SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
(Makalah ini tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Dewasa Pria)
Oleh :
Yolanda Zulpendri (1711311014)
Intan Delia Puspita Sari (1711311024)
Della Silviana (1711311028)
Putri Indah Permata (1711313014)
Miftahurrahmi (1711313040)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa , karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Dewasa Pria”. Pada makalah ini kami tampilkan
hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari hasil diskusi yang kami
lakukan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami da
lam menyelesaikan makalah ini, diantaranya:
1. Yang terhormat, Dosen mata kuliah Kewirausahaan
2. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses penyelesaianmak
alah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pe
mbaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun,
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dala
m makalah ini, sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut
sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Padang, 03 Februari 2020
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2.1 Overview tumbuh kembang dewasa pria.............................................
2.2 Healthy world komunitas agregat deawasa pria...................................
2.3 Permasalahan kesehatan penyakit kronik pada dewasa pria...............
2.4 Permasalahan kesehatan reproduksi dewasa pria................................
2.5 Proses asuhan keperawatan komunitas pada dewasa pria..................
2.6 Promosi prevensi kesehatan pada dewasa pria...................................
2.7 Program kesehatan padadewasa pria..................................................
2.8 Analisis jurnal agregat dewasa pria.....................................................
2.9 Lampiran............................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal disutu kawasan tertentu, berada
dibawah suatu pengaturan dan memiliki nilai atau interes serta kebutuhan tertentu pula.
Konsep yang utama adalah konsep geografi (kawasan) dan adanya interaksi (Tamher, 2014,
halaman 99).
Kesehatan merupakansebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang. Teori
klasik H.L.Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan secara
berturut-turut yaitu : 1. Gaya hidup, 2. Lingkungan (sosial,ekonomi,budaya,politik), 3.
Pelayanan kesehatan dan, 4. Faktor genetik. Keempat determinan tersebut saling berinteraksi
dan mempengaruhi status kesehatan seseorang, yang nantinya akan berpengaruh pada
kesehatan komunitas. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan khususnya keperawatan komunitas, yang
lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan, dengantidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan
perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi
pemulihan terhadap penyakit
Didalam komunitas masyarakat suatu daerah bila diklasifikasikan berdasarkan kelompok
khusus, salah satu konidisi kesehatan rentan terganggu adalah kelompok dwwasa. Salah
satuupaya yang dilaksanakan adalah menigkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan
melkukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat
kelompok khusus dewasa. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif)
disemua tingkatan pencegahan (levels of prevention).
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tumbuh kembang dewasa pria?
2. Bagaimana healthy world komunitas pada agregat dewasa pria?
3. Apa saja permasalahan kesehatan penyakit kronik pada dewasa pria?
4. Apa saja permasalahan kesehatan reproduksi dewasa pria?
5. Bagaimana proses asuhan keperawatan komunitas pada dewasa pria?
6. Bagaimana promosi prevensi kesehatan pada dewasa pria?
7. Apa saja program kesehatan pada dewasa pria?
8. Bagaimna analisis jurnal di agregat dewasa pria?
I.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana tumbuh kembang dewasa pria
2. Untuk mengetahui healthy world pada komunitas agregat dewasa pria
3. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan penyakit kronik pada dewasa pria
4. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan reproduksi pada dewasa pria
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada dewasa pria
6. Untuk mengetahui promosi prevensi kesehatan pada dewasa pria
7. Untuk mengetahui program kesehatn pada dewasa pria
8. Untuk mengetahui analisis jurnal pada agregat dewasa pria
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Overview Tumbuh Kembang Dewasa (Pria)
Pertumbuhan (Growth) dan perkembangan (Development) memiliki definisi yang sama
yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secarakhusus keduanya berbeda.
Pertumbuhan menunjukan perubahan yang bersifat kuantitas sebagai akibat pematangan fisik
yang di tandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf serta fungsi
sistemorgan tubuh lainnya dan dapat di ukur (Yuniarti, 2015). Masa dewasa dapat ditinjau
dari 2 sisi, yaitu :
a. Sisi Biologis.
Suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan
tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi (berketurunan).
b. Sisi Psikologis.
Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau
kematangan, diantaranya : emotional stability, sense of reality, tidak menyalahkan orang lain
jika menghadapi kegagalan, toleransi dan optimistis.
Status kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan
perilakuorang tersebut. Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh positif
padakesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif.
Akibatnya,individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994)
mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan
menipertahankan taraf kesehatan, yakni:
1) Health behavior
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan
dapatmembangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi
ganggu-an penyakitnya.
2) Illness behavior
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna
memperolehinformasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
3) Sick role behavior
adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan darirasa
sakitnya.Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama minimum.
Akan tetapi,gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko penyakit atau
kecacatan selamamasa dewasa tengah atau akhir. Dewasa tengah mungkin juga rentan secara
genetic terhadap penyakit kronis tertentu seperti DM dan hiperkolesterolemia keturunan
(Price dan Wilson, 1992)Faktor resiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas,
gaya hidup dan riwayatkeluarga. Factor-faktor ini mempunyai kategori sebagai berikut:
a) Kematian dan cedera karena kekerasan
b) Penyalahgunaan zat
c) Kehamilan yang tidak diinginkan
d) Penyakit menular seksual
e) Factor lingkungan dan pekerjaan
f) Gaya hidup
2.2 Permasalahan Kesehatan Penyakit Kronik
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit
ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Dijelaskan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Siswanto, prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013)
menjadi 1,8 persen di 2018 dengan prevalensi tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta.
Begitu pula dengan prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen,
sementara penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan
pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen;
dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
 Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular (PKV) adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi
jantung dan pembuluh darah. Penyakit tidak menular seperti penyakit jantung koroner
merupakan masalah kesehatanutama di negara maju dan negara berkembang. Di Amerika
Serikat, penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian pertama dengan Coronary
Heart Desease (CHD) (43,8%) adalah penyebab utama kematian diikuti dengan stroke
(16,8%), hipertensi (9,4%), gagal jantung (9%), penyakit pada arteri (3,1%), dan PKV
lainnya. Tiga faktor risiko utama untuk PKV yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan
merokok (Benjamin, et al., 2018).
Secara global, di Indonesia tidak jauh berbeda. PKV juga merupakan penyebab
kematian pertama, termasuk di NTB walaupun masih di bawah angka prevalensi PKV di
Indonesia (<1,5%) namun menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus pada hasil Riset
Kesehatan Dasar tahun 2018 dibandingkan tahun 2013 (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) 2015 menunju
kkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis menderita hipertensi. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi dan setia
p tahunnya ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi.
Di Indonesia, data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 men
unjukkan peningkatan prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 32,4
%. Menurut data BPJS Kesehatan, biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap
tahunnya, yakni Rp2,8 triliun pada 2014, Rp3,8 triliun pada 2015, dan Rp4,2 triliun pada 201
6.
Un
t uk
me
ng
en
dal
i ka
nn
ya,
Pe
me
r int
ah
me
l aks
ana
ka
n Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas). Harapannya, seluruh komponen bangsa dengan sadar mau membuday
akan perilaku hidup sehat dimulai dari keluarga. Germas dilakukan dengan melakukan aktifit
as fisik, menerapkan perilaku hidup sehat, konsumsi pangan sehat dan bergizi, melakukan pe
ncegahan dan deteksi dini penyakit, meningkatkan kualitas lingkungan menjadi lebih baik, da
n meningkatkan edukasi hidup sehat.
Karena itu, bertepatan dengan Hari Hipertensi Sedunia pada 17 Mei 2018, Kementerian
Kesehatan mengimbau seluruh masyarakat agar melakukan deteksi dini hipertensi secara terat
ur. Selain itu juga menerapkan pola hidup sehat dengan perilaku CERDIK (Cek kesehatan sec
ara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yan
g cukup, dan Kelola stres).
 Kanker
Penyakit kanker menjadi salah satu penyakit kronis yang peningkatannya cukup tinggi
saat ini. Menurut World Health Organization atau WHO (2014) kanker merupakan suatu
istilah umum yang menggambarkan penyakit pada manusia berupa munculnya sel-sel
abnormal dalam tubuh yang melampaui batas. Sel-sel tersebut dapat menyerang bagian tubuh
lain.
Kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang paling mematikan di dunia.
Menurut statistik Amerika Serikat, kanker menyumbang sekitar 23% dari total jumlah
kematian di negara tersebut dan menjadi penyakit kedua paling mematikan setelah penyakit
jantung (Anand, Kunnumakara, Sundaram, Harikumar, Tharakan, Lai, dan Aggarwal, 2008).
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), jumlah pasien rawat jalan maupun
rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%) dan kanker serviks
5.349 orang (12,8%) dari jumlah penderita kanker kurang lebih 42.000 (Rahajeng, 2014).
Pada tahun 2004-2007 SIRS juga mencatat urutan jenis kanker dengan penderita terbanyak di
Indonesia adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker hati, leukemia, dan kanker paru-
paru (Rasjidi, 2009).
 Obesitas
Peningkatan prevalensi dari insiden obesitas di negara maju dan berkembang sudah
terjadi sejak 25 tahun terakhir. Di Indonesia sejak Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
kedua sudah mulai ada data kelebihan berat badan dan obesitas ini sejak dilaksanakan Riset
Kesehatan Dasar pada 2007 sampai dengan Riset Kesehatan Dasar pada 2013.
Dari publikasi di The Lancet Juni 2016 melaporkan bahwa pada tahun 1980 ditemukan
1,225 milyar orang dewasa di dunia sudah menderita kelebihan berat badan dan obesitas.
Pada tahun 2011 meningkat menjadi 1,6 milyar orang dewasa mengalami kelebihan berat
badan dan 400 juta sudah obesitas. Kemudian pada tahun 2013 menjadi 2,3 milyar orang
dengan kelebihan berat badan dan 700 juta sudah obesitas.
Masalah berat badan berlebih atau obesitas timbul saat kita mengonsumsi makanan den
gan kadar kalori dan lemak melebihi dari jumlah yang dibutuhkan. Kalori yang tidak berubah
menjadi energi dan tidak terpakai tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. S
eiring waktu, penumpukan lemak ini menambah berat badan yang mengarah pada berat bada
n berlebih hingga obesitas.
 Diabetes
Diabetes melitus atau yang sering disebut kencing manis merupakan penyakit kronik
yang akan diderita seumur hidup. Hal ini dipengaruhi oleh gangguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. Diabetes melitus disebabkan oleh faktor genetik, pola hidup
tidak sehat, dan pengaruh lingkungan (Dinkes Prov. Jateng, 2015).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 memperkirakan adanya peningkatan jumlah
penyandang DM di seluruh dunia. WHO menyebutkan 415 juta orang menderita diabetes di
dunia pada tahun 2015 dan akan meningkat menjadi 642 juta orang pada tahun 2040.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai angka kejadian DM
tinggi. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014, bahwa
penduduk Indonesia yang terdiagnosa penyakit DM sebanyak 9,1 juta orang. Jumlah tersebut
menyebabkan Indonesia menduduki urutan ketujuh di dunia, dibandingkan data IDF tahun
2013 Indonesia menduduki urutan ke-5 di dunia dengan jumlah pendeita DM sebanyak 7,6
juta orang.
2.3 Healthy people 2020 di sehat komunitas
Sehat Orang 2020 berkomitmen untuk visi masyarakat di mana semua orang hidup lama,
hidup sehat. Secara garis dasar, 40,5 persen pria berusia 65 tahun ke atas sudah sampai
sekarang menggunakan layanan pencegahan klinis di tahun 2012. Target 44,6 persen,
berdasarkan metode pengaturan target 10 persen perbaikan. Dekade ini, beberapa fitur baru
akan membantu membuat visi ini menjadi kenyataan:
a. Menekankan ide-ide kesetaraan kesehatan yang membahas determinan sosial
kesehatan dan meningkatkan kesehatan di semua tahap kehidupan
b. Mengganti publikasi cetak tradisional dengan situs Web interaktif sebagai kendaraan
utama untuk penyebaran
c. Mempertahankan sebuah situs Web yang memungkinkan pengguna untuk informasi
menyesuaikan dengan kebutuhan mereka dan mengeksplorasi sumber daya
evidencebased untuk implementasi.
Visi misi dari healthy people 2020 adalah :
1. Mengidentifikasi prioritas peningkatan kesehatan nasional
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan memahami faktor-faktor penentu kesehatan,
penyakit, dan kecacatan, dan kesempatan untuk kemajuan
3. Menyediakan tujuan yang terukur dan tujuan yang berlaku di tingkat nasional, negara
bagian, dan tingkat lokal Terlibat berbagai sektor untuk mengambil tindakan untuk
memperkuat kebijakan dan meningkatkan praktek-praktek yang didorong oleh bukti
yang tersedia terbaik dan pengetahuan
4. Mengidentifikasi penelitian, kebutuhan evaluasi, dan pengumpulan data penting
Indikator utama kesehatan healthy people 2020
2.4 Permasalahan Kesehatan Reproduksi
 HIV
HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency
Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Infeksi tersebut menyebabkan
penderita HIV/AIDS mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terinfeksi
penyakit lain. Menurut data UNAIDS pada tahun 2017, di seluruh dunia sebanyak 36,7 juta
orang hidup dengan HIV dengan 1,8 juta orang baru terinfeksi HIV (UNAIDS Facts Sheet,
2018). Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius mengingat sebanyak 36,7 juta orang
hidup dengan AIDS dan rentan menularkan ke orang lain.
Risiko tertular HIV juga lebih tinggi pada individu dengan sejumlah faktor, di antaranya:
d. Hubungan seks tanpa mengenakan kondom. Risiko penularan akan lebih tinggi melal
ui hubungan seks anal, dan hubungan seks dengan berganti pasangan.
e. Menderita infeksi menular seksual. Sebagian besar infeksi menular seksual menyeba
bkan luka terbuka di kelamin penderita, sehingga meningkatkan risiko tertular HIV.
f. Berbagi suntikan. Pengguna NAPZA suntik umumnya berbagi jarum suntik dalam me
nggunakan narkoba.
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta disebut dengan KPA Provinsi
DKI Jakarta merupakan Lembaga nonsruktural di Daerah yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur. Pembentukan KPA Provinsi DKI Jakarta dan KPA
Kota Administrasi bertujuan sebagai upaya penanggulangan HIV dan AIDS untuk
