SlideShare a Scribd company logo
1 of 167
HARDIANTO DG.S,SKM 
E-mail : 
hardianto.salimung@yahoo.co.id
GBPP 
• JUDUL MATA KULIAH : 
BIOSTATISTIK 
• NOMOR KODE: 1 SKS 
• TUJUAN UMUM INSTRUKSIONAL: 
Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini, 
mahasiswa akan mampu mengumpulkan data, 
mengolah data, menyajikan data melakukan 
analisa data serta memilih test statistik yang 
sesuai.
GBPP 
• Statistik Deskriptif 
1. Pengertian Biostatistik, 
2. Pengertian Data, Pengukuran skala 
3. Tekhnik Pengolahan Data 
4. Penataan : Distribusi Frekuansi 
5. Penyajian data(tabel dan grafik) 
6. Nilai tengah dan nilai dispersi 
• Statitistik Inferensial 
1.Uji Hipotesis ( Chi-Square dan Yate’s Corection) 
Biostatitik
PENDAHULUAN 
A. Perkembangan Statistik 
• Statistik (Bahasa Italia) : Statista = Pejabat 
Negara. 
• Inggris, statistic kesehatan diawali oleh Raja 
Henry VII : Pencatatan kematian tahun 1532. 
• Kapten John Graunt : kematian selama 30 thn : 
Perkiraan jumlah orang meninggal karena 
penyakit, proporsi kelahiran laki-laki dan wanita, 
tabel perjalanan hidup. 1662. 
• Perkembangan Statistis Terhambat : 
• Sikap Skeptis Klinik : Statistik Hanya Angka/Tdk 
Sesuai Etika Kemanusiaan. 
• Penderita adalah Individu Yang Berbeda
• Pentingnya perawat mempelajari statistic : 
• Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa 
atau interpretasi serta penarikan kesimpulan . 
• Statistik sebagai metode : Secara berurutan. 
• Statistik sebagai ilmu : Alat untuk mengelolah data 
numerik informasi. 
• Satistik : Alat bantu penelitian yang berhubungan 
dengan Masyarakat, Kesehatan. 
Biostatistik
PENGERTIAN 
• Margueritte K. Hall. 
• Suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan 
data, menganalisa dan mengunmpulkan data yang 
berbentuk angka. 
• Sujana. 
• Adalah pengetahuan yang b/d cara pengumpulan 
fakta, pengolahan serta menganalisanya, penarikan 
kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup 
beralasan berdasarkan fakta – fakta penganalisaan 
yang dilakukan. 
Biostatistik
• Sudrajat 
• Adalah ilmu pengetahuan mengenai cara dan aturan 
dalam hal pengumpulan data, pengolahan , analisa, 
penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi data – 
data yang berbentuk angka. 
• Jule dan Kendall (“An Intruduction to The History Of 
Statistik”) 
• Adalah kumpulan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh 
berbagai sebab dan metode statistic merupakan suatu 
metode untuk menjelaskan data kuantitatif yang 
dipengaruhi oleh berbagai sebab. 
Biostatitik
TAHAP–TAHAP STATISTIK 
• Pengumpulan data. 
• Pengolahan data. 
• Penyajian data. 
• Analisa dan Intrepretasi data. 
• Penarikan Kesimpulan.. 
Biostatistik
STATISTIK KESEHATAN 
• Statistik Kesehatan adalah semua yang berkaitan 
dengan pencatatan dalam penilaian kesehatan baik 
Individu atau masyarakat.
KEGUNAAN STATISTIK KESEHATAN 
 Perencanaan program 
 Membandingkan tingkat kesehatan masyarakat 
 Menentukan masalah dan penyebab status 
Kesmas. 
 Menentukan prioritas program Kesehatan 
 Memberikan gambaran keadaan Kesmas. 
 Menentukan keberhasilan program Kesehatan. 
 Menentukan Kebutuhan bidang Kesehatan, 
 Menyebarkan informasi dan program Kesmas.
B. STATISTIK DESKRIFTIF DAN INFERENSIAL 
1. Statistik Deskriftif 
• Merupakan suatu metode yang bertujuan untuk 
memperoleh gambaran tentang keadaan yang 
berkaitan dengan penyakit dan kesehatan 
masyarakat berdasarkan hasil pengamatan yang 
nyata. 
• Dipakai hanya terbatas pada pengumpulan, 
penyajian, dan analisa data (narasi, tabulasi, 
prosentase, nilai rata-rata, perhitungan nilai 
tengah, standar deviasi, rasio, dan proporsi).
………….lanjutan 
• Sebagian masih menganggap statistic deskriftif kurang 
bermanfaat sehingga penelitian deskriftif mempunyai 
kualitas yang masih rendah. 
• Namun, statistic inferensial menjadi sia-sia tanpa tatistic 
deskriftif. Oleh karena itu kedua jenis statsitik ini 
merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan .
2. Statistik Inferensial 
• Statsitk inferensial bertujuan untuk menarik kesimpulan 
ciri-ciri populasi yang dinyatakan dengan parameter 
populasi melalui perhitungan-perhitungan statistic 
sampel. 
• Menguji hipotesis berdasarkan teori estimasi dan 
distribusi probabilitas atau untuk membandingkan 
khasiat obat, prosedur, pengobatan, metode pengobatan 
dan lain-lain. 
Biostatistik
Biostatistik
PENGUMPULAN DATA 
A. Pengertian dan Klasifikasi Data. 
• Data = konsep jamak “ DATUM “ yang berarti suatu 
himpunan angka yang berasal dari suatu pengukuran 
individu. 
• Agregat kumpulan dari data – data. 
Biostatistik
SYARAT-SYARAT DATA : 
• Objektif 
• Refresentatif 
• Standar Eror 
• Waktu pengambilan data harus tepat. 
• Relevan 
Biostatistik
B. Klasifikasi Data. 
1. Menurut tkt pengolahan : 
• Row data . 
• Array data 
• Ungrouped data 
• Grouped data 
2. Menurut Bentuk angkanya : 
• Data diskrit 
• Data continue 
Biostatistik
3. Menurut sumbernya : 
• Data primer 
• Data sekunder 
4. Menurut sifatnya : 
• Data kuantitatif 
• Data kwalitatif 
5. Menurut waktu pengumpulannya . 
• Data cross section 
• Data berkala 
Biostatistik
6. Menurut Skala Pengukurannya : 
 Data Nominal : Mempunyai nama/kategori, tapi 
tidak diketahui perbedaan tiap kategori 
 Data Ordinal : Mempunyai nama/kategori, 
diketahui perbedaan tiap kategori, tapi tidak 
diketahui nilai/Jarak perbedaannya 
 Data Interval : Mempunyai nama/kategori, 
diketahui perbedaan tiap kategori, diketahui 
nilai/Jarak perbedaannya, tapi tidak dapat dibuat 
perbandingan 
 Data Ratio : Mempunyai sifat ketiga data dan 
dapat dibuat perbandingan karena mempunyai 
titik nol mutlak 
Biostatistik
Perbedaan sifat skala 
Skala Kategori/ 
Nama 
Tkt. 
Perbedaan 
Jarak 
kategori 
kelipatan 
Nominal Ya No No No 
Ordinal Ya Ya No No 
Interval Ya Ya Ya No 
Rasio Ya Ya Ya Ya 
Biostatistik
METODE PENGUMPULAN DATA 
1. Pengertian. 
• Cara pengumpulan data merupakan prosedur yang 
sitematik dan standar yang dipakai untuk mendapatkan 
data. 
• Ada 2 Metode : 
• Sensus 
• Survey . 
• Keuntungan survey : 
• Biaya murah. 
• Waktu dan tenaga sedikit. 
• Data yang diperoleh dapat dipercaya. 
• Kelemahan. 
• Datanya bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan 
perubahan yang terjadi dengan perjalanan waktu. 
Biostatistik
PERTIMBANGAN DALAM TEKHNIK 
DALAM PENGUMPULAN DATA : 
• PERTIMBANGAN EFEKTIFITAS : 
• Aspek tenaga, waktu, alat, prosedur, dana. 
• PERTIMBANGAN KETELITIAN : 
• Reliable, validitas. 
• RALIABEL : Alat ukur memberikan hasil yang 
konsistensi 
• VALIDITAS : Bila mampu memberikan data yang sesuai 
dengan yang diinginkan
Tekhnik Pengumpulan Data. 
• Wawancara 
• Angket (kuisioner) 
• Pengamatan (Observasi) 
• Pemeriksaan/Pengukuran 
Biostatistik
WAWANCARA : 
• Adalah suatu cara untuk mendapatkan data secara lisan 
dari responden melalui pertemuan/percakapan 
• Jenis wawancara : 
• Wawancara terpimpin : dilakukan berdasarkan 
pedoman, data mudah diolah, data dpt disajikan 
ssecara kualitatif dan kuantitatif, dapat dilakukan 
banyak orang 
• Wawancara tidak terpimpin : Tidak ada topik yang 
menjadi fokus wawancara, pertanyaan tidak 
sistematis, tidak menggunkan pedoman, sulit diolah 
• Wawancara bebas terpimpin : cara kombinasi, luwes, 
dan terarah, untuk menggali gejala yg bersifat pribadi 
Biostatistik
OBSERVASI 
• Proses pengamatan langsung yang dilakukan untuk 
mendapatkan data dari responden 
• JENIS OBSERVASI : 
• Observasi terlihat : bila peneliti aktif berpartisipasi 
dalam kegiatan yang diteliti. 
• Observasi sistematik :Bila mempunyai kerangka 
struktur yg jelas berisi semua faktor yang diperlukan 
dan materi observasi mempunyai ruang sempit, 
terbatas dan terarah. 
• Observasi eksperimental : Bila ingin mengetahui 
adanya perubahan akibat eksperimental yang 
dilakukan. 
Biostatistik
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA. 
• Formulir isian. 
• Check list 
• Kuisioner terbuka / tertutup. 
• Alat ukur : Timbangan, Tensimeter, Thermometer. 
Biostatistik
PEDOMAN PEMBUTAN KUISIONER. 
• Tentukan variabel-variabel yang dibutuhkan dan 
sesuai dengan tujuan. 
• Intensitas pertanyaan disesuaikan dengan 
tujuan. 
• Yang harus diperhatikan dalam menyusun 
Kuisioner : 
• Pertanyaan ditulis dengan kalimat sederhana, singkat 
dan jelas. 
• Jangan mempunyai arti ganda. 
• Sebaiknya pertanyaan tidak menyinggung perasaan. 
• Tidak mengharuskan responden mengingat kembali 
masa lampau dan Menghitung. 
Biostatistik
Type-Type Pertanyaan 
 Pertanyaan Tertutup (Close question) : 
 Pertanyaan dikotomi. 
 Multiplechoise 
 Pertanyaan Menggunakan skala 
 Pertanyaan terbuka (Open Question) 
 Kebaikan: 
 Fleksibel. 
 Keterangan lebih mendalam. 
 Dapat mendorong responden untuk bekerjasama. 
 Kemungkinan pewawancara menghindari kesalah 
pahaman. 
 Interpredasi yang dilakukan secara tepat. 
Biostatistik
POPULASI DAN SAMPEL 
Tujuan : 
Setelah materi ini disampaikan mahasiswa akan 
dapat mendefenisikan pengertian populasi dan 
sampel, syarat sampel, penentuan besar sampel dan 
tekhnik sampling
POPULASI DAN SAMPLE 
• Populasi : Kumpulan individu yang mempunyai 
karakteristik yang akan di ukur. 
• Populasi terhingga ( finit ) 
• Populasi tak terhingga ( Infinit ) 
• Sample : Perwakilan dari populasi, diharapkan hasil 
pengambilan data dari sample merupakan 
penggambaran dari populasi. 
Biostatistik
ALASAN PENARIKAN SAMPEL 
1. Adanya populasi yang sangat besar dan tidak terbatas, 
sehingga tidak mungkin seluruh populasi diperiksa atau 
diukur karena akan memerlukan waktu yang lama. 
2. Homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang 
homogen diperiksa karena akan membuang waktu 
serta tidak ada gunanya karena variabel yang akan 
diteliti telah terwakili oleh sebagian populasi tersebut. 
3. Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu. 
4. Ketelitian/ketepatan pengukuran, meneliti yang sedikit 
(sampel) tentu akan lebih teliti jika Dibandingkan 
dengan meneliti jumlah yang banyak (populasi) 
Biostatistik
SYARAT SAMPEL YG IDEAL 
1. Dapat menghasilkan gambaran karakterpopulasi yang 
tepat 
2. Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian 
dengan menentukan simpangan baku dari taksiran 
yang diperoleh. 
3. Sederhana, mudah dilaksanakan 
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin 
dengan biaya serendah mungkin Kalau syarat-syarat di 
atas tidak dapat dipenuhi, kesimpulan yang 
digeneralisasikan untuk populasi akan bias (bias 
conclusion). 
Biostatistik
ERROR(PEYIMPANGAN) 
Sampling Error, sebenarnya hal ini bukan merupakan 
kesalahan yang sebenarnya, tetapi merupakan variasi 
dari konsekuensi pengambilan sampel. Maksudnya 
bahwa setiap sampel yang akan diambil dari suatu 
populasi akan berdistribusi sekitar nilai populasi. 
Non Sampling Error, yaitu error yang tidak disebabkan 
oleh sampel, tetapi disebabkan pelaksanaan dalam 
Pengambilan sampel sampai analisisnya, seperti: 
 Pada saat perencanaan 
 Pelaksanaan 
 Pengolahan 
 Analisis dan interpretasi 
Biostatistik
PENENTUAN BESAR SAMPEL 
• Penentuan besar sampel akan tergantung dari desain 
penelitian yang akan dilaksanakannya, antara lain: 
• Besar sampel untuk penelitian cross sectional. 
• Menggunakan rumus besar sampel untuk estimasi 
proporsi 
• Estimasi adalah perkiraan karakteristik populasi 
melalui data sampel. 
• Presisi adalah ketepatan sampel terhadap populasi 
• Contoh: ingn mengetahui proporsi suatu kejadian, 
seperti cakupan pemberian Hb, cakupan imunisasi, 
cakupan KB, prevalensi anemia ibu hamil. 
Biostatistik
RUMUS BESAR SAMPEL 
• n = z² 1-α/2 P (1-P) 
d² 
Contoh: 
• Peneliti ingin mengetahui prevalensi anemia pada ibu 
hamil. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan diperoleh 
data prevalensi anemia kehamilan adalah 62 %. 
Berdasarkan masalah dan informasi tersebut, berapa 
jumlah sampel yang dibutuhkan jika peneliti 
menginginkan presisi mutlak sebesar 10 % dengan 
derajat kepercayaan 95%?
PENYELESAIAN : 
• Diketahui P = 0,62, d = 0,10, Z = 1,96, maka dapat dicari 
sampel, sbb: 
n = (1,96)² x 0,62 (1-0,62) 
