SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan jiwa di masyarakat sedemikian luas dan kompleks, saling
berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada UU No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Jiwa yang berkembang dengan pesat,
secara garis besar masalah kesehatan jiwa digolongkan menjadi : masalah perkembangan
manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas hidup, masalah gangguan jiwa, serta
masalah psikososial (www.depkes.go.id)
Stresor psikososial diketahui dengan baik memainkan peranan penting dalam hal
etiologi, pemeliharaan, dan penatalaksanaan sejumlah gangguan jiwa.1 Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders 4th edition Text Revision (DSM-IV-TR)
menyebutnya sebagai masalah psikososial dan lingkungan (psychosocial and
environmental problems). Ketidakmampuan beradaptasi terhadap stres akan mengubah
fungsi otak dan fisiologi perifer dan dapat meningkatkan terjadinya masalah psikologi
yang luas (misalnya gangguan depresi, burnout, ansietas, nyeri) dan gangguan somatik
(repository.usu.ac.id)
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan membahayakan, bergantung
pada tingkat ansietas, lama ansietas dialami, dan seberapa baik individu melakukan
koping terhadap ansietas. Ansietas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat
sampai panik. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi
berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronik dan mempengaruhi sebagian
besar kehidupan individu sehingga menyebabkan perilaku maladaptif (Videbeck, 2008)
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk diketahuinya seluruh masalah yang terjadi sehubungan dengan ansietas.
2. Tujuan Khusus
Setelah membaca laporan pendahuluan ini, pembaca diharapkan akan dapat:
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah psikososial ansietas
b. Mampu menegakkan diagnosa pada pasien dengan masalah psikososial ansietas
c. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah
psikososial ansietas
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan masalah
psikososial ansietas
e. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah psikososial ansietas
f. Mampu melakukan pendokumentasian tindakan pada pasien dengan masalah
psikososial ansietas
LAPORAN PENDAHULUAN
ANSIETAS
A. Definisi Ansietas
Adalah suatu perasaan kuatir yang samar-samar, sumbernya seringkali tidak spesifik atau
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu tersebut (Townsend, 1998)
Adalah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck,
2008)
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi
ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal (Stuart & Sundeen, 2013)
B. Etiologi ansietas
1. Teori Biologi
Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Selain itu
kesehatan umum seseorang mempunyai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
Teori genetik. Ansietas dapat memiliki komponen yang diwariskan karena kerabat
tingkat pertama individu memiliki kemungkinan lebih tinggi terjadi peningkatan
ansietas
2. Teori psikodinamik
a. Psikoanalitis
Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu id,
ego, dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif.
Superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai mediator
antara tuntutan dari id dan superego. Misalnya jika seseorang memiliki fikiran
dan perasaan yang tidak tepat sehingga meningkatkan ansietas, ia meresepsi
pikiran tersebut. Represi adalah proses penyimpanan impuls yang tidak tepat ke
dalam alam bawah sadar sehingga impuls tersebut tidak dapat diingat kembali.
Represi dapat muncul kembali sehingga mengganggu preilaku, pikiran dan
kebutuhan orang tersebut.
b. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
dihubungkan dengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan
yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai
harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat.
C. Rentang respon ansietas
Rentang respon individu terhadap ansietas berfluktuasi antara respon adaptif dan
maladaptif seperti terlihat pada gambar :
Respon adaptif Respon Maladaptif
antisipasi ringan sedang berat panik
D. Tingkat ansietas
Menurut Peplau (dalam Stuart & Sundeen, 2013), ada empat tingkat kecemasan yang
dialami individu sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu :
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan waspada.
Pada tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih
memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak
mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
4. Tingkat panik dari ansietas
Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
E. Respon Ansietas
1. Ansietas ringan
Respon fisik. Ketegangan otot, sadar akan lingkungan, rileks, penuh perhatian
Respon kognitif. Lapang persepsi luas, terlihat tenang, perasaan gagal sedikit,
waspada, tingkat pembelajaran optimal
Respon emosional. Perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, tenang
2. Ansietas sedang
Respon fisik. Ketegangan otot sedang, TTV meningkat, pupil dilatasi, sering
mondar-mandir, kewaspadaan meningkat, sakit kepala, sering berkemih
Respon kognitif. Lapang persepsi menurun, tidak perhatian, fokus terhadap stimulus
meningkat, penyelesaian masalah menurun
Respons emosional. Tidak nyaman, mudah tersinggung, tidak sabar
3. Ansietas berat
Respon fisik. Ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk, bicara cepat,
nada suara tinggi, menggeretakkan gigi, gemetar
Respon kognitif. Lapang persepsi terbatas, proses berfikir terpecah-pecah, sulit
hanya memerhatikan ancaman
Respon emosional. Sangat cemas, agitasi, takut, bingung
4. Panik
Respons fisik. Flight and fight, ketegangan otot sangat berat, tidak dapat tidur, wajah
menyeringai
Respons kognitif. Persepsi sangat sempit, pikiran tidak logis, tidak dapat
menyelesaikan masalah, halusinasi, waham
Respons emosional. Merasa terbebani, merasa tidak mampu, lepas kendali
F. Pohon masalah
G. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Menurut Videbeck (2008) data yang perlu dikaji pada pasien yang mengalami ansietas
adalah :
Data Psikososial :
1. Konsep diri.
a. Citra tubuh, tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai & tidak disukai.
b. Identitas diri, tanyakan tentang
