SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
1
RESUME
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen Ade Fauji.SE,MM
Oleh :
Nama : ANISA
NIM : 11011700805
Kelas : 2S-MA
Ruangan/Hari : B.1.1/ MINGGU
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2018
2
A. TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL.
1. Pengertian Anggaran Modal
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi
jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital
Budgeting “Capital Budgetingis the Processofe valuating and selecting long-term
invesments consistents with the firm’s goal of owner we althmaximization”. Investasi juga
berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru
akan diterima lebih dari satu tahunmendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai
berikut: “Capital Budgeting in volves the entire process of planning whose returns are
expected to extend beyondone year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk
menganalisadan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai
investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa
yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap
situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal
perusahaan. Investasitersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus
merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi
tersebut. “As time passes, fixedassets maybe come obselete or may require an over haul;
atthesepoints, too, financial
Decisions maybe required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau
variasi untukberinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap
seperti tanah, mesin danperalatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang
merupakan sumber pendapatanyang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah
perusahaan.Capitalbudgeting dan keputusankeuangan diperlakukan secara terpisah. Bila
investasi yang diajukan telah ditentukan untukditerima, manager keuangan kemudian
memilih metoda pembiayaan yang paling baik.
a. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk
dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
b. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
c. Penganggaran modal (capitalbudgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa
proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
d. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif
penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka
waktu lebih dari 1 tahun.
2. Motif Capital Budgeting
a. Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
b. Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
c. Modernisasi atas aktiva tetap
3. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
a. Penambahan dan perluasan fasilitas
b. Produk baru
c. Inovasi dan perluasan produk
d. Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b)
e. penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien.
f. Menyewa/membuat atau membeli
3
g. Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan
keamanan.
h. Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang
memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.
4. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
a. Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa
perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis
sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya
imbuhnya (marginal cost).
b. Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus
melakukantambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal
returns) investasi itusama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari
hasil yang tertinggi hinggayang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan
modal untuk investasi.
c. Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya
perusahaan untukmemperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh
modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya
tumbal/opportunitycost dari dana sendiri yang dapat diperoleh.
Pentingnya Penganggaran Modal
a. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangkawaktu panjang.
b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu
yang akan datang
c. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar.
d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan pengeluaran modal tersebut akan berakibat
panjang dan sulit dipersulit.
e. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
f. Pengeluaran modal sangatlah penting.
5. Tahap – tahap Penganggaran Modal
a. Biaya proyek harus ditentukan
b. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai
akhir aktiva
c. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran
kas)
d. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal
(costofcapital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
e. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan
untuk memperkirakan nilai aktiva.
f. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya.
6. Manfaat Penganggaran Modal
a. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat
jangka waktunya lebih dari satu tahun.
4
b. Agar tidak terjadi over invesment atau underinvesment
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat
besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
7. Kriteria keputusan penganggaran modal :
a. Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran
awal. atau suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah tahun
yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal.
Keuntungan :
1) Menggunakan arus kas bebas, bukan accounting profit
2) Mudah dihitung dan dipahami
3) Dapat digunakan sebagai alat penyaring kasar
4) Sering digunakan sebagai alat penyaring kasar untuk menghilangkan proyek dengan
tingkat pengembalian yang tidak nyata hingga tahun–tahun akhir.
5) Menekankan pada pengembalian yang lebih awal yang lebih pasti dan memberikan
kebutuhan likuiditas bagi perusahaan.
Kerugian :
1) Tidak memperhitungkan Aksioma 2
2) Semua arus kas yang terjadi setelah periode pembayaran kembali diabaikan.
3) mengabaikan nilai waktu uang
4) pemilihan periode pengembalian
Dalam operasional sebuah perusahaan, perusahaan akan melakukan investasi dalam
aktiva tetap dengan harapan untuk mendapatkan kembali dana yang diinvestasikan
tersebut seperti pada aktiva lancar.
Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan keseluruhan proses
perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dana dimana jangka waktu
pengembalian dana tersebut melebihi waktu satu tahun.
Sedangkan capital asset merupakan aset yang dimiliki sebuah perusahaan
dengan masa pemanfaatan lebih dari satu tahun. Pada umumnya biaya yang dikeluarkan
untuk mengelola aset ini sangat besar, sehingga teknik penganggaran modal mutlak
diperlukan. Salah satu contoh dari capital budgeting adalah pengeluaran dana untuk
aktiva tetap seperti bangunan, tanah, peralatan, dan mesin. Penganggaran modal
menjabarkan rencana jangka panjang dalam hal mendanai proyek besar untuk jangka
panjang. Capital budgeting ini berfungsi untuk mengidentifikasi investasi yang
potensial. Jika sudah ditemukan, maka teknik ini dapat diterapkan untuk menentukan
pilihan investasi. Setelah memilih investasi, lalu dilakukan audit pada saat
pelaksanaannya.
Pada umumnya, proyek menggunakan penganggaran modal sebagai dasar untuk
mengambil keputusan investasinya, seperti mengganti mesin produksi atau mengganti
sistem pembuangan limbah pabrik.
Keputusan dalam penganggaran modal akan memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap kesehatan keuangan perusahaan dalam waktu jangka panjang. Sebuah
proyek yang dibuat berdasarkan pada keputusan penganggaran modal akan dapat
5
berjalan lancar dan akan mendorong pemasukan perusahaan jangka panjang. Namun
sebaliknya, penggangaran modal yang tidak tepat akan mengakibatkan proyek
perusahaan mengalami kerugian atau kebangkrutan. Selain itu, keputusan penganggaran
modal juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan seperti jenis
barang atau jasa apa yang akan dibuat? Bagaimana menjualnya pada pelanggan?
Bagaimana menjualnya ke pasar? Pada prinsipnya penganggaran modal memiliki arti
yang sangat penting dalam hal:
1) Penganggaran modal merupakan keputusan jangka panjang.
2) Dalam melakukan investasi dibutuhkan dana yang besar.
Dalam menganalisa potensi investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan teknik analisa
penganggaran modal dengan metode :
1) Periode pembayaran kembali (Payback period):
Metode yang digunakan untuk menentukan berapa lama sebuah investasi akan
kembali. Kelebihan dari metode ini adalah penghitungan yang mudah dan sederhana
sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh perusahaan skala kecil. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak memperhatikan nilai waktu dari uang dan tidak
memperhatikan penerimaan investasi yang diperoleh setelah payback period
tercapai.
2) Pembayaran kembali terdiskonto (Discount Payback Period):
Lamanya waktu yang dibutuhkan bagi arus kas investasi yang didiskontokan pada
biaya modal investasi untuk menutup biaya.
3) Nilai sekarang bersih (Net Present Value):
Selisih antara nilai sekarang dari cash inflow/proceeds dengan pengeluaran untuk
keperluan investasi / capital outlays.
4) Tingkat pengembalian internal (IRR – Internal Rate of Return):
Metode yang digunakan untuk mencari suatu tingkat bunga yang membuat PV dari
cash inflow akan sama dengan nilai cash outflownya / investasi yang telah
dikeluarkan.
5) IRR yang dimodifikasi (MIRR – Modified IRR)
Investasi penambahan kapasitas juga bersifat sebagai investasi penggantian. Dengan
demikian maka tingkat ketidakpastian pada investasi penambahan kapasitas lebih
besar daripada investasi penggantian. Dengan mempertimbangan ukuran yang
ditetapkan, maka perusahaan dapat memilih usulan proyek mana yang dapat
diterima, ditolak, dan ditunda.
Contoh
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B.
Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutuallyexclusive. Investasi
dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing-masing
proyek sebagai berikut:
Tahun Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
6
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
*. Perhitungannya
Proyek A =
-100.000 – (50.000 + 40.000 + 10.000) = 2 tahun 4 bulan (10/30 x 12 bulan)
Proyek B =
-100.000 – (10.000 + 30.000 + 40.000 + 20.000) = 3 tahun 5 bulan (20/50 x 12
bulan)
Keputusannya pemilihan proyek :
Proyek A, karena memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek
b. Net PresentValue
Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan
merupakan teknik capitalbudgeting yang banyak digunakan. NPV adalah
jumlah presentvalue semua cashinflowyang dikumpulkan proyek (dengan
menggunakan discountratesuku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah
investasi (initialcashoutflow).
nNPV = Σ CFt /(1 + k)t
– Io
t = 1
Sebagai pedoman umum, rencana investasi akan menguntungkan apabila NPV
positif dan apabila NPV nol maka investasi tersebut berarti breakeven. Apabila NPV
suatu proyek negatif, berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
t
Dimana:
CFt = Net CashFlow (Prodeeds) pada tahun ke – t
k = Tingkat Diskonto
t = Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi
I0 = InitialOutlays (Nilai investasi awal)
Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu
rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung
nilai sebenarnyacashflow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas.
Kelebihan lainnya adalah digunakannyadiscount faktor, biasanya merupakan salah suku
bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian,
penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat disesuaikan
dengan discountfactor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kriteria penerimaan
atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV yang dihasilkan adalah
positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari metodeini adalah
perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan paybackperiod. Untuk
7
perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya
terbatas.
B. ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK.
1. Arus Kas Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan.
Arus kas berbeda dari laba akuntansi. Â Identifikasi Arus Kas Yang Relevan Adalah arus
kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan
penganggaran barang modal. Â Arus kas vs Laba Akuntansi Dalam analisa penganggaran
barang modal, yang digunakan adalah arus kas tahunan, dan bukan laba akuntansi (laba
atas modal yang yang ditanamkan).
Penyusutan merupakan pemulihan sebagian modal yang ditanamkan, sehingga :
 NCF = EAT + Depreciarion atau Laba atas modal + Pemulihan modal Arus kas
Inkremental (Incremental Cash Flow) Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung
oleh suatu proyek investasi.
2. Empat masalah dalam menentukan arus kas inkremental.
a. Biaya terpendam (Sunk Cost) Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak
dapat ditutup dengan disetujui atau tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan dalam
aliran kas dari proyek.
b. Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost) Adalah hasil terbaik dari alternatif
penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang tidak akan diperoleh jika dana yang ada
diinvestasikan pada proyek tertentu. Biaya kesempatan harus dimasukkan sebagai
tambahan aliran kas keluar pada saat menentukan aliran kas keluar pada proyek yang
diusulkan.
c. Biaya eksternalitas Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian
lain perusahaan tersebut.
d. Biaya pengiriman dan pemasangan Adalah perusahaan membeli suatu aktiva
perusahaan tersebut harus menanggung biaya pengiriman dan pemasangan (installation
cost) dari aktiva yang dibeli.
3. Evaluasi Proyek Capital Budgeting. Proyek Perluasan Adalah proyek yang dimaksudkan
untuk meningkatkan penjualan. Analisa Arus Kas proyek perluasan
a. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk proyek.
b. Analisis arus kas setelah produksi dimulai.
c. Mengambil keputusan .
4. Tiga Resiko Proyek yang saling berbeda
a. Resiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR) Adalah resiko khusus dari suatu proyek
(aktiva) tanpa dikaitkan sama sekali dengan proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki.
Resiko ini diukur dari variabilitas tingkat pengembalian yang diharapkan atas
aktiva/proyek tersebut. Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital)
adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek baru dikurangi dengan
kenaikan kewajiban lancar yang terjadi secara spontan.
Analisis Sensitivas Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan
mengubah ubah variabel-variabel kunci dan mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan
tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa sensivitas dapat memberikan wawasan yang
8
lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat resiko proyek. Analisis sensivitas termasuk
Stand Alone Risk.
b. Resiko pasar atau beta (Market or Beta risk) Adalah bagian resiko proyek yang tidak
dapat dieliminasi melalui diversifikasi. Resiko ini diukur dengan koefisien beta proyek.
Analisa resiko beta (pasar) dapat diukur dengan menggunakan CAPM dan SML yang
menyatakan hubungannya dengan resiko.
c. Resiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate risk). Adalah resiko diukur
tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang saham. Resiko ini
diukur dari variabilitas laba perusahaan yang diabaikan oleh suatu proyek tertentu
Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV
seperti unit penjualan, harga jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian terjadi â What
ifâ , bagaimana NPV jika biaya naik atau turun 10% atau 20%
Contoh : Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor 10%.
Keterangan Proyek A ($000) B($000) Initial outlays 20.000 20.000 Estimasi NCF -
Pesimis (3.000) 0 - Dasar/normal 4.000 4.000 - Optimis 5.000 8.000 Range 2.000 8.000
Dengan range cash flow proyek A dan B, resiko proyek A lebih kecil dari proyek B, karena
range hanya sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000 atau $
8.000- 0 .
Dicari NPV dengan âDasar/normal atau paling memungkinkanâ . NPVproyek A
cash flow Pesimis. NPV = PV cash flow â PV investasi. = (CF x PVIFA10%,15) - $ 20.000
= (3.000 x 7,606) - $ 20.000 = $ 2.818 NPV proyek B cash flow pesimis NPV = PV cash
flow â PV investasi = (CF x PVIFA10%, 15) - $ 20.000 = (0 x 7,606) - $ 20.000 = ($
20.000) NPV Normal = (4.000 x 7,606) - 20.000 = $ 10.424 NPV Optimis proyek A =
(5.000 x 7,606) - 20.000 = $ 18.030 NPV Optimis proyek B = 8.000 x 7,606 = $ 40.848
NPV masing-masing proyek pada Dasar-normal-atau memungkinkanâ
Kemungkinan NPV NPV Cash flow Proyek A Proyek B Pesimis 2.818 (20.000) Normal
10.424 10.424 Optimis 18.030 40.848 Range 15.212 60.848 Â Dalam sentivity analysis ini
bahwa NPV A $ 15.212 dan B $ 60.848, maka resiko proyek B lebih besar dari proyek A.
Contoh lainnya yang lebih jelas: Misalkan suatu perusahaan menerima proposal investasi
$2 juta dengan umur 4 tahun tanpa nilai residu. Net Cash Flow tahunan adalah berikut ini:
Income Net Cash Statement Flow Sales ( 2.000u X $ 3,5) 7.000 7.000 Variable cost 30%
2.100 2.100 Fixed cost 1.600 1.600 Depresiasi 500 -- EBT 2.800 Tax 40% 1.120 1.120
EAT 1.680 Net Cash Flow 2.180 2.180
Diasumsikan tingkat keuntungan yang diharapkan(expected rate of return) 10%,
maka NPV = -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180 (1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4 = -
2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180 1,1 1,21 1,331 1,464 = -2.000 + 1.981,818 +
1.801,653 + 1.637,866 + 1.489,071 = -2.000 + 6.910,408 = 4.910,408
Proyek ini diterima. Bagaimana resikonya? Jika variabel-variabel yang digunakan
mengalami perubahan, maka akibatnya perubahan terjadi kepada NPV. karena
kenaikan/penurunan penjualan, harga per unit berubah, dan biaya-biaya juga berubah.
Perubahan ini mengakibatkan âsensitivasâ bagi perusahaan. Umumnya manajemen
dihadapkan kepada pesimis, normal (diharapkan) dan optimis, yang dapat digambarkan
berikut ini: Parameter Pesimis Normal Optimis Unit terjual 1.900 2.000 2.100 Harga/unit/$
$ 3,40 $ 3,50 $ 3,60 Variable cost 30% â¦> dariâ¦..> sales Fixed cost $ 1.650 1.600 1.550
Investasi awal $ 2.200 2.000 1.800 Kalau perusahaan berpendapat kepada pemikiran
pesimis maka NCF dan NPV dapat dicari.
9
NPV = -2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883 (1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4 = -
2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883 1,1 1,21 1,331 1,464 = -2.200 + 1.711,818 +
1.556,198 + 1.414.726 + 1.286,202 = -2.200 + 5.968,944 = 3768,944
Dengan adanya perubahan variabilitas dari normal ke pesimis, maka NPV berubah
secara drastis sebesar $ 4.910,408 - $ 3768,944 = $ 1141,464, hal ini merupakan
âsensitiveâ untuk penurunan NPV tersebut. Jika biaya variable meleset sedikit dari
prediksi, akibatnya NPV turun drastis. Jadi setiap perubahan dalam variabal-variabel yag
terjadi pada perusahaan mengalami sensitivitas. Kalau dicari untuk terbaik optimis maka
NPV hasilnya.
5. Analisis Skenario (Scenario analysis)
Adalah tehnik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan situasi yang
paling memungkinkan atas skenario dasar (semacam situasi normal) dengan keadaan yang
âbaikâ dan âburukâ. Atau disebut juga suatu tehnik analisis resiko yang
mempertimbangkan baik sensitivas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci
maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang sangat menguntungkan.
Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang paling
memungkiankan bagi variable-variabel tercermin dalam distribusi probabilitas. Analisis
Skenario dan NPV yang diharapkan Contoh: Hasil analisis skenario sangat berguna untuk
menentukan NPV yang diharapkan, deviasi standar dari NPV, dan koefisien varians (CV).
Untuk mengestimasi ketiga skenario tersebut dinyatakan p1 (probabilitas).
Kita pergunakan data dari analisis sensivitas dan diadakan probabilitas untuk
parameter terburuk/pesimis, normal (nilai dasar) dan terbaik/optimis. Analisis skenario
dapat dihitung seperti Skenario Probabiltas Sales/U Price/$ NPV/$ Terburuk 25% 1.900
3,4 3.768,944 Normal 50% 2.000 3,5 4.910,408 Terbaik 25% 2.100 3,6 5.887,036
a. Tiga jenis analisis skenario
