Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah (eritrosit) menurun, sehingga mengakibatkan penurunan kapasitas darah untuk mengangkut oksigen. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat, perdarahan berlebihan, infeksi, dan gangguan produksi sel darah merah. Gejala anemia antara lain pucat, lemah, dan mudah lelah. Penangan
3. Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mucosa pucat, dan
pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb), Hematokrit(Hm), dan eritrosit
kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi kemampuan darah
menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh yang optimal.
Anemia adalah reduksi dalam sel darah merah
( eritrosit ) dimana terjadi perubahan menurunnya
kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah
( luckman, 1999, 1335 )
4. TABEL BATAS NORMAL KADAR HEMOGLOBIN
Kelompok Umur Hemoglobin
Anak 6 bln s/d 6 thn 11
Dewasa 6 thn s/d 14 thn 12
Laki-laki 13
Wanita 12
Wanita hamil 11
5. Berdasarkan Morfologinya:
1) Anemia Mikrositik Hipokrom
a. Anemia Defisiensi Zat besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya persediaan besi untuk
eritropoiesis, karena cadangan besi kosong sehingga pembentukan hemoglobin berkurang.
b. Anemia Penyakit Kronik
anemia pada penyakit ini merupakan jenis anemia terbanyak kedua setelah anemia defisiensi
yang dapat ditemukan pada orang dewasa
2) Anemia Makrositik
a. Defisiensi vitamin B12
Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia
pernisiosa.
6. b. Defisiensi Asam folat
Disebabkan oleh makanan yang kurang asam folat. Penyebab lain adalah ekskresi asam folat
yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi pada penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal
jantung.
c. Animea megaloblastik ( kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat )
Akibat defisiensi enzim congenital atau pada eritroleukimia.
3) Normositik Normokron
a. Anemia karena perdarahan
Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan
anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi
pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung. Serta pada wanita
yang sedang mengalami menstruasi dan post partus.
7. Berdasarkan beratnya :
a. Anemia aplastik
anemia yang disebabkan oleh ketidaksanggupan sum sum tulang belakang membentuk sel
darah merah.
b. Anemia Hemolitik
anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis, yaitu pemecahan eritrosit dalam pembuluh
darah sebelum waktunya.
8. Penyebab Animea
• Kehilangan darah atau Perdarahan hebat seperti : Perdarahan Akut
(mendadak), Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah
pembuluh darah, perdarahan Kronik (menahun),
Perdarahan menstruasi yang sangat banyak, serta hemofilia.
• Berkurangnya pembentukan sel darahmerah seperti: Defesiensi zat
besi, defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat, danPenyakit
kronik.
• Gangguan produksi sel darah merah seperti: ketidaksanggupan
sumsum tulang belakang membentuk sel- sel darah.
9. Tanda-tanda Animea
• Lesu, lemah , letih, lelah, lalai (5L).
• Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan
konjungtiva pucat.
• Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan
telapak tangan menjadi pucat.
• Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia
menyebabkan tachikardi, dan pingsan.
10. Akibat Animea
Anak-anak :
- Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
- Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
- Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena system imun menurun
Wanita :
- Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.
- Menurunkan produktivitas kerja.
- Menurunkan kebugaran.
Remaja putri :
- Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
- Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
- Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
- Mengakibatkan muka pucat.
Ibu hamil :
- Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.
- Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah atau BBLR (<2,5 kg).
- Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau bayinya.
11. Etologi
Penyebab anemia secara garis besar dibagi menjadi dua kategori
yaitu gangguan produksi eritrosit yaitu kecepatan pembentukan
eritrosit menurun atau terjadi gangguan maturasi eritrosit dan
perusakan eritrosit yang lebih cepat. Kedua kategori tersebut tidak
berdiri sendiri, lebih dari satu mekanisme dapat terjadi. Menurut
patogenesisnya maka kejadian anemi disebabkan karena :
• Masukan kurang : MEP, defisiensi diet, pertumbuhan cepat.
• Absorpsi kurang : MEP, diare kronis
• Sistensi kurang : Transferin kurang
• Kebutuhan meningkat : Infeksi dan pertumbuhan cepat
• Pengeluaran bertambah : Kehilangan darah karena infeksi parasit
dan polip
12. Patofisiologi
Reflek dari tiap anemia adalah kegaggalan sumsum atau kehilangan sel darah merah yang
banyak atau kedua – duanya. Kegagalan sum – sum ( penurunan eritropares B ) mungkin
terjadi akibat dari defisit nutrisi didapat racun, invasi tumor dari penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah mungkin hilang melalui perdarahan atau hemolosis. Penurunan sel
darah merah terjadi terutama pada sel fagosit dari reti kulo dihasilkan dalam proses ini
bilirubin dibentuk dalam fagosit masuk dalam aliran darah,
bertambah banyaknya kerusakan dari sel darah merah ( hemolosis ) merupakan refleksi dari
bertambahnya plasma bilirubin ( H : 1 mg / dl atau lebih dari 1,5 mh / dl hasilnya kekuningan
pada sklera ) jika terjadi gangguan hemolitik, sel darah merah dirusak dalam sirkulasi darah
yang terdapat dalam HB dan plasma ( hemoglobinemia ) .
13. Patofisiologi
Jika konsentrasi plasma melebihi kapasitas dari plasma haptoglobin ( terjepitnya protein untuk
membebaskan Hb ). Jika jumlahnya lebih dari 100 mg / dl Hb yang tersebar melalui renal
glomenulus dan masuk ke dalam urin ( hemoglobinurea ). Anemia disebabkan oleh kerusakan
Sel Darah Merah / tidak adekuatnya produksi Sel Darah Mrah yang biasanya dapat dicapai
dalam dasar dari sistem retikuloendoteal proliferasi dalam sum – sum tulang Belakang
keadaan dari hiperbilirubenemia dan hemoglobinemia (Smeltzer, 2001)
•
14. Pengobatan
• Transfusi darah
• Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan
tubuh
• Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda
membuat lebih banyak sel darah
• Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan
mineral lainnya
• Mengkonsumsi makanan seperti yang dianjurkan pada tabel
dibawah ini.
15. Makanan yang dianjurkan
•
Zat besi Vit b12 Asam folat
Makanan yang mengandung zat
besi. Seperti hewani ( daging,
ayam, hati, telur ). Nabati (
sayuran hijau tua, tempe,
kacang-kacangan)
Makanan yang banyak
mengandung vit. B12 seperti:
Hati (catatan wanita hamil harus
menghindari pate hati / liver),
Daging, Ikan salmon,
Telur , Sarapan sereal, Produk
oat, beras dan kedelai susu.
Makanan yang mengandung
banyak asam folat seperti :
Sayuran berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, biji-bijian,
daging, dan buah ( pepaya,
jeruk, alpukat, strawberry,
pisang, dll)
Makanan yang mengandung
banyak vit.c seperti ( jeruk,
tomat, dll)