1. MAKALAH
RINGKASAN MATERI MANAJEMEN KEUANGAN I
DISUSUN OLEH:
WIDYA DWIJAYANTI (11011700415)
MANAJEMEN-2S (MINGGU, 08.00-09.30 / RUANG B.1.1)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2018
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmatnya lah sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang resume dari bab 9
hingga bab 14. Dengan selesainya makalah ini saya ingin mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
makalah ini. Jika terdapat banyak kekurangan-kekurangan di dalam makalah ini,
mohon dimaklumi. Saran dan kritik dari pihak manapun yang bersifat
membangun sangat saya harapkan dalam perbaikan makalah ini. Agar kedepannya
dapat lebih baik lagi.
Serang, Mei 2018
Penulis
3. A. Teknik Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting)
Pengertian
Capital Budgeting merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka
panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan.
Motif Capital Budgeting
Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
Modernisasi atas aktiva tetap
Prinsip Dasar Proses Penganggaran Modal
Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang
mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau
menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh
(marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan
harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh
(marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai
proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan
kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.
Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang
upaya perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi.
Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual
saham dan biaya tumbal/opportunitycost dari dana sendiri yang dapat diperoleh.
Pentingnya Penganggaran Modal
Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangkawaktu panjang.
Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan
di waktu yang akan datang
4. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang
besar.
Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan
kualitas dari penambahan aktiva.
Tahap – tahap Penganggaran Modal
Biaya proyek harus ditentukan
Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva
Resiko dari aliran kas proyek harus diestimasi.
Dengan mengetahui resiko dari proyek, manajemen harus menentukan
biaya modal yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
Nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan
biayanya.
Manfaat Penganggaran Modal
Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang
terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
Agar tidak terjadi over invesment atau underinvesment
Dapat lebih terperinci, karena dana semakin banyak dan dalam jumlah
yang sangat besar.
Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
B. ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
Aliran Kas
Aliran kas merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai
akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri
dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa
saldonya setiap periode.
5. Estimasi Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal
adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan
arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel
yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang
berpartisipasi dalam proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan
terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam
peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar.
Arus Kas yang Relevan
1. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran
untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas
keluar.
2. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi.
Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan
aliran kas keluar.
3. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa
proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan
proyek
Laba Akuntansi
a. Biaya aktiva tetap
Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus
kas negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus
kas relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya.
b. Beban nonkas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus
kas meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya,
6. depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi
arus kas suatu proyek.
c. Perubahan dalam modal kerja operasi bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang
dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan
akrual scara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi
dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva
tetap, masih akan dibutuhkan.
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika
pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian
didiskontokan akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali.
Arus Kas Tambahan
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat
diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak.
Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh
dimasukkan ke dalam analisis.
b. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah
aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika
sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu.
c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-
bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada
kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh
diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan
penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru
mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya
perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali
7. jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan
melakukannya.
Evaluasi Proyek Penganggaran Modal
1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi
pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya
berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu,
perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek
yang diusulkan.
2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang
ada dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan
dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka
perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang
barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Penganggaran Modal
1. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif
tanpa ada pengurangan investasi awal
2. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan
relatif cepat.
3. Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang
Analisis Arus Kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
1. Menentukan minimum kas
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk
menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
8. 4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Teknik Untuk Mengukur Resiko Berdiri Sendiri
1. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama
diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis
sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih
kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel
input lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus
dasar).
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama
dan juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap
penghitungan.
Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan
kasus dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer
operasi lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit
yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya.
Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan
dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.
3. Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian
yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer,
sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko.
9. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran
Modal
1. Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin
beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2. Pendekatan Tingkat Diskonto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskonto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin
beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
C. Biaya Modal (Cost of Capital)
Pengertian Biaya Modal
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana, baik yg berasal dari hutang, saham preferen,
saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi
perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana
yang diperlukan.
Cost of Retained Earning
Biaya modal yang terjadi jika laba ditahan (LD) digunakan untuk reinvestasi di
perusahaan yng bersangkutan, biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi
(rate of return) yang diisyaratkan diterima oleh para investor. Jika LD
diinvestasikan pada perusahaan lain akan memproleh keuntungan yang besarnya
sama dg keuntungan jika perusahaan reinvestasi sendiri LD tersebut.
Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana
(biaya modal individual). Namun, jika perusahaan menggunakan beberapa sumber
modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang
dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut
dengan ”weight average cost of capital” (WACC).
10. Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg disyaratkan
(required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu investor & perusahaan.
Tinggi rendahnya required rate
Sisi investor, of return mrp tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan
tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki.
