SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Amalia Senja,S.Kep.,Ns
 Psikoterapi ialah suatu cara pengobatan thdp
masalah emosional seorang pasien yg
dilakukan oleh seorang yg terlatih dlm
hubungan profesional secara sukarela,
dengan maksud hendak menghilangkan,
mengubah, atau menghambat gejala-gejala
yg ada, mengoreksi perilaku yg terganggu
dan mengembangkan pertumbuhan
kepribadian secara positif.
Dua kelompok besar:
A. Psikoterapi suportif (atau supresif, atau
non-spesifik)
B. Psikoterapi wawasan
- Psikoterapi reedukatif
- Psikoterapi rekonstruktif
 Psikolog klinis & konseling
 Pekerja sosial
 Psikiater
 Konselor keluarga
 Konselor perkawinan
 Adalah suatu bentuk terapi alternatif yg
mempunyai tujuan untuk menolong pasien
beradaptasi dengan baik thdp suatu masalah yg
dihadapi dan untuk mendapatkan suatu
kenyamanan hidup thdp gangguan psikisnya.
 Untuk mengembalikan keadaan jiwa yg rapuh
ataupun mengalami gangguan kearah
keseimbangan, yg terutama dilakukan adalah
menekan ataupun mengontrol gejala-gejala yg
terjadi dan untuk menstabilkan pasien kedalam
suasana yg aman dan terlindungi untuk melawan
ataupun menghadapi tekanan yg mungkin saja
berat yg datang dr luar maupun dari dalam
dirinya.
a. Menguatkan daya tahan mental yg ada,
dengan kata lain membuat seseorang itu
bahagia dan sejahtera
b. Mengembangkan mekanisme daya tahan
mental yg baru dan yg lebih baik untuk
mempertahankan fungsi pengontrolan diri
ataupun membuat seseorang tahu dan
mengerti tentang dirinya.
 Mengembalikan keseimbangan adaptif (dapat
menyesuaikan diri)
 Menaikkan fungsi psikologi dan sosial
 Menyokong harga dirinya dan keyakinan
dirinya sebanyak mungkin
 Menyadari realitas, keterbatasannya agar
dapat diterima
 Mencegah terjadinya relaps
 Bertujuan agar penyesuaian baik
 Mencegah ketergantungan pada dokter
 Memindahkan dukungan
a. Seseorang yg dlm keadaan kritis dan kacau
serta tidak mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan suatu masalah, yg
menghasilkan kecemasan berat dan
kebingungan ( contoh: orang yg mengalami
kesedihan yg berat, kesakitan, perceraian,
atau kehilangan pekerjaan ataupun mereka
yg pernah menjadi korban kejahatan,
penganiayaan, bencana alam, ataupun
kecelakaan)
b. Pasien dgn penyakit yg berat dan kronik
disertai dgn kerapuhan ataupun kelemahan
fungsi ego (contoh, mereka dgn psikosis yg
laten, gangguan impuls, gangguan
kepribadian berat)
c. Pasien dgn defisit kognitif dan gejala-gejala
fisik yg membuat mereka mjd lemah dan tdk
cocok dilakukan pendekatan insight-oriented
(contoh, pasien psikosomatik)
d. Pasien dengan toleransi kecemasan yg rendah dan
kesulitan mengendalikan frustasi
e. Pasien dengan kelemahan psikologi yg sesuai dgn
fungsi kognitifnya
f. Mereka yg kesulitan membedakan kenyataan luar
dengan dari dalam dirinya
g. Pasien yg mengalami gangguan berat dalam
hubungan interpersonal
h. Mereka yg mengalami kelemahan dalam mengontrol
impuls dan akhirnya mereka melakukan tindakan yg
buruk
i. Pasien dengan intelegensia yg kurang dan kapasitas
yg lemah thdp pengamatan drnya sendiri
j. Pasien yg memiliki keterbatasan yg berat untuk
mengadakan hubungan terapeutik dgn terapis
 Terapi ini dapat diterapkan pada pasien yang
mengalami penyakit-penyakit kronis. Misalnya
pada penderita penyakit diabetis melitus tipe I,
yang disebut IDDM (Insulin Dependant Diabetis
Melitus) yang harus menyuntikkan insulin ke
