SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Oleh :
Andreas Krisnata
1915005
Pembimbing :
dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL,
MH.Kes
Bagian ilmu THT-KL
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
RS. Immanuel
Bandung-2019
 Identitas Pasien
 Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, status pernikahan
 Keluhan utama : Penurunan pendengaran
 Sejak kapan?
 Apakah berlangsung terus menerus atau hilang timbul?
 Pada kedua telinga atau salah satunya?
 Apakah semakin lama semakin parah?
 Apakah mengalami kesulitan menangkap percakapan dengan tingkat kekerasan
yang biasa? Yang keras?
 Apakah mengalami kesulitan menangkap percakapan saat keadaan sedang ramai?
Lebih dapat menangkap percakapan saat keadaan sepi?
 Keluhan penyerta :
 Apakah disertai dengan telinga berdenging?
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Apakah pernah mengalami keluhan serupa?
 Bagaimana cara mengatasinya? Menjauh dari keramaian?
 Riwayat tekanan darah tinggi?
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Apakah di keluarga ada yang pernah mengalami keluhan serupa?
 Riwayat Pengobatan
 Apakah pernah berusaha mengobati keluhan ini sebelumnya?
 Apakah ada perubahan
 Pernah menggunakan obat-obatan tertentu (Obat-obatan ototoksik)
 Riwayat Kebiasaan dan pekerjaan
 Apakah sering berada di tempat keramaian?
 Apakah bekerja di tempat yang bising?
 Berapa lama terpapar bising per harinya?
 Keadaan umum : kesadaran? kesan
sakit?
 Status gizi : BB, TB, BMI
 Tanda vital : Tekanan darah? Nadi?
Respirasi? Suhu?
Status Generalis
 Kepala : Bentuk dan ukuran
 Mata : Konjungtiva ? Sklera? Refleks
Cahaya?
 Hidung : Deformitas? Deviasi Septum?
Sekret?
 Leher : letak trakea sentral? KGB
membesar?
 Telinga :
 Inspeksi : aurikulum, orifisium meatus akustikus eksternus, prossesus
mastoideus. Sekret?
 Palpasi : nyeri saat penekanan tragus/ penarikan aurikulum/ penekanan
prosesus mastoideus?
 Otoskopi :
 Canalis akustikus ekternus? Warna, posisi,dan struktur membran timpani?
 Tes Garpu Tala
 Tes Rinne +
 Tes Weber lateralisasi ke telinga yang sehat
 Tes Schwabach memendek
Thorax:
 Pulmo:
 Inspeksi: Bentuk dan pergerakan dada?
 Palpasi: Nyeri tekan? Pergerakan dada? Taktil fremitus?
 Perkusi: Sonor?
 Auskultasi : VBS? Stridor? Ronkhi? Wheezing? Vocal fremitus?
 Cor:
 Inspeksi & palpasi: Ictus cordis?
 Perkusi: Batas jantung?
 Auskultasi: BJ S1, S2, murmur?
 Abdomen
 Inspeksi :
datar/cembung, sikatrik?
 Auskultasi : bising usus?
 Perkusi : timpani?
 Palpasi : soepel? Hepar?
Lien? Nyeri tekan?
 Ekstremitas :
 Akral hangat?
 CRT?
 Oedem?
 Refleks patologis?
 Refleks fisiologis?
 Telinga :
 Audiometri murni
 Tuli sensori neural pada
frekuensi 3000 – 6000
Hz
 Pada frekuensi 4000 Hz
 notch
Pemeriksaan audiometri khusus
 Short Increment Sensitivity Index (SISI)
 Alternate Binaural Loudness Balance (ABLB)
 Monoaural Loudness Balance (MLB)
 Audiometry Bekesy
 Audiometri tutur (Speech audiometry)
 Non Medikamentosa
 Penggunaan Alat Bantu Dengar
 Auditory training
 Latihan lip reading, mimik, dan gerakan anggota badan, dan bahasa
isyarat untuk berkomunikasi
 Operatif  Pemasangan Implan Koklea
 Quo ad Vitam : ad bonam
 Quo ad Functionam : dubia ad malam
 Quo ad Sanactionam : dubia ad malam
 Gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh
bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama.
Biasanya diakibatkan oleh bising dalam lingkungan kerja.
 Sifat ketuliannya: tuli sensorineural koklea, umumnya terjadi
pada kedua telinga.
 Bising yang intensitasnya >85dB, frekuensi 3000-6000Hz
(terutama 4000Hz) dapat mengakibatkan kerusakan reseptor