1) Status & posisi klien sebelum dirawat.
2) Kepuasan klien terhadap status & posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok).
3) Kepuasan klien sebagai laki – laki / perempuan.
c. Peran, tanyakan tentang :
1) Tugas/peran yang diemban dalam keluarga / kelompok / masyarakat.
2) Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran tersebut.
d. Ideal diri, tanyakan tentang :
1) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran.
2) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,
masyarakat).
Gangguan pola tidur
Gangguan konsep diri : HDR
Ansietas
Defisit pengetahuan
Ketidakberdayaan
Koping individu tidak efektif
Effect
Core problem
Causa
Regimen terapi tidak efektif
Perubahan status kesehatan
3) Harapan klien terhadap penyakitnya.
e. Harga diri, tanyakan tentang :
1) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi citra tubuh,
identitas diri, peran & ideal dirinya.
2) Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
2. Hubungan sosial.
a. Tanyakan kepada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.
b. Tanyakan kepada klien kelompok apa saja yang diikutinya dalam masyarakat.
c. Tanyakan kepada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat.
Masalah keperawatan yang dapat muncul adalah (Videbeck, 2008) :
1. Ansietas
2. Harga diri rendah situasional
3. Perubahan penampilan peran
4. Ketidakberdayaan
5. Koping individu tidak efektif
6. Regimen terapi tidak efektif
H. Intervensi Keperawatan
1. Ansietas
Intervensi :
 Kaji derajat ansietas
 Dorong pasien mengekspresikan perasaan.
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas.
 Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
 Jelaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan pasien untuk
memahami dan menangani informasi. Kaji situasi ini dan tindakan yang diambil
untuk mengatasi masalah.
 Anjurkan untuk penggunaan tekhnik relaksasi
 Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang
tenang, kontak dengan orang lain yang terbatas jika dibutuhkan.
 Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien/orang terdekat mengajukan
pertanyaan dan menyatakan masalah.
 Tunjukkan indikasi positif pengobatan contoh perbaikan dalam nilai laboratorium,
tekanan darah stabil.
2. Harga diri rendah situasional
Intervensi:
a. Identifikasi orang terdekat dari siapa pasien memperoleh kenyamanan dan siapa
yang harus memberitahu jika terjadi keadaan bahaya.
b. Dengarkan dengan aktif masalah dan ketakutan pasien
c. Dorong pengungkapan perasaan , menerima apa yang dikatakannnya
d. Amati komunikasi non verbal
e. Refleksikan kembali kepada pasien apa yang telah diucapkan untuk memperoleh
kejelasan dan pembuktian
f. Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan efek yang ditimbulkan dari
penyakit
g. Bantu pasien dengan menjelaskan hal-hal yang diharapakan dan hal tersebut
mungkin diperlukan untuk dilepaskan atau diubah.
3. Perubahan penampilan peran
Tujuan umum: Klien dapat melanjutkan peran sesuai dengan tanggungjawabnya
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klen dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Klien dapat menetapkan ( merencanakan ) kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya
b. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang
diderita.
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
d. Katakan pada klien bahwa ia adalah seorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
e. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
f. Hindarkan memberi penilaian negatif. Utamakan memberi pujian realitas
g. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
h. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya setelah
pulang sesuai dengan kondisi sakit klien.
i. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
j. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi.
k. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
l. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
m. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga
diri rendah.
n. Bantu keluarga memberi dukungan selama kilen di rawat.
o. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
4. Ketidakberdayaan
Intervensi :
a. Catat adanya tingkah laku yang merupakan pertanda dari ketidakberdayaan/tidak
ada harapan, seperti pernyataan putus asa “mereka tidak peduli”, “tidak ada
gunanya”.
b. Kaji tingkat perasaan tidak berdaya.
c. Bantu klien mengungkapkan kemampuan untuk melakukan tindakan yang
diperlukan
d. Dorong klien untuk menerima tanggung jawab yang lebih terhadap perilakunya
sendiri.
e. Beri kesempatan pada keluarga untuk mengekspresikan perhatiannya dan
diskusikan cara mereka dapat membantu sepenuhnya terhadap klien.
f. Laporkan dukungan yang adekuat dari orang terdekat, keluarga, teman dan
tetangga
5. Regimen terapi tidak efektif
Tujuan :
Regimen terapeutik inefektif tidak terjadi dengan criteria :
a. Klien mengetahui tentang penyakitnya dan paham tentang progtam terapi.
b. Klien berpartisipasi dalam membuat rencana pengobatan.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pemahaman klien terhadap penyakit, komplikasi dan penanganan
yang dianjurkan.
b. Yakinkan persepsi / pemahaman klien/orang terdekat terhadap situasi dan
konsekuensi perilaku.
c. Tentukan system nilai (keyakinan perawatan kesehatan dan nilai budaya).
d. Dengarkan / mendengar dengan aktif pada keluhan / pernyataan klien.
e. Identifikasi perilaku yang mengindikasikan kegagalan untuk mengikuti
program pengobatan.
f. Kaji tingkat ansietas, kemampuan kontrol, perasaan tak berdaya.
g. Tentukan arti psikologis perilaku.
h. Evaluasi system pendukung / sumber yang digunakan oleh pasien. Anjurkan
pilihan yang tepat.
i. Buat tujuan bertahap dengan pasien ; modifikasi program sesuai keperluan /
kemungkinan.
j. Buat system pengawasan diri, contoh TD, penimbangan, memberikan salinan
laporan laboratorium.
k. Berikan umpan balik positif untuk upaya / keterlibatan dalam terapi.
6. Koping individu inefektif
Tujuan :
1) Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
2) Menyatakan kesadaran kemmapuan koping/kekuatan pribadi
3) Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk
menghindari/merubahnya
4) Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode koping efektif
Intervensi :
1) Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya,
kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi
dalam rencana pengobatan
2) Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi,
peka rangsang, ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah
3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan
strategi untuk mengatasinya
4) Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan pastisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan
5) Dortong pasien untuk mengevalusai prioritas/tujuan hidup. Tanyakan
pertanyaan seperti “apakah yang Anda lakukan merupakan yang Anda
inginkan?”
6) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan
hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan, ketimbang membatalkan tujuan
diri/keluarga
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Ruang rawat : Katinting
Tanggal dirawat : 3 April 2014
Tanggal pengkajian : 7 April 2014
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. M ( P ) Umur : 40 Thn. No. CM : 019318
II. ALASAN MASUK
Klien masuk RS dengan benjolan pada payudara kiri, dialami sejak tahun 2010 namun
klien belum memeriksa kondisi tersebut karena menganggap hanya benjolan biasa. Pada
empat bulan terakhir ini benjolan sudah membesar dan terasa nyeri maka klien
memeriksa di dokter praktek dan dirujuk ke RSP UNHAS.
III. PEMERIKSAAN FISIK
TTV : TD : 130/80 mmHg N : 84 x/mnt
S : 36,4 °C P : 20 x/mnt
IV. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Sebelum sakit klien merasa puas dengan kondisi fisiknya. Saat sakit ini klien
merasa tubuhnya biasa saja, tidak ada penurunan BB hanya merasa nyeri di
daerah payudara. Klien merasa cemas dengan hasil PA
b. Identitas :
Klien mengatakan merasa puas sebagai seorang wanita, seorang ibu, dan puas
dengan status pekerjaan sebagai seorang petani coklat
c. Peran :
Klien mampu melaksanakan peran sebagai seorang ibu dari kedua anaknya dan
sebagai istri dari suaminya
d. Ideal diri :
Klien berharap cepat sembuh dari penyakitnya dan kembali ke rumah berkumpul
dengan keluarga
e. Harga diri :
Klien mengatakan memiliki hubungan baik dengan anggota keluarga, teman dan
tetangga di lingkungan rumah. Klien mengatakan orang lain menghargai posisi
klien
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti :
Sebelum sakit dan saat sekarang ini orang yang sangat berharga dengan klien
adalah suami dan anak-anak..
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien sebelum sakit biasa mengikuti kegiatan pengajian yang dilakukan di
lingkungan rumahnya. Saat ini klien belum dapat melaksanakan kegiatan tersebut
karena sementara berobat di luar daerah.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Sebelum sakit dan sampai saat ini klien tidak mengalami hambatan atau gangguan
dalam berhubungan dengan orang lain. Klien memiliki hubungan baik dengan
keluarga dan tetangga disekitar rumah. Selama di Rs hubungan klien dengan
perawat dan dokter baik. Selam wawancara klien kooperatif menjawab
pertanyaan.
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien tampak tertidur dengan mnggunakan selimut dengan menggunakan
pakaian, tampak rambut disisir rapi. Klien terpasang infuse dilengan kaki kiri,
klien tampak lemas, klien tampak berhati-hati dalam bergerak.
2. Pembicaraan
Klien menjawab pertanyaan dengan baik, pembicaraan lambat dan suara
pelan. Klien tidak fokus dalam menjawab pertanyaan.
3. Aktivitas motorik
Klien tampak lemah, klien terbaring di tempat tidur dengan posisi terlentang,
klien tampak sering mengganti posisi kepala.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih dengan kondisi yang dialami sekarang. Klien
mengatakan khawatir / cemas dengan hasil dengan pemeriksaan PAnya.
5. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif selama wawancara
VI. MEKANISME KOPING
1. Adaptif
a. Berbicara dengan orang lain
b. Mampu menyelesaikan masalah
c. Olahraga
d. Aktivitas konstruktif
2. Maladaptif
Tidak ada
I. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN
1. Masalah dengan dukungan kelompok
Sebelum sakit dan saat sekarang klien selalu mendapat dukungan dari keluarga
nya agar tetap semangat untuk menjalani pengobatan.
2. Masalah dengan pendidikan
Sebelum sakit klien tidak mengalami masalah dengan pendidikan.
3. Masalah dengan pekerjaan
Sebelum sakit klien tidak mengalami masalah dengan pekerjaan. Saat sekarang
klien mengatakan tidak bekerja selama hampir 1 bulan lebih dalam mengolah
lahan pertaniannya. Klien berharap cepat sembuh dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
4. Masalah dengan perumahan
Klien tinggal di rumah sendiri di daerah transmigrasi, tidak ada masalah yang
berarti dengan perumahan. Saat ini klien dirawat di ruangan katinting dan dijaga
oleh suami dan anaknya.
5. Masalah dengan ekonomi
Klien bekerja sebagai petani coklat dan memiliki penghasilan yang cukup untuk
membiayai kebutuhan klien dan keluarga.
6. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien tidak mengalami masalah dengan pelayanan kesehatan baik sebelum sakit
maupun sebelum sakit. Saat ini klien merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh pihak RS.
7. Masalah lainnya
Saat ini klien tidak mengalami masalah yang berarti
Data tambahan :
Klien sudah direncanakan untuk operasi namun pada saat tiba di meja operasi tiba-tiba tensi
klien menurun, akhirnya operasi tidak dilakukan. Rencana operasi dilakukan pada tanggal 8
April 2014. Klien mengatakan cemas dan khawatir akan keadaannya. Dari hasil observasi
didapatkan hasil Ny. M sering berkemih, tidak fokus dalam menjawab pertanyaan.
II. ASPEK MEDIK
Diagnosis medik : CA Mammae Sinistra
Terapi medik :
1. IUFD RL kec 24 tpm
2. Diet biasa
3. Optimalisasi Keadaan umum
4. Rencana Operasi MRM
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan : Ansietas
Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan intervensi, diharapakan klien akan melaporkan
ansietas berkurang dengan kriteria hasil :
- Menunjukkan kemampuan untuk berfokus pada pengetahuan
- TTV dalam batas normal
Intervensi :
a. Kaji derajat ansietas
b. Dorong pasien mengekspresikan perasaan.
c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas.
d. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
e. Jelaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan pasien untuk
memahami dan menangani informasi. Kaji situasi ini dan tindakan yang diambil
