SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Asuhan Keperawatan neuroma
Akustik
Nama : Riksal Pureng
Kelas D
Keprawatan angkatan 2012
Universitas kristen indonesia Maluku
KONSEP MEDIS
Defenisi
Neuroma Akustik/ Acoustic neuroma adalah tumor
bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat
tumbuh yang berkembang pada saraf akustikus.
Dapat tumbuh pada saraf keluar dari
pons,sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis
posterior atau di dalam liang telinga dalam
menuju dari telinga ke otak Anda. Karena cabang-
cabang saraf ini langsung mempengaruhi
keseimbangan dan pendengaran, tekanan dari
neuroma akustik dapat menyebabkan gangguan
pendengaran, dering di telinga Anda dan
kegoyangan.
Etiologi
1. Neuroma Akustik dapat terjadi secara idiopatik (artinya
masih belum di ketahui secara pasti penyebabnya).
2. Neurofibromatosis (NF2)
Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau
tidak adanya kedua gen supresor tumor di NF2 sel saraf.
Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap sel
tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF2 gen
diwariskan dari sel telur ibu dan NF2 satu gen diwariskan
dari sel sperma dari ayah. NF2 gen bertanggung jawab
untuk membantu mencegah pembentukan tumor pada sel
saraf. Khususnya gen NF2 membantu mencegah neuromas
akustik.
Patofisiologi
Pemeriksaan penunjang
a. Biasanyadilakukan Magnetic Resonance
Imaging (MRI). MRI adalahevaluasi yang
sangatakurat yang
mampumendeteksihampir 100% dari
neuroma akustik.
b. Computerized Tomografhi Scanning (CT scan),
tidakdapatmengidentifikasi tumor yang
lebihkecil, tetapiiadapatdigunakanketika
neuroma akustikdicurigaidanevaluasi MRI
tidakdapatdilakukan
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala neuroma akustik termasuk yang
pertama dalam 90% dari mereka dengan
tumor adalah
Ø Gangguan pendengaran pada satu telinga
Ø Hilangnya keseimbangan dan kegoyangan.
Ø Vertigo berhubungan dengan mual dan
muntah, dan tekanan di telinga, yang
semuanya dapat dikaitkan dengan gangguan
fungsi saraf vestibulocochlear normal.
Ø Karena bagian keseimbangan dari saraf
kedelapan adalah tempat tumor muncul
tumors besar yang memampatkan
berdekatan batang otak dapat
mempengaruhi lokal saraf kranial lainnya
Komplikasi
Sebuah neuroma akustik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi, termasuk:
1. Tetap gangguan pendengaran
2. Wajah mati rasa dan kelemahan
3. Kesulitan dengan kiprah keseimbangan dan kaku
tumor besar bisa menekan pada otak Anda, mencegah
aliran normal cairan antara otak dan sumsum tulang
belakang (cairan serebrospinal Dalam hal ini, cairan
dapat membangun di kepala (hydrocephalus),
meningkatkan tekanan di dalam tengkorak Anda.
Konsep Keperawatan
Kasus
Tn. SS laki-laki 48 tahun, aktivitas sebagai
mahasiswa S2, datang ke RSCM dibawa oleh
keluarga karena mengamuk dan bicara meracau
sejak dua belas jam smrs. Lima hari smrs pasien
mengeluh sakit kepala sangat berat pada seluruh
kepala. Pasien berobat dan diberikan obat sakit
kepala. Sakit mereda bila minum obat dan tidak
lama kemudian timbul lagi. Mual (+) muntah (-)
demam (-) penurunan berat badan dan nafsu
makan (+). Riwayat penyalah gunaan obat
disangkal, promiskuitas disangkal. Pasien pernah
mendapatkan transfusi sebanyak dua kali sepuluh
tahun yang lalu.
Pengkajian
Biodata :
• Tanggal Masuk RS : 17 April 2010
• JAM : 12.00 WIT
• No. Register : 760205
Identitas