1) Skenario terburuk (Worst case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua
variabel masukan diberikan nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang wajar.
2) Skenario terbaik (Best case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel
masukan diberikan nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar.
3) Skenario dasar (Base scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel
diberikan nilai yang paling menguntungkan.
6. Analisis Simulasi (Monte Carlo)
Analisis Proyek dengan umur berbeda Jika suatu proyek mandiri, umur proyek
tidak penting, tetapi jika proyek itu umurnya dan aliran kas masuk tidak sama dan saling
bersaing meniadakan maka untuk menghitung NPV, maka proyek tersebut diulang hingga
mempunyai masa akhir yang sama (asumsi proyek tidak unik). Pendekatan untuk
mengevaluasi proyek yang umurnya tidak sama dapat juga dilakukan dengan âAnnualized
NPV Approach = ANPV)â yaitu suatu tehnik pendekatan untuk perhitungan NPV sekarang
tahunan untuk dua atau lebih proyek yang bersaing menyediakan, ANPA sama dengan
EAS = Equivalent Annual Series (seri anuitas seragam).
Contoh : PT Mulia Tio mempunyai dua proyek yaitu proyek A dengan nilai investasi $
130.000 dan proyek B dengan nilai investasi & 150.000. Biaya modal ditetapkan 10%.
Aliran Kas Masuk dan umur proyek adalah sbb:
_____________________________________________________________Aliran Kas
Masuk (Net Cash In Flow) Tahun ----------------------------------------------------------------
10
Proyek A Proyek B
_____________________________________________________________ 1 $ 64.000 $
80.000 2 66.000 60.000 3 76.000 50.000 4 --- 40.000 5 --- 30.000 6 --- 20.000
PV Proyek A (dicari dengan df/biaya modal 10%) = $ 39.768 PV proyek B = $ 67.060
 Bila tidak memperhatikan umur dari kedua proyek tersebut, maka yang lebih baik dan
menarik adalah proyek B. Tetapi kedua proyek ini berbeda umur maka dicari Annualized
NPV : Langkah 1: PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini Tidak diperhatikan
faktur umur proyek tersebut. Langkah 2 : ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn = $
39.768/ 2,487 = $ 15.990 ANPV Proyek B = $ 67.060 / 4,355 = $ 15.398 Â Langkah 3:
Dengan memperhatikan perhitungan pada langkah kedua maka proyek A lebih menarik
daripada proyek B. Proyek A dan B adalah proyek bersaing meniadakan satu sama lain,
sehingga proyek B direkomendasikan untuk dilaksanakan dari metode proyek-proyek umur
berbeda
7. Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
Capital Asset Pricing Model ( CAPM) dirumuskan oleh dua orang yang bekerja
secara independen yaitu William Sharpe (1964) dan John Lintner (1965). William Sharpe
mendapat â hadiah Nobelâ untuk jasanya tahun 1990. > Short Sales Dalam asumsi CAPM
perlu mendapat perhatian adalah â short sales yaitu penjualan asset yang dipinjam. âShort
salesâ dilakukan jika perusahaan mengantisipasi penurunan harga. Contohnya: harga saham
saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan harga. Saat ini, perusahaan
mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut (dari broker/makelar kita),
kemudian kita jual. Perusahaan menerima uang $1.000. Seminggu kemudian, harga saham
benar-benar turun menjadi $ 900/share. Dan perusahaan mengembalikan saham yang sudah
dijual . Dan perusahaan membeli saham tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti ada
kas keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus
naik, berarti perusahaan akan menderita resiko kerugian yang semakin besar.
8. Mengukur resiko
adalah merupakan yang tidak mudah, karena banyak faktor yang diperhatikan.
Salah satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah model yang
didasarkan pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan atas setiap saham atau
sekuritas sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko ditambah dengan premi resiko
sekuritas yang bersangkutan, di mana resiko yang dimaksud di sini mercerminkan adanya
diversifikasi. CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau
minimum required rate of return dari investasi asset yang berisiko dan trade off resiko.
CAPM menjelaskan keseimbangan antara tingkat resiko yang sistematis dan tingkat
keuntungan yang diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep CAPM berdasarkan pada asumsi
pasar modal adalah efisien dan semua aset dapat dibagi-bagi secara sempurna (perfectly
divisible) dan likuid diperjual belikan setiap asset. Artinya para investor dapat melakukan
diversifikasii hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas setiap saat. Hal
ini telah dibahas sebelumnya.
Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang berhubungan dengan
CAPM,Market Risk Premium (MRP atau RPM) dan Security Market Line (SML). Market
Risk Premium Adalah tambahan pengembalian di atas tingkat pengembalian yang bebas
resiko sebagai kompensasi bagi investor karena menanggung tingkat resiko rata-rata.
Security Market Line (SML) Adalah garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko,
tang diukur dengan beta dan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari masing-masing
11
saham. Contoh: Spencer Coy menghendaki saham rata-rata menghasilkan tingkat
pengembalian yang disyaratkan sebesar 13%. Tingkat pengembalian bebas risiko (kRF)
sebesar 9%, premi risiko pasar 4%, koefisien beta b1= 0,5, RPm = (km- kRP) =4% atau
premi bebas pasar, dan RP1 = 2%. Dengan rumus hal ini dinyatakan RP 1= (kM â kRP) b1
Kalau saham ada 2 dengan b1=2, maka hal ini risikonya lebih besar dari saham 1, dan
tingkat pengembalian disyaratkan darinya : k1 = 9% + 4% (2) = 17%. Â Saham rata ârata
atau dengan risiko sedang , dimana b1=1, dan tingkat pengembalian diharapkan 13% atau
sama dengan tingkat pengembalian pasar, maka kA 9%+ 4%(1) = 13% = kM Premi Risiko
Saham 1 = RP1 =(RPM)n1 = 4% (0,5) = 2%. SML = k1= kRF + ( kM â kRP) b1 = kRF +
(RPM(b1 = 9% + 4 %(0,5) = 11%
C. BIAYA MODAL
1. Pengertian dan Fungsi Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun
laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana
atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal.
Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang
dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of
capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang
disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan.
Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan
(rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan
bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of
return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan
modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan
diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan
biaya modalnya.
2. Komponen Biaya Modal
Komponen biaya modal terdiri dari :
a. Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang)
b. Preferred (Saham Preferen)
c. Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan)
3. Biaya Modal Individual
a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang
wesel, dan kredit jangka pendek lainnya. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of
debt) dihitung dengan cara :
12
rd AT = rd BT(1 - T)
Dimana :
rd AT = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
rd BT = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak sebesar tingkat bunga
hutang
T = Tingkat Pajak
b. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang
tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Biaya
modal yang berasal dari penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt), dihitung
dengan
I + (N-Nb)/n
rd = ----------------------
(Nb + N) /2
Di mana :
I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi
n = umur obligasi
c. Biaya Modal Saham Preferen
Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang
harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham
preferen. Biaya modal saham preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan
yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.
r ps = Dps / P0
Dimana :
r ps = Biaya saham preferen
Dps = Deviden saham preferen
P0 = Harga saham preren saat ini (harga proses)
d. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal
sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya
modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana
dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
4. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC)
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan
seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang
diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena
biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan
13
biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata
tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya
adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi
proyek tersebut.
WACC = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers
Dimana :
W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan
r = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan
a. Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun
laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
b. Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan
berikut:
1) Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan.
2) Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3) Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan
investasi (sebagaidiscount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari
usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall
cost of capital.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari
seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal harus
dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling
relevan untuk keputusan investasi.
c. Cost of Debt
Jika hutang jangka pendek (curent liabilities) merupakan bagian dari pembelanjaan
perusahaan maka dimasukkan pula pada WACC, misal hutang bank jangka pendek.
Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)
Jika perusahaan menggunkan hutang jangka panjang dengan menerbitkan obligasi,
maka biaya hutang obligasi (cost of debt) sbb:
I + (N – Nb) /n
Biaya modal obligasi = ————————-
(Nb + N) /2
I : Buanga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah
N : Harga nominal obligasi
Nb : Nilai bersih penjualan
n : Umur obligasi
Kemudian biaya modal obligasi sebelum pajak disesuaiakan menjadi biaya modal
setelah pajak.
d. Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli
saham preferen.
Kp = Dp/Pn
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
14
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)
e. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity
cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba
tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi
haknya ke perusahaan (flow back fund).
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memperoleh dana baik yg berasaldari hutang, saham preferen,saham biasa, dan
laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya
biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
f. Cost of Retained Earning.
Biaya modal yg terjadi jika laba ditahan (LD) digunakan untuk reinvestasi di
perusahaan ybs, biaya tsb sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of return) yang
diisyaratkan diterima oleh para investor.
Jika ”LD” diinvestasikan pada perusahaan lain akan memproleh keuntungan yang
besarnya sama dg keuntungan jika perusahaan reinvestasi sendiri ”LD” tsb.
1) Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana (biaya
modal individual).
2) Namun, jika perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal
yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal yang
digunakan.
3) Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut dengan ”weight average cost of
capital” (WACC).
4) Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg disyaratkan
(required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu investor & perusahaan.
5) tinggi rendahnya required rate
6) Sisi investor, of return mrp tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan
tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki.
7) Sisi perusahaan yg menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return
merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan
modal tersebut.
5. Fungsi Biaya Modal
a. Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan.
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dg biaya modal dari
modal sendiri.
b. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :
1) Sebelum pajak (before tax basis)
Perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan peritungan biaya modal
rata-ratanya seperti bligasi.
2) Setelah pajak (after tax basis).
3) Sebagai Discount Rate
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tsb dengan
biaya modalnya.
15
Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index
untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal
berfungsi sbg "discount rate" yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari
proceeds dan pengeluaran investasi.
6. Jenis Biaya Modal.
a. Biaya Moal Individual
b. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar) mrp hutang yg jangka waktu pengembaliannya
kurang dr 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade account payable), hutang
wesel & kredit jk pendek dr bank.
c. Biaya Modal Hutang JK Panjang
Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya
berasal dari obligasi (cost of bond).
d. Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock atau kp)
adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana dg menjual
saham preferen, kp diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan
(required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen artinya tingkat
keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung
emiten.
Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan
saham biasa. Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban
tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik, memiliki sifat seperti
saham biasa karena saham preferen mrp bukti kepemilikan perusahaan yg mengeluarkan
saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan
pemegang saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa.
Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak,
sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau dikurangi dg
pajak.
e. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri (equitas atau ke)
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Peruasahaan dapat
membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam
bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut
perlu diperhitungkan biaya modalnya.
D. STRUKTUR MODALDAN LEVERAGE DANKEBIJAKANDIVIDEN.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, operating leverage, dan
likuiditas terhadap nilai perusahaan, dengan menggunakan struktur modal sebagai variabel
intervening.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2011, dengan 56 sampel yang dipilih menggunakan purposive
sampling.
16
Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan oleh return on
assets (ROA), memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan
struktur modal sebagai variabel intervening.
Operating leverage yang diproksikan dengan degree of operating leverage (DOL)
memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal
sebagai variabel intervening, tetapi likuiditas yang diproksikan oleh current ratio (CR) tidak
memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal
sebagai variabel intervening. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada pengaruh profitabilitas,
operating leverage, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai
variabel intervening.
1. Pengaruh Struktur Modal.
Perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yaitu untuk memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham. Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat
ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan pada nilai
perusahaan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011.
Populasi penelitian ini adalah industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2011. Metode penentuan sampel dengan metode purposive sampling,
dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel adalah sebanyak 71
perusahaan manufaktur. Data penelitian merupakan data sekunder diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009-2011.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal berpengaruh
negatif dan signifikan pada nilai perusahaan, 2) profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan pada nilai perusahaan 3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada nilai
perusahaan.
2. Pengaruh Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014. Desain penelitian
ini bersifat asosiatif.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dan regresi linier
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keputusan Investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Keputusan Pendanaan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan, dan Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.
Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen sebesar
67,3%, sedangkan sisanya sebesar 32,7% dijelaskan oleh variabel lain.
3. Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal
a. Teori pendekatan laba bersih ( net income approach ) NI
Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba
perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan dapat
meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga konstan.
17
Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan
atau tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata
tertimbang akan semakin kecil
b. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan,
berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai
sudut pandang yang berbeda-beda
1) Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih
2) Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu
manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat,
konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur
modal menjadi tidak penting
c. Teori pendekatan tradisional
Teori ini diasumsikan bahwa dalam satu leverage tertentu, resiko perusahaan
tidak mengalami perubahan ( Kd & Ke konstan ), dan setelah leverage atau resiko utang
tertentu biaya utang dan biaya modal sendiri naik atau meningkat. Biaya modal yang
besar bahkan lebih besar dari penurunan biaya dikarenakan penggunaan utang yang
murah akibatnya biaya modal rata-rata tetimbang yang tadinya menurun, setelah
leverage menjadi naik dengan kata lain nilai perusahaan yang awalnya naik menjadi
turun akibat dari utang yang semakin besar.
d. Teori pendekatan Modigliani dan Marton Miller ( teori MM )
Teori MM diasumsikan diantaranya:
1) Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum benga
pajak dan pajak ( δEBIT ) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama
dikatakan berada dalam kelas yang sama
2) Semua investor da n investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT
perusahaan dimasa datang atau homogeneous expectation tentang laba perusahaan
dan tingkat resiko perusahaan.
3) Saham dan oblligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect
capital market. Kriteria pasar modal yang efisien adalah Informasi selalu tersedia
bagi semua investor ( symmetric information ) dan dapat diperoleh tanpa biaya ;
4. Keputusan Struktur Modal dalam Praktik
a. Analisis EBIT – EPS.
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before
Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih
sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan
yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
1) Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan
2) Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.
Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih
alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point,
perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan
lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT
tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan,
18
manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT
perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan
sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan probabilita
terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati
karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen
memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT cukup jauh di atas
indifference point.
EAT ( saham ) EAT ( hutang )
= Jumlah saham Jumlah saham
( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T)
= S1 S2
Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak
b. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif
pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian
dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif
pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1)
Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).
Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar
bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang,
manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan,
informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
1) Rasio Hutang:
a) Total hutang/Total aktiva
b) Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
c) Total hutang/ Modal sendiri
2) Rasio Jaminan:
a) Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
b) Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 –
pajak) ]
Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan
perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif
pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio
tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut,
manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan.
Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan
rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika
19
perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio
industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.
c. Analisis Arus Kas Perusahaan
Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas
perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan
persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2)
struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat
dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga,
sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi.
Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan “
financial insolvency “.
Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas
beban tetap perusahaan sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang
diharapkan dapat terwujud pada saat perekonomian mengalami resesi. Dengan kata lain,
target struktur modal ditentukan dengan membuat rencana untuk menghadapi “ kondisi
terburuk yang mungkin terjadi “.
Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada
akhir periode resesi.
CBr = Co + NCFr – FC
Dimana:
Co = Saldo ka pada awal resesi
NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi
FC = Beban tetap perusahaan
5. Pengertian Modal Kerja
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang
merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain
dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen
modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga
(efek), piutang, dan persediaan.
Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau
uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan
pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha
dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan
semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.
a. Konsep modal kerja
Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep
yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1) Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau
jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau
keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar
dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu
yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto
(gross working capital).
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep
tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan
20
tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik
hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar
belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau
tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang
besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum
tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode
berikutnya.
2) Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva
lancar dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian
dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal
kerja neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar
yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi
kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang
dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan
jaminan aktiva lancar.
3) Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana
dalam menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana
yang digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.
Ada dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan
pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan
utuk menghasilkan pada periode2periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang,
misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang
disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan
untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud utama
didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain sebagainya.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan
modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan
efek sudah dijual.
b. Jenis Modal Kerja
Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam
beberapa jenis yaitu
1) Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
a) Modal kerja primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada
pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang
secara terus menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya.
b) modal kerja normal
Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi
normal.
2) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
21
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan,
modal kerja ini terdiri dari :
a) Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b) Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang
tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir,
perobahan keadaan ekonomi yang mendadak).
c. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
1) Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada
saat terjadi peningkatan penjualan.
2) Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus
akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
3) Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses
produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
4) Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap
kebutuhan modal kerja.
d. Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses
produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jml pengeluaran kas rata-rata setiap hr utk keperluan bahan mentah,
bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal kerja makin besar jika:
a) Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
b) Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar
e. Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu
modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar
di atas utang lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan
sebagai berikut:
1) Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut:
Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
22
berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang
normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah:
a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari
uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang
paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financia
perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang
paling rendah.
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi
perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang
dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat
berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang
sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera
dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut
dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading
securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable
securities).
c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani
untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada
seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut
(nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan
tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang
dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan
untuk emperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan
penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak
dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang
sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada
pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual
kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk
perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai
tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang
dalam proses, dan persediaan barang jadi.
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh
jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa
dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang
berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang
dibayar di muka.
2) Hutang Lancar
Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai
berikut: Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka
pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang
dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada
pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau
23
utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang
termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut:
a) WeselBayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan
untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu
yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada
bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian
barang dagangan secara kredit.
b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang
timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit.
Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang
(jangka waktu operasi perusahaan yang normal).
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima
terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum
menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu
kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya
(perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila
jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai.
d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba
perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi
belum dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban
pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban
Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena
jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi
pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain-
lain
E. MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA
PANJANG, PEMBIYAYAAN CAMPURAN DAN MARGER, DIVESTASI
PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak dari faktor-faktor ini
pada struktur modal dan harga saham di bursa efek indonesia.
Data yang digunakan adalah data sekunder yang Diterbitkan di bursa efek indonesia dari
tahun 2003-2008. Analisis ini menggunakan Pemodelan Euidasi Struktural. Hasil penelitian: 1).
Ada pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal dengan bobot regresi 0,19; 2).
Ada dampak profitabilitas pada struktur modal dengan regresi berat 0,19 3). Ada dampak rasio
utang terhadap struktur modal; 4).
Tidak ada dampak dari pertumbuhan penjualan pada harga saham; 5). Tidak ada
dampak struktur aset pada harga saham dengan bobot regresi 0,12; 6). Ada pengaruh
profitabilitas terhadap harga saham dengan bobot regresi 0,53; 7) Tidak ada dampak signifikan
rasio hutang terhadap harga saham; 8). Tidak ada dampak signifikan dari struktur modal pada
harga saham.
1. Fungsi dan Peranan Bank Secara Umum
a. Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank
memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
24
1) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian.
2) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan
seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
3) Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana
yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat
ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan. Mungkin Anda
pernah mendengar beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan usahanya, salah satu
penyebabnya adalah karena banyak kredit yang bermasalah atau macet.
b. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga,penyertaan, pemilikan harta
tetap.
c. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran
uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek
wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya.
Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of
develovment dan agen of services.
Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana
yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam
bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya
dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan
berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan
menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti
Bank investasi melayani sejumlah tujuan di dunia finansial dan investasi, termasuk
penjaminan emisi saham baru, penanganan merger dan akuisisi, dan bertindak sebagai
penasihat keuangan.
Peran lain dari bank investasi mencakup pengelolaan aset untuk dana investasi
besar dan pengelolaan kekayaan pribadi untuk individu dengan nilai bersih tinggi.
Beberapa bank investasi utama termasuk Goldman Sachs, JPMorgan Chase dan Credit
Suisse.
Salah satu peran utama bank investasi adalah menjadi perantara antara perusahaan
dan investor melalui penawaran umum perdana (initial public offering / IPO). Bank
investasi menyediakan layanan penjaminan emisi untuk menerbitkan saham baru ketika
sebuah perusahaan memutuskan untuk go public dan mencari dana ekuitas. Underwriting
pada dasarnya melibatkan bank investasi untuk membeli sejumlah saham baru yang
disepakati, yang kemudian dijual kembali melalui bursa efek.
Bagian dari pekerjaan bank investasi adalah mengevaluasi perusahaan dan
menentukan harga yang wajar untuk menawarkan saham biasa. IPO, terutama untuk
perusahaan besar, umumnya melibatkan lebih dari satu bank investasi. Dengan cara ini,
risiko underwriting menyebar ke beberapa bank, mengurangi eksposur bank tunggal dan
memerlukan komitmen keuangan yang relatif rendah terhadap IPO. Bank investasi juga
bertindak sebagai penjamin emisi untuk obligasi korporasi.
2. Peran Penasihat Keuangan
Bankir investasi bertindak dalam beberapa kapasitas penasihat yang berbeda untuk
klien mereka. Selain menangani IPO, bank investasi menawarkan saran kepada perusahaan
untuk membawa perusahaan terbuka atau meningkatkan modal melalui sarana alternatif.
Bank investasi secara teratur menasihati klien mereka mengenai semua aspek pembiayaan.
25
3. Merger dan Akuisisi
Penanganan merger dan akuisisi merupakan fungsi utama dari bankir investasi.
Seperti halnya IPO, salah satu bidang keahlian utama untuk bank investasi adalah
kemampuannya untuk mengevaluasi kemungkinan akuisisi yang mungkin dan mencapai
harga yang wajar. Sebuah bank investasi juga dapat membantu dalam menyusun dan
memfasilitasi akuisisi untuk membuat kesepakatan berjalan semulus mungkin.
4. Hutang jangka panjang
Merupakan kewajiban pada pihak tertentu yang wajib dilunasi dengan jangka
waktu yang melebihi 1 periode akuntansi (1 tahun) dihitung sejak tanggal pembuatan
neraca per 31 Desember. Pembayaran kemudian dilakukan menggunakan kas tetapi dapat
diganti menggunakan aset tertentu. Dalam operasional sebuah perusahaan, rekening dengan
pinjaman jangka panjang tidak akan pernah dikenai transaksi pengeluaran kas. Di akhir
periode akuntansi bagian tertentu dari pinjaman jangka panjang tersebut berubah menjadi
hutang dengan jangka pendek. Oleh karena itu harus dilakukan penyesuaian guna
memindahkan bagian pinjaman jangka panjang yang sudah jatuh tempo menjadi pinjaman
jangka pendek. Adapun pinjaman jangka panjang terbagi menjadi hutang hipotik dan
hutang obligasi.
5. Hutang Hipotik
Hutang Hipotik merupakan pinjaman yang timbul sehubungan dengan perolehan
dana dari hutang yang dijaminkan menggunakan harta tetap. Di dalam perjanjian
disebutkan bahwa harta peminjam yang dijadikan sebagai jaminan berupa gedung ataupun
tanah. Jika peminjam ternyata tidak mampu melunasi hutang pada waktunya, pemberi
pinjaman memiliki hak untuk menjual agunan tersebut yang kemudian akan diperhitungkan
dengan hutang. Biasanya hutang hipotik ini diambil ketika dana yang dibutuhkan dapat
dipinjam dari hanya satu sumber saja, misalnya dengan mengambil hutang peminjam dari
salah satu bank tertentu.
6. Hutang Obligasi
Hutang Obligasi merupakan pinjaman yang timbul sehubungan dengan dana yang
telah didapatkan melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi merupakan
pemegang obligasi. Di dalam surat obligasi biasanya tercantum nilai nominal obligasi,
tanggal pelunasan obligasi, bunga pertahun serta ketentuan lainnya sesuai dengan jenis
obligasi yang sudah dipilih oleh pembeli atau pemegang obligasi itu sendiri.
7. Timbulnya pinjaman jangka panjang
Ketika skala operasional perusahaan berkembang maupun dalam pembangunan
sebuah perusahaan sangat dibutuhkan adanya dana. Dimana dana yang dibutuhkan untuk
investasi pada aktiva tetap ini yang nantinya akan memberikan manfaat dengan jangka
panjang akan lebih baik jika diperoleh dari pinjaman jangka panjang ataupun dengan cara
menambah modal. Di dalam hal ini perusahaan akan memiliki dua macam pilihan yaitu
menarik pinjaman jangka panjang layaknya obligasi atau memilih untuk menambah modal
secara mandiri dengan cara mengeluarkan saham.
8. Keuntungan pinjaman jangka panjang
26
Ada beberapa macam kelebihan menarik dari pinjaman jangka panjang dengan
obligasi dibanding dengan menambah modal secara mandiri dengan mengeluarkan
sejumlah saham:
Keuntungan menarik obligasi. Pemegang obligasi tidak memiliki hak suara di
dalam kebijakan perusahaan, dengan demikian tidak akan berpengaruh pada manajemen.
Bunga obligasi dapat lebih rendah jika dibandingkan deviden yang seharusnya
dibayarkan ke pemegang saham.
Bunga adalah biaya yang dibebankan kepada perusahaan yang akan mengurangi
kewajiban pajak. Sementara deviden merupakan pembagian laba yang tidak bisa
dibebankan sebagai biaya.
Perjanjian pinjaman jangka panjang, baik itu bagi peminjam jangka panjang atau
penerbitan obligasi biasanya diiringi dengan perjanjian pembatasan. Dimana perjanjian
pembatasan merupakan klausal kontraltual di dalam perjanjian pinjaman jangka panjang
yang menetapkan adanya batasan-batasan pada operasi maupun keuangan dari si
peminjam. Sama halnya seperti perjanjian pinjaman secara umumnya, perjanjian untuk
pinjaman yang satu ini juga memiliki ketentuannya tersendiri.
Ketentuan-ketentuan secara umum yang terdapat dalam sebuah perjanjian pinjaman
untuk jangka panjang adalah sebagai berikut ini:
a. Penerima pinjaman harus mampu mempertahankan tingkat modal minum.
b. Penerima pinjaman dilarang untuk menjual piutang guna menghasilkan dana tunai.
c. Penerima perjanjian hutang dalam jangka bisanya diharuskan untuk menjaminkan
aktiva tetap miliknya pada pemberi pinjaman di dalam bentuk hipotek.
Membatasi pinjaman yang selanjutnya dengan cara melarang tambahan pinjaman maupun
mengharuskan hutang tambahan tersebut menjadi subordinasi pada pinjaman jangka lama.
Karakteristik pembiayaan pinjaman jangka panjang
Pembiayaan pinjaman jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang jatuh
tempo di lebih dari 1 tahun, umumnya antara 5 hingga 20 tahun. Untuk persyaratan umum
dalam perjanjian hutang dengan pelunasan jangka panjang ini sendiri memiliki sejumlah
kriteria meliputi:
a. Penyimpanan data-data dan pelaporan.
b. Pembayaran pajak.
c. Memelihara bisnis yang termasuk sebagai bagian dari perusahaan yang mengajukan
hutang atau pinjaman.
Persyaratan umum dalam penyusunan perjanjian pinjaman jangka panjang biasanya
meliputi hal-hal yang ada dibawah ini:
a. Peminjam diharuskan melakukan pencatatan akuntansi sesuai prinsip-prinsip umum
