Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
MAKALAH UAS MANAJEMEN KEUANGAN
1. MAKALAH UAS
MANAJEMEN KEUANGAN 1
Bpk. ADE FAUJI,SE,MM
Disusun Oleh:
NAMA : AGUS NIAR NAZARA
NIM : 11011700279
KELAS : 2T MA
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2017-2018
2. BAB 1
TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL
A. Pengertian Anggaran Modal
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka
panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting
“Capital BudgetingistheProcessofevaluatingandselecting long-term
invesmentsconsistentswiththefirm’sgoalofownerwealthmaximization”. Investasi juga berarti
pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima
lebih dari satu tahunmendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital
Budgeting in volves the entire process of planning whose returns are expected to extend beyond
one year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa
dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut
sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang,
sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling
mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi
tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan
yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,
fixed assets maybe come obselete or may require an over haul; atthesepoints, too, financial
Decisions maybe required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi untuk
berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah, mesin dan
peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan
yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capitalbudgeting dan keputusan
keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk
diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik.
3. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan
aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
Penganggaran modal (capitalbudgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan
menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman
modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1
tahun
B. Motif Capital Budgeting
Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
Modernisasi atas aktiva tetap
C. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
• Penambahan dan perluasan fasilitas
• Produk baru
• Inovasi dan perluasan produk
• Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b)
penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien.
• Menyewa/membuat atau membeli
• Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan,
dan keamanan.
• Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang
memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.
D. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
4. • Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa
perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian
rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal
cost).
• Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus melakukan
tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal returns) investasi itu
sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga
yang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.
• Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya perusahaan
untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti
sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar
(misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunitycost dari dana sendiri
yang dapat diperoleh.
E. Tahap – tahap Penganggaran Modal
Biaya proyek harus ditentukan
Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir
aktiva
Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)
Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal
(costofcapital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk
memperkirakan nilai aktiva.
Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya.
F. Manfaat Penganggaran Modal
1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka
waktunya lebih dari satu tahun.
2. Agar tidak terjadi over invesment atau underinvesment
3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
5. 4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
G. Kriteria keputusan penganggaran modal :
1) Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. atau
suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan
untuk mengembalikan investasi kas awal.
Keuntungan :
a. Menggunakan arus kas bebas, bukan accounting profit
b. Mudah dihitung dan dipahami
c. Dapat digunakan sebagai alat penyaring kasar
d. Sering digunakan sebagai alat penyaring kasar untuk menghilangkan proyek dengan tingkat
pengembalian yang tidak nyata hingga tahun–tahun akhir.
e. Menekankan pada pengembalian yang lebih awal yang lebih pasti dan memberikan kebutuhan
likuiditas bagi perusahaan.
Kerugian :
a. Tidak memperhitungkan Aksioma 2
b. Semua arus kas yang terjadi setelah periode pembayaran kembali diabaikan.
c. mengabaikan nilai waktu uang
d. pemilihan periode pengembalian maksimum bersifat arbitrer
Untuk menanggulangi kelemahan 1 muncullah Discounted payback period. Namun masih
mempunyai kelemahan, yaitu accept-reject kriteria bersifat arbiter.
2) Periode pengembalian diskonto adalah variasi dari kriteria keputusan masa
pengembalian yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperklukan untuk mengembalikan
pengeluaran kas.
7. Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah
mengestimasikan arus kas suatu proyek, yaitu pengeluaran estimasi investasi dan arus kas masuk
bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan.
Sangat sulit untuk meramalakan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan yang terkait dengan
suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat
menjadi sangat besar.
Fungsi staf keuangan dalam proses peramalan meliputi;
(1) mendapatkan informasi dari berbagai departemen misalnya produksi dan pemasaran,
(2) memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan asumsi
perekonomian yang konsisten, dan
(3) memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
B. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Titik awal dari setiap analsiis penganggaran modal adalah mengidentifikasi arus kas relevan
(relevan cash flows), yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik ang harus
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Terdapat dua peraturan penting yang dapat
membantu untuk menghindari kesalahan dalam mengestimasi arus kas:
(1) keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukannya laba akuntansi, dan
(2) hanya penambahan arus kas (inkremental) saja yang relevan.
1. Biaya Aktiva Tetap
Sebagian besar proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas
negatif. Walaupun perolehan aktiva mengakibatkan arus kas keluar, para akuntan tidak
menyajikan pembelian aktiva tetap sebagai pengurang dari laba akuntansi. Sebagai gantinya,
mereka mengurangkan beban depresiasi tiap tahun sepanjang umur aktiva tersebut.
Perhatikan bahwa biaya total sebuah aktiva tetap adalah termasuk biaya pengiriman dan
pemasangannya. Ketika sebuah perusahaan membeli aktiva tetap, perusahaan tersebut seringkali
harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pengiriman dan pemasangannya. Biaya ini
dibebankan langsung dalam harga peralatan ketika biaya proyek tersebut sedang ditentukan.
Lalu, biaya total peralatan termasuk biaya pengiriman dan pemasangan, digunakan sebagai dasar
depresiasi pada saat beban depresiasi diperhitungkan.
2. Beban Nonkas
8. Dalam menghitung laba bersih, para akuntan biasanya mengurangkan beban depresiasi dari
pendapatan. Jadi, meskipun akuntan tidak mengurangkan harga pembelian aktiva tetao dalam
perhitungan laba akuntansi, tetapi mereka mengurangi beban depresiasi setiap bulan. Depresiasi
melindungi laba terhadap pajak, dan hal ini memliki dampak pada arus kas, tetapi depresiasi itu
sendiri bukan suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan ke laba bersih ketika kita
menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
3. Perubahan dalam Modal Kerja Operasi Bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih (change in net operating working capital)
merupakan peningkatan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek bau dikurangi dengan
peningkatan utang dagang dan akrual secara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana
biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, makan pendanaan tambahan, di luar biaa perolehan
aktiva tetap, masih akan dibutuhkan.
4. Pembayaran Bunga Tidak Diperhitungkan dalam Arus Kas Proyek
Kita mendiskontokan biaya modal dari arus kas proek, dan biaya modal adalah rata-rata
tertimbang dari biaya utang, saham preferen, dan saham biasa (WACC), yang disesuaikan
dengan risiko proyek. Proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika
pembayaran bunga lebih dulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan, ini akan
menyebabkan biaa modal dihitung dua kali. Oleh sebab itu, tidak boleh mengurangkan beban
bunga pada sat menghitung arus kas proyek.
Arus Kas Tambahan
Arus kas tambahan (incremental cash flow) mencerminkan perubahan total arus kas ke
perusahaan yang terjadi akibat langsung dari diterimanya suatu proyek.
1. Biaya Tertanam
Biaya tertanam (sunk cost) adalah suatu pengeluaran kas yang telah terjadi, sehingga tidak
terpengaruh oleh keputusan yang sedang dipertimbangkan. Karena biaya tertanam bukanlah
biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis.
2. Biaya Kesempatan
9. Masalah potensial kedua akan berhubungan dengan biaya kesempatan (opportunity cost),
yang merupakan arus kas yang dapat diperoleh dari aktiva ang telah dimiliki perusahaan apabila
arus kas terebut tidak dipergunakan untuk proyek yang bersangkutan.
3. Pengaruh pada Bagian Laba
Masalah potensial yang ketiga berhubungan dengan pengaruh yang dimiliki proyek terhadap
bagian-bagian lain dari perusahaan, yang disebut para ekonom sebagai eksternalitas. Apabila
suatu proek baru mengambil penjualan dari produk yang sudah ada, maka hal ini sering disebut
dengan kanibalisasi.