• Nama : Tn. A
• Umur : 48 tahun
• Suku/Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : S2
• Alamat : Jl. Suka
Senang
• Penanggung jawab biaya: Ny. ES
• Alamat : Jl. Suka
Senang
• a
Riwayat Penyakit Sekarang
Sudah 3 bulan yang lalu telinga sebelah kanan
terasa ada benjolan dan pendengaran berkurang
serta telinga sebelah kanan terasa berdenging. Hasil
pemeriksaan fisik pada Tn. A didapatkan TD :
170/140 mmHg, HR : 98 X/menit dan RR : 24
X/menit. Tn. A mengatakan kepalanya pusing dan
muter-muter serta nyeri terasa cekot-cekot pada
kepala dan telinga kanan. Keluarga Tn. A
mengatakan sudah 3 hari terakhir ini Tn. A jarang
beraktivitas karena mengeluh pusing saat bangun
dari tidur.
Tn. A juga merasakan mual-mual sehingga sudah 3
hari porsi makannya berkurang. Saat dilakukan
pemeriksaan oleh Dokter, didapatkan benjolan pada
telinga kanan bagian dalam ± 4 cm. Diagnosa
sementara adalah Neuroma Akustik ( tumor pada
telinga ). Dokter menyarankan kepada Tn. A untuk
dilakukan pemeriksaan Rogent dan CT-Scan untuk
memastikan penyakit Tn. A dan menjelaskan
kemungkinan untuk pembedahan. Tn. A merasa
khawatir karena Tn. A tidak pernah menyangka
penyakitnya separah itu dan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit yang sedang
diderita.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Dari pihak keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit neuroma akustik.
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Sakit / nyeri : sedang
Status gizi : menurun
Sikap : gelisah
Personal hygiene : buruk
2. Data Sistemik
a. Sistem persepsi sensori
Pendengaran : menurun
Penglihatan : -
Pengecap / penghidu : -
Peraba :
Pemeriksaan Fisik
b. Sistem pernafasan
Frekwensi : 24 X / menit
Suara nafas : vesikuler
Lain-lain : -
c. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah : 170 / 140 mmHg
Denyut nadi : 98 X/menit , irama : -
Kekuatan : normal , akral : -
Pengisian Kapiler : normal , edema : -
Lain-lain : -
d. Sistem syaraf pusat
Kesadaran : kompos mentis , GCS : -
Bicara : nomal
Pupil : -
Orientasi waktu : - , Orientasi tempat : -
Orientasi orang : -
e. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : berkurang
Mulut dan tenggorokan : -
Kemampuan mengunyah : -
Kemampuan menelan : -
Perut : -
Colon dan rectum
BAB : -
Lain-lain : -
f. Sistem muskoloskeletal
Rentang gerak : terbatas
Keseimbangan dan cara jalan : tidak seimbang
Kemampuan memenuhi aktivitas: terbatas
sehari-hari
genggaman tangan : -
otot kaki
g. Sistem integumen
Warna kulit : -
Turgor : -
Memar :- , kemerahan : -
h. Sistem reproduksi
Infertile :- , masalah menstruasi :
i. Sistem perkemihan
Vesica urinaria
BAK : normal
Warna : jernih
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
1. gg.persepsi sensori (auditori) berhubungan
dengan fungsi pendengaran menurun
2. gg.nyaman nyeri berhubungan dengan
gangguan saraf vestibular yang tertekan
3. gg.pemenuhan keb.nutrisi berhubungan
dengan intake cairan inedekuat
4. Resiko cidera berhubungan dengan vertigo
Intervensi dan Rasionalisasi
Diagnosa 1 :
• ·Hilangakn suara bising/stimulus yang berlebihan
sesuai kebutuhanØ
Rasional: menurunkan respon emosi yang
berlebihan/bingung yang sesuai dengan sensorik.
• Catat adanya perubahan yang spesifik,gunakan
instruksi verbal yang sederhana dengan jawaban
“ya” atau “tidak”Ø
Rasional: membantu melokalisasi daerah otak yang
mengalami gangguan dan mengidentifikasi
