SlideShare a Scribd company logo
1 of 129
PENGANTANTAR ILMU
RESPIRASI
• dr. NILAS WARLEM,Sp.P
RESPIRASI
Respirasi yaitu suatu proses penyediaan
oksigen bagi seluruh sel yang ada
didalam tubuh dan mengeluarkan
kelebihan carbondioksida sebagai hasil
samping metabolisme sel yang tidak
diperlukan.
Fungsi respirasi
• Pertukaran gas
• Fungsi bicara
• Keseimbangan asam basa
• Pertahanan tubuh
• Pengaturan hormonal tekanan darah
Respirasi melibatkan beberapa
proses
1. Ventilasi pulmonal (pernafasan)
2. Difusi O2 dan CO2
3. Transport O2 dan CO2
4. Regulasi respirasi
1. Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi
Anatomi dan Fisiologi Saluran
Nafas Bawah
Trakea Primary bronkhi
Bronkus lobaris
Bronkus segmentalis
Saluran pernapasan mulai dari hidumg
sampai ke bronkiolus terminalis 
konduksi/ penghantar
Sal napas dari bronkiolus respiratorius
sampai alveoli  pertukaran gas
 saluran napas atas hidung sampai laring
Saluran napas bawah trakhea sampai
alveoli
Fungsi saluran napas
penghantar/ konduksi
• Menyaring udara pernapasan
• Menghangatkan
• Melembabkan
VENTILASI PARU
• Yaitu masuk dan keluarnya udara antara
atmosfir dan alveoli paru.
• Inspirasi peristiwa masuknya udara atmosfir
melalui saluran napas terus ke alveoli.
Inspirasi adalah suatu proses aktif yang
melibatkan :
•Diagprahma ,otot yang paling penting dlm
inspirasi. Peranan diafragma dalam ventilasi :
1.Membantu pernapasan torak
2.Pertukaran volume dalam torak 75% adalah
diafrahma.
3.Ventilasi pada orang normal dengan
diafrahma saja bisa melakukan perpindahan
gas dalam dan keluar paru.
• Otot eksterkostal eksterna, otot interkostal
interna,otot skalenus dan
sternicleidomastoideus. Pada pernapasan
normal otot ini tidak di gunakan.
Digunakan pada saat exercise, ketika
istirahat pada pasien penyakit paru
Ekspirasi
keluarnya udara pernapasan dari alveoli
melalui saluran pernapasan ke udara atmosfir.
Proses ekspirasi berlangsung pasif terjadi
karena elastisitas paru. Otot ekspirasi
digunakan dlm keadaan exercise, batuk,
penyakit asma
Gerakan inspirasi dan ekspirasi merupakan
gerakan mekanik yang disebabkan oleh
elastisitas paru, dinding dada dan diafrahgma.
Compliance adalah kemampuan
peregangan dari paru untuk tetap pada
posisi berdilatasi.
Hal ini dapat diukur dari volume paru
dibagi dengan perubahan tekanan jalan
nafas. Nilai normal dari compliance paru
0,2 l/H2O.
kompliansi paru
• Peregangan paru dinilai sebagai compliansi
paru (C) .
• Semakin lentur paru semakin mudah
mengembang
• Compliansi paru dipengaruhi oleh umur, usia,
jenis kelamin.
• Pada penyakit restriktif copliance paru rendah.
Pada empisema compliance paru meningkat.
• compliance paru tergantung pada
volume paru. Pada berbagai penyakit,
misalnya edema paru dan fibrosis paru,
obstruksi bronkiolus compliance akan
berkurang.
• Compliance torak; kelainan tulang dada
dan punggung (kifosis, lordosis, skoliosis
), fibrosis pleura,fibrosis dan paralise otot
respirasi
SURFACTAN
• Surfaktan adalah zat yang terdapat pada
permukaan alveoli dan zat ini disebut
dengan faktor antiatelektasis.Zat ini
dihasilkan aleh pneumonosit yang
terdapat pada alveoli.
surfaktan
• Terjadinya aliran udara dalam alveoli.pada
ekspirasi diameter alveoli mengecil maka
akan terjadi pengurangan tekanan,maka
terjadi pengurangan tegangan
permukaan,supaya tidak mengalami
kolaps diperlukan surfaktan
BILA SURFAKTAN KURANG
• Paru mudah kollaps
• Oedema paru
• Repiratory distres sindrom padapenyakit
ini paru atelektasis, penurunankomplian
paru, gangguan pernapasan dan
hipoxemia
• Elastisitas adalah sifat elastisitas dari
jaringan yaitu untuk kembalinya kepada
ukuran semula setelah terjadi perobahan
volume akibat tekanan dari lumen
maupun tekanan dari luar.
• Pada empisema elastisitas menurun dan
pada fibrosis elastisitas meningkat
• Elastisitas pengertiannya berlawanan
dengan “compliance”, bila compliance
meningkat maka elastisitas akan
menurun dan sebaliknya.
Resistensi adalah hambatan jalan udara
oleh karena bentuk dari saluran
pernapasan.Semakin tinggi resistensi dari
saluran pernapasan semakin rendah
pengaliran udara yang terjadi.
• Saluran pernafasan dimulai dari rongga
hidung → farings →larings → trachea →
bronkhus → bronkiolus → alveolus paru.
Jenis Gerakan Pernapasan
1. Pernapasan torakal
2. Pernapasan abdominal
Pernapasan torakal ialah gerakan
pernapasan dengan otot dinding torak
sehingga terjadi pembesaran rongga
torak sewaktu inspirasi dan pengecilan
rongga torak sewaktu ekspirasi.
• Penapasan abdominal ialah gerakan
pernapasan dengan bantuan dinding
perut sehingga terjadi pembesaran
rongga abdomen sewaktu inspirasi
karena diagfrahma mendatar dan otot
perut relaksasi dan pengecilan rongga
perut sewaktu dinding perut berkontraksi
dan diagfrahma terdorong keatas maka
terjadi ekspirasi.
Dalam keadaan biasa kedua gerakan
pernapasan ini dalam bentuk kombinasi
sehingga disebut juga pernapasan
torakoabdominal. Pada keadaan tertentu
seperti orang hamil, pada orang
menderita ascites, orang ini bernapas
dengan cara gerakan dada saja.
Berdasarkan bentuk dari aliran udara yang
terdapat dalam jalan nafas,dibagi atas
tiga bagian yaitu:
• Luminer,pengaliran udara yang sifatnya
searah
• Turbulen,pengaliran udara yang berputar-
putar
Kombinasi antara luminer dan turbulen,
misalnya pengaliran udara di trakea dan
bronkus,aliran turbulen diperlukan untuk
mengatasi resistensi yang ada.Kecepatan
pengaliran udara ditentukan oleh
hambatan yang dialami oleh aliran udara
(airways resistence) dan elastisitas dari
saluran udara (elastance).
TEKANAN INTRAPLEURA DAN
TEKANAN INTRAPULMONER
Tekanan intra pleura ; tekanan antara
paru dan dinding dada
Tekanan intrapulmoner ; tekanan udara
dalam paru
Tekanan-tekanan yang berhubungan
dengan ventilasi pulmoner
1. Tekanan Alveolus (Selama inspirasi
tekanan alveolus -1 cm H2O. Ekspirasi
tekanan alveolus +1 cmH2O..Tekanan
atmosfir,tekanan yang ditimbulkan oleh
berat udara diatmosfir terhadap benda-
benda dipermukaan bumi (P=760 mmhg)
2.Tekanan intra alveolar/tekanan intra
pulmonary yaitu tekanan dalam alveolus,
pada aliran udara paru,maka tekanan
alveoli harus diturunkan nilainya sedikit