(0,1)² 
n = 3,8416 x 0,62 x 0,38 
0,01 
n = 0,9050 = 90,5 = 91 orang ibu hamil 
0,01 
Biostatistik
• RUMUS 2: 
n = N.Z². P.Q 
d²( N – 1) + Z². P.Q 
Ket .: 
n = Sampel 
N = Populasi 
P = Proporsi dalam populasi (o,5) 
Q = Proporsi yang lain (1-P) 
d = Tingkat kemaknaan
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 
• PROBABILITY SAMPLING 
• Yakni bahwa semua anggota populasi 
memiliki peluang yang sama untuk menjadi 
sampel penelitian 
• NON PROBABILITY SAMPLING 
• Yakni bahwa tidak semua anggota populasi 
memiliki peluang yang sama untuk menjadi 
sampel 
Biostatistik
PROBABILITY SAMPLING 
 SIMPEL RANDOM, PENGAMBILAN SAMPEL ACAK 
SEDERHANA, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL YANG 
DILAKUKAN SECARA ACAK TAPI TIDAK 
MEMPERHATIKAN STRATA, DAN KLASIFIKASI. CARA 
INI EFEKTIF JIKA POPULASI HOMOGEN 
 PROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM; YAKNI 
PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK TAPI 
MEMPERHATIKAN STRATA DAN DILAKUKAN SECARA 
PROPORSIONAL. CARA INI EFEKTIF JIKA POPULASI 
HETEROGEN DAN BERSTRATA. 
 DISPROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM; 
PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK, 
MEMPERTIMBANGKAN STRATA, TAPI TIDAK 
PROPORSIONAL. CARA INI EFEKTIF KETIKA POPULASI 
BERSTRATA TAPI TIDAK SEIMBANG. 
Biostatistik
LANJUTAN 
 AREA SAMPLING; YAKNI 
PENGAMBILAN SAMPEL AREA TAPI 
MELALUI RANDOM, YAKNI PENETAPAN 
AREANYA DIACAK, DAN PENETAPAN 
SAMPEL DI MASING-MASING AREA 
JUGA DILAKUKAN DENGAN CARA 
ACAK. 
Biostatistik
NON PROBABILITY SAMPLING 
 SAMPEL KUOTA; YAKNI PENETAPAN SAMPEL DENGAN 
HANYA MEMPERTIMBANGKAN BERAPA BANYAK 
SAMPEL YANG AKAN DIMINTAI PANDANGAN, TANPA 
MEMPERTIMBANGAN KETERWAKILAN. 
 SAMPEL SISTEMATIS; PENGAMBILAN SAMPE, YANG 
DILAKUKAN DENGAN CARA SISTEMATIS. UMPAMANYA 
DITENTUKAN NOMOR URUTNYA, LALU DIAMBIL 
NOMOR-NOMOR GANJIL SAJA, ATAU GENAP SAJA, 
ATAU SKAL SEKIAN DST.. 
 SAMPEL AKSIDENTAL, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL 
YANG DILAKUKAN SECARA KEBETULAN. 
 SAMPEL PURPOSIVE, YAKNI PENETAPAN SAMPEL 
YANG DILAKUKAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN 
KEPENTINGAN PROSES PENELITIAN. 
 SNOW BALL, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN 
POLA BOLA SALJU, DARI TERKECIL KEMUDIAN 
MEMBESAR. 
Biostatistik
Tujuan : 
Mahasiswa mampu melakukan tahap editing, coding 
dan tabuling data
TEKHNIK PENGOLAHAN DATA 
1. Langkah Pengolahan Data. 
• Proses Editing 
• Melengkapi jawaban penjawab pada kuisioner. 
• Memperbaiki jawaban penjawab. 
• Memperjelas. 
• Pengecekan logis. 
Biostatistik
• Coding. 
• Memberikan kode jawaban secara angka atau kode 
tertentu atau lebih mudah dan sederhana. 
• Tabulating 
• Penyusunan : pengorganisasian data sedemikian rupa 
agar dengan mudah dapat dijumlahkan, disusun, dan 
ditata untuk disajikan dan dianalisis. 
• Tally sheet = penyederhanaan perhitungan dengan 
menghitung 1/1 dan proses penilaian. 
• Shortering dengan menggunakan kartu jawaban 
yang dimasukkan dalam kartu yang telah 
disediakan perjenis jawaban. 
• Tabulasi dengan Komputer : program SPSS 
ataupun Epi Info. 
Biostatistik
Tujuan Pembelajaran : 
Mahasiswa akan dapat menjelaskan istilah-istilah membuat 
jenis-jenis tabel distribusi frekuensi
PENATAAN DATA 
• Diringkas agar mudah disajikan dan dianalisis 
.disimpulkan. 
• Penataan Dalam bentuk distribusi frekuensi.
DISTRIBUSI FREKUENSI 
• Kumpulan data yang kita amati dalam suatu karaktesistik 
tertentu. 
• Bila data sedikit = tidak perlu disajikan dalam 
kelompok. 
• Bila data banyak perlu disajikan secara kelompok. 
• Distribusi tunggal. 
• Distribusi kelompok ( Frekuensi )
Cara Membuat DF 
• Range = Nilai max – Nilai min 
• Banyaknya Kelas (K) 
• K = 1 + 3,3 log n 
n = Banyaknya Data 
• Interval Kelas = Range/Kelas
Contoh : 
• Nilai Ujian Mahasiswa : 
79 49 48 74 81 98 87 80 80 84 90 70 91 93 82 78 70 
71 92 38 79 81 74 73 68 72 85 51 65 93 83 96 90 
35 83 73 74 43 86 68 92 93 76 71 90 72 67 75 80 
91 61 72 79 97 91 88 81 70 74 99 95 80 59 71 77 63 
75 60 83 82 60 67 89 63 76 63 88 70 66 88
Data Arraynya : 
• 35 38 43 48 49 51 58 59 60 60 61 63 63 63 65 66 66 
67 67 68 68 70 70 70 71 71 71 72 72 72 73 73 74 74 
74 74 75 75 75 76 76 77 78 79 79 79 80 80 81 81 82 
82 83 83 83 85 85 86 87 87 88 88 88 89 89 90 90 90 
91 91 91 92 92 93 93 93 95 97 98 99
Hasil Pendistribusian : 
KELAS/KELOMPOK 
Nilai Mahasiswa 
FREKUENSI 
31 – 40 
41 – 50 
51 – 60 
61 – 70 
71 – 80 
81 – 90 
91 - 100 
2 
3 
5 
14 
24 
20 
12 
JUMLAH 80
Beberapa Istilah 
 Ujung Bawah(UB) : Angka yg terdapat disebelah kiri IK. 
 Ujung Atas (UA) : Angka yang terdapat di sebelah kanan IK. 
 Batas UB = UB – 0,5. 
 Batas UA = UA + 0,5 
 Panjang kelas (Interval Kelas)= selisih 2 UB/UA berurutan. 
 Titik tengah / Tanda Kelas = wakil dalam kelas interval. 
 Titik tengah = ½ ( UB + UA ). 
 Rentang kelas (Range) = nilai max – nilai minimal. 
 Banyak kelas interval = 1 + 3.3 Log.n. 
 n = Banyaknya data.
JENIS-JENIS TABEL DF 
1. Distribusi Frekuensi Relatif 
• Mengetahui prosentase suatu kelompok terhadap 
seluruh pengamatan. 
• Rumus: 
• Rumus : ( f/N ) x 100. 
• Pengamatan terlalu kecil, prosentasenya akan terjadi 
bias. 
• Minimal sebanyak 60. 
• n semakin mendekati 100 perhitungan prosentasenya 
semakin tepat.
2. Distribusi frekuensi Kurang Dari Batas Bawah (< ) 
• Untuk mengetahui frekuensi data yang mempunyai 
nilai di bawah kelompok tertentu. 
• Perhitungannya menjumlah semua frekuensi yang 
terletak sebelum nilai batas bawah kelompok tersebut. 
3. Distribusi frekuensi Sama atau Kurang Dari Batas 
Atas (≤) 
• Menjumlahkan frekuensi pada kelompok yang 
diinginkan dengan semua frekunesi kelompok 
sebelumnya. 
Biostatistik
4. Distribusi frekuensi Lebih Dari Batas Atas (>) 
• Untuk mengetahui banyaknya frekuensi nilai ujian 
mahasiswa yang lebih besar dari batas atas 
kelompok 
• Menjumlah semua frekuensi kelompok berikutnya. 
5. Distribusi frekuensi Sama atau Lebih Dari 
Batas Bawah(≥) 
• Untuk memperoleh distribusi frekuensi kumulatif lebih 
atau sama dengan nilai batas bawah 
• Menjumlah frekuensi kelompok yang bersangkutan 
ditambah dengan frekuensi kelompok berikutnya.
KELAS f % < BB > BA 
35 – 44 
3 
3,75 
0 
77 
45 – 54 
3 
3,75 
3 
74 
55 – 64 
8 
10 
6 
66 
65 – 74 
22 
27,5 
14 
44 
75 – 84 
19 
23,75 
36 
25 
85 – 94 
21 
26.25 
55 
4 
95 -105 
4 
5 
76 
0
Tugas : 
50 78 88 51 53 67 78 90 76 54 
58 77 87 56 66 76 86 78 74 73 
78 77 57 78 89 87 77 65 63 60 
67 88 61 60 54 53 76 71 74 89 
78 88 90 95 56 72 77 89 94 91 
67 56 59 65 90 80 82 67 77 87
TUJUAN : 
Mahasiswa akan dapat memuat sajian data dalam bentuk teks, 
tabel dan grafik
PENYAJIAN DATA 
• Merupakan salah satu kegiatan pembuatan laporan hasil 
penelitian untuk dipahami dan dianalisis sesuai dengan 
tujuan yang diinginkan. 
• Sederhana dan jelas agar mudah dibaca. 
• Maksud : Mudah memahami apa yang kita sajikan untuk 
penilaian atau perbandingan. 
• Bentuk penyajian dapat berupa tulisan(teksual), table, 
dan grafik.
1. TEKSTUAL 
• Merupakan gambaran umum tentang kesimpulan hasil 
pengamatan. 
• Dalam bidang kesehatan, hanya digunakan untuk 
memberikan informasi. 
• Banyak digunakan bidang social, ekonomi, psikologi dll 
dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif.
2. TABEL 
• Penyajian data dalam bentuk angka-angka yang 
disusun secara teratur dalam baris dan kolom. 
• Banyak digunakan pada penulisan laporan hasil 
penelitian 
• Maksud : Mudah memperoleh gbr. rinci ttg hasil 
penelitian. 
• Suatu tabel yang lengkap terdiri dari nomor tabel, 
judul tabel, badan tabel, catatan kaki dan sumber 
data. 
Biostatistik
NO. 
JUDUL TABEL 
Contoh . 
BOX 
HEAD 
JUDUL KOLOM 
JUMLAH 
JUDUL 
BARIS 
Sel Sel Badan Tabel 
Sel Sel 
JUMLAH 
GRAND 
TOTAL 
Fote Notes 
Sumber Data
Penjelasan 
• Nomor tabel : 
• Bila tabel > 1 sebaiknya diberi nomor 
• Diletakkan di atas sebelah kiri sejajar judul tabel 
• Judul Tabel : 
• Singkat, jelas, dan berisi ttg apa, dimana, kapan, 
• Harus konsisten dan menggambarkan isi tabel 
Biostatistik
• Badan tabel : 
• Terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, 
dan sel 
• Catatan Kaki : 
• Untuk memberi keterangan ttg singkatan dan ukuran yg 
digunakan. 
• Biasanya menggunakan Tanda * 
• Diletakan dibawah kiri tabel 
• Sumber Data : 
• Diletakkan dibawah catatan kaki 
• Penting : Khususnya data sekunder 
• Sumber ditulis lengkap : dari mana, apa, siapa, tahun 
Biostatistik
BENTUK-BENTUK TABEL 
1. Tabel Sinopsis 
• Semua variable yang dikumpulkan dan ditulis dalam 
baris dan kolom dengan urutan yang sama. 
• Penting dalam perencanaan penelitian karena dapat 
diketahui jumlah tabel dan variable yang akan dicari 
hubungannya
Contoh : 
Pendid 
ikan 
Pekerjaan Jmlh 
Anak 
Agama Persalina 
n 
Tempat 
sampah 
Pendidikan 
Pekerjaan 1 
Jmlh Anak 2 6 
Agama 3 7 10 
Persalinan 4 8 11 13 
Tempat 
sampah 
5 9 12 14 15 
Biostatistik
2.Tabel Induk 
• Berfungsi sebagai referensi sering disebut tabel 
referensi 
• Pada tabel induk terdapat semua variable yang 
dikumpulkan. 
• Tidak dapat digunakan untuk mengadakan 
perbandingan. 
• Tabel induk biasanya ditempatkan dibelakang 
sebagai lampiran. 
Biostatistik
Contoh : 
Gol 
Umur 
Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Dsb. 
Laki- 
Wanita Tani Buruh PNS SD SMP SMA 
2 
Jumlah 
Biostatistik
3. Tabel Kerja(Tabel Teks) 
• Menggambarkan beberapa variable secara rinci. 
• Berguna : Pembahasan, Perbandingan antara 
variable atau hubungan antara dua variabel. 
• Diambil dari tabel induk atau gabungan beberapa 
tabel kerja. 
• Biasanya disusun berdasarkan progresivitas, 
tahun atau bergantung pada kebutuhan. 
• Dari tabel teks dapat dibuat Tabel Silang(cross 
table)
Contoh : 
TINGKAT 
PENDIDIKAN 
PEKERJAAN 
BURUH TANI DAGANG PENGUSAHA 
Tidak Sekolah 
SD 
SMP 
SMA 
PT 
Lain-Lain 
JUMLAH
4. Tabel Kontingensi 
• Disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom. 
• Untuk memberikan gambaran hasil penelitian. 
Banyak digunakan dalam perhitungan statistic 
inferensial untuk pengujian hipotesis. 
• Dinamakan sesuai dengan banyaknya baris dan 
kolom. 
• 
Biostatistik
Contoh : Tabel 2x2 
JUDUL KOLOM JUMLAH 
JUDUL 
BARIS 
JUMLAH GRAND TOTAL 
Biostatistik
Tabel 2x3 
JUDUL KOLOM JUMLAH 
JUDUL 
BARIS 
JUMLAH 
GRAND 
TOTAL
Tabel berdasarkan penyusunan Judul 
baris : 
• Menurut Abjad 
• Menurut Geografis 
• Berdasarkan Perkembangan Waktu 
• Berdasarkan Besarnya Angka 
• Berdasarkan Kelaziman 
• Berdasarkan Tingkatan 
Biostatistik
3. GRAFIK 
• Grafik lebih menarik dan lebih mudah dipahami, 
• Yang kurang jelas dlm table. lebih jelas dalam bentuk 
grafik. 
• Manfaat Grafik : 
• Membandingkan beberapa variable, Kategori 
dalam veriabel atau satu variabel pada waktu dan 
tempat yang berbeda. 
• Memprediksi perubahan. 
• Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau 
lebih. 
• Memberikan penerangan pada masyarakat. 
Biostatistik
• Kerugian : 
• Keterangan yang tidak rinci. 
• Grafik harus dibuat dengan perhitungan yang benar, 
perhitungan yang salah mengakibatkan penilaian 
yang salah. 
• Informasi yang disajikan terbatas. 
• Beberapa Ketentuan Dalam Penyajian Grafik : 
• Judul ditulis dengan jelas, singkat, dan sederhana. 
• Bentuk grafik harus disesuaikan dengan data yang 
ada. 
• Grafik harus menarik. 
• Keterangan dapat ditulis di bawah/dalam. 
Biostatistik
JENIS-JENIS GAFIK 
1. GRAFIK BALOK 
• Beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai 
berikut : 
• Dapat digambar tegak atau melintang 
• Antara balok terapat ruang yang lebih sempit 
daripada balok. 
• Lebar balok harus seimbang. 
• Penggambaran harus dimulai dari titik nol. 
• Keterangan / frekuensi sebaiknya tidak 
dicantumkan di dalam/ di luar balok kecuali bila 
terlalu besar. 
• Dapat digambar berhimpitan untuk 
menggambarkan kategori dalam satu variabel, 
berikutnya merupakan data kontinu. 
Biostatistik
CONTOH: 
Biostatistik
Contoh : 
0 10 20 30 40 50 60 
Kuartal 4 
Kuartal 3 
Kuartal 2 
Kuartal 1 
Anak 
Bayi 
Busui 
Bumil 
Biostatistik
GRAFIK BALOK 
Biostatistik
2. HISTOGRAM 