yang ada dalam akuntansi (yang dapat diterima).
b. Menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang sebelumnya diaudit secara periodic.
c. Peminjam diharuskan untuk membayar pajak sekaligus kewajiban lain-lain yang jatuh
tempo.
d. Peminjam harus mampu mempertahankan semua fasilitas milik perusahaan pada
kondisi baik agar selalu berada dalam keadaan sedang berjalan.
e. Penerima perjanjian hutang dalam jangka panjang biasanya juga harus menjaminkan
aktiva tetap pada pemberi pinjaman ke dalam bentuk hipotek.
f. Membatasi jumlah pinjaman selanjutnya dengan melarang tambahan pinjamannya
maupun mengharuskan pinjaman tambahan yang dimaksud menjadi subordinasi
terhadap pinjaman yang sebelumnya.
27
Faktor utama pengaruh tingkat bunga pinjaman yaitu patokan biaya uang, waktu jatuh
tempo, resiko pinjaman dan besarnya pinjaman. Pinjaman jangka panjang dapat dilihat
melalui berbagai sisi yaitu seperti yang ada dibawah ini:
Pemegang pinjaman jangka panjang (investor, kreditur). Segi resiko: hutang
disukai karena mampu memberikan prioritas yang baik dalam segi pendapatan ataupun
likuidasi terhadap pemegangnya. Sementara dari segi pendapatan si pemegang pinjaman
akan mendapatkan pengembalian secara tetap kecuali pendapatan obligasi. Dalam segi
pengendalian biasanya perusahaan tidak memiliki hak suara.
F. ANALISIS KESEHATANDAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BADAN USAHA MILIK
SWASTA (BUMS) DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN CARA
MENGATASINYA SECARA UMUM
1. Peran BUMS dalam Perekonomian
Perusahaan swasta seperti contoh di atas memiliki peran yang sangat penting dalam
menggerakkan dan menunjang perekonomian nasional. Peran-peran tersebut antara lain :
a. Merupakan mitra pemerintah
Pemerintah merupakan penguasa dan pengelola utama sumber-sumber daya
yang ada di Indonesia. Keberadaan BUMS merupakan mitra pemerintah dalam usaha
pengelolaan sumber daya tersebut baik sumber daya alam dan sumber daya lainnya
yang mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional.
(Baca juga : Manfaat Statistik Dalam Bidang Ekonomi)
b. Membantu meingkatkan kegiatan produksi, distribusi maupun konsumsi nasional
Tidak semua kegiatan produksi produk barang dan jasa, distribusi maupun
konsumsi mampu dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan adanya BUMS, kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah
tersebut bisa dipenuhi oleh perusahaan swasta. Sehingga mampu membantu
meningkatkan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi nasional.
c. Menyerap banyak tenaga kerja sehingga mampu mengurangi angka pengangguran
Dalam mendirikan badan usaha tentu membutuhkan banyak tenaga kerja.
Begitu pun dengan pendirian BUMS yang bisa menyerap banyak sekali masyarakat
sebagai tenaga kerja. Kemudian dalam perjalanan bisnisnya, BUMS bisa memperoleh
keuntungan yang digunakan untuk perluasan usaha. Maka aktifitas pengembangan
usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Sehingga mampu
mengurangi angka pengangguran dalam jumlah yang besar. (Baca juga : Fungsi
Produksi Jangka Pendek)
d. Meningkatkan daya beli masyarakat karena pemberian gaji atau pendapatan karyawan
Masyarakat yang bekerja menjadi karyawan BUMS akan memperoleh upah
atau imbalan atas jasa dan tenaganya. Dengan uang dari penggajian tersebut,
masyarakat mampu membeli aneka barang kebutuhan. Hal tersebut berarti daya beli
mereka telah meningkat.
28
e. Mampu memenuhi target pendapatan negara melalui pajak yang dibayarkan oleh
BUMS yang berbentuk PT
BUMS berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terbebani kewajiban pajak tertentu
untuk disetor kepada negara. Di mana kewajiban pajak tersebut tergantung dari jenis
dan aktifitas perusahaannya. Misal sebuah perusahaan industri tekstil terkena kewajiban
pajak jenis Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pajak yang
mereka setor tersebut untuk mengisi kas negara, yang biasanya telah ditargetkan
pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
f. Membantu kelancaran pembangunan negara
Dana yang diperoleh negara melalui pajak yang diterima dari BUMS (seperti
penjelasan poin no. 5) selanjutnya akan digunakan untuk pembangunan negara. Tanpa
adanya setoran pajak, tentu pembangunan bisa saja tidak akan berjalan lancar karena
kekurangan dana. Bagaimana pun pajak adalah sumber pendapatan negara yang paling
besar dan utama. Karena itulah BUMS disebut juga sebagai agen pembangunan
nasional. (Baca juga : Pasar Monopoli)
g. Membantu dalam usaha pemerataan pendapatan masyarakat
Perbedaan wilayah geografis dan budaya mengakibatkan terjadi pendapatan
masyarakat yang tidak merata. Kota-kota besar cenderung lebih maju karena
pendapatan per kapita yang besar. Sedangkan kota kecil atau pedesaan cenderung
tertinggal karena pendapatan masyarakat daerah yang kecil. Dengan adanya BUMS,
kesempatan lapangan kerja baru terbuka lebar sehingga menaikkan pendapatan
masyarakat di wilayah kota kecil. Dari sana BUMS membantu pemerataan pendapatan
masyarakat yang masih terus diupayakan oleh pemerintah.
h. Menciptakan kreasi dan peluang usaha baru yang bisa memberi kontribusi dalam dunia
bisnis dan perekonomian nasional
Pihak-pihak swasta identik dengan kreasi dan inovasi. Karena biasanya mereka
mendirikan usaha dengan melihat kebutuhan masyarakat namun harus unik dan berbeda
dari usaha-usaha yang sudah ada. Karena kreatifitas pelaku bisnis BUMS semacam
itulah mampu menciptakan kreasi dan peluang usaha baru. Di mana hal tersebut tentu
akan memberikan kontribusi yang positif dalam dunia usaha dan perekonomian
nasional. (Baca juga : Jenis Pajak Pusat dan Fungsinya)
i. Membantu upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, taraf hidup masyarakat dan
kesejahteraan rakyat
Kegiatan usaha BUMS yang membuka lapangan kerja, memberikan pendapatan
sehingga meningkatkan daya beli masyarakat, mengurangi pengangguran, semua hal
tersebut tidak lain telah membantu dalam usaha penyelesaian masalah pembangunan
ekonomi di Indonesia. Jika masalah pembangunan ekonomi bisa teratasi, pertumbuhan
ekonomi akan meningkat sehingga kesejahteraan rakyat pun akan meningkat. Karena
itulah BUMS telah turut serta membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, taraf hidup maupun kesejahteraan masyarakat.
j. Membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia
Umumnya BUMS memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR)
yang merupakan pertanggungjawaban secara sosialnya sebagai bagian dari lingkungan
29
sosial. Salah satu bentuk CSR perusahaan swasta adalah dengan pemberian beasiswa
pada masyarakat. Dengan adanya beasiswa tersebut, masyarakat kurang mampu yang
memiliki kendala untuk memperoleh pendidikan akan berkesempatan untuk
melanjutkan pendidikan. Dengan pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang bersangkutan. Karena itulah BUMS berperan dalam
meningkatkan kualitas SDM Indonesia. (Baca juga : Dasar Hukum Pajak Di Indonesia)
k. Meningkatkan pendapatan nasional
Kegiatan usaha BUMS tidak lain adalah mengolah dan menghasilkan barang
ataupun jasa. Di mana barang dan jasa adalah komponen pendapatan nasional jika
dilihat dari segi Produk Domestik Bruto (PDB). Jadi dengan adanya kegiatan usaha
BUMS, pendapatan nasional menjadi meningkat.
l. Mempercepat penyebaran dan penguasaan teknologi pada masyarakat
Kegiatan industri BUMS yang kian berkembang dan maju akan dituntut untuk
menggunakan teknologi yang canggih guna mencapai kegiatan usaha produksi yang
efektif dan efisien. Penggunaan teknologi modern dalam operasional BUMS akan
mengakibatkan masyarakat (sebagai pelaku usaha BUMS) mampu menguasai teknologi
canggih tersebut. Maka inilah peran serta BUMS dalam mempercepat penyebaran dan
penguasaan teknologi pada masyarakat.
2. Kondisi BUMN dan Masalah-masalah BUMN serta Privatisasi BUMN
a. Kondisi Empiris BUMN
Melihat kondisi BUMN yang terus merugi sepanjang tahun 2009, keadaan
Indonesia akan terus tergerogoti apabila keadaan BUMN selalu merugi tiap tahunnya.
Jadi untuk menekan hal ini di tahun 2010 harus ada benchmarks atau tolak ukur yang
jelas buat BUMN, sehingga kedepannya tidak ada lagi kerugian-kerugian yang terjadi di
BUMN. Tolak ukur tersebut yang harus ditekankan ke seluruh direksi. Salah satunya
dengan memasang target. Apabila mereka gagal memenuhi target dalam meraih
keuntungan disetiap tahunnya, ganti dan copot dengan manajemen yang baru. Kalau
misalnya dari rance nilai nol satu sampai 10 BUMN kita cuma dapat empat, padahal
kalau perusahaan-perusahaan swasta sejenis bisa mendapatkan delapan, seharusnya
BUMN ditargetkan minimal enam.
Kalau saat ini dibandingkan dengan satu BUMN Petronas milik Malaysia
labanya lebih besar dari seluruh BUMN yang ada di Indonesia sangat tidak masuk
diakal. Bila dicontohkan lagi laba dari perusahaan swasta perkebunan itu bisa lebih
besar dari PTPN Indonesia, padahal PTPN Indonesia luas tanahnya jutaan hektare dan
aksesnya sangat strategis masa bisa kalah. Berarti ada manajement yang tidak benar di
dalamnya. Ini moment yang paling penting bagi pemerintah untuk menargetkan
keuntungan yang harus diperoleh BUMN-BUMN yang ada di Indonesia. Jadi BUMN
sekarang kontribusinya tidak saja cuma memberikan deviden ke pemerintah, tapi
mainset-nya harus dirubah. Jadi tujuan BUMN harus jadi penggerak sektor ekonomi.
BUMN saat ini bukan sapi perah lagi yang setiap pergantian pemerintahan
harus menganti direksi yang selalu disesuaikan dengan selera penguasa terutama untuk
BUMN sekelas Pertamina, harus dicegah sedini mungkin. Semua pihak, baik
pemerintah, DPR maupun para politisi harus memiliki pemikiran untuk memajukan,
mengembangkan agar BUMN menjadi pemain ekonomi kelas global. Bukan pemain
30
ekonomi yang jago kandang. Kalau kelasnya jago kandang, maka BUMN tidak akan
pernah maju. Boro-boro mau seperti Petronas, jadi seperti saat ini saja mungkin sudah
bagus.
b. Masalah-masalah BUMN
Ketika memberikan sambutan dalam pembukaan "Indonesia Business-BUMN
Expo and Conference (IBBEX) 2010" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Presiden
Yudhoyono menyebutkan penyakit BUMN, antara lain:
Penyakit pertama adalah kebiasaan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
untuk merambah semua sektor usaha. Hal itu sebagai kebiasaan buruk karena tidak
semua bidang usaha sesuai dengan kegiatan utama BUMN tersebut. "Dalam sisi agama
hal ini bisa disebut serakah," kata Presiden menegaskan. Sebuah BUMN seharusnya
fokus dan maksimal dalam bidang usaha yang menjadi kegiatan utamanya. Perilaku
yang tidak fokus dan merambah semua bidang usaha, tanpa strategi matang bisa
menjadi penyebab kebangkrutan BUMN.
Penyakit kedua adalah kondisi ketika BUMN menjadi sapi perah. BUMN
memang harus memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi negara. Namun
demikian, kewajiban BUMN itu harus disesuaikan dengan kondisi, sehingga tidak
meruntuhkan kondisi keuangan BUMN.
Penyakit terakhir adalah BUMN menjadi obyek bancakan atau obyek
eksploitasi bersama. Situasi ini terjadi ketika satu atau sekelompok orang berusaha
mendapat keuntungan pribadi dari setiap kegiatan BUMN. Kondisi tersebut akan sangat
merugikan BUMN karena keuntungan yang seharusnya disumbangkan kepada
masyarakat justru dinikmati oleh segelintir orang saja.
Untuk menghindari tiga keadaan buruk itu, diharapkan semua pihak menyadari
pentingnya BUMN sebagai salah satu pilar pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Selain itu, kalangan BUMN juga harus meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi
untuk mencapai hasil yang maksimal. BUMN juga diminta untuk jeli dan
memanfaatkan setiap peluang yang ada di dalam negeri maupun dalam kancah
perekonomian global.
c. Privatisasi BUMN
1) Definisi Privatisasi BUMN
Terdapat banyak definisi yang diberikan oleh para pakar berkenaan dengan
istilah privatisasi. Beberapa pakar bahkan mendefinisi privatisasi dalam arti luas,
seperti J.A. Kay dan D.J. Thomson sebagai “…means of changing relationship
between the government and private sector”. Mereka mendefinisikan privatisasi
sebagai cara untuk mengubah hubungan antara pemerintah dan sektor swasta.
Sedangkan pengertian privatisasi dalam arti yang lebih sempit dikemukakan oleh C.
Pas, B. Lowes, dan L. Davies yang mengertikan privatisasi sebagai denasionalisasi
suatu industri, mengubahnya dari kepemilikan pemerintah menjadi kepemilikan
swasta. Istilah privatisasi sering diartikan sebagai pemindahan kepemilikan industri
dari pemerintah ke sektor swasta yang berimplikasi kepada dominasi kepemilikan
saham akan berpindah ke pemegang saham swasta. Privatisasi adalah suatu
terminologi yang mencakup perubahan hubungan antara pemerintah dengan sektor
swasta, dimana perubahan yang paling signifikan adalah adanya disnasionalisasi
penjualan kepemilikan publik.
Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh pengertian bahwa privatisasi
adalah pengalihan aset yang sebelumnya dikuasai oleh negara menjadi milik swasta.
Pengertian ini sesuai dengan yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 19
31
Tahun 2003 Tentang BUMN, yaitu penjualan saham persero, baik sebagian maupun
seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas
pemilikan saham oleh masyarakat.
2) Tujuan-tujuan Privatisasi BUMN
a) Tujuan yang bersifat ekonomi
BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar
tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat
hidup orang banyak, seperti perusahaan listrik, minyak dan gas bumi,
sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945, seyogyanya dikuasai oleh
BUMN. Dengan adanya BUMN diharapkan dapat terjadi peningkatan
kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi
BUMN memperluas kekuatan pasar dan meningkatkan persaingan serta
mengurangi ukuran sektor publik dan membuka pasar baru untuk modal swasta.
b) Tujuan BUMN yang bersifat sosial
Tujuan BUMN yang bersifat sosial dapat dicapai melalui penciptaan
lapangan kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal.
Penciptaan lapangan kerja dicapai melalui perekrutan tenaga kerja oleh BUMN.
Upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal dapat dicapai dengan jalan
mengikut-sertakan masyarakat sebagai mitra kerja dalam mendukung kelancaran
proses kegiatan usaha. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk
memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi yang berada di sekitar
lokasi BUMN.
c) Tujuan privatisasi dari sisi pembenahan internal manajemen (jasa dan organisasi)
yaitu:
 Meningkatkan efisiensi dan produktivitas;
 Mengurangi peran negara dalam pembuatan keputusan;
 Mendorong penetapan harga komersial, organisasi yang berorientasi pada
keuntungan dan perilaku bisnis yang menguntungkan;
 Meningkatkan pilihan bagi konsumen.
d) Tujuan dari segi politik yaitu:
 Mengendalikan kekuatan asosiasi/perkumpulan bidang usaha bisnis tertentu
dan memperbaiki pasar tenaga kerja agar lebih fleksibel;
 Mendorong kepemilikan saham untuk individu dan karyawan serta
memperluas kepemilikan kekayaan;
 Memperoleh dukungan politik dengan memenuhi permintaan industri dan
menciptakan kesempatan lebih banyak akumulasi modal spekulasi;
 Meningkatkan kemandirian dan individualisme.
3) Alasan Munculnya Privatisasi BUMN
Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) merupakan salah satu
program penting pemerintah dan telah digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN) 1999 yang mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menyehatkan
BUMN/BUMD, terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum,
sementara bagi yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong
untuk privatisasi.
4) Alasan dilakukannya privatisasi BUMN:
32
a) Meningkatkan kinerja berupa efisiensi ekonomis BUMN yang ditunjukkan
dengan harga jual yang rendah dan meningkatnya kualitas produk.
b) Mengurangi defisit keuangan.
c) Mencapai keseimbangan antara sektor publik dan sektor swasta.
d) Privatisasi bertujuan untuk menciptakan investasi baru, termasuk investasi asing,
kepemilikan saham yang lebih besar dan pendalaman sistem keuangan dalam
negeri.
e) Tidak memiliki dana segar menyubsidi BUMN agar terus berkembang demi
kepentingan masyarakat.
f) Banyak BUMN yang tidak dapat menghasilkan keuntungan maksimal untuk
dikontribusikan bagi kemakmuran rakyat melalui APBN.
g) Maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menyebabkan
BUMN ineffisiensi.
5) Pro Kontra Privatisasi BUMN
Sebagai sebuah kebijakan yang menyangkut kepentingan publik, program
privatisasi masih disikapi secara pro dan kontra. Berikut ini akan diuraikan mengenai
alasan-alasan yang menyebabkan terjadinya pro dan kontra tersebut.
6) Alasan-Alasan Yang Mendukung Privatisasi
c) Peningkatan efisiensi, kinerja dan produktivitas perusahaan yang diprivatisasi.
BUMN sering dilihat sebagai sosok unit pekerja yang tidak efisien, boros,
tidak professional dengan kinerja yang tidak optimal, dan penilaian-penilaian
negatif lainnya. Beberapa faktor yang sering dianggap sebagai penyebabnya
adalah kurangnya atau bahkan tidak adanya persaingan di pasar produk sebagai
akibat proteksi pemerintah atau hak monopoli yang dimiliki oleh BUMN. tidak
adanya persaingan ini mengakibatkan rendahnya efisiensi BUMN. Hal ini akan
berbeda jika perusahaan itu diprivatisasi dan pada saat yang bersamaan didukung
dengan peningkatan persaingan efektif di sektor yang bersangkutan, semisal
meniadakan proteksi perusahaan yang diprivatisasi. Dengan adanya disiplin
persaingan pasar akan memaksa perusahaan untuk lebih efisien. Pembebasan
kendali dari pemerintah juga memungkinkan perusahaan tersebut lebih kompetitif
untuk menghasilkan produk dan jasa bahkan dengan kualitas yang lebih baik dan
sesuai dengan konsumen. Selanjutnya akan membuat penggunaan sumber daya
lebih efisien dan meningkatkan output ekonomi secara keseluruhan.
d) Mendorong perkembangan pasar modal
Privatisasi yang berarti menjual perusahaan negara kepada swasta dapat
membantu terciptanya perluasan kepemilikan saham, sehingga diharapkan akan
berimplikasi pada perbaikan distribusi pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat.[12] Privatisasi juga dapat mendorong perusahaan baru yang masuk
ke pasar modal dan reksadana. Selain itu, privatisasi BUMN dan infrastruktur
ekonomi dapat mengurangi defisit dan tekanan inflasi yang selanjutnya
mendukung perkembangan pasar modal.
e) Meningkatkan pendapatan baru bagi pemerintah
Secara umum, privatisasi dapat mendatangkan pemasukan bagi
pemerintah yang berasal dari penjualan saham BUMN. Selain itu, privatisasi
dapat mengurangi subsidi pemerintah yang ditujukan kepada BUMN yang
bersangkutan. Juga dapat meningkatkan penerimaan pajak dari perusahaan yang
beroperasi lebih produktif dengan laba yang lebih tinggi. Dengan demikian,
33
privatisasi dapat menolong untuk menjaga keseimbangan anggaran pemerintah
sekaligus mengatasi tekanan inflasi.
7) Alasan-Alasan Yang Menolak Program Privatisasi
Beberapa alasan yang diajukan oleh pihak yang mendukung program
privatisasi sebagaimana telah dipaparkan di atas, dinilai tidak tepat oleh pihak-pihak
yang kontra. Alasan bahwa privatisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
kinerja perusahaan yang diprivatisasi dianggap tidak sesuai dengan fakta. Sebab jika
itu yang menjadi motifnya, maka seharusnya yang diprivatisasi adalah perusahaan-
perusahaan yang tidak efisien, produktivitasnya rendah dan kinerjanya payah.
Sehingga dengan diprivatisasi, diharapkan perusahaan tersebut berubah menjadi
lebih efisien, produktivitasnya meningkat, dan kinerjanya menjadi lebih bagus.
Padahal, pada kenyatannya yang diprivatisasi adalah perusahaan yang sehat dan
efisien. Jika ada perusahaan negara yang merugi dan tidak efisien, biasanya
disehatkan terlebih dahulu sehingga menjadi sehat dan mencapai profit, dan setelah
itu baru kemudian dijual.
Alasan untuk meningkatkan pendapatan negara juga tidak bisa diterima.
Memang ketika terjadi penjualan aset-aset BUMN itu negara mendapatkan
pemasukan. Namun sebagaimana layaknya penjualan, penerimaan pendapatan itu
diiringi dengan kehilangan pemilikan aset-aset tersebut. Ini berarti negara akan
kehilangan salah satu sumber pendapatannya. Akan menjadi lebih berbahaya jika
ternyata pembelinya dari perusahaan asing. Meskipun pabriknya masih
berkedudukan di Indonesia, namun hak atas segala informasi dan bagian dari modal
menjadi milik perusahaan asing.