untuk mengatasi masalah.
f. Anjurkan untuk penggunaan tekhnik relaksasi
g. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang
tenang, kontak dengan orang lain yang terbatas jika dibutuhkan.
h. Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien/orang terdekat mengajukan
pertanyaan dan menyatakan masalah.
i. Tunjukkan indikasi positif pengobatan contoh perbaikan dalam nilai laboratorium,
tekanan darah stabil.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TGL/JAM KODE
DX
IMPLEMENTASI EVALUASI
7 April
2014
09.20
09. 30
09.45
10.00
10.20
I
- Mengkaji derajad ansietas
- Mendorong pasien untuk
mengekspresikan perasaannya
- Mengobservasi tingkah laku yang
menunjukkan tingkat ansietas
- Menjelaskan proses penyakit dan
prosedur sesuai dengan tingkat
kemampuan pasien
- Menganjurkan teknik relaksasi
nafas dalam
7 April 2014 jam 13.00
S :
“ saya merasa sedih dengan keadaan
saya sekarang”
“ saya merasa cemas dan khawatir
dengan hasil PA saya “
O :
- Klien tampak lemas
- Pembicaraan lambat dengan suara
pelan
- Klien tampak berhati-hati dalam
bergerak
- Klien tampak sering berganti posisi
kepala
A : Cemas sedang
P : Lanjutkan Intervensi :
 Kaji derajat ansietas
 Dorong pasien mengekspresikan
perasaan.
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi
situasi yang mencetuskan ansietas.
 Observasi tingkah laku yang
menunjukkan tingkat ansietas
 Jelaskan proses penyakit dan
prosedur dalam tingkat kemampuan
pasien untuk memahami dan
menangani informasi. Kaji situasi ini
dan tindakan yang diambil untuk
mengatasi masalah.
 Anjurkan untuk penggunaan tekhnik
relaksasi
 Kurangi rangsangan yang berlebihan
dengan menyediakan lingkungan
yang tenang, kontak dengan orang
lain yang terbatas jika dibutuhkan.
 Dorong dan berikan kesempatan
untuk pasien/orang terdekat
09 April
2014
09.00
10.00
11.00
11.30
11.45
 mengkaji derajat ansietas
 mengobservasi tingkah laku yang
menunjukkan tingkat ansietas
 menganjurkan untuk penggunaan
tekhnik relaksasi nafas dalam
 mengurangi rangsangan yang
berlebihan dengan menyediakan
lingkungan yang tenang, kontak
dengan orang lain yang terbatas
jika dibutuhkan.
 menunjukkan indikasi positif
pengobatan contoh perbaikan
dalam nilai laboratorium, tekanan
darah stabil.
mengajukan pertanyaan dan
menyatakan masalah.
 Tunjukkan indikasi positif
pengobatan contoh perbaikan dalam
nilai laboratorium, tekanan darah
stabil.
 Berikan obat anti antiansietas
(Transquilizer, sedatif) dan pantau
efeknya.
S :
“ saya sudah tidak terlalu khawatir
dengan keadaan saya karena saya sudah
selesai dioperasi”
O :
- Klien tampak rileks
- Klien fokus dalam menjawab
pertanyaan
- Kontak mata baik
A : Cemas ringan
P : Lanjutkan Intervensi :
 Kaji derajat ansietas
 Dorong pasien mengekspresikan
perasaan.
 Observasi tingkah laku yang
menunjukkan tingkat ansietas
 Anjurkan untuk penggunaan tekhnik
relaksasi
 Kurangi rangsangan yang
berlebihan dengan menyediakan
lingkungan yang tenang, kontak
dengan orang lain yang terbatas jika
dibutuhkan.
BAB 4
PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian pada tinjauan teoritis mengenai ansietas dan pengkajian yang
telah dilakukan didapatkan data Ny. M mengatakan cemas dengan hasil PAnya dan merasa
tidak nyaman karena nyeri di daerah payudaranya, dari data observasi ditemukan Ny. M tidak
fokus dalam menjawab pertanyaan, sering berkemih, suara bergetar. Jika disesuaikan dengan
teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa klien mengalami ansietas sedang..
Adapun kesenjangan yang didapat berdasarkan pengkajian dari kasus Ny. M terhadap
teori ansietas antara lain terdapat pada diagnosa keperawatan. Berdasarkan teori didapatkan
diagnosa keperawatan harga diri rendah situasional, perubahan penampilan peran, dan koping
individu tidak efektif . Namun pada kasus tidak diangkat diagnosa tersebut karena tidak
ditemukan data yang menunjang untuk menegakkan ketiga diagnosa tersebut.
Untuk diagnosa harga diri rendah situasional gejala muncul pada seseorang yang
sebelumnya mempunyai harga diri baik, tetapi bisa terjadi persepsi negatif tentang harga diri
sebagai respon terhadap situasi yang saat ini terjadi. Pada Ny.M sebelum sakit tidak ada
masalah pada harga diri dan ketika sakit Ny.M mengatakan menerima keadaannya, dan
Ny.M merasa tidak ada gangguan pada citra tubuh meskipun payudaranya telah diangkat.
Sehingga diagnosa harga diri rendah situasional tidak diangkat pada kasus ini.
Pada diagnosa perubahan penampilan peran secara teori akan muncul data subjektif
perubahan persepsi diri terhadap peran dan rasa percaya diri yang tidak adekuat. Tetapi Ny.M
mengatakan tidak ada perubahan peran sebelum dan saat sakit, dan Ny.M merasa percaya diri
meskipun telah dilakukan tindakan mastektomi pada dirinya.
Diagnosa koping individu tidak efektif tidak diangkat karena Ny.M menerima kondisi
penyakitnya dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dibuktikan dengan
Ny.M mau memeriksakan penyakitnya ke rumah sakit dan bersedia untuk dilakukan
tindakan operasi. Selain itu selama sakit keluarga selalu memberi dukungan dan semangat
serta selalu menemani Ny.M
Pada intervensi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena semua
intervensi yang dilakukan sesuai dengan teori.
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ansietas yang dialami Ny. M adalah ansietas sedang.
2. Adanya perbedaan antara diagnose keperawatan yang muncul secara teoritis dan
diagnose keperawatan yang muncul pada kasus.
3. Intervensi yang dilakukan pada Ny. M sudah sesuai dengan intervensi yang ada di
teori.
B. Saran
Dalam melakukan pengkajian psikososial hendaknya dilakukan secara komprehensif dan
mendalam, selain itu membina hubungan saling percaya pada interaksi awal sangat
penting karena jika sudah terjalin hubungan saling percaya pasien akan lebih
mengeksplore perasaannya sehingga perawat dapat menegakkan diagnosa dan memilih
intervensi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (2010). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Townsend, M. C. (1998). Buku saku diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri.
Jakarta: EGC.
Videbeck, S. L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC.
www.dinkes.go.id,diakses pada tanggal 17 April 2014
repository.usu.ac.id, diakses tanggal 17 April 2014

