Dokumen tersebut membahas tentang anggaran laba dan metode-metode penyusunannya, yaitu metode a posteriori, a priori, dan pragmatis. Metode a posteriori menetapkan laba setelah menyusun anggaran operasional lainnya, sedangkan metode a priori menetapkan laba terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Metode pragmatis menetapkan laba berdasarkan standar yang teruji secara empiris.
2. Bahasan :
Anggaran Laba dan Peran Pentingnya
Format Dasar
Metode A Posteriori
Metode A Priori
Metode Pragmatis
Anggaran Laba
3. Anggaran Laba dan Peran
Pentingnya
ANGGARAN LABA
adalah jumlah laba yang ingin diperoleh perusahaan melalui berbagai aktivitas operasi yang
mencangkup kegiatan produksi dan penjualan selama suatu periode tertentu.
Melihat pentingnya laba bagi perusahaan, dalam proses penyusunan anggaran tidak
mengherankan kalau laba menjadi pemicu awal disusunnya anggaran perusahaan pada suatu
periode tertentu.
Akuntansi Manajemen
4. Metode Penyusunan
Anggaran Laba
Metode A Posteriori
Metode penyusunan anggaran laba dimana
jumlah laba ditetapkan sesudah proses
penetapan rencana (planning) keseluruhan,
termasuk penyusunan anggaran operasional.
Metode A Priori
Metode penyusunan anggaran laba dimana
jumlah laba ditentukan terlebih dahulu pada
awal proses perencanaan (planning) secara
keseluruhan.
Metode Pragmatis
Metode penyusunan anggaran laba dimana
jumlah laba yang direncanakan ditetapkan
berdasarkan standar tertentu yang telah teruji
secara empiris dan didukung oleh pengalaman.
5. Struktur Biaya
Perusahaan Manufaktur
A. Biaya Produksi
1.Biaya Bahan Baku Langsung
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Biaya Overhead
B. Biaya Operasi/Komersial
1.Biaya Pemasaran
2. Biaya Administrasi dan Umum
C. Persediaan
1.Persediaan Bahan Baku
2. Persediaan Barang dalam Proses
3. Persediaan Barang Jadi
8. METODE A POSTERIORI
CONTOH KASUS
PT Karya Indo berlokasi di Surabaya produsen lemari, pada tahun 2014, menyusun anggaran operasional
sebagai berikut :
Perusahaan berencana menjual 5.300 unit lemari dengan harga jual Rp.300.000 per unit, sehingga nilai
penjualan dianggarkan sebesar Rp.1.590.000, biaya bahan baku dianggarkan sebesar Rp.776.500.000,
biaya tenaga kerja langsung dianggarkan sebesar Rp.152.000.000 dan biaya overhead dianggarkan
sebesar Rp.148.000.000. Sedangkan biaya operasi dianggarkan sebesar Rp.198.000.000 untuk biaya
pemasaran dan sebesar Rp.90.500.000 untuk biaya administrasi dan umum. Pada nilai persediaan
diperkirakan sebesar Rp.73.500.000. Berdasarkan data tersebut, perusahaan dapat menyusun anggaran
laba untuk tahun 2014 sebagai berikut :
Akuntansi Manajemen
12. Kasus
PT Sepatuku produsen sepatu di
Bandung, menghasilkan 3 jenis
sepatu yaitu AA-1, BB-2, dan
CC-3. Berkaitan dengan
aktivitas tersebut telah
menyusun anggaran sebagai
berikut untuk tahun 2014 :
Akuntansi Manajemen
22. METODE A PRIORI
1.Mengubah Anggaran
Penjualan
Anggaran penjualan terdiri dari 2 unsur
utama yaitu volume penjualan dan harga
jual per unit produk. Untuk mengubah
anggaran penjualan, maka kedua unsur
tersebut dapat diubah salah satunya atau
keduanya sekaligus.
2. Mengubah Anggaran Biaya
Biasanya ketika menyusun anggaran biaya, mulai
anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga
kerja langsung, anggaran biaya overhead, dan
anggaran biaya operasi, perusahaan sudah berusaha
menekan biaya seefisien mungkin. Anggaran biaya
bahan baku dipengaruhi oleh dua unsur utama yaitu
kebutuhan bahan per unit produk dan harga beli per
unit bahan baku.
3. Mengubah Anggaran
Penjualan dan Anggaran Biaya
Sekaligus
Perubahan jumlah volume (alternatif 2) akan
berpengaruh langsung terhadap volume
produksi. Jika volume produksi berubah, maka
biaya produksi total akan berubah, dan biaya
produksi per unit juga dapat berubah.
