3. 3
Pengertian
Analisa titik impas adalah suatu metode untuk
mengetahui kondisi dimana suatu usaha mampu
menyeimbangkan total biaya dan total pendapatan
sehingga investor memahami parameter yang dapat
membuat usahanya menjadi beruntung
4. 4
Mengapa BEP Penting
Investor memahami jumlah target produksi
dan/atau penjualan dengan akurat
Investor mampu melakukan perbaikan terhadap
parameter yang akan membuat usahanya
menjadi untung
5. Break Even Point
Suatu teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan
Sering pula disebut “Cost - Profit - Volume
analysis (C.P.V. analysis).
Masalah break-even baru muncul apabila
suatu perusahaan di samping mempunyai
biaya variabel juga mempunyai biaya tetap
5
6. Asumsi-asumsi Dasar
Analisa Break-Even Point
Biaya di dalam
perusahaan
dibagi dalam
golongan biaya
variabel dan
golongan biaya
tetap.
Besarnya biaya
variabel secara
totalitas
berubah-ubah
secara
proporsionil
dengan volume
produksi/penjua
lan. Ini berarti
bahwa biaya
variabel per
unitnya adalah
tetap sama.
Besarnya biaya
tetap secara
totalitas tidak
berubah
meskipun ada
perubahan
volume
produksi/penjua
lan. ini berarti
bahwa biaya
tetap per
unitnya
berubah-ubah
karena adanya
perubahan
volume
kegiatan.
Harga jual per
unit tidak
berubah selama
periode yang
dianalisa.
Perusahaan
hanya
memproduksi
satu macam
produk. Apabila
diproduksi lebih
dan satu macam
produk,
perimbangan
penghasilan
penjualan antara
masing-masing
produk atau
“sales mix”-nya
adalah tetap
konstan.
6
8. Manfaat Break-Even Point
Menentukan posisi laba-rugi perusahaan
Menentukan penjualan minimal yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian
Menentukan jumlah penjualan (Revenue) yang harus
dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
8
9. Penentuan Break-Even Point
Dengan membuat gambar break
even point (Chart) – Trial and error
Perhitungan Matematis: pendekatan persamaan
pendekatan margin kontribusi
• Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah
biaya terhadap BEP
• Efek perubahan sales mix terhadap BEP
Efek perubahan berbagai faktor
terhadap BEP
9
10. Contoh 1:
PT. LTB bergerak di bidang produksi
pakaian jadi, memiliki :
Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
Biaya variabel per unit Rp.40,-
Harga jual per unit Rp. 100,-
Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
Laba = Revenue – Total cost)
Laba=300K BEP? – Laba=0 Loss=0
10
11. Cara Trial and Error
Perhitungan Break-Even Point
yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu
volume produksi/penjualan tertentu.
Apabila perhitungan tersebut menghasilkan
keuntungan maka diambil volume
penjualan/produksi yang lebih rendah, dan
sebaliknya.
Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai
volume penjualan produksi dimana penghasilan
penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.
11
12. Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit,
maka dapat dihitung keuntungan operasi adalah:
TR – TC
hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit
Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih
mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEP-nya terletak di
bawah 6.000 unit.
(7.000 x Rp100) — (Rp300.000 + (7.000 x Rp40))
Rp700.000 — (Rp300.000 + Rp280.000)
Rp.120K atau
12
13. Misalnya volume produksi 5.000 unit, dan hasil
perhitungannya adalah :
Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai break-even
point yaitu yang di mana keuntungan netonya sama dengan nol.
(5.000 x Rp100,00) — (Rp300.000,00 + (5.000 x Rp40,00))
Rp500.000,00 — (Rp300.000,00 + Rp200.000,00)
Rp0,00.
13
15. Perhitungan margin biaya, volume dan laba dengan menghitung margin
kontribusi terlebih dahulu.
Rumus :
15
BEP (unit) = BT (FC)
MK/unit
BEP (Rp) = BT
MK Rasio
Pendekatan Margin Kontribusi
16. Contoh :
16
Perusahaan Maju Jaya yang bergerak
di bidang produksi kain, memiliki :
Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
Biaya variabel per unit Rp.40,-
Harga jual per unit Rp. 100,-
Kapasitas produksi maksimal 10.000
unit.
17. Jawab :
Harga jual per unit Rp 100 100%
Biaya variabel per unit (Rp 40) 40%
MK (profit)= Rp 60 60%
BEP (unit) = 300.000
Rp 60
= 5.000 unit
BEP (Rp) = 300.000
0,6 (rasio)
= Rp 500.000
17
BEP (unit) = BT
MK/unit
BEP (Rp) = BT
MK rasio
19. PT. X memproduksi produk A. Rencana produksi
tahun 2016 adalah sbb :
19
Kg
Persediaan awal
Rencana produksi
Rencana penjualan
Persediaan akhir
100
1.100
1.200
1.000
200
20. Biaya produksi variabel standar per kg produk :
- biaya bahan baku Rp 10.000
- Biaya tenaga kerja variabel Rp 7.000
- BOP variabel Rp 8.000
jumlah biaya produksi variabel Rp 25.000
Biaya adm&umum variabel Rp 10.000
Biaya pemasaran variabel Rp 8.000
jumlah biaya variabel Rp 43.000/kg
Biaya tetap per tahun :
BOP tetap Rp 37.400.000
Biaya pemasaran tetap Rp 15.000.000
Biaya adm&umum tetap Rp 25.000.000
Jumlah biaya tetap setahun Rp 77.400.000
Harga jual Rp 172.000 per kg
20
Kg
Persediaan awal
Rencana produksi
Rencana penjualan
Persediaan akhir
100
1.100
1.200
1.000
200
21.