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiAnnisa Setia Candra
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatanari saputra
 
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinalAsuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinalkhusnul huda
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroidAsuhan keperawatan hipotiroid
Asuhan keperawatan hipotiroid
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Persepsi sensori
Persepsi sensoriPersepsi sensori
Persepsi sensori
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasiProses Keperawatan: Tahap evaluasi
Proses Keperawatan: Tahap evaluasi
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinalAsuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
Asuhan keperawatan gawat darurat trauma spinal
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 

Similar to Seminar ansietas

Similar to Seminar ansietas (20)

Ansietas ppt
Ansietas pptAnsietas ppt
Ansietas ppt
 
Askep ansietas
Askep ansietasAskep ansietas
Askep ansietas
 
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietasAsuhan keperawatan pada klien dg ansietas
Asuhan keperawatan pada klien dg ansietas
 
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA LANSIA.pptx
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA LANSIA.pptxMASALAH PSIKOSOSIAL PADA LANSIA.pptx
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA LANSIA.pptx
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)
 
Makalah depresi (5)
Makalah depresi (5)Makalah depresi (5)
Makalah depresi (5)
 
Akep kecemasan jiwa
Akep kecemasan jiwaAkep kecemasan jiwa
Akep kecemasan jiwa
 
Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)
 
Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)
 
Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)
 
kecemasan.pptx
kecemasan.pptxkecemasan.pptx
kecemasan.pptx
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
308137088-DAMPAK-SAKIT-DAN-DIRAWAT-DI-RUMAH-SAKIT-pptx.pdf
 
Askep gangguan pada cemas
Askep gangguan pada cemasAskep gangguan pada cemas
Askep gangguan pada cemas
 
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasiGangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
 
widya.pptx
widya.pptxwidya.pptx
widya.pptx
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
 
ansietas atau kecemasan 2017
ansietas atau kecemasan 2017ansietas atau kecemasan 2017
ansietas atau kecemasan 2017
 

Recently uploaded

2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptxDavyPratikto1
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxgunadarmabarra
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023AthoinNashir
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdfnendaayuwandari
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxImmanuelIndrapratama
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxNadhifahRahmawati
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxsandiharyanto
 

Recently uploaded (20)

