1. Terjemahan bebas oleh Bagus Utomo
Utomo.bagus@gmail.com
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia
http://www.peduliskizofrenia.org
https://www.facebook.com/groups/skizofrenia/
@kpsi_pusat
2. Roberts G, Wolfson P (2004) The rediscovery of
recovery: open to all. Advances in Psychiatric
Treatment 10: 37–48.
References:
3.
4. Pengalaman kejiwaan
Gangguan jiwa adalah sebuah
epidode dari sebuah
perjalanan hidup. Setiap insan
manusia tidak pernah lepas
dari berbagai pengalaman
kejiwaan sepanjang hidupnya.
Psikopatologi
Bicara soal diagnosis dan
penyakit/gangguan
5. Biografi
Kisah perjalanan perjuangan
hidup ODGJ menemukan
makna dan jatidiri
Psikografi
Bicara soal riwayat penyakit
pasien
6. Pro Kesehatan
Perubahan gaya hidup yg
lebih sehat dan seimbang
antara jiwa dan raga
Anti penyakit
Bagimana meredakan atau
menghilangkan gejala-gejala
penyakit. Atau pencegahan
suatu penyakit
7. Berbasis pada kekuatan
Mengenali potensi yang ada
pada ODGJ dan melihatnya
sebagai kekuatan yg harus
diolah, dipupuk dan
ditumbuhkan.
Berbasis pada penanganan
Bila ada peningkatan gejala
atau kekambuhan disikapi
dengan penanganan medis
8. Para ahli karena
pengalaman
Role model dari mereka yg
telah bangkit dari gangguan
jiwa. Passing on success
stories, coping strategy.
Berbagi kisah inspiratif
bangkit dari gangguan jiwa.
Bertukar tips bagaimana
mengelola gejala dan
berdamai.
Dokter dan pasien
Hubungan yang terbangun
adalah hubungan antara
dokter dan pasien
9. Makna personal
Tidak melulu bicara soal
diagnose, Tapi lebih kepada
pengalaman melalui masalah
kejiwaan, apapun itu. Bahwa
pengalaman itu memberi
makna yg sangat pribadi bagi
yang mengalami.
Diagnosis
Pentingnya mengetahui
diagnosa yg tepat ttg
gangguan jiwa yg dialami
10. Pemahaman
Perjalanan mengenali diri
sendiri dan menentukan
pilihan hidup kita sendiri
Pengenalan
Mengenal gejala dan
membangun teknik
mengelolanya, baik terapi obat
atau terapi pendukung lainnya
11. Berpusat pada nilai
Gejala yg dialami, konten
suara atau waham mungkin
memiliki makna yang dapat
dihubungkan dengan
pengalaman kejiwaan
seseorang. Kita perlu hargai
nilai-nilai tersebut dan pandu
untuk memaknai dengan lebih
positif.
Bebas nilai
Karena ini adalah penyakit,
maka gejala halusinasi dan
waham tidak selalu perlu
dimaknai. Itu utamanya
disebabkan oleh gangguan
neurotransmitter di otak
12. Humanistik
Pengalaman kejiwaan adalah
kisah yg sangat manusiawi.
Karena itu perjuangan
menghadapi gangguan jiwa
adalah tentang menghargai
pengalaman kemanusiaan
setiap orang
Ilmiah
Didukung oleh riset dan
penjelasan dari fakta-fakta
ilmiah.
13. Perkembangan dan
penemuan
Setiap perkembangan
pemulihan perlu dihargai, ada
penemuan-penemuan baru
dalam setiap fase pemulihan.
Penanganan (treatment)
Bicara soal tata laksana
penangangan
penyakit/gangguan
14. Pilihan
ODGJ yang telah mendapatkan edukasi
dan pendampingan yang baik
diharapkan pada saatnya mampu
memilih terapi yang ditempuh.
Di Indonesia ini masih sulit
dilaksanakan karena masih minimnya
akses ke layanan kesehatan dan
komunitas pendukung. Masyarakat
juga masih banyak yg belum paham ttg
gangguan jiwa.
Untuk pasien yg gangguannya berat,
tetap akan diatur oleh mekanisme
peraturan tentang rawat paksa.
Kepatuhan
Bicara soal kepatuhan minum obat dan
terapi
15. Bermodelkan pada
pahlawan (role model)
Mengangkat kisah-kisah
ODGJ yang mampu bangkit
dari gangguan jiwa
Berdasarkan hasil meta
analisis
Terapi yang
diimplementasikan pada
pasien adalah hasil dari
serangkaian riset yang
empirik, kemudian dianalisis
dengan ketat hasilnya sebelum
bias diterapkan pada pasien
16. Dipandu oleh narasi
Kisah sukses bangkit dari
gangguan jiwa adalah sumber
inspirasi yang memiliki
kekuatan naratif yang luar
biasa untuk membantu sesama
ODGJ bangkit. Yang tidak
dapat digantikan oleh
konseling dengan psikiater
atau dukungan caregiver.
