Dokumen tersebut membahas tentang respirasi yang meliputi proses penyediaan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida, fungsi respirasi, proses yang terlibat dalam respirasi, anatomi dan fisiologi sistem respirasi termasuk saluran napas, ventilasi paru, tekanan yang berhubungan dengan ventilasi, volume dan kapasitas paru, serta spirometri.
2. RESPIRASI
Respirasi yaitu suatu proses penyediaan
oksigen bagi seluruh sel yang ada
didalam tubuh dan mengeluarkan
kelebihan carbondioksida sebagai hasil
samping metabolisme sel yang tidak
diperlukan.
3. Fungsi respirasi
• Pertukaran gas
• Fungsi bicara
• Keseimbangan asam basa
• Pertahanan tubuh
• Pengaturan hormonal tekanan darah
6. Anatomi dan Fisiologi Saluran
Nafas Bawah
Trakea Primary bronkhi
Bronkus lobaris
Bronkus segmentalis
7.
8. Saluran pernapasan mulai dari hidumg
sampai ke bronkiolus terminalis
konduksi/ penghantar
Sal napas dari bronkiolus respiratorius
sampai alveoli pertukaran gas
saluran napas atas hidung sampai laring
Saluran napas bawah trakhea sampai
alveoli
10. VENTILASI PARU
• Yaitu masuk dan keluarnya udara antara
atmosfir dan alveoli paru.
• Inspirasi peristiwa masuknya udara atmosfir
melalui saluran napas terus ke alveoli.
11. Inspirasi adalah suatu proses aktif yang
melibatkan :
•Diagprahma ,otot yang paling penting dlm
inspirasi. Peranan diafragma dalam ventilasi :
1.Membantu pernapasan torak
2.Pertukaran volume dalam torak 75% adalah
diafrahma.
3.Ventilasi pada orang normal dengan
diafrahma saja bisa melakukan perpindahan
gas dalam dan keluar paru.
12. • Otot eksterkostal eksterna, otot interkostal
interna,otot skalenus dan
sternicleidomastoideus. Pada pernapasan
normal otot ini tidak di gunakan.
Digunakan pada saat exercise, ketika
istirahat pada pasien penyakit paru
13. Ekspirasi
keluarnya udara pernapasan dari alveoli
melalui saluran pernapasan ke udara atmosfir.
Proses ekspirasi berlangsung pasif terjadi
karena elastisitas paru. Otot ekspirasi
digunakan dlm keadaan exercise, batuk,
penyakit asma
Gerakan inspirasi dan ekspirasi merupakan
gerakan mekanik yang disebabkan oleh
elastisitas paru, dinding dada dan diafrahgma.
14. Compliance adalah kemampuan
peregangan dari paru untuk tetap pada
posisi berdilatasi.
Hal ini dapat diukur dari volume paru
dibagi dengan perubahan tekanan jalan
nafas. Nilai normal dari compliance paru
0,2 l/H2O.
15. kompliansi paru
• Peregangan paru dinilai sebagai compliansi
paru (C) .
• Semakin lentur paru semakin mudah
mengembang
• Compliansi paru dipengaruhi oleh umur, usia,
jenis kelamin.
• Pada penyakit restriktif copliance paru rendah.
Pada empisema compliance paru meningkat.
16. • compliance paru tergantung pada
volume paru. Pada berbagai penyakit,
misalnya edema paru dan fibrosis paru,
obstruksi bronkiolus compliance akan
berkurang.
• Compliance torak; kelainan tulang dada
dan punggung (kifosis, lordosis, skoliosis
), fibrosis pleura,fibrosis dan paralise otot
respirasi
17. SURFACTAN
• Surfaktan adalah zat yang terdapat pada
permukaan alveoli dan zat ini disebut
dengan faktor antiatelektasis.Zat ini
dihasilkan aleh pneumonosit yang
terdapat pada alveoli.