melindungi masyarakat dan mencegah terjadinya penularan melalui upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS secara intensif, menyeluruh, terkoordinasi, dan terpadu.
KPA Provinsi DKI Jakarta bertugas untuk menyusun Strategi dan Rencana Aksi Provinsi
Penanggulangan HIV dan AIDS, menyusun kebijakan dan program pelaksanaan upaya
penanggulangan HIV dan AIDS, melaksanakan kerjasama dengan sektor terkait dalam
rangka penanggulangan HIV dan AIDS, mengkoordinasikan, memantau, mengendalikan,
memfasilitasi kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS. Pemerintah, Lembaga Swadaya
Masyarakat, dan Masyarakat memiliki peran masing-masing yang saling bersinergi satu sama
lain dalam rangka pencegahan HIV dan AIDS di Provinsi DKI Jakarta yang tersaji dalam
tabel berikut :
Peran Pemerintah, LSM, dan Masyarakat dalam rangka Pencegahan HIV dan
AIDS di Provinsi DKI Jakarta
Pencegahan HIV dan AIDS di Provinsi DKI Jakarta
PEMERINTAH LSM MASYARAKAT
Dinas Kesehatan sebagai
leading sector dalam bidang
Melakukan penjangkauan,
asistensi, dan sosialisasi
Memberikan penyuluhan
kepada masyarakat untuk
kesehatan dan pencegahan
HIV AIDS memiliki program
sesuai dengan Tupoksinya,
yaitu pelayanan Voluntary
Counseling Test (VCT),
Program Harm Reduction
melalui program Layanan
Alat Suntik Steril (LASS),
serta program Dokter
Keliling (Dokling).
Sosialisasi dan Komunikasi
Informasi Edukasi biasanya
dilakukan bersamaan dengan
program-program tersebut.
pencegahan HIV kepada
populasi kunci sebagai
sasaran penting pencegahan
HIV dan AIDS.
berperilaku sehat
KPAP DKI Jakarta bertugas
sebagai koordinator,
fasilitator, dan advokasi
terkait penanggulangan HIV
dan AIDS melalui program
program pencegahan dan
pemberian dana hibah kepada
pokja-pokja untuk
melaksanakan program
pencegahan sesuai dengan
tupoksinya. KPAP juga rutin
melaksanakan rapat
koordinasi dengan Pokja,
LSM, dan Masyarakat
Mendampingi Dinas
Kesehatan, KPAP, dan
instansi terkait dalam rangka
intervensi program kepada
populasi kunci misalnya
dalam pendampingan VCT
dan Layanan Alat Suntik
Steril.
Mendorong setiap warga
yang beresiko penularan HIV
untuk VCT.
Memberikan
dukungan sosial
kepada kelompok
dampingan
Mencegah stigma dan
diskriminasi terhadap Orang
Dengan HIV dan AIDS
Peran Utama WPA adalah
menggerakan masyarakat
untuk ikut serta secara
langsung dalam upaya
pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS
dan bekerja sama dengan
Pemerintah dan LSM.
 Prostat
Kanker prostat adalah keganasan tersering dan penyebab kematian karena kanker
paling utama pada pria di negara Barat, menyebabkan 94.000 kematian di Eropa pada 2008
dan lebih dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012. Data di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa lebih dari 90% kanker prostat ditemukan pada stadium dini dan
regional, dengan angka kesintasan (survival rate) 5 tahun mendekati 100%. Angka ini jauh
lebih baik dibandingkan dengan 25 tahun lalu yang hanya mencapai 69%.
Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria per-tahun. Di
Indonesia, jumlah penderita kanker prostat di tiga RS pusat pendidikan (Jakarta, Surabaya
dan Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun.
Stadium penyakit tersering saat datang berobat adalah stadium lanjut sebesar 59,3% kasus,
dan terapi primer yang terbanyak dipilih adalah orkhiektomi sebesar 31,1 %, obat hormonal
182 (18%), prostatektomi radikal 89 (9%), radioterapi 63 (6%), sisanya adalah pemantauan
aktif, kemoterapi dan kombinasi. Modalitas diagnostik ya6ng digunakan terutama biopsi
57.9%
Penyebab kanker prostat adalah perubahan atau mutasi genetik pada sel di dalam kelenj
ar prostat. Mutasi ini menyebabkan sel tersebut berkembang secara tidak normal dan memben
tuk sel kanker. Namun, penyebab mutasi ini sendiri belum diketahui secara pasti. Ada bebera
pa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat, yaitu:
a. Usia
Risiko kanker prostat akan semakin tinggi seiring pertambahan usia. Sebagian besar p
enderita kanker ini adalah pria berusia di atas 65 tahun.
b. Obesitas
Seseorang yang mengalami obesitas berisiko tinggi menderita kanker prostat yang leb
ih agresif.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Jika salah satu anggota keluarga pernah menderita kanker prostat, maka risiko terkena
kanker prostat makin meningkat.
d. Pola makan
Konsumsi makanan tinggi kalsium diduga dapat meningkatkan risiko berkembangnya
kanker prostat.
e. Paparan bahan kimia
Bahan kimia, seperti senyawa kadmium, dapat meningkatkan risiko kanker prostat. K
admium adalah senyawa logam yang terkandung di dalam rokok dan beberapa jenis m
akanan, seperti daging merah, ikan, dan gandum.
f. Penyakit menular seksual
Beberapa jenis penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia, dapat menye
babkan peradangan pada prostat dan memicu terjadinya kanker prostat.
Program Pemerintah dalam menangani kanker prostat
Melalui Pendekatan Tim Multidisipliner Spesialistik pada Kanker Prostat dengan
beragamnya penampakan klinis dari berbagai derajat penyakit dan banyaknya pilihan terapi,
pendekatan tim multidisiplin spesialistik untuk pasien kanker prostat menjadi sesuatu yang
penting. Keputusan terapi dan penilaian klinis dapat dioptimalkan untuk setiap pasien
jikadidasarkan pada banyak pendapat para spesialis, dan pendekatan ini telah disimpulkan
memiliki hasil yang baik dan bermanfaat dalam penatalaksanaan pasien. Yang terlibat tidak
hanya dokter spesialis urologi, onkologi medik, onkologi radioterapi, patologi anatomik, dan
radiologi saja, tapi juga perawat, psikiater, ahli psikologi dan staf pelayanan kesehatan terkait
lainnya. Keputusan yang diambil dalam tim harus dengan memahami harapan hidup dan
komordibitas serta kualitas hidup. Hubungan dengan bagian uji klinis juga harus dilakukan
yang bertujuan untuk dapat memasukkan sebagian pasien ke dalam protokol riset sehingga
pasien dapat memiliki akses untuk terapi baru yang mungkin belum tersedia luas.
 Testiskular
Permalasahan yang ditemui yaitu kanker testis. Pemicu utama kanker testis tidak diketah
ui secara pasti sampai saat ini. Namun yang jelas, kanker testis terjadi ketika sel-sel di dalam
testis tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Meski pemicunya belum diketahui secara
pasti, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita
kanker testis, di antaranya:
a. Testis tidak turun (kriptorkismus). Testis dibentuk di abdomen dan biasanya turun
ke dalam skrotum setelah bayi laki-laki dilahirkan atau pada setahun pertama hidu
pnya. Pada kasus anomali, testis tidak turun. Istilah medis untuk kondisi ini adalah
undescended testicle atau kriptorkismus.
b. Pernah menderita kanker testis. Pria yang sudah pernah mengalami kanker testis d
isarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan setelah pengobatan. Mereka me
miliki risiko terkena kanker testis dengan kemungkinan 12 kali lipat lebih besar di
banding orang normal, pada bagian testis yang lain.
c. Riwayat kesehatan keluarga. Jika terdapat anggota keluarga, seperti ayah dan saud
ara kandung laki-laki yang menderita kanker testis, maka peluang seseorang meng
alami kondisi ini juga akan meningkat.
d. Usia. Kanker testis lebih sering terjadi pada usia antara 15-49 tahun. Kasus terban
yak terjadi pada pria usia 30-34 tahun. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan
kanker ini terjadi di usia-usia yang lain.
e. Tinggi badan. Makin tinggi tubuh seorang pria, peluangnya untuk mengalami kan
ker testis juga makin besar. Hubungan antara tinggi badan dengan risiko terkena k
anker dilatarbelakangi oleh faktor makanan yang dikonsumsi. Anak berbadan ting
gi mungkin lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori saat masa pertumbu
han. Hal itu berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker testis.
f. Pertumbuhan testis yang abnormal. Kondisi tertentu, seperti sindrom Klinefelter, b
isa menyebabkan testis tidak berkembang secara normal. Hal ini akan meningkatk
an risiko kanker testis.
2.5 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA PRIA
DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI
1. Pengkajian komunitas pada klien hipertensi
1. Riwayat kesehatan
- Apakah anda pernah merasa berat di tengkuk?
- Apakah anda sering merasa pusing?
- Apakah anda pernah merasa pandangan kabur?
- Apakah anda merasa telinga berdengung?
- Apakah anda merasa kesulitan untuk tidur?
- Apakah anda sering merasa jantung berdebar-debar?
2. Riwayat kesehatan keluarga
- Apakah di dalam keluarga ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi?
3. Makanan yang dikonsumsi
- Biasanya anda lebih sering makan makanan yang (Asin, manis, pedas)?
- Berapa banyak anda makan dalam sehari?
- Apakah anda sering mengemil makanan seperti kue, roti, biscuit, makanan
berlemak, santan, jeroan dan tetelan? Jika iya, berapa kali dalam seminggu?
- Apakah anda pernah mengkonsumsi alcohol?
- Apakah anda pernah mengkonsumsi kopi? Jika iya, berapa kali dalam sehari?
- Apakah anda merokok? Jika iya, berapa batang yang anda habiskan dalam
sehari?
4. Aktivitas fisik
- Berapa kali anda berolahraga dalam seminggu? Berapa durasi waktunya?
5. Riwayat pengobatan
- Apakah yang anda lakukan dalam mengatasi rasa nyeri/berat di tengkuk
tersebut?
6. Komunikasi
- Darimanakah anda mendapatkan informasi mengenai hipertensi?
- Apakah yang telah anda lakukan dalam perawatan hipertensi dalam kehidupan
sehari-hari?
- Apakah ada papan pengumuman tentang hipertensi di lingkungan anda? Jika
iya, Apakah anda mengerti isi dari informasi tersebut?
- Apakah anda juga mendapatkan informasi mengenai hipertensi dari teman
terdekat atau tetangga?
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gaya hidup monoton b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga
bagi kesehatan : suatu kebiasaan hidup yang dicirikan dengan aktivitas fisik
yang rendah.
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang dukungan sosial :
Hambatan kemampuan untuk mengubah gaya hidup/perilaku dalam cara yang
memperbaiki status kesehatan.
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d keterampilan komunikasi yang
tidak efektif : ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari
bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Defisiensi kesehatan komunitas b.d ketidakcukupan akses pada pemberi
layanan kesehatan.
Diagnosa NOC NIC
Gaya hidup monoton b.d
kurang pengetahuan
tentang keuntungan
olahraga bagi kesehatan
(00168)
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi perilaku
kesehatan : dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 5
(185520)
Strategi pencegahan
penyakit : dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 5
(185522)
Manfaat dukungan sosial:
dipertahankan pada 2 di
tingkatkan ke 5 (185525)
Manfaat olahraga teratur :
dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 5 (180502)
Perilaku meningkatkan
kesehatan : dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 5
(182308)
1. Peningkatan
Latihan :
Latihan
kekuatan.
Aktivitas:
-Lakukan skrining
kesehatan sebelum
memulai latihan untuk
mengidentifikasi resiko
dengan menggunakan
skala kesiapan latihan fisik
terstandar atau melengkapi
pemeriksaan riwayat
kesehatan dan fisik.
-bantu pasien dalam
mengekspresikan nilai,
kepercayaan dan tujuan
dalam melakukan latihan
otot dan kesehatan
2. Terapi
latihan :
Latihan
pergerakan
sendi.
Aktivitas:
-tentukan batasan
pergerakan sendi dan
efeknya terhadap fungsi
sendi
-jelaskan pada pasien atau
keluarga manfaat dan
tujuan melakukan latihan
sendi
-dukung latihan ROM
aktif, sesuai jadwal yang
teratur dan terencana
Lakukan latihan ROM
pasif atau ROM dengan
bantuan, sesuai indikasi
3. Bantuan
modifikasi
diri.
4. Fasilitasi
tanggung
jawab diri.
Perilaku kesehatan
cenderung beresiko b.d
kurang dukungan sosial :
(00188)
Penerimaan status kesehatan
Mempertahankan hubungan :
dipertahankan pada 3 di
tingkatkan 5 (130016)
Menyesuaikan perubahan
dalam status kesehatan :
dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 4 (130007)
Membuat keputusan tentang
kesehatan : dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 4
(130011)
Kepercayaan mengenai
kesehatan : Sumber-
sumber yang diterima
Merasakan dukungan dari
tetangga :dipertahankan pada
3 ditingkatkan ke 5 (170303)
Merasakan dukungan dari
penyedia layanan kesehatan :
1. Modifikasi
perilaku.
Aktivitas:
-tentukan motivasi pasien
terhadap perubahan
perilaku
-bantu pasien untuk dapat
mengidentifikasi kekuatan
dirinya dan
menguatkannya
-kenalkan pasien pada
orang yang telah melewati
pengalaman yang sama
-hindari menunjukkan
perilaku atau
ketidaktertarikan pada saat
pasien berjuang untuk
merubah perilakunya
-bantu pasien dalam
mengidentifikasi meskipun
dipertahankan pada 3
ditingkatkan ke 5 (170304)
Merasakan dukungan dari
dukungan kelompok sendiri :
dipertahankan pada 3
ditingkatkan ke 5 (170305)
hanya keberhasilan kecil
2. Membangun
hubungan
yang
kompleks.
3. Peningkatan
koping.
4. Dukungan
pengambila
n
keputusan.
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
b.d kurang pengetahuan
tentang keuntungan
olahraga bagi kesehatan
(00099)
 Keseimbangan Gaya
Hidup (2013)
Mengenali kebutuhan untuk
menyeimbangkan aktivitas-
aktivitas hidup :
dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 5 (201301)
Mencari informasi tentang
startegi untuk aktivitas hidup
yang seimbang :
dipertahankan pada 2
ditingkatkan pada 4 (201302)
 Pengetahuan:Manajemen
Hipertensi (1837)
Target tekanan darah
dipertahankan pada 3 diti
ngkatkan ke 5 (183703)
komplikasi potensial
hipertensi dipertahankan
pada 2 ditingkatkan pada 4
(183705)
1. Berikan pendidikan
kesehatan.
2. Peningkatan
kesadaran
kesehatan.
3. Lakukan Skrining
kesehatan.
4. Berikan panduan
sistem pelayanan
kesehatan.
5. Fasilitasi
pembelajaran.
Pilihan pengobatan yang
tersedia dipertahankan pada
2 ditingkatkan ke 4. (183706)
manfaat pengobatan jangka
panjang dipertahankan pada
2 ditingkatkan ke 4. (183707)
 Pengetahuan : gaya
hidup sehat : (1855)
strategi pencegahan penyakit
dipertahankan pada 2
ditingkatkan di 4 (185522)
Pentingnya skrining
pencegahan dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 4
(185527)
Strategi meningkatkan
keseimbangan hidup
dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 4 (185535)
Defisiensi kesehatan
komunitas b.d
ketidakcukupan akses
pada pemberi layanan
kesehatan : 00215
Kontrol resiko komunitas
penyakit kronik : 2801
Penyediaan program
pendidikan publik tentang
penyakit kronis
dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 4 (280101)
Tingkat partisipasi populasi
target dalam program
pengurangan resiko
dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 4 (280102)
Ketersediaan program
preventif dipertahankan pada
2 ditingkatkan ke 4 (280103)
ketersediaan program
pendidikan manajemen
penyakit kronis sendiri
dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 4 (280105)
pemantauan insiden penyakit
kronis dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke4 (280119)
 Kefektifan skrining
kesehatan komunitas :
2807
identifikasi kondisi berisiko
tinggi yang umum di
komunitas dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 4
(280701)
pemilihan skrining
difokuskan pada deteksi dini
dipertahankan pada 2
1. Pengembangan
kesehatan
komunitas.
2. Manajemen
sumber daya
keuangan.
3. Skrining kesehatan.
ditingkatkan ke 4. (280703)
:identifikasi kebutuhan
skrining untuk orang dewasa
dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 4 (280707)
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan.
Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan
atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan
lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti
dokter dan petugas lainnya. (tarwoto, 2015).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk dapat menentukan
keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya membandingkan status
keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan. (Tarwoto,
2015)
2.6 Promosi Prevensi Kesehatan Pada Dewasa Pria
Promosi Kesehatan Pada Dewasa Awal/Dewasa Muda (20-40 Tahun)
Promosi Kesehatan untuk Dewasa Muda
Tes dan Skrining Kesehatan
 Pemeriksaan rutin (setiap 1- 3 tahun
untuk wanita; setiap 5 tahun untuk p