2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 

Seminar ansietas

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah kesehatan jiwa di masyarakat sedemikian luas dan kompleks, saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan Ilmu Kedokteran Jiwa yang berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa digolongkan menjadi : masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas hidup, masalah gangguan jiwa, serta masalah psikososial (www.depkes.go.id) Stresor psikososial diketahui dengan baik memainkan peranan penting dalam hal etiologi, pemeliharaan, dan penatalaksanaan sejumlah gangguan jiwa.1 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th edition Text Revision (DSM-IV-TR) menyebutnya sebagai masalah psikososial dan lingkungan (psychosocial and environmental problems). Ketidakmampuan beradaptasi terhadap stres akan mengubah fungsi otak dan fisiologi perifer dan dapat meningkatkan terjadinya masalah psikologi yang luas (misalnya gangguan depresi, burnout, ansietas, nyeri) dan gangguan somatik (repository.usu.ac.id) Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan membahayakan, bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Ansietas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronik dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga menyebabkan perilaku maladaptif (Videbeck, 2008) B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Untuk diketahuinya seluruh masalah yang terjadi sehubungan dengan ansietas. 2. Tujuan Khusus Setelah membaca laporan pendahuluan ini, pembaca diharapkan akan dapat: a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah psikososial ansietas b. Mampu menegakkan diagnosa pada pasien dengan masalah psikososial ansietas
  • 2. c. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial ansietas d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial ansietas e. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan masalah psikososial ansietas f. Mampu melakukan pendokumentasian tindakan pada pasien dengan masalah psikososial ansietas
  • 3. LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS A. Definisi Ansietas Adalah suatu perasaan kuatir yang samar-samar, sumbernya seringkali tidak spesifik atau tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu tersebut (Townsend, 1998) Adalah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008) Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal (Stuart & Sundeen, 2013) B. Etiologi ansietas 1. Teori Biologi Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Selain itu kesehatan umum seseorang mempunyai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor. Teori genetik. Ansietas dapat memiliki komponen yang diwariskan karena kerabat tingkat pertama individu memiliki kemungkinan lebih tinggi terjadi peningkatan ansietas 2. Teori psikodinamik a. Psikoanalitis Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu id, ego, dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif. Superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari id dan superego. Misalnya jika seseorang memiliki fikiran dan perasaan yang tidak tepat sehingga meningkatkan ansietas, ia meresepsi pikiran tersebut. Represi adalah proses penyimpanan impuls yang tidak tepat ke dalam alam bawah sadar sehingga impuls tersebut tidak dapat diingat kembali.
  • 4. Represi dapat muncul kembali sehingga mengganggu preilaku, pikiran dan kebutuhan orang tersebut. b. Teori interpersonal Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat. C. Rentang respon ansietas Rentang respon individu terhadap ansietas berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif seperti terlihat pada gambar : Respon adaptif Respon Maladaptif antisipasi ringan sedang berat panik D. Tingkat ansietas Menurut Peplau (dalam Stuart & Sundeen, 2013), ada empat tingkat kecemasan yang dialami individu sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu : 1. Ansietas ringan Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan waspada. Pada tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. 2. Ansietas sedang Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. 3. Ansietas berat Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
  • 5. 4. Tingkat panik dari ansietas Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan. E. Respon Ansietas 1. Ansietas ringan Respon fisik. Ketegangan otot, sadar akan lingkungan, rileks, penuh perhatian Respon kognitif. Lapang persepsi luas, terlihat tenang, perasaan gagal sedikit, waspada, tingkat pembelajaran optimal Respon emosional. Perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, tenang 2. Ansietas sedang Respon fisik. Ketegangan otot sedang, TTV meningkat, pupil dilatasi, sering mondar-mandir, kewaspadaan meningkat, sakit kepala, sering berkemih Respon kognitif. Lapang persepsi menurun, tidak perhatian, fokus terhadap stimulus meningkat, penyelesaian masalah menurun Respons emosional. Tidak nyaman, mudah tersinggung, tidak sabar 3. Ansietas berat Respon fisik. Ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk, bicara cepat, nada suara tinggi, menggeretakkan gigi, gemetar Respon kognitif. Lapang persepsi terbatas, proses berfikir terpecah-pecah, sulit hanya memerhatikan ancaman Respon emosional. Sangat cemas, agitasi, takut, bingung 4. Panik Respons fisik. Flight and fight, ketegangan otot sangat berat, tidak dapat tidur, wajah menyeringai Respons kognitif. Persepsi sangat sempit, pikiran tidak logis, tidak dapat menyelesaikan masalah, halusinasi, waham Respons emosional. Merasa terbebani, merasa tidak mampu, lepas kendali
  • 6. F. Pohon masalah G. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji Menurut Videbeck (2008) data yang perlu dikaji pada pasien yang mengalami ansietas adalah : Data Psikososial : 1. Konsep diri. a. Citra tubuh, tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai & tidak disukai. b. Identitas diri, tanyakan tentang 1) Status & posisi klien sebelum dirawat. 2) Kepuasan klien terhadap status & posisinya (sekolah, tempat kerja, kelompok). 3) Kepuasan klien sebagai laki – laki / perempuan. c. Peran, tanyakan tentang : 1) Tugas/peran yang diemban dalam keluarga / kelompok / masyarakat. 2) Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran tersebut. d. Ideal diri, tanyakan tentang : 1) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran. 2) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat). Gangguan pola tidur Gangguan konsep diri : HDR Ansietas Defisit pengetahuan Ketidakberdayaan Koping individu tidak efektif Effect Core problem Causa Regimen terapi tidak efektif Perubahan status kesehatan
  • 7. 3) Harapan klien terhadap penyakitnya. e. Harga diri, tanyakan tentang : 1) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi citra tubuh, identitas diri, peran & ideal dirinya. 2) Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya. 2. Hubungan sosial. a. Tanyakan kepada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan. b. Tanyakan kepada klien kelompok apa saja yang diikutinya dalam masyarakat. c. Tanyakan kepada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat. Masalah keperawatan yang dapat muncul adalah (Videbeck, 2008) : 1. Ansietas 2. Harga diri rendah situasional 3. Perubahan penampilan peran 4. Ketidakberdayaan 5. Koping individu tidak efektif 6. Regimen terapi tidak efektif H. Intervensi Keperawatan 1. Ansietas Intervensi :  Kaji derajat ansietas  Dorong pasien mengekspresikan perasaan.  Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas.  Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas  Jelaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan pasien untuk memahami dan menangani informasi. Kaji situasi ini dan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah.  Anjurkan untuk penggunaan tekhnik relaksasi  Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, kontak dengan orang lain yang terbatas jika dibutuhkan.  Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien/orang terdekat mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah.