23. R|R
Kasus
PT Akurak produsen rak di Banjar. Pada tahun 2013 menyusun
anggaran untuk tahun 2014. Anggaran operasional disusun sebagai
berikut : berencana menjual 5.300 unit rak dengan harga jual
Rp.300.000 per unit, sehingga nilai penjualan Rp.1.590.000.000, biaya
bahan baku Rp.776.500.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp.152.000.000, dan biaya overhead sebesar Rp.148.000.000.
Sedangkan biaya operasi dianggarkan sebesar Rp.198.000.000 untuk
biaya pemasaran dan Rp.90.500.000 untuk biaya administrasi dan
umum. Pada akhir tahun 2014 nilai persediaan sebesar
Rp.125.000.000 dan pada awal tahun nilai persediaan diperkirakan
Rp.73.500.000. Berdasarkan data tersebut perusahaan menyusun
anggaran laba untuk tahun 2014 dengan menggunakan metode a
posteriori sebagai berikut :
24.
25. Untuk memperoleh nilai penjualan yang baru dengan target laba sebesar Rp.400.000.000, nilai penjualan tersebut
adalah penjumlahan dari HPP, biaya operasi, dan laba usaha. Itu berarti nilai penjualan yang dianggarkan adalah :
Nilai Penjualan = Rp.1.025.000.000 + 268.500.000 + 400.000.000 = Rp.1.693.500.000
Dengan nilai penjualan Rp.1.693.500.000, Produk yang dijual sebesar 5.300 unit, maka harga jual produk baru adalah
Rp.319.528,3. Harga jual baru dibulatkan menjadi Rp.320.000 per unit, dan perusahaan kenaikan harga jual Rp.20.000
per unit dari harga jual tidak akan berpengaruh negatif terhadap permintaan konsumen akan produk. Maka nilai
penjualan yang baru adalah :
Nilai penjualan = Rp.320.000 x 5.300 unit = Rp.1.696.000.000
Akuntansi Manajemen
26. Berdasarkan harga jual dan nilai penjualan yang baru, anggaran laba yang baru dapat disusun sebagai
berikut :
Akuntansi Manajemen
27. 1.Menetapkan laba yang diinginkan perusahaan
2.Membuat proyeksi biaya tetap total yang diperlukan untuk
menghasilkan produk dalam kapasitas produksi perusahaan
3. Membuat proyeksi biaya variabel per unit produk
4. Menghitung volume penjualan untuk mencapai jumlah laba
yang telah ditetapkan dengan rumus berikut :
Alternatif Lain
Akuntansi Manajemen
28. Biaya overhead tetap Rp.160.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp.55.000.000
Biaya administrasi & Umum Rp.145.000.000
Biaya bahan baku Rp.550.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp.200.000
Biaya overhead variabel Rp.100.000
Biaya pemasaran variabel Rp.50.000
PT Lemariku produsen lemari dari jepara. Tahun 2014 membuat target laba sebesar
Rp.1.000.000.000, kapasitas produksi dalam satu tahun 1.200 unit meja. Untuk menghasilkan
produk, biaya tetap yang dikeluarkan terdiri dari :
Sedangkan biaya variabel yang dibutuhkan setiap unit produk yaitu :
Pada tahun 2013, produk dijual dengan harga Rp.2.500.000 per unit, dan tahun 2014 tidak
berencana menaikan harga. Berdasarkan data tersebut, untuk memperoleh laba sebesar
Rp.1.000.000.000 perusahaan harus menjual produknya dengan harga Rp.2.500.000 per unit
sebanyak :
Kasus
Akuntansi Manajemen
29. Pembahasan
Akuntansi Manajemen
Untuk mengetahui volume penjualan agar perusahaan memperoleh laba usaha yang telah
ditargetkan, harus dihitung dengan membagi nilai penjualan dengan harga jual setiap unit produk.
