SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
MAKALAH
REVALUASI AKTIVA TETAP
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Perpajakan II
Disusun oleh :
RX Cahyono
NPM : 1014000012
Sekolah TinggiI lmu Ekonomi Indonesia
Jl. Kayu Jati Raya No.11A, RT.8/RW.3, Rawamangun, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
2014 /2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Revaluasi Aktiva Tetap
ini. Makalah ini merupakan salah satu bagian tugas Mata kuliah Perpajakan II.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang aturan
baru dalam Revaluasi Aktiva Tetap yang sangat diperlukan dengan suatu harapan
mendapat penjelasan tentang masalah tersebut dan melakukan apa yang menjadi
tugas saya sabagai mahasiswa, yang mengikuti mata kuliah Perpajakan II.
Dalam proses pendalaman materi Perpajakan II ini, tentunya saya
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Desy Amaliati Setiawan, SE, M.AK, selaku pengampu
Mata Kuliah.
Tentunya tidak ada gading yang tak retak, untuk itu saya mohon maaf atas
segala kekurangan dalam makalah ini. Demikian makalah ini saya buat, semoga
dapat bermanfaat.
Jakarta, 12 Mei 2016
Penyusun,
RX Cahyono
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aktiva Tetap ..........................................................................................3
2.2 Revaluasi Aktiva Tetap...........................................................................8
2.3 Sudut Pandang Revaluasi Aktiva Tetap...................................................8
2.4 Pelaksanaan Revaluasi Aktiva Tetap.....................................................12
2.5 Manfaat Revaluasi Aktiva Tetap...........................................................15
2.6 Contoh Kasus .......................................................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................26
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia laju inflasi masih dapat dikatakan fluktutis dari tahun 2009-
2011. Tingkat laju inflasi dikendalikan BI sebagai bank sentral. BI harus
mengendalikan nilai rupiah. Kesetabilan nilai rupiah tercermin dari tingkat inflasi
dan nilai tukar yang terjadi. Inflasi yang terjadi, baik demand pull infiation maupun
cost push inflation dapat berpengaruh pada dunia usaha. Salah satunya adalah pada
saat pencatatan akuntansinya, dimana pencatatan tersebut dilaporkan dalam bentuk
laporan keuangan yang berbeda dengan kondisi ekonomi normal.
Adanya perbedaan nilai antara nilai buku dengan nilai wajar ini
mendorong perusahaan untuk menyesuaikan kondisi laporan keuangannya agar
dapat sesuai dengan nilai wajar, perusahaan melakukan revaluasi terhadap aktiva
tetapnya. Revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali atas aktiva yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Keuntungan bagi perusahaan yang melakukan
revaluasi aktiva tetap, diantaranya dapat menciptakan performance of balance sheet
yang lebih baik, sebagai akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal. Selain itu
dapat meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai
aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham. Dengan adanya revaluasi aktiva
tetap juga memiliki keuntungan dari segi perpajakan, yaitu dapat melakukan
penghematan pajak sebagai akibat bertambahnya besarnya nilai penyusutan aktiva.
Revaluasi aktiva tetap cenderung dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang tercatat di bursa, hal ini dikarenakan tuntutan untuk menyajikan
laporan keuangannya secara berkala kepada umum dan tuntutan financial
performance kepada pihak ketiga.
Pelaksanaan revaluasi aktiva tetap di Indonesia diatur dalam ketentuan
perpajakan dan akuntansi. Kebijakan mengenai revaluasi aktiva tetap ini
dikeluarkan bergantung terhadap situasi ekonomi dan moneter yang menelatar
belakanginya, serta konteks arah kebijakan pajak. Menurut perpajakan, kebijakan
2
mengenai revaluasi aktiva tetap diatur terakhir pada Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) bernomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva
Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun
2015 dan Tahun 2016 (PMK 191/2015) atau lebih dikenal sebagai Kebijakan
Revaluasi Aktiva Tetap.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan revaluasi aktiva tetap ?
2. Sudut pandang tentang revaluasi aktiva tetap ?
3. Apakah syarat dilakukannya revaluasi aktiva tetap ?
4. Bagaimana prosedur revaluasi aktiva tetap ?
5. Apakah manfaat revaluasi aktiva tetap ?
6. Berikan contoh kasus revaluasi aktiva tetap !
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan revaluasi.
2. Untuk mengetahui sudut pandang tentang revaluasi aktiva tetap
3. Untuk mengetahui syarat untuk melakukan revaluasi.
4. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan revaluasi.
5. Untuk mengetahui manfaat revaluasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aktiva Tetap
Peranan aktiva tetap dalam perusahaan adalah sebagai suatu faktor
produksi, yang dapat berupa tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya. Posisinya
dalam laporan keuangan berada pada neraca bersamaan dengan aktiva lancar,
investasai jangka panjang, dana cadangan, dan aktiva lainnya. Aktiva tetap itu
sendiri merupakan aktiva perusahaan yang bukan untuk diperjual-belikan dan
memiliki masa manfaat lebih dari satu periode. Menurut Zaki Baridwan (1995
: 271), aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya
relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah
relatif permanen menunjujjan sifat dimana aktiva yang bersangkutandapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Untuk tujuan
akuntansi,jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan “lebih dari satu periode
akuntansi”. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode
akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud.
A. Penggolongan Aktiva Tetap
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pengertian dari aktiva tetap
adalah aktiva yang bukan untuk diperjual-belikan dan memiliki masa manfaat lebih
dari satu periode. Aktiva tetap dalam perusahaan dapat bermacam-macam
bentuknya, oleh karena itu terdapat penggolongan aktiva tetap. Penggolongan
aktiva tetap ini berbeda-beda menurut pendapat para ahli. Menurut
Baridwan (2004: 272) menyatakan bahwa penggolongan aktiva tetap dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan,pertanian, dan peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis
masapenggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya
bangunan,mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.
4
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis
masapenggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis,
misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.
Berbeda dengan Baridwan, menurut Harahap (1994: 23), bahwa pada
dasarnya aktiva tetap dibagi menjadi 7 berdasarkan jenisnya. Penggolongan aktiva
tetap tersebut diantaranya Lahan, Bangunan Gedung, Mesin, Kendaraan, Perabot,
Inventaris/Peralatan,dan Prasarana. Lebih lanjut mengenai penggolongan aktiva
tetap, menurut Gunadi (2009:55) dibagi berdasarkan dapat atau tidaknya
aktiva tetap disusutkan, aktiva tetap digolongkan ke dalam kelompok
Depreciable Assets dan Non Depreciable Assets.Depreciable Assets
misalnya berupa bangunan, mesin, peralatan, dan sebagainya;sedangkan
Non Depreciable Assets dapat berupa tanah (kecuali tanah yang dimanfaatkanuntuk
produksi).
B. Harga Perolehan Aktiva Tetap
Dalam mendapatkan aktiva tetap dapat dilakukan dengan berbagai
cara.Menurut Harahap (1994: 25) dalam konteks untuk bisnis cara perolehan aktiva
tetap diantaranya dengan: Pembelian kontan (tunai); Pembelian secara
kredit jangka panjang; Pembelian dengan surat berharga; Diterima sebagai
sumbangan atau ditemukan sendiri, Dibangun sendiri; dan Tukar tambah, dalam
rangka perolehan aktiva tetap tersebut dibutuhkan biaya bagi perusahaan yang
disebut sebagai harga perolehan aktiva tetap. Biaya perolehan aktiva tetap
merupakan akumulasi dari harga beli dan biaya lainnya yang dikeluarkan saat
diperolehnya aktiva termasuk biaya yang dikeluarkan dalam rangka menempatan
aktiva tersebut pada kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005; 421), mengatakan
bahwaharga perolehan adalah biaya yang terdiri dari keseluruhan
pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva dan membuatnya
siap untuk digunakan.Setelah harga perolehan ditentukan, maka jumlah tersebut
digunakan menjadi basis akuntansi untuk aktiva tetap selama masa manfaatnya.
5
Baridwan juga mengatakan hal yang serupa dengan Weygandt, Kieso, dan Kimmel,
untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva berlaku prinsip
yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian
sampai aktiva itu siap dipakai harus dikapitalisasi. Menurut Baridwan
(1995;287), jenis aktiva yang dapat bermacam-macam maka masing-masing
jenis mempunyai cara berbeda dalam menentukanbesarnya harga perolehan.
C. Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva tetap memiliki sifat yang rentan terhadap penurunan kapasitas
sejalandengan penggunaan atau pemanfaatannya. Oleh karena itu,
perusahaan harus menyajikan informasi tentang nilai aktiva tetap secara mamadai
agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Adanya penyusutan
merupakan perkiraan sisa masa manfaat dari aktiva tetap juga untuk mencerminkan
nilai wajar bagi aktiva tetap tersebut. Pengertian dari penyusutan aktiva tetap
itu sendiri menurut Kieso & Weygandt (1995:2) adalah proses akuntansi
untuk mengalokasikan harga pokok (cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara
yang sistematik dan rasional dalamperiode-periode yang mengambil manfaat dari
penggunaan aktiva tersebut. Dalam pelaksanaan penyusutan aktiva tetap oleh
perusahaan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan.
Faktor-faktor tersebut diantaranya Harga Pokok, Nilai Residu, Umur Teknis, dan
Metode Penyusutan.
1. Harga Pokok
Harga pokok merupakan hal yang penting dalam meghitung biaya
penyusutan.Pengertiannya telah dibahas pada sub-bab sebelumnya
mengenai Harga PerolehanAktiva Tetap, yakni jumlah yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh suatuaktiva tetap (Baridwab, 1995:309)
2. Nilai Residu
Menurut Harahap (1994:54), nilai residu adalah nilai taksiran
realisasi (penjualanmelalui kas) aktiva tetap tersebut setelah akhir
penggunaannya atau pada saatmana aktiva tetap itu harus ditarik dari
kegiatan produksi. Nilai ini tidak harus selalu ada.
6
3. Umur Teknis
Umur teknis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap
itu dalam kegiatan produksi. Terdapat dua klasifikasi umur dalam hal ini
menurut Harahap (1994: 54), yaitu umur fisik dan umur fungsional. Umur
fisik berarti berapa lamaaktiva tetap itu secara fisik mampu berproduksi,
sedangkan umur fungsional berarti berapa lama aktiva tetap itu mampu
untuk memproduksi barang-barang yang dapat ditawarkan dan diterima
masyarakat.
4. Metode Penyusutan
Dalam mengklasifikasikan metode penyusutan Weygandt, Kieso, dan
Kimmel (2005: 407) membaginnya ke dalam tiga metode yakni, straight-
line, units-of-activity, dan declining balance. Masing-masing metode dapat
digunakan dibawahprinsip akuntansi yang umum. Manajemen perusahaan
dapat memilih metode yang digunakan dalam melakukan penyusutan yang
sesuai dengan kebijakan perusahaan. Metode-metode dalam penyusutan
