2. DEFINISI
FLORA FAUNA
Kata Flora berasal dari
bahasa latin yaitu nama dewi
pelindung bunga serta taman dan
dewi kesuburan dalam Mitologi
Romawi.
Flora sendiri dapat diartikan
sebagai sekelompok tanaman.
Sedangkan arti dari flora endemik
ialah berbagai jenis tumbuhan
yang hidup pada wilayah tertentu.
Kata Fauna berasal dari
bahasa latin yang mempunyai arti
sebagai sebagai alam hewan.
Dalam mitologi Romawi, kata
fauna dapat diartikan sebagai
kakak dari faunus, yang artinya
sebagai roh yang baik hutan serta
daratan. Pengertian fauna
endemik ialah seluruh jenis hewan
yang hidup di wilayah tertentu.
3. FLORA DAN FAUNA MENURUT GARIS WEBER DAN GARIS
WALLACE
Garis Wallace, merupakan garis yang membatasi antara
jenis flora dan fauna Indonesia bagian barat dan tengah
atau tipe Asiatis dan tipe Peralihan. Garis ini ditentukan
berdasarkan hipotesis dari Alfred Russel Wallace.
Garis Webber, merupakan garis yang membatasi antara
jenis flora dan fauna Indonesia bagian tengah dan timur
atau tipe Peralihan dan tipe Australis. Garis ini ditentukan
berdasarkan hipotesis dari Max Wilhelm & Carl Weber.
6. Klasifikasi Flora Indonesia
Pengelompokan berbagai jenis tumbuhan ke dalam flora
didasarkan pada wilayah, iklim, perioda, atau lingkungan
tertentu. Wilayah-wilayah atau daerah yang berbeda secara
geografis, misalnya pada pegunungan yang dibandingkan
dengan daerah dataran, biasa memiliki jenis flora yang berbeda.
Flora asli yaitu berbagai jenis tumbuhan asli, yang hidup pada
wilayah tertentu.
Flora tanaman (pertanian dan hortikultura) yaitu mencakup
berbagai jenis tumbuhan yang ditanam atau dibudidayakan
oleh manusia.
Flora gulma ialah daftar berbagai macam jenis-jenis tumbuhan
yang keberadaanya tidak diinginkan untuk tumbuh di lahan
pertanian atau tempat lainnya, yang disusun serta dipelajari
yang berkaitan dengan usaha dalam memberantas atau
mengendalikan tumbuhan tersebut.
7. Perbandingan karakteristik flora yang terdapat di Indonesia
Barat dan Indonesia Timur
Indonesia Barat
Jenis meranti-merantian
sangat banyak.
Terdapat berbagai jenis rotan.
Tidak terdapat hutan kayu
putih.
Jenis tumbuhan matoa
(Pometia pinnata) sedikit.
Jenis tumbuhan sagu sedikit.
Terdapat berbagai jenis
nangka.
Indonesia Timur
Jenis meranti-merantian hanya
sedikit.
Tidak terdapat berbagai jenis
rotan.
Terdapat hutan kayu putih.
Terdapat berbagai jenis
tumbuhan matoa, khususnya
di Papua.
Banyak terdapat tumbuhan
sagu.
Tidak terdapat jenis nangka
8. Nepenthes insignis
Endemik Papua
Flora Endemik Indonesia
Palem Pinanga crassipes
Endemik Kalimantan
Rafflesia Arnoldii
Endemik Sumatera
Bunga Rhododendron album
Endemik Jawa
10. Klasifikasi Fauna Indonesia
1. Fauna Tipe Indonesia Barat (Asiatis)
Fauna di daerah barat menyerupai daratan asia.
Persebaran fauna meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimanta hingga Sellat
Makasar dan Selat Lombok.
Kebanyakan binatang asiatis memiliki ukuran yang besar dan terdiri dari
binatang menyusui. Binatang jenis asiatis bisanya berbulu tidak indah.
Persebaran dari Fauna yang ada di wilayah Indonesia dapat dikelompokkan menjadi
tiga corak yang berbeda, yaitu
11. Klasifikasi Fauna Indonesia
Fauna Tipe Indonesia Barat (Asiatis)
Harimau di Jawa, Sumatera
dan Bali
Badak terdapat di Sumatera Jenis-jenis kera di Kalimantan dan
Sumatera bagian barat, tengah, & timur.
Banteng di Jawa
12. 2. Fauna Indonesia Bagian Tengah
Fauna Peralihan dan asli, terdapat dibagian tengah Indonesia, meliputi
Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara.
Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti di bawah ini :
Klasifikasi Fauna Indonesia
Kera di Sulawesi Kuskus di Sulawesi
Komodo di Nusa Tenggara Timur
13. 3. Fauna Bagian Timur
Fauna di Indonesia bagian timur seperti Irian Jaya dan pulau-pulau
disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan Fauna di
benua Australia.
Daerah yang meliputi Indonesia bagian Timur, yaitu: Papua dan
sekitarnya.
Berikut ini fauna-fauna endemik Papua.
Klasifikasi Fauna Indonesia
Cendrawasih Kasuari Burung Mambruk
15. FLORA ENDEMIK SULAWESI TENGGARA
Anggrek Serat
1. Anggrek Serat
Jenis anggrek serat tergolong
tanaman epifit yaitu tanaman yang
hidupnya menempel pada sebuah
batang pohon.
Secara umum anggrek serat terdiri
dari bunga, batang, akar, umbi semu
dan daun.