• Tidak seperti grafik balok, histogram data kontonue, 
• Menggambarakan tingkat pengukuran ordinal atau interval. 
• Tingginya balok :frekuensi kejadian, 
• Aksis horizontal : kategori atau interval-interval kelas. 
• Pedoman yang harus diperhatikan adalah : 
• Menggunakan kelas sebenarnya. 
• Dapat pula digambar berdasarkan nilai tengah 
setiap interval kelas. 
• Tidak ada kelas terbuka dalam distribusi frekuensi.
Histogram 
82 
FREKUENSI 
14 
12 
10 
8 
6 
4 
2 
0 
INTERVAL 
KELAS/KELAS 
SEBENARNYA 
0.5 3.5 5.5 7.5 9.5 11.5 13.5
3. POLIGON FREKUENSI 
• Dibentuk dari suatu histogran dengan menggabungkan 
pusat puncak setiap kolom. 
• Pusat puncak titik kolom adalah merupakan tanda kelas 
interval.
Poligon 
84 
FREKUENSI 
14 
12 
10 
8 
6 
4 
2 
0 
1 3 5 7 9 11 13 INTERVAL KELAS
Histogram dan Poligon 
85 
FREKUENSI 
14 
1 
2 
1 
0 
8 
6 
4 
2 
0 
1 3 5 7 9 11 13 INTERVAL KELAS
4. PIE DIAGRAM 
• Untuk membandingkan kategori-kategori dalam suatu 
variabel. 
• Ketentuan Pembuaran Pie Diagram berikut ini : 
• Besar lingkaran harus enak dipandang. 
• Kategori yang dibandingkan biasanya 4 – 6 
kategori. 
• Sudut segmen tidak terlalu kecil agar dapat 
dibedakan. 
• Tiap segemen dapat diberi warna 
• Besarnya segmen harus menggambarkan 
prosentase yang sesuai.
CONTOH :
5. GRAFIK GARIS 
• Menggambarkan suatu keadaan yang berurutan 
dalam skala waktu, tahun dan lain-lain. 
a. Grafik Frekuensi Kumulatif (Ogive) 
• Dihasilkan dari data distribusi frekuensi kumulatif 
dan digunakan untuk menentukan posisi individu 
dalam suatu kelompok.
Contoh Ogive : 
89 
FREKUENSI 
35 
30 
25 
20 
10 
5 
0 
15 
1 3 5 7 9 11 13 INTERVAL KELAS
Contoh Grafik garis:
DIAGRAM PENCAR 
• Dihasilkan dari titik-titik koordinat dan merupakan grafik korelasi 
atau kecenderungan . 
• Untuk mengetahui hubungan antara dua bariabel yang 
perpasangan. 
• Titik pertemuan antara dua variabel yang berpasangan disebut titik 
koordinat : dihubungkan membentuk grafik garis. 
• Garis yang terbentuk lurus : grafik korelasi sederhana ( korelasi 
linier). 
• Garis linier dari kiri bawah ke kanan atas disebut korelasi positif 
• Garis korelasi dari kiri atas ke kanan bawah disebut korelasi 
negative. 
• Bila titik koordinat tidak membentuk pola tertentu mungkin variabel-variabel 
tsb. tidak mempunyai korelasi.
CONTOH :
GAMBAR 
Berupa diagram yang menyatakan frekuensi distribusi 
data disertai dengan bentuk gambar tertentu yang ada 
hubungannya dengan keadaan data yang akan 
dipresentasikan. 
Contoh : Jumlah kasus rabies : 
= 2006 Ket : = 10 kasus 
= 2007 
= 2008
Contoh : 
94 
JUMLAH EKSPOR MEUBEL INDONESIA 
2000 
2001 
2002 
2003 
= 100.000
ANALISA DATA 
1. UKURAN TENDENSY CENTRAL 
• Nilai tengah ialah suatu nilai yang dapat mewakili 
sekelompok. 
• Nilai tengah juga disebut kecenderungan di tengah 
(Central Tendency) 
• Nilai tengah yang sering digunakan antara lain : 
• Rata-rata hitung (Arithmatic Mean). Atau disingkat 
Mean. 
• Median , dan 
• Modus (Mode)
1. MEAN 
• Simbol rata-rata populasi adalah μ (mu) 
• Simbol rata-rata sample digunakan symbol x. 
• Rata-rata hitung ialah jumlah semua hasil pengamatan 
(x) dibagi dengan banyaknya pengamatan (n). 
Rumus : 6.1(Data Tunggal) : 
X = x 
n
RUMUS NILAI RATA-RATA 
Rumus : 6.1(Data Tunggal) : 
X = x 
n 
• Rumus diatas tidak efisien untuk jumlah data yang 
banyak 
• Untuk data yang banyak dpt didengan beberapa rumus : 
• Distribusi frekuensi tanpa pengelompokkan 
• Distribusi frekuensi kelompok dgn interval sama 
• Distribusi frekuensi kelompok dgn interval tidak sama 
• Perhitungan rata-rata dengan menggunakan kode
• Rumus 6.2 (Data tanpa Kelompok): 
X =  fx 
n 
• Rumus 6.3 (Dsitribusi Frekensi): 
X =  fNt 
n 
99
Tabel Distribusi Frekuensi : 
BERAT BADAN f Nt fNt 
41 – 45 
46 – 50 
51 - 55 
56 – 60 
61 – 65 
66 – 70 
71 – 75 
76 – 80 
4 
4 
1 
2 
5 
7 
5 
2 
43 
48 
53 
58 
63 
68 
73 
78 
172 
192 
53 
116 
315 
476 
365 
156 
JUMLAH 30 1.845
Nilai Rata-rata dgn menggunakan Kode 
• Untuk mempermudah 
• Caranya : 
a. Tentukan satu kelas sbg titik Nol beri kode “d” 
b. Utk kelas diatas titik nol diberi kode dgn tanda 
negatif secara berurutan, utk diatas nol diberi kode 
positif 
c. Kalikan frekuensi tiap kelas dgn “d” pd kelas yg 
sama 
d. Hitung nilai tengah titik nol (Nt0) 
e. Bagilah hasil point C dgn jumlah pengamatan dan 
kalikan dgn interval kelas dan tambahkan dgn (Nt0) 
101
RUMUSNYA : 
 X = Nt0 + i  fd 
n 
Untuk interval kelas yg tidak sama : 
a. Tentukan interval yg digunakan 
b. Kode “d” diganti dgn ( Nti – Nt0) lalu dibagi dgn interval 
(i) 
c. Perhitunganya sama dgn df dgn interval kelas yg sama 
102
Distribusi dgn IK yg tdk sama 
BERAT 
BADAN 
f Nt d 
fd 
41 – 50 
51 – 65 
66 – 70 
71 - 80 
8 
8 
7 
7 
45.5 
58 
68 
75.5 
-2.5 
0 
+2 
+3.5 
-20 
0 
+14 
+24.5 
JUMLAH 30 +18.5
Rata-rata dgn Pembebanan 
• Bila jumlah pengamatan tiap klpk tidak sama maka 
perhtiungan rata-2nya harus dilakukan dgn 
pembebanan 
• RUMUS : 
XW =  nXi 
n1 
104
MEDIAN 
• Median berbeda mean 
• Median hanya menyatakan posisi tengah dari sederatan 
angka hasil pengamatan sedemkian rupa sehingga 
membagi dua sama banyak. 
• Ini berarti bahwa 50% nilai terletak di bawah median dan 
50% terletak di atas median 
• Rumus Letak Median : 
• Data ganjil : 
Me = ( n + 1 )/2 
• Data Genap : 
Me = (n/2 + n/2+1)/2 (Jumlahkan dua Data yg paling 
tengah dibagi dua)
• Perhitungan Pada data Distribusi Frekuensi 
• Rumus : 
• Me = b + p (½ n – f) 
• F 
Keterangan : Me = Median 
b = Batas bawah Kelas Median 
p = Panjang kelas 
f = Jumlah kumulatif frekuensi sebelum kelas median 
F = Frekuensi kelas median 
n = Banyaknya pengamatan
MODUS 
• Modus : dinyatakan dalam frekuensi terbanyak dari data 
kualitatif dan kuantitatif. 
• Modus dapat pula dinyatakan sebagai puncak dari suatu 
kurva. 
• Modus jarang digunakan karena sangat dipengaruhi 
oleh nilai ekstrim dan letak modus akan berubah dengan 
mengikuti nilai ekstrim.
• Perhitungan Data Yang Dikelompokkan 
• Rumus 6.6 : 
Mo = b + p ( b1 ) 
b1 + b2 
• Keterangan : 
• Mo = Modus 
• b = Batas bawah kelas dimana modus berada 
• p = Panjang interval Kelas modus 
• b1=selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelum kelas 
modus 
• b2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelah kelas 
modus
UKURAN PENYIMPANGAN 
(NILAI DISPERSI) 
Tujuan : 
Mahasiswa akan dapat mengitung nilai Range, 
Kuartil, Desil, Presentil, Varians, Standar Deviasi
UKURAN DISPERSI 
• Penyebaran atau variasi dari nilai mean disebut juga 
Dispersi. 
• Perhitungan dispersi sangat penting karena beberapa 
hal sebagai berikut : 
• Mendapatkan informasi tambahan tentang penyimpangan 
• Menilai ketepatan nilai tengah dalam mewakili distribusinya 
• Menganalisa melalui perhitungan statistic yang lebih mendalam. 
• Terjadinya variasi merupakan peristiwa alamiah, 
disebabkan : 
• Adanya variasi antar-individu yang disebut variasi 
eksternal. 
• Adanya variasi intra-individu yang disebut variasi 
internal.
RANGE 
• Paling sederhana hanya melibatkan 2 nilai dalam 
distribusi, yaitu nilai terbesar dan nilai terkecil. 
• Range adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai 
terkecil 
• Dalam hal ini kegunaan Range sangat terbatas 
karena : 
• Hanya melibatkan nilai terbesar dan terkecil 
• Sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim. 
• Tidak dapat ditentukan pada distribusi dengan kelas 
interval terbuka.
• Range dpt digunakan utk memperkirakan hasil 
perhitungan SD. 
• Pada Distribusi Normal : 1 SD = 1/6 Range 
• Dapat terjadi 2 distribusi : 
• Range yg sama tapi mean berbeda 
• Mean yg sama tapi range berbeda 
112
CONTOH : 
BERAT BADAN 
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 
40 
43 
49 
60 
60 
64 
65 
65 
66 
70 
40 
40 
40 
40 
43 
45 
50 
52 
55 
70 
JUMLAH 582 JUMLAH 474 
RANGE 30 RANGE 30 
RATA-RATA 58,2 RATA-RATA 47.4 
113
CONTOH : 
NILAI UJIAN 
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 
40 
45 
50 
55 
60 
10 
25 
55 
70 
90 
JUMLAH 250 JUMLAH 250 
RANGE 20 RANGE 80 
RATA-RATA 50 RATA-RATA 50 
114
UKURAN KUARTIL 
• Data yg telah disusun dibagi 4 bagian yg sama disebut 
Kuartil 
• K1 = 25 %, K2 = 50% , K3 = 75% 
• Kelebihan : 
• Menggunakan 50 % bagian tengah, tdk 
dipengaruhi oleh nilai ekstrim 
• Posisi K1,K2,K3 dapat dihitung 
• K2 = Median 
• Dapat dihitung Dispersinya pd Kelas Terbuka 
115
RENTANG ANTAR KUARTIL 
• Adalah Selisik antara K3 – K1 = 50% bagian tengah 
• Setengah RAK = Simpangan kuartil 
• Cara Perhitiungan : 
• Tentukan Letak K3 dan K1 : 
• Rumus : 
K3 = ¾(n + 1) dan K1 = ¼ (n + 1) 
• Hitung Nilai K3 dan K1 
• Rumus : 
K3 dan K1 = L + b (S –L) 
• L = Nilai sebelum K3 dan K1 
• B = kekurangan unit utk mencapai letak K3/K1 
• S = Nilai dimana K3/K1 berada 
116
KUARTIL DGN DATA KELOMPOK 
• Letak kuartil : Rumus : x = (K x n)/4 
• RUMUS data kelompok : 
Kk = L + i (x – fkum)/f 
• L = Batas bawah dimana kuartil berada 
• i = Interval kelas 
• fkum = Frekuensi kumulatif sebelum kuartil 
• f = Frekuensi dimana kuartil berada 
• x = Letak kuartil 
117
DEVIASI KUARTIL 
• Adalah Ukuran Dispersi berdasarkan rentang antar-kuartil 
dgn median sbg posisi tengah 
• Rumusnya : 
Dk = (K3 – K1)/2 
• Median atau K2 = Median 
• Rumus : 
Me = (K3 + K1)/2 
118
DESIL (DECILE) 
• Adalah data yg disusun dibagi 10 bagian yg sama 
• Rumus Letak Desil(Data Tunggal): 
Dd = Data ke d(n + 1)/10 
• Rumus Desil : 
Nilai Dd = L + b (S – L) 
• L = Nilai sebelum Dd 
• S = Nilai dimana Dd berada 
• b = Kekurangan unit utk mencapai Dd 
119
DESIL PADA DATA KELOMPOK : 
Letak Dd pada data ke x = (d x n)/10 
 Dd = Desil ke 1, 2, 3, ………..9 
 n = jumlah pengamatan 
Rumus : 
Nilai Dd = L + i(x – fkum)/f 
 L = Batas bawah dimana Desil berada 
 i = Interval kelas 
 fkum = Frekuensi kumulatif sebelum Desil 
 f = Frekuensi dimana desil berada 
 x = Letak Desil 
120
PERSENTIL (PERCENTILE) 
• Adalah data yg disusun dibagi 100 bagian yg sama, kita 
dapatkan 99 bagian yg sama 
• Rumus Letak Presentil(Data Tunggal): 
Pp = Data ke p(n + 1)/100 
P = 1,2,3……..99 
• Rumus Presentil : 
Nilai Pp = L + b (S – L) 
• L = Nilai sebelum Pp 
• S = Nilai dimana Pp berada 
• b = Kekurangan unit utk mencapai Pp 
121
DATA KELOMPOK : 
Letak Pp pada data ke x = (p x n)/100 
 Pp = Precentil ke 1, 2, 3, ………..99 
 n = jumlah pengamatan 
Rumus : 
Nilai Pp = L + i(x – fkum)/f 
 L = Batas bawah dimana Presentil berada 
 i = Interval kelas 
 fkum = Frekuensi kumulatif sebelum Presentil 
 f = Frekuensi dimana presentil berada 
 x = Letak presentil 
122
MEAN DEVIATION 
• Merupakan dasar dari SD dan Variance 
• Mean Deviasi = Jumlah selisih antara hasil setiap 
pengamatan dengan rata-rata dibagi dengan 
banyaknya pengamatan 
• Kemungkinan diperoleh nilai negatif ,maka dlm MD 
diambil angka mutlaknya 
• Berguna utk mengetahui variasi dlm satu klpk, atau 
membandingkan variabilitas dua klpk atau lebih 
123
Rumus : 
• Populasi : 
MD =  |X – μ| 
n 
• Sampel : 
MD =  |x – x| 
n 
124
STANDAR DEVIASI 
• Simpangan baku (Standar Deviastion) ukuran dispersi 
yang sangat penting dan banyak digunakan dalam 
statistic. 
• Penyimpangan atau selisih nilai hasil pengamatan 
dengan rata-rata dapat menghasilkan nilai yang 
negative. 
• Jumlah seluruh hasil pengamatan dengan rata-rata yang 
telah dipangkatkan dua dibagi dengan jumlah 
pengamatan disebut Variance. 
• Bila varians ditarik akarnya maka akan menghasilkan 
Simapangan Baku (Standar deviasi).
RUMUS 
• Data tidak dikelompokkan(Varians) : 
S² =  (X – x)² atau S² = n. X² – ( x)² 
n - 1 n ( n – 1 ) 
Rumus Standar Deviasi 6.7b : 
SD =√ (X – x)² atau SD= √n. X² – ( x)² 
• n - 1 n( n – 1) 
• Atau 
SD = √S²
• Data dikelompokkan (Varians) : 
S² =  f(X –x)² atau S² = n. f X² – ( fx)² 
• n - 1 n( n – 1) 
Rumus Standar Deviasi 6.8b : 
SD = √ f(X – x)² atau SD=√n. f X² – ( f x)² 
n - 1 n( n – 1) 
Keterangan : 
• S² = Varians x = Rata-rata f = Frekuensi 
• n = Banyaknya pengamatan X = Hasil Pengamatan
VITAL STATISTIK 
TUJUAN : 
Setelah mengikuti pokok bahasan ini 
mahasiswa diharapkan akan dapat 