akan dijelaskan berdasarkan teori yang diungkap oleh Weygandt, Kieso,
dan Kimmel.
a. Metode Garis Lurus
Berdasarkan metode garis lurus, besarnya penyusutan
sama untuk setiap tahun masa manfaat dari aktiva. Dalam
penyusutan dikenal istilah depreciable cost yaitu biaya
perolehan aktiva dikurangi dengan nilai sisa/residu. Nilai ini
menjadi nilai yang dijadikan dasar penyusutan. Dengan metode
garis lurus, nilai depreciable cost selanjutnya dibagi dengan masa
manfaat aktiva.
b. Metode Units-of-Activity
Berdasarkan metode Units-of-Activity, masa manfaat
dinyatakan dalam unit total produksi atau penggunaan yang
diharapkan dari aktiva, bukan sebagai periode waktu. Metode
7
Units-of-Activity ini cocok untuk mesin pabrik. Produksi dapat
diukur dalam satuan output atau penggunaan mesin perjam. Metode
ini umumnya tidak cocok untuk bangunan atau perabot, karena
penyusutan untuk aktiva ini lebih merupakan fungsi dari waktu
dibandingkan penggunaan. Untuk menggunakan metode ini,
total unit aktivitas untuk seluruh masa manfaat diperkirakan, dan
unit-unit ini dibagi menjadi biayayang dapat disusutkan. Jumlah
yang dihasilkan merupakan biaya penyusutan per unit. Biaya
penyusutan per unit kemudian diterapkan pada unit aktivitas selama
tahun untuk menentukan beban penyusutan tahunan.
c. Metode Declining Balance
Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan
tahunan yang menurun selama masa manfaat aktiva. Metode
ini dinamakan demikian,karena depresiasi periodik didasarkan
pada nilai buku menurun (biaya dikurangi dengan akumulasi
penyusutan) dari aktiva. Beban penyusutan tahunan dihitung
dengan mengalikan nilai buku pada awal tahun berjalan dengan tarif
penyusutan saldo menurun. Tingkat penyusutan tetap konstan dari
tahun ke tahun, tetapi nilai buku yang persentasenya berlaku
menurun setiap tahun.
Nilai buku pada awal tahun pertama adalah biaya aktiva
tersebut. Halini terjadi karena keseimbangan akumulasi
penyusutan pada awal masa manfaat aktiva adalah nol. Dalam
beberapa tahun berikutnya, nilai buku adalah perbedaan antara
biaya dengan akumulasi penyusutan sampai saat pemanfaatan
aktiva. Berbeda dengan metode penyusutan lain, metode saldo
menurun tidak menggunakan depreciable cost. Artinya, nilai sisa
diabaikandalam menentukan besarnya tarif persentase saldo
menurun. Disisi lasin nilai sisa, membatasi penyusutan total yang
dapat diambil. Penyusutan berhenti ketika nilai buku aktiva
sama dengan nilai sisa diharapkan. Tarif saldo menurun
8
umumnya adalah dua kali dari tarif garis lurus. Oleh karena itu
metode menurun sering disebut dengan double-declining-balance
method
2.2 Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi diambil dari kata re dan valuasi (value), dimana re berarti
berulang atau kembali sedangkan valuasi yang berasal dari kata value yang berarti
nilai sehingga valuasi dapat diartikan sebagai proses penilaian. Jadi arti kata dari
revaluasi itu sendiri adalah penilaian kembali.
Revaluasi aktiva tetap adalah penilaian kembali aktiva tetap perusahaan
yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aktiva tersebut di pasaran atau karena
rendahnya nilai aktiva tetap dalan laporan keuangan perusahaan yang disebabkan
oleh devaluasi atau sebab lain. Hal ini mengakibatkan nilai aktiva tetap dalam
laporan keuangan tidak mencerminkan nilai yang wajar. Atau dapat juga dikatakan
revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali aktiva tetap yang tercatat
didalam buku perusahaan dan masih digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Tujuan revaluasi adalah agar nilai yang tercantum didalam buku
perusahaan / laporan keuangan perusahaan sesuai dengan nilai wajar yang berlaku
pada saat dilakukannya revaluasi.
Revaluasi aktiva tetap dapat digunakan sebagai sarana bagi pemerintah atau
Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan negara yang berasal dari
Pajak Penghasilan Badan, sedangkan bagi wajib pajak sendiri penilaian kembali
aktiva dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan perencanaan perpajakannya
dengan tujuan untuk menghemat pembayaran pajak penghasilan badan.
2.3 Sudut Pandang Revaluasi Aktiva Tetap
1. Berdasarkan PSAK
PSAK 16 adalah standar akuntansi keuangan resmi di Indonesia yang
menggunakan IAS 16 - Property, Plant and Equipment sebagai acuan utama
dan dikeluarkan oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) Ikatan
Akuntan Indonesia.
9
Dalam PSAK nomor 16 disebutkan bahwa penilaian kembali aset
tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) menganut penilaian aset berdasarkan harga perolehan atau
harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah.
Revaluasi atau penyajian kembali (restatement) aset dan kewajiban
menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas. Meskipun memenuhi
definisi penghasilan dan beban menurut pemeliharaan modal tertentu,
kenaikan dan penurunan ini tidak dimasukkan kedalam laporan laba rugi.
Sebagai alternatif pos ini dimasukkan ke dalam ekuitas sebagi penyesuaian
pemeliharaan modal atau cadangan revaluasi.
2. Menurut Peraturan Menteri Keuangan ( PMK )
Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap bukanlah instrumen baru karena
Menteri Keuangan pernah meluncurkan instrumen yang sama pada tahun
pada tahun 2008 yaitu melalui PMK Nomor: 79/PMK.03/2008 tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
(PMK 79/2008). Dengan diterbitkannya peraturan ini adalah diharapkan
dapat menambah setoran tunai pajak penghasilan yang berasal dari aset yang
dimiliki oleh para wajib pajak. Selain itu peraturan ini juga bertujuan untuk
menjaga stabilitas ekonomi makro serta membuat perusahaan dapat
menampilkan nilai aset yang wajar dalam laporan keuangan mereka. Akan
tetapi fasilitas ini hanya berlaku hingga akhir tahun 2016 saja karena itu
diharapkan wajib pajak dapat memanfaatkan betul fasilitas yang diberikan
oleh dirjen pajak.
PMK 191 Tahun 2015 merupakan pengembangan dari PMK Nomor
79/PMK.03/2008. PMK 191 Tahun 2015 berisi antara lain antara lain:
• Aktiva yang dapat di-revaluasi adalah sebagian atau seluruh aktiva tetap
berwujud yang terletak atau berada di Indonesia, dimiliki, dan
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
10
• Penilaian kembali harus dilakukan oleh kantor jasa penilai publik
(KJPP) atau ahli penilai yang memperoleh izin dari pemerintah. Dalam
hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh kantor jasa penilai
public atau ahli penilai ternyata tidak mencerminkan keadaan
sebenarnya, Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan kembali nilai
pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang bersangkutan.
• Penilaian kembali aktiva tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau
nilai wajar aktiva tetap yang berlaku pada saat penlaian kembali aktiva
tetap.
• Selisih lebih revaluasi = Nilai Pasar – Nilai Buku Fiskal
(Catatan : Perlu diperhatikan bahwa revaluasi untuk tujuan perpajakan
tidak mengenal istilah selisih kurang. Selisih lebih merupakan obyek
pajak penghasilan yang akan diberikan insentif pengurangan tarif.)
• Penilaian kembali tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka
waktu lima tahun sejak dilakukan penilaian dengan dasar PMK 191
Tahun 2005.
11
*Dari 2 (dua) standar tersebut, paling tidak terdapat 8 (delapan) perbedaan
signifikan sebagai berikut:
12
•
2.4 Pelaksanaan Revaluasi Aktiva Tetap
A. Syarat dilakukanya Revaluasi Aktiva Tetap
Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no. 191/2015 , syarat yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk Usaha Tetap (BUT), tidak
termasuk perusahaan yang memperoleh ijin menyelenggarakan pembukuan
dalam bahasa Inggris dan mata uang Dolar Amerika Serikat.
2. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak
terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali,
3. Mendapat persetujuan Diretur Jenderal Pajak.
B. Prosedur Melakukan Revaluasi Aktiva Tetap
1. WP mengajukan surat permohonan beserta lampirannya ke kantor kanwil
Direktorat Jendral Pajak dimana domisili WP terdaftar.
• Persyaratan untuk WP telah melakukan penilaian kembali aktiva yang
dilakukan KJPP atau ahli penilaian sebagai berikut:
1. Surat permohonan
2. SSP Pelunasan PPh
13
3. Daftar aktiva yang dinilai kembali
4. Laporan keuangan
5. Fotokopi izin usaha KJPP/ ahli penilai
6. Laporan penilaian kembali oleh KJPP/ ahli penilai
• Persyaratan untuk WP yang belum melakukan penilaian kembali aktiva
yang dilakukan KJPP atau ahli penilaian sebagai berikut:
Saat Permohonan :
1. Surat Permohonan
2. SSP PPh atas perkiraan penilaian dilunasi sebelum pengajuan
permohonan
3. Daftar aktiva tetap yang akan dinilai
Saat Pengajuan Dokumen Kelengkapan :
1. SSP kurang bayar dilunasi sebelum pengajuan dokumen
2. Laporan keuangan
3. Foto kopi izin usaha KJPP/ ahli penilai
4. Laporan penilaian kembali oleh KJPP/ ahli penilai
5. Daftar aktiva tetap hasil penilaian kembali
Batas waktu permohonan pengajuan permohonan dan kelengkapan
dokumen
1. 31 Desember 2016 untuk permohonan 20 Oktober 2015- Desember
2015
2. 30 Juni 2016 untuk permohonan 1 Januari 2016 – 30 Juni 2016
3. 31 Desember 2017 untuk permohonan Juli 2016 – 31 Desember
2016
C. Pemberlakuan tarif
Dalam hal ini PMK 191 Tahun 2015 memberlakukan tarif insentif
revaluasi aktiva tetap yang terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat
14
final. Pembagian tarif ini disesuaikan dengan saat wajib pajak melakukan
pemanfaatan insentif perpajakan revaluasi. Tarif tersebut adalah:
1. 3%, untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian
kembali selesai paling lambat 31 Desember 2016.
2. 4%, untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016
dan penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.atau
3. 6%, untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember
2016 dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017.
Tarif tersebut dikenakan atas selisih lebih nilai aktiva tetap hasil penilaian
kembali atau hasil perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak berdasarkan
Kantor Jasa Penilai Publik atau ahli penilai di atas nilai buku fiskal semula.
Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh Wajib Pajak lainnya adalah Wajib
Pajak wajib melunasi Pajak Penghasilan (PPh) Final terkait dilakukannya
penilaian kembali aktiva tetap dilakukan sebelum diajukannya permohonan
dan dilengkapinya dokumen dalam hal permohonan diajukan dengan
menggunakan nilai perkiraan penilaian kembali dari Wajib Pajak.
D. Ketentuan Khusus
• Pelunasan Pajak Penghasilan (PPh) Final terkait dilakukannya
penilaian kembali aktiva tetap dilakukan sebelum diajukannya
permohonan dan dilengkapinya dokumen.
• Wajib Pajak dapat melakukan penilaian sendiri terlebih dahulu
berdasarkan perkiraan untuk dapat melunasi perkiraan pajak terutang
karena penilaian kembali aktiva tetap dan pengajuan permohonan.
Meski demikian, hasil perkiraan penilaian wajib pajak tetap harus
dilakukan penilaian kembali oleh kantor jasa penilai public (atau ahli
penilai dalam batas waktu yang ditentukan).
• Tambahan Obyek PPh final = Nilai Aktiva KJPP – Nilai Aktiva Hasil
Perkiraan Sendiri.
15
• Dalam hal Wajib Pajak telah memperoleh izin menyelenggarakan
pembukuan engan Bahasa Ingris dan mata uang Dollar, selisih lbih
penilaian kembali (dasar pengenaan pajak/DPP) dikonversi ke dalam
rupiah dengan KURS KMK pada saat pembayaran Pajak Penghasilan.