Penentuan Waktu Arus Kas
Laporan laba rugi akuntansi dinyatakan untuk periode setiap tahun atau bulan, sehingga
tidak mencerminkan secara tepat kapan di dalam satu periode pemasukan dan pengeluaran kas
terjadi. Karena nilai waktu dari uang, arus kas penganggaran modal secara teori harus dianalisis
tepat pada waktu arus kas tersebut terjadi. Harus ada kompromi antara akruasi dan kemungkinan
terjadinya. Sebuah garis waktu dengan arus kas harian secara teori pastilah merupakan analisis
yang paling akurat, tetapi perkiraan arus kas harian membutuhkan biaya yang sangat besar dalam
pembuatannya, susah digunakan, dan bisa jadi tidak lebih akurat dibanding estimasi arus kas
tahunan karena kita tidak bisa meramalkan dengan cukup baik sampai tingkat detail.
C. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek
ekspansi baru atau proyek pengganti. Proyek ekspansi baru didefinisikan sebagai suatu proyek di
mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Di sini arus kas
tambahan hanya berupa arus kas masuk dan keluar dari proyek tersebut. Sedangkan proyek
pengganti terjadi apabila perusahaan mengganti aktiva yang sudah ada dengan aktiva yang baru.
Dalam hal ini, arus kas tambahan adalah tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dari
investasi pada aktiva yang baru tersebut. Dalam setiap kasus, arus kas umumnya akan
memperhitungkan hal-hal berikut:
1. Pengeluaran investasi awal. Investasi awal termasuk biaya aktiva tetap di muka sehubungan
dengan proyek ditambah dengan penambahan yang terjadi dalam modal kerja operasi bersih.
2. Arus kas operasi bersih. Ini merupakan arus kas masuk tambahan selama umur ekonomis
proyek. Arus kas operasi tahunan sama dengan laba operasi setelah pajak ditambah depresiasi.
10. 3. Arus kas tahun terakhir. Hal ini termasuk nilai sisa aktiva tetap, yang disesuaikan dengan
pajak jika aktiva tersebut tidak dijual berdasarkan nilai bukunya, ditambah pengembalian dari
modal kerja operasi bersih.
Untuk setiap tahun dalam umur proyek, arus kas bersih ditetapkan sebagai jumlah dari arus
kas masing-masing tiga kategori. Arus kas bersih tahunan ini selanjutnya akan ditampilkan
dalam garis waktu dan digunakan untuk menghitung NPV dan IRR dari proyek tersebut. Proyek
modal dapat dianalisis dengan menggunakan kalkulator, kertas, dan alat tulis, atau dengan
program spreadsheet seperti excel. Terdapat beberapa langkah yang bisa digunakan untuk
menghitung analisis tersebut, yaitu:
1. Analisis arus kas. Pada langkah ini terdapat beberapa bagian, yaitu bagian 1 tentang data input,
bagian 2 tentang skedul depresiasi, bagian 3 tentang nilai sisa bersih, dan bagian 4 tentang
proyeksi arus kas.
2. Mengambil keputusan. Pada langkah ini terdapat bagian ke 5, yaitu tentang output utama dan
penilaian atas proyek yang diusulkan.
D. Pengenalan Analisis Risiko Proyek
Sampai saat ini kita telah cukup berasumsi bahwa proyek-proyek yang ada akan
menghasilkan arus kas tertentu, lalu menganalisis arus kas tersebut untuk memutuskan apakah
kita harus menerima atau menolak proyek tersebut. Karena sudah jelas arus kas tidak diketahui
dengan pasti, maka dalam penganggaran modal kita harus melihat teknik-teknik yang digunakan
perusahaan untuk menentukan risiko suatu proyek dan kemudian memutuskan apakah
keuntungan yang akan didapat sebanding dengan risikonya.
E. Teknik untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
Risiko proyek ada tiga jenis, yaitu: risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan, dan risiko pasar.
Pertama, Karena tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai bagi pemegang
saham, maka yang paling berpengaruh adalah risiko proyek yang berakibat langsung bagi
pemegang saham. Para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka secara teori ukuran
risiko yang paling relevan adalah risiko pasar. Selain itu risiko perusahan juga penting. Teknik
menilai resiko proyek:
1. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah sebuah teknik yang mengindikasikan seberapa banyak NPV dapat
berubah sebagai akibat dari adanya perubahan tertentu pada sebuah variabel input, jika variabel
11. lainnya dianggap konstan. Analisis sensitivitas merupakan suatu teknik analisis risiko dimana
variabel utama diganti satu per satu dan hasil NPV-nya diamati.
Jika kita sedang membandingkan dua proyek, proyek yang memiliki garis sensitivitas lebih
curam akan lebih beresiko, karena bagi proyek tersebut kesalahan yang kecil dalam
mengestimasi sebuah variabel seperti unit penjualan akan mengakibatkan kesalahan besar dalam
NPV yang diharapkan dala proyek. Oleh karena itu analisis sensitivitas dalam menjadi masukan
yang sangat berguna dalam menentukan resiko suatu proyek.
2. Analisis Skenario
Analisis scenario menyediakan kebutuhan perluasan dari analisis sensitivitas. Analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama, dan juga
memungkinkan kita untuk mengubah lebih dari satu variabel pada setiap perhitungan. Dalam
analisis ini, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar (analisis dimana
seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang mungkin terjadi).
3. Simulasi Monte Carlo
Simulasi Monte Carlo adalah teknik analisis resiko dimana kemungkinana kejadian yang terjadi
di masa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan
estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko. Tipe analisis ini dinamakan simulasi.
Walaupun simulasi Monte Carlo ini dianggap lebih kompleks daripada analisis skenario, adanya
paket-paket peranti lunak simulasi ini memnbuat prosesnya mudah untuk dilakukan. Kebanyakan
paet ini merupakan tambahan dari program spreedsheet seperti excel.
F. MenggabungkanRisiko Proyek dan Struktur Modal dalam Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan itu sendiri, atau
keduanya, namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Walaupun
dimungkinkan untuk mengambil keputusan umum bahwa satu proyek lebih beresiko daripada
proyek lainnya, sangatlah sulit untuk mementukan ukuran kuantitatif yang baik dari resiko
proyek.
Ada dua metode yang digunakan untuk memperhitungkan resiko proyek ke dalam
penganggaran modal. Metode yang pertama disebut pendekatan ekuivalen kepastian. Disini
semua arus kas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus
kasnya, maka makin rendah nilai ekuivalen kepastiannya. Yang kedua adalah metode pendekatan
tingkat diskonto yang disesuaikan dengan resiko, dimana resiko proyek yang berbeda diatasi
12. dengan mengubah tingkat diskonto. Proyek yang memiliki resiko sedang, didiskontokan dengan
rata-rata biaya modal perusahaan, proyek yang beresiko tinggi didiskontokan dengan biaya
modal yang lebih tinggi, dan proyek yang beresiko rendah didiskontokan dengan presentase yang
lebih rendah daripada biaya modal perusahaan.
BAB III
BIAYA MODAL
Pengertian Biaya Modal
Pengertian Biaya Modal
Modal yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman atau hutang atau modal asing. Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak
perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemegang saham) maupun laba yang tidak dibagi (laba
13. ditahan), sedangkan modal pinjaman merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur,
suplier dan perbankan. Di dalam memenuhi modal yang dibutuhkan tersebut perusahaan dapat
menerbitkan dan menjual surat berharga berupa obligasi (modal pinjaman) dan saham (modal
sendiri). Surat berharga tersebut dijual kepada para investor yang menginginkannya. Apabila
perusahaan menjual surat berharga kepada investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan
hasil (return) yang diharapkan atau dikehendaki oleh investor tersebut. Hasil yang diharapkan
oleh investor tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya modal seperti biaya
bunga, biaya penurunan nilai surat berharga dan biaya lain yang berkaitan dengan perolehan
modal tersebut. Biaya modal pinjaman tidak hanya bunga yang harus dibayar, tetapi juga biaya
notaris, biaya provisi dan meterai.