dalam tubuhnya sendiri. Tugas yang kadang rutin
yang harus terus menerus dilaksanakan ini
kadang menimbulkan stres dan kejenuhan.
Demikian juga diabetis tipe II, yang disebut
NIDDM (Non-insulin Dependant Diabtes Melitus)
yang harus melaksanakan diet makanan dengan
ketat untuk mengatur kadar gula dalam darah
mereka. Dengan terapi supportive mereka akan
dapat terus melaksanakan tugas dengan baik.
Lebih jauh terapi suportif ini sangat penting
diberikan pada pasien pasca stroke, dimana
mereka mengalami kelumpuhan tubuh.
Pasien memerlukan penyesuaian diri
menghadapi ketidakberdayaan fisiknya yang
kemungkinan besar akan mempengaruhi
kehidupan karier maupun kehidupan
sosialnya, seperti timbulnya rasa malu dan
rasa tidak berharga.
A. VENTILASI atau (psiko-)katarsis
B. PERSUASI atau bujukan (‘’persuasion’’)
C. SUGESTI
D. PENJAMINAN KEMBALI (‘’reassurance’’)
E. BIMBINGAN
F. PENYULUHAN
G. TERAPI KERJA
H. HIPNO-TERAPI
I. NARKOTERAPI
J. PSIKOTERAPI KELOMPOK
K. TERAPI PERILAKU
 Terapis membiarkan pasien mengeluarkan isi
hati sesukanya. Sesudahnya biasanya ia
merasa lega dan kecemasannya (tentang
penyakitnya) berkurang, karena ia lalu dapat
melihat masalahnya dalam proporsi yang
sebenarnya.
 Persuasi atau bujukan (“persuasion”)
 Psikoterapi suportif yang dilakukan dengan
menerangkan secara masuk akal tentang gejala-
gejala penyakitnya yang timbul akibat cara
berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap
masalah yang dihadapinya.
 Terapis berusaha membangun, mengubah, dan
menguatkan impuls tertentu serta
membebaskannya dari impuls yang mengganggu
secara masuk akal dan sesuai hati nurani.
 Berusaha menyakinkan pasien dengan alasan
yang masuk akal bahwa gejalanya akan hilang.
 Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung
menanamkan pikiran pada pasien atau
membangkitkan kepercayaan padanya bahwa
gejala-gejala akan hilang.
 Pasien percaya pada terapis sehingga
kritiknya berkurang dan emosinya
terpengaruh serta perhatiannya menjadi
sempit. Ia mengharap-harapkan sesuatu dan
ia mulai percaya.
 Penjaminan kembali atau reassurance dilakukan
melalui komentar yang halus dan pertanyaan
yang hati-hati, bahwa pasien mampu berfungsi
secara adekuat (cukup, memadai).
 Dapat juga diberi secara tegas berdasarkan
kenyataan atau dengan menekankan pada apa
yang telah dicapai oleh pasien.
 Sikap terapis, meyakinkan secara tegas dengan
menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai
pasien. Topik pembicaraan, pengalaman pasien
yang berhasil nyata.
 Bimbingan ialah memberi nasehat-nasehat
yang praktis dan khusus (spesifik) yang
berhubungan dengan masalah kesehatan
(jiwa) pasien agar ia lebih sanggup
mengatasinya, umpamanya tentang cara
mengadakan hubungan antar manusia, cara
berkomunikasi, bekerja dan belajar, dan
sebagainya..
 Sikap terapis, menyampaikan nesehat dengan
penuh wibawa dan pengertian.
 Penyuluhan atau konseling (counseling) ialah
suatu bentuk wawancara untuk membantu
pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik,
agar ia dapat mengatasi suatu masalah
lingkungan atau dapat menyesuaikan diri.
 Konseling biasanya dilakukan sekitar masalah
pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan
pribadi.
 Sikap terapis, menyampaikan secara halus
dan penuh kearifan.
 Terapi kerja yaitu berupa sekedar memberi
kesibukan kepada pasien ataupun berupa
latihan kerja tertentu agar ia terampil dalam
hal itu dan berguna baginya untuk mencari