2.5 Manfaat Revaluasi Aktiva Tetap
1. Dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai
akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal
2. Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai
aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham (saham bonus)
3. Meningkatkan kepercayaan kreditur, sebagai dampak membaiknya
beberapa rasio keuangan perusahaan, khususnya yang ditunjukkan
oleh debt to assets ratio dan debt to equity ratio.
4. Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up) sehingga memudahkan
perusahaan dalam proses pencarian dana, baik melalui pinjaman bank
maupun peniualan saham (go public).
5. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa datang sehingga
deductible expense dimasa datang semakin besar dan beban pajak samakin
kecil.
6. Meningkatkan keakuratan penghitungan penghasilan maupun biaya
sehingga mencerminkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam
menghasilkan laba.
7. Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan perusahaan yang
sebenarnya.
2.6 Contoh Kasus
Kasus 1
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT (Persero) Angkasa Pura
didasari oleh PMK Nomor 79/PMK.03/2008 Tanggal 23 Mei 2008
dengan tarif 10%.
16
PT (Persero) Angkasa Pura
Laba rugi perusahaan PT. Angkasa Pura adalah Rp. 4.464.157.000
sebelum dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) terhadap Badan dengan
pengenaan tarif pajak Badan sebesar 25%. Dengan demikian besarnya PPh
Terhutang PT. (Persero) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara
Sam Ratulangi sesuai dengan tarif pajak PPh Pasal 17 ayat 2 (a) adalah
sebagai berikut :
25% x Rp. 4.464.157.000 = Rp. 1.116.039.250
17
18
19
Pengaruh Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap Laba Kena Pajak
Laporan laba rugi sebelum PPh badan sebesar Rp.3.084.186.000.
Perhitungan PPh Terhutang adalah:
25% x Rp.3.084.186.000 = Rp. 771.046.500
Tarif PPh Final 10% x Rp.59.226.358.127,78 = Rp. 5.922.635.812,77
Final ditambah dengan PPh badan yaitu sebesar Rp. 6.693.682.312.77
Perbandingan Pengenaan Pajak Sebelum Melakukan Dan
Melakukan Revaluasi Aktiva Tetap
Dikarenakan biaya PPh final revaluasi lebih besar dari pada beban pajak ,
maka beban pajak dihapuskan menjadi Rp. 0.
Biaya PPh final revaluasi dapat di angsur sampai 5 tahun.
Kasus 2
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh Hotel Montana Dua Malang
didasari oleh PMK Nomor 79/PMK.03/2008 Tanggal 23 Mei 2008 dengan
tarif 10%.
Revaluasi Hotel Montana Dua Malang
Selisih nilai pada aktiva tetap sebelum dan sesudah revaluasi sebesar
Rp. 5.420.090.031,24. Dari selisih revaluasi tersebut dikenakan pajak 10%
bersifat final, sehingga pajak yang harus dibayar akibat adanya revaluasi
adalah sebesar Rp. 542.009.003,12. Selisih revaluasi akan tampak pada
neraca sisi pasiva di bagian modal. Sedangkan pengaruhnya terhadap
20
laporan laba rugi perusahaan terlihat pada biaya usaha pada poin depresiasi
aktiva tetap.
 Perhitungan penghematan pajak
nilai komersial per 31 Desember 2001 sebagai berikut :
- Tanah Rp 900.000.000.
- Bangunan permanent (20 tahun) Rp 1.200.000.000.
- Akumulasi penyusutan bangunan 7 tahun (Rp 420.000.000)
- Peralatan dan kendaraan kelompok 2 Rp 1.600.000.000.
- Akumulasi penyusutan peralatan dan kendaraan 7 tahun
(Rp.1.400.000.000).
Hasil penilaian sesuai harga pasar
- Tanah Rp 3.960.000.000
- Bangunan Rp 2.420.000.000
- Peralatan / kendaraan Rp 920.000.000
Prediksi laba tahun 2002 (sebelum penyusutan) : Rp 350.000.000
 Jika melakukan revaluasi
Aktiva
Tetap
Nilai Buku
(dalam Rp)
Harga Pasar
(dalam Rp)
Selisih Lebih
Revaluasi
(dalam Rp)
Tanah
Bangunan
Peralatan
dan
Kendaraan
900.000.000
780,000,000
200,000,000
3.960.000.000
2.420.000.000
920.000.000
3.060.000.000
1.640.000.000
720.000.000
PPh final
10%
1.880.000.000 5.420.000.000
542.000.000
Laba Rp 350.000.000
Penyusutan
21
Bangunan = Rp 3.960.000.000 x 5% (Rp 198.000.000)
Peralatan&kendaraan = Rp920.000.000 x
12,5%
(Rp 115.000.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 37.000.000
Pajak PPh badan 25% Rp 9.250.000
Jumlah pajak yg harus dibayar Rp 551.250.000
 Jika tidak melakukan revaluasi
Laba Rp 350.000.000
Penyusutan
Bangunan (Rp 60.000.000)
Peralatan&kendaraan (Rp 20.000.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 270.000.000
Pajak PPh badan 25% Rp 67.500.000
Kasus 3
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT. RXN didasari oleh PMK
191 Tahun 2015.
PT. RXN mengajukan permohonan penilaian aktiva tetap pada tanggal
15 Nopember 2015 yang telah dilakukan penilaian kembali oleh KJPP atas
aktiva tetap berupa truck yang diperoleh pada tahun 2009 sebesar Rp
130.000.0000 dan memiliki nilai buku fiskal tahun berjalan sebelum
penilaian kembali sebesar Rp 32.500.000.
Hasil penilaian kembali yang telah dilakukan oleh KJPP atas nilai pasar
aset tersebut pada tanggal 3 Nopember 2015 sebesar Rp.102.500.000.
Surat Keputusan Persetujuan atas penilaian kembali aktiva tetap diberikan
pada tanggal 10 Desember 2015.
- Formulir yang digunakan oleh perusahaan tersebut saat pengajuan
permohonan penilaian kembali aktiva tetap adalah lampiran I dan
lampiran III PER-37/PJ/2015.
22
- Jumlah pajak terutang yang harus dibayar adalah :
3% x Selisih lebih Nilai buku fiskal setelah penilaian kembali
- Penghitungan penyusutan mulai dilakukan atas aktiva tetap yang telah
mendapatkan persetujuan penilaian kembali mulai per tanggal 1 Januari
2016.
Kasus 4
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT. NSG didasari oleh PMK
191 Tahun 2015.
DAFTAR AKTIVA TETAP HASIL PENILAIAN KEMBALI
UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN
PER TANGGAL 3 NOPEMBER 2015
NO
KELOMPOK/JENIS
AKTIVA TETAP
BERWUJUD
TAHUN
PEROLEHAN
NILAI
PEROLEHAN
NILAI
BUKU
FISKAL TH.
BUKU
TERAKHIR
SEBELUM
PENILAIAN
KEMBALI
NILAI
BUKU
FISKAL TH.
BERJALAN
SEBELUM
PENILAIAN
KEMBALI
NILAI BUKU
FISKAL
SETELAH
PENILAIAN
KEMBALI
SELISIH
LEBIH (7) -
(6)
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
Bukan Bangunan
Kelompok 2
TRUCK 2009 130.000.000 xxxxxx 32.500.000 102.500.000 70.000.000
JUMLAH 70.000.000
KURS
JUMLAH (Rp) 70.000.000
TARIF 3%
PAJAK TERUTANG (Rp) 2.100.000
23
PT. NSG mengajukan permohonan penilaian aktiva tetap pada tanggal
31 Desember 2015 yang belum dilakukan penilaian kembali oleh KJPP
berupa sebidang tanah kosong yang terletak di Lampung dan sebidang
tanah lainnya yang terdapat bangunan pabrik diatasnya yang terletak di
Bekasi. Aktiva tersebut diperoleh perusahaan pada tahun 2010 dengan
harga masing-masing Rp 150.000.000 dan Rp 500.000.000. Perkiraan nilai
buku fiskal sebelum penilaian kembali masing-masing sebesar Rp
750.000.000 dan Rp 2.000.000.000. Menurut penghitungan perusahaan
perkiraan nilai buku fiskal setelah penilaian kembali masing-masing
sebesar Rp 850.000.000 dan Rp 2.500.000.000.
Hasil penilaian kembali yang telah dilakukan oleh KJPP atas nilai pasar
aset tersebut pada tanggal 3 Maret 2016 masing-masing sebesar Rp
950.000.000 dan Rp 3.000.000.000. Perusahaan melengkapi dokumen
tambahan pada tanggal 10 Maret 2016. Surat Keputusan Persetujuan atas
penilaian kembali aktiva tetap diberikan pada tanggal 25 Maret 2016.
- Formulir yang digunakan saat pengajuan permohonan penilaian
kembali aktiva tetap adalah :
• lampiran II dan lampiran IV PER-37/PJ/2015 (pada saat
pengajuan permohonan penilaian kembali).
• Lampiran V dan lampiran VI PER-37/PJ/2015 (pada saat
tambahan dokumen kelengkapan).
- Jumlah pajak terutang yang adalah :
• 3% X Selisih lebih Perkiraan nilai buku fiskal setelah penilaian
kembali dikurangi Perkiraan nilai buku fiskal sebelum penilaian
kembali. (pada saat pengajuan permohonan penilaian kembali)
• 4% X Selisih lebih Perkiraan nilai buku fiskal setelah penilaian
kembali dikurangi Perkiraan nilai buku fiskal sebelum penilaian
kembali. (pada saat tambahan dokumen kelengkapan)
24
DAFTAR AKTIVA TETAP HASIL PENILAIAN KEMBALI
UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN
PER TANGGAL 4 MARET 2016
NO
KELOMPOK/JENIS
AKTIVA TETAP
BERWUJUD
TAHUN
PEROLEHAN
NILAI PEROLEHAN
NILAI BUKU
FISKAL TH.
BUKU
TERAKHIR
SEBELUM
PENILAIAN
KEMBALI
NILAI BUKU
FISKAL TH.
BERJALAN
SEBELUM
PENILAIAN
KEMBALI
NILAI BUKU
FISKAL SETELAH
PENILAIAN
KEMBALI
SELISIH LEBIH (7) -
(6)
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
Bukan Bangunan
Kelompok 3
Mesin 2010 450.000.000 225.000.000 230.000.000 320.000.000 90.000.000
JUMLAH 90.000.000
NILAI AKTIVA TETAP BERDASARAKAN PERKIRAAN 80.000.000
SELISIH 10.000.000
KURS
SELISIH 10.000.000
TARIF 4%
PAJAK TERUTANG (Rp) 400.000
- Penghitungan penyusutan mulai dilakukan atas aktiva tetap yang
telah mendapatkan persetujuan penilaian kembali mulai bulan
Maret 2016 (bulan dilakukannya penilaian kembali)
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Revaluasi aktiva tetap merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
oleh perusahaan sebagai salah satu cara pelaksanaan tax planning yang bertujuan
untuk meringankan beban kerugian perusahaan. Revalusi Aktiva Tetap
disebabkan oleh adanya perubahan nilai kekayaan ( Aktiva Tetap) tersebut, baik
terjadi kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang
diakibatkan oleh devaluasi atau hal-hal lain dan Revaluasi ini di atur pada
Peraturan Menteri Keuangan bernomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian
Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang
Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 (PMK 191/2015) atau lebih dikenal
sebagai Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap.
Secara garis besar, kebijakan ini adalah bentuk insentif perpajakan yang
diberikan kepada Wajib Pajak. Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap bukanlah
instrumen baru karena Menteri Keuangan pernah meluncurkan instrumen yang
sama pada tahun pada tahun 2008 yaitu melalui PMK Nomor: 79/PMK.03/2008
tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
(PMK 79/2008).Terdapat beberapa keuntungan bagi pihak Wajib Pajak (
Perusahaan / Perorangan ) yang melakukan revaluasi aktiva tetap berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015, salah satunya dimana
Wajib Pajak diberikan diskon terhadap tarif PPh sehingga PPh yang dikenakan
menjadi lebih kecil yaitu sebesar 3%, 4% atau 6% saja Namun di sini para
manager perlu berhati-hati dalam merespon terbitnya PMK
No.191/PMK.010/2015. Keputusan untuk melakukan revaluasi aset tetap harus
mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang serta dampak
pelaporan keuangannya nanti. Seperti mempertimbangkan Aset tetap mana yang
akan direvaluasi untuk mengoptimalkan manfaat pajak.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pajak.go.id/
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 16
tentang Aset Tetap,diaksespadatanggal15 Juli
2012,
(http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-16.pdf).
Unikom, 2013.Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu.
Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak Edisi Revisi 5. Salemba Empat.
C Katuk, Yolanda. 2013.Analisis Perencanaan Pajak Melalui Revaluasi Aktiva Tet
ap PadaPAngkasa Pura I (Persero) Bandara Sam Ratulangi. Jurnal Emba. Vo
l 1 No. 3.
http://akuntansidanpendidikan-anggi.blogspot.com/2012/02/makalah-revaluasi-
aktiva-tetap.html
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/revaluasi-atau-penilaian-
kembali-aktiva.html
http://lib.ui.ac.id?file=digital/20318284-S-Yosseane%20Widia%20Kristi.pdf