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba
ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Pengertian biaya modal yaitu
semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber
dana atau modal. Biaya yang dikeluarkan bisa bersifat eksplisit seperti biaya bunga, ada juga
yang bersifat implisit yaitu biaya yang tidak dikeluarkan pada saat ini tetapi dikeluarkan di masa
yang akan datang seperti selisih harga obligasi yang dikeluarkan pada saat jatuh tempo dan
diratakan pada tahun-tahun berlakunya obligasi. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksud-
kan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh dana yang diperlukan. Sebagai contoh, pada umumnya orang menganggap bahwa
biaya modal yang berasal dari hutang yang dipinjam dari bank hanya berupa tingkat bunga yang
ditetapkan oleh bank dalam kontrak perjanjian hutang. Hal ini benar apabila jumlah uang yang
diterima sama besarnya dengan jumlah nominal hutangnya. Tetapi, dalam kenyataannya sering
kali dijumpai bahwa penerima kredit harus membayar biaya administrasi, biaya asuransi dan
sebagainya. Biaya-biaya tersebut sering tidak dicantumkan dalam perjanjian kredit. Misalnya,
perusahaan A akan meminjam uang atau kredit rekening koran berjangka 1 tahun sebesar Rp.
10.000.000,- dengan bunga 20% setahun, berarti harus membayar bunga sebesar 20% kali Rp.
10.000.000,- = Rp. 2.000.000,- selain itu juga harus membayar biaya provisi Rp. 200.000,- biaya
administrasi dan meterai Rp. 25.000,- serta biaya Notaris Rp. 50.000,- Dengan demikian seluruh
14. biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 2.000.000 + Rp. 200.000 + Rp. 25.000 + Rp. 50.000 = Rp.
2.275.000,-. Dana yang bisa digunakan sebesar Rp. 10.000.000 - Rp. 2.275.000 = Rp.
7.725.000,- sehingga biaya modalnya yaitu (2.275.000 : 7.725.000) x 100 % = 29,45%. Biaya
modal dari rekening koran sebesar Rp. 10.000.000,- tersebut tidak sebesar 20 % tetapi 29,45%
inilah sebagai biaya modal yang secara riil dibayar perusahaan. Dengan demikian biaya modal
dari penggunaan hutang yang secara riil harus ditanggung atas penerimaan kredit adalah lebih
besar daripada tingkat bunga menurut kontrak. Fungsi biaya modal yaitu sebagai cut of rate atau
tingkat pembatas suatu keputusan investasi diterima atau ditolak. Suatu investasi diterima jika
keuntungan yang diperoleh bisa menutup semua biaya modal yang dikeluarkan. Keputusan
investasi merupakan keputusan berjangka panjang dan biaya modal sebagai tolok ukur diterima
atau ditolaknya suatu investasi, oleh karena itu yang perlu dihitung biaya modalnya.
Perusahaan yang menggunakan dana dari laba ditahan (laba ditahan digunakan untuk reinvestasi
di perusahaan yang bersangkutan) juga ada biayanya walaupun laba ditahan berasal dari hasil
usaha perusahaan. Biaya modal yang berasal dari laba ditahan disebut cost of retained earning.
Biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of return) yang disyaratkan diterima
oleh para investor, karena apabila laba ditahan tersebut diinvestasikan pada perusahaan lain
maka akan mendatangkan keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut sama dengan besarnya
keuntungan apabila perusahaan menginvestasi sendiri dana laba ditahan tersebut atau sama
besarnya dengan rate of return yang diharapkan diterima dari investasi pada saham (expected
rate of return on the stock).
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut
biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis
modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal
yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital
disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa, konsep biaya modal
dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya nyata (riil) dari penggunaan dana dari masing-
masing sumber dana. Dari biaya modal secara indvidual tersebut digunakan untuk menentukan
15. biaya modal rata-ratanya. Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan
yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu dari sisi investor dan perusahaan.
Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of
return) yang mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan
yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of returnmerupakan biaya modal (cost
of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.
Fungsi Biaya Modal
Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pajak yang dikenakan kepada perusahaan.
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman akan berbeda dengan biaya modal dari modal
sendiri. Konsep perhitungan biaya modal dapat didasarkan pada perhitungan sebelum pajak
(before tax basis) atau perhitungan setelah pajak (after tax basis). Perbedaan konsep ini karena
pajak merupakan pengurang laba yang diperoleh perusahaan, tetapi pada umumnya, analisis
biaya modal didasarkan pada keadaan setelah pajak. Apabila ada biaya modal yang dihitung
sebelum pajak (seperti biaya modal dari obligasi), maka perlu disesuaikan dulu dengan pajak
sebelum dilakukan perhitungan biaya modal rata-ratanya.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya
suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan
(rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Yang dimaksud dengan
biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital). Misalnya jika
kita menggunakan metode Net present value atau Profitability Index untuk menentukan diterima
atau ditolaknya suatu usulan investasi, maka biaya modal berfungsi sebagai "discount rate" yang
digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi. Oleh
karena perhitungan rate of return didasarkan atas dasar sesudah pajak, maka sewajarnya kalau
pembandingnya (yaitu biaya modal) diperhitungkan atas dasar sesudah pajak. Dengan demikian
perhitungan biaya modal dalam buku ini akan didasarkan atas dasar biaya modal sesudah pajak.
16. Biaya Modal Individual
Telah dijelaskan di depan bahwa perhitungan biaya modal atas perusahaan adalah biaya modal
rata-rata dari biaya tiap jenis modal (biaya modal individual). Masing-masing perhitungan biaya
modal dimaksud yang dimulai dengan perhitungan biaya modal secara individual hutang jangka
pendek, hutang jangka panjang dan biaya modal sendiri.
1. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar) merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya
kurang dari satu tahun. Hutang jangka pendek terdiri dari hutang perniagaan (trade accounts
payable), hutang wesel dan kredit jangka pendek dari bank. Biaya modal dari penggunaan hutang
(cost of debt) dapat dihitung dengan cara:
Biaya hutang sesudah pajak = biaya hutang sebelum pajak (1,0 - tingkat pajak).
atau
dimana:
k t = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
k b = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bunga hutang
t = Tingkat pajak
17. 2. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak lain adalah
sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor (pemilik dana). Pada dasarnya biaya
penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of
bond) dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan investasi
dalam obligasi dengan rumus (metode) singkat dan metode present value (lihat pula Bab 3:
Penilaian surat berharga). Untuk lebih jelasnya kita ikuti contoh berikut:
b. Perhitungan biaya modal hutang dengan metode Present value
Perhitungan biaya modal dari hutang jangka panjang (obligasi) dengan menggunakan tabel
present value sering disebut metode accurate. Dalam metode ini dicari tingkat bunga yang
menjadikan nilai sekarang dari pembayaran bunga tahunan sebesar Rp. 1.000,- ditambah
pembayaran akhir sebesar Rp. 25.000,- (outflows) sama dengan nilai sekarang dari penerimaan
(inflows), yaitu sebesar Rp. 24.250,-. Teknik perhitungannya persis sama dengan perhitungan
analisis IRR pada penilaian investasi yang telah dibahas di muka.
Untuk memperoleh besarnya biaya modal (kd) yang di cari, jika menggunakan cara coba-coba.
