produsen bijih plastik. Kapasitas produksi perusahaan ini dalam satu tahun sebesar 1.200 ton bijih
plastik. Untuk menghasilkan produk dengan volume tersebut, biaya tetap yang dikeluarkan adalah Rp.360.000.000.
Sedangkan biaya variabel yang dibutuhkan sebesar Rp.1.080.000.000. Harga jual biji plastik tersebut sebesar
Rp1.500.000 per ton.
bukti :
Laba = Penjualan - Biaya Total
= Penjualan - Biaya Tetap - Biaya Variabel
= (600 ton x 1.500.000) - 360.000.000 - (600 ton x 900.000)
= 900.000.000 - 360.000.000 - 540.000.000
= 0
10. BIAYA DIFERENSIAL
adalah berbagai perbedaan biaya diantara sejumlah alternatif pilihan yang dapat digunakan
perusahaan
ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL
digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan, biaya dan marjin laba sehubungan dengan
beberapa kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia
DUA KRITERIA KELOMPOK BIAYA DIFERENSIAL
a. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang
b. Biaya tersebut berbeda di antara sejumlah alternatif
11. Budgeting | 2020
MANFAAT ANALISIS
BIAYA DIFERENSIAL
1.Menerima pesanan tambahan
2. Menurunkan harga pesanan khusus
3. Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli
4. Keputusan untuk menutup fasilitas
5. Keputusan untuk menghentikan produk tertentu
6. Keputusan untuk memproses lebih lanjut atau tidak
7. Dan sebagainya
PERSOALAN YANG DAPAT DISELESAIKAN
DENGAN METODE BIAYA DIFERENSIAL :
12. Budgeting | 2020
MENERIMA PESANAN TAMBAHAN
Contoh Kasus :
Kapasitas produksi PT PRY per bulan adalah sebesar 18.000 unit. Pada bulan Januari 2009 perusahaan telah
memproduksi dan menjual 10.000 unit dari produksinya di bulan tersebut. dengan harga Rp.14.000 per unit.
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000 unit tersebut adalah sebagai berikut :
Setelah menjual 10.000 unit produknya, salah
sat langganan PT PLG mengajukan penawaran
pembelian sebanyak 6.000 unit dengan harga
Rp.10.000 per unit. Bisakah tawaran tersebut
diterima ? Mengapa ?
13. Budgeting | 2020
Jadi jelas bahwa keputusan untuk menjual 6.000 produk tambahan dengan harga jual yang lebih rendah tersebut
adalah tepat, karena baik nilai marjin kontribusinya itu positif maupun perolehan laba totalnya tetap bertambah
besar.
14. Budgeting | 2020
MENURUNKAN HARGA PESANAN KHUSUS
Contoh Kasus :
Kapasitas produksi PT CMS sebesar 140.000 unit per tahun. Sampai oktober 2009 perusahaan baru memproduksi
dan menjual 100.000 unit dengan harga Rp.15.000. Biaya yang dikeluarkan :
Pada akhir oktober 2009, PT MKK memesan 40.000 unit
produk dengan spesifikasi khusus (diberi aksesoris
tambahan dan kemasan khusus). PT MKK menawarkan
harga beli maksimal Rp.12.000 per unit. sedangkan biaya
tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar
Rp.1.200 per unit ditambah sewa mesin kemasan sebesar
Rp.32.000.000. Bisakah tawaran tersebut diterima ?
mengapa ?
15. Budgeting | 2020
Secara keseluruhan perusahaan
tetap memperoleh laba usaha
yang lebih besar, yaitu sebesar
Rp.410.000.000 jika menerima
pesanan tambahan tersebut,
dibandingkan Rp.330.000.000
jika menolak pesanan tambahan
tersebut.
16. Budgeting | 2020
MEMPRODUKSI SENDIRI ATAU MEMBELI
PT PMN memproduksi produk yang sama
dengan PT MSU menawarkan produknya
dengan harga Rp.9.500 per unitnya. Jika
tawaran ini diterima PT MSU, apakah sebaiknya
yang harus diambil , membeli dari PT PMN atau
memproduksi sendiri ? Mengapa ?