dibawah tekanan atmorfir untuk udara
masuk dan begitu sebaliknya untuk
mendorong udara keluar dari paru
4.Tekanan tranpulmoner yaitu perbedaan
tekanan antara alveolus dan tekanan intra
pleura yang membentuk daya elastis
dalam paru yang cendrung
mengempiskan paru pada setiap titik
pengembangan→ daya lenting paru
5. Inspirasi maksimal tekanan intra pleural –
8. Ekspirasi maksimal tekanan intra
pleural-5
• Tekanan dikatakan negatif apabila tekanan dalam
rongga torak lebih rendah dari takanan udara
atmosfir,tekanan positif sebaliknya.
• Perubahan volume dari rongga toraks
menyebabkan terjadinya perubahan
tekanan,semakin dekat jalan nafas keudara
bebas,maka tekanan rongga torak akan semakin
mendekati tekanan atmosfir.
Fisiologi pernapasan suatu rangkaian
perubahan yang digerakkan tekanan
udara dalam paru yang menimbulkan
regulasi oksigen,karbon dioksida dan pH
dalam darah. Dan juga menentukan
volume dan kapasitas paru
VOLUME DAN KAPASITAS
PARU
1. VOL TIDAL (VT)
2. VOL CADANGAN INSPIRASI (VCI)
3. VOL CADANGAN EKSPIRASI (VCE)
4. VOL RESIDU (RV)
5. KAPASITAS INSPIRASI (KI)
6. KAP RESIDU FUNGSIONAL (KRF/FRC)
7. KAPASITAS VITAL (KV)
8. KAPASITAS PARU TOTAL (KPT/TLC)
Volume paru
1. Volume alun napas (tidal volume/VT),
yaitu jumlah udara yang masuk kedalam
dan keluar dari paru pada pernapasan
biasa. Seorang normal dengan berat 70
kg dalam keadaan istirahat biasanya
mempunyai isi alun napas sebesar 500
ml.
Volume paru
1. Volume alun napas (tidal volume/VT),
yaitu jumlah udara yang masuk kedalam
dan keluar dari paru pada pernapasan
biasa. Seorang normal dengan berat 70
kg dalam keadaan istirahat biasanya
mempunyai isi alun napas sebesar 500
ml.
2. VOL CADANGAN INSPIRASI
• VOLUME UDARA YANG MASIH BISA
DIINSPIRASIKAN SETELAH INSPIRASI
BIASA (3000 ML)
3.Volume cadangan ekspirasi (exspiratory
reserve volume/ERV).Volume udara yang
masih bisa dikeluarkan setelah ekspirasi
biasa. Pada orang dewasa dengan berat
badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml.
4.Volume residu (residual
volume/VR).Jumlah udara yang tersisa
dalam paru setelah ekspirasi maksimal.
Pada orang dewasa dengan berat badan
70 kg besarnya sekitar 1500 ml
VOL RESP = VT X FREK
RUANG RUGI (DEAD SPACE
1. R.R ANATOMI
2. R.R FISIOLOGIS
VENTILASI ALVEOLI PERMENIT :
FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
VOL RESP = VT X FREK
RUANG RUGI (DEAD SPACE
1. R.R ANATOMI
2. R.R FISIOLOGIS
VENTILASI ALVEOLI PERMENIT :
FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
Ruang rugi
• Saluran nafas atas sampai ke bronkiolus
terminalis tidak berperan dalam
pertukaran gas (jalan nafas konduksi)
membentuk ruang rugi anatomis (Vd)
yang volumenya dalam keadaan normal
150 ml. Alveoli yang telah kehilangan
suplai darah (mis embolus paru) ruang
rugi alveolar. Ruang rugi anatomis +ruang
rugi alveolar = ruang rugi fisologis
Kapasitas paru
1. Kapasitas paru terdiri dari dua atau lebih
volume paru utama yaitu:
2. Kapasitas total (total lung capasity) yaitu
jumlah total udara dalam paru pada saat
inspirasi maksimal (TV+IRV+ERV+RV).
Besarnya sekitar 6 liter pada orang
dewasa normal dengan berat badan 70
kg.
3. Kapasitas vital (vital capacity), yaitu
besarnya jumlah udara yang dapat
diekspirasi maksimal setelah inspirasi
maksimal(TV+IRV+ERV). Besarnya
sekitar 4,5 liter pada orang dewasa normal
dengan berat badan 70 kg.
KAPASITAS VITAL TERGANTUNG
PADA
1. POSISI (berbaring < berdiri )
2. UMUR
3. JENIS KELAMIN (WANITA < 20 – 25 %)
4. TINGGI BADAN /RAS
5. KEKUATAN OTOT RESPIRASI
6. PENYAKIT PARU DAN SALURAN
NAFAS
4. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity)
yaitu jumlah udara maksimal yang dapat
masuk kedalam paru setelah akhir
ekspirasi biasa (TV+IRV). Besarnya 3
liter pada orang dewasa normal dengan
berat badan 70 kg.
5. Kapasitas residu fungsional ( functional
residual capacity), yaitu jumlah udara
dalam paru saat akhir ekspirasi
biasa(ERV+RV). Besarnya sekitar 2,4 liter
pada orang dewasa normal dengan berat
badan 70 kg.
Volume Dinamik, pemeriksaannya mempunyai
batasan waktu yaitu :
• Volume Ekspirasi Paksa detik pertama VEP1 yaitu
jumlah udara yang bsa dikeluarkan sebanyak-
banyknya dalam 1 detik pertama pada waktu
ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal.
• Maxsimal voluntary Ventilation (MVV) Jumlah udara
yang bisa dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1
menit dengan bernapas cepat dan dalam secara
maksimal.
Spirometri
• Defenisi : Pemeriksaan spirometri adalah
pemeriksaan untuk mengukur volume
paru statik dan dinamik seseorang
dengan alat spirometri.
• RV,FRC dan TLC tidak dapat diukur
dengan volume yang diekspirasikan
pada spirometri maka diukur dengan tes
dilusi dan pletismograf .
INDIKASI PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
1. Setiap penderita dengan keluhan sesak napas
tanpa memandang penyebabnya
2. Penderita asma dalamkeadaan stabil.
3. Penderita PPOK dalam keadaan stabil
4. Penderita asma dan PPOK setelah pemberian
bronkodilator
5. Pemeriksaan berkala pada orang-orang yang
merokok minimal 1 kali setahun.
MANFAAT PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
• Menilai manfaat pengobatan .
• Evaluasi penyakit
• Menentukan proknosis tindakan bedah
• Menentukan apakah seseorang
mempunyai resiko ringan,sedang atau
berat pada tindakan bedah
TUJUAN PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
Menilai status faal paru yaitu
menentukan apakah seseorang
mempunyai faal paru normal,obstruksi,
restriksi,atau bentuk campuran.
Interprestasi hasil pemeriksaan spirometri
Dalam menginterprestasikan hasil pemeriksaan faal
paru ditemui 4 kriteria ; normal, obstruksi, restriksi
dan campuran
a. spirometri Normal
Nilai normal untuk faal paru didasari pada studi
populasi tergantung pada ras, tinggi, umur daan
jenis kelamin. Nilai normal di Indonesia ditentukan
oleh Project Pneumobile.Nilai KVP dan VEP1
normalnya lebih dari 80%.ratio VEP1/KVP > 75%.
b. kelainan Paru Obstruksi
1. terutama mengenai jalan nafas dan alveoli
menyebablkan aliran udara berkurang, sering
terjadi udara terperangkap danmenyebabkan
hiperinflasi ruang udara bagian distal dan
mengurangi densitas jaringan paru/peningkatan