Misalnya digunakan tingkat bunga 4% dan 7% untuk mencari present value bunga dan nilai
obligasi (pinjaman pokok), kemudian dilakukan interpolasi dan hasilnya.
3. Biaya Modal Saham Preferen
Biaya modal saham preferen (cost of preferred stock atau kp) adalah biaya riil yang harus
dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal
saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of
18. return) oleh investor pemegang saham preferen. Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan
oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen
berupa dividen yang besarnya tetap. Oleh karena itu, saham preferen mempunyai sifat campuran
antara hutang dan saham biasa. Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung
kewajiban yang tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik. Memiliki sifat
seperti saham biasa karena saham preferen merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang
mengeluarkan saham preferen tersebut. Demikian pula ketika perusahan terpaksa dilikuidasi,
maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak didahulukan sebelum pemegang
saham biasa.
Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga
biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan dengan pajak. Biaya modal penggunaan
saham preferen (kp) dihitung dengan membagi dividen per lembar saham preferen (Dp) dengan
harga saham preferen saat ini (PO).
4. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri
(biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau
menggunakan laba ditahan untuk investasi. Biaya modal saham biasa atau biaya ekuitas (cost of
equity atau ke) dapat mengalami peningkatan secara internal dengan menahan laba atau secara
ekternal dengan menjual atau mengeluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat membagikan
laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan.
Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam
perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan
biaya modalnya.
19. Secara teoritis perusahaan yang menggunakan laba untuk reinvestasi harus memperoleh
keuntungan minimal sebesar tingkat keuntungan jika pemegang saham menginvestasikan
dananya ke dalam perusahaan dengan tingkat risiko yang sama. Hal ini karena keuntungan
setelah pajak tersebut sebenarnya merupakan hak bagi pemegang saham biasa. Tingkat
keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham dari investasi dengan tingkat risiko tertentu
adalah sebesar ke. Pemegang saham dapat memperoleh return sebesar ke dengan membeli saham
perusahaan lain yang sejenis, sehingga apabila perusahaan tidak dapat menginvestasikan laba
ditahan dan memperoleh tingkat keuntungan paling tidak sebesar ke maka sebaiknya perusahaan
membagikannya dalam bentuk dividen, dan membiarkan pemegang saham melakukan investasi
sendiri. Oleh karena itu biaya modal dari penggunaan laba ditahan untuk investasi akan sama
dengan biaya penggunaan modal saham biasa. Untuk menghitung biaya ekuitas (ke) digunakan
dua model pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)
b. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
a. Pendekatan Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)
Model Diskonto Dividen (MDD) menjelaskan bahwa biaya ekuitas (ke), merupakan tingkat
diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarang dari keseluruhan dividen per lembar saham yang
diharapkan di masa akan datang, sehingga biaya modal merupakan faktor diskonto dari dividen
yang ada.
Dari rumus di atas terlihat bahwa besarnya ke ditentukan oleh dividen yang diharapkan akan
diterima selama periode (t). Asumsi yang digunakan dalam metode ini bahwa pemegang saham
akan memiliki saham tersebut untuk jangka waktu yang tak terbatas, dan dividen yang diterima
tidak mengalami pertumbuhan. Asumsi ini merupakan salah satu kelemahan model ini, karena
saham dapat diperjualbelikan sewaktu-waktu. Sehingga dalam kenyataannya model dividen yang
mengalami pertumbuhan dirasa lebih realistis. Para investor selalu menginginkan hasil
20. investasinya yang ditunjukkan oleh dividen yang mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu
atau dari tahun ke tahun.
b. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM (model penetapan harga aktiva modal) merupakan model penetapan biaya modal
dengan menganalisis hubungan antara tingkat return saham i atau Ri yang diharapkan dengan
return pasar (market return atau Rm) yang terjadi. Besarnya tingkat return saham yang
diharapkan oleh investor ini merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan oleh emiten. Model
CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: besarnya tingkat bunga bebas risiko (risk free rate,
Rf), risiko sistematis yang ditunjukkan oleh koefisien beta (b) dan premium risiko pasar yang
ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan return saham (Rm - Ri).
Dalam rumus di atas terlihat bahwa besarnya return saham i yang diharapkan (Ri) dipengaruhi
antara lain oleh return pasarnya (Rm). Besarnya pengaruh return pasar terhadap return saham
individual i tergantung pada besarnya koefisien Beta saham i (bi). Beta merupakan koefisien
yang menunjukkan sensitivitas tingkat keuntungan sekuritas (saham) terhadap perubahan pasar.
Apabila Beta = 1,00 artinya suatu saham memiliki standar deviasi atau risiko yang sama dengan
risiko rata-rata pasar.
Portofolio (penganekaragaman) investasi yang terdiri atas saham-saham dengan beta = 1 akan
memiliki standar deviasi yang sama dengan indeks pasar. Artinya, apabila risiko portofolio
saham = 1, maka sama dengan risiko pasar yang ada. Sedangkan saham atau sekuritas dengan
koefisien beta = 0,5 berarti sekuritas itu akan berubah sebesar setengah dari risiko pasar sehingga
harga pasar sekuritas akan cenderung bergerak setengah kali perubahan pasar. Sekuritas dengan
koefisien beta lebih besar dari 1 (satu) akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar
dari rata-rata pasar bila kondisi pasar membaik, dan sebaliknya memberikan tingkat keuntungan
yang lebih rendah dari rata-rata pasar bila kondisi pasar melemah. Koefisien beta sekuritas yang
21. mengukur perubahan pasar terhadap sebuah sekuritas dapat dicari dengan meregresikan tingkat
keuntungan sekuritas dengan tingkat keuntungan portofolio pasar.
4. Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya
atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Telah kita ketahui bersama bahwa perusahaan akan
menggunakan modal dari sumber modal asing dan modal sendiri. Oleh karena itu, biaya modal
yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Konsep
biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat dalam kaitannya
dengan penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya, jika kita ingin menentukan proyek
investasi yang harus diambil, maka kita dapat menentukannya dengan membandingkan besarnya
biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan yang diperoleh
di masa datang. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal rata-
rata tertimbangnya (weighted average cost of capital atau WACC). Sebagai unsur penimbangnya
adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek
tersebut
22. BAB IV
STRUKTUR MODAL,
LEVERAGE DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
Struktur modal adalah merupakan bauran atau perpaduan dari utang jangka panjang,
saham preferen dan saham biasa (saham biasa dan laba ditahan) yang dikehendaki
perusahaan dalam struktur modalnya.
Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil keputusan pembiayaan perusahaan
karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan investasi dan
meningkatkan nilai perusahaan
Jenis-Jenis Modal
Dapat dilihat dari neraca passiva.
Resiko Bisnis dan Keuangan
Resiko Bisnis
Adalah resiko yang berkaitan dengan proyeksi tingkat pengem-balian atas ekuitas
(ROE) suatu perusahaan di masa yang akan datang, dengan asumsi bahwa perusahaan
tersebut tidak meng-gunakan utang.
Resiko keuangan
Adalah bagian dari resiko yang ditanggung pemegang saham, yang melebihi resiko
bisnis yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan.
Leverage Keuangan
Adalah ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas ber-penghasilan tetap
(utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan.
TINGKAT LEVERAGE
Leverage
23. Adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang
mengeluarkan biaya tetap dengan maksud agar dapat meningkatkan keuntungan potensial
bagi pemegang saham.