nafkah kelak.
 Pasien yang dalam trance hipnotik dapat
mengingat ingatan yang tidak ada dalam
kesadaran dalam keadaan nonhipnotik.
Ingatan tersebut dapat diguna
 Narkoterapi secara intravena disuntikkan
suatu hipnotikum dengan efek yang pendek
(umpamanya penthothal atau amital
natrium).
 Psikoterapi kelompok adalah terapi di mana
orang yang memiliki penyakit emosional yang
telah dipilih secara cermat ditempatkan ke
dalam kelompok yang dibimbing oleh ahli
terapi yang terlatih untuk membantu satu
sama lainnya dalarn menjalani perubahan
kepribadian
 Terapi perilaku, berusaha untuk
menghilangkan masalah perilaku khusus
secepat-cepatnya dengan mengawasi
perilaku belajar pasien.
 Psikoterapi reedukatif
Tujuan: mengubah pola perilaku dengan
meniadakan kebiasaan tertentu dan membentuk
kebiasaan yang lebih menguntungkan. Prinsipnya
adalah dengan belajar. Pendekatannya antara
lain dengan terapi perilaku kognitif, terapi
kelompok, terapi keluarga, psikodrama, terapi
desensitisasi, relaksasi, dll. Pasien yang diterapi
dengan cara ini memiliki gangguan jiwa yang
dianggap berasal dari pengalaman belajar yang
salah (ex: tempat tinggi menakutkan, kucing
berbahaya, dll), sehingga perlu diajarkan
kembali bahwa semua itu tidak berbahaya.
 Psikoterapi rekonstruktif atau insight oriented
Tujuan: membantu pasien untuk menilik (insight)
kondisi mental mereka serta untuk mengetahui gejala
dan faktor lain yang mempengaruhi gejala tersebut.
Terapist menggunakan pendekatan psikoanalitik (cara
Freud dan non-Freud) sehingga memerlukan waktu
yang panjang. Si terapist akan membantu pasien
untuk mengenal proses nirsdar yang mendasari
gejalanya, melalui analisis yang sistematik terhadap
kata-kata pasien, mekanisme defensifnya, analisis
mimpi, serta simbolisasi dari suatu hal yang buruk di
masa lalu. Contoh: pada pasien dengan gejala takut
gelap, terapist membantu pasien untuk berpikir,
merenung dan menggali apa sebenarnya yang ia
takutkan (bisa jadi gelap tersebut adalah simbolisasi
dari suatu hal buruk di masa lalu).
 Konseling
Merupakan hubungan timbal balik antara
konselor dan klien untuk bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah tertentu. Bedakan
konseling dengan psikoedukasi. Psikoedukasi
adalah proses memberikan edukasi atau
menyampaikan informasi yang mudah dicerna
pasien, dengan tujuan agar pasien dapat
memahami permasalahannya. Sedangkan
tujuan akhir dari konseling adalah
menguatkan
 klien dalam menghadapi masalah hidup serta meningkatkan
keterampilan klien dalam menyelesaikan masalahnya atau dapat
mengurangi gejalanya.
KONSELING PSIKOEDUKASI
Bersifat pribadi (rahasia)
•Face to face (1-1)
•Menggali emosi yang kuat
•Fokus, punya tujuan yg spesifik
•Memberi informasi untuk memotivasi
perubahan perilaku
•Berorientasi pada “masalah”
•Berdasarkan keinginan klien*
*bila klien mengeluhkan kepalanya
pusing, konselor harus mengeksplorasi
pusing tsb, jgn menanyakan hal-hal
lain (ex: ibu demam nggak?)
•Tidak atau tidak terlalu rahasia
•Dlm kelompok kecil atau besar
•Emosi netral
•Bersifat umum
•informasi untuk meningkatkan
pengetahuan/ pemahaman
•Berorientasi pada “pesan”
•Berdasarkan kebutuhan kesehatan
publik
Proses Konseling Terapi
Mendengarkan 20 % 60 %
Menanyakan 15 % 10 %
Mengevaluasi 5 % 5 %
Menginterpretasikan 1 % 3 %
Mendukung 5 % 10 %
Menjelaskan 15 % 5 %
Memberitahu 20 % 3 %
Menyarankan 10 % 3 %
Menyuruh 9 % 1 %
Psikoterapi suportif