resistensi terhadap aliran udara
pada kelainan paru obsruksi terjadi
peningkatan tahanan saluran napas
sehingga pada kelainan ini terjadi
peningkatan volume residu, kapasitas
residu fungsional dan kapasitas paru
total.
Derajat Obstruksi
DERAJAT
OBSTRUkSI
Vep1 Vep1/KVP
OBSTRUkSI
Ringan
>60% dan <
80%
>60% dan
<75%
OBSTRUkSI
Sedang
50 – 60% 30-60%
OBSTRUkSI
Berat
< 50% < 30%
C. restriksi
Gangguan restriktif, menyebabkan
volume paru dan menambah densitas
jaringan paru /kekakuan paru,torak atau
keduanya akibat penurunan complaince
(daya kembang) penurunan semua
volume paru termasuk kapasitas vital.
Derajat Restriksi
Derajat Restriksi KVP
Ringan Restriksi > 65 - <80
Sedang Restriksi > 51 - 65
Berat Restriksi ≤ 51
Angka ini dirujuk dari project pneumobile
Indonesia, angka ini bisa berobah sesuai
ketentuan alat spirometri .
SPESIFIKASI
• Spirometri biasa hanya dapat mengukur
VCI, VAN, VCE,KV,KI
• Untuk pengukuran VR, KRF dan KPT
diperlukan spirometri khusus
• Hasil pemeriksaan spirometri dapat dinilai
akurat apabila telah memenuhi kriteria
Akseptabiliti dan reprokdusibiliti yang
direkomendasikan oleh American
Thoracic Society (ATS) sebagai berikut :
1.kriteria akseptibiliti
a. Permulaan pengujian harus
memuaskan, ekspirasi paksa tidak
ragu-ragu..
b. Waktu ekspirasi paksa minimal 6
detik
c.Pengujian dilakukan sampai selesai
2. Kriteria reproduksibiliti
a. Setelah 3 kali pemeriksaan yang
acceptable , kemudian ditentukaan 2
yang reproductable menurut
rekommendasi ATS adalah:
b. 2 KVP yang terbesar pebedaannya
kurang dari 5% .
c. 2 VEP1yang terbesar perbedaannya
kurang dari 5%.
Persiapan
. Alat Spirometri. Alat harus dikalibrasi
untuk volume dan arus, minimal 1 kali
seminggu. Penyimpangan tidak boleh
lebih dari 1 ½ dari kalibrator.
Peak flow/arus puncak
• Berkurang pada penyakit paru obstruktih
dan kelemahan otot respirasi
• Berguna untuk pemantauan penyakit (spt;
asma ketika diagnosa sudah dibuat.
• Penderita.
– Harus mengerti tujuan dan cara
pemeriksaan , yaitu dengan memberikan
petunjuk yang tepat dan benar serta contoh
cara melakukan pemeriksaan.
– Bebas dari rokok minimal 2 jam sebelum
pemeriksaan.
– Tidak boleh makan terlalu kenyang
→sebelum pemeriksaan
– Berpakaian tidak ketat
Operator. Faktor yang penting yang harus
diperhatikan oleh operator
1. Informasi data-data subjek yang
akan diperiksa, meliputi :nama,
umur, tinggi badan, berat badan
,suku bangsa.
2. Persiapan subjek , menerangkan
kepada subjek tentang ;
–Cara bekerja alat
–Perintah-perintah yang harus
dilaksanakan
–Pemeriksaan dilakukan pada posisi
berdiri terutma pada anak dan
orang gemuk.
3. Demonstasi kepada subjek
4. Perhatikan subjek
• Apakah penjepit hidung terpasang
dengan baik ?
• Apakah tidak ada kebocoran dimulut ?
PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA
PENYAKIT PERNAPASAN
1. Radiologi
• Rontgen torak
- PA
- AP
- Lateral
- Oblok
- lordosis apikal
• Tomoggrafi komputer (CT scan)
• Pencitraan resonansi magnetik (MRI)
• Ultrasound (USG)
• Angiografi pembuluh darah
• Bronkografi
2. Bronkoskopi
3. Biopsi
4. Pemeriksaan sputum
• Pemeriksaan gram
• Kultur
• Mikroskopik
5. Uji fungsi paru
• APE
• Uji fngsi ventilasi (spirometri )
• Uji pertukaran gas (AGD)
Spirometri
• Defenisi : Pemeriksaan spirometri
adalah pemeriksaan untuk mengukur
volume paru statik dan dinamik
seseorang dengan alat spirometri.
VOLUME DAN KAPASITAS
PARU
1. VOL TIDAL (VT)
2. VOL CADANGAN INSPIRASI (VCI)
3. VOL CADANGAN EKSPIRASI (VCE)
4. VOL RESIDU (VR)
5. KAPASITAS INSPIRASI (KI)
6. KAP RESIDU FUNGSIONAL (KRF)
7. KAPASITAS VITAL (KV)
8. KAPASITAS PARU TOTAL (KPT)
Volume paru
1. Volume alun napas (tidal volume/VT),
yaitu jumlah udara yang masuk kedalam
dan keluar dari paru pada pernapasan
biasa. Seorang normal dengan berat 70
kg dalam keadaan istirahat biasanya
mempunyai isi alun napas sebesar 500
ml.
2. VOL CADANGAN INSPIRASI
• VOLUME UDARA YANG MASIH BISA
DIINSPIRASIKAN SETELAH INSPIRASI
BIASA (3000 ML)
3.Volume cadangan ekspirasi (exspiratory
reserve volume/ERV).Volume udara yang
masih bisa dikeluarkan setelah ekspirasi
biasa. Pada orang dewasa dengan berat
badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml.
4.Volume residu (residual
volume/VR).Jumlah udara yang tersisa
dalam paru setelah ekspirasi maksimal.
Pada orang dewasa dengan berat badan
70 kg besarnya sekitar 1500 ml
KAPASITAS VITAL
TERGANTUNG PADA
1. POSISI (berbaring < berdiri )
2. UMUR
3. JENIS KELAMIN (WANITA < 20 – 25 %)
4. TINGGI BADAN /RAS
5. KEKUATAN OTOT RESPIRASI
6. PENYAKIT PARU DAN SALURAN
NAFAS
VOL RESP = VT X FREK
RUANG RUGI (DEAD SPACE
1. R.R ANATOMI
2. R.R FISIOLOGIS
VENTILASI ALVEOLI PERMENIT :
FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
Ruang rugi
• Saluran nafas atas sampai ke bronkiolus
terminalis tidak berperan dalam
pertukaran gas (jalan nafas konduksi)
membentuk ruang rugi anatomis (Vd)
yang volumenya dalam keadaan normal
150 ml. Alveoli yang telah kehilangan
suplai darah (mis embolus paru) ruang
rugi alveolar. Ruang rugi anatomis
+ruang rugi alveolar = ruang rugi fisologis
Kapasitas paru
1. Kapasitas paru terdiri dari dua atau lebih
volume paru utama yaitu:
2. Kapasitas total (total lung capasity) yaitu
jumlah total udara dalam paru pada saat
inspirasi maksimal (TV+IRV+ERV+RV).
Besarnya sekitar 6 liter pada orang
dewasa normal dengan berat badan 70
kg.
3. Kapasitas vital (vital capacity), yaitu
besarnya jumlah udara yang dapat
diekspirasi maksimal setelah inspirasi
maksimal(TV+IRV+ERV). Besarnya
sekitar 4,5 liter pada orang dewasa
normal dengan berat badan 70 kg.
4. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity)
yaitu jumlah udara maksimal yang dapat
masuk kedalam paru setelah akhir
ekspirasi biasa (TV+IRV). Besarnya 3
liter pada orang dewasa normal dengan
berat badan 70 kg.
5. Kapasitas residu fungsional ( functional
residual capacity), yaitu jumlah udara
dalam paru saat akhir ekspirasi
biasa(ERV+RV). Besarnya sekitar 2,4
liter pada orang dewasa normal dengan
berat badan 70 kg.
Volume Dinamik, pemeriksaannya mempunyai
batasan waktu yaitu :
• Volume Ekspirasi Paksa detik pertama VEP1
yaitu jumlah udara yang bsa dikeluarkan