Dilihat dari income statement (full costing)
Sales Revenue XXX
Cost of good sold (Fc dan Vc) XX Operating Leverage
Gross profit XX (Degree of operating
Operating expences XX Levrage= DOL)
EBIT XX
_________________________________
Ineterst XX Financial Leverage
EBT XX (Degree of financial
Tax rate XX Leverage = DFL)
EAT XX
Perusahaan A,B dan C laporan keuanganannya tahun 2005 sbb:
Laporan laba-rugi perusahaan A,B dan C ($ 000)
Keterangan Perus.A Perus B Perus C
Penjualan $ 60.000 $ 90.000 $ 120.000
Biaya variable 12.000 54.000 30.000
Marjin kontribusi 48.000 30.000 100.000
24. Biaya tetap 28.000 15.000 60.000
EBIT 20.000 15.000 40.000
Harga/unit $ 100 100 100
Sales volume/unit 600/u 900/u 1.200/u
Biaya variable/unit $20/u $60/u $,25/u
Q(P-V) 600(100-20)
> DOLA = ------------- =-------------------------- =2,4
Q(P-V)-F 600(100-20)- 28.000
900( 100-60)
>DOLB = -------------------------------- = 1,74
900( 100-60) – 15.000
1.200 ( 100 – 25)
>DOLC=------------------------------------- = 3.
1.200 (100 – 25) – 60.000
Tingkat Leverage keuangan (Degree of Financial leveraga)
Adalah persentase perubahan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa yang
diakibatkan oleh berubah-nya laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dalam persentase
tertentu.
Tingkat leverage total (Degree of Total/Combined Leverage = DTL / DCL)
25. Adalah persentase perubahan EPS yang diakibatkan oleh perubahan penjualan sebesar
persentase tertentu
INDIFFERENCE POINT.
Menentukan struktur modal yang optimal
Adalah struktur modal yang memak-simumkan harga saham perusahaan, dan hal ini
memerlukan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio utang yang memaksimumkan
EPS. Analisa pengaruh leverage keuangan terhadap EBIT/EPS
Analisa atas EPS yang indiferen
Analisa Titik indiferen EPS (Indifference Point atau break Even Point EBIT dan EPS)
Adalah tingkat penjualan yang mengakibatkan EPS menjadi sama meskipun perusahaan
melakukan pembiayaan dengan utang, saham biasa ataupun saham prerferen.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen (dividen policy) dapat diartikan kebijakan untuk menentukan berapa
banyak dari laba harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa banyak yang
akan ditanam kembali di perusahaanTiga Pembagian Kebijakan Dividen.
1. Membagi dividen sebesar-besarnya.
2. Membagi dividen atau menerbitkan saham baru.
3. Membagikan dividen sekecil-kecilnya, kalau perlu tidak usah dibagikan dividen.
Kebijakan Dividen yang optimal
Adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat
ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksi-mumkan harga saham
perusahaan. Dua teori kebijakan Dividen
1. Teori ketidakrelevanan (irrelevansi) dividen.
26. Adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden perusa-haan tidak
mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.
Teori ini dikemukakan tahun 1966 oleh Merton H. Miller dan Franco
Modigliani yang terkenal dengan teori “MM”. Inti teori ini adalah dalam dunia
yang sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaski dan tidak
pasar lain yang sempurna) maka nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh dividen.
Teori ”MM” memberikan beberapa asumsi agar teori yang terkendali
(manageable).
2. Teori bird – in -the hand tallacy.
Adalah dividen memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko kenaikan
nilai modal, oleh karena itu, ks, akan naik jika pembagian dividen dikurangi. Teori
ini dikem-bangkan oleh Gordon-Lintner yang intinya bahwa investor memandang
seekorburung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Teori
Gordon-Lintner ini ditentang oleh teori “MM” dan sebaliknya.
27. BAB V
MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA
PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN DAN MERGER, DIVESTASI,
PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS
Utang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan
kreditur, di mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu
dan peminjam bersedia membayar secara periodik yang mencakup bunga dan
pokok pinjaman.
Disamping sumber pembiayaan jangka panjang dari saham biasa dan saham
preferen, dapat dilakukan :
• Meminjam melalui bank, cepat, fleksibel dan biaya relatif rendah
• Obligasi, dengan masa jatuh tempo antara 5 s/d 30 tahun.
Terdiri dari : mortgage bond (obligasi dijamin sejumlah aset berupa hipotek
atau gadai), debenture bond (obligasi tanpa jaminan) dan debenture subordinate
(obligasi memiliki klaim atas aktiva kalau terjadi likuidasi)
Kebaikan dan Kelemahan Long Term Debt atau Obligasi(Bond)
Kebaikan Long Term Debt
Biaya modal setelahpajak relatif rendah.
Bunga yang dibayarkan merupakan pengurangan pajak penghasilan.
Dengan financial leverage dimungkinkan EPS meningkat.
28. Pengendalian operasi perusahaan oleh pemegang saham tidak mengalami
perubahan.
Kelemahan Long Term Debt
1. Financial risk perusahaan meningkat, akibat meningkatnya financial leverage.
2. Batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajemen.
3. Munculnya “Agency problem” yang mengakibatkan semakin mening-katnya
agency costs.
4. Bunga Kredit Jangka Pendek Versus Bunga Kredit Jangka Panjang
5. Perusahaan mengambil kebijakan batas waktu kredit jangka pendek (kurang dari
satu tahun) dan kredit jangka panjang (lebih dari satu tahun). Dapat terjadi jangka
waktu pertukaran modal yaitu pemakaian modal dalam beberapa bulan atau dapat
lebih dari setahun.
6. PEMBIAYAAN CAMPURAN
7. 1. Saham Preferen
8. Sudah pernah dibaha
9. 2. Leasing
10. Adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak lain yang
memanfaatkan aktiva tersebut (lesse) dimana lessorberkewajiban membayar
sejumlah uang kepada pihak lesse secara berkala untuk jangka waktu tertentu.
Keuntungan dengan pembiayaan dengan leasing
1. Sumber jangka menengah.
2. Kemampuan memperoleh kredit.
3. Menafaatkan aktiva dan tidak perlu membayar biaya perawatan, pajak dan
asuransi (sesuai kontrak).
29. 4. Perlindungan terhadap inflasi.
5. Tingkat pembayaran secara cicilan.
Tingkat suku bunga tetapKelemahan dengan pembiayaan leasing
1. Suku bunga lebih tinggi dari bank.
2. Harus ada agunan yang cukup.
Sudah harus membayar sewa pada saat kontrak ditandatangani,
Jenis-jenis Leasing
1. Jual dan sewa balik (Sales and Lease Back)
2. Lease Operasi (Operating lease)
Lease Keuangan atau Modal (Capital LeaseRasio Konversi dan Harga Konversi
Conversion Ratio = CR
Adalah jumlah lembar saham biasa yang akan diperoleh dengan
menukarkan selembar obligasi konvertibel atau saham preferen konvertibel.
Conversion Price = CP
Adalah harga efektif yang dibayarkan atas saham biasa yang diperoleH dengan
menukarkan sekuritas konvertibel.
MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LBOs
Merger
Adalah kombinasi atau penggabungan dari beberapa perusahaan, dimana salah
satu atau lebih perusahaan tersebut hilang dan membentuk satu perusahaan
baru.Merger disebut juga “Consolidation” yaitu apabila dua perusahaan
ukurannya kurang lebih sama.
Dasar pemikiran merger
30. 1. Sinergi
2. Pertimbangan pajak
3. Pembelian aktiva di bawah biaya penggantian
4. Diversifikasi
5. Mempertahankan pengendalianJenis-jenis Merger
6. Merger Horisontal
7. Adalah gabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam satu
bidang usaha yang sama.
8. 2. Merger Vertikal
9. Adalah gabungan antara dua perusahaan antara industri hulu dengan hilir.
10. 3. Merger Kongenerik
11. Adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada industri umum yang
sama, tetapi tidak ada hubungan pelanggan dan pemasok di antara kedunya.
