SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Bagian KSM Ilmu Kesehatan THT-KL
RS Imanuel – FK UK Maranatha
Bandug
2019
TINITUS
ANAMNESIS
• Identitas ( nama,usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan )
• Keluhan utama sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar
• Sejak kapan?
• Lokasinya ? Unilateral atau bilateral ?
• Sifatnya apakah mendenging atau mendesis atau menderu atau berdetak
ataungemuruh atau seperti riak air
• Lamanya?
• Apakah menetap atau hilang timbul ?
• Apakah menganggu ?
• Bertambah berat pada waktu siang atau malam hari ?
• Apakah ada vertigo?
• Apakah pernah cedera kepala ?
• Apakah minum obat ototoksik?
• Apakah ada gangguan kesimbangan ?
• Apakah ada otore ?
• Apakah sering terpapar kebisingan?
• Apakah ada riwayat infeksi telinga dan operasi telinga?
• Apakah ada kehilangan pendengaran?
• Riwayat Berobat : sudahkah berobat ke dokter atau mengkonsumsi obat untuk
mengatasi keluhan?
• Riwayat kebiasaaan : merokok ? Kopi ?
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
 Kesadaran
 Kesan sakit
• Tanda – tanda vital
 Tekanan darah
 Nadi
 Respirasi
 Suhu
• Kepala :
 Mata: Konjungtiva? Sklera? Nistagmus?
 Hidung : bentuk, ukuran, mukosa, sekret , septum,
concha?
 Mulut: Bibir? Mukosa? Lidah letak sentral? Uvula?
Tonsil?
(CONT)
• Telinga: (inspeksi, palpasi, otoskopi)
 Kulit telinga (ulserasi)? Nyeri Tekan/nyeri tarik?
 Otoskop: Serumen? Sekret? Membran timpani?
Warna MT? Refleks cahaya?
 Tes Pendengaran dg Garpu Tala: Rinne? Webber?
• Leher: Trakea? Kelenjar tiroid? KGB?
• Thoraks (pulmo):
 Inspeksi bentuk dan pergerakan ?
 Palpasi bentuk dan pergerakan? Taktil fremitus?
 Perkusi?
 Auskultasi VBS? Rhonki? Wheezing?
(CONT)
• Cor :
 Inspeksi ictus cordis?
 Palpasi ictus cordis?
 Perkusi batas – batas jantung ?
 Auskultasi bunyi jantung S1? S2? Regular? murmur?
• Abdomen
 Inspeksi abdomen?
 Palpasi – hepar dan lien?
 Perkusi – tympani?
 Auskultasi bising usus?
• Ekstremitas : akral? CRT? Oedem?
Diagnosis
- Tinitus subjektiv
- Tinitus objektiv
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• kualitas dan kuantitas tinitus, lokasi, sifat apakah mendenging, mendesis,
menderu, berdetak, gemuruh atau seperti rak air . Lama serangan tinitus, bila
berlangsung dalam waktu 1 menit biasanya akan hilang sendiri, hal ini bukan
keadaan patologik. Bila berlangsung dalam 5 menit merupakan keadaan
patologik. Tinitus subjektif unilateral disertai gangguan pendengaran perlu
dicurigai kemungkinan tumor neuroma akustik atau trauma kepala. Bila tinitus
bilateral kemungkinan terjadi pada intoksikasi obat yang bersifat ototoksik
seperti aspirin, trauma bising, dan penyakit sistemik lain.
CONT..
Apabila pasien sulit mengidentifikasi kanan atau kiri
kemungkinannya disaraf pusat. Kualitas tinitus, bila tinitus bernada
tinggi biasanya kelainannya pada daerah basal koklea, saraf
pendengar perifer dan sentral. Tinitus bernada rendah seperti
gemuruh ombak khas untuk kelainan koklea seperti hidrops
endolimfa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• PTA
• OAE ( Otoacustic Emmision)
• BERA (Brainsteam Evoked Response Audiometri)
• ENG ( Electro Nystagmusgraphy)
PENATALAKSANAAN
• Psikologik dengan memberikan konsuktasi psikologik untuk meyakinkan pasien
bahwa penyakitnya tidak membahayakan, mengajarkan relaksasi setaip hari
• Elektrofisiologik yaitu memberi stimulus eletroakustik dengan intensitas suara
yang lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinitus
masker
• Terapi medikamentosa sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas
diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea, tranquilizer, antidepresan
sedatif, neurotonik, vitamin dan mineral.
• Tindakan bedah dilakukan pada tumor akustik neuroma
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DEFINISI
Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan
mendengarkan bunyi tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Keluhan ini dapat
berupa bunyi mendengung, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi yang
lain.
KLASIFIKASI
• Tinitus obyektif, bila suara tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa atau
dengan auskultasi di sekitar telinga. Tinitus obyektif bersifat vibritorik, berasal
dari transmisi vibrasi sistem vaskuler atau kardoivaskuler di sekitar telinga.
• Tinitus subjektif, bila suara tersebut hanya didengar oleh pasien sendiri, jenis ini
sering terjadi. Tinitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh proses
iritatif atau perubahan degeneratif traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut
getar koklea sampai pusat saraf pendengar.
ETIOLOGI
1. kelainan vaskula rbaik pada arteri atau vena.
2. Kelainan muskularklonus otot palatum atau tensor timpani.
3. Lesi pada saluran telinga dalam : tumor saraf kedelapan.
4. Gangguan kokhlea : trauma akibat bising, trauma tulang temporal, penyakit
Meniere’s, tuli saraf mendadak
5. Ototoksisitas : aspirin, kuinin, dan antibiotika tertentu (aminoglikosida).
6. Kelainan telinga tengah: infeksi, sklerosis, gangguan tuba eustachi.
7. Lain-lain: serumen, benda asing pada saluran telinga luar dan penyakit
sistemik seperti anemia
PATOFISIOLOGI
• Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditorius yang menimbulkan
perasaan adanya bunyi, namun implus yang ada buka n berasal dari bunyi
eksternal yang ditransformasikan, melainkan berasal dari sumber implus
abnormal di dalam tubuh pasien sendiri.
• Implus abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus
dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah, seperti
bergemuruh atau nada tinggi, seperti berdengung. Tinitus dapat terus menerus
atau hilang timbul terdengar.
CONT..
• Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena
gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi, biasanya berupa
bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa
berdenyut (tinitus pulsasi).
• Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada
sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis,
dan lain-lain
CONT..
• Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan
pendengaran merupakan gejala dini yang penting pada tumor glomus
jugulare. Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler.
Bunyinya seirama dengan denyut nadi, misalnya pada aneurisma dan
aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan tinitus
objektif, seperti tuba eustachius terbuka, sehingga ketika bernafas
membran timpani bergerak dan terrjadi tinitus. Kejang klonus
muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot
palatum dapat menimbulkan tinitus objektif.
CONT..
• Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor
karotis (carotid-body tumour), maka suara aliran darah akan
mengakibatkan tinitus juga. Pada tuli sensorineural, biasanya
timbul tinitus subjektif nada tinggi (sekitar 4000 Hz). Pada
intoksikasi obat seperti salisilat, kina, streptomysin, dehidro-
streptomysin, garamysin, digitalis, kanamysin, dapat terjadi
tinitus nada tinggi, terus menerus atau hilang timbul.
CONT..
• Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit meniere dapat terjadi tinitus pada nada
rendah dan tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung. Ganguan ini disertai
dengan tuli sensorineural dan vertigo.
• Gangguan vaskuler koklea terminalis yang terjadi pada pasien yang stres akibat
gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme atau
saat hamil dapat juga timbul tinitus atau gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya
sudah kembali normal.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