More Related Content

What's hot

Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAMahyuni Bjm
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi PemerintahanAkuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi PemerintahanToyib Abdulloh
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Labanazilah_ laila
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranAspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranUniversitas Syiah Kuala
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015PPA FEUI
 
soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing Astri Yulia
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususDIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSsusanti Ssusanti
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansimas ijup
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapFuturum2
 

What's hot (20)

Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi PemerintahanAkuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi penyusutan dalam Akuntansi Pemerintahan
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Kertas kerja audit
Kertas kerja auditKertas kerja audit
Kertas kerja audit
 
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranAspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
Psak 65 laporan keuangan konsolidasian 05032015
 
soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATAN
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
 

Similar to Revaluasi Aktiva Tetap

BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah IIBMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah IIMang Engkus
 
Perolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakPerolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakrantong
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Ilham Akbar
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...gitathiananda
 
PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10harjunode
 
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentationAktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentationitafathul
 
Modul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetapModul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetapFajar Putra Ragil
 
Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barang
Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barangContoh jurnal-akuntansi-belanja-barang
Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barangDicky Setiawan
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva...Ilham Akbar
 
Aninda stefiani f0307026 aset tetap
Aninda stefiani f0307026 aset tetapAninda stefiani f0307026 aset tetap
Aninda stefiani f0307026 aset tetapAninda Stefiani
 
Presentasi Rapat Perusahaan Elegan Minimalis Putih, Hitam, dan Beige Samar (1...
Presentasi Rapat Perusahaan Elegan Minimalis Putih, Hitam, dan Beige Samar (1...Presentasi Rapat Perusahaan Elegan Minimalis Putih, Hitam, dan Beige Samar (1...
Presentasi Rapat Perusahaan Elegan Minimalis Putih, Hitam, dan Beige Samar (1...Irfan105539
 
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
Alk bab 3   analisis aktivitas investasiAlk bab 3   analisis aktivitas investasi
Alk bab 3 analisis aktivitas investasiilhamka4
 
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Kanaidi ken
 
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"Kanaidi ken
 

Similar to Revaluasi Aktiva Tetap (20)

BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah IIBMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
BMP EKMA4313 Akuntansi Keuangan Menengah II
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptx
 
Perolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakPerolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psak
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiv...
 