More Related Content

What's hot

wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriDhian Khikmah
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikLena Setianingsih
 
F 44 gangguan disosiatif (konversi)
F 44 gangguan disosiatif (konversi)F 44 gangguan disosiatif (konversi)
F 44 gangguan disosiatif (konversi)Elissa Lisencia
 
Tatalaksana gangguan cemas
Tatalaksana gangguan cemasTatalaksana gangguan cemas
Tatalaksana gangguan cemasSuharti Wairagya
 
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptxPPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptxApriliaAdelinaBarus
 
Juknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareJuknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareIrene Susilo
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Ade Wijaya
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumpade anggara
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organikfikri asyura
 

What's hot (20)

Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatriwawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
F 44 gangguan disosiatif (konversi)
F 44 gangguan disosiatif (konversi)F 44 gangguan disosiatif (konversi)
F 44 gangguan disosiatif (konversi)
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Demensia
DemensiaDemensia
Demensia
 
Tatalaksana gangguan cemas
Tatalaksana gangguan cemasTatalaksana gangguan cemas
Tatalaksana gangguan cemas
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptxPPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Juknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif CareJuknis HIV: Paliatif Care
Juknis HIV: Paliatif Care
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organik
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 

Similar to Psikoterapi suportif

45620167 psikoterapi-suportif
45620167 psikoterapi-suportif45620167 psikoterapi-suportif
45620167 psikoterapi-suportifIebee Iyann
 
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptx
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptxTerapi Modalitas Kep Jiwa.pptx
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptxSugarPlum34
 
Pengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkupPengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkupandisgrasi
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaZha Sarimurni
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Pemulihan: Model Medis dan Model Konsumen
Pemulihan: Model Medis dan Model KonsumenPemulihan: Model Medis dan Model Konsumen
Pemulihan: Model Medis dan Model KonsumenBagus Utomo
 
Model konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaModel konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaNotesyaAAmanupunnyo
 
10-intervensi klinis.pptx
10-intervensi klinis.pptx10-intervensi klinis.pptx
10-intervensi klinis.pptxNeng37
 
Welas Asih untuk Peningkatan Kualitas Hidup.pdf
Welas Asih untuk Peningkatan Kualitas Hidup.pdfWelas Asih untuk Peningkatan Kualitas Hidup.pdf
Welas Asih untuk Peningkatan Kualitas Hidup.pdfpapahku123
 
Terapi modalitas pada anak usia sekolah
Terapi modalitas pada anak usia sekolahTerapi modalitas pada anak usia sekolah
Terapi modalitas pada anak usia sekolahAmalia Senja
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISHusna Sholihah
 

Similar to Psikoterapi suportif (20)

45620167 psikoterapi-suportif
45620167 psikoterapi-suportif45620167 psikoterapi-suportif
45620167 psikoterapi-suportif
 
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptx
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptxTerapi Modalitas Kep Jiwa.pptx
Terapi Modalitas Kep Jiwa.pptx
 
Pengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkupPengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkup
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
 
P1 supportif therapy
P1 supportif therapyP1 supportif therapy
P1 supportif therapy
 
Jenis Neurosis dan Terapi
Jenis Neurosis dan TerapiJenis Neurosis dan Terapi
Jenis Neurosis dan Terapi
 
Jenis Neurosis dan Terapi
Jenis Neurosis dan TerapiJenis Neurosis dan Terapi
Jenis Neurosis dan Terapi
 