bunyi pada organ korti.
 Noise Induced Temporary
Threshold Shift (NITTS)
 Pertama kali terpapar suara
bising akan mengalami
perubahan  perubahan
ambang pendengaran
bertambah tinggi pada
frekuensi tinggi (berupa notch
pada frekuensi 4000 Hz
/acoustic notch)
 Noise Induced Permanent
Threshold Shift (NIPTS)
 Notch berawal pada 4000 Hz
dapat muncul tanpa keluhan
 Dapat menyebar pada frekuensi
yang lebih rendah (2000 – 3000
Hz) dan menimbulkan keluhan
 Tingkat kerusakan dipengaruhi oleh paparan bising dengan
 Intensitas lebih tinggi
 Frekuensi lebih tinggi
 Durasi lebih lama
 Mengonsumsi obat obatan ototoksik, seperti streptomisin, kanamisin,
garamisin, kina, asetosal, dll
 Kurang pendengaran dan dapat disertai tinitus
 Gangguan menangkap percakapan dengan volume yang normal, jika lebih
berat volume keraspun sukar dimengerti
1. Reaksi adaptasi: respon kelelahan akibat rangsangan bunyi dengan
intensitas 70dB atau kurang. (Fisiologis)
2. Peningkatan ambang dengar sementara : akibat pajanan bising
intensitas cukup tinggi.
oAkibat pajanan bunyi intensitas cukup tinggi
oPemulihan dalam hitungan menit – hari
3. Peningkatan ambang dengar permanen
 Bising berlangsung singkat dengan intensitas tinggi (eksplosif)
 Bising berlangsung sangat lama
Lesi dapat bervariasi
 Disosiasi organ
corti
 Ruptur membran
 Perbahan sterosilia
dan organel
subseluler
Berefek juga pada sel
ganglion, saraf,
membran tektoria,
pembuluh darah,
striae vaskularis
Intensitas bising Kerusakan
Intensitas sedang Perubahan ringan pada silia dan
Hensen’s body
Intensitas lebih keras dengan waktu
pajanan lebih lama
Kerusakan pada struktur sel rambut,
seperti mitokondria, granula
lisis sel, dan robekan di membran
Reisner
Bunyi dengan efek destruksi “Floppy silia”
Kerusakan silia menetap fraktur
“rootlet” silia pada lamina retikularis
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan,
pemeriksaan fisik, otoskopi, dan pemeriksaan penunjang
audiometri.
Anamnesis
Gangguan pendengaran
Tinitus
Lebih dapat menangkap percakapan pada keadaan yang sunyi
Riwayat bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka
waktu yang cukup lama (minimal 5 tahun)
o Pemeriksaan Fisik
Otoskopi  Tidak terdapat kelainan
o Pemeriksaan audiologi
Tes Rinne : (+)
Tes Weber : Lateralisasi ke telinga yang lebih baik (namun kerusakan
biasanya bilateral)
Tes Scwabach : Memendek
Kesan: Tuli Sensorineural
 Pemeriksaan Audiometri:
Didapatkan tuli sensorineural
pada frekuensi 3000-6000 Hz,
dan terdapat notch pada 4000
Hz.
 Short Increment Sensitivity Index (SISI)
 Alternate Binaural Loudness Balance (ABLB)
 Monoaural Loudness Balance (MLB)
 Audiometry Bekesy
 Audiometri tutur (Speech audiometry)
Fenomena Rekrutmen
• Suatu fenomena dimana telinga
yang tuli menjadi lebih sensitif
terhadap kenaikan intensiitas
bunyi yang kecil pada frekuensi
tertentu setelah terlapaui
ambang dengarnya.
Sifat kerusakan: tuli sensorineural koklea yang bersifat permanen (irreversible)
 Apabila terdapat gangguan berkomunikasi dengan volume percakapan
biasa  Gunakan Alat Bantu Dengar (ABD)
 Apabila tidak dapat terkompensasi dengan ABD  Lakukan auditory
traning
 Lip reading
 Membaca mimik dan gerakan anggota badan
 Operatif  Implan Koklea
 Menjauh dari sumber bising
 Menyarankan untuk berpindah tempat kerja
 Apabila tidak dapat berpindah pekerjaan  Mempergunakan alat pelindung telinga
 Sumbat telinga(Ear plug)
 Tutup telinga (Ear muff)
 Pelindung kepala (Helmet)
 Prognosis kurang baik karena bersifat menetap
 Tidak dapat diobati
 Oleh karena itu yang terpenting adalah pencegahan terjadinya ketulian.