LABA (INCOME)
LABA (INCOME)LABA (INCOME)
LABA (INCOME)
 
PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10PENGANTAR BISNIS 10
PENGANTAR BISNIS 10
 
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentationAktiva tetap dan aktiva tak berwujud  presentation
Aktiva tetap dan aktiva tak berwujud presentation
 
Modul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetapModul 5 audit atas aktiva tetap
Modul 5 audit atas aktiva tetap
 
Audit 3
Audit 3Audit 3
Audit 3
 
Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barang
Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barangContoh jurnal-akuntansi-belanja-barang
Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barang
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian subtantif terhadap aktiva...
 
Proposal aktiva-tetap
Proposal aktiva-tetapProposal aktiva-tetap
Proposal aktiva-tetap
 
Aninda stefiani f0307026 aset tetap
Aninda stefiani f0307026 aset tetapAninda stefiani f0307026 aset tetap
Aninda stefiani f0307026 aset tetap
 
Presentation2 laka buni
Presentation2 laka buniPresentation2 laka buni
Presentation2 laka buni
 
Presentasi Rapat Perusahaan Elegan Minimalis Putih, Hitam, dan Beige Samar (1...
Presentasi Rapat Perusahaan Elegan Minimalis Putih, Hitam, dan Beige Samar (1...Presentasi Rapat Perusahaan Elegan Minimalis Putih, Hitam, dan Beige Samar (1...
Presentasi Rapat Perusahaan Elegan Minimalis Putih, Hitam, dan Beige Samar (1...
 
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
Alk bab 3   analisis aktivitas investasiAlk bab 3   analisis aktivitas investasi
Alk bab 3 analisis aktivitas investasi
 
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"Financial Statement Analysis  _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
Financial Statement Analysis _Training "ACCOUNTING ANALYSIS & REPORTING"
 
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengukuran dan Evaluasi Aset_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
 
Ta konsep aktiva
Ta konsep aktivaTa konsep aktiva
Ta konsep aktiva
 

More from Nony Saraswati Gendis

More from Nony Saraswati Gendis (16)

Homework
HomeworkHomework
Homework
 
Birokrasi dan Rekruitmen Politik
Birokrasi dan Rekruitmen PolitikBirokrasi dan Rekruitmen Politik
Birokrasi dan Rekruitmen Politik
 
Sistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi BiayaSistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi Biaya
 
Sistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi BiayaSistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi Biaya
 
Manajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis InternasionalManajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis Internasional
 
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan ElektronikPenggunaan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik
 
Kasus Pendidikan Agama Islam
Kasus Pendidikan Agama IslamKasus Pendidikan Agama Islam
Kasus Pendidikan Agama Islam
 
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan ElektronikPenggunaan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Elektronik
 
Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Penerapan Sistem Informasi ManajemenPenerapan Sistem Informasi Manajemen
Penerapan Sistem Informasi Manajemen
 
British Telecom & PWC
British Telecom & PWCBritish Telecom & PWC
British Telecom & PWC
 
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa Konstruksi
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa KonstruksiPengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa Konstruksi
Pengakuan Pendapatan Perusahaan Jasa Konstruksi
 
Chapter 12 - Sistem Informasi Manajemen
Chapter 12 - Sistem Informasi ManajemenChapter 12 - Sistem Informasi Manajemen
Chapter 12 - Sistem Informasi Manajemen
 
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen
 
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21
 
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 

Recently uploaded

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 

Recently uploaded (20)

PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 

Revaluasi Aktiva Tetap

  • 1. MAKALAH REVALUASI AKTIVA TETAP Diajukan sebagai tugas mata kuliah Perpajakan II Disusun oleh : RX Cahyono NPM : 1014000012 Sekolah TinggiI lmu Ekonomi Indonesia Jl. Kayu Jati Raya No.11A, RT.8/RW.3, Rawamangun, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2014 /2015
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Revaluasi Aktiva Tetap ini. Makalah ini merupakan salah satu bagian tugas Mata kuliah Perpajakan II. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang aturan baru dalam Revaluasi Aktiva Tetap yang sangat diperlukan dengan suatu harapan mendapat penjelasan tentang masalah tersebut dan melakukan apa yang menjadi tugas saya sabagai mahasiswa, yang mengikuti mata kuliah Perpajakan II. Dalam proses pendalaman materi Perpajakan II ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desy Amaliati Setiawan, SE, M.AK, selaku pengampu Mata Kuliah. Tentunya tidak ada gading yang tak retak, untuk itu saya mohon maaf atas segala kekurangan dalam makalah ini. Demikian makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat. Jakarta, 12 Mei 2016 Penyusun, RX Cahyono
  • 3. ii DAFTAR ISI Kata Pengantar................................................................................................ i Daftar isi........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2 1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Aktiva Tetap ..........................................................................................3 2.2 Revaluasi Aktiva Tetap...........................................................................8 2.3 Sudut Pandang Revaluasi Aktiva Tetap...................................................8 2.4 Pelaksanaan Revaluasi Aktiva Tetap.....................................................12 2.5 Manfaat Revaluasi Aktiva Tetap...........................................................15 2.6 Contoh Kasus .......................................................................................15 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan............................................................................................25 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................26
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia laju inflasi masih dapat dikatakan fluktutis dari tahun 2009- 2011. Tingkat laju inflasi dikendalikan BI sebagai bank sentral. BI harus mengendalikan nilai rupiah. Kesetabilan nilai rupiah tercermin dari tingkat inflasi dan nilai tukar yang terjadi. Inflasi yang terjadi, baik demand pull infiation maupun cost push inflation dapat berpengaruh pada dunia usaha. Salah satunya adalah pada saat pencatatan akuntansinya, dimana pencatatan tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan yang berbeda dengan kondisi ekonomi normal. Adanya perbedaan nilai antara nilai buku dengan nilai wajar ini mendorong perusahaan untuk menyesuaikan kondisi laporan keuangannya agar dapat sesuai dengan nilai wajar, perusahaan melakukan revaluasi terhadap aktiva tetapnya. Revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali atas aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Keuntungan bagi perusahaan yang melakukan revaluasi aktiva tetap, diantaranya dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal. Selain itu dapat meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham. Dengan adanya revaluasi aktiva tetap juga memiliki keuntungan dari segi perpajakan, yaitu dapat melakukan penghematan pajak sebagai akibat bertambahnya besarnya nilai penyusutan aktiva. Revaluasi aktiva tetap cenderung dilakukan oleh perusahaan- perusahaan yang tercatat di bursa, hal ini dikarenakan tuntutan untuk menyajikan laporan keuangannya secara berkala kepada umum dan tuntutan financial performance kepada pihak ketiga. Pelaksanaan revaluasi aktiva tetap di Indonesia diatur dalam ketentuan perpajakan dan akuntansi. Kebijakan mengenai revaluasi aktiva tetap ini dikeluarkan bergantung terhadap situasi ekonomi dan moneter yang menelatar belakanginya, serta konteks arah kebijakan pajak. Menurut perpajakan, kebijakan
  • 5. 2 mengenai revaluasi aktiva tetap diatur terakhir pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) bernomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 (PMK 191/2015) atau lebih dikenal sebagai Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan revaluasi aktiva tetap ? 2. Sudut pandang tentang revaluasi aktiva tetap ? 3. Apakah syarat dilakukannya revaluasi aktiva tetap ? 4. Bagaimana prosedur revaluasi aktiva tetap ? 5. Apakah manfaat revaluasi aktiva tetap ? 6. Berikan contoh kasus revaluasi aktiva tetap ! 1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan revaluasi. 2. Untuk mengetahui sudut pandang tentang revaluasi aktiva tetap 3. Untuk mengetahui syarat untuk melakukan revaluasi. 4. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan revaluasi. 5. Untuk mengetahui manfaat revaluasi.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Aktiva Tetap Peranan aktiva tetap dalam perusahaan adalah sebagai suatu faktor produksi, yang dapat berupa tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya. Posisinya dalam laporan keuangan berada pada neraca bersamaan dengan aktiva lancar, investasai jangka panjang, dana cadangan, dan aktiva lainnya. Aktiva tetap itu sendiri merupakan aktiva perusahaan yang bukan untuk diperjual-belikan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode. Menurut Zaki Baridwan (1995 : 271), aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjujjan sifat dimana aktiva yang bersangkutandapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Untuk tujuan akuntansi,jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan “lebih dari satu periode akuntansi”. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud. A. Penggolongan Aktiva Tetap Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pengertian dari aktiva tetap adalah aktiva yang bukan untuk diperjual-belikan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode. Aktiva tetap dalam perusahaan dapat bermacam-macam bentuknya, oleh karena itu terdapat penggolongan aktiva tetap. Penggolongan aktiva tetap ini berbeda-beda menurut pendapat para ahli. Menurut Baridwan (2004: 272) menyatakan bahwa penggolongan aktiva tetap dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,pertanian, dan peternakan. 2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masapenggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan,mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.
  • 7. 4 3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masapenggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain. Berbeda dengan Baridwan, menurut Harahap (1994: 23), bahwa pada dasarnya aktiva tetap dibagi menjadi 7 berdasarkan jenisnya. Penggolongan aktiva tetap tersebut diantaranya Lahan, Bangunan Gedung, Mesin, Kendaraan, Perabot, Inventaris/Peralatan,dan Prasarana. Lebih lanjut mengenai penggolongan aktiva tetap, menurut Gunadi (2009:55) dibagi berdasarkan dapat atau tidaknya aktiva tetap disusutkan, aktiva tetap digolongkan ke dalam kelompok Depreciable Assets dan Non Depreciable Assets.Depreciable Assets misalnya berupa bangunan, mesin, peralatan, dan sebagainya;sedangkan Non Depreciable Assets dapat berupa tanah (kecuali tanah yang dimanfaatkanuntuk produksi). B. Harga Perolehan Aktiva Tetap Dalam mendapatkan aktiva tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara.Menurut Harahap (1994: 25) dalam konteks untuk bisnis cara perolehan aktiva tetap diantaranya dengan: Pembelian kontan (tunai); Pembelian secara kredit jangka panjang; Pembelian dengan surat berharga; Diterima sebagai sumbangan atau ditemukan sendiri, Dibangun sendiri; dan Tukar tambah, dalam rangka perolehan aktiva tetap tersebut dibutuhkan biaya bagi perusahaan yang disebut sebagai harga perolehan aktiva tetap. Biaya perolehan aktiva tetap merupakan akumulasi dari harga beli dan biaya lainnya yang dikeluarkan saat diperolehnya aktiva termasuk biaya yang dikeluarkan dalam rangka menempatan aktiva tersebut pada kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005; 421), mengatakan bahwaharga perolehan adalah biaya yang terdiri dari keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva dan membuatnya siap untuk digunakan.Setelah harga perolehan ditentukan, maka jumlah tersebut digunakan menjadi basis akuntansi untuk aktiva tetap selama masa manfaatnya.
  • 8. 5 Baridwan juga mengatakan hal yang serupa dengan Weygandt, Kieso, dan Kimmel, untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai harus dikapitalisasi. Menurut Baridwan (1995;287), jenis aktiva yang dapat bermacam-macam maka masing-masing jenis mempunyai cara berbeda dalam menentukanbesarnya harga perolehan. C. Penyusutan Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki sifat yang rentan terhadap penurunan kapasitas sejalandengan penggunaan atau pemanfaatannya. Oleh karena itu, perusahaan harus menyajikan informasi tentang nilai aktiva tetap secara mamadai agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Adanya penyusutan merupakan perkiraan sisa masa manfaat dari aktiva tetap juga untuk mencerminkan nilai wajar bagi aktiva tetap tersebut. Pengertian dari penyusutan aktiva tetap itu sendiri menurut Kieso & Weygandt (1995:2) adalah proses akuntansi untuk mengalokasikan harga pokok (cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara yang sistematik dan rasional dalamperiode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Dalam pelaksanaan penyusutan aktiva tetap oleh perusahaan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan. Faktor-faktor tersebut diantaranya Harga Pokok, Nilai Residu, Umur Teknis, dan Metode Penyusutan. 1. Harga Pokok Harga pokok merupakan hal yang penting dalam meghitung biaya penyusutan.Pengertiannya telah dibahas pada sub-bab sebelumnya mengenai Harga PerolehanAktiva Tetap, yakni jumlah yang harus dikeluarkan untuk memperoleh suatuaktiva tetap (Baridwab, 1995:309) 2. Nilai Residu Menurut Harahap (1994:54), nilai residu adalah nilai taksiran realisasi (penjualanmelalui kas) aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaannya atau pada saatmana aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan produksi. Nilai ini tidak harus selalu ada.
  • 9. 6 3. Umur Teknis Umur teknis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi. Terdapat dua klasifikasi umur dalam hal ini menurut Harahap (1994: 54), yaitu umur fisik dan umur fungsional. Umur fisik berarti berapa lamaaktiva tetap itu secara fisik mampu berproduksi, sedangkan umur fungsional berarti berapa lama aktiva tetap itu mampu untuk memproduksi barang-barang yang dapat ditawarkan dan diterima masyarakat. 4. Metode Penyusutan Dalam mengklasifikasikan metode penyusutan Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2005: 407) membaginnya ke dalam tiga metode yakni, straight- line, units-of-activity, dan declining balance. Masing-masing metode dapat digunakan dibawahprinsip akuntansi yang umum. Manajemen perusahaan dapat memilih metode yang digunakan dalam melakukan penyusutan yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Metode-metode dalam penyusutan akan dijelaskan berdasarkan teori yang diungkap oleh Weygandt, Kieso, dan Kimmel. a. Metode Garis Lurus Berdasarkan metode garis lurus, besarnya penyusutan sama untuk setiap tahun masa manfaat dari aktiva. Dalam penyusutan dikenal istilah depreciable cost yaitu biaya perolehan aktiva dikurangi dengan nilai sisa/residu. Nilai ini menjadi nilai yang dijadikan dasar penyusutan. Dengan metode garis lurus, nilai depreciable cost selanjutnya dibagi dengan masa manfaat aktiva. b. Metode Units-of-Activity Berdasarkan metode Units-of-Activity, masa manfaat dinyatakan dalam unit total produksi atau penggunaan yang diharapkan dari aktiva, bukan sebagai periode waktu. Metode