ria)
 Imunisasi seusai rekomendasi, sepert
i booster tetanus-difteria
 Pemeriksaan gigi secara teratur (mi
s., setiap tahun)
 Penyaringan penglihatan dan penden
garan secara berkala
 Pemeriksaan payudara profesional se
tiap 1-3 tahun
 Pemeriksaan Papanicolaou smear set
iap tahun atau saat mulai aktivitas se
ksual
 Pemeriksaan testikular sendiri setiap
bulan
 Skrining, untuk penyakit kardiovask
ular (mis., tes kolesterol setiap 5 tah
un apabila hasilnya normal; rekanan
darah untuk mendeteksi hipertensi; n
ilai dasar EKG pada usia 35 tahun u
ntuk pria
 Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2
bulan
Keamanan
 Tindakan perlindungan terhadap sina
r matahari
 Tindakan keselamatan di tempat kerj
a
 Dukungan keselamatan di air (mis., t
idak boleh menyelam di air yang dan
gkal)
Nutrisi dan Olahraga
 Pentingnya asupan zat besi yang kua
t dalam diet
 Faktor nutrisi dan olahraga yang dap
at menyebabkam penyakit kardiovas
kular (mis., obesitas, asupan kolester
ol dan lemak, kurang olahraga)
Interaksi Sosial
 Mendukung hubungan personal yang
mendorong diskusi mengenai perasa
an, kekhawatiran dan rasa takut
 Menyusun tujuan jangka panjang da
n pendek mengenai pilihan pekerjaa
n dan karier
(Eliopoulos, 2004 ; Miller, 2003). Berikut ini adalah pembahasan kebutuhan ini sesuai dengan ke
giatan pencegahan primer, sekunder, dan tersier
1. Pencegahan Utama
Seperti dibahas sebelumnya dalam teks ini, kegiatan pencegahan primer melibatka
n tindakan-tindakan yang membuat seseorang tetap sehat. Kegiatan pencegahan primer se
perti pendidikan kesehatan, tindak lanjut dari praktik kesehatan pribadi yang sehat (misal
nya flossing, penggunaan sabuk pengaman, olahraga), penapisan rutin yang direkomenda
sikan, dan pemeliharaan jadwal imunisasi yang sesuai yang dilakukan oleh orang dewasa
yang lebih tua yang dapat mereka lakukan untuk menjaga kesehatan. menjaga kesehatan
mereka. Diambil dari berbagai sumber, ini menyediakan kegiatan pencegahan utama yan
g dapat digunakan petugas kesehatan masyarakat ketika bekerja dengan para penatua, bai
k secara individu atau dalam kelompok.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada deteksi dini penyakit dan intervensi segera (li
hat Bab 1). Sebagian besar waktu perawat kesehatan komunitas dihabiskan untuk mendid
ik masyarakat tentang tindakan pencegahan dan perilaku kesehatan yang positif. Ini terma
suk mendorong individu untuk mendapatkan skrining rutin untuk penyakit seperti hiperte
nsi, diabetes, atau kanker, yang, jika diidentifikasi lebih awal, dapat berhasil diobati (AH
RQ, 2002).
Banyak perawat, yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga masyarakat, berada
dalam posisi untuk membuat program penyaringan berdasarkan keinginan dan demografi
komunitas dan fokus lembaga, membuat mereka dapat diakses oleh populasi yang dilayan
i. Orang dewasa yang lebih tua perlu didorong untuk mengikuti jadwal penyaringan kese
hatan yang ditentukan oleh klinik atau penyedia layanan kesehatan mereka. Jadwal skrini
ng kesehatan yang dijelaskan dalam, Healthwise Handbook (2006), Organisasi Pemelihar
aan Kesehatan terbesar di dunia, yang melayani jutaan klien, dan disajikan di sini sebagai
panduan. Gugus Tugas Pelayanan Preventif Amerika Serikat (USPSTF) (AHRQ, 2007)
mengusulkan pandangan yang lebih komprehensif tentang intervensi dan rekomendasi un
tuk pemeriksaan kesehatan berkala terhadap orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
3. Pencegahan tersier
pencegahan tersier melibatkan tindak lanjut dan rehabilitasi setelah penyakit atau
kondisi telah terjadi atau didiagnosis dan perawatan awal telah dimulai. Penyakit kronis y
ang umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, seperti gagal jantung, stroke, diabete
s, gangguan kognitif, atau radang sendi, tidak selalu dapat dicegah, tetapi sering kali dapa
t ditunda hingga tahun-tahun selanjutnya dari kehidupan melalui perilaku sehat seumur hi
dup (AHRQ, 2002) . Namun, ketika mereka terjadi, gejala yang melemahkan dan efek ya
ng merusak dapat dikontrol melalui saluran kesehatan yang didorong oleh perawat keseha
tan masyarakat dan direkomendasikan oleh praktisi perawatan primer (Hazard, 2003). Me
skipun banyak orang dewasa yang dianggap umumnya sehat, 80% memiliki setidaknya sa
tu kondisi kronis dan 50% memiliki setidaknya dua (CDC, 2003b). Sebagian kecil mende
rita penyakit yang mematikan, seperti penyakit obstruktif kronis (COPD), kecelakaan pe
mbuluh darah otak, kanker, atau diabetes mellitus (DM), yang terakhir memerlukan pera
watan luas dan manajemen medis yang sedang berjalan. Masalah kesehatan paling umum
dari lansia dalam komunitas adalah artritis, penglihatan berkurang, gangguan pendengara
n, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah perifer, dan hipertensi. Pada tahun 2002, ti
ga penyebab utama kematian bagi orang dewasa A.S. di AS adalah penyakit jantung (32
% dari semua kematian), kanker (22%), dan stroke (8%). Ini menyumbang 61% dari sem
ua kematian dalam kelompok usia ini. Tragedi dari para pembunuh terkemuka ini adalah
bahwa mereka seringkali dapat dicegah. Meskipun risiko untuk ketidaknyamanan dan kec
acatan jelas meningkat dengan bertambahnya usia, kesehatan yang buruk tidak selalu mer
upakan konsekuensi yang tak terhindarkan dari pengerjaan. Tiga perilaku — merokok, po
la makan yang buruk, dan aktivitas fisik — adalah akar penyebab hampir 35% penyakit
A.Satha di tahun 2000 (Mokdad, Marks, Stroup, & Gerberding)
2.7 Program Kesehatan Dewasa Pria
1. Layanan komunikasi (telepon, akses darurat ke perawatan kesehatan)
2. Layanan perawatan gigi
3. Layanan makanan dan panduan makanan (seperti Roda Makanan, program komoditas, atau
layanan makan kelompok)
4. Layanan pendamping dan perlindungan
5. Latihan dan program kebugaran
6. Bantuan keuangan dan konseling
7. Kunjungan dan sahabat yang bersahabat
8. Pendidikan kesehatan
9. Tes pendengaran dan bantuan alat bantu dengar
10. Layanan kesehatan di rumah (termasuk perawatan terampil dan layanan pembantu kesehata
n di rumah)
11. Bantuan perawatan di rumah (pekerjaan rumah tangga, pekerjaan rumah, dan perbaikan)
12. Hukum bantuan dan konseling
13. Layanan perpustakaan (termasuk kaset dan buku cetak besar)
14. Persediaan atau peralatan medis
15. Supervisi pengobatan
16. Layanan podiatri
17. Program rekreasi dan pendidikan (communitycenters, Elderhostel)
18. Perawatan rutin dari praktisi perawatan kesehatan terpilih
19. Aman, terjangkau, dan perumahan yang sesuai kemampuan
20. Potongan harga warga lanjut usia (makanan, obat-obatan, transportasi, b anks, toko ritel, da
n rekreasi)
21. Layanan bantuan sosial yang ditawarkan bersamaan dengan pemeliharaan kesehatan
22. Terapi wicara atau fisik
23. Kementerian spiritual
24. Layanan transportasi
25. Perawatan penglihatan (meresepkan dan menyediakan kacamata mata; diagnosis dan peraw
atan glaukoma dan katarak)
26. Peluang kerja dan pelatihan (V ista, RSVP) Diadaptasi dari Satuan Tugas Layanan Pencega
han AS. (2000-2003). Bimbing ke layanan pencegahan klinis (edisi ke-3).
2.8 Analisis Jurnal
Format Studi Kasus Asuhan Keperawatan Agregat dan Setting Khusus
NO
1.
.
Data Pengkajian
Core:
a. Demografi
1. Nama skl : penduduk Long Sap, Muong
Sang, Chieng
Son, Chieng Hac dan satu kota - Nong Truong
Moc Chau city
2. Jumlah Sampel : 197 peserta berusia sama de
ngan atau lebih dari 18 tahun
3. terdiri dari : 197 peserta berusia sama dengan
atau lebih dari 18 tahun
4. Tingkat pendidikan partisipan :
SD,SMP,SMA
5. Pekerjaan : tidak terkaji
b. Karakteristik penduduk :
Hipertensi di provinsi pegunungan Vietnam:
prevalensi dan
faktor risiko
1. Perilaku :
Makanan olahan dan makanan mengandung gara
m yang paling banyak dikonsumsi di Barat
negara maju, sedangkan di Vietnam, konsumsi g
aram terutama berkonsentrasi di antara garam m
eja atau bumbu asin di rumah, yang
terhitung 80% dari garam yang dikonsumsi
2. Sosial : Tidak terkaji
3. Psikologi : tidak terkaji
Subsystem:
1. Lingkungan fisik : tidak terkaji
2. Ekonomi :tidak terkaji
3. Pendidikan :
Pendidikan dasar atau kurang adalah 42,1%, ang
ka untuk yang lebih rendah
sekunder dan menengah atas dan lebih tinggi ada
lah 39,5% dan 18,5%
4. Sistem kesehatan :
Selain itu, populasinya kurang
pengetahuan tentang hipertensi, hubungan antara
dokter dan pasien, kepatuhan terhadap pengobat
an, dan karakteristik sistem kesehatan
direkomendasikan untuk memainkan peran penti
ng dalam perspektif
5. Komuniksi
- komunikasi formal
Semua informasi pribadi peserta disimpan secara
rahasia dan dienkripsi
- Komunikasi informal : tidak terkaji
6. Pelayanan kesehatan : Di Vietnam,
secara keseluruhan, aksesibilitas
medis buruk
fasilitas yang dikombinasikan dengan kesederha
naan terbatas dari perawatan yang memadai adal
ah terbukti terkait dengan hipertensi
7. Keamanan dan transportasi :tidak
terkaji
Persepsi: Tidak terkaji
2. Luaran Keperawatan
Defisiensi pengetahuan b.d kurang sumber
pengetahuan
- Pengetahuan promosi kesehatan
Kriteria hasil :
- perilaku peningkatan kesehatan tidak ada
pengetahuan sampai ke pengetahuan sangat
banyak
(skala 1-5 )
- sumber informasi peningkatan kesehatan
terkemuka tidak ada pengetahuan sampai ke
pengetahuan sangat banyak
(skala 1-5 )
- Pengetahuan perilaku kesehatan
Kriteria hasil :
- layanan peningkatan kesehatan tidak ada
pengetahuan sampai ke pengetahuan sangat
banyak
(skala 1-5 )
- layanan perlindungan kesehatan tidak ada
pengetahuan sampai ke pengetahuan sangat
1. Ketidakefektifan koping
komunitas b.d tidak ada
sistem komunitas
banyak
(skala 1-5 )
2.Ketidakefektifan koping komunitas b.d tidak
ada sistem komunitas
- Status kesehatan komunitas
Kriteria hasil :
- status kesehatan anak dari skala 1 ke 3
- tingkatkan partisipasi dalam pelayanan
perawatan kesehatan prevensi
- tingkat partisipasi dalam program kesehatan
komunitas
- tingkat partisipasi dalam program kesehatan
sekolah
3. Defisiensi kesehatan komunitas b.d
ketidakcukupan akses pada pemberi layanan
kesehatan.
Kriteria hasil :
- Kontrol resiko komunitas penyakit kronik :
2801
- Kefektifan skrining kesehatan komunitas :
2807
3. Rencana Intervensi
1. Defisiensi pengetahuan b.d kurang sumber
pengetahuan
A. Pendidikan kesehatan
Aktivitas
1. Defisiensi pengetahuan
b.d kurang sumber
pengetahuan
A. Pendidikan kesehatan
2. Ketidakefektifan koping komunitas b.d tidak
ada sistem komunitas
A. Status kesehatan komunitas
Aktivitas :
- identifikasi faktor
eksternal dan internal yang
dapat meningkatkan atau
mengurangi motivasi
untuk berperilakua sehat
- tentukan pengetahuan
dan kesehatan dan gaya
hidup perilaku saat ini
pada individu,
keluarga,dan kelompok
sasaran
- identifikasi sumber daya
(misalnya
tenaga,ruangan,peralatan,u
ang dan lain-lain ) yang
diperlukan untuk
melaksanakan program
- gunakan media edukasi
untuk memmudahkan para
sasaran.
2. Ketidakefektifan koping
komunitas b.d tidak ada
sistem komunitas
A. Pengembangan
kesehatan komunitas
Aktivitas :
- identifikasi bersama
komunitas mengenasi
masalah,kekuatan dan
3. Defisiensi kesehatan komunitas b.d
ketidakcukupan akses pada pemberi layanan
kesehatan : 00215
prioritas kesehatn
- bantu anggota komunitas
untuk menigkatkan
kesadaran dan memberikan
perhatian mengenai
masalah -masalah
kesehatan
-fasilitasi dan
implementasi dan revisi
dari rencana komnitas
Manajemen lingkungan :
komunitas
- monitor satatus resiko
kesehatan yang sudah
diketahui
- berpatisipasi dalam
program di komunitas
untuk mengatasi resiko
yang sudah diketahui
- berkolabirasi dan
mengembangkan program
aksi dikomunitas
- lakukan program edukasi
kelompok beresiko
1. Pengembangan
kesehatan
komunitas.
2. Manajemen sumber
daya keuangan.
3. Skrining kesehatan
LAMPIRAN
Format Bukti Diskusi Mahasiswa
N
O
Nama Pengalaman Diskusi Simpulan Bacaan Diskusi
1
.
Yolanda
zulpendri
(1711311014)
Pengalaman saya dari disk
usi kami saling membantu
dalam menyelesaikan
tugas
kelompok,mendiskusikan
ada yang kurang dari dari
hasil kerja masing-masing
dan menyelesaikan
permasalahan tersebut,
bekerja sama untuk
menghasilkan diskusi yang
diinginkan
Pertumbuhan (growth) dan
perkembangan (development) memilki
definisi yang sama yaitu sama-sama
mengalami perubahan, namun secara
khusus keduanya berbeda. Masa
dewasa dapat ditinjau dari sisi:
1. Sisi biologis
2. Sisi psikologis
2
.
Intan delia
puspita sari
(1711311026)
Pengalaman saya selama
menjalani diskusi selama
kami bekerja sama, saling
bertukar pikiran saling
membantu serta saling
menyampaikan pendapat
masing-masing lalu
Program kesehatan pada dewasa
antara lain :
1. Layanan komunikasi (telepon, ak
ses darurat ke perawatan kesehat
an)
2. Layanan perawatan gigi
3. Layanan makanan dan panduan
mendiskusikan perbedaan
itu menjadi satu
kesimpulan sehingga
menghasilkan diskusi yang
baik
makanan (seperti Roda Makana
n, program komoditas, atau layan
an makan kelompok)
4. Layanan pendamping dan perlin
dungan
5. Latihan dan program kebugaran
6. Bantuan keuangan dan konseling
7. Kunjungan dan sahabat yang ber
sahabat
8. Pendidikan kesehatan
9. Tes pendengaran dan bantuan ala
t bantu dengar
10. Dan lain lain
3
.
Della silviana
(1711311028)
Pengalaman saya selama d
iskusi adalah kami bisa ber
tukar pikiran saling memb
antu kekurangan-kekurang
an kelompok tentang mater
i serta bisa menyampaikan
pendapat masing- masing
dan mendiskusikan perbed
aan menjadi satu pemikira
n sehingga menghasilkan h
asil diskusi yang baik
Permasalahan kesehatan reproduksi pa
da pria terjadi seperti prostat, HIV dan
Kanker testicular dimana masih banya
k menimbulkan kematian sehingga per
lunya peran perawat agar dapat bisa m
elakukan intervensi serta pencegahan t
erharap permasalahan tersebut.
4
.
Putri indah
permata
(1711313014)
Pengalaman saya selama
menjalani diskusi bersama
kelompok saya, kami bias
mengungkapkan pendapat
dan mendiskusikannya ber
sama-sama. Menerima pen
dapat teman dan saling me
Perkembangan (development) adalah
perubahan secara berangsur-angsur da
n bertambah sempurnanya fungsi alat t
ubuh, meningkatkan dan meluasnya ka
pasitas seseorang melalui pertumbuha
n, kematangan atau kedewasaan (matu
ration), dan pembelajaran (learning). P
nghargai satu sama lain. Sa
ling bekerja sama untuk m
engahsilkan hasil diskusi y
ang baik.
erkembangan manusia berjalan secara
progresif, sistematis dan berkesinambu
ngan dengan perkembangan di waktu
yang lalu.
5
.
Miftahurrahmi
(1711313040)
Dari diskusi kelompok
kami bise bertukar pikiran,
dan saling melengkapi jika
masih ada yang kurang
dan Menerima pendapat te
man dan saling mengharga
i satu sama lain. Saling be
kerja sama untuk mengahsi
lkan hasil diskusi yang bai
k.
Masih banyak masalah yang dialami
oleh para pria dewasa di komunitas,
dan ada askep yang menntukan
bagaimana seorang perawat bertindak
pada masalah tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal di suatu kawasan tertentu, berada
dibawah suatu pengaturan dan memilki nilai serta kebutuhan tertentu pula.
Didalam komunitas masyarakat suatu daerah bisa diklassifikasikan berdasarkan kelompok
khusus, salah satu kondisi kesehatan yang rentan terganggu adalah kelompok dewasa. Salah satu
upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dan
meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat yang sehat dan meningkatkan kesadaran
serta pengetahuan masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat.
3.2 Saran
.1. Bagi dewasa
Kesehatan merupakan hal yang paling penting, diharapkan dengan adanya asuhan
keperawatan pada agregat dewasa dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan
2. Bagi pembaca
Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah wawasan
mengenai asuahan keperawatan komunitas khususnya dewasa diharapkan para pembaca
dapatmenyempurnkan makalah ini lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Black J.M & Hawks J>h (2014). Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk hasil
yang diharapkan (Edisi 8; Buku 2) Singapore: Elsevier
Efendi, F. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktek dalam keperawatan ,
Jakarta: Salemba Medika
Judit Ann Alender. Community Health Nursing. 2010 Wolters Kluwer Health | Lippincott
Williams & Wilkins.
Bulechek, Gloria m.dkk.2015.Nursing Interventions Cassifiction NIC. Edisi VI Ahli Bahasa:
Intrasi Nurjannah. Elesiver : Jakarta