Eva jadi
Eva jadiEva jadi
Eva jadi
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Pemulihan: Model Medis dan Model Konsumen
Pemulihan: Model Medis dan Model KonsumenPemulihan: Model Medis dan Model Konsumen
Pemulihan: Model Medis dan Model Konsumen
 
Model konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaModel konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwa
 
10-intervensi klinis.pptx
10-intervensi klinis.pptx10-intervensi klinis.pptx
10-intervensi klinis.pptx
 
Terapi modalitas keperawatan jiwa
Terapi modalitas keperawatan jiwaTerapi modalitas keperawatan jiwa
Terapi modalitas keperawatan jiwa
 
Sejarah cbt
Sejarah cbtSejarah cbt
Sejarah cbt
 
Welas Asih untuk Peningkatan Kualitas Hidup.pdf
Welas Asih untuk Peningkatan Kualitas Hidup.pdfWelas Asih untuk Peningkatan Kualitas Hidup.pdf
Welas Asih untuk Peningkatan Kualitas Hidup.pdf
 
widya.pptx
widya.pptxwidya.pptx
widya.pptx
 
Makalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompokMakalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompok
 
Terapi modalitas pada anak usia sekolah
Terapi modalitas pada anak usia sekolahTerapi modalitas pada anak usia sekolah
Terapi modalitas pada anak usia sekolah
 
Makalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompokMakalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompok
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
 

More from Amalia Senja

Family nursing theory
Family nursing theoryFamily nursing theory
Family nursing theoryAmalia Senja
 
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Amalia Senja
 
Prinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasiPrinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasiAmalia Senja
 
Format pengkajian anak
Format pengkajian anakFormat pengkajian anak
Format pengkajian anakAmalia Senja
 
Evidence based nursing
Evidence based nursingEvidence based nursing
Evidence based nursingAmalia Senja
 
Profil Miss amalia senja
Profil Miss amalia senjaProfil Miss amalia senja
Profil Miss amalia senjaAmalia Senja
 
REVIEW TES VONVON
REVIEW TES VONVON REVIEW TES VONVON
REVIEW TES VONVON Amalia Senja
 
Developing patience because patience is a skill
Developing patience because patience is a skillDeveloping patience because patience is a skill
Developing patience because patience is a skillAmalia Senja
 
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY  THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY Amalia Senja
 
The importance of verbal & non verbal communication
The importance of verbal & non verbal communicationThe importance of verbal & non verbal communication
The importance of verbal & non verbal communicationAmalia Senja
 
How to stress management2
How to stress management2How to stress management2
How to stress management2Amalia Senja
 
How to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
How to stress management : Guided Imagery and Exercise TherapyHow to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
How to stress management : Guided Imagery and Exercise TherapyAmalia Senja
 
Empathy in communication and leadership
Empathy in communication and leadership Empathy in communication and leadership
Empathy in communication and leadership Amalia Senja
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan Amalia Senja
 
Teknik Afirmasi Positif
Teknik Afirmasi Positif Teknik Afirmasi Positif
Teknik Afirmasi Positif Amalia Senja
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidanceAmalia Senja
 
Anatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAnatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAmalia Senja
 
Falsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanFalsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanAmalia Senja
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAmalia Senja
 

More from Amalia Senja (20)

Family nursing theory
Family nursing theoryFamily nursing theory
Family nursing theory
 
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
Prinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasiPrinsip pemberian medikasi
Prinsip pemberian medikasi
 
Format pengkajian anak
Format pengkajian anakFormat pengkajian anak
Format pengkajian anak
 
Evidence based nursing
Evidence based nursingEvidence based nursing
Evidence based nursing
 
Profil Miss amalia senja
Profil Miss amalia senjaProfil Miss amalia senja
Profil Miss amalia senja
 
REVIEW TES VONVON
REVIEW TES VONVON REVIEW TES VONVON
REVIEW TES VONVON
 
Developing patience because patience is a skill
Developing patience because patience is a skillDeveloping patience because patience is a skill
Developing patience because patience is a skill
 