Sisi perusahaan yg menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return
merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan modal tersebut.
Fungsi Biaya Modal
Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan, biaya modal yang
dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari modal sendiri.
Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :
Sebelum pajak (before tax basis)
Perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan peritungan biaya modal
rata-ratanya seperti obligasi.
Setelah pajak (after tax basis)
Sebagai Discount Rate
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut
dengan biaya modalnya.
Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability
Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka
biaya modal berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung
nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
11. Jenis Biaya Modal
Biaya Modal Individual
Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar) mirip hutang yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade
account payable), hutang wesel & kredit jangka pendek dari bank.
Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang
biasanya berasal dari obligasi (cost of bond).
Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock)
Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock) adalah biaya riil yang harus
dibayar jika perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. CPS
diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of
return) oleh investor pemegang saham preferen. Artinya tingkat keuntungan yang
diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya
modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa.
Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap
untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik. Memiliki sifat seperti
saham biasa karena saham preferen mrp bukti kepemilikan perusahaan yg
mengeluarkan saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan
pemegang saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa.
Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi
pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau
dikurangi dg pajak.
12. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri
(equitas)
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Perusahaan
dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau
menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk
investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
Untuk menghitung biaya ekuitas digunakan dua model pendekatan yaitu :
Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)
Menjelaskan biaya ekuitas mirip diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarang
dari keseluruhan dividen per lembar saham yang diharapkan di masa akan datang,
sehingga biaya modal mirip faktor diskonto dari dividen yang ada.
Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM mirip model penetapan biaya modal dengan menganalisis tingkat
return saham yang terjadi. Besarnya tingkat return saham yang diharapkan oleh
investor ini merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan oleh emiten.
Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1. Besarnya beta bunga bebas risiko
2. Risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta
3. Premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar
dengan return saham
Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yg memperhitungkan
seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Konsep biaya modal
perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat dalam
penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya, dalam menentukan proyek
investasi yang harus diambil dapat ditentukan dengan membandingkan besarnya
biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan
yang diproleh dimasa datang. Untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan
13. secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted
average cost of capital atau WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah
proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi
proyek tersebut.
Faktor yang mempengaruhi WACC
Kondisi pasar.
Struktur Modal perusahaan dan dividend policy.
Kebijakan Investasi. Perusahaan dengan proyek yang lebih berisiko
umumnya memiliki WACC yang lebih tinggi.
Pentingnya Biaya Modal
Kebutuhan dana investasi suatu perusahaan dapat dipenuhi dari hasil operasional
perusahaan , modal sendiri ( dana dari pemilik) atau melalui penarikan pinjaman
dari pihak lain /hutang. Dalam suatu investasi, biaya yang timbul akibat
penarikan pinjaman merupakan biaya modal dan perlu diperhitungkan dalam
keputusan investasi.
Biaya Modal ( Cost Of Capital) merupakan semua biaya yang secara riil
dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana.
Biaya Modal = Biaya Riil × 100%
D. STRUKTUR MODAL, LEVERAGE DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan Deviden
Pengertian Kebijakan Deviden
Pengertian kebijakan dividen menurut Agus Sartono menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang.”
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000:253) merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen
(dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau
14. akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang
akan datang.
Ketika memutuskan seberapa besar jumlah kas yang akan didistribusikan,
manajer keuangan harus selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham. Sehingga sebagian besar sasaran rasio
pembayaran (target payout ratio) yang didefinisikan sebagai presentase laba bersih
yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai – seharusnya didasarkan atas
preferensi investor atas dividen versus keuntungan modal.
Teori – Teori dalam Kebijakan Deviden
a. Teori Dividen Ireleven
Proffesor Merton Miller dan Franco Modigliani (MM) mengemukakan teori
bahwa kebijakan dividen tidak berdampak pada harga saham maupun biaya modal
suatu perusahaan; kebijakan dividen merupakan sesuatu yang irelevan (irrelevant).
MM mengembangkan teori mereka berdasarkan sekumpulan asumsi yang ketat,
dan berdasarkan asumsi – asumsi tersebut, mereka membuktikan bahwa nilai
suatu perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko usahanya.
Dengan kata lain, nilai perusahaan hanya bergantung pada laba yang dihasilkan
oleh asetnya, bukan pada bagaimana laba itu dipecah antara dividen dan laba
ditahan.
Berdasarkan asumsi – asumsi mereka, MM berpendapat bahwa setiap pemegang
saham dapat menentukan kebijakan dividennya sendiri. Misalnya, jika suatu
perusahaan tidak membayarkan dividen, maka seorang pemegang saham yang
menginginkan dividen 5 persen dapat “menciptakannya” dengan menjual 5 persen
sahamnya.