12. 4. Merger Konglomerat
13. Adalah penggabungan perusahaan dari industri yang benar-benar berbeda.
Prosedur merger.
Merger sukarela (Friendly Merger)
Adalah merger dengan syarat-syarat yang dapat diterima oleh manajemen
kedua perusahaan.
Merger secara paksa (Hostile Merger)
Adalah merger yang ditentang oleh manajemen dari perusahaan sasaran
(target company). Perusahaan sasaran adalah perusahaan yang dicoba diambil alih
oleh perusahaan lain.
31. Tawaran pengambil alih (Tender Offer)
Adalah tawaran dari suatu perusahaan untuk membeli saham perusahaan
lain yang disampaikan langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Hal
ini acap kali, tetapi tidak selalu mendapat tantangan dari manajemen perusahaan
sasaran. Merger Operasi versus Merger Keuangan
MergerOperasi
Adalah merger yang memadukan operasidari perusahaan-
perusahaanyang bergabung dalam merger guna tercapainya efek
sinergistik.
MergerKeuangan
Adalah merger yang tidak menyatuhkan operasidari perusahaan
yang bergabung, sehingga dari mergertersebut tidak diharapkan
adanya manfaat operasional.
Alasan-alasanmelakukanmerger
Ada cara masuk akal(sensible) dan tidak masuk akal(dubiuos). Alasan
merger adalahsbb:
1. Dapatberoperasiefektif- efisieien
2. Manajemenyang lebih baik.
3. Meningkatkanpertumbuhan.
4. Penghematanpajak yang belum dimanfaatkan.
MeTigaHal Penting Taktik Defensif ataubertahan
White knight
Posionpill (merusak perush)
ParasutEmas (Golden farachutes)
32. Divestiture
Adalah penjualan sebagianaktiva operasiperusahaan.
Jenis-jenisDivestitur
1. Penjualansatu unitoperasi kepada perusahaanlain.
2. Penjualanunityang akan dilepaskankepadamanajerybs.
3. Pemisahanunittertentu untuk dijadikansebagaiperseroan baru.
Likuidasi aktivasecara langungkepadamasyarakat
Spin off
Adalah divestitur dimana saham perusahaananak diberikan kepada
pemegang sahamperusahaaninduk.
Holding company
Adalah perseroanyang memiliki sahampada perusahaanlain dalam
jumlah tertentu sehingga ia dapat mengendalikan perusahaan
Perusahaan Induk (ParentCompany)
Adalah holding company yaitu perusahaanyang mengendalikan
perusahaanlain karena memiliki saham perusahaantersebut dalam
jumlah yang besar
Operating Company(badan hukum terpisah dari holding company)
Keunggulan Holding Company
1. Hak kendali tanpa pemilikan penuh
2. Pemisahanresiko
3. Badan hukum terpisah
Kelemahan Holding Company
33. 1. Pemajakanberganda parsial
2. Mudah dipaksa untuk melepas saham
Leveraged Buyouts(LBOs)
Adalah transaksidimana saham perusahaanyang dimiliki oleh publik
(masyarakatluas)dibeli denganmenggunakandana yang sebagian
besarberasaldari utang, sehingga mengakibatkanperusahantersebut
menjadi milik perorangandengan leverage yang sangattinggi. Acap
kali manajemen perusahaanitu sendirilah yang melakukanLBOs.
34. BAB VI
ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSIKEBANGKRUTAN BUMS DAN
BUMN
Transcript
Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan Kebangkrutan adalah kondisi keuangan
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau
technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset). Pengertian lainnya dapat
dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun
1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-
bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam
jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai
saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di
mata maryarakat dan dunia. Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu
likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam
mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen, operasional,
penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan lainnya.
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan :
Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten Kurangnya
pengalaman secara manajerial. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan
fungsi lainnya tidak baik. Penyelewengan dan korupsi atau KKN. Bencana alam, tuntutan
serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya Peraturan pemerintah yang
memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan lainnya. Karena persaingan yang
sangat tajam antar perusahaan sejenis. Mengalami kerugian terus menerus.
Analisis kebangkrutan 1.
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
35. 1. Analisis Univariate Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui
penympangan Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap
berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan
pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih
tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan
menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2. Analisis Multivariate. Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam
satu persamaan. Contohnya model regresi: Y = a+a1X1+a2X2+â¦â¦+anXn Karena
data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan
menggunakan tehnik statistic.
Analisis kebangkrutan Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di
New York University pertengahan tahun 1960 menggunakan âanalisis diskriminanâ
untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi
tentang kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio
keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami
kebangkrutan atau tidak. Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap: a. Menyusun
klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap kelompok dibedakan dengan
satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai cirri-cirinya. b. Mengumpulkan
data untuk pengamatan dalam kelompok. c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri
tsb âpaling baikâ mendiskrimi nasikannya (membedakannya) diantara kelompok âpaling
baikâ, artinya kombinasi yg meminumkan peluang ada kesalahan klasifikasi.
Analisis kebangkrutan Altman Modelâs., fungsi Z (Zeta) Z=
,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5 Dimana: X1 = Modal Kerja/Total Aset (
%) X2= Laba ditahan/Total Aset (%) X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset
(%). X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham Preferen) / Nilai Buku Total Utang. (%)
X5 = Penjualan /Total Aset.(kali)
Analisis kebangkrutan Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang âGo
Publicâ, karena kalau perusahaan tidak âGo Publicâ, nilai pasar saham tidak dapat
dihitung dengan teliti.Agar ini juga dapat digunakan untuk perusahaan âNon Go Publicâ
Altman menggantinya, menggunakan nilai buku (book value) Common Stock dan
36. Preferred Stock, kemudian model âDiskriminan Altmanâ, menjadi : Z=
0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5. Yang berbeda adalah kompenen X4
dari Market Value menjadi Book Value. Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan
bangkrut atau tidak,yaitu; Z score: 1) Secara Umum digunakan. a. 1.80 or less = Very
high Probability of bankruptcy b. 1.81 â 2,70 = High Probability of Bankruptcy. c. 2,71 â
2,99 = Possible Bankruptcy. d. 3 or above = Far from being bankruptcy
Analisis kebangkrutan 2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score: Market Value
Book Value 1. Very High Probability of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less 2. High
Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 â2,90 3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90 4.
Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above Kemudian Altman, mengembangkan 4
versi variabel yang berlaku perusahaan public mapun pribadi, atau perusahaan
manufaktur dan jasa. Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4. Dalam 4 versi ini, tidak
tercatat total penjualan dibagi total asset, sehingga analisisnya sempit bila dibanding
dengan kedua model Altman diatas. Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua
model tsb diatas ( 5 versi atau dari X1 s/d X5) dengan mengklasifiasikan perusahaan âGo
public dan bukan Go publicâ.
Contoh : Laporan keuangan Chrysler Company dalam $ jutaan a. Ikhtisar rugi-laba yang
berakhir tgl.31-12-200x Penjualan $12.005 Biaya-biaya (kecuali depresiasi dan bunga)
$12.710 Penyusutan $181 Bunga $215 Pajak penghasilan (kredit) $5 Rugi/laba bersih
($1.097) b. Neraca per 31 Desember 200X ( dlm juta) . Harta lancar 3.121 Hutang lancar
$ 3.232 Harta tetap 3.500 Hutang jk.panjang . 1.597 Harta lannya 14 Total hutang $
4.829 Saham preferen $ 51 Saham biasa (66.7 jt lbr @ $8,50) $567 Modal disetor penuh
$692 Laba ditahan $496 Total modal sendiri $1.755 Jumlah Harta $6.635 Jumlah
kewajiban dan modal $6.635
X1. = (CA-CL)/TA = ( 3.121 - 3.232)/6.635= - 1,67% X2 = RE/TA = 496/6.635 = 7,47%
X3 = EBIT/TA = -880 / 6.635 = - 13,35% X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri/T.Debt = (66,7
x8,50)/4.829 = 567/4.829 = 11,74% X5 = Sales/T.Asset = 12.005/6.635 = 1,8 kali. Z =
0,012(- 1,67) + 0,014(7,47) + 0,033 (-13.35)+ 0,006(11,74)+0,999(1,8) = 1,512
Dibandingkan Z (Zeta) Scorenya, Posisi Perusahaan berada antara 1,81 or less, berarti
perusahaan dalam konsisi Very High Probability Bankruptcy.