  • 10. 7 Units-of-Activity ini cocok untuk mesin pabrik. Produksi dapat diukur dalam satuan output atau penggunaan mesin perjam. Metode ini umumnya tidak cocok untuk bangunan atau perabot, karena penyusutan untuk aktiva ini lebih merupakan fungsi dari waktu dibandingkan penggunaan. Untuk menggunakan metode ini, total unit aktivitas untuk seluruh masa manfaat diperkirakan, dan unit-unit ini dibagi menjadi biayayang dapat disusutkan. Jumlah yang dihasilkan merupakan biaya penyusutan per unit. Biaya penyusutan per unit kemudian diterapkan pada unit aktivitas selama tahun untuk menentukan beban penyusutan tahunan. c. Metode Declining Balance Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan tahunan yang menurun selama masa manfaat aktiva. Metode ini dinamakan demikian,karena depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku menurun (biaya dikurangi dengan akumulasi penyusutan) dari aktiva. Beban penyusutan tahunan dihitung dengan mengalikan nilai buku pada awal tahun berjalan dengan tarif penyusutan saldo menurun. Tingkat penyusutan tetap konstan dari tahun ke tahun, tetapi nilai buku yang persentasenya berlaku menurun setiap tahun. Nilai buku pada awal tahun pertama adalah biaya aktiva tersebut. Halini terjadi karena keseimbangan akumulasi penyusutan pada awal masa manfaat aktiva adalah nol. Dalam beberapa tahun berikutnya, nilai buku adalah perbedaan antara biaya dengan akumulasi penyusutan sampai saat pemanfaatan aktiva. Berbeda dengan metode penyusutan lain, metode saldo menurun tidak menggunakan depreciable cost. Artinya, nilai sisa diabaikandalam menentukan besarnya tarif persentase saldo menurun. Disisi lasin nilai sisa, membatasi penyusutan total yang dapat diambil. Penyusutan berhenti ketika nilai buku aktiva sama dengan nilai sisa diharapkan. Tarif saldo menurun
  • 11. 8 umumnya adalah dua kali dari tarif garis lurus. Oleh karena itu metode menurun sering disebut dengan double-declining-balance method 2.2 Revaluasi Aktiva Tetap Revaluasi diambil dari kata re dan valuasi (value), dimana re berarti berulang atau kembali sedangkan valuasi yang berasal dari kata value yang berarti nilai sehingga valuasi dapat diartikan sebagai proses penilaian. Jadi arti kata dari revaluasi itu sendiri adalah penilaian kembali. Revaluasi aktiva tetap adalah penilaian kembali aktiva tetap perusahaan yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aktiva tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aktiva tetap dalan laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain. Hal ini mengakibatkan nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan tidak mencerminkan nilai yang wajar. Atau dapat juga dikatakan revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali aktiva tetap yang tercatat didalam buku perusahaan dan masih digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Tujuan revaluasi adalah agar nilai yang tercantum didalam buku perusahaan / laporan keuangan perusahaan sesuai dengan nilai wajar yang berlaku pada saat dilakukannya revaluasi. Revaluasi aktiva tetap dapat digunakan sebagai sarana bagi pemerintah atau Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan negara yang berasal dari Pajak Penghasilan Badan, sedangkan bagi wajib pajak sendiri penilaian kembali aktiva dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan perencanaan perpajakannya dengan tujuan untuk menghemat pembayaran pajak penghasilan badan. 2.3 Sudut Pandang Revaluasi Aktiva Tetap 1. Berdasarkan PSAK PSAK 16 adalah standar akuntansi keuangan resmi di Indonesia yang menggunakan IAS 16 - Property, Plant and Equipment sebagai acuan utama dan dikeluarkan oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) Ikatan Akuntan Indonesia.
  • 12. 9 Dalam PSAK nomor 16 disebutkan bahwa penilaian kembali aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menganut penilaian aset berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Revaluasi atau penyajian kembali (restatement) aset dan kewajiban menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas. Meskipun memenuhi definisi penghasilan dan beban menurut pemeliharaan modal tertentu, kenaikan dan penurunan ini tidak dimasukkan kedalam laporan laba rugi. Sebagai alternatif pos ini dimasukkan ke dalam ekuitas sebagi penyesuaian pemeliharaan modal atau cadangan revaluasi. 2. Menurut Peraturan Menteri Keuangan ( PMK ) Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap bukanlah instrumen baru karena Menteri Keuangan pernah meluncurkan instrumen yang sama pada tahun pada tahun 2008 yaitu melalui PMK Nomor: 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan (PMK 79/2008). Dengan diterbitkannya peraturan ini adalah diharapkan dapat menambah setoran tunai pajak penghasilan yang berasal dari aset yang dimiliki oleh para wajib pajak. Selain itu peraturan ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi makro serta membuat perusahaan dapat menampilkan nilai aset yang wajar dalam laporan keuangan mereka. Akan tetapi fasilitas ini hanya berlaku hingga akhir tahun 2016 saja karena itu diharapkan wajib pajak dapat memanfaatkan betul fasilitas yang diberikan oleh dirjen pajak. PMK 191 Tahun 2015 merupakan pengembangan dari PMK Nomor 79/PMK.03/2008. PMK 191 Tahun 2015 berisi antara lain antara lain: • Aktiva yang dapat di-revaluasi adalah sebagian atau seluruh aktiva tetap berwujud yang terletak atau berada di Indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
  • 13. 10 • Penilaian kembali harus dilakukan oleh kantor jasa penilai publik (KJPP) atau ahli penilai yang memperoleh izin dari pemerintah. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh kantor jasa penilai public atau ahli penilai ternyata tidak mencerminkan keadaan sebenarnya, Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang bersangkutan. • Penilaian kembali aktiva tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang berlaku pada saat penlaian kembali aktiva tetap. • Selisih lebih revaluasi = Nilai Pasar – Nilai Buku Fiskal (Catatan : Perlu diperhatikan bahwa revaluasi untuk tujuan perpajakan tidak mengenal istilah selisih kurang. Selisih lebih merupakan obyek pajak penghasilan yang akan diberikan insentif pengurangan tarif.) • Penilaian kembali tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu lima tahun sejak dilakukan penilaian dengan dasar PMK 191 Tahun 2005.
  • 14. 11 *Dari 2 (dua) standar tersebut, paling tidak terdapat 8 (delapan) perbedaan signifikan sebagai berikut:
  • 15. 12 • 2.4 Pelaksanaan Revaluasi Aktiva Tetap A. Syarat dilakukanya Revaluasi Aktiva Tetap Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) no. 191/2015 , syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk Usaha Tetap (BUT), tidak termasuk perusahaan yang memperoleh ijin menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dolar Amerika Serikat. 2. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali, 3. Mendapat persetujuan Diretur Jenderal Pajak. B. Prosedur Melakukan Revaluasi Aktiva Tetap 1. WP mengajukan surat permohonan beserta lampirannya ke kantor kanwil Direktorat Jendral Pajak dimana domisili WP terdaftar. • Persyaratan untuk WP telah melakukan penilaian kembali aktiva yang dilakukan KJPP atau ahli penilaian sebagai berikut: 1. Surat permohonan 2. SSP Pelunasan PPh
  • 16. 13 3. Daftar aktiva yang dinilai kembali 4. Laporan keuangan 5. Fotokopi izin usaha KJPP/ ahli penilai 6. Laporan penilaian kembali oleh KJPP/ ahli penilai • Persyaratan untuk WP yang belum melakukan penilaian kembali aktiva yang dilakukan KJPP atau ahli penilaian sebagai berikut: Saat Permohonan : 1. Surat Permohonan 2. SSP PPh atas perkiraan penilaian dilunasi sebelum pengajuan permohonan 3. Daftar aktiva tetap yang akan dinilai Saat Pengajuan Dokumen Kelengkapan : 1. SSP kurang bayar dilunasi sebelum pengajuan dokumen 2. Laporan keuangan 3. Foto kopi izin usaha KJPP/ ahli penilai 4. Laporan penilaian kembali oleh KJPP/ ahli penilai 5. Daftar aktiva tetap hasil penilaian kembali Batas waktu permohonan pengajuan permohonan dan kelengkapan dokumen 1. 31 Desember 2016 untuk permohonan 20 Oktober 2015- Desember 2015 2. 30 Juni 2016 untuk permohonan 1 Januari 2016 – 30 Juni 2016 3. 31 Desember 2017 untuk permohonan Juli 2016 – 31 Desember 2016 C. Pemberlakuan tarif Dalam hal ini PMK 191 Tahun 2015 memberlakukan tarif insentif revaluasi aktiva tetap yang terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat
  • 17. 14 final. Pembagian tarif ini disesuaikan dengan saat wajib pajak melakukan pemanfaatan insentif perpajakan revaluasi. Tarif tersebut adalah: 1. 3%, untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2016. 2. 4%, untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016 dan penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.atau 3. 6%, untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember 2016 dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017. Tarif tersebut dikenakan atas selisih lebih nilai aktiva tetap hasil penilaian kembali atau hasil perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak berdasarkan Kantor Jasa Penilai Publik atau ahli penilai di atas nilai buku fiskal semula. Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh Wajib Pajak lainnya adalah Wajib Pajak wajib melunasi Pajak Penghasilan (PPh) Final terkait dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap dilakukan sebelum diajukannya permohonan dan dilengkapinya dokumen dalam hal permohonan diajukan dengan menggunakan nilai perkiraan penilaian kembali dari Wajib Pajak. D. Ketentuan Khusus • Pelunasan Pajak Penghasilan (PPh) Final terkait dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap dilakukan sebelum diajukannya permohonan dan dilengkapinya dokumen. • Wajib Pajak dapat melakukan penilaian sendiri terlebih dahulu berdasarkan perkiraan untuk dapat melunasi perkiraan pajak terutang karena penilaian kembali aktiva tetap dan pengajuan permohonan. Meski demikian, hasil perkiraan penilaian wajib pajak tetap harus dilakukan penilaian kembali oleh kantor jasa penilai public (atau ahli penilai dalam batas waktu yang ditentukan). • Tambahan Obyek PPh final = Nilai Aktiva KJPP – Nilai Aktiva Hasil Perkiraan Sendiri.