Contoh Kasus :
Kapasitas produksi PT MSU sebesar 100.000 unit per tahun. Pada akhir bulan oktober 2010 perusahaan mengikat
kontrak penjualan dengan Kemenpora menjual produknya sebanyak 100.000 unit dengna harga Rp.15.000 per unit.
Biaya yang dianggarkan sebagai berikut :
17. Budgeting | 2020
Berdasarkan data perhitungan tersebut, berarti
pilihan untuk memproduksi sendiri produknya
tetap lebih mengunutngkan perusahaan
18. Budgeting | 2020
Seandainya PT MSU membeli dari PT PMN, dan mesin menganggur disewakan kepada pihak lain dengan
pendapatan sewa Rp.200.000.000 per tahun atau digunakan untuk memproduksi sendiri produk tambahan
sebanyak 40.000 unit (sesuai kemampuan bagian pemasaran perusahaan) dengan harga jual sebesar Rp.15.000 per
unit. Keputusan mana yang baik dan harus diambil oleh PT MSU , Membeli dari PT PMN atau memproduksi sendiri
produk tersebut ? mengapa ?
Dari data tersebut, Jika
perusahaan memilih
membeli 100.000 unit
dan menggunakan
fasilitas produksinya
untuk produksi
tambahan 40.000 unit,
maka akan
menghasilakan laba
paling besar. Jadi
alternatif ini
merupakan pilihan yang
paling menguntungkan
perusahaan.
19. Budgeting | 2020
MENERUSKAN ATAU MENGHENTIKAN OPERASI
Sejak tahun 2005 perusahaan mengalami kerugian terus
menerus. Kerugian itu disebabkan ketidakmampuan
perusahaan menjual dengan harga di atas Rp.12.000 per
unit, tetapi hanya mampu menjual dengan harga
maksimal sebesar Rp.10.500 per unitnya, akibat
persaingan yang ketat karena pesaing menjual
produknya kurang dari Rp.10.500 per unit. Pada akhir
November 2008, PT MSU mempertimbangkan untuk
menutup cabang batam ditahun depan. Benarkah
keputusan menutup cabang Batam tersebut ? mengapa ?
Contoh Kasus :
Salah satu cabang perusahaan PT MSU di Batam memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 unit per tahun.
Taksiran biaya yang akan dikeluarkan sebagai berikut :
20. Budgeting | 2020
Jika cabang perusahan ditutup, biaya yang dapat
dihapus hanya biaya variabel saja. Sedangkan biaya
tetap tidak dapat dihapus.
Jika alternatif menghentikan
aktivitas produksi mengakibatkan
menghindarkan 60% biaya tetap jika
fasilitas produksi tidak digunakan
atau menyewakan kepada orang lain
akan menghasilkan pendapatan sewa
Rp.175.000.000 per tahun dan dapat
menghindarkan biaya tetap 30%
maka perhitungan biaya diferensial
sebagai berikut :
21. Budgeting | 2020
MENJUAL LANGSUNG / PROSES LEBIH LANJUT
Perusahaan mempertimbangkan menjual kain tenun
atau memproduksi pakaian jadi dengan harga jual
pakaian anak Rp.95.000 per unit, kemeja pria
Rp.120.000 per unit dan harga jual pakaian wanita
Rp.150.000 per unitnya. Jika seluruh kain digunakan
memproduksi pakaian anak 60.000 unit, jika produksi
pakaian pria 50.000 unit, jika produksi pakaian wanita
menghasilkan 40.000 unit. Perusahaan juga
mempertimbangkan memproses lebih lanjut menjadi
gabungan produk pakaian anak2, kemeja pria dan
pakaian wanita
Contoh Kasus :
PT SID mempunyai kapasitas 100.000 meter kain dalam satu tahun. Fasilitas produksi memungkinkan untuk
memproses lebih lanjut kain tenun menjadi pakaian jadi untuk anak-anak, pria dewasa dan wanita. Jika dijual
langsung bentuk kain memiliki harga jual Rp.45.000. Sedangkan biaya yang dibutuhkan :
22. Budgeting | 2020
Untuk memproduksi lebih lanjut menjadi pakaian jadi, dibutuhkan biaya tambahan per unit produk sebesar :
Pilihan apakah yang harus diambil manajemen PT SID :
a. menjual produknya dalam bentuk kain tenun ?
b. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk pakaian anak ?
c. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk kemeja pria ?
d. Memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk pakaian wanita ?
