Sistem pendengaran terdiri dari tiga bagian utama yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Gangguan pendengaran dapat terjadi karena masalah pada salah satu atau lebih bagian tersebut dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, trauma, atau genetik. Diagnosis dan penanganannya memerlukan pemeriksaan klinis dan audiologis yang tepat.
2. Auditory system
Sistem sensori
Fungsi pendengaran (audition)
Mendeteksi suara
Diteruskan dan dipersepsi
Fungsi keseimbangan (vestibular system)
Lokalisasi kepala dan tubuh
Pergerakan kepala dan tubuh
8. The Organ of Corti and Associated Structures
The Inner Ear
9. Gangguan pendengaran
Sering terjadi
Mencakup semua umur
1/1000 anak mengalami kehilangan
pendengaran yg signifikan
10% dari populasi kehilangan pendengaran
Insidennya meningkat pada populasi usia
lanjut
10.
11. Conductive hearing loss
Ditemukan gangguan pada telinga luar atau
telinga tengah
Terjadi hambatan konduksi suara ke telinga
dalam
Beberapa penyebabnya: serumen, otitis
eksterna, exostoses, perforasi membran
timpani, otitis media dg efusi, gang.
Ossicular, otosclerosis dll
12. Sensorineural hearing loss
Gangguan pada koklea, cochlear nerve, atau
jalur sentral
Kongenital
Viral mumps, varicela, rubela, CMV, HIV
Ototoksik obat-obatan
Trauma /pembedahan
Penyakit Meniere
Acoustic neuroma
15. Pemeriksaan
Pinna
External auditory canal /KAE
Membran timpani
Ruang telinga tengah
Pneumatic otoscopy
Saraf kranial yang lain
Tes garpu tala
Audiogram
16. Tes Rinne
Konduksi udara > konduksi tulang =
normal atau SNHL
Konduksi tulang > konduksi udara =
CHL
18. Tes Weber
Suara dikonduksikan pada sisi yang
mengalami CHL atau pada sisi telinga
yang lebih baik jika mengalami SNHL
Sifatnya sangat subyektif pasien
biasanya terkejut ketika
pendengarannya lebih baik pada sisi
yang mengalami CHL
22. Conductive hearing loss
Serumen biasanya memerlukan
jumlah yang banyak untuk dpt
menyebabkan gangguan konduksi
Exostoses Jika tidak parah jarang
menyebabkan gangguan kecuali terjadi
infeksi
23. Exostoses (surfer’s ear)
- Sering terjadi
- Biasanya tidak memerlukan terapi
- Pembedahan dilakukan jika terjadi
infeksi berulang, ketulian, atau
terdapat retensi cairan
25. Perforasi membran timpani
- Biasanya karena infeksi
- Dapat juga terjadi karena trauma atau
barotrauma
- Derajat gangguan pendengaran yang
terjadi bervariasi
28. Otitis media dengan efusi
Sering terjadi pada anak-anak
Membaik dalam waktu > 1 bln pada 90%
kasus
Diagnosis kadang sulit pd anak-anak, perlu
dibantu tympanometry
Pada dewasa susp. Nasofaringeal tumor
32. Cholesteatoma
“skin cyst” pada telinga tengah
Berupa kantong yang berisi “keratin debris”
Dapat menyebabkan erosi tulang dan
infeksi sekunder yg dapat menyebabkan
kerusakan membran timpani, ossicles,
telinga dalam bahkan nervus fasialis
Infeksi intrakranial
37. Otosklerosis
Pertumbuhan tulang abnormal di sekitar “otic
capsule” yang biasanya menyebabkan perlekatan
pd stapes sehingga terjadi CHL
Jika progresif dapat terjadi SNHL
Biasanya dimulai saat usia 20-30
Sering bilateral (80%)
Riwayat keluarga
Terapi: observasi, alat bantu dengar atau
stapedectomy
41. Sensorineural hearing loss
Cochlear vs retrocochlear
Presbyacusis berhubungan dg umur
Obat-obat ototoksik
Pada orang-orang dg gangguan bicara > 70%
alat bantu dengar bermanfaat
42. Acoustic neuroma
Penanganan dg pembedahan,
radioterapi atau observasi dg MRI
serial
Pilihan terapi tergantung umur, ukuran
tumor, kondisi medis pasien dan
pilihan pasien
44. Cochlear inplant
Untuk anak-anak atau orang dewasa yg
tidak mendapat manfaat alat bantu dengar
Anak-anak tidak menunjukkan perbaikan
yg signifikan setelah > 6 bln memakai alat
bantu dengar
Dewasa tidak dpt menggunakan fasilitas
telephon dg alat bantu dengar
47. Siapa yg harus dirujuk?
Perforasi membran timpani
Conductive hearing loss
Keluar cairan dari telinga > 1 minggu
Assymetric SNHL
Cholesteatoma
Infeksi berulang
Setiap orang tuli harus diaudiologi