Beberapa ahli menentang pendapat Modigliani dan Miller mengenai dividen tidak
relevan dengan menunjukkan bahwa adanya: biaya emisi saham baru akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan lebih suka menggunakan laba
ditahan daripada menerbitkan saham baru. Ada kemungkinan laba ditahan tidak
cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru. Semakin besar
target laba ditahan, semakin kecil kemungkinan perusahaan menerbitkan saham
15. baru. Karena biaya modal sendiri ditentukan oleh besar-kecilnya laba ditahan
yang ditentukan dividen (Dr.Dermawan Sjahrial, M.M.,2002: 312-313).
b. Bird in the hand theory
Teori dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979) menjelaskan
bahwa investor menyukai pendapatan dividen yang tinggi karena pendapatan
dividen yang diterima seperti burung di tangan (bird in the hand) yang
mempunyai nilai yang lebih tinggi dan risiko yang kecil daripada pendapatan
modal (bird in the bush) karena dividen lebih pasti dari pendapatan modal. Teori
ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena kas di tangan lebih
bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga saham
perusahaan akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan.
Peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang akan berdampak pula
pada nilai perusahaan. Menurut Modigliani dan Miller pendapat Gordon dan
Lintner merupakan suatu kesalahan, karena akhirnya investor akan kembali
menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau
perusahaan yang memiliki resiko yang hampir sama.
c. Teori Perpindahan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy menyatakan bahwa karena
adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih
menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu
investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham
yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada
saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas
dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.
Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan
capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat
menunda pembayaran pajak dengan alasan sebagai berikut ini: :
Keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada untuk
pembagian dividen, karena itu investor yang kaya mungkin lebih suka
perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba di dalam perusahaan.
16. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, karena
adanya nilai efek waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa
mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar
yang dibayarkan.
Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama
sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris dapat
terhindar dari pajak keuntungan modal.
Bentuk-Bentuk Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan bentuknya bisa bermacam-macam.
Menurut Bambang Riyanto (2001:269) menyatakan bahwa ada macam-macam
kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai berikut :
1. Kebijakan dividen yang stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya
jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama
jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya
berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah
ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap
tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan
Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividend payout ratioyang
konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout
ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar
saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan
perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
4. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang
fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan
kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.
17. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Deviden
1) Pembatasan
a. Perjanjian obligasi, kontrak utang sering kali membatasi pembayaran
dividen atas laba yang dihasilkan setelah pinjaman diberikan. Kontrak utang juga
sering kali menyatakan bahwa tidak ada pembayaran dividen kecuali jika rasio
lancer, rasio kelipatan pembayaran bunga, dan rasio – rasio keamanan lainnya
melebihi nilai minimum yang telah ditentukan.
b. Pembatasan saham preferen pada umumnya, dividen saham biasa tidak
dapat dibayarkan jika perusahaan menghilangkan dividen saham
preferennya.tunggakan sahan preferen harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
dividen saham biasa dapat diteruskan pembayarannya.
c. Ketersediaan kas. Dividen tunai hanya dapat dibayarkan dengan kas. Jadi,
kekurangan kas pada bank dapat membatasi pembayaran dividen,. Namun
kemampuan untuk melakukan pinjaman akan dapat menutupi factor ini.
2) Sumber – Sumber Modal Alternative
a. Biaya penjualan saham baru. Jika suatu perusahaan perlu mendanai
investasi dalam tingkat tertentu, perusahaan dapat mendapatkan ekuiditas dengan
menahan laba atau menerbitkan saham biasa baru.
b. Kemampuan untuk mensubtitusi utang dengan ekuitas. Perusahaan dapat
mendanai tingkat investasi tertentu menggunakan baik itu utang atau ekuiditas.
Dampak Kebijakan Dividen Pada Rs
1. Keinginan pemegang saham untuk mendapatkan laba saat ini versus masa
depan
2. Anggapan tingkat risiko dividen versus keuntungan modal
3. Keuntungan pajak atas keuntungan modal dibandingkan dividen
4. Muatan informasi dividen (sinyal).
18. Pecah Saham Dan Dividen Saham
Adalah suatu tindakan yang diambil oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan
jumlah lembar saham beredar, seperti melipatgandakan jumlah lembar saham
beredar dengan memberikan dua saham baru kepada setiap pemegang saham
untuk setiap satu lembar saham yang sebelumnya di miliki. Sedangkan Dividen
saham adalah suatu dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan lembar
saham dan bukan dalam bentuk tunai.