peningkatan fungsi neurologis.
• Berikan petunjuk (isyarat) pada orientasi
realita.Ø
Rasional: meningkatkan koping terhadap
frustasi karena salah persepsi.
• Beriakan lingkungan yang tenang dan tidak
kacau jika di perlukan gunakan musik.Ø
Rasional: membantu menghindari masukan
sensori pendengaran.
• Kolaborasikan pada ahli fisioterapi,terapi
pendengaran.Ø
Rasional: berfokus dalam peningkatan evaluasi
fungsi pendengaran.
Diagnosa 2
• Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya ( dengan skala
0-10 ), karakteristiknya ( misal : berat, berdenyut,
konstan ), lokasinya, lamanya, faktor yang
memperburuk atau meredakan.
Rasional , Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan
harus dijelaskan oleh pasien.
• Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan
segera jika nyeri itu muncul.
Rasional, Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang
berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting
untuk memilih intervensi yang tepat
• Ajarkan untuk beristirahat dalam ruangan yang
tenang. Berikan kompres dingin pada kepala.
Rasional, Pengenalan segera meningkatkan intervensi
dini dan dapat menurunkan beratnya serangan.
. Berikan obat sesuai dengan indikasi ( analgesic
seperti asetaminofen, ponstan, dan sebagainya ).
Rasional, Meningkatkan rasa nyaman dengan
menurunkan vasodilatasi Penanganan pertama dari
sakit kepala secara umum
Diagnosa 3 :
• · Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang
disukai.Ø
Rasional : mengidentifikasi defisiensi,
memudahkan intervensi.
• · Observasi dan catat masukkan makanan
pasien.Ø
Rasional : mengawasi masukkan kalori atau
kualitas kekurangan konsumsi makanan.
• · Timbang berat badan setiap hari.Ø
Rasional : mengawasi penurunan berat badan
atau efektivitas intervensi nutrisi.
• Berikan makan sedikit dengan frekuensi
sering dan atau makan diantara waktu makan.Ø
Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan
pemasukkan.
• · Observasi dan catat kejadian mual/muntah,
flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.Ø
Rasional : gejala GI dapat menunjukkan (hipoksia)
pada organ.
• · Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ;
sebelum dan sesudah makan,Ø gunakan sikat gigi
halus untuk penyikatan yang lembut.
• Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral
luka.
Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan
oral.
• Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan
kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus
mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan
dan nyeri berat.
• Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.Ø
Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi
kebutuhan individual.
• Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.Ø
Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe
anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan
defisiensi yang diidentifikasi.
Diagnosa 4:
• · Tekankan pentingnya mematuhi program
terapeutikØ
Rasional: program terapeutik dapat menjalin kerja
sama antara perawat dan klien
• · Dampingi klien selama aktivitas yang diijinkanØ
Rasional: pendampingan terhadap klien dapat
mencegah jatuh, dan cedera
• · Jaga agar penghalang tempat tidur tetap
terpasangØ
Rasional: mengurangi resiko jatuh
• · Bantu ambulasi dan aktivitas hidup sehari-hari
dengan tepatØ
Rasional: memudahkan klien untuk beraktifitas
aktivitasnya secara mandiri.
Selesai …