menghitung, angka kelahiran, angka kematian, 
angka kesakitan
CONTOH : 
• Di Kec. A jumlah penduduk pertengahan tahun 
sebanyak 25.000 jiwa terdiri dari laki-2 10.000 
jiwa dan wanita 15.000 jiwa. Dari 15.000 wanita 
terdapat 10.000 wanita usia 15-49 thn,250 
diantaranya wanita usia 20 – 24 tahun. Selama 
1 tahun terdapat 40 kelahiran hidup, 5 
diantaranya dilahirkan oleh wanita berusia 20 – 
24 thn. Selain itu terjadi kematian ibu 
melahirkan sebanyak 3 kasus dan bayi yang 
meninggal sebelum usia 1 tahun sebanyak 2 
orang.
STATISTIK KELAHIRAN 
• Adalah salah satu tekhnik untuk menilai status 
kesehatan masyarakat dalam kesatuan populasi tertentu 
• Jenis statistik kelahiran : 
• Angka kelahiran kasar /Crude Birth Rate (CBR) 
• Angka Fertilisasi Umum /General Fertility Rate (GFR) 
• Angka Fertilisasi Spesifik-Usia/ Age Specific Fertility 
Rate (ASFR)
Angka Kelahiran kasar(CBR) 
Menggambarkan angka kelahiran hidup dalam satu 
tahun 
Paling Umum digunakan untuk menilai tingkat fertilisasi 
penduduk 
RUMUS : 
CBR = Jumlah kelahiran hidup dlm 1 tahun X 100 
Jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka Fertilisas Umum(GFR) 
Yaitu angka kelahiran yang dikaitkan dgn tingkat 
“Reproduktivitas” wanita dlm status mampu hamil 
Masa mampu hamil wanita 15 – 49 tahun 
RUMUS : 
GFR = Jumlah kelahiran hidup dlm 1 tahun X 100 
Jumlah Wanita Usia 15 – 49 tahun
Angka Fertilisas Spesifik-Usia (ASFR) Lebih bersifat informatif dibanding angka fertilisasi 
umum, karena fertilisasi wanita usia muda berbeda dgn 
fertilisasi wanita usia tua. 
RUMUS : 
ASFR = Jumlah kelahiran hidup dari wanita dgn usia t3 X 100 
Jumlah Wanita dgn usia tertentu
• Jumlah pendududk yang menderita 
penyakit sebanyak 300 org, 100 
diantaranya disebabkan oleh diare. Pada 
bulan juli – sept jumlah kasus diare 
sebanyak 25 org dan dalam 1 bln terakhir 
terjadi kasus diare sebanyak 75 kasus 
yang menyebakan kematian sebanyak 5 
org, dari seluruh jumlah kematian selama 
1 tahun sebanyak 20 orang. 8 kematian 
diantaranya adalah terjadi pada klpk usia 
40-44 thn dimana jumlah klpk umur 40-44 
thn adalah 1000 orang.
STATISTIK KESAKITAN 
• Merupakan indikator yg penting dalam mengevaluasi 
tingkat kesehatan masyarakat 
• Terdapat 2 indikator angka kesakitan yaitu : 
• INSIDENSI 
• PREVALENSI 
• Insidensi digunakan pd kasus-kasus BARU 
• Prevalensi digunakan untuk penjumlahan kasus BARU 
dan LAMA
Angka Insidensi (IR) 
• Angka insidensi suatu penyakit adalah angka yg 
menggambarkan kejadian atau timbulnya suatu penyakit 
(kasus baru) dlm kurun waktu tetentu pada masyarakat. 
• Menunjukkan CEPAT/TIDAKNYA penyebaran suatu 
penyakit 
• RUMUS : 
IR = Jumlah kasus baru suatu penyakit dlm 1 thn x 1000 
Jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka Prevalensi (PR) 
• Angka Prevalensi suatu penyakit adalah angka yg 
menggambarkan jumlah penderita (kasus lama dan 
baru) suatu penyakit tertentu dlm kurun waktu tetentu 
pada masyarakat. 
• Ada 2 macam Angka Prevalensi : 
• Point Prevalensi : Dihitung berdasarkan kenyataan 
pada saat tertentu 
• Periode Prevalensi : Dihitung berdasarkan periode 
waktu tertentu
• RUMUS POINT PREVALENSI 
Pt R = Jumlah Semua kasus (Lama & baru) pada suatuwaktu tertentu x 100 
Jumlah penduduk pada saat tertentu 
• RUMUS PERIODE PREVALENSI 
PR = Jumlah Semua kasus (Lama & baru) pd periode waktu tertentu x 100 
Jumlah penduduk pada periode tersebut
Rasio Fatalisasi Kasus (CFR) 
• Digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan program 
pengobatan yg dilakukan terhadap suatu wabah 
penyakit dlm masyarakat 
• Menunjukan probabilitas kematian yg terjadi pada suatu 
wabah penyakit tertentu. 
• RUMUS : 
CFR = Jumlah kasus mati pd pentakit tertentu x 100 
Jumlah semua kasus penyakit tertentu
STATISTIK KEMATIAN 
• Adalah angka yang menggambarkan frekuensi relatif 
terjadinya kematian dalam periode tertentu pada 
masyarakat tertentu. 
• Beberapa Statistik Kematian : 
• Angka Kematian kasar (CDR) 
• Angka Kematian Spesifik (ASDR, CSDR) 
• Angka kematian Ibu (MMR) 
• Angka Kematian Bayi (IMR)
Angka Kematian Kasar 
• Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa 
kematian secara umum dalam populasi tertentu dalam 
satu tahun 
• RUMUS : 
CDR = Jumlah kematian dalam 1 tahun X 1000 
Jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka Kematian Spesifik 
1. Angka Kematian spesifik - Umur (ASDR) 
• RUMUS : 
ASDR = Jumlah kematian menurut klp usia tertentu dlm 1 tahun X 1000 
Jumlah penduduk usia klpk t3 
Angka Kematian spesifik - Penyebab (CSDR) 
• RUMUS : 
CSDR = Jumlah kematian menurut kasus tertentu dlm 1 tahun X 1000 
Jumlah penduduk yang mengalami kasus t3
Angka Kematian Ibu (MMR) 
Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa 
kematian ibu karena proses persalinan dan nifas 
RUMUS : 
MMR = Jumlah kematian ibu melahirkan/nifas dlm 1 tahun X 1000 
Jumlah kelahiran hidup pertengahan tahun
Angka Kematian Bayi (IMR) 
Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa 
kematian individu usia dibawah 1 thn 
RUMUS : 
IMR = Jumlah kematian bayi usia < 1 dlm 1 tahun X 1000 
Jumlah kelahiran hidup pertengahan tahun
PENGUJIAN 
HIPOTESIS 
TUJUAN : 
MAHASISWA AKAN DAPAT MENJELASKAN 
PENGERTIAN DAN JENIS HIPOTESIS, PENGUJIAN 
SATU SISI DAN DUA SISI, TEORI KESALAHAN, 
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS 
145
PENGERTIAN HIPOTESIS 
• Hipo = di bawah (lemah) 
• Thesis = dalil = kaidah = hukum 
• Pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah, Yang 
kebenaranya masih rendah sehingga perlu 
dibuktikan/diuji dengan menggunakan data 
emprirk 
• Jawaban sementara terhadap permasalahan 
yang diajukan untuk selanjutnya diuji secara 
empirik melalui penelitian yg dilakukan.
• Penjelasan sementara yang diajukan 
untuk menerangkan fenomena 
problematik atau persoalan penelitian 
yang dihadapi 
• Suatu pernyataan tentang hubungan 
(yang diharapkan) antara dua variabel 
atau lebih yang memungkinkan untuk 
pembuktian secara empirik
CIRI-CIRI HIPOTESIS 
Kalimat deklaratif 
Mengekspresikan korelasi dua variabel 
atau lebih 
Merupakan jawaban tentatif (sementara 
terhadap permasalahan) 
Memungkinkan untuk dibuktikan secara 
empirik
SYARAT-SYARAT HIPOTESIS 
• Relevance : Sesuai dengan masalah yang akan diteliti 
• Testability : Dapat dilakukan pengukuran 
• Compatibility : Tidak bertentangan dengan hipotesis 
yang sudah pernah ada 
• Predictive : memiliki nilai ramal 
• Simplicity : Dibuat sesederhana mingkin
JENIS HIPOTESIS 
• Hipotesis Kerja (hipotesis alternatif, hipotesis penelitian, 
H1) 
• Hipotesis Nihil (Ho) : Uji Statistik 
• Hipotesis Sebab – Akibat 
• Variabel X adalah Berhubungan dengan 
Variabel Y 
• Variabel X meningkat Jika Variabel Y 
meningkat 
• Variabel X meningkat dan veriabel Y 
menurun
HIPOTESIS KERJA 
• Hipotesis yg akan dibuktikan/diuji 
kebenarannya dengan penelitian yg 
dilakukan 
• Apabila…, maka …. 
• Ada hubungan antara …. dengan … 
• Ada perbedaan antara … dengan … 
• Tgtg: (1) rumusan masalah; (2) model 
kerangka teoritik yg dikembangkan
ADA 2 JENIS HOPTESIS KERJA 
 Hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor 
 Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada 
uban orang desa (satu arah) 
 Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota 
dibandingkan uban orang desa (2 arah) 
 Satu ekor  arah jelas; Dua ekor  belum jelas arahnya 
 Ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg 
digunakan untuk menyusun hipotesis 
 Mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pd 
analisis hasil.
HIPOTESIS NOL 
 Ho adalah kebalikan dari hipotesis kerja (H1) 
 Tidak ada korelasi antara … dengan … 
 Tidak ada perbedaan antara … dengan … 
 Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam 
alam pikiran peneliti, yg digunakan untuk 
pembuktian dengan analisis statistik, karena 
semua analisis statisytik inferensial 
dikembangkan berdasarkan pada 
karakteristik hipotesis nihil
TEORI KESALAHAN 
• Keputusan terhadap suatu obyek penelitian/populasi 
berdasarkan informasi yang berasal dari sample : 
keputusan statistic atau Statistic Decision. 
• Untuk mencapai keputusan statistic harus membuat 
asumsi atau perkiraan terhadap segala kemungkinan 
yang akan terjadi pada suatu populasi, dimana 
kemungkinan itu dapat betul atau salah dan disebut 
sebagai Statistic Hypothesis.
• Untuk keperluan Hipotesis Statistik, kita harus membuat 
suatu ketentuan apakah menerima atau menolak suatu 
hipotesis. 
• Bila tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistic 
antara parameter sample dengan parameter populasi, 
maka disebut sebagai Hipotesis Nol (Ho), sedangkan 
bila ada perbedaan disebut sebagai Hipotesis Alternatif 
(Ha). 
• Bila menolak suatu hipotesis, namun sebenarnya dapat 
diterima keadaan ini sebagai kesalahan Alpha (Type I 
Error), 
• Bila menerima suatu hipotesis namun sebenarnya harus 
ditolak keadaan ini disebut kesalahan Beta .
Hipotesis H diterima H ditolak 
H Benar Keputusan Benar Type I Error (Alpha) 
H Salah Tipe II Error (Beta) Keputusan Benar
HUBUNGAN NILAI ALFA DAN NILAI Z 
LEVEL OF SIGNIFICAN (ALFA) 0.10 0.05 0.01 
DAERAH KRITIS Z UNTUK TES 
SATU EKOR 
± 1.28 ± 1.645 ± 2.33 
DAERAH KRITIS Z UNTUK TES 
DUA EKOR 
± 1.645 ± 1.96 ± 2.58 
157
UJI HIPOTESIS 
158
PENGANTAR 
• PENGUJIAN HIPOTEISIS DAPAT DILAKUKAN 
BERGANTUNG PADA : 
• ARAH UJI (SATU/DUA PIHAK) 
• BESARNYA SAMPEL 
• KESALAHAN BAKU DAN PERBEDAAN DUA 
POPULASI 
• SAMPLER BERPASANGAN ATAU TIDAK 
159
UJI CHI-SQUARE (²) 
• SYARAT UJI CHI-SQUARE : 
• Jumlah Sampel Harus Cukup Besar (n>30) 
• Pengamatan harus independen(unpaired) 
• Skala nominal/ordinal 
• Min 80 % dari sel mempunyai nilai E >5 
• Salah satu atau kedua variabel mempunyai kategori > 
2(buka tabel 2x2) 
160
CHI-SQUARE (²) 
• Besarnya Derajat Kebebasan : 
Df = (c – 1)(r – 1) 
• Kemaknaan pada uji chi-square ditentukan berdasarkan nilai alpha 
yang dipilh dan derajat kebebasan. 
• Suatu hasil uji dikatakan bermakna apabila nilai ² hitung lebih 
besar dibandingkan dengan nilai ² pada tabel(Bergantung pada 
nilai alpha dan Degree of Freedom) 
• Rumus 7.2 : 
•  ² =  ( O – E )² 
• E 
Keterangan : 
O = Frekuensi Observasi E= Frekuensi nilai harapan (Expected frecuency) 
E = Total Baris x Total Kolom 
Grand Total
CONTOH : 
HUBUNGAN ANTARA SUMBER AIR MINUM DENGAN KEJADIAN 
DIARE 
DIARE 
SUMBER 
DIARE (+) DIARE (-) JUMLAH 
SUNGAI 49 39 88 
SUMUR 6 14 20 
PDAM 4 12 16 
JUMLAH 59 65 124 
162
TABEL DISTRIBUSI CHI-SQUARE(X²) 
df 
TINGKAT KEMAKNAAN (ALFA) 
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
11 
12 
1.32 
2.77 
4.11 
5.39 
6.63 
7.84 
9.04 
10.22 
11.39 
12.55 
13.70 
14.85 
2.71 
4.61 
6.25 
7.78 
9.24 
10.64 
12.02 
13.36 
14.68 
15.99 
17.28 
18.55 
3.84 
5.99 
7.81 
9.49 
11.07 
12.59 
14.07 
15.52 
16.92 
18.31 
19.68 
21.03 
5.02 
7.38 
9.35 
11.14 
12.83 
14.15 
16.01 
17.53 
19.02 
20.48 
21.92 
23.34 
6.6 
9.2 
11.3 
13.3 
15.1 
16.8 
18.5 
20.1 
21.7 
23.2 
24.7 
26.2 
7.9 
10.6 
12.8 
14.9 
16.7 
18.5 
20.3 
22.0 
23.6 
25.2 
26.8 
28.3 
10.8 
13.8 
16.3 
18.5 
20.5 
22.5 
24.3 
26.1 
27.9 
29.6 
31.3 
32.9 
163
UJI YATE’S CORRECTION 
• Pada df = 1 (tabel 2 x 2) tidak ada nilai E < 5 karena 
over estimate sehingga banyak hipotesis yang ditolak 
kecuali dengan koreksi dari Yates. 
Rumus Yates Correction 7.2 : 
 ² =  ( O – E ) – 0,5)² atau 
E 
 ² = (Іad– bcІ) – 0,5N)²N 
r1r2s1s2
UJI FISHER EXACT : 
• TABEL 2 X 2 
• n < 20 
• 20 <n<40 dan nilai E < 5 
• RUMUS : 
P =(a+b)!(c+d)!(a+c)!(b+d)! 
n!a!b!c!d! 
165
COBALAH DIRUMAH ANDA!!!! 
• Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh 
pendapatan dgn status gizi balita lalu dilih 
sampel sebanyak 200 orang dari 3 golongan 
pendpatan kelrg, masing-masing pendapatan 
tinggi 70 orang, menegah 70 orang dan rendah 
60 orang. Ternyata ditemukan sebanyak 90 bayi 
memiliki status gizi baik sisanya gizi buruk. Dari 
90 orang tersebut 40 berasal dari ekonomi tinggi, 
30 ekonomi menegah sisanya ekonomi rendah. 
• Buatlah Hipotesisnya 
• Uji Hipotesisi tersebut pada alpha = 0.05 
• Buat kesimpulan peneltiannya
167