18. surfaktan
• Terjadinya aliran udara dalam alveoli.pada
ekspirasi diameter alveoli mengecil maka
akan terjadi pengurangan tekanan,maka
terjadi pengurangan tegangan
permukaan,supaya tidak mengalami
kolaps diperlukan surfaktan
19. BILA SURFAKTAN KURANG
• Paru mudah kollaps
• Oedema paru
• Repiratory distres sindrom padapenyakit
ini paru atelektasis, penurunankomplian
paru, gangguan pernapasan dan
hipoxemia
20. • Elastisitas adalah sifat elastisitas dari
jaringan yaitu untuk kembalinya kepada
ukuran semula setelah terjadi perobahan
volume akibat tekanan dari lumen
maupun tekanan dari luar.
• Pada empisema elastisitas menurun dan
pada fibrosis elastisitas meningkat
• Elastisitas pengertiannya berlawanan
dengan “compliance”, bila compliance
meningkat maka elastisitas akan
menurun dan sebaliknya.
21. Resistensi adalah hambatan jalan udara
oleh karena bentuk dari saluran
pernapasan.Semakin tinggi resistensi dari
saluran pernapasan semakin rendah
pengaliran udara yang terjadi.
22. • Saluran pernafasan dimulai dari rongga
hidung → farings →larings → trachea →
bronkhus → bronkiolus → alveolus paru.
Jenis Gerakan Pernapasan
1. Pernapasan torakal
2. Pernapasan abdominal
23. Pernapasan torakal ialah gerakan
pernapasan dengan otot dinding torak
sehingga terjadi pembesaran rongga
torak sewaktu inspirasi dan pengecilan
rongga torak sewaktu ekspirasi.
24. • Penapasan abdominal ialah gerakan
pernapasan dengan bantuan dinding
perut sehingga terjadi pembesaran
rongga abdomen sewaktu inspirasi
karena diagfrahma mendatar dan otot
perut relaksasi dan pengecilan rongga
perut sewaktu dinding perut berkontraksi
dan diagfrahma terdorong keatas maka
terjadi ekspirasi.
25. Dalam keadaan biasa kedua gerakan
pernapasan ini dalam bentuk kombinasi
sehingga disebut juga pernapasan
torakoabdominal. Pada keadaan tertentu
seperti orang hamil, pada orang
menderita ascites, orang ini bernapas
dengan cara gerakan dada saja.
26. Berdasarkan bentuk dari aliran udara yang
terdapat dalam jalan nafas,dibagi atas
tiga bagian yaitu:
• Luminer,pengaliran udara yang sifatnya
searah
• Turbulen,pengaliran udara yang berputar-
putar
27. Kombinasi antara luminer dan turbulen,
misalnya pengaliran udara di trakea dan
bronkus,aliran turbulen diperlukan untuk
mengatasi resistensi yang ada.Kecepatan
pengaliran udara ditentukan oleh
hambatan yang dialami oleh aliran udara
(airways resistence) dan elastisitas dari
saluran udara (elastance).
28. TEKANAN INTRAPLEURA DAN
TEKANAN INTRAPULMONER
Tekanan intra pleura ; tekanan antara
paru dan dinding dada
Tekanan intrapulmoner ; tekanan udara
dalam paru
29. Tekanan-tekanan yang berhubungan
dengan ventilasi pulmoner
1. Tekanan Alveolus (Selama inspirasi
tekanan alveolus -1 cm H2O. Ekspirasi
tekanan alveolus +1 cmH2O..Tekanan
atmosfir,tekanan yang ditimbulkan oleh
berat udara diatmosfir terhadap benda-
benda dipermukaan bumi (P=760 mmhg)
30. 2.Tekanan intra alveolar/tekanan intra
pulmonary yaitu tekanan dalam alveolus,
pada aliran udara paru,maka tekanan
alveoli harus diturunkan nilainya sedikit
dibawah tekanan atmorfir untuk udara
masuk dan begitu sebaliknya untuk
mendorong udara keluar dari paru
31. 4.Tekanan tranpulmoner yaitu perbedaan
tekanan antara alveolus dan tekanan intra
pleura yang membentuk daya elastis
dalam paru yang cendrung
mengempiskan paru pada setiap titik
pengembangan→ daya lenting paru
5. Inspirasi maksimal tekanan intra pleural –
8. Ekspirasi maksimal tekanan intra
pleural-5
32. • Tekanan dikatakan negatif apabila tekanan dalam
rongga torak lebih rendah dari takanan udara
atmosfir,tekanan positif sebaliknya.