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY  THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
 
The importance of verbal & non verbal communication
The importance of verbal & non verbal communicationThe importance of verbal & non verbal communication
The importance of verbal & non verbal communication
 
How to stress management2
How to stress management2How to stress management2
How to stress management2
 
How to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
How to stress management : Guided Imagery and Exercise TherapyHow to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
How to stress management : Guided Imagery and Exercise Therapy
 
Empathy in communication and leadership
Empathy in communication and leadership Empathy in communication and leadership
Empathy in communication and leadership
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
Komunikasi visual, verbal dan vokal (3V) dan kecemasan
 
Teknik Afirmasi Positif
Teknik Afirmasi Positif Teknik Afirmasi Positif
Teknik Afirmasi Positif
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
Anatomi Muskuloskeletal
Anatomi MuskuloskeletalAnatomi Muskuloskeletal
Anatomi Muskuloskeletal
 
Falsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatanFalsafah dan paradigma keperawatan
Falsafah dan paradigma keperawatan
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
 

Recently uploaded

MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhuntung untung edi purwanto
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 

Recently uploaded (14)

MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 

Psikoterapi suportif

  • 2.  Psikoterapi ialah suatu cara pengobatan thdp masalah emosional seorang pasien yg dilakukan oleh seorang yg terlatih dlm hubungan profesional secara sukarela, dengan maksud hendak menghilangkan, mengubah, atau menghambat gejala-gejala yg ada, mengoreksi perilaku yg terganggu dan mengembangkan pertumbuhan kepribadian secara positif.
  • 3. Dua kelompok besar: A. Psikoterapi suportif (atau supresif, atau non-spesifik) B. Psikoterapi wawasan - Psikoterapi reedukatif - Psikoterapi rekonstruktif
  • 4.  Psikolog klinis & konseling  Pekerja sosial  Psikiater  Konselor keluarga  Konselor perkawinan
  • 5.  Adalah suatu bentuk terapi alternatif yg mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik thdp suatu masalah yg dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup thdp gangguan psikisnya.  Untuk mengembalikan keadaan jiwa yg rapuh ataupun mengalami gangguan kearah keseimbangan, yg terutama dilakukan adalah menekan ataupun mengontrol gejala-gejala yg terjadi dan untuk menstabilkan pasien kedalam suasana yg aman dan terlindungi untuk melawan ataupun menghadapi tekanan yg mungkin saja berat yg datang dr luar maupun dari dalam dirinya.
  • 6. a. Menguatkan daya tahan mental yg ada, dengan kata lain membuat seseorang itu bahagia dan sejahtera b. Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yg baru dan yg lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri ataupun membuat seseorang tahu dan mengerti tentang dirinya.
  • 7.  Mengembalikan keseimbangan adaptif (dapat menyesuaikan diri)  Menaikkan fungsi psikologi dan sosial  Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin  Menyadari realitas, keterbatasannya agar dapat diterima  Mencegah terjadinya relaps  Bertujuan agar penyesuaian baik  Mencegah ketergantungan pada dokter  Memindahkan dukungan
  • 8. a. Seseorang yg dlm keadaan kritis dan kacau serta tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah, yg menghasilkan kecemasan berat dan kebingungan ( contoh: orang yg mengalami kesedihan yg berat, kesakitan, perceraian, atau kehilangan pekerjaan ataupun mereka yg pernah menjadi korban kejahatan, penganiayaan, bencana alam, ataupun kecelakaan)