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
Abdul Ghony
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
Eka Yuliana
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
ningrumwahyusetyowati
 

What's hot (18)

Askep hepatitis
Askep hepatitisAskep hepatitis
Askep hepatitis
 
149418771 case-report-chairul-epilepsi
149418771 case-report-chairul-epilepsi149418771 case-report-chairul-epilepsi
149418771 case-report-chairul-epilepsi
 
Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptxSindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
 
Kejang demam kompleks
Kejang demam kompleksKejang demam kompleks
Kejang demam kompleks
 
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Update management sudden deafness aceh pgpkt
Update management sudden deafness aceh pgpktUpdate management sudden deafness aceh pgpkt
Update management sudden deafness aceh pgpkt
 
Trauma kapitis 2 AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis 2  AKPER PEMKAB MUNA Trauma kapitis 2  AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
asuhan keperawatan pada vertigo
asuhan keperawatan pada vertigoasuhan keperawatan pada vertigo
asuhan keperawatan pada vertigo
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Askep vertigo
Askep vertigoAskep vertigo
Askep vertigo
 
220920557 case-anak-ii
220920557 case-anak-ii220920557 case-anak-ii
220920557 case-anak-ii
 
Paket 11 1-50
Paket 11 1-50 Paket 11 1-50
Paket 11 1-50
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
asthma bronchiale
asthma bronchialeasthma bronchiale
asthma bronchiale
 
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
Rencana asuhan keperawatan stroke (cva)
 
4 inkontinensia-urin
4 inkontinensia-urin4 inkontinensia-urin
4 inkontinensia-urin
 

Similar to Asuhan keperawatan neuromaakustik

Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorderet causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
vinil26
 

Similar to Asuhan keperawatan neuromaakustik (20)

Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptxA10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
A10_9115_M Yudiant Raihan Dirgantoro_TM_SK4.pptx
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT Referat.pptx
PPT Referat.pptxPPT Referat.pptx
PPT Referat.pptx
 
Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita PutriInaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Askep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintisAskep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintis
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintisAskep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintis
 
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep miniare
Askep miniareAskep miniare
Askep miniare
 
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorderet causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
et causa autism spectrum disorder et cause autism spectrum disorder
 
kelompok 2 aspek budaya.pptx
kelompok 2 aspek budaya.pptxkelompok 2 aspek budaya.pptx
kelompok 2 aspek budaya.pptx
 
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
 
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damaiLAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy  di uptd pkm damai
LAPORAN KASUS pada pasien bells_palsy di uptd pkm damai
 
Askep lansia
Askep lansiaAskep lansia
Askep lansia
 
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIAKasus farmakoterapi DYSPEPSIA
Kasus farmakoterapi DYSPEPSIA
 
Kasus Sistem Saraf
Kasus Sistem SarafKasus Sistem Saraf
Kasus Sistem Saraf
 

Recently uploaded

IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 

Recently uploaded (20)

IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Asuhan keperawatan neuromaakustik