sebanyak-banyknya dalam 1 detik pertama
pada waktu ekspirasi maksimal setelah
inspirasi maksimal.
• Maxsimal voluntary Ventilation (MVV) Jumlah
udara yang bisa dikeluarkan sebanyak-
banyaknya dalam 1 menit dengan bernapas
cepat dan dalam secara maksimal.
INDIKASI PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
1. Setiap penderita dengan keluhan sesak napas
tanpa memandang penyebabnya
2. Penderita asma dalamkeadaan stabil.
3. Penderita PPOK dalam keadaan stabil
4. Penderita asma dan PPOK setelah pemberian
bronkodilator
5. Pemeriksaan berkala pada orang-orang yang
merokok minimal 1 kali setahun.
MANFAAT PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
• Menilai manfaat pengobatan .
• Evaluasi penyakit
• Menentukan proknosis tindakan
bedah
• Menentukan apakah seseorang
mempunyai resiko ringan,sedang
atau berat pada tindakan bedah
TUJUAN PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
Menilai status faal paru yaitu
menentukan apakah seseorang
mempunyai faal paru
normal,obstruksi, restriksi,atau
bentuk campuran.
Interprestasi hasil pemeriksaan spirometri
Dalam menginterprestasikan hasil pemeriksaan
faal paru ditemui 4 kriteria ; normal, obstruksi,
restriksi dan campuran
a. spirometri Normal
Nilai normal untuk faal paru didasari pada studi
populasi tergantung pada ras, tinggi, umur daan
jenis kelamin. Nilai normal di Indonesia
ditentukan oleh Project Pneumobile.Nilai KVP
dan VEP1 normalnya lebih dari 80%.ratio
VEP1/KVP > 75%.
b. kelainan Paru Obstruksi ggn ekspirasi
1. terutama mengenai jalan nafas dan alveoli
menyebablkan aliran udara berkurang, sering
terjadi udara terperangkap danmenyebabkan
hiperinflasi ruang udara bagian distal dan
mengurangi densitas jaringan
paru/peningkatan resistensi terhadap aliran
udara
pada kelainan paru obsruksi terjadi
peningkatan tahanan saluran napas
sehingga pada kelainan ini terjadi
peningkatan volume residu,
kapasitas residu fungsional dan
kapasitas paru total.
Derajat Obstruksi
DERAJAT
OBSTRUkSI
Vep1 Vep1/KVP
OBSTRUkSI
Ringan
>60% dan <
80%
>60% dan
<75%
OBSTRUkSI
Sedang
50 – 60% 30-60%
OBSTRUkSI
Berat
< 50% < 30%
C. Restriksi gangguan inspirasi
Gangguan restriktif, menyebabkan
volume paru dan menambah densitas
jaringan paru /kekakuan paru,torak atau
keduanya akibat penurunan complaince
(daya kembang) penurunan semua
volume paru termasuk kapasitas vital.
Derajat Restriksi
Derajat Restriksi KVP
Ringan Restriksi > 65 - <80
Sedang Restriksi > 51 - 65
Berat Restriksi ≤ 51
Angka ini dirujuk dari project pneumobile
Indonesia, angka ini bisa berobah sesuai
ketentuan alat spirometri .
SPESIFIKASI
• Spirometri biasa hanya dapat mengukur
VCI, VAN, VCE,KV,KI
• Untuk pengukuran VR, KRF dan KPT
diperlukan spirometri khusus
• Hasil pemeriksaan spirometri dapat dinilai
akurat apabila telah memenuhi kriteria
Akseptabiliti dan reprokdusibiliti yang
direkomendasikan oleh American
Thoracic Society (ATS) sebagai berikut :
1.kriteria akseptibiliti
a. Permulaan pengujian harus
memuaskan, ekspirasi paksa tidak
ragu-ragu..
b. Waktu ekspirasi paksa minimal 6 detik
c.Pengujian dilakukan sampai selesai
2. Kriteria reproduksibiliti
a. Setelah 3 kali pemeriksaan yang
acceptable , kemudian ditentukaan 2
yang reproductable menurut
rekommendasi ATS adalah:
b. 2 KVP yang terbesar pebedaannya
kurang dari 5% .
c. 2 VEP1yang terbesar perbedaannya
kurang dari 5%.
Persiapan
. Alat Spirometri. Alat harus dikalibrasi
untuk volume dan arus, minimal 1 kali
seminggu. Penyimpangan tidak boleh
lebih dari 1 ½ dari kalibrator.
• Penderita.
– Harus mengerti tujuan dan cara pemeriksaan
, yaitu dengan memberikan petunjuk yang
tepat dan benar serta contoh cara
melakukan pemeriksaan.
– Bebas dari rokok minimal 2 jam sebelum
pemeriksaan.
– Tidak boleh makan terlalu kenyang
→sebelum pemeriksaan
– Berpakaian tidak ketat
Operator. Faktor yang penting yang harus
diperhatikan oleh operator
1. Informasi data-data subjek yang akan
diperiksa, meliputi :nama, umur, tinggi
badan, berat badan ,suku bangsa.
2. Persiapan subjek , menerangkan
kepada subjek tentang ;
– Cara bekerja alat
– Perintah-perintah yang harus
dilaksanakan
– Pemeriksaan dilakukan pada
posisi berdiri terutma pada anak
dan orang gemuk.
3. Demonstasi kepada subjek
4. Perhatikan subjek
• Apakah penjepit hidung terpasang
dengan baik ?
• Apakah tidak ada kebocoran dimulut ?
PEAK FLOW METER
Defenisi
- Alat untukmengukur arus puncak
ekspirasi.
- Arus puncak ekspirsi /Peak expiratory flow
(PEF) suatu ukuran fungsi paru
- PEF ukuran sederhana yang dapat
mengetahui obstruksi paru
Fisiologi
- Reflek dari aliran udara yang besar
- Tergantung usaha pasien dan kekuatan
otot pernafpasan
- Aliran udara yang dicapai selama
ekspirasi paksa
Faktor yang mempengaruhi
- Kecil dan besar saluran napas
- Tinggi badan, jenis kelamin,usia, ethnic
- Kekuatan otot ekspirasi
- Elastisitas paru
• PEF volume ekspirasi paksa detik
pertama, awal pengukuran fungsi paru
bukan pengganti spirometri
• PEF biasanya ukurannya rendah pagi hari
dan tinggi sore hari
• Beda ukuran pagi dan sore kira-kira 20 %
• Bisa digunakan pengontrol asma tiap hari
Masaalah dalam pemakaian
• Gagal mengeluarkan napas dengan
kekuatan maksimal
• Mulut tidak rapat ke mouth piece
• Tidak menarik napas dalam sebelum
meniup
Kegunaaan
• Diagnosis
• Diferensial diagnosis, sesak didada atau
nafas pendek
• Monitoring (di klinik, di rumah)
Korelasi gangguan respirasi dari
fungsi paru
• Penyakit respirasi obstruksi (asma, copd)
• Penyakit respirasi restriksi (gangguan
pleura,gangguan rongga torak, gangguan
intertitial paru, penyakit neurologi spt:
myasthenia gravis,sindroma guilain
barre,post stroke)
• Campuran restriksi dan obstruksi ( edema
paru, BE)
Beberapa aspek pengobatan
1. Terapi oksigen
2. Obat – obat nebulisasi
3. Memesukan tabung interkostal (WSD)
4. Intubasi endotrakeal
5. Fisioterapi
PaO2 and SaO2 value in adult
PaO2 SaO2 (%)
Normal 97 97
Normal range ≥ 80 ≥ 95
Hypoxemia < 80 < 95
Mild 60 –79 90 – 94
Moderate 40 – 59 75 – 89
Severe <40 < 75
Oxygen therapy
– To prevent hypoxia of cell and tissue
– To reduce work of breathing
– To reduce myocardial work
Pengantantar ilmu respirasi