  • 9. b. Pasien dgn penyakit yg berat dan kronik disertai dgn kerapuhan ataupun kelemahan fungsi ego (contoh, mereka dgn psikosis yg laten, gangguan impuls, gangguan kepribadian berat) c. Pasien dgn defisit kognitif dan gejala-gejala fisik yg membuat mereka mjd lemah dan tdk cocok dilakukan pendekatan insight-oriented (contoh, pasien psikosomatik)
  • 10. d. Pasien dengan toleransi kecemasan yg rendah dan kesulitan mengendalikan frustasi e. Pasien dengan kelemahan psikologi yg sesuai dgn fungsi kognitifnya f. Mereka yg kesulitan membedakan kenyataan luar dengan dari dalam dirinya g. Pasien yg mengalami gangguan berat dalam hubungan interpersonal h. Mereka yg mengalami kelemahan dalam mengontrol impuls dan akhirnya mereka melakukan tindakan yg buruk i. Pasien dengan intelegensia yg kurang dan kapasitas yg lemah thdp pengamatan drnya sendiri j. Pasien yg memiliki keterbatasan yg berat untuk mengadakan hubungan terapeutik dgn terapis
  • 11.  Terapi ini dapat diterapkan pada pasien yang mengalami penyakit-penyakit kronis. Misalnya pada penderita penyakit diabetis melitus tipe I, yang disebut IDDM (Insulin Dependant Diabetis Melitus) yang harus menyuntikkan insulin ke dalam tubuhnya sendiri. Tugas yang kadang rutin yang harus terus menerus dilaksanakan ini kadang menimbulkan stres dan kejenuhan. Demikian juga diabetis tipe II, yang disebut NIDDM (Non-insulin Dependant Diabtes Melitus) yang harus melaksanakan diet makanan dengan ketat untuk mengatur kadar gula dalam darah mereka. Dengan terapi supportive mereka akan dapat terus melaksanakan tugas dengan baik.
  • 12. Lebih jauh terapi suportif ini sangat penting diberikan pada pasien pasca stroke, dimana mereka mengalami kelumpuhan tubuh. Pasien memerlukan penyesuaian diri menghadapi ketidakberdayaan fisiknya yang kemungkinan besar akan mempengaruhi kehidupan karier maupun kehidupan sosialnya, seperti timbulnya rasa malu dan rasa tidak berharga.
  • 13. A. VENTILASI atau (psiko-)katarsis B. PERSUASI atau bujukan (‘’persuasion’’) C. SUGESTI D. PENJAMINAN KEMBALI (‘’reassurance’’) E. BIMBINGAN F. PENYULUHAN G. TERAPI KERJA H. HIPNO-TERAPI I. NARKOTERAPI J. PSIKOTERAPI KELOMPOK K. TERAPI PERILAKU
  • 14.  Terapis membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya. Sesudahnya biasanya ia merasa lega dan kecemasannya (tentang penyakitnya) berkurang, karena ia lalu dapat melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya.
  • 15.  Persuasi atau bujukan (“persuasion”)  Psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala- gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.  Terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai hati nurani.  Berusaha menyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bahwa gejalanya akan hilang.
  • 16.  Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang.  Pasien percaya pada terapis sehingga kritiknya berkurang dan emosinya terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit. Ia mengharap-harapkan sesuatu dan ia mulai percaya.
  • 17.  Penjaminan kembali atau reassurance dilakukan melalui komentar yang halus dan pertanyaan yang hati-hati, bahwa pasien mampu berfungsi secara adekuat (cukup, memadai).  Dapat juga diberi secara tegas berdasarkan kenyataan atau dengan menekankan pada apa yang telah dicapai oleh pasien.  Sikap terapis, meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien. Topik pembicaraan, pengalaman pasien yang berhasil nyata.
  • 18.  Bimbingan ialah memberi nasehat-nasehat yang praktis dan khusus (spesifik) yang berhubungan dengan masalah kesehatan (jiwa) pasien agar ia lebih sanggup mengatasinya, umpamanya tentang cara mengadakan hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, bekerja dan belajar, dan sebagainya..  Sikap terapis, menyampaikan nesehat dengan penuh wibawa dan pengertian.