More Related Content

What's hot

Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran anggiih
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutvinavina25
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCoassTHT
 
Herpes zoster oticus
Herpes zoster oticusHerpes zoster oticus
Herpes zoster oticusEnceselamat
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraGina Nd
 
Cbd rhinitis medikamatosa
Cbd   rhinitis medikamatosaCbd   rhinitis medikamatosa
Cbd rhinitis medikamatosaastritkasandra
 
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani NasutionPengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani NasutionIndah Maharani
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniereSam Goufu
 
Presentasi.labirintitis.okt12.monic
Presentasi.labirintitis.okt12.monicPresentasi.labirintitis.okt12.monic
Presentasi.labirintitis.okt12.monicMonica Hadi Prasetya
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCoassTHT
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoidejjariza
 
147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omskhomeworkping3
 

What's hot (19)

Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
 
Pbl muskuloskeletal sken_2
Pbl muskuloskeletal sken_2Pbl muskuloskeletal sken_2
Pbl muskuloskeletal sken_2
 
CBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergiCBD rhinitis alergi
CBD rhinitis alergi
 
Herpes zoster oticus
Herpes zoster oticusHerpes zoster oticus
Herpes zoster oticus
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Cbd rhinitis medikamatosa
Cbd   rhinitis medikamatosaCbd   rhinitis medikamatosa
Cbd rhinitis medikamatosa
 
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani NasutionPengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
Pengkajian pendengaran dalam Keperawatan by Indah Maharani Nasution
 
Penyakit meniere
Penyakit menierePenyakit meniere
Penyakit meniere
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
Penumpukan serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Presentasi.labirintitis.okt12.monic
Presentasi.labirintitis.okt12.monicPresentasi.labirintitis.okt12.monic
Presentasi.labirintitis.okt12.monic
 
Leflet
LefletLeflet
Leflet
 
Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotor
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoid
 
147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk147325776 case-report-omsk
147325776 case-report-omsk
 

Similar to CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising

BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdfBLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdfIzazFishalShafa
 
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptxAudiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptxAuliandriAndri
 
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
FAudiologi dan NjjwjjkskskjsgsvjajajanajajFAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj4zqps645qm
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxdias263796
 
Workshop tuli akibat bising
Workshop tuli akibat bisingWorkshop tuli akibat bising
Workshop tuli akibat bisingAnna Suraya
 
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptGANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptPrazhCzar
 
Tuli mendadak
Tuli mendadakTuli mendadak
Tuli mendadaksohapi
 
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)gerasimoos
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorakSofyan Dwi Nugroho
 