More Related Content

What's hot

ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okfikri asyura
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Sumayyah Nida Azizah
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblemuhammad ikhlas yakin
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasiwidipta
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Algoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSAlgoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSTabita P S, M.D
 
Fisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskularFisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskularShiAddung
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisRobertus Arian Datusanantyo
 

What's hot (20)

pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Ventilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi okVentilasi, perfusi & difusi ok
Ventilasi, perfusi & difusi ok
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
Fisiologi kardiovaskular (Jantung)
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
Etik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain managementEtik medikolegal pain management
Etik medikolegal pain management
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Algoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSAlgoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLS
 
Fisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskularFisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskular
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 

Similar to Pengantantar ilmu respirasi

Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi pingitan
 
fisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangfisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangnurdinz
 
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARUMAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARUikhsan saputra
 
kebutuhan oksigen.pdf
kebutuhan oksigen.pdfkebutuhan oksigen.pdf
kebutuhan oksigen.pdfCindySagita
 
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxpresentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxRuniAwan
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanArika Sari
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasanMega Dalero
 
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anakProses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anakkristanto djuwahir
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem RespirasiEga CF
 
Pernapasan 01
Pernapasan 01 Pernapasan 01
Pernapasan 01 Dedi Kun
 
Fisiologi Pernafasan
Fisiologi PernafasanFisiologi Pernafasan
Fisiologi PernafasanDedi Kun
 
1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmodOom Komini
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasanAnatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasansriintanyulianingsih
 
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptxssuser225f491
 
Sistem respirasi
Sistem respirasiSistem respirasi
Sistem respirasiSela Maudia
 
Sistempernapasan 130204094138-phpapp02
Sistempernapasan 130204094138-phpapp02Sistempernapasan 130204094138-phpapp02
Sistempernapasan 130204094138-phpapp02Kurnia Wati
 
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)Ferdiana Agustin
 

Similar to Pengantantar ilmu respirasi (20)

Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi Anatomi & fisiologi respirasi
Anatomi & fisiologi respirasi
 
fisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjangfisiologi pernasafan panjang
fisiologi pernasafan panjang
 
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARUMAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
MAKALAH PERNAPASAN PADA PARU PARU
 
kebutuhan oksigen.pdf
kebutuhan oksigen.pdfkebutuhan oksigen.pdf
kebutuhan oksigen.pdf
 
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
 
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptxpresentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
presentasisistempernapasan-150624132332-lva1-app6891.pptx
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anakProses keperawatan asma bronkeale pada anak
Proses keperawatan asma bronkeale pada anak
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Pernapasan 01
Pernapasan 01 Pernapasan 01
Pernapasan 01
 
Fisiologi Pernafasan
Fisiologi PernafasanFisiologi Pernafasan
Fisiologi Pernafasan
 
1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod1k41dmychyyxu35wnmod
1k41dmychyyxu35wnmod
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasanAnatomi fisiologi sistem pernafasan
Anatomi fisiologi sistem pernafasan
 
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
1. KULIAH FAAL PERTAMA 2020.pptx
 
Sistem respirasi
Sistem respirasiSistem respirasi
Sistem respirasi
 
Sistempernapasan 130204094138-phpapp02
Sistempernapasan 130204094138-phpapp02Sistempernapasan 130204094138-phpapp02
Sistempernapasan 130204094138-phpapp02
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
 

More from fikri asyura (20)

Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 
P petri leptospirosis
P petri leptospirosisP petri leptospirosis
P petri leptospirosis
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 