More Related Content

What's hot

Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Sukistinah
 
Pengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanPengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanom_wiez
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)
Novi Vianah
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontikTumiur Sormin
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanocto zulkarnain
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
MUHAMMAD NATSIR
 
Askep pada agregat anak
Askep pada agregat  anakAskep pada agregat  anak
Askep pada agregat anak
dilla rachman
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatanAgus Candra
 
konsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptkonsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.ppt
SriTursina
 
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualPengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
octo zulkarnain
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusheri damanik
 
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdfJurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
maung8
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANLindarti Marsiyah
 
Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
aidasilviana
 
Metode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatan
Aya Wie Saya
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Amalia Senja
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Bunga AnanDjuean
 

What's hot (20)

Strategi promkes
Strategi promkesStrategi promkes
Strategi promkes
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Pengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanPengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatan
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatan
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Askep pada agregat anak
Askep pada agregat  anakAskep pada agregat  anak
Askep pada agregat anak
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan
 
konsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptkonsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.ppt
 
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritualPengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
Pengkajian bio, psiko, sosio,spiritual
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
 
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdfJurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Agregat Wanita Dewasa.pdf
 
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATANPENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
 
Metode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatan
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
 

Similar to makalah komunitas agregat deawas pria.pdf

Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Nuranisah D.
 