  • 18. 15 • Dalam hal Wajib Pajak telah memperoleh izin menyelenggarakan pembukuan engan Bahasa Ingris dan mata uang Dollar, selisih lbih penilaian kembali (dasar pengenaan pajak/DPP) dikonversi ke dalam rupiah dengan KURS KMK pada saat pembayaran Pajak Penghasilan. 2.5 Manfaat Revaluasi Aktiva Tetap 1. Dapat menciptakan performance of balance sheet yang lebih baik, sebagai akibat meningkatnya nilai aktiva dan modal 2. Meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, karena kenaikan nilai aktiva dapat dicatat sebagai tambahan nilai saham (saham bonus) 3. Meningkatkan kepercayaan kreditur, sebagai dampak membaiknya beberapa rasio keuangan perusahaan, khususnya yang ditunjukkan oleh debt to assets ratio dan debt to equity ratio. 4. Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up) sehingga memudahkan perusahaan dalam proses pencarian dana, baik melalui pinjaman bank maupun peniualan saham (go public). 5. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa datang sehingga deductible expense dimasa datang semakin besar dan beban pajak samakin kecil. 6. Meningkatkan keakuratan penghitungan penghasilan maupun biaya sehingga mencerminkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam menghasilkan laba. 7. Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan perusahaan yang sebenarnya. 2.6 Contoh Kasus Kasus 1 Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT (Persero) Angkasa Pura didasari oleh PMK Nomor 79/PMK.03/2008 Tanggal 23 Mei 2008 dengan tarif 10%.
  • 19. 16 PT (Persero) Angkasa Pura Laba rugi perusahaan PT. Angkasa Pura adalah Rp. 4.464.157.000 sebelum dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) terhadap Badan dengan pengenaan tarif pajak Badan sebesar 25%. Dengan demikian besarnya PPh Terhutang PT. (Persero) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Sam Ratulangi sesuai dengan tarif pajak PPh Pasal 17 ayat 2 (a) adalah sebagai berikut : 25% x Rp. 4.464.157.000 = Rp. 1.116.039.250
  • 20. 17
  • 21. 18
  • 22. 19 Pengaruh Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap Laba Kena Pajak Laporan laba rugi sebelum PPh badan sebesar Rp.3.084.186.000. Perhitungan PPh Terhutang adalah: 25% x Rp.3.084.186.000 = Rp. 771.046.500 Tarif PPh Final 10% x Rp.59.226.358.127,78 = Rp. 5.922.635.812,77 Final ditambah dengan PPh badan yaitu sebesar Rp. 6.693.682.312.77 Perbandingan Pengenaan Pajak Sebelum Melakukan Dan Melakukan Revaluasi Aktiva Tetap Dikarenakan biaya PPh final revaluasi lebih besar dari pada beban pajak , maka beban pajak dihapuskan menjadi Rp. 0. Biaya PPh final revaluasi dapat di angsur sampai 5 tahun. Kasus 2 Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh Hotel Montana Dua Malang didasari oleh PMK Nomor 79/PMK.03/2008 Tanggal 23 Mei 2008 dengan tarif 10%. Revaluasi Hotel Montana Dua Malang Selisih nilai pada aktiva tetap sebelum dan sesudah revaluasi sebesar Rp. 5.420.090.031,24. Dari selisih revaluasi tersebut dikenakan pajak 10% bersifat final, sehingga pajak yang harus dibayar akibat adanya revaluasi adalah sebesar Rp. 542.009.003,12. Selisih revaluasi akan tampak pada neraca sisi pasiva di bagian modal. Sedangkan pengaruhnya terhadap
  • 23. 20 laporan laba rugi perusahaan terlihat pada biaya usaha pada poin depresiasi aktiva tetap.  Perhitungan penghematan pajak nilai komersial per 31 Desember 2001 sebagai berikut : - Tanah Rp 900.000.000. - Bangunan permanent (20 tahun) Rp 1.200.000.000. - Akumulasi penyusutan bangunan 7 tahun (Rp 420.000.000) - Peralatan dan kendaraan kelompok 2 Rp 1.600.000.000. - Akumulasi penyusutan peralatan dan kendaraan 7 tahun (Rp.1.400.000.000). Hasil penilaian sesuai harga pasar - Tanah Rp 3.960.000.000 - Bangunan Rp 2.420.000.000 - Peralatan / kendaraan Rp 920.000.000 Prediksi laba tahun 2002 (sebelum penyusutan) : Rp 350.000.000  Jika melakukan revaluasi Aktiva Tetap Nilai Buku (dalam Rp) Harga Pasar (dalam Rp) Selisih Lebih Revaluasi (dalam Rp) Tanah Bangunan Peralatan dan Kendaraan 900.000.000 780,000,000 200,000,000 3.960.000.000 2.420.000.000 920.000.000 3.060.000.000 1.640.000.000 720.000.000 PPh final 10% 1.880.000.000 5.420.000.000 542.000.000 Laba Rp 350.000.000 Penyusutan
  • 24. 21 Bangunan = Rp 3.960.000.000 x 5% (Rp 198.000.000) Peralatan&kendaraan = Rp920.000.000 x 12,5% (Rp 115.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 37.000.000 Pajak PPh badan 25% Rp 9.250.000 Jumlah pajak yg harus dibayar Rp 551.250.000  Jika tidak melakukan revaluasi Laba Rp 350.000.000 Penyusutan Bangunan (Rp 60.000.000) Peralatan&kendaraan (Rp 20.000.000) Penghasilan Kena Pajak Rp 270.000.000 Pajak PPh badan 25% Rp 67.500.000 Kasus 3 Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT. RXN didasari oleh PMK 191 Tahun 2015. PT. RXN mengajukan permohonan penilaian aktiva tetap pada tanggal 15 Nopember 2015 yang telah dilakukan penilaian kembali oleh KJPP atas aktiva tetap berupa truck yang diperoleh pada tahun 2009 sebesar Rp 130.000.0000 dan memiliki nilai buku fiskal tahun berjalan sebelum penilaian kembali sebesar Rp 32.500.000. Hasil penilaian kembali yang telah dilakukan oleh KJPP atas nilai pasar aset tersebut pada tanggal 3 Nopember 2015 sebesar Rp.102.500.000. Surat Keputusan Persetujuan atas penilaian kembali aktiva tetap diberikan pada tanggal 10 Desember 2015. - Formulir yang digunakan oleh perusahaan tersebut saat pengajuan permohonan penilaian kembali aktiva tetap adalah lampiran I dan lampiran III PER-37/PJ/2015.
  • 25. 22 - Jumlah pajak terutang yang harus dibayar adalah : 3% x Selisih lebih Nilai buku fiskal setelah penilaian kembali - Penghitungan penyusutan mulai dilakukan atas aktiva tetap yang telah mendapatkan persetujuan penilaian kembali mulai per tanggal 1 Januari 2016. Kasus 4 Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT. NSG didasari oleh PMK 191 Tahun 2015. DAFTAR AKTIVA TETAP HASIL PENILAIAN KEMBALI UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN PER TANGGAL 3 NOPEMBER 2015 NO KELOMPOK/JENIS AKTIVA TETAP BERWUJUD TAHUN PEROLEHAN NILAI PEROLEHAN NILAI BUKU FISKAL TH. BUKU TERAKHIR SEBELUM PENILAIAN KEMBALI NILAI BUKU FISKAL TH. BERJALAN SEBELUM PENILAIAN KEMBALI NILAI BUKU FISKAL SETELAH PENILAIAN KEMBALI SELISIH LEBIH (7) - (6) -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 Bukan Bangunan Kelompok 2 TRUCK 2009 130.000.000 xxxxxx 32.500.000 102.500.000 70.000.000 JUMLAH 70.000.000 KURS JUMLAH (Rp) 70.000.000 TARIF 3% PAJAK TERUTANG (Rp) 2.100.000
  • 26. 23 PT. NSG mengajukan permohonan penilaian aktiva tetap pada tanggal 31 Desember 2015 yang belum dilakukan penilaian kembali oleh KJPP berupa sebidang tanah kosong yang terletak di Lampung dan sebidang tanah lainnya yang terdapat bangunan pabrik diatasnya yang terletak di Bekasi. Aktiva tersebut diperoleh perusahaan pada tahun 2010 dengan harga masing-masing Rp 150.000.000 dan Rp 500.000.000. Perkiraan nilai buku fiskal sebelum penilaian kembali masing-masing sebesar Rp 750.000.000 dan Rp 2.000.000.000. Menurut penghitungan perusahaan perkiraan nilai buku fiskal setelah penilaian kembali masing-masing sebesar Rp 850.000.000 dan Rp 2.500.000.000. Hasil penilaian kembali yang telah dilakukan oleh KJPP atas nilai pasar aset tersebut pada tanggal 3 Maret 2016 masing-masing sebesar Rp 950.000.000 dan Rp 3.000.000.000. Perusahaan melengkapi dokumen tambahan pada tanggal 10 Maret 2016. Surat Keputusan Persetujuan atas penilaian kembali aktiva tetap diberikan pada tanggal 25 Maret 2016. - Formulir yang digunakan saat pengajuan permohonan penilaian kembali aktiva tetap adalah : • lampiran II dan lampiran IV PER-37/PJ/2015 (pada saat pengajuan permohonan penilaian kembali). • Lampiran V dan lampiran VI PER-37/PJ/2015 (pada saat tambahan dokumen kelengkapan). - Jumlah pajak terutang yang adalah : • 3% X Selisih lebih Perkiraan nilai buku fiskal setelah penilaian kembali dikurangi Perkiraan nilai buku fiskal sebelum penilaian kembali. (pada saat pengajuan permohonan penilaian kembali) • 4% X Selisih lebih Perkiraan nilai buku fiskal setelah penilaian kembali dikurangi Perkiraan nilai buku fiskal sebelum penilaian kembali. (pada saat tambahan dokumen kelengkapan)
  • 27. 24 DAFTAR AKTIVA TETAP HASIL PENILAIAN KEMBALI UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN PER TANGGAL 4 MARET 2016 NO KELOMPOK/JENIS AKTIVA TETAP BERWUJUD TAHUN PEROLEHAN NILAI PEROLEHAN NILAI BUKU FISKAL TH. BUKU TERAKHIR SEBELUM PENILAIAN KEMBALI NILAI BUKU FISKAL TH. BERJALAN SEBELUM PENILAIAN KEMBALI NILAI BUKU FISKAL SETELAH PENILAIAN KEMBALI SELISIH LEBIH (7) - (6) -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 Bukan Bangunan Kelompok 3 Mesin 2010 450.000.000 225.000.000 230.000.000 320.000.000 90.000.000 JUMLAH 90.000.000 NILAI AKTIVA TETAP BERDASARAKAN PERKIRAAN 80.000.000 SELISIH 10.000.000 KURS SELISIH 10.000.000 TARIF 4% PAJAK TERUTANG (Rp) 400.000 - Penghitungan penyusutan mulai dilakukan atas aktiva tetap yang telah mendapatkan persetujuan penilaian kembali mulai bulan Maret 2016 (bulan dilakukannya penilaian kembali)
  • 28. 25 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Revaluasi aktiva tetap merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai salah satu cara pelaksanaan tax planning yang bertujuan untuk meringankan beban kerugian perusahaan. Revalusi Aktiva Tetap disebabkan oleh adanya perubahan nilai kekayaan ( Aktiva Tetap) tersebut, baik terjadi kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang diakibatkan oleh devaluasi atau hal-hal lain dan Revaluasi ini di atur pada Peraturan Menteri Keuangan bernomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 (PMK 191/2015) atau lebih dikenal sebagai Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap. Secara garis besar, kebijakan ini adalah bentuk insentif perpajakan yang diberikan kepada Wajib Pajak. Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap bukanlah instrumen baru karena Menteri Keuangan pernah meluncurkan instrumen yang sama pada tahun pada tahun 2008 yaitu melalui PMK Nomor: 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan (PMK 79/2008).Terdapat beberapa keuntungan bagi pihak Wajib Pajak ( Perusahaan / Perorangan ) yang melakukan revaluasi aktiva tetap berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015, salah satunya dimana Wajib Pajak diberikan diskon terhadap tarif PPh sehingga PPh yang dikenakan menjadi lebih kecil yaitu sebesar 3%, 4% atau 6% saja Namun di sini para manager perlu berhati-hati dalam merespon terbitnya PMK No.191/PMK.010/2015. Keputusan untuk melakukan revaluasi aset tetap harus mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang serta dampak pelaporan keuangannya nanti. Seperti mempertimbangkan Aset tetap mana yang akan direvaluasi untuk mengoptimalkan manfaat pajak.
  • 29. 26 DAFTAR PUSTAKA http://www.pajak.go.id/ Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 tentang Aset Tetap,diaksespadatanggal15 Juli 2012, (http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-16.pdf). Unikom, 2013.Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu. Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak Edisi Revisi 5. Salemba Empat. C Katuk, Yolanda. 2013.Analisis Perencanaan Pajak Melalui Revaluasi Aktiva Tet ap PadaPAngkasa Pura I (Persero) Bandara Sam Ratulangi. Jurnal Emba. Vo l 1 No. 3. http://akuntansidanpendidikan-anggi.blogspot.com/2012/02/makalah-revaluasi- aktiva-tetap.html http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/revaluasi-atau-penilaian- kembali-aktiva.html http://lib.ui.ac.id?file=digital/20318284-S-Yosseane%20Widia%20Kristi.pdf