Diagnosis dan Tata Laksana Tuli Mendadak by dr alvin
Diagnosis dan Tata Laksana Tuli Mendadak by dr alvinDiagnosis dan Tata Laksana Tuli Mendadak by dr alvin
Diagnosis dan Tata Laksana Tuli Mendadak by dr alvinSuharti Wairagya
 
noise induced hearing loss
noise induced hearing lossnoise induced hearing loss
noise induced hearing lossLetitia Kale
 
Askep gangguan pendengaran
Askep gangguan pendengaranAskep gangguan pendengaran
Askep gangguan pendengaranKANDA IZUL
 
Telinga berdengung by Dheana Ismaniar
Telinga berdengung by Dheana IsmaniarTelinga berdengung by Dheana Ismaniar
Telinga berdengung by Dheana Ismaniaranadheaism
 

Similar to CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising (20)

Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaranGangguan pendengaran
Gangguan pendengaran
 
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdfBLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
BLOK Ilmu THT-KL TERBARU LENGKAP NEW.pdf
 
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptxAudiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
Audiologi - Pelatihan Audiometri Nada Murni.pptx
 
PPT Referat.pptx
PPT Referat.pptxPPT Referat.pptx
PPT Referat.pptx
 
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
FAudiologi dan NjjwjjkskskjsgsvjajajanajajFAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
FAudiologi dan Njjwjjkskskjsgsvjajajanajaj
 
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
Tinitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Noise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docxNoise Induced Hearing loss.docx
Noise Induced Hearing loss.docx
 
Workshop tuli akibat bising
Workshop tuli akibat bisingWorkshop tuli akibat bising
Workshop tuli akibat bising
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
Tinitus
TinitusTinitus
Tinitus
 
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.pptGANGGUAN PENDENGARAN.ppt
GANGGUAN PENDENGARAN.ppt
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Tuli mendadak
Tuli mendadakTuli mendadak
Tuli mendadak
 
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)CBD BPPV  (Gerasimos Hasiholan)
CBD BPPV (Gerasimos Hasiholan)
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
Diagnosis dan Tata Laksana Tuli Mendadak by dr alvin
Diagnosis dan Tata Laksana Tuli Mendadak by dr alvinDiagnosis dan Tata Laksana Tuli Mendadak by dr alvin
Diagnosis dan Tata Laksana Tuli Mendadak by dr alvin
 
noise induced hearing loss
noise induced hearing lossnoise induced hearing loss
noise induced hearing loss
 
Askep gangguan pendengaran
Askep gangguan pendengaranAskep gangguan pendengaran
Askep gangguan pendengaran
 
Telinga berdengung by Dheana Ismaniar
Telinga berdengung by Dheana IsmaniarTelinga berdengung by Dheana Ismaniar
Telinga berdengung by Dheana Ismaniar
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 

Recently uploaded

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 

Recently uploaded (20)