Yuyun
YuyunYuyun
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiSeptian Muna Barakati
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Warnet Raha
 
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
pjj_kemenkes
 
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptxKelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
richardsonsijabat1
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
AyuAndira59
 
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamgMETODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
fipingmeiarsih
 
(Etikum)
(Etikum)(Etikum)
(Etikum)
Syahwira22
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
pjj_kemenkes
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Septian Muna Barakati
 
Mempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansiaMempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansia
Warung Bidan
 
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan MasyarakatKonsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Fransiska Oktafiani
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Aan Saja
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan
iradatul aini
 
KEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docxKEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docx
Jumaidanurmajid
 
Bab 1
Bab 1Bab 1

Similar to makalah komunitas agregat deawas pria.pdf (20)

prinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu giziprinsip - prinsip ilmu gizi
prinsip - prinsip ilmu gizi
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
 
Yuyun
YuyunYuyun
Yuyun
 
PJK2102W
PJK2102WPJK2102W
PJK2102W
 
Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan  masyarakat.
Faktor–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
 
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptxKelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
Kelompok I Filsafat Kesmas_20240418_112055_0000.pptx
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
 
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamgMETODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
 
(Etikum)
(Etikum)(Etikum)
(Etikum)
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Mempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansiaMempertahankan adl pada lansia
Mempertahankan adl pada lansia
 
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan MasyarakatKonsep Dasar Kesehatan Masyarakat
Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
 
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
Kesehatan reproduksi tentang status kesehtan wanita kelompok 8
 
Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan Faktor resiko dan upaya pencegahan
Faktor resiko dan upaya pencegahan
 
KEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docxKEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docx
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Recently uploaded

654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
khalisahumairahh
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
Ggproject
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
ssuser283069
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptxTugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
fauzandika
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 

Recently uploaded (13)

654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptxTugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 