More Related Content

What's hot

Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)FerindaPutri
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiAfina Permatasari
 
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiMateri pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiUpi_raharjo
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triagejohanadi2
 
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan Rofiqoh Damayanti
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologiHMRojali
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalCandra Wiguna
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanYurie Arsyad Temenggung
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatanAgus Candra
 
Sistem kesehatan-nasional
Sistem kesehatan-nasionalSistem kesehatan-nasional
Sistem kesehatan-nasionalerwinhandi
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
Perencanaan promosi kesehatan
Perencanaan promosi kesehatanPerencanaan promosi kesehatan
Perencanaan promosi kesehatanUFDK
 
sosiologi kesehatan & gizi kesmas
 sosiologi kesehatan & gizi kesmas  sosiologi kesehatan & gizi kesmas
sosiologi kesehatan & gizi kesmas Licia Dewi
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
PROSES PERJALANAN PENYAKIT
PROSES PERJALANAN PENYAKITPROSES PERJALANAN PENYAKIT
PROSES PERJALANAN PENYAKITFAIQO DIYANA
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatlis yulitasari
 

What's hot (20)

Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
Kolaborasi dan kerja sama kesehatan (Ferinda)
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiMateri pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triage
 
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
Sistem informasi kesehatan & management data kesehatan
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan NasionalSistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi KesehatanEvaluasi dalam Promosi Kesehatan
Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan
 
Sistem kesehatan-nasional
Sistem kesehatan-nasionalSistem kesehatan-nasional
Sistem kesehatan-nasional
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Perencanaan promosi kesehatan
Perencanaan promosi kesehatanPerencanaan promosi kesehatan
Perencanaan promosi kesehatan
 
sosiologi kesehatan & gizi kesmas
 sosiologi kesehatan & gizi kesmas  sosiologi kesehatan & gizi kesmas
sosiologi kesehatan & gizi kesmas
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
Kul5. Media Promosi Keseahatan
Kul5. Media Promosi KeseahatanKul5. Media Promosi Keseahatan
Kul5. Media Promosi Keseahatan
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
PROSES PERJALANAN PENYAKIT
PROSES PERJALANAN PENYAKITPROSES PERJALANAN PENYAKIT
PROSES PERJALANAN PENYAKIT
 
Ppt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakatPpt kesehatan masyarakat
Ppt kesehatan masyarakat
 

Viewers also liked

Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistikpjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistikpjj_kemenkes
 
Biostatistika
BiostatistikaBiostatistika
Biostatistikamas_ega
 
Panduan Menyusun Proposal Penelitian
Panduan Menyusun Proposal PenelitianPanduan Menyusun Proposal Penelitian
Panduan Menyusun Proposal Penelitianpjj_kemenkes
 
FLORA DAN FAUNA
FLORA DAN FAUNAFLORA DAN FAUNA
FLORA DAN FAUNARfr Egha
 
Pengumpulan data
Pengumpulan dataPengumpulan data
Pengumpulan datazmeffendi
 
01 konsep statistik 2014
01 konsep statistik 201401 konsep statistik 2014
01 konsep statistik 2014mohamad wandani
 
Konsep Awal Statistika
Konsep Awal StatistikaKonsep Awal Statistika
Konsep Awal StatistikaAisyah Turidho
 
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...sofian.alfarisi
 
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatMenerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatDewi Fitriani
 
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaMakalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaDhea Budiman
 

Viewers also liked (20)

Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistik
 
Konsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar BiostatistikKonsep Dasar Biostatistik
Konsep Dasar Biostatistik
 
Biostatistika
BiostatistikaBiostatistika
Biostatistika
 
Panduan Menyusun Proposal Penelitian
Panduan Menyusun Proposal PenelitianPanduan Menyusun Proposal Penelitian
Panduan Menyusun Proposal Penelitian
 
Biostatistik,,
Biostatistik,, Biostatistik,,
Biostatistik,,
 
Uji Klinik
Uji KlinikUji Klinik
Uji Klinik
 
Makalah biostatistika
Makalah biostatistikaMakalah biostatistika
Makalah biostatistika
 
Minggu 6_Instrumen Pengumpul Data
Minggu 6_Instrumen Pengumpul DataMinggu 6_Instrumen Pengumpul Data
Minggu 6_Instrumen Pengumpul Data
 
FLORA DAN FAUNA
FLORA DAN FAUNAFLORA DAN FAUNA
FLORA DAN FAUNA
 
Matematika ( statistik)
Matematika ( statistik)Matematika ( statistik)
Matematika ( statistik)
 
Pengumpulan data
Pengumpulan dataPengumpulan data
Pengumpulan data
 
Karbohidrat (2)
Karbohidrat (2)Karbohidrat (2)
Karbohidrat (2)
 
01 konsep statistik 2014
01 konsep statistik 201401 konsep statistik 2014
01 konsep statistik 2014
 
Konsep Awal Statistika
Konsep Awal StatistikaKonsep Awal Statistika
Konsep Awal Statistika
 
Statistika uji parametrik
Statistika uji parametrikStatistika uji parametrik
Statistika uji parametrik
 
Presentasi sidang KTI
Presentasi sidang KTIPresentasi sidang KTI
Presentasi sidang KTI
 
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
Epidemiologi Deskriptif Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Keraton M...
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatMenerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
 
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijayaMakalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
Makalah statistika dasar 2015 universitas sriwijaya
 

Similar to Biostatistik

METLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingMETLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingReza J
 
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).pptKuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).pptCardovaislami1
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiKartika Lukitasari
 
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdfMODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdfssuser411ce8
 
Made Manajemen Data Pelatihan Teknis SE Puskesmas.pptx
Made Manajemen Data Pelatihan Teknis SE Puskesmas.pptxMade Manajemen Data Pelatihan Teknis SE Puskesmas.pptx
Made Manajemen Data Pelatihan Teknis SE Puskesmas.pptxdwindy2
 
Biostatistik deskriptif '12
Biostatistik deskriptif '12Biostatistik deskriptif '12
Biostatistik deskriptif '12Agus Candra
 
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptMetodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptTriEvelina1
 
Materi 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaMateri 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaAhmad Kurnia
 
Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1Hadi Nugroho
 
Pertemuan 12 - Data Primer dan Data Sekunder.ppt
Pertemuan 12 - Data Primer dan Data Sekunder.pptPertemuan 12 - Data Primer dan Data Sekunder.ppt
Pertemuan 12 - Data Primer dan Data Sekunder.pptEpicScene
 
93094 materi stat &amp; pengumpulan data
93094 materi stat &amp; pengumpulan data93094 materi stat &amp; pengumpulan data
93094 materi stat &amp; pengumpulan dataArwinsyah Putra
 
Cara analisis data
Cara analisis dataCara analisis data
Cara analisis datamohdkhamdani
 

Similar to Biostatistik (20)

METLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingMETLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & Sampling
 
METODE PENELITIAN.pptx
METODE PENELITIAN.pptxMETODE PENELITIAN.pptx
METODE PENELITIAN.pptx
 
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).pptKuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
Kuliah 1.STATISTIKA TERAPAN (kontrak Kuliah dan Pendahuluan).ppt
 
Analisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasiAnalisis data dan interpretasi
Analisis data dan interpretasi
 
SESSI-3.PPT
SESSI-3.PPTSESSI-3.PPT
SESSI-3.PPT
 
SESSI-3.PPT
SESSI-3.PPTSESSI-3.PPT
SESSI-3.PPT
 
1 5 statistika - nafiu
1 5 statistika - nafiu1 5 statistika - nafiu
1 5 statistika - nafiu
 
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdfMODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
MODUL-1(090523)-compressed (2).pdf
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Pelaksanaan riset
Pelaksanaan risetPelaksanaan riset
Pelaksanaan riset
 
Made Manajemen Data Pelatihan Teknis SE Puskesmas.pptx
Made Manajemen Data Pelatihan Teknis SE Puskesmas.pptxMade Manajemen Data Pelatihan Teknis SE Puskesmas.pptx
Made Manajemen Data Pelatihan Teknis SE Puskesmas.pptx
 
Penelitian deskriptif fix
Penelitian deskriptif fixPenelitian deskriptif fix
Penelitian deskriptif fix
 
Biostatistik deskriptif '12
Biostatistik deskriptif '12Biostatistik deskriptif '12
Biostatistik deskriptif '12
 
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptMetodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
 
Populasi, sampel, dan data
Populasi, sampel, dan dataPopulasi, sampel, dan data
Populasi, sampel, dan data
 
Materi 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaMateri 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistika
 
Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1
 
Pertemuan 12 - Data Primer dan Data Sekunder.ppt
Pertemuan 12 - Data Primer dan Data Sekunder.pptPertemuan 12 - Data Primer dan Data Sekunder.ppt
Pertemuan 12 - Data Primer dan Data Sekunder.ppt
 
93094 materi stat &amp; pengumpulan data
93094 materi stat &amp; pengumpulan data93094 materi stat &amp; pengumpulan data
93094 materi stat &amp; pengumpulan data
 
Cara analisis data
Cara analisis dataCara analisis data
Cara analisis data
 

Recently uploaded

epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxgunadarmabarra
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptxDavyPratikto1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxImmanuelIndrapratama
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023AthoinNashir
 

Recently uploaded (20)

epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 

Biostatistik

  • 1. HARDIANTO DG.S,SKM E-mail : hardianto.salimung@yahoo.co.id
  • 2. GBPP • JUDUL MATA KULIAH : BIOSTATISTIK • NOMOR KODE: 1 SKS • TUJUAN UMUM INSTRUKSIONAL: Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan mampu mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data melakukan analisa data serta memilih test statistik yang sesuai.
  • 3. GBPP • Statistik Deskriptif 1. Pengertian Biostatistik, 2. Pengertian Data, Pengukuran skala 3. Tekhnik Pengolahan Data 4. Penataan : Distribusi Frekuansi 5. Penyajian data(tabel dan grafik) 6. Nilai tengah dan nilai dispersi • Statitistik Inferensial 1.Uji Hipotesis ( Chi-Square dan Yate’s Corection) Biostatitik
  • 4. PENDAHULUAN A. Perkembangan Statistik • Statistik (Bahasa Italia) : Statista = Pejabat Negara. • Inggris, statistic kesehatan diawali oleh Raja Henry VII : Pencatatan kematian tahun 1532. • Kapten John Graunt : kematian selama 30 thn : Perkiraan jumlah orang meninggal karena penyakit, proporsi kelahiran laki-laki dan wanita, tabel perjalanan hidup. 1662. • Perkembangan Statistis Terhambat : • Sikap Skeptis Klinik : Statistik Hanya Angka/Tdk Sesuai Etika Kemanusiaan. • Penderita adalah Individu Yang Berbeda
  • 5. • Pentingnya perawat mempelajari statistic : • Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa atau interpretasi serta penarikan kesimpulan . • Statistik sebagai metode : Secara berurutan. • Statistik sebagai ilmu : Alat untuk mengelolah data numerik informasi. • Satistik : Alat bantu penelitian yang berhubungan dengan Masyarakat, Kesehatan. Biostatistik
  • 6. PENGERTIAN • Margueritte K. Hall. • Suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan mengunmpulkan data yang berbentuk angka. • Sujana. • Adalah pengetahuan yang b/d cara pengumpulan fakta, pengolahan serta menganalisanya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta – fakta penganalisaan yang dilakukan. Biostatistik
  • 7. • Sudrajat • Adalah ilmu pengetahuan mengenai cara dan aturan dalam hal pengumpulan data, pengolahan , analisa, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi data – data yang berbentuk angka. • Jule dan Kendall (“An Intruduction to The History Of Statistik”) • Adalah kumpulan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab dan metode statistic merupakan suatu metode untuk menjelaskan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab. Biostatitik
  • 8. TAHAP–TAHAP STATISTIK • Pengumpulan data. • Pengolahan data. • Penyajian data. • Analisa dan Intrepretasi data. • Penarikan Kesimpulan.. Biostatistik
  • 9. STATISTIK KESEHATAN • Statistik Kesehatan adalah semua yang berkaitan dengan pencatatan dalam penilaian kesehatan baik Individu atau masyarakat.
  • 10. KEGUNAAN STATISTIK KESEHATAN  Perencanaan program  Membandingkan tingkat kesehatan masyarakat  Menentukan masalah dan penyebab status Kesmas.  Menentukan prioritas program Kesehatan  Memberikan gambaran keadaan Kesmas.  Menentukan keberhasilan program Kesehatan.  Menentukan Kebutuhan bidang Kesehatan,  Menyebarkan informasi dan program Kesmas.
  • 11. B. STATISTIK DESKRIFTIF DAN INFERENSIAL 1. Statistik Deskriftif • Merupakan suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan masyarakat berdasarkan hasil pengamatan yang nyata. • Dipakai hanya terbatas pada pengumpulan, penyajian, dan analisa data (narasi, tabulasi, prosentase, nilai rata-rata, perhitungan nilai tengah, standar deviasi, rasio, dan proporsi).
  • 12. ………….lanjutan • Sebagian masih menganggap statistic deskriftif kurang bermanfaat sehingga penelitian deskriftif mempunyai kualitas yang masih rendah. • Namun, statistic inferensial menjadi sia-sia tanpa tatistic deskriftif. Oleh karena itu kedua jenis statsitik ini merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan .
  • 13. 2. Statistik Inferensial • Statsitk inferensial bertujuan untuk menarik kesimpulan ciri-ciri populasi yang dinyatakan dengan parameter populasi melalui perhitungan-perhitungan statistic sampel. • Menguji hipotesis berdasarkan teori estimasi dan distribusi probabilitas atau untuk membandingkan khasiat obat, prosedur, pengobatan, metode pengobatan dan lain-lain. Biostatistik
  • 15. PENGUMPULAN DATA A. Pengertian dan Klasifikasi Data. • Data = konsep jamak “ DATUM “ yang berarti suatu himpunan angka yang berasal dari suatu pengukuran individu. • Agregat kumpulan dari data – data. Biostatistik
  • 16. SYARAT-SYARAT DATA : • Objektif • Refresentatif • Standar Eror • Waktu pengambilan data harus tepat. • Relevan Biostatistik
  • 17. B. Klasifikasi Data. 1. Menurut tkt pengolahan : • Row data . • Array data • Ungrouped data • Grouped data 2. Menurut Bentuk angkanya : • Data diskrit • Data continue Biostatistik
  • 18. 3. Menurut sumbernya : • Data primer • Data sekunder 4. Menurut sifatnya : • Data kuantitatif • Data kwalitatif 5. Menurut waktu pengumpulannya . • Data cross section • Data berkala Biostatistik
  • 19. 6. Menurut Skala Pengukurannya :  Data Nominal : Mempunyai nama/kategori, tapi tidak diketahui perbedaan tiap kategori  Data Ordinal : Mempunyai nama/kategori, diketahui perbedaan tiap kategori, tapi tidak diketahui nilai/Jarak perbedaannya  Data Interval : Mempunyai nama/kategori, diketahui perbedaan tiap kategori, diketahui nilai/Jarak perbedaannya, tapi tidak dapat dibuat perbandingan  Data Ratio : Mempunyai sifat ketiga data dan dapat dibuat perbandingan karena mempunyai titik nol mutlak Biostatistik
  • 20. Perbedaan sifat skala Skala Kategori/ Nama Tkt. Perbedaan Jarak kategori kelipatan Nominal Ya No No No Ordinal Ya Ya No No Interval Ya Ya Ya No Rasio Ya Ya Ya Ya Biostatistik
  • 21. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Pengertian. • Cara pengumpulan data merupakan prosedur yang sitematik dan standar yang dipakai untuk mendapatkan data. • Ada 2 Metode : • Sensus • Survey . • Keuntungan survey : • Biaya murah. • Waktu dan tenaga sedikit. • Data yang diperoleh dapat dipercaya. • Kelemahan. • Datanya bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan perubahan yang terjadi dengan perjalanan waktu. Biostatistik
  • 22. PERTIMBANGAN DALAM TEKHNIK DALAM PENGUMPULAN DATA : • PERTIMBANGAN EFEKTIFITAS : • Aspek tenaga, waktu, alat, prosedur, dana. • PERTIMBANGAN KETELITIAN : • Reliable, validitas. • RALIABEL : Alat ukur memberikan hasil yang konsistensi • VALIDITAS : Bila mampu memberikan data yang sesuai dengan yang diinginkan
  • 23. Tekhnik Pengumpulan Data. • Wawancara • Angket (kuisioner) • Pengamatan (Observasi) • Pemeriksaan/Pengukuran Biostatistik
  • 24. WAWANCARA : • Adalah suatu cara untuk mendapatkan data secara lisan dari responden melalui pertemuan/percakapan • Jenis wawancara : • Wawancara terpimpin : dilakukan berdasarkan pedoman, data mudah diolah, data dpt disajikan ssecara kualitatif dan kuantitatif, dapat dilakukan banyak orang • Wawancara tidak terpimpin : Tidak ada topik yang menjadi fokus wawancara, pertanyaan tidak sistematis, tidak menggunkan pedoman, sulit diolah • Wawancara bebas terpimpin : cara kombinasi, luwes, dan terarah, untuk menggali gejala yg bersifat pribadi Biostatistik
  • 25. OBSERVASI • Proses pengamatan langsung yang dilakukan untuk mendapatkan data dari responden • JENIS OBSERVASI : • Observasi terlihat : bila peneliti aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diteliti. • Observasi sistematik :Bila mempunyai kerangka struktur yg jelas berisi semua faktor yang diperlukan dan materi observasi mempunyai ruang sempit, terbatas dan terarah. • Observasi eksperimental : Bila ingin mengetahui adanya perubahan akibat eksperimental yang dilakukan. Biostatistik
  • 26. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA. • Formulir isian. • Check list • Kuisioner terbuka / tertutup. • Alat ukur : Timbangan, Tensimeter, Thermometer. Biostatistik
  • 27. PEDOMAN PEMBUTAN KUISIONER. • Tentukan variabel-variabel yang dibutuhkan dan sesuai dengan tujuan. • Intensitas pertanyaan disesuaikan dengan tujuan. • Yang harus diperhatikan dalam menyusun Kuisioner : • Pertanyaan ditulis dengan kalimat sederhana, singkat dan jelas. • Jangan mempunyai arti ganda. • Sebaiknya pertanyaan tidak menyinggung perasaan. • Tidak mengharuskan responden mengingat kembali masa lampau dan Menghitung. Biostatistik
  • 28. Type-Type Pertanyaan  Pertanyaan Tertutup (Close question) :  Pertanyaan dikotomi.  Multiplechoise  Pertanyaan Menggunakan skala  Pertanyaan terbuka (Open Question)  Kebaikan:  Fleksibel.  Keterangan lebih mendalam.  Dapat mendorong responden untuk bekerjasama.  Kemungkinan pewawancara menghindari kesalah pahaman.  Interpredasi yang dilakukan secara tepat. Biostatistik
  • 29. POPULASI DAN SAMPEL Tujuan : Setelah materi ini disampaikan mahasiswa akan dapat mendefenisikan pengertian populasi dan sampel, syarat sampel, penentuan besar sampel dan tekhnik sampling
  • 30. POPULASI DAN SAMPLE • Populasi : Kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akan di ukur. • Populasi terhingga ( finit ) • Populasi tak terhingga ( Infinit ) • Sample : Perwakilan dari populasi, diharapkan hasil pengambilan data dari sample merupakan penggambaran dari populasi. Biostatistik
  • 31. ALASAN PENARIKAN SAMPEL 1. Adanya populasi yang sangat besar dan tidak terbatas, sehingga tidak mungkin seluruh populasi diperiksa atau diukur karena akan memerlukan waktu yang lama. 2. Homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang homogen diperiksa karena akan membuang waktu serta tidak ada gunanya karena variabel yang akan diteliti telah terwakili oleh sebagian populasi tersebut. 3. Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu. 4. Ketelitian/ketepatan pengukuran, meneliti yang sedikit (sampel) tentu akan lebih teliti jika Dibandingkan dengan meneliti jumlah yang banyak (populasi) Biostatistik
  • 32. SYARAT SAMPEL YG IDEAL 1. Dapat menghasilkan gambaran karakterpopulasi yang tepat 2. Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh. 3. Sederhana, mudah dilaksanakan 4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin Kalau syarat-syarat di atas tidak dapat dipenuhi, kesimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi akan bias (bias conclusion). Biostatistik
  • 33. ERROR(PEYIMPANGAN) Sampling Error, sebenarnya hal ini bukan merupakan kesalahan yang sebenarnya, tetapi merupakan variasi dari konsekuensi pengambilan sampel. Maksudnya bahwa setiap sampel yang akan diambil dari suatu populasi akan berdistribusi sekitar nilai populasi. Non Sampling Error, yaitu error yang tidak disebabkan oleh sampel, tetapi disebabkan pelaksanaan dalam Pengambilan sampel sampai analisisnya, seperti:  Pada saat perencanaan  Pelaksanaan  Pengolahan  Analisis dan interpretasi Biostatistik
  • 34. PENENTUAN BESAR SAMPEL • Penentuan besar sampel akan tergantung dari desain penelitian yang akan dilaksanakannya, antara lain: • Besar sampel untuk penelitian cross sectional. • Menggunakan rumus besar sampel untuk estimasi proporsi • Estimasi adalah perkiraan karakteristik populasi melalui data sampel. • Presisi adalah ketepatan sampel terhadap populasi • Contoh: ingn mengetahui proporsi suatu kejadian, seperti cakupan pemberian Hb, cakupan imunisasi, cakupan KB, prevalensi anemia ibu hamil. Biostatistik
  • 35. RUMUS BESAR SAMPEL • n = z² 1-α/2 P (1-P) d² Contoh: • Peneliti ingin mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan diperoleh data prevalensi anemia kehamilan adalah 62 %. Berdasarkan masalah dan informasi tersebut, berapa jumlah sampel yang dibutuhkan jika peneliti menginginkan presisi mutlak sebesar 10 % dengan derajat kepercayaan 95%?
  • 36. PENYELESAIAN : • Diketahui P = 0,62, d = 0,10, Z = 1,96, maka dapat dicari sampel, sbb: n = (1,96)² x 0,62 (1-0,62) (0,1)² n = 3,8416 x 0,62 x 0,38 0,01 n = 0,9050 = 90,5 = 91 orang ibu hamil 0,01 Biostatistik
  • 37. • RUMUS 2: n = N.Z². P.Q d²( N – 1) + Z². P.Q Ket .: n = Sampel N = Populasi P = Proporsi dalam populasi (o,5) Q = Proporsi yang lain (1-P) d = Tingkat kemaknaan
  • 38. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL • PROBABILITY SAMPLING • Yakni bahwa semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian • NON PROBABILITY SAMPLING • Yakni bahwa tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel Biostatistik
  • 39. PROBABILITY SAMPLING  SIMPEL RANDOM, PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL YANG DILAKUKAN SECARA ACAK TAPI TIDAK MEMPERHATIKAN STRATA, DAN KLASIFIKASI. CARA INI EFEKTIF JIKA POPULASI HOMOGEN  PROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM; YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK TAPI MEMPERHATIKAN STRATA DAN DILAKUKAN SECARA PROPORSIONAL. CARA INI EFEKTIF JIKA POPULASI HETEROGEN DAN BERSTRATA.  DISPROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM; PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK, MEMPERTIMBANGKAN STRATA, TAPI TIDAK PROPORSIONAL. CARA INI EFEKTIF KETIKA POPULASI BERSTRATA TAPI TIDAK SEIMBANG. Biostatistik
  • 40. LANJUTAN  AREA SAMPLING; YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL AREA TAPI MELALUI RANDOM, YAKNI PENETAPAN AREANYA DIACAK, DAN PENETAPAN SAMPEL DI MASING-MASING AREA JUGA DILAKUKAN DENGAN CARA ACAK. Biostatistik
  • 41. NON PROBABILITY SAMPLING  SAMPEL KUOTA; YAKNI PENETAPAN SAMPEL DENGAN HANYA MEMPERTIMBANGKAN BERAPA BANYAK SAMPEL YANG AKAN DIMINTAI PANDANGAN, TANPA MEMPERTIMBANGAN KETERWAKILAN.  SAMPEL SISTEMATIS; PENGAMBILAN SAMPE, YANG DILAKUKAN DENGAN CARA SISTEMATIS. UMPAMANYA DITENTUKAN NOMOR URUTNYA, LALU DIAMBIL NOMOR-NOMOR GANJIL SAJA, ATAU GENAP SAJA, ATAU SKAL SEKIAN DST..  SAMPEL AKSIDENTAL, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL YANG DILAKUKAN SECARA KEBETULAN.  SAMPEL PURPOSIVE, YAKNI PENETAPAN SAMPEL YANG DILAKUKAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN KEPENTINGAN PROSES PENELITIAN.  SNOW BALL, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN POLA BOLA SALJU, DARI TERKECIL KEMUDIAN MEMBESAR. Biostatistik
  • 42. Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan tahap editing, coding dan tabuling data
  • 43. TEKHNIK PENGOLAHAN DATA 1. Langkah Pengolahan Data. • Proses Editing • Melengkapi jawaban penjawab pada kuisioner. • Memperbaiki jawaban penjawab. • Memperjelas. • Pengecekan logis. Biostatistik
  • 44. • Coding. • Memberikan kode jawaban secara angka atau kode tertentu atau lebih mudah dan sederhana. • Tabulating • Penyusunan : pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. • Tally sheet = penyederhanaan perhitungan dengan menghitung 1/1 dan proses penilaian. • Shortering dengan menggunakan kartu jawaban yang dimasukkan dalam kartu yang telah disediakan perjenis jawaban. • Tabulasi dengan Komputer : program SPSS ataupun Epi Info. Biostatistik
  • 45. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa akan dapat menjelaskan istilah-istilah membuat jenis-jenis tabel distribusi frekuensi
  • 46. PENATAAN DATA • Diringkas agar mudah disajikan dan dianalisis .disimpulkan. • Penataan Dalam bentuk distribusi frekuensi.
  • 47. DISTRIBUSI FREKUENSI • Kumpulan data yang kita amati dalam suatu karaktesistik tertentu. • Bila data sedikit = tidak perlu disajikan dalam kelompok. • Bila data banyak perlu disajikan secara kelompok. • Distribusi tunggal. • Distribusi kelompok ( Frekuensi )
  • 48. Cara Membuat DF • Range = Nilai max – Nilai min • Banyaknya Kelas (K) • K = 1 + 3,3 log n n = Banyaknya Data • Interval Kelas = Range/Kelas
  • 49. Contoh : • Nilai Ujian Mahasiswa : 79 49 48 74 81 98 87 80 80 84 90 70 91 93 82 78 70 71 92 38 79 81 74 73 68 72 85 51 65 93 83 96 90 35 83 73 74 43 86 68 92 93 76 71 90 72 67 75 80 91 61 72 79 97 91 88 81 70 74 99 95 80 59 71 77 63 75 60 83 82 60 67 89 63 76 63 88 70 66 88