  • 8.  Tunjukkan indikasi positif pengobatan contoh perbaikan dalam nilai laboratorium, tekanan darah stabil. 2. Harga diri rendah situasional Intervensi: a. Identifikasi orang terdekat dari siapa pasien memperoleh kenyamanan dan siapa yang harus memberitahu jika terjadi keadaan bahaya. b. Dengarkan dengan aktif masalah dan ketakutan pasien c. Dorong pengungkapan perasaan , menerima apa yang dikatakannnya d. Amati komunikasi non verbal e. Refleksikan kembali kepada pasien apa yang telah diucapkan untuk memperoleh kejelasan dan pembuktian f. Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan efek yang ditimbulkan dari penyakit g. Bantu pasien dengan menjelaskan hal-hal yang diharapakan dan hal tersebut mungkin diperlukan untuk dilepaskan atau diubah. 3. Perubahan penampilan peran Tujuan umum: Klien dapat melanjutkan peran sesuai dengan tanggungjawabnya Tujuan khusus : a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki c. Klen dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan d. Klien dapat menetapkan ( merencanakan ) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Intervensi a. Bina hubungan saling percaya b. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita. c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. d. Katakan pada klien bahwa ia adalah seorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
  • 9. e. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki f. Hindarkan memberi penilaian negatif. Utamakan memberi pujian realitas g. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. h. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit klien. i. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan j. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi. k. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. l. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah. m. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah. n. Bantu keluarga memberi dukungan selama kilen di rawat. o. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. 4. Ketidakberdayaan Intervensi : a. Catat adanya tingkah laku yang merupakan pertanda dari ketidakberdayaan/tidak ada harapan, seperti pernyataan putus asa “mereka tidak peduli”, “tidak ada gunanya”. b. Kaji tingkat perasaan tidak berdaya. c. Bantu klien mengungkapkan kemampuan untuk melakukan tindakan yang diperlukan d. Dorong klien untuk menerima tanggung jawab yang lebih terhadap perilakunya sendiri. e. Beri kesempatan pada keluarga untuk mengekspresikan perhatiannya dan diskusikan cara mereka dapat membantu sepenuhnya terhadap klien. f. Laporkan dukungan yang adekuat dari orang terdekat, keluarga, teman dan tetangga 5. Regimen terapi tidak efektif Tujuan : Regimen terapeutik inefektif tidak terjadi dengan criteria : a. Klien mengetahui tentang penyakitnya dan paham tentang progtam terapi.
  • 10. b. Klien berpartisipasi dalam membuat rencana pengobatan. Intervensi : a. Kaji tingkat pemahaman klien terhadap penyakit, komplikasi dan penanganan yang dianjurkan. b. Yakinkan persepsi / pemahaman klien/orang terdekat terhadap situasi dan konsekuensi perilaku. c. Tentukan system nilai (keyakinan perawatan kesehatan dan nilai budaya). d. Dengarkan / mendengar dengan aktif pada keluhan / pernyataan klien. e. Identifikasi perilaku yang mengindikasikan kegagalan untuk mengikuti program pengobatan. f. Kaji tingkat ansietas, kemampuan kontrol, perasaan tak berdaya. g. Tentukan arti psikologis perilaku. h. Evaluasi system pendukung / sumber yang digunakan oleh pasien. Anjurkan pilihan yang tepat. i. Buat tujuan bertahap dengan pasien ; modifikasi program sesuai keperluan / kemungkinan. j. Buat system pengawasan diri, contoh TD, penimbangan, memberikan salinan laporan laboratorium. k. Berikan umpan balik positif untuk upaya / keterlibatan dalam terapi. 6. Koping individu inefektif Tujuan : 1) Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya 2) Menyatakan kesadaran kemmapuan koping/kekuatan pribadi 3) Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari/merubahnya 4) Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode koping efektif Intervensi : 1) Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya, kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan 2) Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang, ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah
  • 11. 3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya 4) Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan pastisipasi maksimum dalam rencana pengobatan 5) Dortong pasien untuk mengevalusai prioritas/tujuan hidup. Tanyakan pertanyaan seperti “apakah yang Anda lakukan merupakan yang Anda inginkan?” 6) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan, ketimbang membatalkan tujuan diri/keluarga
  • 12. BAB 3 TINJAUAN KASUS Ruang rawat : Katinting Tanggal dirawat : 3 April 2014 Tanggal pengkajian : 7 April 2014 I. IDENTITAS KLIEN Inisial : Ny. M ( P ) Umur : 40 Thn. No. CM : 019318 II. ALASAN MASUK Klien masuk RS dengan benjolan pada payudara kiri, dialami sejak tahun 2010 namun klien belum memeriksa kondisi tersebut karena menganggap hanya benjolan biasa. Pada empat bulan terakhir ini benjolan sudah membesar dan terasa nyeri maka klien memeriksa di dokter praktek dan dirujuk ke RSP UNHAS. III. PEMERIKSAAN FISIK TTV : TD : 130/80 mmHg N : 84 x/mnt S : 36,4 °C P : 20 x/mnt IV. PSIKOSOSIAL 1. Konsep diri a. Citra tubuh : Sebelum sakit klien merasa puas dengan kondisi fisiknya. Saat sakit ini klien merasa tubuhnya biasa saja, tidak ada penurunan BB hanya merasa nyeri di daerah payudara. Klien merasa cemas dengan hasil PA b. Identitas : Klien mengatakan merasa puas sebagai seorang wanita, seorang ibu, dan puas dengan status pekerjaan sebagai seorang petani coklat c. Peran : Klien mampu melaksanakan peran sebagai seorang ibu dari kedua anaknya dan sebagai istri dari suaminya d. Ideal diri : Klien berharap cepat sembuh dari penyakitnya dan kembali ke rumah berkumpul dengan keluarga
  • 13. e. Harga diri : Klien mengatakan memiliki hubungan baik dengan anggota keluarga, teman dan tetangga di lingkungan rumah. Klien mengatakan orang lain menghargai posisi klien 3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti : Sebelum sakit dan saat sekarang ini orang yang sangat berharga dengan klien adalah suami dan anak-anak.. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien sebelum sakit biasa mengikuti kegiatan pengajian yang dilakukan di lingkungan rumahnya. Saat ini klien belum dapat melaksanakan kegiatan tersebut karena sementara berobat di luar daerah. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Sebelum sakit dan sampai saat ini klien tidak mengalami hambatan atau gangguan dalam berhubungan dengan orang lain. Klien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan tetangga disekitar rumah. Selama di Rs hubungan klien dengan perawat dan dokter baik. Selam wawancara klien kooperatif menjawab pertanyaan. V. STATUS MENTAL 1. Penampilan Klien tampak tertidur dengan mnggunakan selimut dengan menggunakan pakaian, tampak rambut disisir rapi. Klien terpasang infuse dilengan kaki kiri, klien tampak lemas, klien tampak berhati-hati dalam bergerak. 2. Pembicaraan Klien menjawab pertanyaan dengan baik, pembicaraan lambat dan suara pelan. Klien tidak fokus dalam menjawab pertanyaan. 3. Aktivitas motorik Klien tampak lemah, klien terbaring di tempat tidur dengan posisi terlentang, klien tampak sering mengganti posisi kepala. 4. Alam perasaan Klien mengatakan sedih dengan kondisi yang dialami sekarang. Klien mengatakan khawatir / cemas dengan hasil dengan pemeriksaan PAnya.
  • 14. 5. Interaksi selama wawancara Klien kooperatif selama wawancara VI. MEKANISME KOPING 1. Adaptif a. Berbicara dengan orang lain b. Mampu menyelesaikan masalah c. Olahraga d. Aktivitas konstruktif 2. Maladaptif Tidak ada I. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN 1. Masalah dengan dukungan kelompok Sebelum sakit dan saat sekarang klien selalu mendapat dukungan dari keluarga nya agar tetap semangat untuk menjalani pengobatan. 2. Masalah dengan pendidikan Sebelum sakit klien tidak mengalami masalah dengan pendidikan. 3. Masalah dengan pekerjaan Sebelum sakit klien tidak mengalami masalah dengan pekerjaan. Saat sekarang klien mengatakan tidak bekerja selama hampir 1 bulan lebih dalam mengolah lahan pertaniannya. Klien berharap cepat sembuh dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. 4. Masalah dengan perumahan Klien tinggal di rumah sendiri di daerah transmigrasi, tidak ada masalah yang berarti dengan perumahan. Saat ini klien dirawat di ruangan katinting dan dijaga oleh suami dan anaknya. 5. Masalah dengan ekonomi Klien bekerja sebagai petani coklat dan memiliki penghasilan yang cukup untuk membiayai kebutuhan klien dan keluarga. 6. Masalah dengan pelayanan kesehatan
