Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh di saraf akustik dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, keseimbangan, dan nyeri kepala. Tiga diagnosa keperawatan utama adalah gangguan sensori auditori, nyeri, dan risiko kekurangan gizi. Intervensi mencakup mengurangi stimulasi berlebihan, mengelola nyeri, memantau nutrisi, dan mencegah cidera.
3. Defenisi
Neuroma Akustik/ Acoustic neuroma adalah tumor
bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat
tumbuh yang berkembang pada saraf akustikus.
Dapat tumbuh pada saraf keluar dari
pons,sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis
posterior atau di dalam liang telinga dalam
menuju dari telinga ke otak Anda. Karena cabang-
cabang saraf ini langsung mempengaruhi
keseimbangan dan pendengaran, tekanan dari
neuroma akustik dapat menyebabkan gangguan
pendengaran, dering di telinga Anda dan
kegoyangan.
4. Etiologi
1. Neuroma Akustik dapat terjadi secara idiopatik (artinya
masih belum di ketahui secara pasti penyebabnya).
2. Neurofibromatosis (NF2)
Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau
tidak adanya kedua gen supresor tumor di NF2 sel saraf.
Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap sel
tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF2 gen
diwariskan dari sel telur ibu dan NF2 satu gen diwariskan
dari sel sperma dari ayah. NF2 gen bertanggung jawab
untuk membantu mencegah pembentukan tumor pada sel
saraf. Khususnya gen NF2 membantu mencegah neuromas
akustik.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Biasanyadilakukan Magnetic Resonance
Imaging (MRI). MRI adalahevaluasi yang
sangatakurat yang
mampumendeteksihampir 100% dari
neuroma akustik.
b. Computerized Tomografhi Scanning (CT scan),
tidakdapatmengidentifikasi tumor yang
lebihkecil, tetapiiadapatdigunakanketika
neuroma akustikdicurigaidanevaluasi MRI
tidakdapatdilakukan
7. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala neuroma akustik termasuk yang
pertama dalam 90% dari mereka dengan
tumor adalah
Ø Gangguan pendengaran pada satu telinga
Ø Hilangnya keseimbangan dan kegoyangan.
Ø Vertigo berhubungan dengan mual dan
muntah, dan tekanan di telinga, yang
semuanya dapat dikaitkan dengan gangguan
fungsi saraf vestibulocochlear normal.
8. Ø Karena bagian keseimbangan dari saraf
kedelapan adalah tempat tumor muncul
tumors besar yang memampatkan
berdekatan batang otak dapat
mempengaruhi lokal saraf kranial lainnya
9. Komplikasi
Sebuah neuroma akustik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi, termasuk:
1. Tetap gangguan pendengaran
2. Wajah mati rasa dan kelemahan
3. Kesulitan dengan kiprah keseimbangan dan kaku
tumor besar bisa menekan pada otak Anda, mencegah
aliran normal cairan antara otak dan sumsum tulang
belakang (cairan serebrospinal Dalam hal ini, cairan
dapat membangun di kepala (hydrocephalus),
meningkatkan tekanan di dalam tengkorak Anda.
11. Kasus
Tn. SS laki-laki 48 tahun, aktivitas sebagai
mahasiswa S2, datang ke RSCM dibawa oleh
keluarga karena mengamuk dan bicara meracau
sejak dua belas jam smrs. Lima hari smrs pasien
mengeluh sakit kepala sangat berat pada seluruh
kepala. Pasien berobat dan diberikan obat sakit
kepala. Sakit mereda bila minum obat dan tidak
lama kemudian timbul lagi. Mual (+) muntah (-)
demam (-) penurunan berat badan dan nafsu
makan (+). Riwayat penyalah gunaan obat
disangkal, promiskuitas disangkal. Pasien pernah
mendapatkan transfusi sebanyak dua kali sepuluh
tahun yang lalu.
13. Identitas
• Nama : Tn. A
• Umur : 48 tahun
• Suku/Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : S2
• Alamat : Jl. Suka
Senang
• Penanggung jawab biaya: Ny. ES
• Alamat : Jl. Suka
Senang
• a
14. Riwayat Penyakit Sekarang
Sudah 3 bulan yang lalu telinga sebelah kanan
terasa ada benjolan dan pendengaran berkurang
serta telinga sebelah kanan terasa berdenging. Hasil
pemeriksaan fisik pada Tn. A didapatkan TD :
170/140 mmHg, HR : 98 X/menit dan RR : 24
X/menit. Tn. A mengatakan kepalanya pusing dan
muter-muter serta nyeri terasa cekot-cekot pada
kepala dan telinga kanan. Keluarga Tn. A
mengatakan sudah 3 hari terakhir ini Tn. A jarang
beraktivitas karena mengeluh pusing saat bangun
dari tidur.
15. Tn. A juga merasakan mual-mual sehingga sudah 3
hari porsi makannya berkurang. Saat dilakukan
pemeriksaan oleh Dokter, didapatkan benjolan pada
telinga kanan bagian dalam ± 4 cm. Diagnosa
sementara adalah Neuroma Akustik ( tumor pada
telinga ). Dokter menyarankan kepada Tn. A untuk
dilakukan pemeriksaan Rogent dan CT-Scan untuk
memastikan penyakit Tn. A dan menjelaskan
kemungkinan untuk pembedahan. Tn. A merasa
khawatir karena Tn. A tidak pernah menyangka
penyakitnya separah itu dan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit yang sedang
diderita.