More Related Content

What's hot

Makalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan iMakalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan iNUROH NUROH
 
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah Assagaf
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uasAlifah05
 
Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1mufliah R
 
Makalah manajemen keuangan 1
Makalah manajemen keuangan 1Makalah manajemen keuangan 1
Makalah manajemen keuangan 1muhamadkristiandi
 
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Silvia290
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas lindaLinda wati
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganLinggaadi15
 
Resume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganResume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganEndangSupandi
 

What's hot (17)

Resume materi uas
Resume materi uasResume materi uas
Resume materi uas
 
Makalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan iMakalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan i
 
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
 
Resume UAS
Resume UASResume UAS
Resume UAS
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uas
 
Mku materi 2
Mku materi 2Mku materi 2
Mku materi 2
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uas
 
Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1
 
Makalah manajemen keuangan 1
Makalah manajemen keuangan 1Makalah manajemen keuangan 1
Makalah manajemen keuangan 1
 
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas linda
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuangan
 
Resume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganResume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuangan
 
Manajemen keuangan i
Manajemen keuangan iManajemen keuangan i
Manajemen keuangan i
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 
Capital Budgeting
Capital BudgetingCapital Budgeting
Capital Budgeting
 

Similar to MANAJEMEN KEUANGAN MODAL

Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIroslinais
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas lindaLinda wati
 
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1yalifadli98
 
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasyayulia
 
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHSitiMursadahh
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uastarmidi_saputra
 
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1wid ya
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASlindaauli29
 
Resume uas menejemen keuangan
Resume uas menejemen keuanganResume uas menejemen keuangan
Resume uas menejemen keuanganLutfiyaIllah0
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)doni wijaya
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganIis MutiaraSuci
 
Makalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uasMakalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uasBaudin_Nurwahid
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2ayuruby
 
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementBudgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementNirwan Suparwan
 

Similar to MANAJEMEN KEUANGAN MODAL (18)

Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan II
 
Tugas iis
Tugas iisTugas iis
Tugas iis
 
Makalah 2 putra
Makalah 2 putraMakalah 2 putra
Makalah 2 putra
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas linda
 
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
 
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
 
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
 
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
RESUME Materi Manajemen keuangan Smt 2 #part 1
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UAS
 
Resume uas menejemen keuangan
Resume uas menejemen keuanganResume uas menejemen keuangan
Resume uas menejemen keuangan
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
 
Makalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uasMakalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uas
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
 
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk managementBudgeting, product costing, and foreign exchange risk management
Budgeting, product costing, and foreign exchange risk management
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

