Dokumen ini membahas kasus seorang pasien laki-laki yang mengalami penurunan pendengaran akibat paparan bising di tempat kerja. Pemeriksaan menemukan tuli sensorineural koklea pada frekuensi 3000-6000 Hz dengan adanya notch pada 4000 Hz. Diagnosis yang ditegakkan adalah ketulian akibat bising yang bersifat permanen dan tidak dapat diobati.
1. Oleh :
Andreas Krisnata
1915005
Pembimbing :
dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL,
MH.Kes
Bagian ilmu THT-KL
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
RS. Immanuel
Bandung-2019
2. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, status pernikahan
Keluhan utama : Penurunan pendengaran
Sejak kapan?
Apakah berlangsung terus menerus atau hilang timbul?
Pada kedua telinga atau salah satunya?
Apakah semakin lama semakin parah?
Apakah mengalami kesulitan menangkap percakapan dengan tingkat kekerasan
yang biasa? Yang keras?
Apakah mengalami kesulitan menangkap percakapan saat keadaan sedang ramai?
Lebih dapat menangkap percakapan saat keadaan sepi?
Keluhan penyerta :
Apakah disertai dengan telinga berdenging?
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pernah mengalami keluhan serupa?
Bagaimana cara mengatasinya? Menjauh dari keramaian?
Riwayat tekanan darah tinggi?
Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah di keluarga ada yang pernah mengalami keluhan serupa?
4. Riwayat Pengobatan
Apakah pernah berusaha mengobati keluhan ini sebelumnya?
Apakah ada perubahan
Pernah menggunakan obat-obatan tertentu (Obat-obatan ototoksik)
Riwayat Kebiasaan dan pekerjaan
Apakah sering berada di tempat keramaian?
Apakah bekerja di tempat yang bising?
Berapa lama terpapar bising per harinya?
5. Keadaan umum : kesadaran? kesan
sakit?
Status gizi : BB, TB, BMI
Tanda vital : Tekanan darah? Nadi?
Respirasi? Suhu?
Status Generalis
Kepala : Bentuk dan ukuran
Mata : Konjungtiva ? Sklera? Refleks
Cahaya?
Hidung : Deformitas? Deviasi Septum?
Sekret?
Leher : letak trakea sentral? KGB
membesar?
6. Telinga :
Inspeksi : aurikulum, orifisium meatus akustikus eksternus, prossesus
mastoideus. Sekret?
Palpasi : nyeri saat penekanan tragus/ penarikan aurikulum/ penekanan
prosesus mastoideus?
Otoskopi :
Canalis akustikus ekternus? Warna, posisi,dan struktur membran timpani?
Tes Garpu Tala
Tes Rinne +
Tes Weber lateralisasi ke telinga yang sehat
Tes Schwabach memendek
9. Telinga :
Audiometri murni
Tuli sensori neural pada
frekuensi 3000 – 6000
Hz
Pada frekuensi 4000 Hz
notch
10. Pemeriksaan audiometri khusus
Short Increment Sensitivity Index (SISI)
Alternate Binaural Loudness Balance (ABLB)
Monoaural Loudness Balance (MLB)
Audiometry Bekesy
Audiometri tutur (Speech audiometry)
11. Non Medikamentosa
Penggunaan Alat Bantu Dengar
Auditory training
Latihan lip reading, mimik, dan gerakan anggota badan, dan bahasa
isyarat untuk berkomunikasi
Operatif Pemasangan Implan Koklea
12. Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad malam
Quo ad Sanactionam : dubia ad malam
13.
14.
15.
16. Gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh
bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama.
Biasanya diakibatkan oleh bising dalam lingkungan kerja.
Sifat ketuliannya: tuli sensorineural koklea, umumnya terjadi
pada kedua telinga.
Bising yang intensitasnya >85dB, frekuensi 3000-6000Hz
(terutama 4000Hz) dapat mengakibatkan kerusakan reseptor
bunyi pada organ korti.