• Perubahan volume dari rongga toraks
menyebabkan terjadinya perubahan
tekanan,semakin dekat jalan nafas keudara
bebas,maka tekanan rongga torak akan semakin
mendekati tekanan atmosfir.
33. Fisiologi pernapasan suatu rangkaian
perubahan yang digerakkan tekanan
udara dalam paru yang menimbulkan
regulasi oksigen,karbon dioksida dan pH
dalam darah. Dan juga menentukan
volume dan kapasitas paru
35. Volume paru
1. Volume alun napas (tidal volume/VT),
yaitu jumlah udara yang masuk kedalam
dan keluar dari paru pada pernapasan
biasa. Seorang normal dengan berat 70
kg dalam keadaan istirahat biasanya
mempunyai isi alun napas sebesar 500
ml.
36. Volume paru
1. Volume alun napas (tidal volume/VT),
yaitu jumlah udara yang masuk kedalam
dan keluar dari paru pada pernapasan
biasa. Seorang normal dengan berat 70
kg dalam keadaan istirahat biasanya
mempunyai isi alun napas sebesar 500
ml.
37. 2. VOL CADANGAN INSPIRASI
• VOLUME UDARA YANG MASIH BISA
DIINSPIRASIKAN SETELAH INSPIRASI
BIASA (3000 ML)
38. 3.Volume cadangan ekspirasi (exspiratory
reserve volume/ERV).Volume udara yang
masih bisa dikeluarkan setelah ekspirasi
biasa. Pada orang dewasa dengan berat
badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml.
40. VOL RESP = VT X FREK
RUANG RUGI (DEAD SPACE
1. R.R ANATOMI
2. R.R FISIOLOGIS
VENTILASI ALVEOLI PERMENIT :
FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
41. VOL RESP = VT X FREK
RUANG RUGI (DEAD SPACE
1. R.R ANATOMI
2. R.R FISIOLOGIS
VENTILASI ALVEOLI PERMENIT :
FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
42. Ruang rugi
• Saluran nafas atas sampai ke bronkiolus
terminalis tidak berperan dalam
pertukaran gas (jalan nafas konduksi)
membentuk ruang rugi anatomis (Vd)
yang volumenya dalam keadaan normal
150 ml. Alveoli yang telah kehilangan
suplai darah (mis embolus paru) ruang
rugi alveolar. Ruang rugi anatomis +ruang
rugi alveolar = ruang rugi fisologis
43. Kapasitas paru
1. Kapasitas paru terdiri dari dua atau lebih
volume paru utama yaitu:
2. Kapasitas total (total lung capasity) yaitu
jumlah total udara dalam paru pada saat
inspirasi maksimal (TV+IRV+ERV+RV).
Besarnya sekitar 6 liter pada orang
dewasa normal dengan berat badan 70
kg.
44. 3. Kapasitas vital (vital capacity), yaitu
besarnya jumlah udara yang dapat
diekspirasi maksimal setelah inspirasi
maksimal(TV+IRV+ERV). Besarnya
sekitar 4,5 liter pada orang dewasa normal
dengan berat badan 70 kg.
45. KAPASITAS VITAL TERGANTUNG
PADA
1. POSISI (berbaring < berdiri )
2. UMUR
3. JENIS KELAMIN (WANITA < 20 – 25 %)
4. TINGGI BADAN /RAS
5. KEKUATAN OTOT RESPIRASI
6. PENYAKIT PARU DAN SALURAN
NAFAS
46. 4. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity)
yaitu jumlah udara maksimal yang dapat
masuk kedalam paru setelah akhir
ekspirasi biasa (TV+IRV). Besarnya 3
liter pada orang dewasa normal dengan
berat badan 70 kg.