Uji random terkontrol
Metoda terapi yang
diterapkan pada pasien telah
teruji melalui mekanisme uji
sampel random terkontrol
17. Transformasi
Ketika kita melihat bahwa pengalaman
kejiwaan adalah proses dari perjalanan
seseorang menemukan makna, maka
diagnose tidak akan terlalu penting
lagi. Tidak ada yg namanya normal dan
tidak normal. Karena setiap orang di
dunia ini adalah sedang dalam proses
menjadi. Hidup adalah proses
pembelajaran yg terus menerus.
Sehingga bangkit dari gangguan jiwa
bukan soal sembuh total atau lepas
obat. Lepas obat atau tetap minum obat
tidak penting lagi. Yang penting
bagaimana seseorang bertransformasi
menjadi manusia yang lebih baik,
mandiri dan welas asih.
Kembali ke normal
Sayangnya ada sebagian orang yang
memandang pendekatan medik
psikiatrik sebagai sebuah klasifikasi
diskriminatif antara manusia yg normal
dan tidak normal. Padahal pada
hakikatnya diagnosis hanyalah alat
diagnosa seorang terapis (psikolog atau
psikiater) untuk mengenali serangkaian
gejala yg dialami klien dan
membantunya pulih kembali.
18. Manajemen diri
Memberikan ruang, kepercayaan
dan toleransi semaksimal
mungkin pada ODGJ untuk
memanajemen dirinya sendiri.
Seandainya semua caregiver
sudah tidak adapun ia harus
sanggup hidup mandiri dan
menentukan pilihan hidupnya
secara otonom. Serta mampu
mengakses sumberdaya dan
system pendukung yang ada.
Dikordinasi oleh penanganan
ahli
Proses pemulihan harus
didampingi terus oleh para ahli
di bidang kejiwaan, psikolog,
psikiater, perawat jiwa, pekerja
social dan terapis okupasi
19. Kontrol diri
Kita harus tetap memberi ruang
yang cukup leluasa agar ODGJ
dapat berlatih memiliki kepekaan
terhadap gejala yg dia alami dan
memegang kendali atas dirinya.
Caregiver juga perlu dilatih mampu
menerima hal-hal yang aneh selama
masih dalam batas yg cukup wajar.
Agar tidak kaget, takut dan kuatir
masuk dalam situasi yang tak
terkendali.
Dengan kepercayaan yang cukup,
hal itu sangat dapat dicapai.
Di bawah kontrol seseorang
Fakta ilmiah bahwa gangguan ini
kronis dan kambuhan. Serta premis
bahwa ini gangguan yg harus
dialami seumur hidup kadang
membuat kita sebagai orang yang
merawatnya tidak percaya bahwa
ODGJ “somehow” mampu mandiri.
Harus ada orang yg
mendampinginya setiap saat.
Mengawasinya minum obat setiap
waktu, dll.
20. Tanggung jawab personal
Sejak dini perlu diedukasi bahwa
perjalanan menuju pemulihan ini
adalah untuk diri ODGJ sendiri.
Karena itu idealnya pemimpin
dalam proses
pemulihan/recovery adalah
ODGJ sendiri. Terapis dan
caregiver hanya memberikan
dukungan. Namun dalam
kondisi khusus seperti pada
pasien akut, tentu saja caregiver
juga dapat mengambil tanggung
jawab.
Kewenangan professional
Dalam banyak hal dan yang
terkait terapi umumnya harus
selalu dikonsultasikan pada
terapisnya.
21. Di dalam konteks social
ODGJ akan kembali ke keluarga dan
masyarakat. Karena itu obat hanya sebagian
kecil saja berperan dalam menjaga kondisi
sehingga membuat recovery jadi mungkin.
Namun latihan basic life skill, social skill
dan pada saatnya bias ke living skill yang
akan menentukan masa depan ODGJ.
Rehabilitasi psikososial di komunitas,
jejaring konsumen kesehatan jiwa, jaminan
kesehatan dan jaminan social buat si pasien
dan caregiver yang akan membuat
pemulihan sungguh-sungguh dapat
terwujud.
Dekontekstualisasi
Begitu kuatnya hipotesis soal
ketidakseimbangan kimia otak atau
neurotransmitter, dan pesatnya kemajuan
riset obat, seringkali membuat upaya
pemahaman factor-faktor lain, psiko social
dan spiritual jadi terpinggirkan. Konsul ke
psikiaterpun cuma 5 menit memperpanjang
resep. Seakan minum obat akan
menyelesaikan semua masalah. Setelah itu
dilepas bebas terserah kreatifitas keluarga
dalam memberi dukungan dan mencari
kesempatan kerja buat si pasien. Padahal
keluargapun kadang tidak diberitau
sakitnya apa dan tidak diberikan edukasi
bagaimana memberi dukungan yg baik dan
manjemen penyakit yg baik.
22. Memahami model medis dan model konsumen sangat penting
untuk caregiver
Bukan untuk membandingkan atau mempertentangkan satu
sama lain, namun untuk saling melengkapi dan mengisi.
Mengkombinasikan keduanya akan membuat pemulihan
sesegera dan sebaik-baiknya menjadi mungkin dicapai
Recovery is Possible
Pengalaman kejiwaan adalah sebuah proses transformasi
menjadi lebih baik
Kesimpulan