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 

CBD Gangguan Pendengaran Akibat Bising

  • 1. Oleh : Andreas Krisnata 1915005 Pembimbing : dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL, MH.Kes Bagian ilmu THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha RS. Immanuel Bandung-2019
  • 2.  Identitas Pasien  Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, status pernikahan  Keluhan utama : Penurunan pendengaran  Sejak kapan?  Apakah berlangsung terus menerus atau hilang timbul?  Pada kedua telinga atau salah satunya?  Apakah semakin lama semakin parah?  Apakah mengalami kesulitan menangkap percakapan dengan tingkat kekerasan yang biasa? Yang keras?  Apakah mengalami kesulitan menangkap percakapan saat keadaan sedang ramai? Lebih dapat menangkap percakapan saat keadaan sepi?  Keluhan penyerta :  Apakah disertai dengan telinga berdenging?
  • 3.  Riwayat Penyakit Dahulu  Apakah pernah mengalami keluhan serupa?  Bagaimana cara mengatasinya? Menjauh dari keramaian?  Riwayat tekanan darah tinggi?  Riwayat Penyakit Keluarga  Apakah di keluarga ada yang pernah mengalami keluhan serupa?
  • 4.  Riwayat Pengobatan  Apakah pernah berusaha mengobati keluhan ini sebelumnya?  Apakah ada perubahan  Pernah menggunakan obat-obatan tertentu (Obat-obatan ototoksik)  Riwayat Kebiasaan dan pekerjaan  Apakah sering berada di tempat keramaian?  Apakah bekerja di tempat yang bising?  Berapa lama terpapar bising per harinya?
  • 5.  Keadaan umum : kesadaran? kesan sakit?  Status gizi : BB, TB, BMI  Tanda vital : Tekanan darah? Nadi? Respirasi? Suhu? Status Generalis  Kepala : Bentuk dan ukuran  Mata : Konjungtiva ? Sklera? Refleks Cahaya?  Hidung : Deformitas? Deviasi Septum? Sekret?  Leher : letak trakea sentral? KGB membesar?
  • 6.  Telinga :  Inspeksi : aurikulum, orifisium meatus akustikus eksternus, prossesus mastoideus. Sekret?  Palpasi : nyeri saat penekanan tragus/ penarikan aurikulum/ penekanan prosesus mastoideus?  Otoskopi :  Canalis akustikus ekternus? Warna, posisi,dan struktur membran timpani?  Tes Garpu Tala  Tes Rinne +  Tes Weber lateralisasi ke telinga yang sehat  Tes Schwabach memendek
  • 7. Thorax:  Pulmo:  Inspeksi: Bentuk dan pergerakan dada?  Palpasi: Nyeri tekan? Pergerakan dada? Taktil fremitus?  Perkusi: Sonor?  Auskultasi : VBS? Stridor? Ronkhi? Wheezing? Vocal fremitus?  Cor:  Inspeksi & palpasi: Ictus cordis?  Perkusi: Batas jantung?  Auskultasi: BJ S1, S2, murmur?
  • 8.  Abdomen  Inspeksi : datar/cembung, sikatrik?  Auskultasi : bising usus?  Perkusi : timpani?  Palpasi : soepel? Hepar? Lien? Nyeri tekan?  Ekstremitas :  Akral hangat?  CRT?  Oedem?  Refleks patologis?  Refleks fisiologis?
  • 9.  Telinga :  Audiometri murni  Tuli sensori neural pada frekuensi 3000 – 6000 Hz  Pada frekuensi 4000 Hz  notch
  • 10. Pemeriksaan audiometri khusus  Short Increment Sensitivity Index (SISI)  Alternate Binaural Loudness Balance (ABLB)  Monoaural Loudness Balance (MLB)  Audiometry Bekesy  Audiometri tutur (Speech audiometry)
  • 11.  Non Medikamentosa  Penggunaan Alat Bantu Dengar  Auditory training  Latihan lip reading, mimik, dan gerakan anggota badan, dan bahasa isyarat untuk berkomunikasi  Operatif  Pemasangan Implan Koklea
  • 12.  Quo ad Vitam : ad bonam  Quo ad Functionam : dubia ad malam  Quo ad Sanactionam : dubia ad malam
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.  Gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama. Biasanya diakibatkan oleh bising dalam lingkungan kerja.  Sifat ketuliannya: tuli sensorineural koklea, umumnya terjadi pada kedua telinga.  Bising yang intensitasnya >85dB, frekuensi 3000-6000Hz (terutama 4000Hz) dapat mengakibatkan kerusakan reseptor bunyi pada organ korti.