47. 5. Kapasitas residu fungsional ( functional
residual capacity), yaitu jumlah udara
dalam paru saat akhir ekspirasi
biasa(ERV+RV). Besarnya sekitar 2,4 liter
pada orang dewasa normal dengan berat
badan 70 kg.
48. Volume Dinamik, pemeriksaannya mempunyai
batasan waktu yaitu :
• Volume Ekspirasi Paksa detik pertama VEP1 yaitu
jumlah udara yang bsa dikeluarkan sebanyak-
banyknya dalam 1 detik pertama pada waktu
ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal.
• Maxsimal voluntary Ventilation (MVV) Jumlah udara
yang bisa dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1
menit dengan bernapas cepat dan dalam secara
maksimal.
49.
50.
51. Spirometri
• Defenisi : Pemeriksaan spirometri adalah
pemeriksaan untuk mengukur volume
paru statik dan dinamik seseorang
dengan alat spirometri.
• RV,FRC dan TLC tidak dapat diukur
dengan volume yang diekspirasikan
pada spirometri maka diukur dengan tes
dilusi dan pletismograf .
52. INDIKASI PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
1. Setiap penderita dengan keluhan sesak napas
tanpa memandang penyebabnya
2. Penderita asma dalamkeadaan stabil.
3. Penderita PPOK dalam keadaan stabil
4. Penderita asma dan PPOK setelah pemberian
bronkodilator
5. Pemeriksaan berkala pada orang-orang yang
merokok minimal 1 kali setahun.
53. MANFAAT PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
• Menilai manfaat pengobatan .
• Evaluasi penyakit
• Menentukan proknosis tindakan bedah
• Menentukan apakah seseorang
mempunyai resiko ringan,sedang atau
berat pada tindakan bedah
55. Interprestasi hasil pemeriksaan spirometri
Dalam menginterprestasikan hasil pemeriksaan faal
paru ditemui 4 kriteria ; normal, obstruksi, restriksi
dan campuran
a. spirometri Normal
Nilai normal untuk faal paru didasari pada studi
populasi tergantung pada ras, tinggi, umur daan
jenis kelamin. Nilai normal di Indonesia ditentukan
oleh Project Pneumobile.Nilai KVP dan VEP1
normalnya lebih dari 80%.ratio VEP1/KVP > 75%.
56. b. kelainan Paru Obstruksi
1. terutama mengenai jalan nafas dan alveoli
menyebablkan aliran udara berkurang, sering
terjadi udara terperangkap danmenyebabkan
hiperinflasi ruang udara bagian distal dan
mengurangi densitas jaringan paru/peningkatan
resistensi terhadap aliran udara
57. pada kelainan paru obsruksi terjadi
peningkatan tahanan saluran napas
sehingga pada kelainan ini terjadi
peningkatan volume residu, kapasitas
residu fungsional dan kapasitas paru
total.
59. C. restriksi
Gangguan restriktif, menyebabkan
volume paru dan menambah densitas
jaringan paru /kekakuan paru,torak atau
keduanya akibat penurunan complaince
(daya kembang) penurunan semua
volume paru termasuk kapasitas vital.
61. Angka ini dirujuk dari project pneumobile
Indonesia, angka ini bisa berobah sesuai
ketentuan alat spirometri .
62. SPESIFIKASI
• Spirometri biasa hanya dapat mengukur
VCI, VAN, VCE,KV,KI
• Untuk pengukuran VR, KRF dan KPT
diperlukan spirometri khusus
63. • Hasil pemeriksaan spirometri dapat dinilai
akurat apabila telah memenuhi kriteria
Akseptabiliti dan reprokdusibiliti yang
direkomendasikan oleh American
Thoracic Society (ATS) sebagai berikut :
1.kriteria akseptibiliti
a. Permulaan pengujian harus
memuaskan, ekspirasi paksa tidak
ragu-ragu..
b. Waktu ekspirasi paksa minimal 6
detik
c.Pengujian dilakukan sampai selesai
64. 2. Kriteria reproduksibiliti
a. Setelah 3 kali pemeriksaan yang
acceptable , kemudian ditentukaan 2
yang reproductable menurut
rekommendasi ATS adalah:
b. 2 KVP yang terbesar pebedaannya
kurang dari 5% .
c. 2 VEP1yang terbesar perbedaannya
kurang dari 5%.