MANAJEMEN KEUANGAN MODAL

  • 1. 1 RESUME MANAJEMEN KEUANGAN Dosen Ade Fauji.SE,MM Oleh : Nama : ANISA NIM : 11011700805 Kelas : 2S-MA Ruangan/Hari : B.1.1/ MINGGU JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2018
  • 2. 2 A. TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL. 1. Pengertian Anggaran Modal Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital Budgetingis the Processofe valuating and selecting long-term invesments consistents with the firm’s goal of owner we althmaximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahunmendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting in volves the entire process of planning whose returns are expected to extend beyondone year”. Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisadan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasitersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes, fixedassets maybe come obselete or may require an over haul; atthesepoints, too, financial Decisions maybe required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi untukberinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah, mesin danperalatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatanyang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capitalbudgeting dan keputusankeuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untukditerima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik. a. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. b. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap c. Penganggaran modal (capitalbudgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. d. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun. 2. Motif Capital Budgeting a. Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru b. Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien c. Modernisasi atas aktiva tetap 3. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL a. Penambahan dan perluasan fasilitas b. Produk baru c. Inovasi dan perluasan produk d. Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b) e. penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih efisien. f. Menyewa/membuat atau membeli
  • 3. 3 g. Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan keamanan. h. Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk. 4. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL a. Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost). b. Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus melakukantambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal returns) investasi itusama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hinggayang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi. c. Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya perusahaan untukmemperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunitycost dari dana sendiri yang dapat diperoleh. Pentingnya Penganggaran Modal a. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangkawaktu panjang. b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang c. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar. d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan pengeluaran modal tersebut akan berakibat panjang dan sulit dipersulit. e. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. f. Pengeluaran modal sangatlah penting. 5. Tahap – tahap Penganggaran Modal a. Biaya proyek harus ditentukan b. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva c. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas) d. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (costofcapital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek e. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva. f. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya. 6. Manfaat Penganggaran Modal a. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
  • 4. 4 b. Agar tidak terjadi over invesment atau underinvesment c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar. d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making. 7. Kriteria keputusan penganggaran modal : a. Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. atau suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal. Keuntungan : 1) Menggunakan arus kas bebas, bukan accounting profit 2) Mudah dihitung dan dipahami 3) Dapat digunakan sebagai alat penyaring kasar 4) Sering digunakan sebagai alat penyaring kasar untuk menghilangkan proyek dengan tingkat pengembalian yang tidak nyata hingga tahun–tahun akhir. 5) Menekankan pada pengembalian yang lebih awal yang lebih pasti dan memberikan kebutuhan likuiditas bagi perusahaan. Kerugian : 1) Tidak memperhitungkan Aksioma 2 2) Semua arus kas yang terjadi setelah periode pembayaran kembali diabaikan. 3) mengabaikan nilai waktu uang 4) pemilihan periode pengembalian Dalam operasional sebuah perusahaan, perusahaan akan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan untuk mendapatkan kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti pada aktiva lancar. Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dana dimana jangka waktu pengembalian dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Sedangkan capital asset merupakan aset yang dimiliki sebuah perusahaan dengan masa pemanfaatan lebih dari satu tahun. Pada umumnya biaya yang dikeluarkan untuk mengelola aset ini sangat besar, sehingga teknik penganggaran modal mutlak diperlukan. Salah satu contoh dari capital budgeting adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap seperti bangunan, tanah, peralatan, dan mesin. Penganggaran modal menjabarkan rencana jangka panjang dalam hal mendanai proyek besar untuk jangka panjang. Capital budgeting ini berfungsi untuk mengidentifikasi investasi yang potensial. Jika sudah ditemukan, maka teknik ini dapat diterapkan untuk menentukan pilihan investasi. Setelah memilih investasi, lalu dilakukan audit pada saat pelaksanaannya. Pada umumnya, proyek menggunakan penganggaran modal sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasinya, seperti mengganti mesin produksi atau mengganti sistem pembuangan limbah pabrik. Keputusan dalam penganggaran modal akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan keuangan perusahaan dalam waktu jangka panjang. Sebuah proyek yang dibuat berdasarkan pada keputusan penganggaran modal akan dapat
  • 5. 5 berjalan lancar dan akan mendorong pemasukan perusahaan jangka panjang. Namun sebaliknya, penggangaran modal yang tidak tepat akan mengakibatkan proyek perusahaan mengalami kerugian atau kebangkrutan. Selain itu, keputusan penganggaran modal juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan seperti jenis barang atau jasa apa yang akan dibuat? Bagaimana menjualnya pada pelanggan? Bagaimana menjualnya ke pasar? Pada prinsipnya penganggaran modal memiliki arti yang sangat penting dalam hal: 1) Penganggaran modal merupakan keputusan jangka panjang. 2) Dalam melakukan investasi dibutuhkan dana yang besar. Dalam menganalisa potensi investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan teknik analisa penganggaran modal dengan metode : 1) Periode pembayaran kembali (Payback period): Metode yang digunakan untuk menentukan berapa lama sebuah investasi akan kembali. Kelebihan dari metode ini adalah penghitungan yang mudah dan sederhana sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh perusahaan skala kecil. Sedangkan kelemahannya adalah tidak memperhatikan nilai waktu dari uang dan tidak memperhatikan penerimaan investasi yang diperoleh setelah payback period tercapai. 2) Pembayaran kembali terdiskonto (Discount Payback Period): Lamanya waktu yang dibutuhkan bagi arus kas investasi yang didiskontokan pada biaya modal investasi untuk menutup biaya. 3) Nilai sekarang bersih (Net Present Value): Selisih antara nilai sekarang dari cash inflow/proceeds dengan pengeluaran untuk keperluan investasi / capital outlays. 4) Tingkat pengembalian internal (IRR – Internal Rate of Return): Metode yang digunakan untuk mencari suatu tingkat bunga yang membuat PV dari cash inflow akan sama dengan nilai cash outflownya / investasi yang telah dikeluarkan. 5) IRR yang dimodifikasi (MIRR – Modified IRR) Investasi penambahan kapasitas juga bersifat sebagai investasi penggantian. Dengan demikian maka tingkat ketidakpastian pada investasi penambahan kapasitas lebih besar daripada investasi penggantian. Dengan mempertimbangan ukuran yang ditetapkan, maka perusahaan dapat memilih usulan proyek mana yang dapat diterima, ditolak, dan ditunda. Contoh Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutuallyexclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut: Tahun Proyek A Proyek B 0 -100.000 -100.000 1 50.000 10.000 2 40.000 30.000
  • 6. 6 3 30.000 40.000 4 20.000 50.000 5 10.000 20.000 *. Perhitungannya Proyek A = -100.000 – (50.000 + 40.000 + 10.000) = 2 tahun 4 bulan (10/30 x 12 bulan) Proyek B = -100.000 – (10.000 + 30.000 + 40.000 + 20.000) = 3 tahun 5 bulan (20/50 x 12 bulan) Keputusannya pemilihan proyek : Proyek A, karena memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek b. Net PresentValue Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan merupakan teknik capitalbudgeting yang banyak digunakan. NPV adalah jumlah presentvalue semua cashinflowyang dikumpulkan proyek (dengan menggunakan discountratesuku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah investasi (initialcashoutflow). nNPV = Σ CFt /(1 + k)t – Io t = 1 Sebagai pedoman umum, rencana investasi akan menguntungkan apabila NPV positif dan apabila NPV nol maka investasi tersebut berarti breakeven. Apabila NPV suatu proyek negatif, berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. t Dimana: CFt = Net CashFlow (Prodeeds) pada tahun ke – t k = Tingkat Diskonto t = Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi I0 = InitialOutlays (Nilai investasi awal) Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai sebenarnyacashflow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannyadiscount faktor, biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discountfactor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari metodeini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan paybackperiod. Untuk
  • 7. 7 perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas. B. ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK. 1. Arus Kas Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan. Arus kas berbeda dari laba akuntansi. Â Identifikasi Arus Kas Yang Relevan Adalah arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan penganggaran barang modal. Â Arus kas vs Laba Akuntansi Dalam analisa penganggaran barang modal, yang digunakan adalah arus kas tahunan, dan bukan laba akuntansi (laba atas modal yang yang ditanamkan). Penyusutan merupakan pemulihan sebagian modal yang ditanamkan, sehingga : Â NCF = EAT + Depreciarion atau Laba atas modal + Pemulihan modal Arus kas Inkremental (Incremental Cash Flow) Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung oleh suatu proyek investasi. 2. Empat masalah dalam menentukan arus kas inkremental. a. Biaya terpendam (Sunk Cost) Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak dapat ditutup dengan disetujui atau tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan dalam aliran kas dari proyek. b. Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost) Adalah hasil terbaik dari alternatif penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang tidak akan diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan pada proyek tertentu. Biaya kesempatan harus dimasukkan sebagai tambahan aliran kas keluar pada saat menentukan aliran kas keluar pada proyek yang diusulkan. c. Biaya eksternalitas Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain perusahaan tersebut. d. Biaya pengiriman dan pemasangan Adalah perusahaan membeli suatu aktiva perusahaan tersebut harus menanggung biaya pengiriman dan pemasangan (installation cost) dari aktiva yang dibeli. 3. Evaluasi Proyek Capital Budgeting. Proyek Perluasan Adalah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan. Analisa Arus Kas proyek perluasan a. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk proyek. b. Analisis arus kas setelah produksi dimulai. c. Mengambil keputusan . 4. Tiga Resiko Proyek yang saling berbeda a. Resiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR) Adalah resiko khusus dari suatu proyek (aktiva) tanpa dikaitkan sama sekali dengan proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki. Resiko ini diukur dari variabilitas tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva/proyek tersebut. Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital) adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek baru dikurangi dengan kenaikan kewajiban lancar yang terjadi secara spontan. Analisis Sensitivas Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan mengubah ubah variabel-variabel kunci dan mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa sensivitas dapat memberikan wawasan yang
  • 8. 8 lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat resiko proyek. Analisis sensivitas termasuk Stand Alone Risk. b. Resiko pasar atau beta (Market or Beta risk) Adalah bagian resiko proyek yang tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi. Resiko ini diukur dengan koefisien beta proyek. Analisa resiko beta (pasar) dapat diukur dengan menggunakan CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya dengan resiko. c. Resiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate risk). Adalah resiko diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang saham. Resiko ini diukur dari variabilitas laba perusahaan yang diabaikan oleh suatu proyek tertentu Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV seperti unit penjualan, harga jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian terjadi â What ifâ , bagaimana NPV jika biaya naik atau turun 10% atau 20% Contoh : Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor 10%. Keterangan Proyek A ($000) B($000) Initial outlays 20.000 20.000 Estimasi NCF - Pesimis (3.000) 0 - Dasar/normal 4.000 4.000 - Optimis 5.000 8.000 Range 2.000 8.000 Dengan range cash flow proyek A dan B, resiko proyek A lebih kecil dari proyek B, karena range hanya sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000 atau $ 8.000- 0 . Dicari NPV dengan âDasar/normal atau paling memungkinkanâ . NPVproyek A cash flow Pesimis. NPV = PV cash flow â PV investasi. = (CF x PVIFA10%,15) - $ 20.000 = (3.000 x 7,606) - $ 20.000 = $ 2.818 NPV proyek B cash flow pesimis NPV = PV cash flow â PV investasi = (CF x PVIFA10%, 15) - $ 20.000 = (0 x 7,606) - $ 20.000 = ($ 20.000) NPV Normal = (4.000 x 7,606) - 20.000 = $ 10.424 NPV Optimis proyek A = (5.000 x 7,606) - 20.000 = $ 18.030 NPV Optimis proyek B = 8.000 x 7,606 = $ 40.848 NPV masing-masing proyek pada Dasar-normal-atau memungkinkanâ Kemungkinan NPV NPV Cash flow Proyek A Proyek B Pesimis 2.818 (20.000) Normal 10.424 10.424 Optimis 18.030 40.848 Range 15.212 60.848  Dalam sentivity analysis ini bahwa NPV A $ 15.212 dan B $ 60.848, maka resiko proyek B lebih besar dari proyek A. Contoh lainnya yang lebih jelas: Misalkan suatu perusahaan menerima proposal investasi $2 juta dengan umur 4 tahun tanpa nilai residu. Net Cash Flow tahunan adalah berikut ini: Income Net Cash Statement Flow Sales ( 2.000u X $ 3,5) 7.000 7.000 Variable cost 30% 2.100 2.100 Fixed cost 1.600 1.600 Depresiasi 500 -- EBT 2.800 Tax 40% 1.120 1.120 EAT 1.680 Net Cash Flow 2.180 2.180 Diasumsikan tingkat keuntungan yang diharapkan(expected rate of return) 10%, maka NPV = -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180 (1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4 = - 2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180 1,1 1,21 1,331 1,464 = -2.000 + 1.981,818 + 1.801,653 + 1.637,866 + 1.489,071 = -2.000 + 6.910,408 = 4.910,408 Proyek ini diterima. Bagaimana resikonya? Jika variabel-variabel yang digunakan mengalami perubahan, maka akibatnya perubahan terjadi kepada NPV. karena kenaikan/penurunan penjualan, harga per unit berubah, dan biaya-biaya juga berubah. Perubahan ini mengakibatkan âsensitivasâ bagi perusahaan. Umumnya manajemen dihadapkan kepada pesimis, normal (diharapkan) dan optimis, yang dapat digambarkan berikut ini: Parameter Pesimis Normal Optimis Unit terjual 1.900 2.000 2.100 Harga/unit/$ $ 3,40 $ 3,50 $ 3,60 Variable cost 30% â¦> dariâ¦..> sales Fixed cost $ 1.650 1.600 1.550 Investasi awal $ 2.200 2.000 1.800 Kalau perusahaan berpendapat kepada pemikiran pesimis maka NCF dan NPV dapat dicari.
  • 9. 9 NPV = -2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883 (1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4 = - 2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883 1,1 1,21 1,331 1,464 = -2.200 + 1.711,818 + 1.556,198 + 1.414.726 + 1.286,202 = -2.200 + 5.968,944 = 3768,944 Dengan adanya perubahan variabilitas dari normal ke pesimis, maka NPV berubah secara drastis sebesar $ 4.910,408 - $ 3768,944 = $ 1141,464, hal ini merupakan âsensitiveâ untuk penurunan NPV tersebut. Jika biaya variable meleset sedikit dari prediksi, akibatnya NPV turun drastis. Jadi setiap perubahan dalam variabal-variabel yag terjadi pada perusahaan mengalami sensitivitas. Kalau dicari untuk terbaik optimis maka NPV hasilnya. 5. Analisis Skenario (Scenario analysis) Adalah tehnik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan situasi yang paling memungkinkan atas skenario dasar (semacam situasi normal) dengan keadaan yang âbaikâ dan âburukâ. Atau disebut juga suatu tehnik analisis resiko yang mempertimbangkan baik sensitivas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang sangat menguntungkan. Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang paling memungkiankan bagi variable-variabel tercermin dalam distribusi probabilitas. Analisis Skenario dan NPV yang diharapkan Contoh: Hasil analisis skenario sangat berguna untuk menentukan NPV yang diharapkan, deviasi standar dari NPV, dan koefisien varians (CV). Untuk mengestimasi ketiga skenario tersebut dinyatakan p1 (probabilitas). Kita pergunakan data dari analisis sensivitas dan diadakan probabilitas untuk parameter terburuk/pesimis, normal (nilai dasar) dan terbaik/optimis. Analisis skenario dapat dihitung seperti Skenario Probabiltas Sales/U Price/$ NPV/$ Terburuk 25% 1.900 3,4 3.768,944 Normal 50% 2.000 3,5 4.910,408 Terbaik 25% 2.100 3,6 5.887,036 a. Tiga jenis analisis skenario 1) Skenario terburuk (Worst case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang wajar. 2) Skenario terbaik (Best case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar. 3) Skenario dasar (Base scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling menguntungkan. 6. Analisis Simulasi (Monte Carlo) Analisis Proyek dengan umur berbeda Jika suatu proyek mandiri, umur proyek tidak penting, tetapi jika proyek itu umurnya dan aliran kas masuk tidak sama dan saling bersaing meniadakan maka untuk menghitung NPV, maka proyek tersebut diulang hingga mempunyai masa akhir yang sama (asumsi proyek tidak unik). Pendekatan untuk mengevaluasi proyek yang umurnya tidak sama dapat juga dilakukan dengan âAnnualized NPV Approach = ANPV)â yaitu suatu tehnik pendekatan untuk perhitungan NPV sekarang tahunan untuk dua atau lebih proyek yang bersaing menyediakan, ANPA sama dengan EAS = Equivalent Annual Series (seri anuitas seragam). Contoh : PT Mulia Tio mempunyai dua proyek yaitu proyek A dengan nilai investasi $ 130.000 dan proyek B dengan nilai investasi & 150.000. Biaya modal ditetapkan 10%. Aliran Kas Masuk dan umur proyek adalah sbb: _____________________________________________________________Aliran Kas Masuk (Net Cash In Flow) Tahun ----------------------------------------------------------------
  • 10. 10 Proyek A Proyek B _____________________________________________________________ 1 $ 64.000 $ 80.000 2 66.000 60.000 3 76.000 50.000 4 --- 40.000 5 --- 30.000 6 --- 20.000 PV Proyek A (dicari dengan df/biaya modal 10%) = $ 39.768 PV proyek B = $ 67.060 Â Bila tidak memperhatikan umur dari kedua proyek tersebut, maka yang lebih baik dan menarik adalah proyek B. Tetapi kedua proyek ini berbeda umur maka dicari Annualized NPV : Langkah 1: PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini Tidak diperhatikan faktur umur proyek tersebut. Langkah 2 : ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn = $ 39.768/ 2,487 = $ 15.990 ANPV Proyek B = $ 67.060 / 4,355 = $ 15.398 Â Langkah 3: Dengan memperhatikan perhitungan pada langkah kedua maka proyek A lebih menarik daripada proyek B. Proyek A dan B adalah proyek bersaing meniadakan satu sama lain, sehingga proyek B direkomendasikan untuk dilaksanakan dari metode proyek-proyek umur berbeda 7. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) Capital Asset Pricing Model ( CAPM) dirumuskan oleh dua orang yang bekerja secara independen yaitu William Sharpe (1964) dan John Lintner (1965). William Sharpe mendapat â hadiah Nobelâ untuk jasanya tahun 1990. > Short Sales Dalam asumsi CAPM perlu mendapat perhatian adalah â short sales yaitu penjualan asset yang dipinjam. âShort salesâ dilakukan jika perusahaan mengantisipasi penurunan harga. Contohnya: harga saham saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan harga. Saat ini, perusahaan mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut (dari broker/makelar kita), kemudian kita jual. Perusahaan menerima uang $1.000. Seminggu kemudian, harga saham benar-benar turun menjadi $ 900/share. Dan perusahaan mengembalikan saham yang sudah dijual . Dan perusahaan membeli saham tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti ada kas keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus naik, berarti perusahaan akan menderita resiko kerugian yang semakin besar. 8. Mengukur resiko adalah merupakan yang tidak mudah, karena banyak faktor yang diperhatikan. Salah satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah model yang didasarkan pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan atas setiap saham atau sekuritas sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko ditambah dengan premi resiko sekuritas yang bersangkutan, di mana resiko yang dimaksud di sini mercerminkan adanya diversifikasi. CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum required rate of return dari investasi asset yang berisiko dan trade off resiko. CAPM menjelaskan keseimbangan antara tingkat resiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep CAPM berdasarkan pada asumsi pasar modal adalah efisien dan semua aset dapat dibagi-bagi secara sempurna (perfectly divisible) dan likuid diperjual belikan setiap asset. Artinya para investor dapat melakukan diversifikasii hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas setiap saat. Hal ini telah dibahas sebelumnya. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang berhubungan dengan CAPM,Market Risk Premium (MRP atau RPM) dan Security Market Line (SML). Market Risk Premium Adalah tambahan pengembalian di atas tingkat pengembalian yang bebas resiko sebagai kompensasi bagi investor karena menanggung tingkat resiko rata-rata. Security Market Line (SML) Adalah garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko, tang diukur dengan beta dan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari masing-masing
