Tinitus atau telinga berdenging adalah gejala yang ditandai dengan persepsi bunyi tanpa adanya rangsangan suara eksternal. Gejala ini umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem pendengaran dalam telinga akibat berbagai faktor seperti bising, infeksi, atau kelainan sistem saraf. Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan penunjang seperti audiometri untuk mengetahui penyebab dan tatalaksananya yang meliputi
1. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT-KL
Fakultas Kedokteran Unsyiah
Universitas Syiah Kuala
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin 2020
TINNITUS
(TelingaBerdenging)
Dheana Ismaniar - 1907101030058
2. DEFINISI
TINNITUS
• Telinga berdenging atau tinnitus sering dikeluhkan
sebagai suatu bising atau bunyi yang muncul di
kepala tanpa adanya rangsangan dari luar.
• Keluhan yang dialami ini seperti bunyi mendengung,
mendesis, menderu, atau berbagai variasi bunyi yang
lain. Tinitus bukanlah penyakit atau sindroma, tapi
hanya merupakan gejala yang mungkin berasal dari
satu atau sejumlah kelainan.
3. ● Lebih sering terjadi pada pria dibanding
wanita dengan pravelensi hampir sama.
● Lebih sering mengenai usia tua
dibanding usia produktif. Pravelensi usia
40-60 tahun 17,5% dan usia diatas 60
tahun 22,2%. Dan akan meningkat
progresif diatas usia 70 tahun.
80%populasi
Pernah mengalami tinnitus pada saat
dewasa
Merupakangejalaumum
padakeluhantelingaatau
gangguankeseimbangan.
Epidemiologi
4. E
T
I
O
L
O
G
I
01 02
0403
05
Kelainan Vascular
06
Kelainan Muskularklonus
otot palatum atau tensor
timpani
Lesi pada telinga dalam,
ex: Tumor N.VIII dan
infeksi telinga tengah,
ex: Infeksi tuba
eustasius
Gangguan Kokhlea : terutama akibat
bising, trauma tulang temporal, Meniere’s
disease, tuli saraf mendadak
Ototoksisitas akibat obat aspirin,
quinolon, dan antibiotik golongan
aminoglikosida
Serumen menumpuk, benda asing
pada saluran telinga, dan penyakit
sistemik lain.
5. suara hanya terdengar oleh pasien sendiri, dan jenis
tinitus ini yang paling sering terjadi. Sifat dari
tinitus subjektif adalah nonvibratorik karena adanya
proses iritatif ataupun perubahan degenaratif pada
traktus auditorius
apabila bunyi tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa
atau dapat juga dengan auskultasi di sekitar telinga.
Sifatnya adalah vibritorik yang berasal dari vibrasi atau
getaran sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar
telinga
TINNITUSOBJEKTIF K
L
A
S
I
F
I
K
A
S
I
TINNITUSSUBJEKTIF
6. ● Mekanisme terjadinya tinitus karena aktivitas elektrik di sekitar
auditorius yang menimbulkan perasaan adanya bunyi yang berasal dari
sumber impuls yang abnormal di dalam tubuh penderita sendiri. Impuls
abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga.
● Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga
terjadi karena gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh
gangguan konduksi, biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika
disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa berdenyut atau
pulsasi tinitus.
PATOFISIOLOGI
7. DIAGNOSIS
● Tanyakan lokasi tinnitus, apakah
menyerang kedua telinga
● Disertai gangguan pendegaran
lain atau tidak
● Kualitas tinnitus apakah berdeging
keras, gemuruh, berdetak, dll
● Kuantitas : Berapa kali
berdenging selama ini? Apakah
terus menerus ?
● Apakah disertai keluhan pusing
berputar
● Riwayat pemakaian obat:
Curiga Intoktisitas Obat
● Riwayat trauma pada telinga
● Lama serangan tinnitus. Jika 1
menit akan hilang sendiri. Jika
lebih dari 5 menit patologis
ANAMNESIS
9. Pemeriksaan PTA (Pure Tone
Audiometry)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
OAE (Otoacustic
Emmision)
BERA (Brainsteam Evoked
Response Audiometry)
Speech test
Tone Decay
Audiometry
Tone Decay Refleks
ENG (Electro
Nystagmusgraphy)
Tes Gliserin untuk
menyingkirkan DD
10. TATALAKSANA
Psikologik, yaitu dengan
memberikan konsultasi psikologik
untuk meyakinkan pasien bahwa
penyakitnya tidak membahayakan
dan bisa disembuhkan, serta
mengajarkan relaksasi dengan
bunyiyang harus didengarnya.
setiap saat
Elektrofisiologik, yaitu memberi
stimulus elektroakustik
(rangsangan bunyi) dengan
intensitas suara yang lebih
keras dari tinnitusnya, dapat
dengan alat bantu dengar atau
tinnitus masker.
Terapi medikametosa, sampai
saat ini belum ada kesepakatan
yang jelas diantaranya untuk
meningkatkan aliran darah
koklea, transquilizer,
antidepresan sedatif,
neurotonik, vitamin dan
mineral.
Tindakan bedah, dilakukan
padatumor akustikneuroma.
Namun, sedapat mungkin
tindakan ini menjadi pilihan
terakhir, apabila gangguan
denging yang diderita benar-
benar parah.
01 02 03 04
11. PENCEGAHAN
Makan makanan yang
rendah garam
Batasi pemakaian
walkman, jangan
mendengar dengan
suara maksimal
Gunakan pelindung
telinga jika berada di
tempat yang terlalu
bising
Konsumsi Vitamin yang
berguna bagi saraf
misalnya Vitamin A, E,
dan Ginkobiloba
Hindari suara bising,
batasi mendengarkan
musik terlalu keras,
konser, loudspeaker
diskotik.