17. Noise Induced Temporary
Threshold Shift (NITTS)
Pertama kali terpapar suara
bising akan mengalami
perubahan perubahan
ambang pendengaran
bertambah tinggi pada
frekuensi tinggi (berupa notch
pada frekuensi 4000 Hz
/acoustic notch)
Noise Induced Permanent
Threshold Shift (NIPTS)
Notch berawal pada 4000 Hz
dapat muncul tanpa keluhan
Dapat menyebar pada frekuensi
yang lebih rendah (2000 – 3000
Hz) dan menimbulkan keluhan
18. Tingkat kerusakan dipengaruhi oleh paparan bising dengan
Intensitas lebih tinggi
Frekuensi lebih tinggi
Durasi lebih lama
Mengonsumsi obat obatan ototoksik, seperti streptomisin, kanamisin,
garamisin, kina, asetosal, dll
19. Kurang pendengaran dan dapat disertai tinitus
Gangguan menangkap percakapan dengan volume yang normal, jika lebih
berat volume keraspun sukar dimengerti
20. 1. Reaksi adaptasi: respon kelelahan akibat rangsangan bunyi dengan
intensitas 70dB atau kurang. (Fisiologis)
2. Peningkatan ambang dengar sementara : akibat pajanan bising
intensitas cukup tinggi.
oAkibat pajanan bunyi intensitas cukup tinggi
oPemulihan dalam hitungan menit – hari
3. Peningkatan ambang dengar permanen
Bising berlangsung singkat dengan intensitas tinggi (eksplosif)
Bising berlangsung sangat lama
21. Lesi dapat bervariasi
Disosiasi organ
corti
Ruptur membran
Perbahan sterosilia
dan organel
subseluler
Berefek juga pada sel
ganglion, saraf,
membran tektoria,
pembuluh darah,
striae vaskularis
22. Intensitas bising Kerusakan
Intensitas sedang Perubahan ringan pada silia dan
Hensen’s body
Intensitas lebih keras dengan waktu
pajanan lebih lama
Kerusakan pada struktur sel rambut,
seperti mitokondria, granula
lisis sel, dan robekan di membran
Reisner
Bunyi dengan efek destruksi “Floppy silia”
Kerusakan silia menetap fraktur
“rootlet” silia pada lamina retikularis
23. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan,
pemeriksaan fisik, otoskopi, dan pemeriksaan penunjang
audiometri.
Anamnesis
Gangguan pendengaran
Tinitus
Lebih dapat menangkap percakapan pada keadaan yang sunyi
Riwayat bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka
waktu yang cukup lama (minimal 5 tahun)
24. o Pemeriksaan Fisik
Otoskopi Tidak terdapat kelainan
o Pemeriksaan audiologi
Tes Rinne : (+)
Tes Weber : Lateralisasi ke telinga yang lebih baik (namun kerusakan
biasanya bilateral)
Tes Scwabach : Memendek
Kesan: Tuli Sensorineural
26. Short Increment Sensitivity Index (SISI)
Alternate Binaural Loudness Balance (ABLB)
Monoaural Loudness Balance (MLB)
Audiometry Bekesy
Audiometri tutur (Speech audiometry)
Fenomena Rekrutmen
• Suatu fenomena dimana telinga
yang tuli menjadi lebih sensitif
terhadap kenaikan intensiitas
bunyi yang kecil pada frekuensi
tertentu setelah terlapaui
ambang dengarnya.
27. Sifat kerusakan: tuli sensorineural koklea yang bersifat permanen (irreversible)
Apabila terdapat gangguan berkomunikasi dengan volume percakapan
biasa Gunakan Alat Bantu Dengar (ABD)
Apabila tidak dapat terkompensasi dengan ABD Lakukan auditory
traning
Lip reading
Membaca mimik dan gerakan anggota badan
Operatif Implan Koklea
28. Menjauh dari sumber bising
Menyarankan untuk berpindah tempat kerja
Apabila tidak dapat berpindah pekerjaan Mempergunakan alat pelindung telinga
Sumbat telinga(Ear plug)
Tutup telinga (Ear muff)
Pelindung kepala (Helmet)
29.
30. Prognosis kurang baik karena bersifat menetap
Tidak dapat diobati
Oleh karena itu yang terpenting adalah pencegahan terjadinya ketulian.