  • 11. 11 saham. Contoh: Spencer Coy menghendaki saham rata-rata menghasilkan tingkat pengembalian yang disyaratkan sebesar 13%. Tingkat pengembalian bebas risiko (kRF) sebesar 9%, premi risiko pasar 4%, koefisien beta b1= 0,5, RPm = (km- kRP) =4% atau premi bebas pasar, dan RP1 = 2%. Dengan rumus hal ini dinyatakan RP 1= (kM â kRP) b1 Kalau saham ada 2 dengan b1=2, maka hal ini risikonya lebih besar dari saham 1, dan tingkat pengembalian disyaratkan darinya : k1 = 9% + 4% (2) = 17%. Â Saham rata ârata atau dengan risiko sedang , dimana b1=1, dan tingkat pengembalian diharapkan 13% atau sama dengan tingkat pengembalian pasar, maka kA 9%+ 4%(1) = 13% = kM Premi Risiko Saham 1 = RP1 =(RPM)n1 = 4% (0,5) = 2%. SML = k1= kRF + ( kM â kRP) b1 = kRF + (RPM(b1 = 9% + 4 %(0,5) = 11% C. BIAYA MODAL 1. Pengertian dan Fungsi Biaya Modal Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. 2. Komponen Biaya Modal Komponen biaya modal terdiri dari : a. Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) b. Preferred (Saham Preferen) c. Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan) 3. Biaya Modal Individual a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek lainnya. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of debt) dihitung dengan cara :
  • 12. 12 rd AT = rd BT(1 - T) Dimana : rd AT = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak rd BT = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak sebesar tingkat bunga hutang T = Tingkat Pajak b. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Biaya modal yang berasal dari penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt), dihitung dengan I + (N-Nb)/n rd = ---------------------- (Nb + N) /2 Di mana : I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya Nb = Nilai bersih penjualan obligasi n = umur obligasi c. Biaya Modal Saham Preferen Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen. r ps = Dps / P0 Dimana : r ps = Biaya saham preferen Dps = Deviden saham preferen P0 = Harga saham preren saat ini (harga proses) d. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. r s = D1 / P0 + g Dimana : rs = biaya modal ekuitas D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama P0 = harga saham saat ini g = tingkat pertumbuhan 4. Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC) Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan
  • 13. 13 biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut. WACC = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers Dimana : W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan r = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan a. Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan. b. Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut: 1) Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan. 2) Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal. 3) Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja. Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagaidiscount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital. Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi. c. Cost of Debt Jika hutang jangka pendek (curent liabilities) merupakan bagian dari pembelanjaan perusahaan maka dimasukkan pula pada WACC, misal hutang bank jangka pendek. Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak) Jika perusahaan menggunkan hutang jangka panjang dengan menerbitkan obligasi, maka biaya hutang obligasi (cost of debt) sbb: I + (N – Nb) /n Biaya modal obligasi = ————————- (Nb + N) /2 I : Buanga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah N : Harga nominal obligasi Nb : Nilai bersih penjualan n : Umur obligasi Kemudian biaya modal obligasi sebelum pajak disesuaiakan menjadi biaya modal setelah pajak. d. Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock) Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen. Kp = Dp/Pn Kp = biaya saham preferen Dp = deviden saham preferen
  • 14. 14 Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost) e. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning) Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back fund). Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasaldari hutang, saham preferen,saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. f. Cost of Retained Earning. Biaya modal yg terjadi jika laba ditahan (LD) digunakan untuk reinvestasi di perusahaan ybs, biaya tsb sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of return) yang diisyaratkan diterima oleh para investor. Jika ”LD” diinvestasikan pada perusahaan lain akan memproleh keuntungan yang besarnya sama dg keuntungan jika perusahaan reinvestasi sendiri ”LD” tsb. 1) Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana (biaya modal individual). 2) Namun, jika perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal yang digunakan. 3) Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut dengan ”weight average cost of capital” (WACC). 4) Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg disyaratkan (required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu investor & perusahaan. 5) tinggi rendahnya required rate 6) Sisi investor, of return mrp tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki. 7) Sisi perusahaan yg menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. 5. Fungsi Biaya Modal a. Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan. Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dg biaya modal dari modal sendiri. b. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan : 1) Sebelum pajak (before tax basis) Perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan peritungan biaya modal rata-ratanya seperti bligasi. 2) Setelah pajak (after tax basis). 3) Sebagai Discount Rate Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tsb dengan biaya modalnya.
  • 15. 15 Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital). Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sbg "discount rate" yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi. 6. Jenis Biaya Modal. a. Biaya Moal Individual b. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek Hutang jangka pendek (hutang lancar) mrp hutang yg jangka waktu pengembaliannya kurang dr 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade account payable), hutang wesel & kredit jk pendek dr bank. c. Biaya Modal Hutang JK Panjang Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond). d. Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock atau kp) adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana dg menjual saham preferen, kp diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa. Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik, memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen mrp bukti kepemilikan perusahaan yg mengeluarkan saham preferen tersebut. Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa. Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau dikurangi dg pajak. e. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri (equitas atau ke) Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Peruasahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya. D. STRUKTUR MODALDAN LEVERAGE DANKEBIJAKANDIVIDEN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, operating leverage, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan, dengan menggunakan struktur modal sebagai variabel intervening. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011, dengan 56 sampel yang dipilih menggunakan purposive sampling.
  • 16. 16 Hasil analisis data menunjukkan bahwa profitabilitas yang diproksikan oleh return on assets (ROA), memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening. Operating leverage yang diproksikan dengan degree of operating leverage (DOL) memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening, tetapi likuiditas yang diproksikan oleh current ratio (CR) tidak memiliki hubungan dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel intervening. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada pengaruh profitabilitas, operating leverage, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai variabel intervening. 1. Pengaruh Struktur Modal. Perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yaitu untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Populasi penelitian ini adalah industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Metode penentuan sampel dengan metode purposive sampling, dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel adalah sebanyak 71 perusahaan manufaktur. Data penelitian merupakan data sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009-2011. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan pada nilai perusahaan, 2) profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan 3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. 2. Pengaruh Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014. Desain penelitian ini bersifat asosiatif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keputusan Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Keputusan Pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan, dan Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen sebesar 67,3%, sedangkan sisanya sebesar 32,7% dijelaskan oleh variabel lain. 3. Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal a. Teori pendekatan laba bersih ( net income approach ) NI Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga konstan.
  • 17. 17 Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil b. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan, berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda 1) Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih 2) Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat, konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting c. Teori pendekatan tradisional Teori ini diasumsikan bahwa dalam satu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan ( Kd & Ke konstan ), dan setelah leverage atau resiko utang tertentu biaya utang dan biaya modal sendiri naik atau meningkat. Biaya modal yang besar bahkan lebih besar dari penurunan biaya dikarenakan penggunaan utang yang murah akibatnya biaya modal rata-rata tetimbang yang tadinya menurun, setelah leverage menjadi naik dengan kata lain nilai perusahaan yang awalnya naik menjadi turun akibat dari utang yang semakin besar. d. Teori pendekatan Modigliani dan Marton Miller ( teori MM ) Teori MM diasumsikan diantaranya: 1) Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum benga pajak dan pajak ( δEBIT ) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada dalam kelas yang sama 2) Semua investor da n investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa datang atau homogeneous expectation tentang laba perusahaan dan tingkat resiko perusahaan. 3) Saham dan oblligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect capital market. Kriteria pasar modal yang efisien adalah Informasi selalu tersedia bagi semua investor ( symmetric information ) dan dapat diperoleh tanpa biaya ; 4. Keputusan Struktur Modal dalam Praktik a. Analisis EBIT – EPS. Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan yang beredar. Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara : 1) Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan 2) Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS. Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan,
  • 18. 18 manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point. EAT ( saham ) EAT ( hutang ) = Jumlah saham Jumlah saham ( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T) = S1 S2 Dimana: EBIT * = Indifferent point C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1 C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2 S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1 S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2 T = Tingkat pajak b. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ). Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan. Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb : 1) Rasio Hutang: a) Total hutang/Total aktiva b) Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri) c) Total hutang/ Modal sendiri 2) Rasio Jaminan: a) Time interest earned = EBIT/Biaya bunga b) Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 – pajak) ] Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika
  • 19. 19 perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat. c. Analisis Arus Kas Perusahaan Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2) struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan “ financial insolvency “. Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas beban tetap perusahaan sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang diharapkan dapat terwujud pada saat perekonomian mengalami resesi. Dengan kata lain, target struktur modal ditentukan dengan membuat rencana untuk menghadapi “ kondisi terburuk yang mungkin terjadi “. Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada akhir periode resesi. CBr = Co + NCFr – FC Dimana: Co = Saldo ka pada awal resesi NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi FC = Beban tetap perusahaan 5. Pengertian Modal Kerja Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan persediaan. Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar. a. Konsep modal kerja Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional. 1) Konsep Kuantitatif Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital). Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan
  • 20. 20 tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya. 2) Konsep Kualitatif Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital). Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. 3) Konsep Fungsional Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan utuk menghasilkan pada periode2periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain sebagainya. Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual. b. Jenis Modal Kerja Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam beberapa jenis yaitu 1) Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari : a) Modal kerja primer (Primary Working Capital) Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya. b) modal kerja normal Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal. 2) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
  • 21. 21 Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, modal kerja ini terdiri dari : a) Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim. b) Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur. c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang mendadak). c. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja Modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: 1) Volume Penjualan Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan. 2) Faktor Musim dan Siklus Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja. 3) Perubahan dalam teknologi Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja 4) Kebijakan Perusahaan Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja. d. Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor : 1) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang. 2) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari Merupakan jml pengeluaran kas rata-rata setiap hr utk keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain. Modal kerja makin besar jika: a) Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama b) Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar e. Komponen Modal Kerja Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di atas utang lancarnya. Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai berikut: 1) Aktiva Lancar. Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
  • 22. 22 berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah: a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financia perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang paling rendah. b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek. Surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan (trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable securities). c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut). d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk emperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut. e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable). Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan. f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan yang dibayar di muka. 2) Hutang Lancar Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut: Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau
  • 23. 23 utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk hutang lancar adalah sebagai berikut: a) WeselBayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur untuk pembelian barang dagangan secara kredit. b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal). c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai. d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain- lain E. MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA PANJANG, PEMBIYAYAAN CAMPURAN DAN MARGER, DIVESTASI PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak dari faktor-faktor ini pada struktur modal dan harga saham di bursa efek indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang Diterbitkan di bursa efek indonesia dari tahun 2003-2008. Analisis ini menggunakan Pemodelan Euidasi Struktural. Hasil penelitian: 1). Ada pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal dengan bobot regresi 0,19; 2). Ada dampak profitabilitas pada struktur modal dengan regresi berat 0,19 3). Ada dampak rasio utang terhadap struktur modal; 4). Tidak ada dampak dari pertumbuhan penjualan pada harga saham; 5). Tidak ada dampak struktur aset pada harga saham dengan bobot regresi 0,12; 6). Ada pengaruh profitabilitas terhadap harga saham dengan bobot regresi 0,53; 7) Tidak ada dampak signifikan rasio hutang terhadap harga saham; 8). Tidak ada dampak signifikan dari struktur modal pada harga saham. 1. Fungsi dan Peranan Bank Secara Umum a. Penghimpun dana Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
  • 24. 24 1) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian. 2) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas. 3) Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi persyaratan. Mungkin Anda pernah mendengar beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit yang bermasalah atau macet. b. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga,penyertaan, pemilikan harta tetap. c. Pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of develovment dan agen of services. Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti Bank investasi melayani sejumlah tujuan di dunia finansial dan investasi, termasuk penjaminan emisi saham baru, penanganan merger dan akuisisi, dan bertindak sebagai penasihat keuangan. Peran lain dari bank investasi mencakup pengelolaan aset untuk dana investasi besar dan pengelolaan kekayaan pribadi untuk individu dengan nilai bersih tinggi. Beberapa bank investasi utama termasuk Goldman Sachs, JPMorgan Chase dan Credit Suisse. Salah satu peran utama bank investasi adalah menjadi perantara antara perusahaan dan investor melalui penawaran umum perdana (initial public offering / IPO). Bank investasi menyediakan layanan penjaminan emisi untuk menerbitkan saham baru ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk go public dan mencari dana ekuitas. Underwriting pada dasarnya melibatkan bank investasi untuk membeli sejumlah saham baru yang disepakati, yang kemudian dijual kembali melalui bursa efek. Bagian dari pekerjaan bank investasi adalah mengevaluasi perusahaan dan menentukan harga yang wajar untuk menawarkan saham biasa. IPO, terutama untuk perusahaan besar, umumnya melibatkan lebih dari satu bank investasi. Dengan cara ini, risiko underwriting menyebar ke beberapa bank, mengurangi eksposur bank tunggal dan memerlukan komitmen keuangan yang relatif rendah terhadap IPO. Bank investasi juga bertindak sebagai penjamin emisi untuk obligasi korporasi. 2. Peran Penasihat Keuangan Bankir investasi bertindak dalam beberapa kapasitas penasihat yang berbeda untuk klien mereka. Selain menangani IPO, bank investasi menawarkan saran kepada perusahaan untuk membawa perusahaan terbuka atau meningkatkan modal melalui sarana alternatif. Bank investasi secara teratur menasihati klien mereka mengenai semua aspek pembiayaan.
  • 25. 25 3. Merger dan Akuisisi Penanganan merger dan akuisisi merupakan fungsi utama dari bankir investasi. Seperti halnya IPO, salah satu bidang keahlian utama untuk bank investasi adalah kemampuannya untuk mengevaluasi kemungkinan akuisisi yang mungkin dan mencapai harga yang wajar. Sebuah bank investasi juga dapat membantu dalam menyusun dan memfasilitasi akuisisi untuk membuat kesepakatan berjalan semulus mungkin. 4. Hutang jangka panjang Merupakan kewajiban pada pihak tertentu yang wajib dilunasi dengan jangka waktu yang melebihi 1 periode akuntansi (1 tahun) dihitung sejak tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran kemudian dilakukan menggunakan kas tetapi dapat diganti menggunakan aset tertentu. Dalam operasional sebuah perusahaan, rekening dengan pinjaman jangka panjang tidak akan pernah dikenai transaksi pengeluaran kas. Di akhir periode akuntansi bagian tertentu dari pinjaman jangka panjang tersebut berubah menjadi hutang dengan jangka pendek. Oleh karena itu harus dilakukan penyesuaian guna memindahkan bagian pinjaman jangka panjang yang sudah jatuh tempo menjadi pinjaman jangka pendek. Adapun pinjaman jangka panjang terbagi menjadi hutang hipotik dan hutang obligasi. 5. Hutang Hipotik Hutang Hipotik merupakan pinjaman yang timbul sehubungan dengan perolehan dana dari hutang yang dijaminkan menggunakan harta tetap. Di dalam perjanjian disebutkan bahwa harta peminjam yang dijadikan sebagai jaminan berupa gedung ataupun tanah. Jika peminjam ternyata tidak mampu melunasi hutang pada waktunya, pemberi pinjaman memiliki hak untuk menjual agunan tersebut yang kemudian akan diperhitungkan dengan hutang. Biasanya hutang hipotik ini diambil ketika dana yang dibutuhkan dapat dipinjam dari hanya satu sumber saja, misalnya dengan mengambil hutang peminjam dari salah satu bank tertentu. 6. Hutang Obligasi Hutang Obligasi merupakan pinjaman yang timbul sehubungan dengan dana yang telah didapatkan melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi merupakan pemegang obligasi. Di dalam surat obligasi biasanya tercantum nilai nominal obligasi, tanggal pelunasan obligasi, bunga pertahun serta ketentuan lainnya sesuai dengan jenis obligasi yang sudah dipilih oleh pembeli atau pemegang obligasi itu sendiri. 7. Timbulnya pinjaman jangka panjang Ketika skala operasional perusahaan berkembang maupun dalam pembangunan sebuah perusahaan sangat dibutuhkan adanya dana. Dimana dana yang dibutuhkan untuk investasi pada aktiva tetap ini yang nantinya akan memberikan manfaat dengan jangka panjang akan lebih baik jika diperoleh dari pinjaman jangka panjang ataupun dengan cara menambah modal. Di dalam hal ini perusahaan akan memiliki dua macam pilihan yaitu menarik pinjaman jangka panjang layaknya obligasi atau memilih untuk menambah modal secara mandiri dengan cara mengeluarkan saham. 8. Keuntungan pinjaman jangka panjang