  • 19.  Penyuluhan atau konseling (counseling) ialah suatu bentuk wawancara untuk membantu pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat mengatasi suatu masalah lingkungan atau dapat menyesuaikan diri.  Konseling biasanya dilakukan sekitar masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan pribadi.  Sikap terapis, menyampaikan secara halus dan penuh kearifan.
  • 20.  Terapi kerja yaitu berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien ataupun berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan berguna baginya untuk mencari nafkah kelak.
  • 21.  Pasien yang dalam trance hipnotik dapat mengingat ingatan yang tidak ada dalam kesadaran dalam keadaan nonhipnotik. Ingatan tersebut dapat diguna
  • 22.  Narkoterapi secara intravena disuntikkan suatu hipnotikum dengan efek yang pendek (umpamanya penthothal atau amital natrium).
  • 23.  Psikoterapi kelompok adalah terapi di mana orang yang memiliki penyakit emosional yang telah dipilih secara cermat ditempatkan ke dalam kelompok yang dibimbing oleh ahli terapi yang terlatih untuk membantu satu sama lainnya dalarn menjalani perubahan kepribadian
  • 24.  Terapi perilaku, berusaha untuk menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar pasien.
  • 25.
  • 26.
  • 27.  Psikoterapi reedukatif Tujuan: mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Prinsipnya adalah dengan belajar. Pendekatannya antara lain dengan terapi perilaku kognitif, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, terapi desensitisasi, relaksasi, dll. Pasien yang diterapi dengan cara ini memiliki gangguan jiwa yang dianggap berasal dari pengalaman belajar yang salah (ex: tempat tinggi menakutkan, kucing berbahaya, dll), sehingga perlu diajarkan kembali bahwa semua itu tidak berbahaya.
  • 28.  Psikoterapi rekonstruktif atau insight oriented Tujuan: membantu pasien untuk menilik (insight) kondisi mental mereka serta untuk mengetahui gejala dan faktor lain yang mempengaruhi gejala tersebut. Terapist menggunakan pendekatan psikoanalitik (cara Freud dan non-Freud) sehingga memerlukan waktu yang panjang. Si terapist akan membantu pasien untuk mengenal proses nirsdar yang mendasari gejalanya, melalui analisis yang sistematik terhadap kata-kata pasien, mekanisme defensifnya, analisis mimpi, serta simbolisasi dari suatu hal yang buruk di masa lalu. Contoh: pada pasien dengan gejala takut gelap, terapist membantu pasien untuk berpikir, merenung dan menggali apa sebenarnya yang ia takutkan (bisa jadi gelap tersebut adalah simbolisasi dari suatu hal buruk di masa lalu).
  • 29.  Konseling Merupakan hubungan timbal balik antara konselor dan klien untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah tertentu. Bedakan konseling dengan psikoedukasi. Psikoedukasi adalah proses memberikan edukasi atau menyampaikan informasi yang mudah dicerna pasien, dengan tujuan agar pasien dapat memahami permasalahannya. Sedangkan tujuan akhir dari konseling adalah menguatkan
  • 30.  klien dalam menghadapi masalah hidup serta meningkatkan keterampilan klien dalam menyelesaikan masalahnya atau dapat mengurangi gejalanya. KONSELING PSIKOEDUKASI Bersifat pribadi (rahasia) •Face to face (1-1) •Menggali emosi yang kuat •Fokus, punya tujuan yg spesifik •Memberi informasi untuk memotivasi perubahan perilaku •Berorientasi pada “masalah” •Berdasarkan keinginan klien* *bila klien mengeluhkan kepalanya pusing, konselor harus mengeksplorasi pusing tsb, jgn menanyakan hal-hal lain (ex: ibu demam nggak?) •Tidak atau tidak terlalu rahasia •Dlm kelompok kecil atau besar •Emosi netral •Bersifat umum •informasi untuk meningkatkan pengetahuan/ pemahaman •Berorientasi pada “pesan” •Berdasarkan kebutuhan kesehatan publik
  • 31. Proses Konseling Terapi Mendengarkan 20 % 60 % Menanyakan 15 % 10 % Mengevaluasi 5 % 5 % Menginterpretasikan 1 % 3 % Mendukung 5 % 10 % Menjelaskan 15 % 5 % Memberitahu 20 % 3 % Menyarankan 10 % 3 % Menyuruh 9 % 1 %