MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
TINITUS SUBJEKTIF
1. Bagian KSM Ilmu Kesehatan THT-KL
RS Imanuel – FK UK Maranatha
Bandug
2019
TINITUS
2. ANAMNESIS
• Identitas ( nama,usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan )
• Keluhan utama sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar
• Sejak kapan?
• Lokasinya ? Unilateral atau bilateral ?
• Sifatnya apakah mendenging atau mendesis atau menderu atau berdetak
ataungemuruh atau seperti riak air
• Lamanya?
• Apakah menetap atau hilang timbul ?
• Apakah menganggu ?
• Bertambah berat pada waktu siang atau malam hari ?
3. • Apakah ada vertigo?
• Apakah pernah cedera kepala ?
• Apakah minum obat ototoksik?
• Apakah ada gangguan kesimbangan ?
• Apakah ada otore ?
• Apakah sering terpapar kebisingan?
• Apakah ada riwayat infeksi telinga dan operasi telinga?
• Apakah ada kehilangan pendengaran?
• Riwayat Berobat : sudahkah berobat ke dokter atau mengkonsumsi obat untuk
mengatasi keluhan?
• Riwayat kebiasaaan : merokok ? Kopi ?
4. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
Kesadaran
Kesan sakit
• Tanda – tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
• Kepala :
Mata: Konjungtiva? Sklera? Nistagmus?
Hidung : bentuk, ukuran, mukosa, sekret , septum,
concha?
Mulut: Bibir? Mukosa? Lidah letak sentral? Uvula?
Tonsil?
8. DIAGNOSIS
• Anamnesis
• kualitas dan kuantitas tinitus, lokasi, sifat apakah mendenging, mendesis,
menderu, berdetak, gemuruh atau seperti rak air . Lama serangan tinitus, bila
berlangsung dalam waktu 1 menit biasanya akan hilang sendiri, hal ini bukan
keadaan patologik. Bila berlangsung dalam 5 menit merupakan keadaan
patologik. Tinitus subjektif unilateral disertai gangguan pendengaran perlu
dicurigai kemungkinan tumor neuroma akustik atau trauma kepala. Bila tinitus
bilateral kemungkinan terjadi pada intoksikasi obat yang bersifat ototoksik
seperti aspirin, trauma bising, dan penyakit sistemik lain.
9. CONT..
Apabila pasien sulit mengidentifikasi kanan atau kiri
kemungkinannya disaraf pusat. Kualitas tinitus, bila tinitus bernada
tinggi biasanya kelainannya pada daerah basal koklea, saraf
pendengar perifer dan sentral. Tinitus bernada rendah seperti
gemuruh ombak khas untuk kelainan koklea seperti hidrops
endolimfa.
11. PENATALAKSANAAN
• Psikologik dengan memberikan konsuktasi psikologik untuk meyakinkan pasien
bahwa penyakitnya tidak membahayakan, mengajarkan relaksasi setaip hari
• Elektrofisiologik yaitu memberi stimulus eletroakustik dengan intensitas suara
yang lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinitus
masker
• Terapi medikamentosa sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas
diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea, tranquilizer, antidepresan
sedatif, neurotonik, vitamin dan mineral.
• Tindakan bedah dilakukan pada tumor akustik neuroma
12. PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
13. DEFINISI
Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan
mendengarkan bunyi tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Keluhan ini dapat
berupa bunyi mendengung, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi yang
lain.
14. KLASIFIKASI
• Tinitus obyektif, bila suara tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa atau
dengan auskultasi di sekitar telinga. Tinitus obyektif bersifat vibritorik, berasal
dari transmisi vibrasi sistem vaskuler atau kardoivaskuler di sekitar telinga.
• Tinitus subjektif, bila suara tersebut hanya didengar oleh pasien sendiri, jenis ini
sering terjadi. Tinitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh proses
iritatif atau perubahan degeneratif traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut
getar koklea sampai pusat saraf pendengar.
15. ETIOLOGI
1. kelainan vaskula rbaik pada arteri atau vena.
2. Kelainan muskularklonus otot palatum atau tensor timpani.
3. Lesi pada saluran telinga dalam : tumor saraf kedelapan.
4. Gangguan kokhlea : trauma akibat bising, trauma tulang temporal, penyakit
Meniere’s, tuli saraf mendadak
5. Ototoksisitas : aspirin, kuinin, dan antibiotika tertentu (aminoglikosida).
6. Kelainan telinga tengah: infeksi, sklerosis, gangguan tuba eustachi.
7. Lain-lain: serumen, benda asing pada saluran telinga luar dan penyakit
sistemik seperti anemia
16. PATOFISIOLOGI
• Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditorius yang menimbulkan
perasaan adanya bunyi, namun implus yang ada buka n berasal dari bunyi
eksternal yang ditransformasikan, melainkan berasal dari sumber implus
abnormal di dalam tubuh pasien sendiri.
• Implus abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus
dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah, seperti
bergemuruh atau nada tinggi, seperti berdengung. Tinitus dapat terus menerus
atau hilang timbul terdengar.
17. CONT..
• Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena
gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi, biasanya berupa
bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa
berdenyut (tinitus pulsasi).
• Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada
sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis,
dan lain-lain
18. CONT..
• Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan
pendengaran merupakan gejala dini yang penting pada tumor glomus
jugulare. Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler.
Bunyinya seirama dengan denyut nadi, misalnya pada aneurisma dan
aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan tinitus
objektif, seperti tuba eustachius terbuka, sehingga ketika bernafas
membran timpani bergerak dan terrjadi tinitus. Kejang klonus
muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot
palatum dapat menimbulkan tinitus objektif.
19. CONT..
• Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor
karotis (carotid-body tumour), maka suara aliran darah akan
mengakibatkan tinitus juga. Pada tuli sensorineural, biasanya
timbul tinitus subjektif nada tinggi (sekitar 4000 Hz). Pada
intoksikasi obat seperti salisilat, kina, streptomysin, dehidro-
streptomysin, garamysin, digitalis, kanamysin, dapat terjadi
tinitus nada tinggi, terus menerus atau hilang timbul.
20. CONT..
• Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit meniere dapat terjadi tinitus pada nada
rendah dan tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung. Ganguan ini disertai
dengan tuli sensorineural dan vertigo.
• Gangguan vaskuler koklea terminalis yang terjadi pada pasien yang stres akibat
gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme atau
saat hamil dapat juga timbul tinitus atau gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya
sudah kembali normal.