  • 50. Data Arraynya : • 35 38 43 48 49 51 58 59 60 60 61 63 63 63 65 66 66 67 67 68 68 70 70 70 71 71 71 72 72 72 73 73 74 74 74 74 75 75 75 76 76 77 78 79 79 79 80 80 81 81 82 82 83 83 83 85 85 86 87 87 88 88 88 89 89 90 90 90 91 91 91 92 92 93 93 93 95 97 98 99
  • 51. Hasil Pendistribusian : KELAS/KELOMPOK Nilai Mahasiswa FREKUENSI 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 - 100 2 3 5 14 24 20 12 JUMLAH 80
  • 52. Beberapa Istilah  Ujung Bawah(UB) : Angka yg terdapat disebelah kiri IK.  Ujung Atas (UA) : Angka yang terdapat di sebelah kanan IK.  Batas UB = UB – 0,5.  Batas UA = UA + 0,5  Panjang kelas (Interval Kelas)= selisih 2 UB/UA berurutan.  Titik tengah / Tanda Kelas = wakil dalam kelas interval.  Titik tengah = ½ ( UB + UA ).  Rentang kelas (Range) = nilai max – nilai minimal.  Banyak kelas interval = 1 + 3.3 Log.n.  n = Banyaknya data.
  • 53. JENIS-JENIS TABEL DF 1. Distribusi Frekuensi Relatif • Mengetahui prosentase suatu kelompok terhadap seluruh pengamatan. • Rumus: • Rumus : ( f/N ) x 100. • Pengamatan terlalu kecil, prosentasenya akan terjadi bias. • Minimal sebanyak 60. • n semakin mendekati 100 perhitungan prosentasenya semakin tepat.
  • 54. 2. Distribusi frekuensi Kurang Dari Batas Bawah (< ) • Untuk mengetahui frekuensi data yang mempunyai nilai di bawah kelompok tertentu. • Perhitungannya menjumlah semua frekuensi yang terletak sebelum nilai batas bawah kelompok tersebut. 3. Distribusi frekuensi Sama atau Kurang Dari Batas Atas (≤) • Menjumlahkan frekuensi pada kelompok yang diinginkan dengan semua frekunesi kelompok sebelumnya. Biostatistik
  • 55. 4. Distribusi frekuensi Lebih Dari Batas Atas (>) • Untuk mengetahui banyaknya frekuensi nilai ujian mahasiswa yang lebih besar dari batas atas kelompok • Menjumlah semua frekuensi kelompok berikutnya. 5. Distribusi frekuensi Sama atau Lebih Dari Batas Bawah(≥) • Untuk memperoleh distribusi frekuensi kumulatif lebih atau sama dengan nilai batas bawah • Menjumlah frekuensi kelompok yang bersangkutan ditambah dengan frekuensi kelompok berikutnya.
  • 56. KELAS f % < BB > BA 35 – 44 3 3,75 0 77 45 – 54 3 3,75 3 74 55 – 64 8 10 6 66 65 – 74 22 27,5 14 44 75 – 84 19 23,75 36 25 85 – 94 21 26.25 55 4 95 -105 4 5 76 0
  • 57. Tugas : 50 78 88 51 53 67 78 90 76 54 58 77 87 56 66 76 86 78 74 73 78 77 57 78 89 87 77 65 63 60 67 88 61 60 54 53 76 71 74 89 78 88 90 95 56 72 77 89 94 91 67 56 59 65 90 80 82 67 77 87
  • 58. TUJUAN : Mahasiswa akan dapat memuat sajian data dalam bentuk teks, tabel dan grafik
  • 59. PENYAJIAN DATA • Merupakan salah satu kegiatan pembuatan laporan hasil penelitian untuk dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. • Sederhana dan jelas agar mudah dibaca. • Maksud : Mudah memahami apa yang kita sajikan untuk penilaian atau perbandingan. • Bentuk penyajian dapat berupa tulisan(teksual), table, dan grafik.
  • 60. 1. TEKSTUAL • Merupakan gambaran umum tentang kesimpulan hasil pengamatan. • Dalam bidang kesehatan, hanya digunakan untuk memberikan informasi. • Banyak digunakan bidang social, ekonomi, psikologi dll dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif.
  • 61. 2. TABEL • Penyajian data dalam bentuk angka-angka yang disusun secara teratur dalam baris dan kolom. • Banyak digunakan pada penulisan laporan hasil penelitian • Maksud : Mudah memperoleh gbr. rinci ttg hasil penelitian. • Suatu tabel yang lengkap terdiri dari nomor tabel, judul tabel, badan tabel, catatan kaki dan sumber data. Biostatistik
  • 62. NO. JUDUL TABEL Contoh . BOX HEAD JUDUL KOLOM JUMLAH JUDUL BARIS Sel Sel Badan Tabel Sel Sel JUMLAH GRAND TOTAL Fote Notes Sumber Data
  • 63. Penjelasan • Nomor tabel : • Bila tabel > 1 sebaiknya diberi nomor • Diletakkan di atas sebelah kiri sejajar judul tabel • Judul Tabel : • Singkat, jelas, dan berisi ttg apa, dimana, kapan, • Harus konsisten dan menggambarkan isi tabel Biostatistik
  • 64. • Badan tabel : • Terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel • Catatan Kaki : • Untuk memberi keterangan ttg singkatan dan ukuran yg digunakan. • Biasanya menggunakan Tanda * • Diletakan dibawah kiri tabel • Sumber Data : • Diletakkan dibawah catatan kaki • Penting : Khususnya data sekunder • Sumber ditulis lengkap : dari mana, apa, siapa, tahun Biostatistik
  • 65. BENTUK-BENTUK TABEL 1. Tabel Sinopsis • Semua variable yang dikumpulkan dan ditulis dalam baris dan kolom dengan urutan yang sama. • Penting dalam perencanaan penelitian karena dapat diketahui jumlah tabel dan variable yang akan dicari hubungannya
  • 66. Contoh : Pendid ikan Pekerjaan Jmlh Anak Agama Persalina n Tempat sampah Pendidikan Pekerjaan 1 Jmlh Anak 2 6 Agama 3 7 10 Persalinan 4 8 11 13 Tempat sampah 5 9 12 14 15 Biostatistik
  • 67. 2.Tabel Induk • Berfungsi sebagai referensi sering disebut tabel referensi • Pada tabel induk terdapat semua variable yang dikumpulkan. • Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan. • Tabel induk biasanya ditempatkan dibelakang sebagai lampiran. Biostatistik
  • 68. Contoh : Gol Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Dsb. Laki- Wanita Tani Buruh PNS SD SMP SMA 2 Jumlah Biostatistik
  • 69. 3. Tabel Kerja(Tabel Teks) • Menggambarkan beberapa variable secara rinci. • Berguna : Pembahasan, Perbandingan antara variable atau hubungan antara dua variabel. • Diambil dari tabel induk atau gabungan beberapa tabel kerja. • Biasanya disusun berdasarkan progresivitas, tahun atau bergantung pada kebutuhan. • Dari tabel teks dapat dibuat Tabel Silang(cross table)
  • 70. Contoh : TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJAAN BURUH TANI DAGANG PENGUSAHA Tidak Sekolah SD SMP SMA PT Lain-Lain JUMLAH
  • 71. 4. Tabel Kontingensi • Disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom. • Untuk memberikan gambaran hasil penelitian. Banyak digunakan dalam perhitungan statistic inferensial untuk pengujian hipotesis. • Dinamakan sesuai dengan banyaknya baris dan kolom. • Biostatistik
  • 72. Contoh : Tabel 2x2 JUDUL KOLOM JUMLAH JUDUL BARIS JUMLAH GRAND TOTAL Biostatistik
  • 73. Tabel 2x3 JUDUL KOLOM JUMLAH JUDUL BARIS JUMLAH GRAND TOTAL
  • 74. Tabel berdasarkan penyusunan Judul baris : • Menurut Abjad • Menurut Geografis • Berdasarkan Perkembangan Waktu • Berdasarkan Besarnya Angka • Berdasarkan Kelaziman • Berdasarkan Tingkatan Biostatistik
  • 75. 3. GRAFIK • Grafik lebih menarik dan lebih mudah dipahami, • Yang kurang jelas dlm table. lebih jelas dalam bentuk grafik. • Manfaat Grafik : • Membandingkan beberapa variable, Kategori dalam veriabel atau satu variabel pada waktu dan tempat yang berbeda. • Memprediksi perubahan. • Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau lebih. • Memberikan penerangan pada masyarakat. Biostatistik
  • 76. • Kerugian : • Keterangan yang tidak rinci. • Grafik harus dibuat dengan perhitungan yang benar, perhitungan yang salah mengakibatkan penilaian yang salah. • Informasi yang disajikan terbatas. • Beberapa Ketentuan Dalam Penyajian Grafik : • Judul ditulis dengan jelas, singkat, dan sederhana. • Bentuk grafik harus disesuaikan dengan data yang ada. • Grafik harus menarik. • Keterangan dapat ditulis di bawah/dalam. Biostatistik
  • 77. JENIS-JENIS GAFIK 1. GRAFIK BALOK • Beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut : • Dapat digambar tegak atau melintang • Antara balok terapat ruang yang lebih sempit daripada balok. • Lebar balok harus seimbang. • Penggambaran harus dimulai dari titik nol. • Keterangan / frekuensi sebaiknya tidak dicantumkan di dalam/ di luar balok kecuali bila terlalu besar. • Dapat digambar berhimpitan untuk menggambarkan kategori dalam satu variabel, berikutnya merupakan data kontinu. Biostatistik
  • 79. Contoh : 0 10 20 30 40 50 60 Kuartal 4 Kuartal 3 Kuartal 2 Kuartal 1 Anak Bayi Busui Bumil Biostatistik
  • 81. 2. HISTOGRAM • Tidak seperti grafik balok, histogram data kontonue, • Menggambarakan tingkat pengukuran ordinal atau interval. • Tingginya balok :frekuensi kejadian, • Aksis horizontal : kategori atau interval-interval kelas. • Pedoman yang harus diperhatikan adalah : • Menggunakan kelas sebenarnya. • Dapat pula digambar berdasarkan nilai tengah setiap interval kelas. • Tidak ada kelas terbuka dalam distribusi frekuensi.
  • 82. Histogram 82 FREKUENSI 14 12 10 8 6 4 2 0 INTERVAL KELAS/KELAS SEBENARNYA 0.5 3.5 5.5 7.5 9.5 11.5 13.5
  • 83. 3. POLIGON FREKUENSI • Dibentuk dari suatu histogran dengan menggabungkan pusat puncak setiap kolom. • Pusat puncak titik kolom adalah merupakan tanda kelas interval.
  • 84. Poligon 84 FREKUENSI 14 12 10 8 6 4 2 0 1 3 5 7 9 11 13 INTERVAL KELAS
  • 85. Histogram dan Poligon 85 FREKUENSI 14 1 2 1 0 8 6 4 2 0 1 3 5 7 9 11 13 INTERVAL KELAS
  • 86. 4. PIE DIAGRAM • Untuk membandingkan kategori-kategori dalam suatu variabel. • Ketentuan Pembuaran Pie Diagram berikut ini : • Besar lingkaran harus enak dipandang. • Kategori yang dibandingkan biasanya 4 – 6 kategori. • Sudut segmen tidak terlalu kecil agar dapat dibedakan. • Tiap segemen dapat diberi warna • Besarnya segmen harus menggambarkan prosentase yang sesuai.
  • 88. 5. GRAFIK GARIS • Menggambarkan suatu keadaan yang berurutan dalam skala waktu, tahun dan lain-lain. a. Grafik Frekuensi Kumulatif (Ogive) • Dihasilkan dari data distribusi frekuensi kumulatif dan digunakan untuk menentukan posisi individu dalam suatu kelompok.
  • 89. Contoh Ogive : 89 FREKUENSI 35 30 25 20 10 5 0 15 1 3 5 7 9 11 13 INTERVAL KELAS
  • 91. DIAGRAM PENCAR • Dihasilkan dari titik-titik koordinat dan merupakan grafik korelasi atau kecenderungan . • Untuk mengetahui hubungan antara dua bariabel yang perpasangan. • Titik pertemuan antara dua variabel yang berpasangan disebut titik koordinat : dihubungkan membentuk grafik garis. • Garis yang terbentuk lurus : grafik korelasi sederhana ( korelasi linier). • Garis linier dari kiri bawah ke kanan atas disebut korelasi positif • Garis korelasi dari kiri atas ke kanan bawah disebut korelasi negative. • Bila titik koordinat tidak membentuk pola tertentu mungkin variabel-variabel tsb. tidak mempunyai korelasi.
  • 93. GAMBAR Berupa diagram yang menyatakan frekuensi distribusi data disertai dengan bentuk gambar tertentu yang ada hubungannya dengan keadaan data yang akan dipresentasikan. Contoh : Jumlah kasus rabies : = 2006 Ket : = 10 kasus = 2007 = 2008
  • 94. Contoh : 94 JUMLAH EKSPOR MEUBEL INDONESIA 2000 2001 2002 2003 = 100.000
  • 95.
  • 96. ANALISA DATA 1. UKURAN TENDENSY CENTRAL • Nilai tengah ialah suatu nilai yang dapat mewakili sekelompok. • Nilai tengah juga disebut kecenderungan di tengah (Central Tendency) • Nilai tengah yang sering digunakan antara lain : • Rata-rata hitung (Arithmatic Mean). Atau disingkat Mean. • Median , dan • Modus (Mode)
  • 97. 1. MEAN • Simbol rata-rata populasi adalah μ (mu) • Simbol rata-rata sample digunakan symbol x. • Rata-rata hitung ialah jumlah semua hasil pengamatan (x) dibagi dengan banyaknya pengamatan (n). Rumus : 6.1(Data Tunggal) : X = x n
  • 98. RUMUS NILAI RATA-RATA Rumus : 6.1(Data Tunggal) : X = x n • Rumus diatas tidak efisien untuk jumlah data yang banyak • Untuk data yang banyak dpt didengan beberapa rumus : • Distribusi frekuensi tanpa pengelompokkan • Distribusi frekuensi kelompok dgn interval sama • Distribusi frekuensi kelompok dgn interval tidak sama • Perhitungan rata-rata dengan menggunakan kode
  • 99. • Rumus 6.2 (Data tanpa Kelompok): X =  fx n • Rumus 6.3 (Dsitribusi Frekensi): X =  fNt n 99
  • 100. Tabel Distribusi Frekuensi : BERAT BADAN f Nt fNt 41 – 45 46 – 50 51 - 55 56 – 60 61 – 65 66 – 70 71 – 75 76 – 80 4 4 1 2 5 7 5 2 43 48 53 58 63 68 73 78 172 192 53 116 315 476 365 156 JUMLAH 30 1.845
  • 101. Nilai Rata-rata dgn menggunakan Kode • Untuk mempermudah • Caranya : a. Tentukan satu kelas sbg titik Nol beri kode “d” b. Utk kelas diatas titik nol diberi kode dgn tanda negatif secara berurutan, utk diatas nol diberi kode positif c. Kalikan frekuensi tiap kelas dgn “d” pd kelas yg sama d. Hitung nilai tengah titik nol (Nt0) e. Bagilah hasil point C dgn jumlah pengamatan dan kalikan dgn interval kelas dan tambahkan dgn (Nt0) 101
  • 102. RUMUSNYA :  X = Nt0 + i  fd n Untuk interval kelas yg tidak sama : a. Tentukan interval yg digunakan b. Kode “d” diganti dgn ( Nti – Nt0) lalu dibagi dgn interval (i) c. Perhitunganya sama dgn df dgn interval kelas yg sama 102
  • 103. Distribusi dgn IK yg tdk sama BERAT BADAN f Nt d fd 41 – 50 51 – 65 66 – 70 71 - 80 8 8 7 7 45.5 58 68 75.5 -2.5 0 +2 +3.5 -20 0 +14 +24.5 JUMLAH 30 +18.5
  • 104. Rata-rata dgn Pembebanan • Bila jumlah pengamatan tiap klpk tidak sama maka perhtiungan rata-2nya harus dilakukan dgn pembebanan • RUMUS : XW =  nXi n1 104
  • 105. MEDIAN • Median berbeda mean • Median hanya menyatakan posisi tengah dari sederatan angka hasil pengamatan sedemkian rupa sehingga membagi dua sama banyak. • Ini berarti bahwa 50% nilai terletak di bawah median dan 50% terletak di atas median • Rumus Letak Median : • Data ganjil : Me = ( n + 1 )/2 • Data Genap : Me = (n/2 + n/2+1)/2 (Jumlahkan dua Data yg paling tengah dibagi dua)
  • 106. • Perhitungan Pada data Distribusi Frekuensi • Rumus : • Me = b + p (½ n – f) • F Keterangan : Me = Median b = Batas bawah Kelas Median p = Panjang kelas f = Jumlah kumulatif frekuensi sebelum kelas median F = Frekuensi kelas median n = Banyaknya pengamatan
  • 107. MODUS • Modus : dinyatakan dalam frekuensi terbanyak dari data kualitatif dan kuantitatif. • Modus dapat pula dinyatakan sebagai puncak dari suatu kurva. • Modus jarang digunakan karena sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim dan letak modus akan berubah dengan mengikuti nilai ekstrim.
  • 108. • Perhitungan Data Yang Dikelompokkan • Rumus 6.6 : Mo = b + p ( b1 ) b1 + b2 • Keterangan : • Mo = Modus • b = Batas bawah kelas dimana modus berada • p = Panjang interval Kelas modus • b1=selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelum kelas modus • b2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelah kelas modus
  • 109. UKURAN PENYIMPANGAN (NILAI DISPERSI) Tujuan : Mahasiswa akan dapat mengitung nilai Range, Kuartil, Desil, Presentil, Varians, Standar Deviasi
  • 110. UKURAN DISPERSI • Penyebaran atau variasi dari nilai mean disebut juga Dispersi. • Perhitungan dispersi sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut : • Mendapatkan informasi tambahan tentang penyimpangan • Menilai ketepatan nilai tengah dalam mewakili distribusinya • Menganalisa melalui perhitungan statistic yang lebih mendalam. • Terjadinya variasi merupakan peristiwa alamiah, disebabkan : • Adanya variasi antar-individu yang disebut variasi eksternal. • Adanya variasi intra-individu yang disebut variasi internal.
  • 111. RANGE • Paling sederhana hanya melibatkan 2 nilai dalam distribusi, yaitu nilai terbesar dan nilai terkecil. • Range adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil • Dalam hal ini kegunaan Range sangat terbatas karena : • Hanya melibatkan nilai terbesar dan terkecil • Sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim. • Tidak dapat ditentukan pada distribusi dengan kelas interval terbuka.
  • 112. • Range dpt digunakan utk memperkirakan hasil perhitungan SD. • Pada Distribusi Normal : 1 SD = 1/6 Range • Dapat terjadi 2 distribusi : • Range yg sama tapi mean berbeda • Mean yg sama tapi range berbeda 112
  • 113. CONTOH : BERAT BADAN KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 40 43 49 60 60 64 65 65 66 70 40 40 40 40 43 45 50 52 55 70 JUMLAH 582 JUMLAH 474 RANGE 30 RANGE 30 RATA-RATA 58,2 RATA-RATA 47.4 113
  • 114. CONTOH : NILAI UJIAN KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 40 45 50 55 60 10 25 55 70 90 JUMLAH 250 JUMLAH 250 RANGE 20 RANGE 80 RATA-RATA 50 RATA-RATA 50 114