  • 26. 26 Ada beberapa macam kelebihan menarik dari pinjaman jangka panjang dengan obligasi dibanding dengan menambah modal secara mandiri dengan mengeluarkan sejumlah saham: Keuntungan menarik obligasi. Pemegang obligasi tidak memiliki hak suara di dalam kebijakan perusahaan, dengan demikian tidak akan berpengaruh pada manajemen. Bunga obligasi dapat lebih rendah jika dibandingkan deviden yang seharusnya dibayarkan ke pemegang saham. Bunga adalah biaya yang dibebankan kepada perusahaan yang akan mengurangi kewajiban pajak. Sementara deviden merupakan pembagian laba yang tidak bisa dibebankan sebagai biaya. Perjanjian pinjaman jangka panjang, baik itu bagi peminjam jangka panjang atau penerbitan obligasi biasanya diiringi dengan perjanjian pembatasan. Dimana perjanjian pembatasan merupakan klausal kontraltual di dalam perjanjian pinjaman jangka panjang yang menetapkan adanya batasan-batasan pada operasi maupun keuangan dari si peminjam. Sama halnya seperti perjanjian pinjaman secara umumnya, perjanjian untuk pinjaman yang satu ini juga memiliki ketentuannya tersendiri. Ketentuan-ketentuan secara umum yang terdapat dalam sebuah perjanjian pinjaman untuk jangka panjang adalah sebagai berikut ini: a. Penerima pinjaman harus mampu mempertahankan tingkat modal minum. b. Penerima pinjaman dilarang untuk menjual piutang guna menghasilkan dana tunai. c. Penerima perjanjian hutang dalam jangka bisanya diharuskan untuk menjaminkan aktiva tetap miliknya pada pemberi pinjaman di dalam bentuk hipotek. Membatasi pinjaman yang selanjutnya dengan cara melarang tambahan pinjaman maupun mengharuskan hutang tambahan tersebut menjadi subordinasi pada pinjaman jangka lama. Karakteristik pembiayaan pinjaman jangka panjang Pembiayaan pinjaman jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang jatuh tempo di lebih dari 1 tahun, umumnya antara 5 hingga 20 tahun. Untuk persyaratan umum dalam perjanjian hutang dengan pelunasan jangka panjang ini sendiri memiliki sejumlah kriteria meliputi: a. Penyimpanan data-data dan pelaporan. b. Pembayaran pajak. c. Memelihara bisnis yang termasuk sebagai bagian dari perusahaan yang mengajukan hutang atau pinjaman. Persyaratan umum dalam penyusunan perjanjian pinjaman jangka panjang biasanya meliputi hal-hal yang ada dibawah ini: a. Peminjam diharuskan melakukan pencatatan akuntansi sesuai prinsip-prinsip umum yang ada dalam akuntansi (yang dapat diterima). b. Menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang sebelumnya diaudit secara periodic. c. Peminjam diharuskan untuk membayar pajak sekaligus kewajiban lain-lain yang jatuh tempo. d. Peminjam harus mampu mempertahankan semua fasilitas milik perusahaan pada kondisi baik agar selalu berada dalam keadaan sedang berjalan. e. Penerima perjanjian hutang dalam jangka panjang biasanya juga harus menjaminkan aktiva tetap pada pemberi pinjaman ke dalam bentuk hipotek. f. Membatasi jumlah pinjaman selanjutnya dengan melarang tambahan pinjamannya maupun mengharuskan pinjaman tambahan yang dimaksud menjadi subordinasi terhadap pinjaman yang sebelumnya.
  • 27. 27 Faktor utama pengaruh tingkat bunga pinjaman yaitu patokan biaya uang, waktu jatuh tempo, resiko pinjaman dan besarnya pinjaman. Pinjaman jangka panjang dapat dilihat melalui berbagai sisi yaitu seperti yang ada dibawah ini: Pemegang pinjaman jangka panjang (investor, kreditur). Segi resiko: hutang disukai karena mampu memberikan prioritas yang baik dalam segi pendapatan ataupun likuidasi terhadap pemegangnya. Sementara dari segi pendapatan si pemegang pinjaman akan mendapatkan pengembalian secara tetap kecuali pendapatan obligasi. Dalam segi pengendalian biasanya perusahaan tidak memiliki hak suara. F. ANALISIS KESEHATANDAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BADAN USAHA MILIK SWASTA (BUMS) DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN CARA MENGATASINYA SECARA UMUM 1. Peran BUMS dalam Perekonomian Perusahaan swasta seperti contoh di atas memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan dan menunjang perekonomian nasional. Peran-peran tersebut antara lain : a. Merupakan mitra pemerintah Pemerintah merupakan penguasa dan pengelola utama sumber-sumber daya yang ada di Indonesia. Keberadaan BUMS merupakan mitra pemerintah dalam usaha pengelolaan sumber daya tersebut baik sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional. (Baca juga : Manfaat Statistik Dalam Bidang Ekonomi) b. Membantu meingkatkan kegiatan produksi, distribusi maupun konsumsi nasional Tidak semua kegiatan produksi produk barang dan jasa, distribusi maupun konsumsi mampu dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan adanya BUMS, kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah tersebut bisa dipenuhi oleh perusahaan swasta. Sehingga mampu membantu meningkatkan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi nasional. c. Menyerap banyak tenaga kerja sehingga mampu mengurangi angka pengangguran Dalam mendirikan badan usaha tentu membutuhkan banyak tenaga kerja. Begitu pun dengan pendirian BUMS yang bisa menyerap banyak sekali masyarakat sebagai tenaga kerja. Kemudian dalam perjalanan bisnisnya, BUMS bisa memperoleh keuntungan yang digunakan untuk perluasan usaha. Maka aktifitas pengembangan usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dalam jumlah yang besar. (Baca juga : Fungsi Produksi Jangka Pendek) d. Meningkatkan daya beli masyarakat karena pemberian gaji atau pendapatan karyawan Masyarakat yang bekerja menjadi karyawan BUMS akan memperoleh upah atau imbalan atas jasa dan tenaganya. Dengan uang dari penggajian tersebut, masyarakat mampu membeli aneka barang kebutuhan. Hal tersebut berarti daya beli mereka telah meningkat.
  • 28. 28 e. Mampu memenuhi target pendapatan negara melalui pajak yang dibayarkan oleh BUMS yang berbentuk PT BUMS berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terbebani kewajiban pajak tertentu untuk disetor kepada negara. Di mana kewajiban pajak tersebut tergantung dari jenis dan aktifitas perusahaannya. Misal sebuah perusahaan industri tekstil terkena kewajiban pajak jenis Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pajak yang mereka setor tersebut untuk mengisi kas negara, yang biasanya telah ditargetkan pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). f. Membantu kelancaran pembangunan negara Dana yang diperoleh negara melalui pajak yang diterima dari BUMS (seperti penjelasan poin no. 5) selanjutnya akan digunakan untuk pembangunan negara. Tanpa adanya setoran pajak, tentu pembangunan bisa saja tidak akan berjalan lancar karena kekurangan dana. Bagaimana pun pajak adalah sumber pendapatan negara yang paling besar dan utama. Karena itulah BUMS disebut juga sebagai agen pembangunan nasional. (Baca juga : Pasar Monopoli) g. Membantu dalam usaha pemerataan pendapatan masyarakat Perbedaan wilayah geografis dan budaya mengakibatkan terjadi pendapatan masyarakat yang tidak merata. Kota-kota besar cenderung lebih maju karena pendapatan per kapita yang besar. Sedangkan kota kecil atau pedesaan cenderung tertinggal karena pendapatan masyarakat daerah yang kecil. Dengan adanya BUMS, kesempatan lapangan kerja baru terbuka lebar sehingga menaikkan pendapatan masyarakat di wilayah kota kecil. Dari sana BUMS membantu pemerataan pendapatan masyarakat yang masih terus diupayakan oleh pemerintah. h. Menciptakan kreasi dan peluang usaha baru yang bisa memberi kontribusi dalam dunia bisnis dan perekonomian nasional Pihak-pihak swasta identik dengan kreasi dan inovasi. Karena biasanya mereka mendirikan usaha dengan melihat kebutuhan masyarakat namun harus unik dan berbeda dari usaha-usaha yang sudah ada. Karena kreatifitas pelaku bisnis BUMS semacam itulah mampu menciptakan kreasi dan peluang usaha baru. Di mana hal tersebut tentu akan memberikan kontribusi yang positif dalam dunia usaha dan perekonomian nasional. (Baca juga : Jenis Pajak Pusat dan Fungsinya) i. Membantu upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan rakyat Kegiatan usaha BUMS yang membuka lapangan kerja, memberikan pendapatan sehingga meningkatkan daya beli masyarakat, mengurangi pengangguran, semua hal tersebut tidak lain telah membantu dalam usaha penyelesaian masalah pembangunan ekonomi di Indonesia. Jika masalah pembangunan ekonomi bisa teratasi, pertumbuhan ekonomi akan meningkat sehingga kesejahteraan rakyat pun akan meningkat. Karena itulah BUMS telah turut serta membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, taraf hidup maupun kesejahteraan masyarakat. j. Membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia Umumnya BUMS memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan pertanggungjawaban secara sosialnya sebagai bagian dari lingkungan
  • 29. 29 sosial. Salah satu bentuk CSR perusahaan swasta adalah dengan pemberian beasiswa pada masyarakat. Dengan adanya beasiswa tersebut, masyarakat kurang mampu yang memiliki kendala untuk memperoleh pendidikan akan berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Dengan pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bersangkutan. Karena itulah BUMS berperan dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia. (Baca juga : Dasar Hukum Pajak Di Indonesia) k. Meningkatkan pendapatan nasional Kegiatan usaha BUMS tidak lain adalah mengolah dan menghasilkan barang ataupun jasa. Di mana barang dan jasa adalah komponen pendapatan nasional jika dilihat dari segi Produk Domestik Bruto (PDB). Jadi dengan adanya kegiatan usaha BUMS, pendapatan nasional menjadi meningkat. l. Mempercepat penyebaran dan penguasaan teknologi pada masyarakat Kegiatan industri BUMS yang kian berkembang dan maju akan dituntut untuk menggunakan teknologi yang canggih guna mencapai kegiatan usaha produksi yang efektif dan efisien. Penggunaan teknologi modern dalam operasional BUMS akan mengakibatkan masyarakat (sebagai pelaku usaha BUMS) mampu menguasai teknologi canggih tersebut. Maka inilah peran serta BUMS dalam mempercepat penyebaran dan penguasaan teknologi pada masyarakat. 2. Kondisi BUMN dan Masalah-masalah BUMN serta Privatisasi BUMN a. Kondisi Empiris BUMN Melihat kondisi BUMN yang terus merugi sepanjang tahun 2009, keadaan Indonesia akan terus tergerogoti apabila keadaan BUMN selalu merugi tiap tahunnya. Jadi untuk menekan hal ini di tahun 2010 harus ada benchmarks atau tolak ukur yang jelas buat BUMN, sehingga kedepannya tidak ada lagi kerugian-kerugian yang terjadi di BUMN. Tolak ukur tersebut yang harus ditekankan ke seluruh direksi. Salah satunya dengan memasang target. Apabila mereka gagal memenuhi target dalam meraih keuntungan disetiap tahunnya, ganti dan copot dengan manajemen yang baru. Kalau misalnya dari rance nilai nol satu sampai 10 BUMN kita cuma dapat empat, padahal kalau perusahaan-perusahaan swasta sejenis bisa mendapatkan delapan, seharusnya BUMN ditargetkan minimal enam. Kalau saat ini dibandingkan dengan satu BUMN Petronas milik Malaysia labanya lebih besar dari seluruh BUMN yang ada di Indonesia sangat tidak masuk diakal. Bila dicontohkan lagi laba dari perusahaan swasta perkebunan itu bisa lebih besar dari PTPN Indonesia, padahal PTPN Indonesia luas tanahnya jutaan hektare dan aksesnya sangat strategis masa bisa kalah. Berarti ada manajement yang tidak benar di dalamnya. Ini moment yang paling penting bagi pemerintah untuk menargetkan keuntungan yang harus diperoleh BUMN-BUMN yang ada di Indonesia. Jadi BUMN sekarang kontribusinya tidak saja cuma memberikan deviden ke pemerintah, tapi mainset-nya harus dirubah. Jadi tujuan BUMN harus jadi penggerak sektor ekonomi. BUMN saat ini bukan sapi perah lagi yang setiap pergantian pemerintahan harus menganti direksi yang selalu disesuaikan dengan selera penguasa terutama untuk BUMN sekelas Pertamina, harus dicegah sedini mungkin. Semua pihak, baik pemerintah, DPR maupun para politisi harus memiliki pemikiran untuk memajukan, mengembangkan agar BUMN menjadi pemain ekonomi kelas global. Bukan pemain
  • 30. 30 ekonomi yang jago kandang. Kalau kelasnya jago kandang, maka BUMN tidak akan pernah maju. Boro-boro mau seperti Petronas, jadi seperti saat ini saja mungkin sudah bagus. b. Masalah-masalah BUMN Ketika memberikan sambutan dalam pembukaan "Indonesia Business-BUMN Expo and Conference (IBBEX) 2010" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Presiden Yudhoyono menyebutkan penyakit BUMN, antara lain: Penyakit pertama adalah kebiasaan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk merambah semua sektor usaha. Hal itu sebagai kebiasaan buruk karena tidak semua bidang usaha sesuai dengan kegiatan utama BUMN tersebut. "Dalam sisi agama hal ini bisa disebut serakah," kata Presiden menegaskan. Sebuah BUMN seharusnya fokus dan maksimal dalam bidang usaha yang menjadi kegiatan utamanya. Perilaku yang tidak fokus dan merambah semua bidang usaha, tanpa strategi matang bisa menjadi penyebab kebangkrutan BUMN. Penyakit kedua adalah kondisi ketika BUMN menjadi sapi perah. BUMN memang harus memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi negara. Namun demikian, kewajiban BUMN itu harus disesuaikan dengan kondisi, sehingga tidak meruntuhkan kondisi keuangan BUMN. Penyakit terakhir adalah BUMN menjadi obyek bancakan atau obyek eksploitasi bersama. Situasi ini terjadi ketika satu atau sekelompok orang berusaha mendapat keuntungan pribadi dari setiap kegiatan BUMN. Kondisi tersebut akan sangat merugikan BUMN karena keuntungan yang seharusnya disumbangkan kepada masyarakat justru dinikmati oleh segelintir orang saja. Untuk menghindari tiga keadaan buruk itu, diharapkan semua pihak menyadari pentingnya BUMN sebagai salah satu pilar pertumbuhan perekonomian Indonesia. Selain itu, kalangan BUMN juga harus meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi untuk mencapai hasil yang maksimal. BUMN juga diminta untuk jeli dan memanfaatkan setiap peluang yang ada di dalam negeri maupun dalam kancah perekonomian global. c. Privatisasi BUMN 1) Definisi Privatisasi BUMN Terdapat banyak definisi yang diberikan oleh para pakar berkenaan dengan istilah privatisasi. Beberapa pakar bahkan mendefinisi privatisasi dalam arti luas, seperti J.A. Kay dan D.J. Thomson sebagai “…means of changing relationship between the government and private sector”. Mereka mendefinisikan privatisasi sebagai cara untuk mengubah hubungan antara pemerintah dan sektor swasta. Sedangkan pengertian privatisasi dalam arti yang lebih sempit dikemukakan oleh C. Pas, B. Lowes, dan L. Davies yang mengertikan privatisasi sebagai denasionalisasi suatu industri, mengubahnya dari kepemilikan pemerintah menjadi kepemilikan swasta. Istilah privatisasi sering diartikan sebagai pemindahan kepemilikan industri dari pemerintah ke sektor swasta yang berimplikasi kepada dominasi kepemilikan saham akan berpindah ke pemegang saham swasta. Privatisasi adalah suatu terminologi yang mencakup perubahan hubungan antara pemerintah dengan sektor swasta, dimana perubahan yang paling signifikan adalah adanya disnasionalisasi penjualan kepemilikan publik. Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh pengertian bahwa privatisasi adalah pengalihan aset yang sebelumnya dikuasai oleh negara menjadi milik swasta. Pengertian ini sesuai dengan yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 19
  • 31. 31 Tahun 2003 Tentang BUMN, yaitu penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat. 2) Tujuan-tujuan Privatisasi BUMN a) Tujuan yang bersifat ekonomi BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti perusahaan listrik, minyak dan gas bumi, sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945, seyogyanya dikuasai oleh BUMN. Dengan adanya BUMN diharapkan dapat terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi BUMN memperluas kekuatan pasar dan meningkatkan persaingan serta mengurangi ukuran sektor publik dan membuka pasar baru untuk modal swasta. b) Tujuan BUMN yang bersifat sosial Tujuan BUMN yang bersifat sosial dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal. Penciptaan lapangan kerja dicapai melalui perekrutan tenaga kerja oleh BUMN. Upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal dapat dicapai dengan jalan mengikut-sertakan masyarakat sebagai mitra kerja dalam mendukung kelancaran proses kegiatan usaha. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi yang berada di sekitar lokasi BUMN. c) Tujuan privatisasi dari sisi pembenahan internal manajemen (jasa dan organisasi) yaitu:  Meningkatkan efisiensi dan produktivitas;  Mengurangi peran negara dalam pembuatan keputusan;  Mendorong penetapan harga komersial, organisasi yang berorientasi pada keuntungan dan perilaku bisnis yang menguntungkan;  Meningkatkan pilihan bagi konsumen. d) Tujuan dari segi politik yaitu:  Mengendalikan kekuatan asosiasi/perkumpulan bidang usaha bisnis tertentu dan memperbaiki pasar tenaga kerja agar lebih fleksibel;  Mendorong kepemilikan saham untuk individu dan karyawan serta memperluas kepemilikan kekayaan;  Memperoleh dukungan politik dengan memenuhi permintaan industri dan menciptakan kesempatan lebih banyak akumulasi modal spekulasi;  Meningkatkan kemandirian dan individualisme. 3) Alasan Munculnya Privatisasi BUMN Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) merupakan salah satu program penting pemerintah dan telah digariskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 yang mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menyehatkan BUMN/BUMD, terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum, sementara bagi yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum didorong untuk privatisasi. 4) Alasan dilakukannya privatisasi BUMN:
  • 32. 32 a) Meningkatkan kinerja berupa efisiensi ekonomis BUMN yang ditunjukkan dengan harga jual yang rendah dan meningkatnya kualitas produk. b) Mengurangi defisit keuangan. c) Mencapai keseimbangan antara sektor publik dan sektor swasta. d) Privatisasi bertujuan untuk menciptakan investasi baru, termasuk investasi asing, kepemilikan saham yang lebih besar dan pendalaman sistem keuangan dalam negeri. e) Tidak memiliki dana segar menyubsidi BUMN agar terus berkembang demi kepentingan masyarakat. f) Banyak BUMN yang tidak dapat menghasilkan keuntungan maksimal untuk dikontribusikan bagi kemakmuran rakyat melalui APBN. g) Maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang menyebabkan BUMN ineffisiensi. 5) Pro Kontra Privatisasi BUMN Sebagai sebuah kebijakan yang menyangkut kepentingan publik, program privatisasi masih disikapi secara pro dan kontra. Berikut ini akan diuraikan mengenai alasan-alasan yang menyebabkan terjadinya pro dan kontra tersebut. 6) Alasan-Alasan Yang Mendukung Privatisasi c) Peningkatan efisiensi, kinerja dan produktivitas perusahaan yang diprivatisasi. BUMN sering dilihat sebagai sosok unit pekerja yang tidak efisien, boros, tidak professional dengan kinerja yang tidak optimal, dan penilaian-penilaian negatif lainnya. Beberapa faktor yang sering dianggap sebagai penyebabnya adalah kurangnya atau bahkan tidak adanya persaingan di pasar produk sebagai akibat proteksi pemerintah atau hak monopoli yang dimiliki oleh BUMN. tidak adanya persaingan ini mengakibatkan rendahnya efisiensi BUMN. Hal ini akan berbeda jika perusahaan itu diprivatisasi dan pada saat yang bersamaan didukung dengan peningkatan persaingan efektif di sektor yang bersangkutan, semisal meniadakan proteksi perusahaan yang diprivatisasi. Dengan adanya disiplin persaingan pasar akan memaksa perusahaan untuk lebih efisien. Pembebasan kendali dari pemerintah juga memungkinkan perusahaan tersebut lebih kompetitif untuk menghasilkan produk dan jasa bahkan dengan kualitas yang lebih baik dan sesuai dengan konsumen. Selanjutnya akan membuat penggunaan sumber daya lebih efisien dan meningkatkan output ekonomi secara keseluruhan. d) Mendorong perkembangan pasar modal Privatisasi yang berarti menjual perusahaan negara kepada swasta dapat membantu terciptanya perluasan kepemilikan saham, sehingga diharapkan akan berimplikasi pada perbaikan distribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.[12] Privatisasi juga dapat mendorong perusahaan baru yang masuk ke pasar modal dan reksadana. Selain itu, privatisasi BUMN dan infrastruktur ekonomi dapat mengurangi defisit dan tekanan inflasi yang selanjutnya mendukung perkembangan pasar modal. e) Meningkatkan pendapatan baru bagi pemerintah Secara umum, privatisasi dapat mendatangkan pemasukan bagi pemerintah yang berasal dari penjualan saham BUMN. Selain itu, privatisasi dapat mengurangi subsidi pemerintah yang ditujukan kepada BUMN yang bersangkutan. Juga dapat meningkatkan penerimaan pajak dari perusahaan yang beroperasi lebih produktif dengan laba yang lebih tinggi. Dengan demikian,
  • 33. 33 privatisasi dapat menolong untuk menjaga keseimbangan anggaran pemerintah sekaligus mengatasi tekanan inflasi. 7) Alasan-Alasan Yang Menolak Program Privatisasi Beberapa alasan yang diajukan oleh pihak yang mendukung program privatisasi sebagaimana telah dipaparkan di atas, dinilai tidak tepat oleh pihak-pihak yang kontra. Alasan bahwa privatisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan yang diprivatisasi dianggap tidak sesuai dengan fakta. Sebab jika itu yang menjadi motifnya, maka seharusnya yang diprivatisasi adalah perusahaan- perusahaan yang tidak efisien, produktivitasnya rendah dan kinerjanya payah. Sehingga dengan diprivatisasi, diharapkan perusahaan tersebut berubah menjadi lebih efisien, produktivitasnya meningkat, dan kinerjanya menjadi lebih bagus. Padahal, pada kenyatannya yang diprivatisasi adalah perusahaan yang sehat dan efisien. Jika ada perusahaan negara yang merugi dan tidak efisien, biasanya disehatkan terlebih dahulu sehingga menjadi sehat dan mencapai profit, dan setelah itu baru kemudian dijual. Alasan untuk meningkatkan pendapatan negara juga tidak bisa diterima. Memang ketika terjadi penjualan aset-aset BUMN itu negara mendapatkan pemasukan. Namun sebagaimana layaknya penjualan, penerimaan pendapatan itu diiringi dengan kehilangan pemilikan aset-aset tersebut. Ini berarti negara akan kehilangan salah satu sumber pendapatannya. Akan menjadi lebih berbahaya jika ternyata pembelinya dari perusahaan asing. Meskipun pabriknya masih berkedudukan di Indonesia, namun hak atas segala informasi dan bagian dari modal menjadi milik perusahaan asing.