Volume Penjualan = Nilai Penjualan : Harga Jual Unit Produk
= 2.125.000.000 : 2.500.000
= 850 unit
30. Pembahasan
Akuntansi Manajemen
Penjualan = 2.500.000 x 850 unit = Rp.2.125.000.000
Biaya Bahan Baku = 550.000 x 850 unit = Rp.467.500.000
Biaya Tenaga Kerja = 200.000 x 850 unit = Rp.170.000.000
Biaya Overhead = Biaya OH Tetap + Biaya OH Variabel = 160.000.000 + (850 unit x 100.000) =
Rp.245.000.000
Biaya Pemasaran = Pemasaran Tetap + Pemasaran Variabel = 55.000.000 + (850 unit x 50.000) =
Rp.97.500.000
Biaya administrasi = Rp.145.000.000
Anggaran laba terdiri dari berbagai unsur saling terkait, mulai anggaran penjualan hingga biaya
produksi dan anggaran biaya operasi dengan rincian sebagai berikut :
32. METODE
PRAGMATIS
Biaya overhead tetap Rp.160.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp.55.000.000
Biaya administrasi & Umum Rp.145.000.000
Biaya bahan baku Rp.550.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp.200.000
Biaya overhead variabel Rp.100.000
Biaya pemasaran variabel Rp.50.000
PT Lemariku produsen lemari dari jepara. Tahun 2014 membuat
target laba sebesar Rp.1.000.000.000, kapasitas produksi dalam
satu tahun 1.200 unit meja. Untuk menghasilkan produk, biaya
tetap yang dikeluarkan terdiri dari :
Sedangkan biaya variabel yang dibutuhkan setiap unit produk
yaitu :
Pada tahun 2013, produk dijual dengan harga Rp.2.500.000 per
unit, dan tahun 2014 tidak berencana menaikan harga.
Berdasarkan data tersebut, untuk memperoleh laba sebesar
Rp.1.000.000.000 perusahaan harus menjual produknya dengan
harga Rp.2.500.000 per unit sebanyak :
33. Pembahasan
Menggunakan metode least square maka dihasilkan volume penjualan sebagai
berikut :
Data volume penjualan dan perolehan
laba usaha perusahaan pada tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut :
a = 3.235 : 5 = 647
b = 665 : 10 = 66,5
x = 3
Penjualan tahun 2014 Y = a + b . x
= 647 + 66,5 (3) = 846,5 unit
Volume yang harus dicapai 846,5 unit, maka dibulatkan menjadi 847 unit.
34. PembahasanPenjualan = 2.500.000 x 847 unit =
Rp.2.117.500.000
Biaya Bahan Baku = 550.000 x 847 unit =
Rp.465.850.000
Biaya Tenaga Kerja = 200.000 x 847 unit =
Rp.169.400.000
Biaya Overhead = Biaya OH Tetap + Biaya OH
Variabel = 160.000.000 + (847 unit x 100.000) =
Rp.244.700.000
Biaya Pemasaran = Pemasaran Tetap +
Pemasaran Variabel = 55.000.000 + (847 unit x
50.000) = Rp.97.350.000
Biaya administrasi = Rp.145.000.000
Anggaran laba terdiri dari berbagai unsur saling
terkait, mulai anggaran penjualan hingga biaya
produksi dan anggaran biaya operasi dengan rincian
sebagai berikut :
36. PembahasanBila perusahaan mengunakan jumlah perolehan laba sebagai titik awal
penyusunan anggaran dengan least suare untuk menetapkan jumlah laba di
tahun 2014, maka jumlah laba sebagai berikut :
Data volume penjualan dan perolehan
laba usaha perusahaan pada tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut :
a = 3.920.000.000 : 5 = 784.000.000
b = 897.000.000 : 10 = 89.700.000
x = 3
Target Laba tahun 2014 Y = a + b . x
= 784.000.000 + 89.700.000 (3)
= Rp1.053.100.000
37. Pembahasan
Untuk memperoleh laba usaha yang ditargetkan sebesar Rp.1.053.100.000
tersebut, perusahaan melakukan penjualan sebesar :
Untuk mengetahui volume penjualan agar perusahaan
memperoleh laba usaha yang telah ditargetkan, harus dihitung
dengan membagi nilai penjualan dengan harga jual setiap unit
produk.
Volume Penjualan = Nilai Penjualan : Harga Jual Unit Produk
= 2.207.968.750 : 2.500.000
= 883,1875 unit - dibulatkan 884 unit
38. PembahasanPenjualan = 2.500.000 x 884 unit =
Rp.2.210.000.000
Biaya Bahan Baku = 550.000 x 884 unit =
Rp.486.200.000
Biaya Tenaga Kerja = 200.000 x 884 unit =
Rp.176.800.000
Biaya Overhead = Biaya OH Tetap + Biaya OH
Variabel = 160.000.000 + (884 unit x 100.000) =
Rp.248.400.000
Biaya Pemasaran = Pemasaran Tetap +
Pemasaran Variabel = 55.000.000 + (884 unit x
50.000) = Rp.99.200.000
Biaya administrasi = Rp.145.000.000
Anggaran laba terdiri dari berbagai unsur saling
terkait, mulai anggaran penjualan hingga biaya
produksi dan anggaran biaya operasi dengan rincian
sebagai berikut :