  • 1. Asuhan Keperawatan neuroma Akustik Nama : Riksal Pureng Kelas D Keprawatan angkatan 2012 Universitas kristen indonesia Maluku
  • 3. Defenisi Neuroma Akustik/ Acoustic neuroma adalah tumor bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat tumbuh yang berkembang pada saraf akustikus. Dapat tumbuh pada saraf keluar dari pons,sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis posterior atau di dalam liang telinga dalam menuju dari telinga ke otak Anda. Karena cabang- cabang saraf ini langsung mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran, tekanan dari neuroma akustik dapat menyebabkan gangguan pendengaran, dering di telinga Anda dan kegoyangan.
  • 4. Etiologi 1. Neuroma Akustik dapat terjadi secara idiopatik (artinya masih belum di ketahui secara pasti penyebabnya). 2. Neurofibromatosis (NF2) Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau tidak adanya kedua gen supresor tumor di NF2 sel saraf. Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap sel tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF2 gen diwariskan dari sel telur ibu dan NF2 satu gen diwariskan dari sel sperma dari ayah. NF2 gen bertanggung jawab untuk membantu mencegah pembentukan tumor pada sel saraf. Khususnya gen NF2 membantu mencegah neuromas akustik.
  • 6. Pemeriksaan penunjang a. Biasanyadilakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI adalahevaluasi yang sangatakurat yang mampumendeteksihampir 100% dari neuroma akustik. b. Computerized Tomografhi Scanning (CT scan), tidakdapatmengidentifikasi tumor yang lebihkecil, tetapiiadapatdigunakanketika neuroma akustikdicurigaidanevaluasi MRI tidakdapatdilakukan
  • 7. Manifestasi Klinis Gejala-gejala neuroma akustik termasuk yang pertama dalam 90% dari mereka dengan tumor adalah Ø Gangguan pendengaran pada satu telinga Ø Hilangnya keseimbangan dan kegoyangan. Ø Vertigo berhubungan dengan mual dan muntah, dan tekanan di telinga, yang semuanya dapat dikaitkan dengan gangguan fungsi saraf vestibulocochlear normal.
  • 8. Ø Karena bagian keseimbangan dari saraf kedelapan adalah tempat tumor muncul tumors besar yang memampatkan berdekatan batang otak dapat mempengaruhi lokal saraf kranial lainnya
  • 9. Komplikasi Sebuah neuroma akustik dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk: 1. Tetap gangguan pendengaran 2. Wajah mati rasa dan kelemahan 3. Kesulitan dengan kiprah keseimbangan dan kaku tumor besar bisa menekan pada otak Anda, mencegah aliran normal cairan antara otak dan sumsum tulang belakang (cairan serebrospinal Dalam hal ini, cairan dapat membangun di kepala (hydrocephalus), meningkatkan tekanan di dalam tengkorak Anda.
  • 11. Kasus Tn. SS laki-laki 48 tahun, aktivitas sebagai mahasiswa S2, datang ke RSCM dibawa oleh keluarga karena mengamuk dan bicara meracau sejak dua belas jam smrs. Lima hari smrs pasien mengeluh sakit kepala sangat berat pada seluruh kepala. Pasien berobat dan diberikan obat sakit kepala. Sakit mereda bila minum obat dan tidak lama kemudian timbul lagi. Mual (+) muntah (-) demam (-) penurunan berat badan dan nafsu makan (+). Riwayat penyalah gunaan obat disangkal, promiskuitas disangkal. Pasien pernah mendapatkan transfusi sebanyak dua kali sepuluh tahun yang lalu.
  • 12. Pengkajian Biodata : • Tanggal Masuk RS : 17 April 2010 • JAM : 12.00 WIT • No. Register : 760205
  • 13. Identitas • Nama : Tn. A • Umur : 48 tahun • Suku/Bangsa : Indonesia • Agama : Islam • Pendidikan : S2 • Alamat : Jl. Suka Senang • Penanggung jawab biaya: Ny. ES • Alamat : Jl. Suka Senang • a
  • 14. Riwayat Penyakit Sekarang Sudah 3 bulan yang lalu telinga sebelah kanan terasa ada benjolan dan pendengaran berkurang serta telinga sebelah kanan terasa berdenging. Hasil pemeriksaan fisik pada Tn. A didapatkan TD : 170/140 mmHg, HR : 98 X/menit dan RR : 24 X/menit. Tn. A mengatakan kepalanya pusing dan muter-muter serta nyeri terasa cekot-cekot pada kepala dan telinga kanan. Keluarga Tn. A mengatakan sudah 3 hari terakhir ini Tn. A jarang beraktivitas karena mengeluh pusing saat bangun dari tidur.
  • 15. Tn. A juga merasakan mual-mual sehingga sudah 3 hari porsi makannya berkurang. Saat dilakukan pemeriksaan oleh Dokter, didapatkan benjolan pada telinga kanan bagian dalam ± 4 cm. Diagnosa sementara adalah Neuroma Akustik ( tumor pada telinga ). Dokter menyarankan kepada Tn. A untuk dilakukan pemeriksaan Rogent dan CT-Scan untuk memastikan penyakit Tn. A dan menjelaskan kemungkinan untuk pembedahan. Tn. A merasa khawatir karena Tn. A tidak pernah menyangka penyakitnya separah itu dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang sedang diderita.
  • 16. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Dari pihak keluarga tidak memiliki riwayat penyakit neuroma akustik.