37. Analisis Kebangkrutan 2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN). Untuk menilai kesehatan
atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan Menteri Negara BUMN
No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002. Setiap BUMN harus membuat analisis
kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN. Dalam SK tersebut
dikategorikan hal-hal sebagai berikut:
Analisis Kebangkrutan A. Tingkat kesehatan:BUMN 1. Sehat, terdiri dari : a. AAA
apabila total (TS) > 95 b. AA apabila 80
A. Aspek Keuangan. Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur RASIO
1. ROE skor 2. ROI skor 3. KAS Skor 15
RASIO 4. Rasio Lancar SKor 5. DSO Skor 6. TATO(%) Skor 125
RASIO 7. Inventory turn over ( perputaran persediaan dalam hari) skor 8. Rasio total
modal terhadap total aktiva (%) Skor X
B. Aspek Operasional. Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs. Baik(B),
Skor =80%x indikator yang bersangkutan Cukup(C), Skor=50%x indikator yg
bersangkutan Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan Baik Sekali, dsb artinya
sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara normal baik diukur dari segi
kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas (produktivitas,rendemen). Baik, artinya
menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar normal namun telah
menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Cukup, artinya masih
jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas maupun segi kuantitas dan
mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas. Kurang, artinya tidak tumbuh dan
cukup jauh dari standar normal. Indikator yang dinilai adalah unsure-unsur kegiatan yang
dianggap paling dominant dalam menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan
misi perusahaan.
Contoh perhitungan indikatornya: Indikator Bobot Nilai Skor Unsur pertim digunakan
bangan 1. Pelayanan kpd Turn Around time pelanggan dan waiting time dsb masyarakat
15 B 12 2. Peningkatan kualitas Peningkatan SDM 10 C 5 kesejahteraan Kaderisasi 3.
Research&Devmt. 10 B 8 Kepedulian manajemen Total 35 25 Data mengenai aspek
operasional ini umumnya diberikan oleh Persero BUMN.
C. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur) Laporan perhitungan tahunan Skor s/d
akhir bulan ke 4 3 s/d akhir bulan ke 5 2 lebih dari akhir bulan ke 5 0 Indikator yang
38. dinilai adalah: 1) Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir
bulan ke 4, maka nilai BUMN =3. 2) Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran
Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3.
3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau
Menteri BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah
keterlambatan : Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan 0
Contoh: BUMN , Persero âKFMâ, TBK, Non Infrastruktur,thn 2004. NERACA Persero
âKFMâ Audited ( Direvisi).Dalam Jutaan Rpa. Aktiva Lancar. Kas dan setara kas
316.592 Piutang usaha(net) +lainnya 160.458 Persediaan (net) 307.510 Aktiva lancar
lainnya 86.419 Jumlah Aktiva lancar 870.979 Aktiva Tidak Lancar Piutang hubungan
istimewa/dsb 71.643 Penyertaan saham 12.160 Aktiva tetap (net) 411.984. Jumlah Aktiva
Tidak Lancar 495.787 Total Aktiva 1.366.766
Kewajiban dan Ekuitas. Kewajiban Lancar. Hutang bank 41.368 Hutang usaha 216.325
Uang muka pelanggan/pajak 284.656 Pinjaman jatuh tempo/pemerintah 15.542 Hutang
lainnya 15.157 Jumlah Kewajiban Lancar 573.048 Kewajiban tidak lancar Pinjaman
j.pjg.dari Pemerintah 21.715 Kewajiban masa depan karyawan 17.547 Jumlah Kewajiban
Tidak Lancar 39.262 Jumlah Kewajiban 612.310 Ekuitas. Modal saham
@Rp.100.sebesar 20.000.000.000, ditempatkan dan disetor penuh 555.400.000 555.400
Tambahan modal disetor/opsi 43.796 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 44.852 Saldo
laba ditahan 110.408 Jumlah Modal Sham 754.456 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
1.366.766
Persero âKFMâ LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Untuk Tahun Yg berakhir
tanggal 31 Desember 2004 Penjualan bersih 1.816.384 Bebab pokok penjualan 1.273.699
Laba kotor 542.685 Beban usaha Beban umum dan administrasi 454.028 Laba usaha
88.657 Penghasilan(beban) dan hasil investasi (12.121) Laba sebelum pajak 76.536
Beban (penghasilan pajak) 33.607 Laba bersih 42.929 Laba Per Saham Dasar (EPS)
7,729
Dihitung rasio-rasio keuangannya secara umum, maka hasilnya sbb: Rasio keuangan
Tahun 2003 1. Rasio likuiditas a. Rasio lancar 1,52 x b. Rasio cepat 0,98x 2. Rasio
Leverage a. Rasio hutang 44,79% b. TIER 7,21x 3. Rasio Aktivitas. a. Perputaran
Persediaan 4,75x b. Collection Periode(CP)/DSO 31 hari c.Perputaran Aktiva Tetap
39. 4,76x d.TATO(Perputaran Total Aktiva) 1,51x 4. Rasio Profitabilitas. a. Profit
margin/laba kotor 2,4% b. Kemampuan dasar menghasilkan laba 6,5% c. ROA 3,14% d.
ROE 5,7% e. ROI 10,90% Perhitungan ROI = ( EBIT+Depresiasi)/Capital
Employed.Capital Employed adalah total aktiva dikurangi aktiva tetap. Dari neraca dan
laba rugi dapat dihitung ROI = (76.536 + 18.440)/870.979 =10,90%
5. Rasio Pasar. a Rasio harga per saham/EPS 28,5x b. Rasio Nilai Pasar/Nilai Buku 1,55x
Dari data diatas dapat menilai kesehatan BUMN,Tahun 2004 dari Persero â KFMâ ,
Audited, dengan SK Menteri Negara BUMN No:100/MBU/2002 tgl. 4 Juni 2002 sbb:
Dengan menggunakan bobot dan skor diatas. Uraian Nilai Skor 1.Aspek Keuangan 1.1.
ROE 6,15% 8,5 1.2.ROI 10,90% 9 1.3. Cash ratio 55,25 5 1.4. Current Ration 151,99 5
1.5. Collection Priode(CP) 32 hari 5 1.6 Perputaran persediaan 62 hari 4,5 1.7 TATO
134,58% 5 1.8 TotaL Modal sendiri terhadap aktiva 50,81% 8,5 Sub total 50,5
2.Aspek Operasional. 2.1. Produktivitas SDM(rp.juta) 5 2.2. Kontribusi penjualan Produk
baru 5 2.3 Reseach & Development (R&D) 5 Sub total 15 Â 3.Aspek Adminisrasi. 3.1.
Laporan Perhitungan tahunan 3 3.2. Rancangan RKAP 3 3.3. Laporan periodic 3 3.4
Kinerja PUKK a. Efektivitas penyaluran 3 b. Tkt kolektibiltas Penggunaan Pinjaman 3
Sub Total 15 . TOTAL SKOR 80,50 . Sesuai dengan skor yang ditetapkan oleh
pemerintah maka Perseroâ KFMâ dalam keadaan SEHAT. Dengan kategori âAAâ,
karena berada 80>TS>=â95. Angka Total Skor(TS) 80,50 berada di kategori tersebut
diatas.