Pengantantar ilmu respirasi

  • 2. RESPIRASI Respirasi yaitu suatu proses penyediaan oksigen bagi seluruh sel yang ada didalam tubuh dan mengeluarkan kelebihan carbondioksida sebagai hasil samping metabolisme sel yang tidak diperlukan.
  • 3. Fungsi respirasi • Pertukaran gas • Fungsi bicara • Keseimbangan asam basa • Pertahanan tubuh • Pengaturan hormonal tekanan darah
  • 4. Respirasi melibatkan beberapa proses 1. Ventilasi pulmonal (pernafasan) 2. Difusi O2 dan CO2 3. Transport O2 dan CO2 4. Regulasi respirasi
  • 5. 1. Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi
  • 6. Anatomi dan Fisiologi Saluran Nafas Bawah Trakea Primary bronkhi Bronkus lobaris Bronkus segmentalis
  • 7.
  • 8. Saluran pernapasan mulai dari hidumg sampai ke bronkiolus terminalis  konduksi/ penghantar Sal napas dari bronkiolus respiratorius sampai alveoli  pertukaran gas  saluran napas atas hidung sampai laring Saluran napas bawah trakhea sampai alveoli
  • 9. Fungsi saluran napas penghantar/ konduksi • Menyaring udara pernapasan • Menghangatkan • Melembabkan
  • 10. VENTILASI PARU • Yaitu masuk dan keluarnya udara antara atmosfir dan alveoli paru. • Inspirasi peristiwa masuknya udara atmosfir melalui saluran napas terus ke alveoli.
  • 11. Inspirasi adalah suatu proses aktif yang melibatkan : •Diagprahma ,otot yang paling penting dlm inspirasi. Peranan diafragma dalam ventilasi : 1.Membantu pernapasan torak 2.Pertukaran volume dalam torak 75% adalah diafrahma. 3.Ventilasi pada orang normal dengan diafrahma saja bisa melakukan perpindahan gas dalam dan keluar paru.
  • 12. • Otot eksterkostal eksterna, otot interkostal interna,otot skalenus dan sternicleidomastoideus. Pada pernapasan normal otot ini tidak di gunakan. Digunakan pada saat exercise, ketika istirahat pada pasien penyakit paru
  • 13. Ekspirasi keluarnya udara pernapasan dari alveoli melalui saluran pernapasan ke udara atmosfir. Proses ekspirasi berlangsung pasif terjadi karena elastisitas paru. Otot ekspirasi digunakan dlm keadaan exercise, batuk, penyakit asma Gerakan inspirasi dan ekspirasi merupakan gerakan mekanik yang disebabkan oleh elastisitas paru, dinding dada dan diafrahgma.
  • 14. Compliance adalah kemampuan peregangan dari paru untuk tetap pada posisi berdilatasi. Hal ini dapat diukur dari volume paru dibagi dengan perubahan tekanan jalan nafas. Nilai normal dari compliance paru 0,2 l/H2O.
  • 15. kompliansi paru • Peregangan paru dinilai sebagai compliansi paru (C) . • Semakin lentur paru semakin mudah mengembang • Compliansi paru dipengaruhi oleh umur, usia, jenis kelamin. • Pada penyakit restriktif copliance paru rendah. Pada empisema compliance paru meningkat.
  • 16. • compliance paru tergantung pada volume paru. Pada berbagai penyakit, misalnya edema paru dan fibrosis paru, obstruksi bronkiolus compliance akan berkurang. • Compliance torak; kelainan tulang dada dan punggung (kifosis, lordosis, skoliosis ), fibrosis pleura,fibrosis dan paralise otot respirasi
  • 17. SURFACTAN • Surfaktan adalah zat yang terdapat pada permukaan alveoli dan zat ini disebut dengan faktor antiatelektasis.Zat ini dihasilkan aleh pneumonosit yang terdapat pada alveoli.
  • 18. surfaktan • Terjadinya aliran udara dalam alveoli.pada ekspirasi diameter alveoli mengecil maka akan terjadi pengurangan tekanan,maka terjadi pengurangan tegangan permukaan,supaya tidak mengalami kolaps diperlukan surfaktan
  • 19. BILA SURFAKTAN KURANG • Paru mudah kollaps • Oedema paru • Repiratory distres sindrom padapenyakit ini paru atelektasis, penurunankomplian paru, gangguan pernapasan dan hipoxemia
  • 20. • Elastisitas adalah sifat elastisitas dari jaringan yaitu untuk kembalinya kepada ukuran semula setelah terjadi perobahan volume akibat tekanan dari lumen maupun tekanan dari luar. • Pada empisema elastisitas menurun dan pada fibrosis elastisitas meningkat • Elastisitas pengertiannya berlawanan dengan “compliance”, bila compliance meningkat maka elastisitas akan menurun dan sebaliknya.
  • 21. Resistensi adalah hambatan jalan udara oleh karena bentuk dari saluran pernapasan.Semakin tinggi resistensi dari saluran pernapasan semakin rendah pengaliran udara yang terjadi.
  • 22. • Saluran pernafasan dimulai dari rongga hidung → farings →larings → trachea → bronkhus → bronkiolus → alveolus paru. Jenis Gerakan Pernapasan 1. Pernapasan torakal 2. Pernapasan abdominal
  • 23. Pernapasan torakal ialah gerakan pernapasan dengan otot dinding torak sehingga terjadi pembesaran rongga torak sewaktu inspirasi dan pengecilan rongga torak sewaktu ekspirasi.
  • 24. • Penapasan abdominal ialah gerakan pernapasan dengan bantuan dinding perut sehingga terjadi pembesaran rongga abdomen sewaktu inspirasi karena diagfrahma mendatar dan otot perut relaksasi dan pengecilan rongga perut sewaktu dinding perut berkontraksi dan diagfrahma terdorong keatas maka terjadi ekspirasi.
  • 25. Dalam keadaan biasa kedua gerakan pernapasan ini dalam bentuk kombinasi sehingga disebut juga pernapasan torakoabdominal. Pada keadaan tertentu seperti orang hamil, pada orang menderita ascites, orang ini bernapas dengan cara gerakan dada saja.
  • 26. Berdasarkan bentuk dari aliran udara yang terdapat dalam jalan nafas,dibagi atas tiga bagian yaitu: • Luminer,pengaliran udara yang sifatnya searah • Turbulen,pengaliran udara yang berputar- putar
  • 27. Kombinasi antara luminer dan turbulen, misalnya pengaliran udara di trakea dan bronkus,aliran turbulen diperlukan untuk mengatasi resistensi yang ada.Kecepatan pengaliran udara ditentukan oleh hambatan yang dialami oleh aliran udara (airways resistence) dan elastisitas dari saluran udara (elastance).
  • 28. TEKANAN INTRAPLEURA DAN TEKANAN INTRAPULMONER Tekanan intra pleura ; tekanan antara paru dan dinding dada Tekanan intrapulmoner ; tekanan udara dalam paru
  • 29. Tekanan-tekanan yang berhubungan dengan ventilasi pulmoner 1. Tekanan Alveolus (Selama inspirasi tekanan alveolus -1 cm H2O. Ekspirasi tekanan alveolus +1 cmH2O..Tekanan atmosfir,tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara diatmosfir terhadap benda- benda dipermukaan bumi (P=760 mmhg)
  • 30. 2.Tekanan intra alveolar/tekanan intra pulmonary yaitu tekanan dalam alveolus, pada aliran udara paru,maka tekanan alveoli harus diturunkan nilainya sedikit dibawah tekanan atmorfir untuk udara masuk dan begitu sebaliknya untuk mendorong udara keluar dari paru
  • 31. 4.Tekanan tranpulmoner yaitu perbedaan tekanan antara alveolus dan tekanan intra pleura yang membentuk daya elastis dalam paru yang cendrung mengempiskan paru pada setiap titik pengembangan→ daya lenting paru 5. Inspirasi maksimal tekanan intra pleural – 8. Ekspirasi maksimal tekanan intra pleural-5
  • 32. • Tekanan dikatakan negatif apabila tekanan dalam rongga torak lebih rendah dari takanan udara atmosfir,tekanan positif sebaliknya. • Perubahan volume dari rongga toraks menyebabkan terjadinya perubahan tekanan,semakin dekat jalan nafas keudara bebas,maka tekanan rongga torak akan semakin mendekati tekanan atmosfir.
  • 33. Fisiologi pernapasan suatu rangkaian perubahan yang digerakkan tekanan udara dalam paru yang menimbulkan regulasi oksigen,karbon dioksida dan pH dalam darah. Dan juga menentukan volume dan kapasitas paru
  • 34. VOLUME DAN KAPASITAS PARU 1. VOL TIDAL (VT) 2. VOL CADANGAN INSPIRASI (VCI) 3. VOL CADANGAN EKSPIRASI (VCE) 4. VOL RESIDU (RV) 5. KAPASITAS INSPIRASI (KI) 6. KAP RESIDU FUNGSIONAL (KRF/FRC) 7. KAPASITAS VITAL (KV) 8. KAPASITAS PARU TOTAL (KPT/TLC)
  • 35. Volume paru 1. Volume alun napas (tidal volume/VT), yaitu jumlah udara yang masuk kedalam dan keluar dari paru pada pernapasan biasa. Seorang normal dengan berat 70 kg dalam keadaan istirahat biasanya mempunyai isi alun napas sebesar 500 ml.
  • 36. Volume paru 1. Volume alun napas (tidal volume/VT), yaitu jumlah udara yang masuk kedalam dan keluar dari paru pada pernapasan biasa. Seorang normal dengan berat 70 kg dalam keadaan istirahat biasanya mempunyai isi alun napas sebesar 500 ml.
  • 37. 2. VOL CADANGAN INSPIRASI • VOLUME UDARA YANG MASIH BISA DIINSPIRASIKAN SETELAH INSPIRASI BIASA (3000 ML)
  • 38. 3.Volume cadangan ekspirasi (exspiratory reserve volume/ERV).Volume udara yang masih bisa dikeluarkan setelah ekspirasi biasa. Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml.
  • 39. 4.Volume residu (residual volume/VR).Jumlah udara yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi maksimal. Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml
  • 40. VOL RESP = VT X FREK RUANG RUGI (DEAD SPACE 1. R.R ANATOMI 2. R.R FISIOLOGIS VENTILASI ALVEOLI PERMENIT : FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
  • 41. VOL RESP = VT X FREK RUANG RUGI (DEAD SPACE 1. R.R ANATOMI 2. R.R FISIOLOGIS VENTILASI ALVEOLI PERMENIT : FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
  • 42. Ruang rugi • Saluran nafas atas sampai ke bronkiolus terminalis tidak berperan dalam pertukaran gas (jalan nafas konduksi) membentuk ruang rugi anatomis (Vd) yang volumenya dalam keadaan normal 150 ml. Alveoli yang telah kehilangan suplai darah (mis embolus paru) ruang rugi alveolar. Ruang rugi anatomis +ruang rugi alveolar = ruang rugi fisologis
  • 43. Kapasitas paru 1. Kapasitas paru terdiri dari dua atau lebih volume paru utama yaitu: 2. Kapasitas total (total lung capasity) yaitu jumlah total udara dalam paru pada saat inspirasi maksimal (TV+IRV+ERV+RV). Besarnya sekitar 6 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
  • 44. 3. Kapasitas vital (vital capacity), yaitu besarnya jumlah udara yang dapat diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal(TV+IRV+ERV). Besarnya sekitar 4,5 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
  • 45. KAPASITAS VITAL TERGANTUNG PADA 1. POSISI (berbaring < berdiri ) 2. UMUR 3. JENIS KELAMIN (WANITA < 20 – 25 %) 4. TINGGI BADAN /RAS 5. KEKUATAN OTOT RESPIRASI 6. PENYAKIT PARU DAN SALURAN NAFAS
  • 46. 4. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity) yaitu jumlah udara maksimal yang dapat masuk kedalam paru setelah akhir ekspirasi biasa (TV+IRV). Besarnya 3 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
  • 47. 5. Kapasitas residu fungsional ( functional residual capacity), yaitu jumlah udara dalam paru saat akhir ekspirasi biasa(ERV+RV). Besarnya sekitar 2,4 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
  • 48. Volume Dinamik, pemeriksaannya mempunyai batasan waktu yaitu : • Volume Ekspirasi Paksa detik pertama VEP1 yaitu jumlah udara yang bsa dikeluarkan sebanyak- banyknya dalam 1 detik pertama pada waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal. • Maxsimal voluntary Ventilation (MVV) Jumlah udara yang bisa dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1 menit dengan bernapas cepat dan dalam secara maksimal.
  • 49.
  • 50.
  • 51. Spirometri • Defenisi : Pemeriksaan spirometri adalah pemeriksaan untuk mengukur volume paru statik dan dinamik seseorang dengan alat spirometri. • RV,FRC dan TLC tidak dapat diukur dengan volume yang diekspirasikan pada spirometri maka diukur dengan tes dilusi dan pletismograf .
  • 52. INDIKASI PEMERIKSAAN SPIROMETRI 1. Setiap penderita dengan keluhan sesak napas tanpa memandang penyebabnya 2. Penderita asma dalamkeadaan stabil. 3. Penderita PPOK dalam keadaan stabil 4. Penderita asma dan PPOK setelah pemberian bronkodilator 5. Pemeriksaan berkala pada orang-orang yang merokok minimal 1 kali setahun.
  • 53. MANFAAT PEMERIKSAAN SPIROMETRI • Menilai manfaat pengobatan . • Evaluasi penyakit • Menentukan proknosis tindakan bedah • Menentukan apakah seseorang mempunyai resiko ringan,sedang atau berat pada tindakan bedah
  • 54. TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI Menilai status faal paru yaitu menentukan apakah seseorang mempunyai faal paru normal,obstruksi, restriksi,atau bentuk campuran.
  • 55. Interprestasi hasil pemeriksaan spirometri Dalam menginterprestasikan hasil pemeriksaan faal paru ditemui 4 kriteria ; normal, obstruksi, restriksi dan campuran a. spirometri Normal Nilai normal untuk faal paru didasari pada studi populasi tergantung pada ras, tinggi, umur daan jenis kelamin. Nilai normal di Indonesia ditentukan oleh Project Pneumobile.Nilai KVP dan VEP1 normalnya lebih dari 80%.ratio VEP1/KVP > 75%.
  • 56. b. kelainan Paru Obstruksi 1. terutama mengenai jalan nafas dan alveoli menyebablkan aliran udara berkurang, sering terjadi udara terperangkap danmenyebabkan hiperinflasi ruang udara bagian distal dan mengurangi densitas jaringan paru/peningkatan resistensi terhadap aliran udara
  • 57. pada kelainan paru obsruksi terjadi peningkatan tahanan saluran napas sehingga pada kelainan ini terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional dan kapasitas paru total.
  • 58. Derajat Obstruksi DERAJAT OBSTRUkSI Vep1 Vep1/KVP OBSTRUkSI Ringan >60% dan < 80% >60% dan <75% OBSTRUkSI Sedang 50 – 60% 30-60% OBSTRUkSI Berat < 50% < 30%
  • 59. C. restriksi Gangguan restriktif, menyebabkan volume paru dan menambah densitas jaringan paru /kekakuan paru,torak atau keduanya akibat penurunan complaince (daya kembang) penurunan semua volume paru termasuk kapasitas vital.
  • 60. Derajat Restriksi Derajat Restriksi KVP Ringan Restriksi > 65 - <80 Sedang Restriksi > 51 - 65 Berat Restriksi ≤ 51
  • 61. Angka ini dirujuk dari project pneumobile Indonesia, angka ini bisa berobah sesuai ketentuan alat spirometri .
  • 62. SPESIFIKASI • Spirometri biasa hanya dapat mengukur VCI, VAN, VCE,KV,KI • Untuk pengukuran VR, KRF dan KPT diperlukan spirometri khusus
  • 63. • Hasil pemeriksaan spirometri dapat dinilai akurat apabila telah memenuhi kriteria Akseptabiliti dan reprokdusibiliti yang direkomendasikan oleh American Thoracic Society (ATS) sebagai berikut : 1.kriteria akseptibiliti a. Permulaan pengujian harus memuaskan, ekspirasi paksa tidak ragu-ragu.. b. Waktu ekspirasi paksa minimal 6 detik c.Pengujian dilakukan sampai selesai
  • 64. 2. Kriteria reproduksibiliti a. Setelah 3 kali pemeriksaan yang acceptable , kemudian ditentukaan 2 yang reproductable menurut rekommendasi ATS adalah: b. 2 KVP yang terbesar pebedaannya kurang dari 5% . c. 2 VEP1yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%.
  • 65. Persiapan . Alat Spirometri. Alat harus dikalibrasi untuk volume dan arus, minimal 1 kali seminggu. Penyimpangan tidak boleh lebih dari 1 ½ dari kalibrator.
  • 66.
  • 67. Peak flow/arus puncak • Berkurang pada penyakit paru obstruktih dan kelemahan otot respirasi • Berguna untuk pemantauan penyakit (spt; asma ketika diagnosa sudah dibuat.
  • 68. • Penderita. – Harus mengerti tujuan dan cara pemeriksaan , yaitu dengan memberikan petunjuk yang tepat dan benar serta contoh cara melakukan pemeriksaan. – Bebas dari rokok minimal 2 jam sebelum pemeriksaan. – Tidak boleh makan terlalu kenyang →sebelum pemeriksaan – Berpakaian tidak ketat
  • 69. Operator. Faktor yang penting yang harus diperhatikan oleh operator 1. Informasi data-data subjek yang akan diperiksa, meliputi :nama, umur, tinggi badan, berat badan ,suku bangsa.
  • 70. 2. Persiapan subjek , menerangkan kepada subjek tentang ; –Cara bekerja alat –Perintah-perintah yang harus dilaksanakan –Pemeriksaan dilakukan pada posisi berdiri terutma pada anak dan orang gemuk.
  • 71. 3. Demonstasi kepada subjek 4. Perhatikan subjek • Apakah penjepit hidung terpasang dengan baik ? • Apakah tidak ada kebocoran dimulut ?
  • 72. PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA PENYAKIT PERNAPASAN 1. Radiologi • Rontgen torak - PA - AP - Lateral - Oblok - lordosis apikal • Tomoggrafi komputer (CT scan) • Pencitraan resonansi magnetik (MRI) • Ultrasound (USG) • Angiografi pembuluh darah • Bronkografi
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77.
  • 78. 2. Bronkoskopi 3. Biopsi 4. Pemeriksaan sputum • Pemeriksaan gram • Kultur • Mikroskopik
  • 79.
  • 80. 5. Uji fungsi paru • APE • Uji fngsi ventilasi (spirometri ) • Uji pertukaran gas (AGD)
  • 81. Spirometri • Defenisi : Pemeriksaan spirometri adalah pemeriksaan untuk mengukur volume paru statik dan dinamik seseorang dengan alat spirometri.
  • 82. VOLUME DAN KAPASITAS PARU 1. VOL TIDAL (VT) 2. VOL CADANGAN INSPIRASI (VCI) 3. VOL CADANGAN EKSPIRASI (VCE) 4. VOL RESIDU (VR) 5. KAPASITAS INSPIRASI (KI) 6. KAP RESIDU FUNGSIONAL (KRF) 7. KAPASITAS VITAL (KV) 8. KAPASITAS PARU TOTAL (KPT)
  • 83. Volume paru 1. Volume alun napas (tidal volume/VT), yaitu jumlah udara yang masuk kedalam dan keluar dari paru pada pernapasan biasa. Seorang normal dengan berat 70 kg dalam keadaan istirahat biasanya mempunyai isi alun napas sebesar 500 ml.
  • 84. 2. VOL CADANGAN INSPIRASI • VOLUME UDARA YANG MASIH BISA DIINSPIRASIKAN SETELAH INSPIRASI BIASA (3000 ML)
  • 85. 3.Volume cadangan ekspirasi (exspiratory reserve volume/ERV).Volume udara yang masih bisa dikeluarkan setelah ekspirasi biasa. Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml.