  • 17. A. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Sakit / nyeri : sedang Status gizi : menurun Sikap : gelisah Personal hygiene : buruk 2. Data Sistemik a. Sistem persepsi sensori Pendengaran : menurun Penglihatan : - Pengecap / penghidu : - Peraba :
  • 18. Pemeriksaan Fisik b. Sistem pernafasan Frekwensi : 24 X / menit Suara nafas : vesikuler Lain-lain : - c. Sistem kardiovaskuler Tekanan darah : 170 / 140 mmHg Denyut nadi : 98 X/menit , irama : - Kekuatan : normal , akral : - Pengisian Kapiler : normal , edema : - Lain-lain : - d. Sistem syaraf pusat Kesadaran : kompos mentis , GCS : - Bicara : nomal Pupil : - Orientasi waktu : - , Orientasi tempat : - Orientasi orang : -
  • 19. e. Sistem gastrointestinal Nafsu makan : berkurang Mulut dan tenggorokan : - Kemampuan mengunyah : - Kemampuan menelan : - Perut : - Colon dan rectum BAB : - Lain-lain : - f. Sistem muskoloskeletal Rentang gerak : terbatas Keseimbangan dan cara jalan : tidak seimbang Kemampuan memenuhi aktivitas: terbatas sehari-hari genggaman tangan : - otot kaki
  • 20. g. Sistem integumen Warna kulit : - Turgor : - Memar :- , kemerahan : - h. Sistem reproduksi Infertile :- , masalah menstruasi : i. Sistem perkemihan Vesica urinaria BAK : normal Warna : jernih
  • 22. Diagnosa Keperawatan 1. gg.persepsi sensori (auditori) berhubungan dengan fungsi pendengaran menurun 2. gg.nyaman nyeri berhubungan dengan gangguan saraf vestibular yang tertekan 3. gg.pemenuhan keb.nutrisi berhubungan dengan intake cairan inedekuat 4. Resiko cidera berhubungan dengan vertigo
  • 23. Intervensi dan Rasionalisasi Diagnosa 1 : • ·Hilangakn suara bising/stimulus yang berlebihan sesuai kebutuhanØ Rasional: menurunkan respon emosi yang berlebihan/bingung yang sesuai dengan sensorik. • Catat adanya perubahan yang spesifik,gunakan instruksi verbal yang sederhana dengan jawaban “ya” atau “tidak”Ø Rasional: membantu melokalisasi daerah otak yang mengalami gangguan dan mengidentifikasi peningkatan fungsi neurologis.
  • 24. • Berikan petunjuk (isyarat) pada orientasi realita.Ø Rasional: meningkatkan koping terhadap frustasi karena salah persepsi. • Beriakan lingkungan yang tenang dan tidak kacau jika di perlukan gunakan musik.Ø Rasional: membantu menghindari masukan sensori pendengaran. • Kolaborasikan pada ahli fisioterapi,terapi pendengaran.Ø Rasional: berfokus dalam peningkatan evaluasi fungsi pendengaran.
  • 25. Diagnosa 2 • Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya ( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya ( misal : berat, berdenyut, konstan ), lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk atau meredakan. Rasional , Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien. • Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu muncul. Rasional, Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang tepat
  • 26. • Ajarkan untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang. Berikan kompres dingin pada kepala. Rasional, Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat menurunkan beratnya serangan. . Berikan obat sesuai dengan indikasi ( analgesic seperti asetaminofen, ponstan, dan sebagainya ). Rasional, Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi Penanganan pertama dari sakit kepala secara umum
  • 27. Diagnosa 3 : • · Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.Ø Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi. • · Observasi dan catat masukkan makanan pasien.Ø Rasional : mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan. • · Timbang berat badan setiap hari.Ø Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
  • 28. • Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan.Ø Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan. • · Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.Ø Rasional : gejala GI dapat menunjukkan (hipoksia) pada organ. • · Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan,Ø gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut.
  • 29. • Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka. Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. • Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat. • Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.Ø Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual. • Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.Ø Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.
  • 30. Diagnosa 4: • · Tekankan pentingnya mematuhi program terapeutikØ Rasional: program terapeutik dapat menjalin kerja sama antara perawat dan klien • · Dampingi klien selama aktivitas yang diijinkanØ Rasional: pendampingan terhadap klien dapat mencegah jatuh, dan cedera • · Jaga agar penghalang tempat tidur tetap terpasangØ Rasional: mengurangi resiko jatuh • · Bantu ambulasi dan aktivitas hidup sehari-hari dengan tepatØ Rasional: memudahkan klien untuk beraktifitas aktivitasnya secara mandiri.