  • 115. UKURAN KUARTIL • Data yg telah disusun dibagi 4 bagian yg sama disebut Kuartil • K1 = 25 %, K2 = 50% , K3 = 75% • Kelebihan : • Menggunakan 50 % bagian tengah, tdk dipengaruhi oleh nilai ekstrim • Posisi K1,K2,K3 dapat dihitung • K2 = Median • Dapat dihitung Dispersinya pd Kelas Terbuka 115
  • 116. RENTANG ANTAR KUARTIL • Adalah Selisik antara K3 – K1 = 50% bagian tengah • Setengah RAK = Simpangan kuartil • Cara Perhitiungan : • Tentukan Letak K3 dan K1 : • Rumus : K3 = ¾(n + 1) dan K1 = ¼ (n + 1) • Hitung Nilai K3 dan K1 • Rumus : K3 dan K1 = L + b (S –L) • L = Nilai sebelum K3 dan K1 • B = kekurangan unit utk mencapai letak K3/K1 • S = Nilai dimana K3/K1 berada 116
  • 117. KUARTIL DGN DATA KELOMPOK • Letak kuartil : Rumus : x = (K x n)/4 • RUMUS data kelompok : Kk = L + i (x – fkum)/f • L = Batas bawah dimana kuartil berada • i = Interval kelas • fkum = Frekuensi kumulatif sebelum kuartil • f = Frekuensi dimana kuartil berada • x = Letak kuartil 117
  • 118. DEVIASI KUARTIL • Adalah Ukuran Dispersi berdasarkan rentang antar-kuartil dgn median sbg posisi tengah • Rumusnya : Dk = (K3 – K1)/2 • Median atau K2 = Median • Rumus : Me = (K3 + K1)/2 118
  • 119. DESIL (DECILE) • Adalah data yg disusun dibagi 10 bagian yg sama • Rumus Letak Desil(Data Tunggal): Dd = Data ke d(n + 1)/10 • Rumus Desil : Nilai Dd = L + b (S – L) • L = Nilai sebelum Dd • S = Nilai dimana Dd berada • b = Kekurangan unit utk mencapai Dd 119
  • 120. DESIL PADA DATA KELOMPOK : Letak Dd pada data ke x = (d x n)/10  Dd = Desil ke 1, 2, 3, ………..9  n = jumlah pengamatan Rumus : Nilai Dd = L + i(x – fkum)/f  L = Batas bawah dimana Desil berada  i = Interval kelas  fkum = Frekuensi kumulatif sebelum Desil  f = Frekuensi dimana desil berada  x = Letak Desil 120
  • 121. PERSENTIL (PERCENTILE) • Adalah data yg disusun dibagi 100 bagian yg sama, kita dapatkan 99 bagian yg sama • Rumus Letak Presentil(Data Tunggal): Pp = Data ke p(n + 1)/100 P = 1,2,3……..99 • Rumus Presentil : Nilai Pp = L + b (S – L) • L = Nilai sebelum Pp • S = Nilai dimana Pp berada • b = Kekurangan unit utk mencapai Pp 121
  • 122. DATA KELOMPOK : Letak Pp pada data ke x = (p x n)/100  Pp = Precentil ke 1, 2, 3, ………..99  n = jumlah pengamatan Rumus : Nilai Pp = L + i(x – fkum)/f  L = Batas bawah dimana Presentil berada  i = Interval kelas  fkum = Frekuensi kumulatif sebelum Presentil  f = Frekuensi dimana presentil berada  x = Letak presentil 122
  • 123. MEAN DEVIATION • Merupakan dasar dari SD dan Variance • Mean Deviasi = Jumlah selisih antara hasil setiap pengamatan dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya pengamatan • Kemungkinan diperoleh nilai negatif ,maka dlm MD diambil angka mutlaknya • Berguna utk mengetahui variasi dlm satu klpk, atau membandingkan variabilitas dua klpk atau lebih 123
  • 124. Rumus : • Populasi : MD =  |X – μ| n • Sampel : MD =  |x – x| n 124
  • 125. STANDAR DEVIASI • Simpangan baku (Standar Deviastion) ukuran dispersi yang sangat penting dan banyak digunakan dalam statistic. • Penyimpangan atau selisih nilai hasil pengamatan dengan rata-rata dapat menghasilkan nilai yang negative. • Jumlah seluruh hasil pengamatan dengan rata-rata yang telah dipangkatkan dua dibagi dengan jumlah pengamatan disebut Variance. • Bila varians ditarik akarnya maka akan menghasilkan Simapangan Baku (Standar deviasi).
  • 126. RUMUS • Data tidak dikelompokkan(Varians) : S² =  (X – x)² atau S² = n. X² – ( x)² n - 1 n ( n – 1 ) Rumus Standar Deviasi 6.7b : SD =√ (X – x)² atau SD= √n. X² – ( x)² • n - 1 n( n – 1) • Atau SD = √S²
  • 127. • Data dikelompokkan (Varians) : S² =  f(X –x)² atau S² = n. f X² – ( fx)² • n - 1 n( n – 1) Rumus Standar Deviasi 6.8b : SD = √ f(X – x)² atau SD=√n. f X² – ( f x)² n - 1 n( n – 1) Keterangan : • S² = Varians x = Rata-rata f = Frekuensi • n = Banyaknya pengamatan X = Hasil Pengamatan
  • 128. VITAL STATISTIK TUJUAN : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan akan dapat menghitung, angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan
  • 129. CONTOH : • Di Kec. A jumlah penduduk pertengahan tahun sebanyak 25.000 jiwa terdiri dari laki-2 10.000 jiwa dan wanita 15.000 jiwa. Dari 15.000 wanita terdapat 10.000 wanita usia 15-49 thn,250 diantaranya wanita usia 20 – 24 tahun. Selama 1 tahun terdapat 40 kelahiran hidup, 5 diantaranya dilahirkan oleh wanita berusia 20 – 24 thn. Selain itu terjadi kematian ibu melahirkan sebanyak 3 kasus dan bayi yang meninggal sebelum usia 1 tahun sebanyak 2 orang.
  • 130. STATISTIK KELAHIRAN • Adalah salah satu tekhnik untuk menilai status kesehatan masyarakat dalam kesatuan populasi tertentu • Jenis statistik kelahiran : • Angka kelahiran kasar /Crude Birth Rate (CBR) • Angka Fertilisasi Umum /General Fertility Rate (GFR) • Angka Fertilisasi Spesifik-Usia/ Age Specific Fertility Rate (ASFR)
  • 131. Angka Kelahiran kasar(CBR) Menggambarkan angka kelahiran hidup dalam satu tahun Paling Umum digunakan untuk menilai tingkat fertilisasi penduduk RUMUS : CBR = Jumlah kelahiran hidup dlm 1 tahun X 100 Jumlah penduduk pertengahan tahun
  • 132. Angka Fertilisas Umum(GFR) Yaitu angka kelahiran yang dikaitkan dgn tingkat “Reproduktivitas” wanita dlm status mampu hamil Masa mampu hamil wanita 15 – 49 tahun RUMUS : GFR = Jumlah kelahiran hidup dlm 1 tahun X 100 Jumlah Wanita Usia 15 – 49 tahun
  • 133. Angka Fertilisas Spesifik-Usia (ASFR) Lebih bersifat informatif dibanding angka fertilisasi umum, karena fertilisasi wanita usia muda berbeda dgn fertilisasi wanita usia tua. RUMUS : ASFR = Jumlah kelahiran hidup dari wanita dgn usia t3 X 100 Jumlah Wanita dgn usia tertentu
  • 134. • Jumlah pendududk yang menderita penyakit sebanyak 300 org, 100 diantaranya disebabkan oleh diare. Pada bulan juli – sept jumlah kasus diare sebanyak 25 org dan dalam 1 bln terakhir terjadi kasus diare sebanyak 75 kasus yang menyebakan kematian sebanyak 5 org, dari seluruh jumlah kematian selama 1 tahun sebanyak 20 orang. 8 kematian diantaranya adalah terjadi pada klpk usia 40-44 thn dimana jumlah klpk umur 40-44 thn adalah 1000 orang.
  • 135. STATISTIK KESAKITAN • Merupakan indikator yg penting dalam mengevaluasi tingkat kesehatan masyarakat • Terdapat 2 indikator angka kesakitan yaitu : • INSIDENSI • PREVALENSI • Insidensi digunakan pd kasus-kasus BARU • Prevalensi digunakan untuk penjumlahan kasus BARU dan LAMA
  • 136. Angka Insidensi (IR) • Angka insidensi suatu penyakit adalah angka yg menggambarkan kejadian atau timbulnya suatu penyakit (kasus baru) dlm kurun waktu tetentu pada masyarakat. • Menunjukkan CEPAT/TIDAKNYA penyebaran suatu penyakit • RUMUS : IR = Jumlah kasus baru suatu penyakit dlm 1 thn x 1000 Jumlah penduduk pertengahan tahun
  • 137. Angka Prevalensi (PR) • Angka Prevalensi suatu penyakit adalah angka yg menggambarkan jumlah penderita (kasus lama dan baru) suatu penyakit tertentu dlm kurun waktu tetentu pada masyarakat. • Ada 2 macam Angka Prevalensi : • Point Prevalensi : Dihitung berdasarkan kenyataan pada saat tertentu • Periode Prevalensi : Dihitung berdasarkan periode waktu tertentu
  • 138. • RUMUS POINT PREVALENSI Pt R = Jumlah Semua kasus (Lama & baru) pada suatuwaktu tertentu x 100 Jumlah penduduk pada saat tertentu • RUMUS PERIODE PREVALENSI PR = Jumlah Semua kasus (Lama & baru) pd periode waktu tertentu x 100 Jumlah penduduk pada periode tersebut
  • 139. Rasio Fatalisasi Kasus (CFR) • Digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan program pengobatan yg dilakukan terhadap suatu wabah penyakit dlm masyarakat • Menunjukan probabilitas kematian yg terjadi pada suatu wabah penyakit tertentu. • RUMUS : CFR = Jumlah kasus mati pd pentakit tertentu x 100 Jumlah semua kasus penyakit tertentu
  • 140. STATISTIK KEMATIAN • Adalah angka yang menggambarkan frekuensi relatif terjadinya kematian dalam periode tertentu pada masyarakat tertentu. • Beberapa Statistik Kematian : • Angka Kematian kasar (CDR) • Angka Kematian Spesifik (ASDR, CSDR) • Angka kematian Ibu (MMR) • Angka Kematian Bayi (IMR)
  • 141. Angka Kematian Kasar • Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa kematian secara umum dalam populasi tertentu dalam satu tahun • RUMUS : CDR = Jumlah kematian dalam 1 tahun X 1000 Jumlah penduduk pertengahan tahun
  • 142. Angka Kematian Spesifik 1. Angka Kematian spesifik - Umur (ASDR) • RUMUS : ASDR = Jumlah kematian menurut klp usia tertentu dlm 1 tahun X 1000 Jumlah penduduk usia klpk t3 Angka Kematian spesifik - Penyebab (CSDR) • RUMUS : CSDR = Jumlah kematian menurut kasus tertentu dlm 1 tahun X 1000 Jumlah penduduk yang mengalami kasus t3
  • 143. Angka Kematian Ibu (MMR) Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa kematian ibu karena proses persalinan dan nifas RUMUS : MMR = Jumlah kematian ibu melahirkan/nifas dlm 1 tahun X 1000 Jumlah kelahiran hidup pertengahan tahun
  • 144. Angka Kematian Bayi (IMR) Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa kematian individu usia dibawah 1 thn RUMUS : IMR = Jumlah kematian bayi usia < 1 dlm 1 tahun X 1000 Jumlah kelahiran hidup pertengahan tahun
  • 145. PENGUJIAN HIPOTESIS TUJUAN : MAHASISWA AKAN DAPAT MENJELASKAN PENGERTIAN DAN JENIS HIPOTESIS, PENGUJIAN SATU SISI DAN DUA SISI, TEORI KESALAHAN, LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS 145
  • 146. PENGERTIAN HIPOTESIS • Hipo = di bawah (lemah) • Thesis = dalil = kaidah = hukum • Pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah, Yang kebenaranya masih rendah sehingga perlu dibuktikan/diuji dengan menggunakan data emprirk • Jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan untuk selanjutnya diuji secara empirik melalui penelitian yg dilakukan.
  • 147. • Penjelasan sementara yang diajukan untuk menerangkan fenomena problematik atau persoalan penelitian yang dihadapi • Suatu pernyataan tentang hubungan (yang diharapkan) antara dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk pembuktian secara empirik
  • 148. CIRI-CIRI HIPOTESIS Kalimat deklaratif Mengekspresikan korelasi dua variabel atau lebih Merupakan jawaban tentatif (sementara terhadap permasalahan) Memungkinkan untuk dibuktikan secara empirik
  • 149. SYARAT-SYARAT HIPOTESIS • Relevance : Sesuai dengan masalah yang akan diteliti • Testability : Dapat dilakukan pengukuran • Compatibility : Tidak bertentangan dengan hipotesis yang sudah pernah ada • Predictive : memiliki nilai ramal • Simplicity : Dibuat sesederhana mingkin
  • 150. JENIS HIPOTESIS • Hipotesis Kerja (hipotesis alternatif, hipotesis penelitian, H1) • Hipotesis Nihil (Ho) : Uji Statistik • Hipotesis Sebab – Akibat • Variabel X adalah Berhubungan dengan Variabel Y • Variabel X meningkat Jika Variabel Y meningkat • Variabel X meningkat dan veriabel Y menurun
  • 151. HIPOTESIS KERJA • Hipotesis yg akan dibuktikan/diuji kebenarannya dengan penelitian yg dilakukan • Apabila…, maka …. • Ada hubungan antara …. dengan … • Ada perbedaan antara … dengan … • Tgtg: (1) rumusan masalah; (2) model kerangka teoritik yg dikembangkan
  • 152. ADA 2 JENIS HOPTESIS KERJA  Hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor  Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang desa (satu arah)  Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibandingkan uban orang desa (2 arah)  Satu ekor  arah jelas; Dua ekor  belum jelas arahnya  Ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis  Mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pd analisis hasil.
  • 153. HIPOTESIS NOL  Ho adalah kebalikan dari hipotesis kerja (H1)  Tidak ada korelasi antara … dengan …  Tidak ada perbedaan antara … dengan …  Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg digunakan untuk pembuktian dengan analisis statistik, karena semua analisis statisytik inferensial dikembangkan berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil
  • 154. TEORI KESALAHAN • Keputusan terhadap suatu obyek penelitian/populasi berdasarkan informasi yang berasal dari sample : keputusan statistic atau Statistic Decision. • Untuk mencapai keputusan statistic harus membuat asumsi atau perkiraan terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi pada suatu populasi, dimana kemungkinan itu dapat betul atau salah dan disebut sebagai Statistic Hypothesis.
  • 155. • Untuk keperluan Hipotesis Statistik, kita harus membuat suatu ketentuan apakah menerima atau menolak suatu hipotesis. • Bila tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistic antara parameter sample dengan parameter populasi, maka disebut sebagai Hipotesis Nol (Ho), sedangkan bila ada perbedaan disebut sebagai Hipotesis Alternatif (Ha). • Bila menolak suatu hipotesis, namun sebenarnya dapat diterima keadaan ini sebagai kesalahan Alpha (Type I Error), • Bila menerima suatu hipotesis namun sebenarnya harus ditolak keadaan ini disebut kesalahan Beta .
  • 156. Hipotesis H diterima H ditolak H Benar Keputusan Benar Type I Error (Alpha) H Salah Tipe II Error (Beta) Keputusan Benar
  • 157. HUBUNGAN NILAI ALFA DAN NILAI Z LEVEL OF SIGNIFICAN (ALFA) 0.10 0.05 0.01 DAERAH KRITIS Z UNTUK TES SATU EKOR ± 1.28 ± 1.645 ± 2.33 DAERAH KRITIS Z UNTUK TES DUA EKOR ± 1.645 ± 1.96 ± 2.58 157
  • 159. PENGANTAR • PENGUJIAN HIPOTEISIS DAPAT DILAKUKAN BERGANTUNG PADA : • ARAH UJI (SATU/DUA PIHAK) • BESARNYA SAMPEL • KESALAHAN BAKU DAN PERBEDAAN DUA POPULASI • SAMPLER BERPASANGAN ATAU TIDAK 159
  • 160. UJI CHI-SQUARE (²) • SYARAT UJI CHI-SQUARE : • Jumlah Sampel Harus Cukup Besar (n>30) • Pengamatan harus independen(unpaired) • Skala nominal/ordinal • Min 80 % dari sel mempunyai nilai E >5 • Salah satu atau kedua variabel mempunyai kategori > 2(buka tabel 2x2) 160
  • 161. CHI-SQUARE (²) • Besarnya Derajat Kebebasan : Df = (c – 1)(r – 1) • Kemaknaan pada uji chi-square ditentukan berdasarkan nilai alpha yang dipilh dan derajat kebebasan. • Suatu hasil uji dikatakan bermakna apabila nilai ² hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai ² pada tabel(Bergantung pada nilai alpha dan Degree of Freedom) • Rumus 7.2 : •  ² =  ( O – E )² • E Keterangan : O = Frekuensi Observasi E= Frekuensi nilai harapan (Expected frecuency) E = Total Baris x Total Kolom Grand Total
  • 162. CONTOH : HUBUNGAN ANTARA SUMBER AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE DIARE SUMBER DIARE (+) DIARE (-) JUMLAH SUNGAI 49 39 88 SUMUR 6 14 20 PDAM 4 12 16 JUMLAH 59 65 124 162
  • 163. TABEL DISTRIBUSI CHI-SQUARE(X²) df TINGKAT KEMAKNAAN (ALFA) 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1.32 2.77 4.11 5.39 6.63 7.84 9.04 10.22 11.39 12.55 13.70 14.85 2.71 4.61 6.25 7.78 9.24 10.64 12.02 13.36 14.68 15.99 17.28 18.55 3.84 5.99 7.81 9.49 11.07 12.59 14.07 15.52 16.92 18.31 19.68 21.03 5.02 7.38 9.35 11.14 12.83 14.15 16.01 17.53 19.02 20.48 21.92 23.34 6.6 9.2 11.3 13.3 15.1 16.8 18.5 20.1 21.7 23.2 24.7 26.2 7.9 10.6 12.8 14.9 16.7 18.5 20.3 22.0 23.6 25.2 26.8 28.3 10.8 13.8 16.3 18.5 20.5 22.5 24.3 26.1 27.9 29.6 31.3 32.9 163
  • 164. UJI YATE’S CORRECTION • Pada df = 1 (tabel 2 x 2) tidak ada nilai E < 5 karena over estimate sehingga banyak hipotesis yang ditolak kecuali dengan koreksi dari Yates. Rumus Yates Correction 7.2 :  ² =  ( O – E ) – 0,5)² atau E  ² = (Іad– bcІ) – 0,5N)²N r1r2s1s2
  • 165. UJI FISHER EXACT : • TABEL 2 X 2 • n < 20 • 20 <n<40 dan nilai E < 5 • RUMUS : P =(a+b)!(c+d)!(a+c)!(b+d)! n!a!b!c!d! 165
  • 166. COBALAH DIRUMAH ANDA!!!! • Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh pendapatan dgn status gizi balita lalu dilih sampel sebanyak 200 orang dari 3 golongan pendpatan kelrg, masing-masing pendapatan tinggi 70 orang, menegah 70 orang dan rendah 60 orang. Ternyata ditemukan sebanyak 90 bayi memiliki status gizi baik sisanya gizi buruk. Dari 90 orang tersebut 40 berasal dari ekonomi tinggi, 30 ekonomi menegah sisanya ekonomi rendah. • Buatlah Hipotesisnya • Uji Hipotesisi tersebut pada alpha = 0.05 • Buat kesimpulan peneltiannya
  • 167. 167