makalah komunitas agregat deawas pria.pdf

  • 1. MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS (Makalah ini tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Dewasa Pria) Oleh : Yolanda Zulpendri (1711311014) Intan Delia Puspita Sari (1711311024) Della Silviana (1711311028) Putri Indah Permata (1711313014) Miftahurrahmi (1711313040) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2020
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa , karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Dewasa Pria”. Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan. Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami da lam menyelesaikan makalah ini, diantaranya: 1. Yang terhormat, Dosen mata kuliah Kewirausahaan 2. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses penyelesaianmak alah ini. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pe mbaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dala m makalah ini, sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Padang, 03 Februari 2020 Kelompok 4
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................i DAFTAR ISI .......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 2.1 Overview tumbuh kembang dewasa pria............................................. 2.2 Healthy world komunitas agregat deawasa pria................................... 2.3 Permasalahan kesehatan penyakit kronik pada dewasa pria............... 2.4 Permasalahan kesehatan reproduksi dewasa pria................................ 2.5 Proses asuhan keperawatan komunitas pada dewasa pria.................. 2.6 Promosi prevensi kesehatan pada dewasa pria................................... 2.7 Program kesehatan padadewasa pria.................................................. 2.8 Analisis jurnal agregat dewasa pria..................................................... 2.9 Lampiran............................................................................................ BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 3.2 Saran .................................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal disutu kawasan tertentu, berada dibawah suatu pengaturan dan memiliki nilai atau interes serta kebutuhan tertentu pula. Konsep yang utama adalah konsep geografi (kawasan) dan adanya interaksi (Tamher, 2014, halaman 99). Kesehatan merupakansebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang. Teori klasik H.L.Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan secara berturut-turut yaitu : 1. Gaya hidup, 2. Lingkungan (sosial,ekonomi,budaya,politik), 3. Pelayanan kesehatan dan, 4. Faktor genetik. Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang, yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan komunitas. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan khususnya keperawatan komunitas, yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengantidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit Didalam komunitas masyarakat suatu daerah bila diklasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, salah satu konidisi kesehatan rentan terganggu adalah kelompok dwwasa. Salah satuupaya yang dilaksanakan adalah menigkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melkukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok khusus dewasa. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) disemua tingkatan pencegahan (levels of prevention). I.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tumbuh kembang dewasa pria? 2. Bagaimana healthy world komunitas pada agregat dewasa pria? 3. Apa saja permasalahan kesehatan penyakit kronik pada dewasa pria? 4. Apa saja permasalahan kesehatan reproduksi dewasa pria? 5. Bagaimana proses asuhan keperawatan komunitas pada dewasa pria? 6. Bagaimana promosi prevensi kesehatan pada dewasa pria?
  • 5. 7. Apa saja program kesehatan pada dewasa pria? 8. Bagaimna analisis jurnal di agregat dewasa pria? I.3 Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui bagaimana tumbuh kembang dewasa pria 2. Untuk mengetahui healthy world pada komunitas agregat dewasa pria 3. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan penyakit kronik pada dewasa pria 4. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan reproduksi pada dewasa pria 5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada dewasa pria 6. Untuk mengetahui promosi prevensi kesehatan pada dewasa pria 7. Untuk mengetahui program kesehatn pada dewasa pria 8. Untuk mengetahui analisis jurnal pada agregat dewasa pria
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Overview Tumbuh Kembang Dewasa (Pria) Pertumbuhan (Growth) dan perkembangan (Development) memiliki definisi yang sama yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secarakhusus keduanya berbeda. Pertumbuhan menunjukan perubahan yang bersifat kuantitas sebagai akibat pematangan fisik yang di tandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf serta fungsi sistemorgan tubuh lainnya dan dapat di ukur (Yuniarti, 2015). Masa dewasa dapat ditinjau dari 2 sisi, yaitu : a. Sisi Biologis. Suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi (berketurunan). b. Sisi Psikologis. Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau kematangan, diantaranya : emotional stability, sense of reality, tidak menyalahkan orang lain jika menghadapi kegagalan, toleransi dan optimistis. Status kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan perilakuorang tersebut. Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh positif padakesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif. Akibatnya,individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994) mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan menipertahankan taraf kesehatan, yakni: 1) Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapatmembangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi ganggu-an penyakitnya. 2) Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna memperolehinformasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali. 3) Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan darirasa sakitnya.Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama minimum. Akan tetapi,gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko penyakit atau kecacatan selamamasa dewasa tengah atau akhir. Dewasa tengah mungkin juga rentan secara
  • 7. genetic terhadap penyakit kronis tertentu seperti DM dan hiperkolesterolemia keturunan (Price dan Wilson, 1992)Faktor resiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup dan riwayatkeluarga. Factor-faktor ini mempunyai kategori sebagai berikut: a) Kematian dan cedera karena kekerasan b) Penyalahgunaan zat c) Kehamilan yang tidak diinginkan d) Penyakit menular seksual e) Factor lingkungan dan pekerjaan f) Gaya hidup 2.2 Permasalahan Kesehatan Penyakit Kronik Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Dijelaskan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Siswanto, prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen di 2018 dengan prevalensi tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta. Begitu pula dengan prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, sementara penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.  Kardiovaskular Penyakit kardiovaskular (PKV) adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Penyakit tidak menular seperti penyakit jantung koroner merupakan masalah kesehatanutama di negara maju dan negara berkembang. Di Amerika Serikat, penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian pertama dengan Coronary Heart Desease (CHD) (43,8%) adalah penyebab utama kematian diikuti dengan stroke (16,8%), hipertensi (9,4%), gagal jantung (9%), penyakit pada arteri (3,1%), dan PKV lainnya. Tiga faktor risiko utama untuk PKV yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok (Benjamin, et al., 2018). Secara global, di Indonesia tidak jauh berbeda. PKV juga merupakan penyebab kematian pertama, termasuk di NTB walaupun masih di bawah angka prevalensi PKV di Indonesia (<1,5%) namun menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus pada hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 dibandingkan tahun 2013 (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) 2015 menunju kkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3 orang di dunia
  • 8. terdiagnosis menderita hipertensi. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi dan setia p tahunnya ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Di Indonesia, data Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) tahun 2016 men unjukkan peningkatan prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun ke atas sebesar 32,4 %. Menurut data BPJS Kesehatan, biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni Rp2,8 triliun pada 2014, Rp3,8 triliun pada 2015, dan Rp4,2 triliun pada 201 6. Un t uk me ng en dal i ka nn ya, Pe me r int ah me l aks ana ka n Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Harapannya, seluruh komponen bangsa dengan sadar mau membuday akan perilaku hidup sehat dimulai dari keluarga. Germas dilakukan dengan melakukan aktifit as fisik, menerapkan perilaku hidup sehat, konsumsi pangan sehat dan bergizi, melakukan pe ncegahan dan deteksi dini penyakit, meningkatkan kualitas lingkungan menjadi lebih baik, da n meningkatkan edukasi hidup sehat. Karena itu, bertepatan dengan Hari Hipertensi Sedunia pada 17 Mei 2018, Kementerian Kesehatan mengimbau seluruh masyarakat agar melakukan deteksi dini hipertensi secara terat
  • 9. ur. Selain itu juga menerapkan pola hidup sehat dengan perilaku CERDIK (Cek kesehatan sec ara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yan g cukup, dan Kelola stres).  Kanker Penyakit kanker menjadi salah satu penyakit kronis yang peningkatannya cukup tinggi saat ini. Menurut World Health Organization atau WHO (2014) kanker merupakan suatu istilah umum yang menggambarkan penyakit pada manusia berupa munculnya sel-sel abnormal dalam tubuh yang melampaui batas. Sel-sel tersebut dapat menyerang bagian tubuh lain. Kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang paling mematikan di dunia. Menurut statistik Amerika Serikat, kanker menyumbang sekitar 23% dari total jumlah kematian di negara tersebut dan menjadi penyakit kedua paling mematikan setelah penyakit jantung (Anand, Kunnumakara, Sundaram, Harikumar, Tharakan, Lai, dan Aggarwal, 2008). Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%) dan kanker serviks 5.349 orang (12,8%) dari jumlah penderita kanker kurang lebih 42.000 (Rahajeng, 2014). Pada tahun 2004-2007 SIRS juga mencatat urutan jenis kanker dengan penderita terbanyak di Indonesia adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker hati, leukemia, dan kanker paru- paru (Rasjidi, 2009).  Obesitas Peningkatan prevalensi dari insiden obesitas di negara maju dan berkembang sudah terjadi sejak 25 tahun terakhir. Di Indonesia sejak Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) kedua sudah mulai ada data kelebihan berat badan dan obesitas ini sejak dilaksanakan Riset Kesehatan Dasar pada 2007 sampai dengan Riset Kesehatan Dasar pada 2013. Dari publikasi di The Lancet Juni 2016 melaporkan bahwa pada tahun 1980 ditemukan 1,225 milyar orang dewasa di dunia sudah menderita kelebihan berat badan dan obesitas. Pada tahun 2011 meningkat menjadi 1,6 milyar orang dewasa mengalami kelebihan berat badan dan 400 juta sudah obesitas. Kemudian pada tahun 2013 menjadi 2,3 milyar orang dengan kelebihan berat badan dan 700 juta sudah obesitas. Masalah berat badan berlebih atau obesitas timbul saat kita mengonsumsi makanan den gan kadar kalori dan lemak melebihi dari jumlah yang dibutuhkan. Kalori yang tidak berubah
  • 10. menjadi energi dan tidak terpakai tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. S eiring waktu, penumpukan lemak ini menambah berat badan yang mengarah pada berat bada n berlebih hingga obesitas.  Diabetes Diabetes melitus atau yang sering disebut kencing manis merupakan penyakit kronik yang akan diderita seumur hidup. Hal ini dipengaruhi oleh gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Diabetes melitus disebabkan oleh faktor genetik, pola hidup tidak sehat, dan pengaruh lingkungan (Dinkes Prov. Jateng, 2015). Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 memperkirakan adanya peningkatan jumlah penyandang DM di seluruh dunia. WHO menyebutkan 415 juta orang menderita diabetes di dunia pada tahun 2015 dan akan meningkat menjadi 642 juta orang pada tahun 2040. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai angka kejadian DM tinggi. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2014, bahwa penduduk Indonesia yang terdiagnosa penyakit DM sebanyak 9,1 juta orang. Jumlah tersebut menyebabkan Indonesia menduduki urutan ketujuh di dunia, dibandingkan data IDF tahun 2013 Indonesia menduduki urutan ke-5 di dunia dengan jumlah pendeita DM sebanyak 7,6 juta orang. 2.3 Healthy people 2020 di sehat komunitas Sehat Orang 2020 berkomitmen untuk visi masyarakat di mana semua orang hidup lama, hidup sehat. Secara garis dasar, 40,5 persen pria berusia 65 tahun ke atas sudah sampai sekarang menggunakan layanan pencegahan klinis di tahun 2012. Target 44,6 persen, berdasarkan metode pengaturan target 10 persen perbaikan. Dekade ini, beberapa fitur baru akan membantu membuat visi ini menjadi kenyataan: a. Menekankan ide-ide kesetaraan kesehatan yang membahas determinan sosial kesehatan dan meningkatkan kesehatan di semua tahap kehidupan b. Mengganti publikasi cetak tradisional dengan situs Web interaktif sebagai kendaraan utama untuk penyebaran c. Mempertahankan sebuah situs Web yang memungkinkan pengguna untuk informasi menyesuaikan dengan kebutuhan mereka dan mengeksplorasi sumber daya evidencebased untuk implementasi. Visi misi dari healthy people 2020 adalah : 1. Mengidentifikasi prioritas peningkatan kesehatan nasional
  • 11. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan memahami faktor-faktor penentu kesehatan, penyakit, dan kecacatan, dan kesempatan untuk kemajuan 3. Menyediakan tujuan yang terukur dan tujuan yang berlaku di tingkat nasional, negara bagian, dan tingkat lokal Terlibat berbagai sektor untuk mengambil tindakan untuk memperkuat kebijakan dan meningkatkan praktek-praktek yang didorong oleh bukti yang tersedia terbaik dan pengetahuan 4. Mengidentifikasi penelitian, kebutuhan evaluasi, dan pengumpulan data penting Indikator utama kesehatan healthy people 2020 2.4 Permasalahan Kesehatan Reproduksi  HIV
  • 12. HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Infeksi tersebut menyebabkan penderita HIV/AIDS mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terinfeksi penyakit lain. Menurut data UNAIDS pada tahun 2017, di seluruh dunia sebanyak 36,7 juta orang hidup dengan HIV dengan 1,8 juta orang baru terinfeksi HIV (UNAIDS Facts Sheet, 2018). Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius mengingat sebanyak 36,7 juta orang hidup dengan AIDS dan rentan menularkan ke orang lain. Risiko tertular HIV juga lebih tinggi pada individu dengan sejumlah faktor, di antaranya: d. Hubungan seks tanpa mengenakan kondom. Risiko penularan akan lebih tinggi melal ui hubungan seks anal, dan hubungan seks dengan berganti pasangan. e. Menderita infeksi menular seksual. Sebagian besar infeksi menular seksual menyeba bkan luka terbuka di kelamin penderita, sehingga meningkatkan risiko tertular HIV. f. Berbagi suntikan. Pengguna NAPZA suntik umumnya berbagi jarum suntik dalam me nggunakan narkoba. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta disebut dengan KPA Provinsi DKI Jakarta merupakan Lembaga nonsruktural di Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Pembentukan KPA Provinsi DKI Jakarta dan KPA Kota Administrasi bertujuan sebagai upaya penanggulangan HIV dan AIDS untuk melindungi masyarakat dan mencegah terjadinya penularan melalui upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS secara intensif, menyeluruh, terkoordinasi, dan terpadu. KPA Provinsi DKI Jakarta bertugas untuk menyusun Strategi dan Rencana Aksi Provinsi Penanggulangan HIV dan AIDS, menyusun kebijakan dan program pelaksanaan upaya penanggulangan HIV dan AIDS, melaksanakan kerjasama dengan sektor terkait dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS, mengkoordinasikan, memantau, mengendalikan, memfasilitasi kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS. Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Masyarakat memiliki peran masing-masing yang saling bersinergi satu sama lain dalam rangka pencegahan HIV dan AIDS di Provinsi DKI Jakarta yang tersaji dalam tabel berikut : Peran Pemerintah, LSM, dan Masyarakat dalam rangka Pencegahan HIV dan AIDS di Provinsi DKI Jakarta Pencegahan HIV dan AIDS di Provinsi DKI Jakarta PEMERINTAH LSM MASYARAKAT Dinas Kesehatan sebagai leading sector dalam bidang Melakukan penjangkauan, asistensi, dan sosialisasi Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