23. Budgeting | 2020
Dari empat alternatif penjualan tersebut terlihat bahwa memproses kain tenun tersebut menjadi kemeja pria
memberikan laba yang paling besar untuk perusahaan
24. Budgeting | 2020
HUBUNGAN DENGAN TITIK IMPAS
Berdasarkan pengalaman, perusahaan memperoleh
pesanan khusus. Misalnya perusahaan menerima pesanan
dari PT KMS dengan harga Rp.12.000 per unit. Produk lebih
banyak dipasarkan di pulau Jawa dan Bali dengan
menguasai 60%. Di wilayah Sulawesi persaingan ketat, PT
KMS bersedia membeli produk perusahaan dengan harga
Rp.12.000 diperbolehkan dan akan menguasai pasar di
Sulawesi. Bisakah tawaran PT KMS diterima ? jika diterima,
mulai volume penjualan berapakah dan berapa banyak
produk harus dijual kepada PT KMS ?
Contoh Kasus :
PT MNG per tahun kapasitas produksi sebesar 180.000 unit. Untuk tahun mendatang rencana menjual produknya
dengan harga Rp.15.000 per unit, dengan biaya yang dikeluarkan sebagai berikut :
25. Jika PT MNG menginginkan menguasai pasar Sulawesi
melalui PT KMS, maka penjualan dengan harga Rp.12.000
per unit bisa diberikan jika memastikan 100.000 unit dapat
dijual di Pulau Jawa dan Bali seharga Rp.15.000 per unit,
dengan mempertimbangkan biaya variabelnya saja. Dan jika
keinginan untuk menguasai pasar Sulawesi sangat kuat,
maka perusahaan dapat menjual ke PT KMS sebanyak
80.000 unit yaitu sebanyak volume kapasitas produksi
dikurangi dengan volume penjualan impas.
Budgeting | 2020
26. Contoh Kasus :
PT KCS produsen elektronik, menghasilkan 2 produk yang diberi kode A dan B. Perusahaan dapat memproduksi A
sebanyak 20.000 unit dan B sebanyak 20.000 unit dengan harga jual masing-masing sebesar Rp.5.000 per unit.
Walaupun memiliki harga jual unit yang sama, A dan B memiliki komposisi biaya produksi yang berbeda. Untuk
memproduksi A dan B, biaya yang dikeluarkan sebagai berikut :
Budgeting | 2020
BIAYA KONVERSI
27. Jika seluruh sumber daya yang ada digunakan hanya untuk menghasilkan produk A saja, dan produk B dihentikan
produksinya, maka jumlah produksi A akan dapat ditingkatkan 2 kali lipat dari volume produksi sebelumnya. Dan
peningkatan produksi ini akan menghasilkan penjualan sebesar Rp.200.000.000 dan peningkatan masing-masing
jenis biaya sebesar 2 kali lipat, kecuali biaya overhead tetap.
Budgeting | 2020
28. Jika seluruh sumber daya yang ada digunakan hanya untuk menghasilkan produk B saja, dan produk A dihentikan
produksinya, maka jumlah produksi B akan dapat ditingkatkan 2 kali lipat dari volume produksi sebelumnya. Dan
peningkatan produksi ini akan menghasilkan penjualan sebesar Rp.200.000.000 dan peningkatan masing-masing
jenis biaya sebesar 2 kali lipat, kecuali biaya overhead tetap.
Budgeting | 2020
29. Tetapi kalaupun keputusan untuk memproduksi produk B saja dalam jumlah 2 kali lipat dari semula (dari 20.000
unit menjadi 40.000 unit), mengakibatkan harga jual produk tersebut turun menjadi Rp.4.700 per unit karena
berlebihnya volume produk yang dijual, hal tersebut masih tetap akan menghasilkan laba kotor yang lebih besar
dibanding pilihan yang lain. Perusahaan akan menerima pendapatan dari penjualan sebesar Rp.188.000.000 dan
biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp.150.000.000, sehingga menghasilkan laba kotor sebesar Rp.38.000.000.
Budgeting | 2020