  • 15. Klien tidak mengalami masalah dengan pelayanan kesehatan baik sebelum sakit maupun sebelum sakit. Saat ini klien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak RS. 7. Masalah lainnya Saat ini klien tidak mengalami masalah yang berarti Data tambahan : Klien sudah direncanakan untuk operasi namun pada saat tiba di meja operasi tiba-tiba tensi klien menurun, akhirnya operasi tidak dilakukan. Rencana operasi dilakukan pada tanggal 8 April 2014. Klien mengatakan cemas dan khawatir akan keadaannya. Dari hasil observasi didapatkan hasil Ny. M sering berkemih, tidak fokus dalam menjawab pertanyaan. II. ASPEK MEDIK Diagnosis medik : CA Mammae Sinistra Terapi medik : 1. IUFD RL kec 24 tpm 2. Diet biasa 3. Optimalisasi Keadaan umum 4. Rencana Operasi MRM INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan : Ansietas Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan intervensi, diharapakan klien akan melaporkan ansietas berkurang dengan kriteria hasil : - Menunjukkan kemampuan untuk berfokus pada pengetahuan - TTV dalam batas normal Intervensi : a. Kaji derajat ansietas b. Dorong pasien mengekspresikan perasaan. c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas. d. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas e. Jelaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan pasien untuk memahami dan menangani informasi. Kaji situasi ini dan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah.
  • 16. f. Anjurkan untuk penggunaan tekhnik relaksasi g. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, kontak dengan orang lain yang terbatas jika dibutuhkan. h. Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien/orang terdekat mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah. i. Tunjukkan indikasi positif pengobatan contoh perbaikan dalam nilai laboratorium, tekanan darah stabil.
  • 17. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TGL/JAM KODE DX IMPLEMENTASI EVALUASI 7 April 2014 09.20 09. 30 09.45 10.00 10.20 I - Mengkaji derajad ansietas - Mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaannya - Mengobservasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas - Menjelaskan proses penyakit dan prosedur sesuai dengan tingkat kemampuan pasien - Menganjurkan teknik relaksasi nafas dalam 7 April 2014 jam 13.00 S : “ saya merasa sedih dengan keadaan saya sekarang” “ saya merasa cemas dan khawatir dengan hasil PA saya “ O : - Klien tampak lemas - Pembicaraan lambat dengan suara pelan - Klien tampak berhati-hati dalam bergerak - Klien tampak sering berganti posisi kepala A : Cemas sedang P : Lanjutkan Intervensi :  Kaji derajat ansietas  Dorong pasien mengekspresikan perasaan.  Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas.  Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas  Jelaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan pasien untuk memahami dan menangani informasi. Kaji situasi ini dan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah.  Anjurkan untuk penggunaan tekhnik relaksasi  Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, kontak dengan orang lain yang terbatas jika dibutuhkan.  Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien/orang terdekat
  • 18. 09 April 2014 09.00 10.00 11.00 11.30 11.45  mengkaji derajat ansietas  mengobservasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas  menganjurkan untuk penggunaan tekhnik relaksasi nafas dalam  mengurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, kontak dengan orang lain yang terbatas jika dibutuhkan.  menunjukkan indikasi positif pengobatan contoh perbaikan dalam nilai laboratorium, tekanan darah stabil. mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah.  Tunjukkan indikasi positif pengobatan contoh perbaikan dalam nilai laboratorium, tekanan darah stabil.  Berikan obat anti antiansietas (Transquilizer, sedatif) dan pantau efeknya. S : “ saya sudah tidak terlalu khawatir dengan keadaan saya karena saya sudah selesai dioperasi” O : - Klien tampak rileks - Klien fokus dalam menjawab pertanyaan - Kontak mata baik A : Cemas ringan P : Lanjutkan Intervensi :  Kaji derajat ansietas  Dorong pasien mengekspresikan perasaan.  Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas  Anjurkan untuk penggunaan tekhnik relaksasi  Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, kontak dengan orang lain yang terbatas jika dibutuhkan.
  • 19. BAB 4 PEMBAHASAN Berdasarkan uraian pada tinjauan teoritis mengenai ansietas dan pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data Ny. M mengatakan cemas dengan hasil PAnya dan merasa tidak nyaman karena nyeri di daerah payudaranya, dari data observasi ditemukan Ny. M tidak fokus dalam menjawab pertanyaan, sering berkemih, suara bergetar. Jika disesuaikan dengan teori yang ada maka dapat disimpulkan bahwa klien mengalami ansietas sedang.. Adapun kesenjangan yang didapat berdasarkan pengkajian dari kasus Ny. M terhadap teori ansietas antara lain terdapat pada diagnosa keperawatan. Berdasarkan teori didapatkan diagnosa keperawatan harga diri rendah situasional, perubahan penampilan peran, dan koping individu tidak efektif . Namun pada kasus tidak diangkat diagnosa tersebut karena tidak ditemukan data yang menunjang untuk menegakkan ketiga diagnosa tersebut. Untuk diagnosa harga diri rendah situasional gejala muncul pada seseorang yang sebelumnya mempunyai harga diri baik, tetapi bisa terjadi persepsi negatif tentang harga diri sebagai respon terhadap situasi yang saat ini terjadi. Pada Ny.M sebelum sakit tidak ada masalah pada harga diri dan ketika sakit Ny.M mengatakan menerima keadaannya, dan Ny.M merasa tidak ada gangguan pada citra tubuh meskipun payudaranya telah diangkat. Sehingga diagnosa harga diri rendah situasional tidak diangkat pada kasus ini. Pada diagnosa perubahan penampilan peran secara teori akan muncul data subjektif perubahan persepsi diri terhadap peran dan rasa percaya diri yang tidak adekuat. Tetapi Ny.M mengatakan tidak ada perubahan peran sebelum dan saat sakit, dan Ny.M merasa percaya diri meskipun telah dilakukan tindakan mastektomi pada dirinya. Diagnosa koping individu tidak efektif tidak diangkat karena Ny.M menerima kondisi penyakitnya dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dibuktikan dengan Ny.M mau memeriksakan penyakitnya ke rumah sakit dan bersedia untuk dilakukan tindakan operasi. Selain itu selama sakit keluarga selalu memberi dukungan dan semangat serta selalu menemani Ny.M Pada intervensi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena semua intervensi yang dilakukan sesuai dengan teori.
  • 20. BAB 5 PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ansietas yang dialami Ny. M adalah ansietas sedang. 2. Adanya perbedaan antara diagnose keperawatan yang muncul secara teoritis dan diagnose keperawatan yang muncul pada kasus. 3. Intervensi yang dilakukan pada Ny. M sudah sesuai dengan intervensi yang ada di teori. B. Saran Dalam melakukan pengkajian psikososial hendaknya dilakukan secara komprehensif dan mendalam, selain itu membina hubungan saling percaya pada interaksi awal sangat penting karena jika sudah terjalin hubungan saling percaya pasien akan lebih mengeksplore perasaannya sehingga perawat dapat menegakkan diagnosa dan memilih intervensi yang tepat.
  • 21.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (2010). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC. Townsend, M. C. (1998). Buku saku diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri. Jakarta: EGC. Videbeck, S. L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC. Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC. www.dinkes.go.id,diakses pada tanggal 17 April 2014 repository.usu.ac.id, diakses tanggal 17 April 2014