65. Persiapan
. Alat Spirometri. Alat harus dikalibrasi
untuk volume dan arus, minimal 1 kali
seminggu. Penyimpangan tidak boleh
lebih dari 1 ½ dari kalibrator.
66.
67. Peak flow/arus puncak
• Berkurang pada penyakit paru obstruktih
dan kelemahan otot respirasi
• Berguna untuk pemantauan penyakit (spt;
asma ketika diagnosa sudah dibuat.
68. • Penderita.
– Harus mengerti tujuan dan cara
pemeriksaan , yaitu dengan memberikan
petunjuk yang tepat dan benar serta contoh
cara melakukan pemeriksaan.
– Bebas dari rokok minimal 2 jam sebelum
pemeriksaan.
– Tidak boleh makan terlalu kenyang
→sebelum pemeriksaan
– Berpakaian tidak ketat
69. Operator. Faktor yang penting yang harus
diperhatikan oleh operator
1. Informasi data-data subjek yang
akan diperiksa, meliputi :nama,
umur, tinggi badan, berat badan
,suku bangsa.
70. 2. Persiapan subjek , menerangkan
kepada subjek tentang ;
–Cara bekerja alat
–Perintah-perintah yang harus
dilaksanakan
–Pemeriksaan dilakukan pada posisi
berdiri terutma pada anak dan
orang gemuk.
71. 3. Demonstasi kepada subjek
4. Perhatikan subjek
• Apakah penjepit hidung terpasang
dengan baik ?
• Apakah tidak ada kebocoran dimulut ?
72. PROSEDUR DIAGNOSTIK PADA
PENYAKIT PERNAPASAN
1. Radiologi
• Rontgen torak
- PA
- AP
- Lateral
- Oblok
- lordosis apikal
• Tomoggrafi komputer (CT scan)
• Pencitraan resonansi magnetik (MRI)
• Ultrasound (USG)
• Angiografi pembuluh darah
• Bronkografi
83. Volume paru
1. Volume alun napas (tidal volume/VT),
yaitu jumlah udara yang masuk kedalam
dan keluar dari paru pada pernapasan
biasa. Seorang normal dengan berat 70
kg dalam keadaan istirahat biasanya
mempunyai isi alun napas sebesar 500
ml.
84. 2. VOL CADANGAN INSPIRASI
• VOLUME UDARA YANG MASIH BISA
DIINSPIRASIKAN SETELAH INSPIRASI
BIASA (3000 ML)
85. 3.Volume cadangan ekspirasi (exspiratory
reserve volume/ERV).Volume udara yang
masih bisa dikeluarkan setelah ekspirasi
biasa. Pada orang dewasa dengan berat
badan 70 kg besarnya sekitar 1500 ml.
87. KAPASITAS VITAL
TERGANTUNG PADA
1. POSISI (berbaring < berdiri )
2. UMUR
3. JENIS KELAMIN (WANITA < 20 – 25 %)
4. TINGGI BADAN /RAS
5. KEKUATAN OTOT RESPIRASI
6. PENYAKIT PARU DAN SALURAN
NAFAS
88. VOL RESP = VT X FREK
RUANG RUGI (DEAD SPACE
1. R.R ANATOMI
2. R.R FISIOLOGIS
VENTILASI ALVEOLI PERMENIT :
FREKKUENSI (VT - VOL. R. R)
89. Ruang rugi
• Saluran nafas atas sampai ke bronkiolus
terminalis tidak berperan dalam
pertukaran gas (jalan nafas konduksi)
membentuk ruang rugi anatomis (Vd)
yang volumenya dalam keadaan normal
150 ml. Alveoli yang telah kehilangan
suplai darah (mis embolus paru) ruang
rugi alveolar. Ruang rugi anatomis
+ruang rugi alveolar = ruang rugi fisologis
90. Kapasitas paru
1. Kapasitas paru terdiri dari dua atau lebih
volume paru utama yaitu:
2. Kapasitas total (total lung capasity) yaitu
jumlah total udara dalam paru pada saat
inspirasi maksimal (TV+IRV+ERV+RV).