  • 17.  Noise Induced Temporary Threshold Shift (NITTS)  Pertama kali terpapar suara bising akan mengalami perubahan  perubahan ambang pendengaran bertambah tinggi pada frekuensi tinggi (berupa notch pada frekuensi 4000 Hz /acoustic notch)  Noise Induced Permanent Threshold Shift (NIPTS)  Notch berawal pada 4000 Hz dapat muncul tanpa keluhan  Dapat menyebar pada frekuensi yang lebih rendah (2000 – 3000 Hz) dan menimbulkan keluhan
  • 18.  Tingkat kerusakan dipengaruhi oleh paparan bising dengan  Intensitas lebih tinggi  Frekuensi lebih tinggi  Durasi lebih lama  Mengonsumsi obat obatan ototoksik, seperti streptomisin, kanamisin, garamisin, kina, asetosal, dll
  • 19.  Kurang pendengaran dan dapat disertai tinitus  Gangguan menangkap percakapan dengan volume yang normal, jika lebih berat volume keraspun sukar dimengerti
  • 20. 1. Reaksi adaptasi: respon kelelahan akibat rangsangan bunyi dengan intensitas 70dB atau kurang. (Fisiologis) 2. Peningkatan ambang dengar sementara : akibat pajanan bising intensitas cukup tinggi. oAkibat pajanan bunyi intensitas cukup tinggi oPemulihan dalam hitungan menit – hari 3. Peningkatan ambang dengar permanen  Bising berlangsung singkat dengan intensitas tinggi (eksplosif)  Bising berlangsung sangat lama
  • 21. Lesi dapat bervariasi  Disosiasi organ corti  Ruptur membran  Perbahan sterosilia dan organel subseluler Berefek juga pada sel ganglion, saraf, membran tektoria, pembuluh darah, striae vaskularis
  • 22. Intensitas bising Kerusakan Intensitas sedang Perubahan ringan pada silia dan Hensen’s body Intensitas lebih keras dengan waktu pajanan lebih lama Kerusakan pada struktur sel rambut, seperti mitokondria, granula lisis sel, dan robekan di membran Reisner Bunyi dengan efek destruksi “Floppy silia” Kerusakan silia menetap fraktur “rootlet” silia pada lamina retikularis
  • 23.  Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik, otoskopi, dan pemeriksaan penunjang audiometri. Anamnesis Gangguan pendengaran Tinitus Lebih dapat menangkap percakapan pada keadaan yang sunyi Riwayat bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka waktu yang cukup lama (minimal 5 tahun)
  • 24. o Pemeriksaan Fisik Otoskopi  Tidak terdapat kelainan o Pemeriksaan audiologi Tes Rinne : (+) Tes Weber : Lateralisasi ke telinga yang lebih baik (namun kerusakan biasanya bilateral) Tes Scwabach : Memendek Kesan: Tuli Sensorineural
  • 25.  Pemeriksaan Audiometri: Didapatkan tuli sensorineural pada frekuensi 3000-6000 Hz, dan terdapat notch pada 4000 Hz.
  • 26.  Short Increment Sensitivity Index (SISI)  Alternate Binaural Loudness Balance (ABLB)  Monoaural Loudness Balance (MLB)  Audiometry Bekesy  Audiometri tutur (Speech audiometry) Fenomena Rekrutmen • Suatu fenomena dimana telinga yang tuli menjadi lebih sensitif terhadap kenaikan intensiitas bunyi yang kecil pada frekuensi tertentu setelah terlapaui ambang dengarnya.
  • 27. Sifat kerusakan: tuli sensorineural koklea yang bersifat permanen (irreversible)  Apabila terdapat gangguan berkomunikasi dengan volume percakapan biasa  Gunakan Alat Bantu Dengar (ABD)  Apabila tidak dapat terkompensasi dengan ABD  Lakukan auditory traning  Lip reading  Membaca mimik dan gerakan anggota badan  Operatif  Implan Koklea
  • 28.  Menjauh dari sumber bising  Menyarankan untuk berpindah tempat kerja  Apabila tidak dapat berpindah pekerjaan  Mempergunakan alat pelindung telinga  Sumbat telinga(Ear plug)  Tutup telinga (Ear muff)  Pelindung kepala (Helmet)
  • 29.
  • 30.  Prognosis kurang baik karena bersifat menetap  Tidak dapat diobati  Oleh karena itu yang terpenting adalah pencegahan terjadinya ketulian.