Anggrek serat memiliki umbi semu
yang kecil, agak pipih dan lebih keras
dari umbi semu pada anggrek yang
lain.
Umbi semu pada tumbuhan ini
tumbuh memanjang seperti batang
dan berwarna hijau kekuningan.
Daun anggrek serat
berbentuk lanset dan terletak pada
setiap ketiak pada batang.
Daun tumbuhan ini relatif kecil
daripada daun anggrek lain
16. FLORA ENDEMIK SULAWESI TENGGARA
Anggrek Serat
Anggrek Serat adalah Flora
Identitas daerah Sulawesi Tenggara.
Anggrek ini banyak dimanfaatkan
untuk bahan dasar anyaman
tradisional yang khas, dibentuk
untuk kotak perhiasan, tas tangan,
dan untuk hiasan tepi tikar. .
Lantaran eksploitasi yang
berlebihan sebagai bahan baku
kerajinan anyaman yang bernilai jual
mahal dan minimnya budidaya
(mengingat usianya yang relatif
singkat), anggrek serat yang menjadi
flora identitas Sulawesi Tenggara ini
mulai menjadi tumbuhan langka.
Anggrek Serat
17. 2. Pohon Sagu
Pohon ini memiliki sebaran
yang cukup luas, dapat dijumpai di
berbagai daerah di Indonesia.
Dijumpai di lima pulau besar (Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Papua) dan tumbuh juga di pulau-
pulau kecil lainnya.
Masyarakat Tolaki pada
umumnya memanfaatkan sagu
sebagai bahan makanan pokok
sebagai substitusi beras. Mereka
menamai hasil olahan sagu ini
dengan sebutan “sinonggi”.
Sinonggi sebagai makanan
khas Sulawesi Tenggara tersedia di
beberapa rumah makan Kota Kendari
yang sangat diminati oleh para
wisatawan dan warga pendatang di
kota yang sedang berkembang pesat
ini.
FLORA ENDEMIK SULAWESI TENGGARA
18. Fauna Khas Sulawesi Tenggara adalah Anoa
(Bubalus depressicornis). Binatang ini mirip kerbau
tetapi pendek serta lebih kecil ukurannya, kira-kira
sebesar kambing. Panjang badan kurang lebih 175
cm, dengan tinggi 80 cm, dan beratnya sekitar 200
kg. Anoa binatang berkuku genap, di setiap kakinya
terdapat 4 buah kuku, dua kuku di belakang lebih
kecil dan tidak memecah tanah. Rambut badannya
halus, warna bervariasi dari coklat hingga coklat tua
kehitam-hitaman.
Umumnya yang jantan berwarna lebih gelap
dari pada betina. Anak anoa mempunyai bulu halus
yang tebal berwarna coklat keemasan. Kepala anoa
bertanduk pendek 2 buah, berbentuk lurus ke
belakang serta meruncing dan agak memipih serta
berlobang di tengah. Tanduk ini merupakan senjata
untuk mempertahankan diri. Satwa ini bisa menjadi
berbahaya apabila terdesak. Habitat anoa adalah di
hutan dataran rendah dan hutan berawa-rawa.
FAUNA ENDEMIK SULAWESI TENGGARA
19. FLORA DAN FAUNA DI TANJAU DARI BERBAGAI ASPEK
Aspek Ekonomi Aspek Sosial
Aspek Wilayah
20. Aspek Ekonomi
Dengan adanya keanekaragaman flora
dan fauna di Indonesia ini khususnya di daerah
Sulawesi Tenggara ini, memberikan dampak dari
segi Ekonomi. Terlebih lagi Flora dan fauna ini
hanya ditemukan di suatu wilayah tertentu
(sifatnya yang endemik) menjadikan Nilai dari
flora dan fauna ini semakin tinggi di aspek
Ekonomi.
Misalnya saja, Anggrek serat (Flora khas
Sulawesi Tenggara) selain sebagai bunga hias juga
dimanfaatkan umbi semunya yang mengandung
serat. Umbi semu anggrek serat ini digunakan
sebagai bahan untuk membuat barang-barang
kerajinan anyaman lantaran memiliki tektur yang
halus, mengkilat dan berwarna kuning keemasan.
Dengan kemampuan menggali serta
memanfaatkan kekayaan alam yang ada,
Indonesia akan banyak memiliki pilihan produk
yang dapat dikembangnya sebagai komoditi
perdagangan, baik untuk pasar lokal maupun
untuk pasar internasional.
21. Letak Indonesia
berpengaruh juga terhadap
bidang sosial. Dimana Letaknya
yang strategis memudahkan
bangsa Indonesia berhubungan
dengan bangsa-bangsa lain
dalam proses interaksi sosial
yang lebih dinamis sehingga
dalam pengembangan dan
pengenalan Flora dan Fauna
endemik dapat terjalin tidak
hanya melalui daerah-daerah
setempat melainkan bisa
menembus dengan jangkauan
wilayah internasional
Aspek Sosial
22. Wilayah Indonesia
yang terdiri atas ribuan
pulau yang dipisahkan oleh
selat dan laut merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan. Kondisi tersebut
melahirkan keanekaragaman
alam, khususnya dalam
keanekaragaman flora dan
fauna.
Keragaman tersebut
menjadi kekhasan dan daya
tarik tersendiri bagi pihak-
pihak luar. Keanekaragaman
ini dapat menjadi sumber
penerimaan negara andalan
melalui industri pariwisata.
Aspek Wilayah