  • 13. kesehatan dan pencegahan HIV AIDS memiliki program sesuai dengan Tupoksinya, yaitu pelayanan Voluntary Counseling Test (VCT), Program Harm Reduction melalui program Layanan Alat Suntik Steril (LASS), serta program Dokter Keliling (Dokling). Sosialisasi dan Komunikasi Informasi Edukasi biasanya dilakukan bersamaan dengan program-program tersebut. pencegahan HIV kepada populasi kunci sebagai sasaran penting pencegahan HIV dan AIDS. berperilaku sehat KPAP DKI Jakarta bertugas sebagai koordinator, fasilitator, dan advokasi terkait penanggulangan HIV dan AIDS melalui program program pencegahan dan pemberian dana hibah kepada pokja-pokja untuk melaksanakan program pencegahan sesuai dengan tupoksinya. KPAP juga rutin melaksanakan rapat koordinasi dengan Pokja, LSM, dan Masyarakat Mendampingi Dinas Kesehatan, KPAP, dan instansi terkait dalam rangka intervensi program kepada populasi kunci misalnya dalam pendampingan VCT dan Layanan Alat Suntik Steril. Mendorong setiap warga yang beresiko penularan HIV untuk VCT. Memberikan dukungan sosial kepada kelompok dampingan Mencegah stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS Peran Utama WPA adalah menggerakan masyarakat
  • 14. untuk ikut serta secara langsung dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dan bekerja sama dengan Pemerintah dan LSM.  Prostat Kanker prostat adalah keganasan tersering dan penyebab kematian karena kanker paling utama pada pria di negara Barat, menyebabkan 94.000 kematian di Eropa pada 2008 dan lebih dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012. Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 90% kanker prostat ditemukan pada stadium dini dan regional, dengan angka kesintasan (survival rate) 5 tahun mendekati 100%. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan 25 tahun lalu yang hanya mencapai 69%. Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria per-tahun. Di Indonesia, jumlah penderita kanker prostat di tiga RS pusat pendidikan (Jakarta, Surabaya dan Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun. Stadium penyakit tersering saat datang berobat adalah stadium lanjut sebesar 59,3% kasus, dan terapi primer yang terbanyak dipilih adalah orkhiektomi sebesar 31,1 %, obat hormonal 182 (18%), prostatektomi radikal 89 (9%), radioterapi 63 (6%), sisanya adalah pemantauan aktif, kemoterapi dan kombinasi. Modalitas diagnostik ya6ng digunakan terutama biopsi 57.9% Penyebab kanker prostat adalah perubahan atau mutasi genetik pada sel di dalam kelenj ar prostat. Mutasi ini menyebabkan sel tersebut berkembang secara tidak normal dan memben tuk sel kanker. Namun, penyebab mutasi ini sendiri belum diketahui secara pasti. Ada bebera pa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat, yaitu: a. Usia Risiko kanker prostat akan semakin tinggi seiring pertambahan usia. Sebagian besar p enderita kanker ini adalah pria berusia di atas 65 tahun. b. Obesitas Seseorang yang mengalami obesitas berisiko tinggi menderita kanker prostat yang leb ih agresif.
  • 15. c. Riwayat kesehatan keluarga Jika salah satu anggota keluarga pernah menderita kanker prostat, maka risiko terkena kanker prostat makin meningkat. d. Pola makan Konsumsi makanan tinggi kalsium diduga dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker prostat. e. Paparan bahan kimia Bahan kimia, seperti senyawa kadmium, dapat meningkatkan risiko kanker prostat. K admium adalah senyawa logam yang terkandung di dalam rokok dan beberapa jenis m akanan, seperti daging merah, ikan, dan gandum. f. Penyakit menular seksual Beberapa jenis penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia, dapat menye babkan peradangan pada prostat dan memicu terjadinya kanker prostat. Program Pemerintah dalam menangani kanker prostat Melalui Pendekatan Tim Multidisipliner Spesialistik pada Kanker Prostat dengan beragamnya penampakan klinis dari berbagai derajat penyakit dan banyaknya pilihan terapi, pendekatan tim multidisiplin spesialistik untuk pasien kanker prostat menjadi sesuatu yang penting. Keputusan terapi dan penilaian klinis dapat dioptimalkan untuk setiap pasien jikadidasarkan pada banyak pendapat para spesialis, dan pendekatan ini telah disimpulkan memiliki hasil yang baik dan bermanfaat dalam penatalaksanaan pasien. Yang terlibat tidak hanya dokter spesialis urologi, onkologi medik, onkologi radioterapi, patologi anatomik, dan radiologi saja, tapi juga perawat, psikiater, ahli psikologi dan staf pelayanan kesehatan terkait lainnya. Keputusan yang diambil dalam tim harus dengan memahami harapan hidup dan komordibitas serta kualitas hidup. Hubungan dengan bagian uji klinis juga harus dilakukan yang bertujuan untuk dapat memasukkan sebagian pasien ke dalam protokol riset sehingga pasien dapat memiliki akses untuk terapi baru yang mungkin belum tersedia luas.
  • 16.  Testiskular Permalasahan yang ditemui yaitu kanker testis. Pemicu utama kanker testis tidak diketah ui secara pasti sampai saat ini. Namun yang jelas, kanker testis terjadi ketika sel-sel di dalam testis tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Meski pemicunya belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita kanker testis, di antaranya: a. Testis tidak turun (kriptorkismus). Testis dibentuk di abdomen dan biasanya turun ke dalam skrotum setelah bayi laki-laki dilahirkan atau pada setahun pertama hidu
  • 17. pnya. Pada kasus anomali, testis tidak turun. Istilah medis untuk kondisi ini adalah undescended testicle atau kriptorkismus. b. Pernah menderita kanker testis. Pria yang sudah pernah mengalami kanker testis d isarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan setelah pengobatan. Mereka me miliki risiko terkena kanker testis dengan kemungkinan 12 kali lipat lebih besar di banding orang normal, pada bagian testis yang lain. c. Riwayat kesehatan keluarga. Jika terdapat anggota keluarga, seperti ayah dan saud ara kandung laki-laki yang menderita kanker testis, maka peluang seseorang meng alami kondisi ini juga akan meningkat. d. Usia. Kanker testis lebih sering terjadi pada usia antara 15-49 tahun. Kasus terban yak terjadi pada pria usia 30-34 tahun. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan kanker ini terjadi di usia-usia yang lain. e. Tinggi badan. Makin tinggi tubuh seorang pria, peluangnya untuk mengalami kan ker testis juga makin besar. Hubungan antara tinggi badan dengan risiko terkena k anker dilatarbelakangi oleh faktor makanan yang dikonsumsi. Anak berbadan ting gi mungkin lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori saat masa pertumbu han. Hal itu berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker testis. f. Pertumbuhan testis yang abnormal. Kondisi tertentu, seperti sindrom Klinefelter, b isa menyebabkan testis tidak berkembang secara normal. Hal ini akan meningkatk an risiko kanker testis. 2.5 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT DEWASA PRIA DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI 1. Pengkajian komunitas pada klien hipertensi 1. Riwayat kesehatan - Apakah anda pernah merasa berat di tengkuk? - Apakah anda sering merasa pusing? - Apakah anda pernah merasa pandangan kabur? - Apakah anda merasa telinga berdengung? - Apakah anda merasa kesulitan untuk tidur? - Apakah anda sering merasa jantung berdebar-debar? 2. Riwayat kesehatan keluarga - Apakah di dalam keluarga ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi?
  • 18. 3. Makanan yang dikonsumsi - Biasanya anda lebih sering makan makanan yang (Asin, manis, pedas)? - Berapa banyak anda makan dalam sehari? - Apakah anda sering mengemil makanan seperti kue, roti, biscuit, makanan berlemak, santan, jeroan dan tetelan? Jika iya, berapa kali dalam seminggu? - Apakah anda pernah mengkonsumsi alcohol? - Apakah anda pernah mengkonsumsi kopi? Jika iya, berapa kali dalam sehari? - Apakah anda merokok? Jika iya, berapa batang yang anda habiskan dalam sehari? 4. Aktivitas fisik - Berapa kali anda berolahraga dalam seminggu? Berapa durasi waktunya? 5. Riwayat pengobatan - Apakah yang anda lakukan dalam mengatasi rasa nyeri/berat di tengkuk tersebut? 6. Komunikasi - Darimanakah anda mendapatkan informasi mengenai hipertensi? - Apakah yang telah anda lakukan dalam perawatan hipertensi dalam kehidupan sehari-hari? - Apakah ada papan pengumuman tentang hipertensi di lingkungan anda? Jika iya, Apakah anda mengerti isi dari informasi tersebut? - Apakah anda juga mendapatkan informasi mengenai hipertensi dari teman terdekat atau tetangga? 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gaya hidup monoton b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan : suatu kebiasaan hidup yang dicirikan dengan aktivitas fisik yang rendah. b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang dukungan sosial : Hambatan kemampuan untuk mengubah gaya hidup/perilaku dalam cara yang memperbaiki status kesehatan. c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d keterampilan komunikasi yang tidak efektif : ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan. d. Defisiensi kesehatan komunitas b.d ketidakcukupan akses pada pemberi layanan kesehatan.
  • 19. Diagnosa NOC NIC Gaya hidup monoton b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan (00168) Faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku kesehatan : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 5 (185520) Strategi pencegahan penyakit : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 5 (185522) Manfaat dukungan sosial: dipertahankan pada 2 di tingkatkan ke 5 (185525) Manfaat olahraga teratur : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 5 (180502) Perilaku meningkatkan kesehatan : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 5 (182308) 1. Peningkatan Latihan : Latihan kekuatan. Aktivitas: -Lakukan skrining kesehatan sebelum memulai latihan untuk mengidentifikasi resiko dengan menggunakan skala kesiapan latihan fisik terstandar atau melengkapi pemeriksaan riwayat kesehatan dan fisik. -bantu pasien dalam mengekspresikan nilai, kepercayaan dan tujuan dalam melakukan latihan otot dan kesehatan 2. Terapi latihan : Latihan pergerakan sendi. Aktivitas: -tentukan batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap fungsi sendi -jelaskan pada pasien atau keluarga manfaat dan tujuan melakukan latihan
  • 20. sendi -dukung latihan ROM aktif, sesuai jadwal yang teratur dan terencana Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan bantuan, sesuai indikasi 3. Bantuan modifikasi diri. 4. Fasilitasi tanggung jawab diri. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang dukungan sosial : (00188) Penerimaan status kesehatan Mempertahankan hubungan : dipertahankan pada 3 di tingkatkan 5 (130016) Menyesuaikan perubahan dalam status kesehatan : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (130007) Membuat keputusan tentang kesehatan : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (130011) Kepercayaan mengenai kesehatan : Sumber- sumber yang diterima Merasakan dukungan dari tetangga :dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 5 (170303) Merasakan dukungan dari penyedia layanan kesehatan : 1. Modifikasi perilaku. Aktivitas: -tentukan motivasi pasien terhadap perubahan perilaku -bantu pasien untuk dapat mengidentifikasi kekuatan dirinya dan menguatkannya -kenalkan pasien pada orang yang telah melewati pengalaman yang sama -hindari menunjukkan perilaku atau ketidaktertarikan pada saat pasien berjuang untuk merubah perilakunya -bantu pasien dalam mengidentifikasi meskipun
  • 21. dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 5 (170304) Merasakan dukungan dari dukungan kelompok sendiri : dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 5 (170305) hanya keberhasilan kecil 2. Membangun hubungan yang kompleks. 3. Peningkatan koping. 4. Dukungan pengambila n keputusan. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi kesehatan (00099)  Keseimbangan Gaya Hidup (2013) Mengenali kebutuhan untuk menyeimbangkan aktivitas- aktivitas hidup : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 5 (201301) Mencari informasi tentang startegi untuk aktivitas hidup yang seimbang : dipertahankan pada 2 ditingkatkan pada 4 (201302)  Pengetahuan:Manajemen Hipertensi (1837) Target tekanan darah dipertahankan pada 3 diti ngkatkan ke 5 (183703) komplikasi potensial hipertensi dipertahankan pada 2 ditingkatkan pada 4 (183705) 1. Berikan pendidikan kesehatan. 2. Peningkatan kesadaran kesehatan. 3. Lakukan Skrining kesehatan. 4. Berikan panduan sistem pelayanan kesehatan. 5. Fasilitasi pembelajaran.
  • 22. Pilihan pengobatan yang tersedia dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4. (183706) manfaat pengobatan jangka panjang dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4. (183707)  Pengetahuan : gaya hidup sehat : (1855) strategi pencegahan penyakit dipertahankan pada 2 ditingkatkan di 4 (185522) Pentingnya skrining pencegahan dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (185527) Strategi meningkatkan keseimbangan hidup dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (185535)
  • 23. Defisiensi kesehatan komunitas b.d ketidakcukupan akses pada pemberi layanan kesehatan : 00215 Kontrol resiko komunitas penyakit kronik : 2801 Penyediaan program pendidikan publik tentang penyakit kronis dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (280101) Tingkat partisipasi populasi target dalam program pengurangan resiko dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (280102) Ketersediaan program preventif dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (280103) ketersediaan program pendidikan manajemen penyakit kronis sendiri dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (280105) pemantauan insiden penyakit kronis dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke4 (280119)  Kefektifan skrining kesehatan komunitas : 2807 identifikasi kondisi berisiko tinggi yang umum di komunitas dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (280701) pemilihan skrining difokuskan pada deteksi dini dipertahankan pada 2 1. Pengembangan kesehatan komunitas. 2. Manajemen sumber daya keuangan. 3. Skrining kesehatan.
  • 24. ditingkatkan ke 4. (280703) :identifikasi kebutuhan skrining untuk orang dewasa dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4 (280707) 4. Implementasi Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas lainnya. (tarwoto, 2015). 5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk dapat menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya membandingkan status keadaan kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan. (Tarwoto, 2015)