  • 86. 4.Volume residu (residual volume/VR).Jumlah udara yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi maksimal. Pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml
  • 87. KAPASITAS VITAL TERGANTUNG PADA 1. POSISI (berbaring < berdiri ) 2. UMUR 3. JENIS KELAMIN (WANITA < 20 – 25 %) 4. TINGGI BADAN /RAS 5. KEKUATAN OTOT RESPIRASI 6. PENYAKIT PARU DAN SALURAN NAFAS
  • 88. VOL RESP = VT X FREK RUANG RUGI (DEAD SPACE 1. R.R ANATOMI 2. R.R FISIOLOGIS VENTILASI ALVEOLI PERMENIT : FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
  • 89. Ruang rugi • Saluran nafas atas sampai ke bronkiolus terminalis tidak berperan dalam pertukaran gas (jalan nafas konduksi) membentuk ruang rugi anatomis (Vd) yang volumenya dalam keadaan normal 150 ml. Alveoli yang telah kehilangan suplai darah (mis embolus paru) ruang rugi alveolar. Ruang rugi anatomis +ruang rugi alveolar = ruang rugi fisologis
  • 90. Kapasitas paru 1. Kapasitas paru terdiri dari dua atau lebih volume paru utama yaitu: 2. Kapasitas total (total lung capasity) yaitu jumlah total udara dalam paru pada saat inspirasi maksimal (TV+IRV+ERV+RV). Besarnya sekitar 6 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
  • 91. 3. Kapasitas vital (vital capacity), yaitu besarnya jumlah udara yang dapat diekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal(TV+IRV+ERV). Besarnya sekitar 4,5 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
  • 92. 4. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity) yaitu jumlah udara maksimal yang dapat masuk kedalam paru setelah akhir ekspirasi biasa (TV+IRV). Besarnya 3 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
  • 93. 5. Kapasitas residu fungsional ( functional residual capacity), yaitu jumlah udara dalam paru saat akhir ekspirasi biasa(ERV+RV). Besarnya sekitar 2,4 liter pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg.
  • 94. Volume Dinamik, pemeriksaannya mempunyai batasan waktu yaitu : • Volume Ekspirasi Paksa detik pertama VEP1 yaitu jumlah udara yang bsa dikeluarkan sebanyak-banyknya dalam 1 detik pertama pada waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal. • Maxsimal voluntary Ventilation (MVV) Jumlah udara yang bisa dikeluarkan sebanyak- banyaknya dalam 1 menit dengan bernapas cepat dan dalam secara maksimal.
  • 95.
  • 96. INDIKASI PEMERIKSAAN SPIROMETRI 1. Setiap penderita dengan keluhan sesak napas tanpa memandang penyebabnya 2. Penderita asma dalamkeadaan stabil. 3. Penderita PPOK dalam keadaan stabil 4. Penderita asma dan PPOK setelah pemberian bronkodilator 5. Pemeriksaan berkala pada orang-orang yang merokok minimal 1 kali setahun.
  • 97. MANFAAT PEMERIKSAAN SPIROMETRI • Menilai manfaat pengobatan . • Evaluasi penyakit • Menentukan proknosis tindakan bedah • Menentukan apakah seseorang mempunyai resiko ringan,sedang atau berat pada tindakan bedah
  • 98. TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI Menilai status faal paru yaitu menentukan apakah seseorang mempunyai faal paru normal,obstruksi, restriksi,atau bentuk campuran.
  • 99. Interprestasi hasil pemeriksaan spirometri Dalam menginterprestasikan hasil pemeriksaan faal paru ditemui 4 kriteria ; normal, obstruksi, restriksi dan campuran a. spirometri Normal Nilai normal untuk faal paru didasari pada studi populasi tergantung pada ras, tinggi, umur daan jenis kelamin. Nilai normal di Indonesia ditentukan oleh Project Pneumobile.Nilai KVP dan VEP1 normalnya lebih dari 80%.ratio VEP1/KVP > 75%.
  • 100. b. kelainan Paru Obstruksi ggn ekspirasi 1. terutama mengenai jalan nafas dan alveoli menyebablkan aliran udara berkurang, sering terjadi udara terperangkap danmenyebabkan hiperinflasi ruang udara bagian distal dan mengurangi densitas jaringan paru/peningkatan resistensi terhadap aliran udara
  • 101. pada kelainan paru obsruksi terjadi peningkatan tahanan saluran napas sehingga pada kelainan ini terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional dan kapasitas paru total.
  • 102. Derajat Obstruksi DERAJAT OBSTRUkSI Vep1 Vep1/KVP OBSTRUkSI Ringan >60% dan < 80% >60% dan <75% OBSTRUkSI Sedang 50 – 60% 30-60% OBSTRUkSI Berat < 50% < 30%
  • 103. C. Restriksi gangguan inspirasi Gangguan restriktif, menyebabkan volume paru dan menambah densitas jaringan paru /kekakuan paru,torak atau keduanya akibat penurunan complaince (daya kembang) penurunan semua volume paru termasuk kapasitas vital.
  • 104. Derajat Restriksi Derajat Restriksi KVP Ringan Restriksi > 65 - <80 Sedang Restriksi > 51 - 65 Berat Restriksi ≤ 51
  • 105. Angka ini dirujuk dari project pneumobile Indonesia, angka ini bisa berobah sesuai ketentuan alat spirometri .
  • 106. SPESIFIKASI • Spirometri biasa hanya dapat mengukur VCI, VAN, VCE,KV,KI • Untuk pengukuran VR, KRF dan KPT diperlukan spirometri khusus
  • 107. • Hasil pemeriksaan spirometri dapat dinilai akurat apabila telah memenuhi kriteria Akseptabiliti dan reprokdusibiliti yang direkomendasikan oleh American Thoracic Society (ATS) sebagai berikut : 1.kriteria akseptibiliti a. Permulaan pengujian harus memuaskan, ekspirasi paksa tidak ragu-ragu.. b. Waktu ekspirasi paksa minimal 6 detik c.Pengujian dilakukan sampai selesai
  • 108. 2. Kriteria reproduksibiliti a. Setelah 3 kali pemeriksaan yang acceptable , kemudian ditentukaan 2 yang reproductable menurut rekommendasi ATS adalah: b. 2 KVP yang terbesar pebedaannya kurang dari 5% . c. 2 VEP1yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%.
  • 109. Persiapan . Alat Spirometri. Alat harus dikalibrasi untuk volume dan arus, minimal 1 kali seminggu. Penyimpangan tidak boleh lebih dari 1 ½ dari kalibrator.
  • 110.
  • 111.
  • 112.
  • 113. • Penderita. – Harus mengerti tujuan dan cara pemeriksaan , yaitu dengan memberikan petunjuk yang tepat dan benar serta contoh cara melakukan pemeriksaan. – Bebas dari rokok minimal 2 jam sebelum pemeriksaan. – Tidak boleh makan terlalu kenyang →sebelum pemeriksaan – Berpakaian tidak ketat
  • 114. Operator. Faktor yang penting yang harus diperhatikan oleh operator 1. Informasi data-data subjek yang akan diperiksa, meliputi :nama, umur, tinggi badan, berat badan ,suku bangsa.
  • 115. 2. Persiapan subjek , menerangkan kepada subjek tentang ; – Cara bekerja alat – Perintah-perintah yang harus dilaksanakan – Pemeriksaan dilakukan pada posisi berdiri terutma pada anak dan orang gemuk.
  • 116. 3. Demonstasi kepada subjek 4. Perhatikan subjek • Apakah penjepit hidung terpasang dengan baik ? • Apakah tidak ada kebocoran dimulut ?
  • 117. PEAK FLOW METER Defenisi - Alat untukmengukur arus puncak ekspirasi. - Arus puncak ekspirsi /Peak expiratory flow (PEF) suatu ukuran fungsi paru - PEF ukuran sederhana yang dapat mengetahui obstruksi paru
  • 118. Fisiologi - Reflek dari aliran udara yang besar - Tergantung usaha pasien dan kekuatan otot pernafpasan - Aliran udara yang dicapai selama ekspirasi paksa
  • 119. Faktor yang mempengaruhi - Kecil dan besar saluran napas - Tinggi badan, jenis kelamin,usia, ethnic - Kekuatan otot ekspirasi - Elastisitas paru
  • 120. • PEF volume ekspirasi paksa detik pertama, awal pengukuran fungsi paru bukan pengganti spirometri • PEF biasanya ukurannya rendah pagi hari dan tinggi sore hari • Beda ukuran pagi dan sore kira-kira 20 % • Bisa digunakan pengontrol asma tiap hari
  • 121.
  • 122.
  • 123. Masaalah dalam pemakaian • Gagal mengeluarkan napas dengan kekuatan maksimal • Mulut tidak rapat ke mouth piece • Tidak menarik napas dalam sebelum meniup
  • 124. Kegunaaan • Diagnosis • Diferensial diagnosis, sesak didada atau nafas pendek • Monitoring (di klinik, di rumah)
  • 125. Korelasi gangguan respirasi dari fungsi paru • Penyakit respirasi obstruksi (asma, copd) • Penyakit respirasi restriksi (gangguan pleura,gangguan rongga torak, gangguan intertitial paru, penyakit neurologi spt: myasthenia gravis,sindroma guilain barre,post stroke) • Campuran restriksi dan obstruksi ( edema paru, BE)
  • 126. Beberapa aspek pengobatan 1. Terapi oksigen 2. Obat – obat nebulisasi 3. Memesukan tabung interkostal (WSD) 4. Intubasi endotrakeal 5. Fisioterapi
  • 127. PaO2 and SaO2 value in adult PaO2 SaO2 (%) Normal 97 97 Normal range ≥ 80 ≥ 95 Hypoxemia < 80 < 95 Mild 60 –79 90 – 94 Moderate 40 – 59 75 – 89 Severe <40 < 75
  • 128. Oxygen therapy – To prevent hypoxia of cell and tissue – To reduce work of breathing – To reduce myocardial work