Kesimpulan Materi Struktur Modal, Leverage Dan Kebijakan Dividen
Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka
panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Dalam struktur modal ada
beberapa teory diantaranya: teori pertukaran (trade-off-theory), teori sinyal (signal
theory). Factor-faktor yang mempengaruhi struktur modal:stabilitas
penjualan,pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset
umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang
baik, sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus, leverage operasi. Tingkat
pertumbuhan, profitabilitas, pajak., kendali, sikap manajemen, sikap pembeli
pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan
dan fleksibilitas keuangan.
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa dating. Beberapa teory
dalam kebijakan deviden:
Teori Dividen Ireleven
Bird in the hand theory
Teori Perpindahan Pajak
Bentuk-bentuk kebijakan deviden:
Kebijakan dividen yang stabil, Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah
dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu, Kebijakan dividen dengan penetapan
dividend payout ratio yang konstan, Kebijakan dividen yang fleksibel.
19. E. HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari
tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas
namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan,
rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran
kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang
berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian
untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi
hutang jangka pendek
Timbulnya Hutang Jangka Panjang
Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu
perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi
dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfaat dalam jangka panjang
sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal.
Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka
panjang misalnya obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan
saham.
Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi
dibanding menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
1. Keuntungan menarik obligasi
Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
2. Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus
dibayarkan kepada pemegang saham.
3. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
20. Sebaliknya, juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain :
1. Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan
mendapat laba atau mengalami kerugian
2. Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo,
pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi
sedangkan pemegang saham tidak mempunyai hak demikian karena pemegang
saham adalah pemilik perusahaan yang turut bertanggung jawab menanggung
resiko kerugian perusagaan.
Jenis Hutang Jangka Panjang
Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :
1. Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana
dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan
harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam
tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut
yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
2. Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang
diperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut
pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi,
bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis
obligasi tersebut.
Obligasi
Salah satu utang jangka panjang adalah obligasi. Obligasi merupakan salah satu
kewajiban yang harus dibayar setelah satu tahun yang biasanya meliputi bond,
wesel jangka panjang, dan obligasi sewa.
a. Bond/Obligasi
Bond biasanya berasal dari bunga utang wesel ditahan yang pada umumnya
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan
sehingga banyak menarik invetor seperti halnya saham biasa yang dijual dengan
jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan
menadatangkan keuntungan dan tidak. Di antara keuntungan bond adalah tidak
21. adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak, dan
pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan kerugiannya
adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip nilai akan
dibayar ulang waktu jatuh tempo.
Type obligasi ada 6 yaitu obligasi terjamin, obligasi tidak terjamin, obligasi
berjangka, obilgasi berseri, obligasi terdaftar, dan kupon obligasi. Jika dilihat dari
sudut pandang lain, obligasi ada dua yaitu obligasi yang dapat ditukar, yakni dia
bisa ditukar dengan saham biasa tergantung pilihan pemilik saham dan obligasi
tebus. Nilai pasar obligasi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah
jumlah dollar yang diterima, jangka waktu sampai jumlah kesemuanya diterima,
dan suku bunga pasar.
Penghilangan obligasi disebabkan oleh:
1. Terbatasnya nilai obligasi ketika jatuh tempo
2. Mempengaruhi pembayaran tunai
3. Untuk mengetahui gain atau loss dalam panyusutannya
Jika sebuah obligasi ditukar langsung dengan saham umum maka dia tidak akan
mengeluarkan gain atau loss karena hal itu tidak termasuk kas, melainkan non
cash.
F. ANALISIS KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BUMS
DAN BUMN
Badan Usaha Milik Negara
Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1232/kmk.013/1989 pasal 2 yang
dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha dan anak
perusahaan BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. Badan Usaha
Milik Negara atau disingkat dengan BUMN adalah suatu badan usaha dimana
keseluruhan modal dimiliki oleh pemerintah. Para karyawan atau pegawai di
BUMN merupakan pegawai negeri.
22. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi 3 kategori, berikut ini merupakan 3
kategori BUMN beserta ciri-cirinya:
1. BUMN berdasarkan kepemilikannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Kekuasaan BUMN dimiliki oleh pemerintah
Secara fungsional, pemerintah dalam melakukan pengawasan
menggunakan cara yang hirarki
Segala kegiatan di badan usaha ini dibawah pengawasan atau berada di
tangan pemerintah.
Dalam menetapkan kebijakan untuk kegiatan perusahaan merupakan
wewenang pemerintah
Segala resiko yang terjadi merupakan tanggung jawab pemerinntah
2. BUMN berdasarkan fungsinya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
BUMN merupakan sumber pendapatan negara sehingga dapat mengisi kas
negara.