Besarnya sekitar 6 liter pada orang
dewasa normal dengan berat badan 70
kg.
91. 3. Kapasitas vital (vital capacity), yaitu
besarnya jumlah udara yang dapat
diekspirasi maksimal setelah inspirasi
maksimal(TV+IRV+ERV). Besarnya
sekitar 4,5 liter pada orang dewasa
normal dengan berat badan 70 kg.
92. 4. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity)
yaitu jumlah udara maksimal yang dapat
masuk kedalam paru setelah akhir
ekspirasi biasa (TV+IRV). Besarnya 3
liter pada orang dewasa normal dengan
berat badan 70 kg.
93. 5. Kapasitas residu fungsional ( functional
residual capacity), yaitu jumlah udara
dalam paru saat akhir ekspirasi
biasa(ERV+RV). Besarnya sekitar 2,4
liter pada orang dewasa normal dengan
berat badan 70 kg.
94. Volume Dinamik, pemeriksaannya mempunyai
batasan waktu yaitu :
• Volume Ekspirasi Paksa detik pertama VEP1
yaitu jumlah udara yang bsa dikeluarkan
sebanyak-banyknya dalam 1 detik pertama
pada waktu ekspirasi maksimal setelah
inspirasi maksimal.
• Maxsimal voluntary Ventilation (MVV) Jumlah
udara yang bisa dikeluarkan sebanyak-
banyaknya dalam 1 menit dengan bernapas
cepat dan dalam secara maksimal.
95.
96. INDIKASI PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
1. Setiap penderita dengan keluhan sesak napas
tanpa memandang penyebabnya
2. Penderita asma dalamkeadaan stabil.
3. Penderita PPOK dalam keadaan stabil
4. Penderita asma dan PPOK setelah pemberian
bronkodilator
5. Pemeriksaan berkala pada orang-orang yang
merokok minimal 1 kali setahun.
97. MANFAAT PEMERIKSAAN
SPIROMETRI
• Menilai manfaat pengobatan .
• Evaluasi penyakit
• Menentukan proknosis tindakan
bedah
• Menentukan apakah seseorang
mempunyai resiko ringan,sedang
atau berat pada tindakan bedah
99. Interprestasi hasil pemeriksaan spirometri
Dalam menginterprestasikan hasil pemeriksaan
faal paru ditemui 4 kriteria ; normal, obstruksi,
restriksi dan campuran
a. spirometri Normal
Nilai normal untuk faal paru didasari pada studi
populasi tergantung pada ras, tinggi, umur daan
jenis kelamin. Nilai normal di Indonesia
ditentukan oleh Project Pneumobile.Nilai KVP
dan VEP1 normalnya lebih dari 80%.ratio
VEP1/KVP > 75%.
100. b. kelainan Paru Obstruksi ggn ekspirasi
1. terutama mengenai jalan nafas dan alveoli
menyebablkan aliran udara berkurang, sering
terjadi udara terperangkap danmenyebabkan
hiperinflasi ruang udara bagian distal dan
mengurangi densitas jaringan
paru/peningkatan resistensi terhadap aliran
udara
101. pada kelainan paru obsruksi terjadi
peningkatan tahanan saluran napas
sehingga pada kelainan ini terjadi
peningkatan volume residu,
kapasitas residu fungsional dan
kapasitas paru total.