22.
23. Diminta :
Buatlah laporan laba rugi dan analisis titik impas
dalam unit dan rupiah!
Hitunglah titik unit ketika perusahaan
menginginkan laba=(Penjualan-biaya) sebesar Rp
100.000.000
Buatlah titik impas dengan menggunakan
pendekatan grafis
23
24. Efek Perubahan Berbagai Faktor
Terhadap BEP
Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya
terhadap BEP
Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per unit
tetap konstan(P).
Bila P naik , memiliki efek yang menguntungkan karena
BEPnya akan turun.
Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan bergeser ke
kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup diperlukan
jumlah produk yang lebih kecil.
24
25. Misal dari contoh aplikasi,
harga jual per unitnya naik dari Rp100,- menjadi
Rp160,-
Dengan adanya kenaikan P, BEPnya akan
berubah menjadi lebih kecil. BEP yang baru
sesudah kenaikan harga tersebut dapat dihitung
sebagai berikut:
25
26. Efek perubahan “sales-mix”
terhadap BEP
Sales-mix untuk mencari break-even point dari
dua atau lebih produk yang dihasilkan
perusahaan.
Apabila ada perubahan sales-mix, maka BEP-nya
secara totalitas akan berubah.
Perhitungannya dengan cara mencari break-even
point satu jenis produk karena adanya variable
cost dan harga jual per unit yang berbeda dari
masing-masing jenis produk.
26
27. Contoh:
Perusahaan “Maju Jaya” bergerak dalam bidang
produksi “kaos” dan “kemeja” mulai merencanakan
perluasan daerah pemasarannya.
Penjualan kemeja direncanakan sebesar 25.000 unit
@ Rp 3.500 dan kaos sebesar 15.000 unit @ Rp
1.000.
Variable cost untuk setiap jenis produk adalah Rp
2.000 per unit kemeja, dan Rp 600 per unit kaos.
Fixed cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah
Rp 28.275.000.
Hitunglah break-even point untuk kedua jenis
produk tersebut!
27
29. Impas Dalam Lingkungan Manufaktur Maju
(Metode Activity-Based Costing/ABC)
Perbedaannya antara perhitungan impas konvensional dengan ABC
terletak pada unsur biaya variabel yang digunakan dalam
perhitungan impas.
Impas konvensional/tradisional : menentukan biaya variabel
berdasarkan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan
unit-level activities saja : unit produk, jam TKL, atau jam mesin
Impas dalam ABC tidak hanya dihubungkan dengan unit-level
activities saja namun juga dengan batch-related activities, product-
sustaining activities dan facility sustaining activities
29
30. Unit-level activity costs : biaya yang dipengaruhi oleh besar kecilnya
jumlah unit produk yang dihasilkan
Batch-related activity costs: biaya yang berhubungan dengan jumlah
batch produk yang diproduksi
Product-sustaining activity costs : biaya yang berhubungan dengan
penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya yang
mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan
Facility-sustaining activity costs : biaya yang berhubungan dengan
kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh
perusahaan
30
31. Rumus : volume penjualan pada kondisi impas
X` = a + b2x2 + b3x3
c - b1
Keterangan :
X’ = volume penjualan pada kondisi impas
a = facility sustaining activity costs
c = harga jual per satuan
b1 = biaya variabel per satuan unit-level activity
b2 = biaya variabel per satuan batch related activity
b3 = biaya variabel per satuan product-sustaining activity
x1 = unit-level activities
x2 = batch-related activities
x3 = product-sustaining activities
31
32. Contoh :
Jenis biaya Jumlah
cost
driver
Cost driver Biaya per unit
Unit-level activity costs :
biaya bahan baku
biaya TKL
BOP variabel
biaya pemasaran Var
Harga jual unit
Batch-related activity costs
Product-sustaining activity
costs
Facility-sustaining activity
costs
20
1.000
Jumlah Unit yang dijual
Jam setup
Jam rekayasa
Rp 6.000
Rp 5.000
Rp 500
Rp 500
Rp 20.000
Rp 1.000.000
Rp 30.000
Rp 50.000.000
32
33. Jawab :
Impas =
facility-sustaining activity costs+batch-related activity
costs+product-sustaining activity costs
harga jual per unit – unit level-activity costs per unit
Impas =
Rp 50.000.000+ (20 x Rp 1.000.000)+(1.000 x Rp 30.000)
Rp 20.000 – Rp 12.000
= 12.500 unit
33