BUMN didirikan untuk mencegah pengusaha agar tidak memonopoli
perdagangan di negara.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan kepentingan umum.
BUMN merupakan lembaga yang tidak memiliki tujuan pokok dalam
mencari keuntungan sebesar-besarnya, namun BUMN juga memupuk
keuntungan.
BUMN menjadi alat stabilisator perekonomian negara.
BUMN mampu meningkatkan produktvitas, efektivitas, efisiendi dan
terjaminnnya prinsip-prinsip ekonomi.
3. BUMN berdasarkan permodalannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Negara memiliki keseluruhan modal BUMN atas kekayaan negara yang
dipisahkan.
23. Pemerintah memiliki peran dalam BUMN yaitu sebagai pemegang saham.
Jika masyarakat memiliki saham BUMN maka tidak akan lebih dari 49%
dan negara memiliki saham minimal 51%.
Pinjaman yang diberikan pemerintah berbentuk obligasi.
Modal yang dimiliki oleh BUMN juga didapatkan dari bantuan pihak luar
negeri.
Pinjaman yang didapatkan berasal dari bank dan lembaga bukan bank.
Badan Usaha Milik Swasta
Suatu badan usaha dimana modal secara keseluruhan dimiliki oleh pihak swasta
baik itu individu ataupun kelompok, bentuk kepemilikan badan ini adalah berupa
saham atau simpanan pokok koperasi. Badan usaha milik swasta berdasarkan
badan hukum yang dipilih maka dapat dibedakan menjadi 4 bentuk yaitu; badan
usaha perorangan, firma, persekutuan komanditer, dan perseroran terbatas.
Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Badan Usaha Milik Swasta dibagi menjadi 3 kategori, berikut ini merupakan 3
kategori BUMS beserta ciri-cirinya:
1. BUMS berdasarkan kepemilikannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri-ciri badan usaha swasta milik perseorangan yaitu:
Kepemilikan badan usaha ini dipegang oleh perseorangan
Pemegang kekuasaan tertinggi dan memiliki hak dalam mengatur
perusahaan adalah pemilik
Kebijakan yang berlaku dalam menjalankan usaha merupakan kebijakan
pemilik atau perseorangan
Yang bertanggung jawab atas terjadinya resiko merupakan kewajiban
pemilik secara perseorangan.
24. b. Ciri-ciri badan usaha swasta milik persekutuan yaitu:
Kepemiliki badan usaha ini dipegang oleh persekutuan yang terdiri dari
dua orang atau lebih
Dalam mengelola badan usaha ini merupakan wewenang persekutuan yang
telah ditetapkan berdasarkan perjanjian yang telah disepakiti oleh
persekutuan
Progress yang berlangsung dalam kegiatan badan usaha akan tergantung
dari sekutu yang bertanggung jawab
Kegiatan usaha yang dilakukan bertujuan untuk mencapai keuntungan
bersama.
2. BUMS berdasarkan fungsinya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
BUMS didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan lalu
membagi keuntungan tersebut bersama sekutu
BUMS merupakan lembaga ekonomi yang memiliki tugas salah satunya
adalah melayani masyarakat dengan cara menciptakan barang dan jasa
yang diperlukan masyarakat.
BUMS merupakan alat dinamisator dalam perekonomian masyarakat
BUMS dapat megelola sumber daya baik itu alam ataupun manusia
BUMS merupakan partner kerja pemerintah dalam membantu pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. BUMS berdasarkan permodalannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Kesekuruhan modal badan usaha merupakan milik pihak swasta.
Pinjaman yang didapatkan berasal dari bank dan lembaga bukan bank.
BUMS memiliki hak untuk menerbitkan saham serta menjual saham
kepada masyarakat melalui bursa efek.
Laba yang didapatkan sebgaian dibagi kepada pemegang saham, dan
sebagiannya menjadi laba yang ditahan.
Memiliki cadangan-cadangan untuk mengenmbangkan usaha.
25. BUMS memiliki hak untuk menerbitkan obligasi untuk pinjaman yang
memiliki priode waktu jangka panjang.
Sebab-Sebab Kegagalan Usaha Dan Perusahaan Mengalami Kesulitan
Keuangan :
a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak
kompeten
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya
tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya
f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,
perpajakan dan lainnya.
g. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis.
h. Mengalami kerugian terus menerus.
Analisis Kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1) Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penyimpangan
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap
berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik
dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga
lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan
dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu
persamaan. Contohnya model regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
26. Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis
diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic.
2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku
Keputusan Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002.
Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan
ke Menteri BUMN.