103. C. Restriksi gangguan inspirasi
Gangguan restriktif, menyebabkan
volume paru dan menambah densitas
jaringan paru /kekakuan paru,torak atau
keduanya akibat penurunan complaince
(daya kembang) penurunan semua
volume paru termasuk kapasitas vital.
105. Angka ini dirujuk dari project pneumobile
Indonesia, angka ini bisa berobah sesuai
ketentuan alat spirometri .
106. SPESIFIKASI
• Spirometri biasa hanya dapat mengukur
VCI, VAN, VCE,KV,KI
• Untuk pengukuran VR, KRF dan KPT
diperlukan spirometri khusus
107. • Hasil pemeriksaan spirometri dapat dinilai
akurat apabila telah memenuhi kriteria
Akseptabiliti dan reprokdusibiliti yang
direkomendasikan oleh American
Thoracic Society (ATS) sebagai berikut :
1.kriteria akseptibiliti
a. Permulaan pengujian harus
memuaskan, ekspirasi paksa tidak
ragu-ragu..
b. Waktu ekspirasi paksa minimal 6 detik
c.Pengujian dilakukan sampai selesai
108. 2. Kriteria reproduksibiliti
a. Setelah 3 kali pemeriksaan yang
acceptable , kemudian ditentukaan 2
yang reproductable menurut
rekommendasi ATS adalah:
b. 2 KVP yang terbesar pebedaannya
kurang dari 5% .
c. 2 VEP1yang terbesar perbedaannya
kurang dari 5%.
109. Persiapan
. Alat Spirometri. Alat harus dikalibrasi
untuk volume dan arus, minimal 1 kali
seminggu. Penyimpangan tidak boleh
lebih dari 1 ½ dari kalibrator.
110.
111.
112.
113. • Penderita.
– Harus mengerti tujuan dan cara pemeriksaan
, yaitu dengan memberikan petunjuk yang
tepat dan benar serta contoh cara
melakukan pemeriksaan.
– Bebas dari rokok minimal 2 jam sebelum
pemeriksaan.
– Tidak boleh makan terlalu kenyang
→sebelum pemeriksaan
– Berpakaian tidak ketat
114. Operator. Faktor yang penting yang harus
diperhatikan oleh operator
1. Informasi data-data subjek yang akan
diperiksa, meliputi :nama, umur, tinggi
badan, berat badan ,suku bangsa.
115. 2. Persiapan subjek , menerangkan
kepada subjek tentang ;
– Cara bekerja alat
– Perintah-perintah yang harus
dilaksanakan
– Pemeriksaan dilakukan pada
posisi berdiri terutma pada anak
dan orang gemuk.
116. 3. Demonstasi kepada subjek
4. Perhatikan subjek
• Apakah penjepit hidung terpasang
dengan baik ?
• Apakah tidak ada kebocoran dimulut ?
117. PEAK FLOW METER
Defenisi
- Alat untukmengukur arus puncak
ekspirasi.
- Arus puncak ekspirsi /Peak expiratory flow
(PEF) suatu ukuran fungsi paru
- PEF ukuran sederhana yang dapat
mengetahui obstruksi paru
118. Fisiologi
- Reflek dari aliran udara yang besar
- Tergantung usaha pasien dan kekuatan
otot pernafpasan
- Aliran udara yang dicapai selama
ekspirasi paksa
119. Faktor yang mempengaruhi
- Kecil dan besar saluran napas
- Tinggi badan, jenis kelamin,usia, ethnic
- Kekuatan otot ekspirasi
- Elastisitas paru
120. • PEF volume ekspirasi paksa detik
pertama, awal pengukuran fungsi paru
bukan pengganti spirometri
• PEF biasanya ukurannya rendah pagi hari
dan tinggi sore hari
• Beda ukuran pagi dan sore kira-kira 20 %
• Bisa digunakan pengontrol asma tiap hari
121.
122.
123. Masaalah dalam pemakaian
• Gagal mengeluarkan napas dengan
kekuatan maksimal
• Mulut tidak rapat ke mouth piece
• Tidak menarik napas dalam sebelum
meniup