17. A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Sakit / nyeri : sedang
Status gizi : menurun
Sikap : gelisah
Personal hygiene : buruk
2. Data Sistemik
a. Sistem persepsi sensori
Pendengaran : menurun
Penglihatan : -
Pengecap / penghidu : -
Peraba :
18. Pemeriksaan Fisik
b. Sistem pernafasan
Frekwensi : 24 X / menit
Suara nafas : vesikuler
Lain-lain : -
c. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah : 170 / 140 mmHg
Denyut nadi : 98 X/menit , irama : -
Kekuatan : normal , akral : -
Pengisian Kapiler : normal , edema : -
Lain-lain : -
d. Sistem syaraf pusat
Kesadaran : kompos mentis , GCS : -
Bicara : nomal
Pupil : -
Orientasi waktu : - , Orientasi tempat : -
Orientasi orang : -
19. e. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : berkurang
Mulut dan tenggorokan : -
Kemampuan mengunyah : -
Kemampuan menelan : -
Perut : -
Colon dan rectum
BAB : -
Lain-lain : -
f. Sistem muskoloskeletal
Rentang gerak : terbatas
Keseimbangan dan cara jalan : tidak seimbang
Kemampuan memenuhi aktivitas: terbatas
sehari-hari
genggaman tangan : -
otot kaki
20. g. Sistem integumen
Warna kulit : -
Turgor : -
Memar :- , kemerahan : -
h. Sistem reproduksi
Infertile :- , masalah menstruasi :
i. Sistem perkemihan
Vesica urinaria
BAK : normal
Warna : jernih
22. Diagnosa Keperawatan
1. gg.persepsi sensori (auditori) berhubungan
dengan fungsi pendengaran menurun
2. gg.nyaman nyeri berhubungan dengan
gangguan saraf vestibular yang tertekan
3. gg.pemenuhan keb.nutrisi berhubungan
dengan intake cairan inedekuat
4. Resiko cidera berhubungan dengan vertigo
23. Intervensi dan Rasionalisasi
Diagnosa 1 :
• ·Hilangakn suara bising/stimulus yang berlebihan
sesuai kebutuhanØ
Rasional: menurunkan respon emosi yang
berlebihan/bingung yang sesuai dengan sensorik.
• Catat adanya perubahan yang spesifik,gunakan
instruksi verbal yang sederhana dengan jawaban
“ya” atau “tidak”Ø
Rasional: membantu melokalisasi daerah otak yang
mengalami gangguan dan mengidentifikasi
peningkatan fungsi neurologis.
24. • Berikan petunjuk (isyarat) pada orientasi
realita.Ø
Rasional: meningkatkan koping terhadap
frustasi karena salah persepsi.
• Beriakan lingkungan yang tenang dan tidak
kacau jika di perlukan gunakan musik.Ø
Rasional: membantu menghindari masukan
sensori pendengaran.
• Kolaborasikan pada ahli fisioterapi,terapi
pendengaran.Ø
Rasional: berfokus dalam peningkatan evaluasi
fungsi pendengaran.
25. Diagnosa 2
• Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya ( dengan skala
0-10 ), karakteristiknya ( misal : berat, berdenyut,
konstan ), lokasinya, lamanya, faktor yang
memperburuk atau meredakan.
Rasional , Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan
harus dijelaskan oleh pasien.
• Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan
segera jika nyeri itu muncul.
Rasional, Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang
berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting
untuk memilih intervensi yang tepat
26. • Ajarkan untuk beristirahat dalam ruangan yang
tenang. Berikan kompres dingin pada kepala.
Rasional, Pengenalan segera meningkatkan intervensi
dini dan dapat menurunkan beratnya serangan.
. Berikan obat sesuai dengan indikasi ( analgesic
seperti asetaminofen, ponstan, dan sebagainya ).
Rasional, Meningkatkan rasa nyaman dengan
menurunkan vasodilatasi Penanganan pertama dari
sakit kepala secara umum
27. Diagnosa 3 :
• · Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang
disukai.Ø
Rasional : mengidentifikasi defisiensi,
memudahkan intervensi.
• · Observasi dan catat masukkan makanan
pasien.Ø
Rasional : mengawasi masukkan kalori atau
kualitas kekurangan konsumsi makanan.
• · Timbang berat badan setiap hari.Ø
Rasional : mengawasi penurunan berat badan
atau efektivitas intervensi nutrisi.
28. • Berikan makan sedikit dengan frekuensi
sering dan atau makan diantara waktu makan.Ø
Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan
pemasukkan.
• · Observasi dan catat kejadian mual/muntah,
flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.Ø
Rasional : gejala GI dapat menunjukkan (hipoksia)
pada organ.
• · Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ;
sebelum dan sesudah makan,Ø gunakan sikat gigi
halus untuk penyikatan yang lembut.
29. • Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral
luka.
Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan
oral.
• Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan
kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus
mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan
dan nyeri berat.
• Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.Ø
Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi
kebutuhan individual.
• Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.Ø
Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe
anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan
defisiensi yang diidentifikasi.
30. Diagnosa 4:
• · Tekankan pentingnya mematuhi program
terapeutikØ
Rasional: program terapeutik dapat menjalin kerja
sama antara perawat dan klien
• · Dampingi klien selama aktivitas yang diijinkanØ
Rasional: pendampingan terhadap klien dapat
mencegah jatuh, dan cedera
• · Jaga agar penghalang tempat tidur tetap
terpasangØ
Rasional: mengurangi resiko jatuh
• · Bantu ambulasi dan aktivitas hidup sehari-hari
dengan tepatØ
Rasional: memudahkan klien untuk beraktifitas
aktivitasnya secara mandiri.