Analisis Shut Down Point Memprediksi Kebangkrutan â Penutupan Usaha Alat yang
dipakai adalah Cash BEP (Shut Down Point) Pada titik impas tidak ada laba dan tidak
selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa
uang. Biaya yang timbul pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran
uang = out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost
atau penyusutan). Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh
perusahaan walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada
kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen
listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang harus
dijual agar dapat menutup biaya tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan cash break
event point. SDP = F / contirbution margin per unit. Dapat dikatakan bahwa penutupan
40. usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas terus menerus yaitu pada saat jumlah
penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat
dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar.
Cash BEP dan Penutupan Usaha
Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. 1.
Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan : a. Dilakukan dengan segera bila keadaan
belum begitu parah(early warning system). b. Melakukan âExtension (perpanjangan)
âyaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh
tempoh utang c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan
kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari
100% menjadi 60%. d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan
dengan âgoing concern atau terus menerursâ, bila perusahaan dilikuidasi secara formal. e.
Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya.
2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan a. Kesulitan keuangan sudah parah,
kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan dananya dan keadilan secara hukum.
b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan
reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) . c.
Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik
dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah
pengawasan pihak ketiga. d. Retrukturisasi untuk dapat âbernafas legaâ, suatu cara untuk
mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan atau âcollapseâ untuk
meringankan beban keuangan yang tetap (beban bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan
dengan âExtension dan Compositionâ
Kebaikan perbaikan dengan alternative Formal ada 2 hal penting yaitu: a. COMMON
POOL, Asumsikan perusahaan dengan nilai utang kepada 14 kreditor/pemasok masing-
masing $ 2 juta atau $ 28 juta. Nilai pasar perusahaan hanya $ 23 juta, dan kalau
dilikuidasi asetnya hanya dapat dijual sebesar $ 18 juta. Kondisi perusahaan sudah
âcollapseâ tidak dapat membayar utang-utangnya, dan kreditor meminta agar perusahaan
dibangkrutkan. âKebangkrutan pada salah seorang kreditor/pemasok dapat
mengakibatkan kebangkrutan krediotor lainnya, atau kebangkrutan perusahaan secara
keseluruhan, hal inilah disebut âCommon Poolâ..Kalau dilikuidasi nilanya $ 18 juta
41. Hanya untuk 9 kreditor, sedangkan 5 kreditor tidak dapat apa- apa Kalau perusahaan
tidak dilikuidasi, perusahaan masih dapat beroperasi dan utang masih dapat dibayarkan
kepada 14 kreditur ( keseluruhan), hal ini diikuiti dengan masuknya kreditor sebgai
manajemen perusahaan... Masalahnya apakah kreditor bersedia atau tidak ?
b. HOLD OUT. Contoh diatas, perusahaan dapat menyakinkan kreditor/pemasoknya
maka dilakukan âretrukturisasiâ.Utang lama ( $ 2 juta setiap kreditor) diganti dengan â
utang baruâ, asumsikan dari $ 2 juta turun menjadi $ 1,7 juta, sehingga jumlah utang 14
kriditur = 14 x $ 1,5juta = $ 21 juta, bandingkan dengan nilai pasar perusahaan $ 23 juta.
Jika seorang atau lebih tidak setuju dengan kondisi tsb diatas dan dia tetap menuntut
haknya 100% ditambah jasa bunganya 10%, maka haknya menjadi $2,2 juta.. Kalau ini
terjadi, maka kreditor yang lainnya juga ingin mendapatkan hal yang sama. Kreditor-
kreditor ingin menjadi kelompok terakhir ( HOLD âOUT) untuk mendapatkan haknya
plus bunga, maka restrukturisasi gagal. Jadi semakin kecil kreditor semakin mudah âhold
outâ
* Nilai Perusahaan. Untuk menilai perusahaan dilakukan dengan reorgnisasi. a. Misalkan
kurator/pihak penilai memprediksi/ memperkirakan setelah reorganisasi mampu
menghasilkan pendapatan bersih per tahun $ 20 juta.Tingkat kapitalisasi sebesar $ 20%.
Nilai perusahaan = $ 20 juta/0,2= $100 jt. b. Menentukan struktur modal yang baru.
Kompenen Jumlah Utang $ 10 juta Utang disubordinasikan 5 Saham preferen 5 Saham
biasa 20 . Total $ 40 juta.
Diadakan negosiasi dengan kreditor/pemasok dengan kurator dan hasilnya: 1). Sebesar
50% â utang diturunkan statusnya menjadi utang disubordinasikanâ 2). Sebesar 50% yang
disubordinasikan statusnya diturunkan menjadi saham preferen. 3). Sebsar 50% saham
preferen statusnya diturunkan menjadi saham biasa. Struktur Modal Baru. Kompenen
Jumlah Utang $ 5 juta Utang disubordinasikan 7,5 Saham Preferen 5 Saham Biasa 2,5
Total $ 20 juta.
Dalam kondisi diatas, Pemegang Saham yang lama tidak dapat apa-apa. Mungkin saja,
Pemegang Saham Lama (PSL) dapat bagian, andaikata setiap kreditor/pemasok bersedia
memberikan $ 1 juta kepada PSL. Maka PSL akan menerima sebesar $ 3 juta. Kalau ini
terjadi maka struktur modal baru ke dua adalah: 1) Sebesar $ 4 juta utang lama
diturunkan statusnya menjadi utang yang disubordinasikan. 2) Sebesar 50% utang
42. disubordinasikan (setelah dikurangi bagian pemegang saham lama) statusnya diturunkan
menjadi saham preferen. 3)Â Sebesar 50% saham pereferen (setelah dikurangi bagian
pemegang saham lama) statusnya diturunkan menjadi saham biasa. Struktur Modal yang
Baru ke II Kompenen Jumlah Utang $ 5 juta Utang disubordinasikan 6 Saham preferen 4
Saham biasa 5 . Total $ 20 juta Saham biasa $ 5 juta ini terdiri dari $ 3 juta pemegang
saham lama dan $ 2 juta pemegang saham preferen lama.
> Alternatif menyehatkan "Persero BUMNâ Campur tangan Pemerintah, dengan
memberikan dana untuk modal kerja dan investasi, subsidi dengan persetujuan DPR.
Contohnya: Merpati Nusantara, Garuda Indonesia, PLN dan lainnya. Melakukan
reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan Pensiun Muda,
pengurangan karyawan dan lainnya. Melakukan âConcolidationâ seperti Bank Mandiri
terdiri dari bank-bank pemerintah lainnya. Melakukan âCost Reductionâ disegala bidang
dengan konsekuen Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan
Extension) kepada kreditor dengan bunga relatif rendah dengan jaminan
pemeritnah.Penilaian kembali struktur modal baru. Pemerintah tidak banyak campur
tangan dalam BUMN Membentuk Strategic Business Unit untuk âprofit centerâ, RS
Pertamina, RS Pelni, Garuda Maintenance Facility dan lainnya.. Melakukan evaluasi
kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual asset yang tidak langsung
berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh menjual rumah-rumah dinas dllnya.
Mengundang âInvestor asing dan dalam negeriâ untuk membeli saham Persero, kecuali
Persero sangat strategis, PLN, Garuda Indonesia dan lainnya. Melakukan aliansi strategi
dengan perusahaan asing. Dan lainnya. Contoh : Likuidasi dan Reorganisasi.
TERIMAKASIH