What's hot (16)

Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniere
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
 
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-klTht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
 
Lp vertigo
Lp vertigoLp vertigo
Lp vertigo
 
Pbl muskuloskeletal sken_2
Pbl muskuloskeletal sken_2Pbl muskuloskeletal sken_2
Pbl muskuloskeletal sken_2
 
Laporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsyLaporan Kasus Bell's palsy
Laporan Kasus Bell's palsy
 
Askep vertigo
Askep vertigoAskep vertigo
Askep vertigo
 
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
 
asuhan keperawatan pada vertigo
asuhan keperawatan pada vertigoasuhan keperawatan pada vertigo
asuhan keperawatan pada vertigo
 
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
Askep ensefalitis AKPER PEMDA MUNA
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 

Similar to TINITUS SUBJEKTIF

TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)Yolly Finolla
 
Otitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronikOtitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronikAtikah Fatmawati
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptRandiDoank2
 
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptGANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptPrazhCzar
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniereSam Goufu
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) gerasimoos
 
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdfBLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdfIzazFishalShafa
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)gerasimoos
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCoassTHT
 
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptxA10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptxIanraihanDirgantoro
 
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat BisingCBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat BisingCoassTHT
 

Similar to TINITUS SUBJEKTIF (20)

TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
 
PPT Referat.pptx
PPT Referat.pptxPPT Referat.pptx
PPT Referat.pptx
 
Menier disaese
Menier disaeseMenier disaese
Menier disaese
 
Otitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronikOtitis media akut & kronik
Otitis media akut & kronik
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.pptfdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
fdokumen.com_otitis-media-5927fcffbc568.ppt
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptGANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniere
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
 
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdfBLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
Cbd epistaksis posterior (Gerasimos Hasiholan)
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotor
 
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptxA10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
 
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat BisingCBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 

Recently uploaded

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (20)

Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

TINITUS SUBJEKTIF

  • 1. Bagian KSM Ilmu Kesehatan THT-KL RS Imanuel – FK UK Maranatha Bandug 2019 TINITUS
  • 2. ANAMNESIS • Identitas ( nama,usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan ) • Keluhan utama sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar • Sejak kapan? • Lokasinya ? Unilateral atau bilateral ? • Sifatnya apakah mendenging atau mendesis atau menderu atau berdetak ataungemuruh atau seperti riak air • Lamanya? • Apakah menetap atau hilang timbul ? • Apakah menganggu ? • Bertambah berat pada waktu siang atau malam hari ?
  • 3. • Apakah ada vertigo? • Apakah pernah cedera kepala ? • Apakah minum obat ototoksik? • Apakah ada gangguan kesimbangan ? • Apakah ada otore ? • Apakah sering terpapar kebisingan? • Apakah ada riwayat infeksi telinga dan operasi telinga? • Apakah ada kehilangan pendengaran? • Riwayat Berobat : sudahkah berobat ke dokter atau mengkonsumsi obat untuk mengatasi keluhan? • Riwayat kebiasaaan : merokok ? Kopi ?
  • 4. PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum  Kesadaran  Kesan sakit • Tanda – tanda vital  Tekanan darah  Nadi  Respirasi  Suhu • Kepala :  Mata: Konjungtiva? Sklera? Nistagmus?  Hidung : bentuk, ukuran, mukosa, sekret , septum, concha?  Mulut: Bibir? Mukosa? Lidah letak sentral? Uvula? Tonsil?
  • 5. (CONT) • Telinga: (inspeksi, palpasi, otoskopi)  Kulit telinga (ulserasi)? Nyeri Tekan/nyeri tarik?  Otoskop: Serumen? Sekret? Membran timpani? Warna MT? Refleks cahaya?  Tes Pendengaran dg Garpu Tala: Rinne? Webber? • Leher: Trakea? Kelenjar tiroid? KGB? • Thoraks (pulmo):  Inspeksi bentuk dan pergerakan ?  Palpasi bentuk dan pergerakan? Taktil fremitus?  Perkusi?  Auskultasi VBS? Rhonki? Wheezing?
  • 6. (CONT) • Cor :  Inspeksi ictus cordis?  Palpasi ictus cordis?  Perkusi batas – batas jantung ?  Auskultasi bunyi jantung S1? S2? Regular? murmur? • Abdomen  Inspeksi abdomen?  Palpasi – hepar dan lien?  Perkusi – tympani?  Auskultasi bising usus? • Ekstremitas : akral? CRT? Oedem?
  • 8. DIAGNOSIS • Anamnesis • kualitas dan kuantitas tinitus, lokasi, sifat apakah mendenging, mendesis, menderu, berdetak, gemuruh atau seperti rak air . Lama serangan tinitus, bila berlangsung dalam waktu 1 menit biasanya akan hilang sendiri, hal ini bukan keadaan patologik. Bila berlangsung dalam 5 menit merupakan keadaan patologik. Tinitus subjektif unilateral disertai gangguan pendengaran perlu dicurigai kemungkinan tumor neuroma akustik atau trauma kepala. Bila tinitus bilateral kemungkinan terjadi pada intoksikasi obat yang bersifat ototoksik seperti aspirin, trauma bising, dan penyakit sistemik lain.
  • 9. CONT.. Apabila pasien sulit mengidentifikasi kanan atau kiri kemungkinannya disaraf pusat. Kualitas tinitus, bila tinitus bernada tinggi biasanya kelainannya pada daerah basal koklea, saraf pendengar perifer dan sentral. Tinitus bernada rendah seperti gemuruh ombak khas untuk kelainan koklea seperti hidrops endolimfa.
  • 10. PEMERIKSAAN PENUNJANG • PTA • OAE ( Otoacustic Emmision) • BERA (Brainsteam Evoked Response Audiometri) • ENG ( Electro Nystagmusgraphy)
  • 11. PENATALAKSANAAN • Psikologik dengan memberikan konsuktasi psikologik untuk meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidak membahayakan, mengajarkan relaksasi setaip hari • Elektrofisiologik yaitu memberi stimulus eletroakustik dengan intensitas suara yang lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinitus masker • Terapi medikamentosa sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea, tranquilizer, antidepresan sedatif, neurotonik, vitamin dan mineral. • Tindakan bedah dilakukan pada tumor akustik neuroma
  • 12. PROGNOSIS • Quo ad vitam : ad bonam • Quo ad functionam : dubia ad bonam • Quo ad sanationam : dubia ad bonam
  • 13. DEFINISI Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengarkan bunyi tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Keluhan ini dapat berupa bunyi mendengung, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi yang lain.
  • 14. KLASIFIKASI • Tinitus obyektif, bila suara tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa atau dengan auskultasi di sekitar telinga. Tinitus obyektif bersifat vibritorik, berasal dari transmisi vibrasi sistem vaskuler atau kardoivaskuler di sekitar telinga. • Tinitus subjektif, bila suara tersebut hanya didengar oleh pasien sendiri, jenis ini sering terjadi. Tinitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh proses iritatif atau perubahan degeneratif traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai pusat saraf pendengar.
  • 15. ETIOLOGI 1. kelainan vaskula rbaik pada arteri atau vena. 2. Kelainan muskularklonus otot palatum atau tensor timpani. 3. Lesi pada saluran telinga dalam : tumor saraf kedelapan. 4. Gangguan kokhlea : trauma akibat bising, trauma tulang temporal, penyakit Meniere’s, tuli saraf mendadak 5. Ototoksisitas : aspirin, kuinin, dan antibiotika tertentu (aminoglikosida). 6. Kelainan telinga tengah: infeksi, sklerosis, gangguan tuba eustachi. 7. Lain-lain: serumen, benda asing pada saluran telinga luar dan penyakit sistemik seperti anemia
  • 16. PATOFISIOLOGI • Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditorius yang menimbulkan perasaan adanya bunyi, namun implus yang ada buka n berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan, melainkan berasal dari sumber implus abnormal di dalam tubuh pasien sendiri. • Implus abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah, seperti bergemuruh atau nada tinggi, seperti berdengung. Tinitus dapat terus menerus atau hilang timbul terdengar.
  • 17. CONT.. • Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi, biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa berdenyut (tinitus pulsasi). • Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis, dan lain-lain
  • 18. CONT.. • Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala dini yang penting pada tumor glomus jugulare. Tinitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler. Bunyinya seirama dengan denyut nadi, misalnya pada aneurisma dan aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan tinitus objektif, seperti tuba eustachius terbuka, sehingga ketika bernafas membran timpani bergerak dan terrjadi tinitus. Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot palatum dapat menimbulkan tinitus objektif.
  • 19. CONT.. • Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor karotis (carotid-body tumour), maka suara aliran darah akan mengakibatkan tinitus juga. Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinitus subjektif nada tinggi (sekitar 4000 Hz). Pada intoksikasi obat seperti salisilat, kina, streptomysin, dehidro- streptomysin, garamysin, digitalis, kanamysin, dapat terjadi tinitus nada tinggi, terus menerus atau hilang timbul.
  • 20. CONT.. • Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit meniere dapat terjadi tinitus pada nada rendah dan tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung. Ganguan ini disertai dengan tuli sensorineural dan vertigo. • Gangguan vaskuler koklea terminalis yang terjadi pada pasien yang stres akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat juga timbul tinitus atau gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya sudah kembali normal.