  • 25. 2.6 Promosi Prevensi Kesehatan Pada Dewasa Pria Promosi Kesehatan Pada Dewasa Awal/Dewasa Muda (20-40 Tahun) Promosi Kesehatan untuk Dewasa Muda Tes dan Skrining Kesehatan  Pemeriksaan rutin (setiap 1- 3 tahun untuk wanita; setiap 5 tahun untuk p ria)  Imunisasi seusai rekomendasi, sepert i booster tetanus-difteria  Pemeriksaan gigi secara teratur (mi s., setiap tahun)  Penyaringan penglihatan dan penden garan secara berkala  Pemeriksaan payudara profesional se tiap 1-3 tahun  Pemeriksaan Papanicolaou smear set iap tahun atau saat mulai aktivitas se ksual  Pemeriksaan testikular sendiri setiap bulan  Skrining, untuk penyakit kardiovask ular (mis., tes kolesterol setiap 5 tah un apabila hasilnya normal; rekanan darah untuk mendeteksi hipertensi; n ilai dasar EKG pada usia 35 tahun u ntuk pria  Uji kulit untuk tuberkulosis setiap 2 bulan Keamanan  Tindakan perlindungan terhadap sina r matahari  Tindakan keselamatan di tempat kerj a  Dukungan keselamatan di air (mis., t idak boleh menyelam di air yang dan gkal) Nutrisi dan Olahraga  Pentingnya asupan zat besi yang kua t dalam diet  Faktor nutrisi dan olahraga yang dap at menyebabkam penyakit kardiovas kular (mis., obesitas, asupan kolester ol dan lemak, kurang olahraga) Interaksi Sosial  Mendukung hubungan personal yang mendorong diskusi mengenai perasa an, kekhawatiran dan rasa takut  Menyusun tujuan jangka panjang da n pendek mengenai pilihan pekerjaa n dan karier
  • 26. (Eliopoulos, 2004 ; Miller, 2003). Berikut ini adalah pembahasan kebutuhan ini sesuai dengan ke giatan pencegahan primer, sekunder, dan tersier 1. Pencegahan Utama Seperti dibahas sebelumnya dalam teks ini, kegiatan pencegahan primer melibatka n tindakan-tindakan yang membuat seseorang tetap sehat. Kegiatan pencegahan primer se perti pendidikan kesehatan, tindak lanjut dari praktik kesehatan pribadi yang sehat (misal nya flossing, penggunaan sabuk pengaman, olahraga), penapisan rutin yang direkomenda sikan, dan pemeliharaan jadwal imunisasi yang sesuai yang dilakukan oleh orang dewasa yang lebih tua yang dapat mereka lakukan untuk menjaga kesehatan. menjaga kesehatan mereka. Diambil dari berbagai sumber, ini menyediakan kegiatan pencegahan utama yan g dapat digunakan petugas kesehatan masyarakat ketika bekerja dengan para penatua, bai k secara individu atau dalam kelompok. 2. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder berfokus pada deteksi dini penyakit dan intervensi segera (li hat Bab 1). Sebagian besar waktu perawat kesehatan komunitas dihabiskan untuk mendid ik masyarakat tentang tindakan pencegahan dan perilaku kesehatan yang positif. Ini terma suk mendorong individu untuk mendapatkan skrining rutin untuk penyakit seperti hiperte nsi, diabetes, atau kanker, yang, jika diidentifikasi lebih awal, dapat berhasil diobati (AH RQ, 2002). Banyak perawat, yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga masyarakat, berada dalam posisi untuk membuat program penyaringan berdasarkan keinginan dan demografi komunitas dan fokus lembaga, membuat mereka dapat diakses oleh populasi yang dilayan i. Orang dewasa yang lebih tua perlu didorong untuk mengikuti jadwal penyaringan kese hatan yang ditentukan oleh klinik atau penyedia layanan kesehatan mereka. Jadwal skrini ng kesehatan yang dijelaskan dalam, Healthwise Handbook (2006), Organisasi Pemelihar aan Kesehatan terbesar di dunia, yang melayani jutaan klien, dan disajikan di sini sebagai panduan. Gugus Tugas Pelayanan Preventif Amerika Serikat (USPSTF) (AHRQ, 2007) mengusulkan pandangan yang lebih komprehensif tentang intervensi dan rekomendasi un tuk pemeriksaan kesehatan berkala terhadap orang yang berusia lebih dari 65 tahun. 3. Pencegahan tersier
  • 27. pencegahan tersier melibatkan tindak lanjut dan rehabilitasi setelah penyakit atau kondisi telah terjadi atau didiagnosis dan perawatan awal telah dimulai. Penyakit kronis y ang umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, seperti gagal jantung, stroke, diabete s, gangguan kognitif, atau radang sendi, tidak selalu dapat dicegah, tetapi sering kali dapa t ditunda hingga tahun-tahun selanjutnya dari kehidupan melalui perilaku sehat seumur hi dup (AHRQ, 2002) . Namun, ketika mereka terjadi, gejala yang melemahkan dan efek ya ng merusak dapat dikontrol melalui saluran kesehatan yang didorong oleh perawat keseha tan masyarakat dan direkomendasikan oleh praktisi perawatan primer (Hazard, 2003). Me skipun banyak orang dewasa yang dianggap umumnya sehat, 80% memiliki setidaknya sa tu kondisi kronis dan 50% memiliki setidaknya dua (CDC, 2003b). Sebagian kecil mende rita penyakit yang mematikan, seperti penyakit obstruktif kronis (COPD), kecelakaan pe mbuluh darah otak, kanker, atau diabetes mellitus (DM), yang terakhir memerlukan pera watan luas dan manajemen medis yang sedang berjalan. Masalah kesehatan paling umum dari lansia dalam komunitas adalah artritis, penglihatan berkurang, gangguan pendengara n, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah perifer, dan hipertensi. Pada tahun 2002, ti ga penyebab utama kematian bagi orang dewasa A.S. di AS adalah penyakit jantung (32 % dari semua kematian), kanker (22%), dan stroke (8%). Ini menyumbang 61% dari sem ua kematian dalam kelompok usia ini. Tragedi dari para pembunuh terkemuka ini adalah bahwa mereka seringkali dapat dicegah. Meskipun risiko untuk ketidaknyamanan dan kec acatan jelas meningkat dengan bertambahnya usia, kesehatan yang buruk tidak selalu mer upakan konsekuensi yang tak terhindarkan dari pengerjaan. Tiga perilaku — merokok, po la makan yang buruk, dan aktivitas fisik — adalah akar penyebab hampir 35% penyakit A.Satha di tahun 2000 (Mokdad, Marks, Stroup, & Gerberding) 2.7 Program Kesehatan Dewasa Pria 1. Layanan komunikasi (telepon, akses darurat ke perawatan kesehatan) 2. Layanan perawatan gigi
  • 28. 3. Layanan makanan dan panduan makanan (seperti Roda Makanan, program komoditas, atau layanan makan kelompok) 4. Layanan pendamping dan perlindungan 5. Latihan dan program kebugaran 6. Bantuan keuangan dan konseling 7. Kunjungan dan sahabat yang bersahabat 8. Pendidikan kesehatan 9. Tes pendengaran dan bantuan alat bantu dengar 10. Layanan kesehatan di rumah (termasuk perawatan terampil dan layanan pembantu kesehata n di rumah) 11. Bantuan perawatan di rumah (pekerjaan rumah tangga, pekerjaan rumah, dan perbaikan) 12. Hukum bantuan dan konseling 13. Layanan perpustakaan (termasuk kaset dan buku cetak besar) 14. Persediaan atau peralatan medis 15. Supervisi pengobatan 16. Layanan podiatri 17. Program rekreasi dan pendidikan (communitycenters, Elderhostel) 18. Perawatan rutin dari praktisi perawatan kesehatan terpilih 19. Aman, terjangkau, dan perumahan yang sesuai kemampuan 20. Potongan harga warga lanjut usia (makanan, obat-obatan, transportasi, b anks, toko ritel, da n rekreasi) 21. Layanan bantuan sosial yang ditawarkan bersamaan dengan pemeliharaan kesehatan 22. Terapi wicara atau fisik 23. Kementerian spiritual 24. Layanan transportasi 25. Perawatan penglihatan (meresepkan dan menyediakan kacamata mata; diagnosis dan peraw atan glaukoma dan katarak) 26. Peluang kerja dan pelatihan (V ista, RSVP) Diadaptasi dari Satuan Tugas Layanan Pencega han AS. (2000-2003). Bimbing ke layanan pencegahan klinis (edisi ke-3). 2.8 Analisis Jurnal
  • 29. Format Studi Kasus Asuhan Keperawatan Agregat dan Setting Khusus NO 1. . Data Pengkajian Core: a. Demografi 1. Nama skl : penduduk Long Sap, Muong Sang, Chieng Son, Chieng Hac dan satu kota - Nong Truong Moc Chau city 2. Jumlah Sampel : 197 peserta berusia sama de ngan atau lebih dari 18 tahun 3. terdiri dari : 197 peserta berusia sama dengan atau lebih dari 18 tahun 4. Tingkat pendidikan partisipan : SD,SMP,SMA 5. Pekerjaan : tidak terkaji b. Karakteristik penduduk : Hipertensi di provinsi pegunungan Vietnam: prevalensi dan faktor risiko 1. Perilaku : Makanan olahan dan makanan mengandung gara m yang paling banyak dikonsumsi di Barat negara maju, sedangkan di Vietnam, konsumsi g aram terutama berkonsentrasi di antara garam m eja atau bumbu asin di rumah, yang terhitung 80% dari garam yang dikonsumsi
  • 30. 2. Sosial : Tidak terkaji 3. Psikologi : tidak terkaji Subsystem: 1. Lingkungan fisik : tidak terkaji 2. Ekonomi :tidak terkaji 3. Pendidikan : Pendidikan dasar atau kurang adalah 42,1%, ang ka untuk yang lebih rendah sekunder dan menengah atas dan lebih tinggi ada lah 39,5% dan 18,5% 4. Sistem kesehatan : Selain itu, populasinya kurang pengetahuan tentang hipertensi, hubungan antara dokter dan pasien, kepatuhan terhadap pengobat an, dan karakteristik sistem kesehatan direkomendasikan untuk memainkan peran penti ng dalam perspektif 5. Komuniksi - komunikasi formal Semua informasi pribadi peserta disimpan secara rahasia dan dienkripsi - Komunikasi informal : tidak terkaji 6. Pelayanan kesehatan : Di Vietnam, secara keseluruhan, aksesibilitas medis buruk
  • 31. fasilitas yang dikombinasikan dengan kesederha naan terbatas dari perawatan yang memadai adal ah terbukti terkait dengan hipertensi 7. Keamanan dan transportasi :tidak terkaji Persepsi: Tidak terkaji 2. Luaran Keperawatan Defisiensi pengetahuan b.d kurang sumber pengetahuan - Pengetahuan promosi kesehatan Kriteria hasil : - perilaku peningkatan kesehatan tidak ada pengetahuan sampai ke pengetahuan sangat banyak (skala 1-5 ) - sumber informasi peningkatan kesehatan terkemuka tidak ada pengetahuan sampai ke pengetahuan sangat banyak (skala 1-5 ) - Pengetahuan perilaku kesehatan Kriteria hasil : - layanan peningkatan kesehatan tidak ada pengetahuan sampai ke pengetahuan sangat banyak (skala 1-5 ) - layanan perlindungan kesehatan tidak ada pengetahuan sampai ke pengetahuan sangat 1. Ketidakefektifan koping komunitas b.d tidak ada sistem komunitas
  • 32. banyak (skala 1-5 ) 2.Ketidakefektifan koping komunitas b.d tidak ada sistem komunitas - Status kesehatan komunitas Kriteria hasil : - status kesehatan anak dari skala 1 ke 3 - tingkatkan partisipasi dalam pelayanan perawatan kesehatan prevensi - tingkat partisipasi dalam program kesehatan komunitas - tingkat partisipasi dalam program kesehatan sekolah 3. Defisiensi kesehatan komunitas b.d ketidakcukupan akses pada pemberi layanan kesehatan. Kriteria hasil : - Kontrol resiko komunitas penyakit kronik : 2801 - Kefektifan skrining kesehatan komunitas : 2807 3. Rencana Intervensi 1. Defisiensi pengetahuan b.d kurang sumber pengetahuan A. Pendidikan kesehatan Aktivitas 1. Defisiensi pengetahuan b.d kurang sumber pengetahuan A. Pendidikan kesehatan
  • 33. 2. Ketidakefektifan koping komunitas b.d tidak ada sistem komunitas A. Status kesehatan komunitas Aktivitas : - identifikasi faktor eksternal dan internal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk berperilakua sehat - tentukan pengetahuan dan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga,dan kelompok sasaran - identifikasi sumber daya (misalnya tenaga,ruangan,peralatan,u ang dan lain-lain ) yang diperlukan untuk melaksanakan program - gunakan media edukasi untuk memmudahkan para sasaran. 2. Ketidakefektifan koping komunitas b.d tidak ada sistem komunitas A. Pengembangan kesehatan komunitas Aktivitas : - identifikasi bersama komunitas mengenasi masalah,kekuatan dan
  • 34. 3. Defisiensi kesehatan komunitas b.d ketidakcukupan akses pada pemberi layanan kesehatan : 00215 prioritas kesehatn - bantu anggota komunitas untuk menigkatkan kesadaran dan memberikan perhatian mengenai masalah -masalah kesehatan -fasilitasi dan implementasi dan revisi dari rencana komnitas Manajemen lingkungan : komunitas - monitor satatus resiko kesehatan yang sudah diketahui - berpatisipasi dalam program di komunitas untuk mengatasi resiko yang sudah diketahui - berkolabirasi dan mengembangkan program aksi dikomunitas - lakukan program edukasi kelompok beresiko 1. Pengembangan kesehatan komunitas. 2. Manajemen sumber
  • 35. daya keuangan. 3. Skrining kesehatan LAMPIRAN
  • 36. Format Bukti Diskusi Mahasiswa N O Nama Pengalaman Diskusi Simpulan Bacaan Diskusi 1 . Yolanda zulpendri (1711311014) Pengalaman saya dari disk usi kami saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok,mendiskusikan ada yang kurang dari dari hasil kerja masing-masing dan menyelesaikan permasalahan tersebut, bekerja sama untuk menghasilkan diskusi yang diinginkan Pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) memilki definisi yang sama yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secara khusus keduanya berbeda. Masa dewasa dapat ditinjau dari sisi: 1. Sisi biologis 2. Sisi psikologis 2 . Intan delia puspita sari (1711311026) Pengalaman saya selama menjalani diskusi selama kami bekerja sama, saling bertukar pikiran saling membantu serta saling menyampaikan pendapat masing-masing lalu Program kesehatan pada dewasa antara lain : 1. Layanan komunikasi (telepon, ak ses darurat ke perawatan kesehat an) 2. Layanan perawatan gigi 3. Layanan makanan dan panduan
  • 37. mendiskusikan perbedaan itu menjadi satu kesimpulan sehingga menghasilkan diskusi yang baik makanan (seperti Roda Makana n, program komoditas, atau layan an makan kelompok) 4. Layanan pendamping dan perlin dungan 5. Latihan dan program kebugaran 6. Bantuan keuangan dan konseling 7. Kunjungan dan sahabat yang ber sahabat 8. Pendidikan kesehatan 9. Tes pendengaran dan bantuan ala t bantu dengar 10. Dan lain lain 3 . Della silviana (1711311028) Pengalaman saya selama d iskusi adalah kami bisa ber tukar pikiran saling memb antu kekurangan-kekurang an kelompok tentang mater i serta bisa menyampaikan pendapat masing- masing dan mendiskusikan perbed aan menjadi satu pemikira n sehingga menghasilkan h asil diskusi yang baik Permasalahan kesehatan reproduksi pa da pria terjadi seperti prostat, HIV dan Kanker testicular dimana masih banya k menimbulkan kematian sehingga per lunya peran perawat agar dapat bisa m elakukan intervensi serta pencegahan t erharap permasalahan tersebut. 4 . Putri indah permata (1711313014) Pengalaman saya selama menjalani diskusi bersama kelompok saya, kami bias mengungkapkan pendapat dan mendiskusikannya ber sama-sama. Menerima pen dapat teman dan saling me Perkembangan (development) adalah perubahan secara berangsur-angsur da n bertambah sempurnanya fungsi alat t ubuh, meningkatkan dan meluasnya ka pasitas seseorang melalui pertumbuha n, kematangan atau kedewasaan (matu ration), dan pembelajaran (learning). P
  • 38. nghargai satu sama lain. Sa ling bekerja sama untuk m engahsilkan hasil diskusi y ang baik. erkembangan manusia berjalan secara progresif, sistematis dan berkesinambu ngan dengan perkembangan di waktu yang lalu. 5 . Miftahurrahmi (1711313040) Dari diskusi kelompok kami bise bertukar pikiran, dan saling melengkapi jika masih ada yang kurang dan Menerima pendapat te man dan saling mengharga i satu sama lain. Saling be kerja sama untuk mengahsi lkan hasil diskusi yang bai k. Masih banyak masalah yang dialami oleh para pria dewasa di komunitas, dan ada askep yang menntukan bagaimana seorang perawat bertindak pada masalah tersebut. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Komunitas adalah suatu kelompok populasi yang tinggal di suatu kawasan tertentu, berada dibawah suatu pengaturan dan memilki nilai serta kebutuhan tertentu pula. Didalam komunitas masyarakat suatu daerah bisa diklassifikasikan berdasarkan kelompok khusus, salah satu kondisi kesehatan yang rentan terganggu adalah kelompok dewasa. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dan meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat yang sehat dan meningkatkan kesadaran
  • 39. serta pengetahuan masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat. 3.2 Saran .1. Bagi dewasa Kesehatan merupakan hal yang paling penting, diharapkan dengan adanya asuhan keperawatan pada agregat dewasa dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan 2. Bagi pembaca Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah wawasan mengenai asuahan keperawatan komunitas khususnya dewasa diharapkan para pembaca dapatmenyempurnkan makalah ini lebih baik lagi DAFTAR PUSTAKA Black J.M & Hawks J>h (2014). Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan (Edisi 8; Buku 2) Singapore: Elsevier Efendi, F. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktek dalam keperawatan , Jakarta: Salemba Medika Judit Ann Alender. Community Health Nursing. 2010 Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins.
  • 40. Bulechek, Gloria m.dkk.2015.Nursing Interventions Cassifiction NIC. Edisi VI Ahli Bahasa: Intrasi Nurjannah. Elesiver : Jakarta