Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
1. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
PENGEMBANGAN PESAN DAN MEDIA PROMKES
Diklat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Bagi Petugas Promosi Kesehatan di Lingkungan Puskesmas
Kabupaten/Kota se Jawa Timur
Tanggal 04 – 15 September 2017
Bab 1.PENDAHULUAN
enyuluhan kesehatan masyarakat atau promosi kesehatan pada
intinya adalah melakukan kegiatan komunikasi, informasi dan
edukasi kepada berbagai segmentasi sasaran. Dalam proses
komunikasi, langkah awal yang penting adalah sumber atau komunikator
melakukan decoding, yaitu merumuskan dan menyusun pesan.
Selanjutnya, pesan yang sudah disusun disebarluaskan atau disampaikan
kepada sasaran komunikasi melalui media. Perlu diketahui bahwa pesan
tidak selalu dalam bentuk kata-kata atau tulisan, melainkan dapat
berupa gambar, ilustrasi, grafik, flim, lagu, dll. Selain itu perumusan dan
penyusunan pesan, dapat menggunakan berbagi jenis bahasa, misalnya:
bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa agama, bahasa politik, bahasa
ekonomi, dll. Penyusunan pesan dengan menggunakan berbagai bentuk
serta jenis bahasa ini, tujuannya untuk mengurangi distorsi dan salah
pesepsi serta mudah dipahami oleh sasaran. Demikian juga halnya
dengan pengembangan media yang berisi pesan pesan atau informasi
kesehatan, media KIE atau promosi kesehatan dapat berupa media
cetak, media elektronik, media luar ruang, media partisipatori, media
tradisional, media model, media dari benda-benda alamiah, dll. Yang
penting, semakin banyak panca indera sasaran bisa diaktifkan atau
dirangsang oleh berbagai jenis media, maka semakin efektiflah proses
komunikasi tersebut
P
Bab 2. PENYUSUNAN PESAN KESEHATAN
Pengertian pesan
Pesan merupakan ungkapan bahasa dari komunikator ke komunikan
sesuai tujuan komunikasi. Pesan dalam penyuluhan atau promosi
kesehatan merupakan terjemahan dari tujuan komunikasi yang
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1
2. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
diungkapan secara kreatif dalam bentuk kata-kata atau kalimat, gambar,
lambang-lambang, bunyi, suara, lagu, dll, kemudian disampaikan lewat
berbagai medium/media kepada sasarannya.
Pesan juga merupakan pernyataan singkat, padat dan bersifat membujuk
yang dikemas secara kreatif. Pernyataan yang dibuat merupakan intisari
dari ide atau gagasan pesan, berhubungan dengan tujuan komunikasi,
didukung bukti yang akurat serta menggunakan bahasa sederhana sesuai
karakteristik sasaran. Ada pula yang disertai contoh-contoh agar lebih
bermakna, bersifat manusiawi yang dapat membangkitkan dan
menyentuh perasaan sasaran serta mengarahkan sasaran untuk mau
melakukan aksi sesuai pesan yang disampaikan.
Bagaimana Menyusun Pesan?
Kaidah menyusun pesan sebagai berikut:
a. Pesan disusun sesuai dengan karakteristik target sasarannya.
b. Pesan bersifat mengajak, informasi, memperingatkan,
membimbing dan memberi solusi.
c. Penyusunan isi pesan meliputi tema/ide, isi pesan dan visualisasi.
d. Dalam merencanakan atau menyusun isi pesan ada formula
singkatan yang mudah diingat yaitu “BISSWTS”, kepanjangannya
adalah:
B = Bahasa
I = Ide / isi pesan harus sederhana, singkat dan jelas
S = Subyek sasaran
S = Sumber pesan yang dapat dipercaya oleh sasaran.
W = waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan
T = tempat menyampaikan pesan, misalnya: pertemuan kader
S = saluran penyampaian pesan kepada sasaran.
Atau :
“SEEA”:
S : tulis sebuah STATEMENT / pernyataan sederhana
E : sampaikan EVIDENCE / bukti beserta fakta-faktanya
E : berikan EXAMPLE / contoh dengan cerita / analogi
A : tawarkan ACTION / tindakan aksi
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 2
3. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
e. Penyusunan pesan yang efektif Ada rumusan untuk menyusun
pesan yang efektif yaitu “seven C’s for effective communication”.
Suatu pesan dapat dikatakan efektif dan kreatif jika memenuhi
tujuh kriteria yaitu:
1) Command Attention Kembangkan satu issue / ide yang singkat,
jelas, terfokus dan dapat menarik perhatian sasaran
2) Clarify the massage Pesan yang efektif harus dapat
memberikan informasi yang relevan dan baru bagi penentu
kebijakan
3) Creative trust Pesan harus dapat dipercaya kebenarannya,
oleh sebab itu harus didukung oleh data yang akurat.
4) Communicate a benefit Tindakan yang diharapkan dilakukan
oleh sasaran harus menyentuh nilai keuntungan bagi sasaran.
5) Consistency Pesan harus konsisten artinya sampaikan satu
pesan utama di media apa saja secara terus menerus.
6) Cater to the main, market and hart share Pesan harus dapat
menambah pengetahuan, membentuk opini sasaran secara luas,
serta dapat menyentuh hati / rasa sehingga pesan tersebut
dapat memberikan sentuhan emosional serta membangkitkan
kebutuhan yang nyata.
7) Call to action Pesan harus dapat mendorong sasaran untuk
bertindak (pesan aksi)
Struktur Pesan
Untuk menghasilkan pesan yang efektif diperlukan unsur-unsur yang
dikenal dengan rumusan ”AIDCA”, yaitu:
Attention (perhatian)
Interest (minat)
Desire (kebutuhan/keinginan)
Conviction (rasa percaya)
Action (tindakan)
Attention (perhatian) Agar pesan dapat lebih menarik perhatian
khalayak sasaran, maka diperlukan bantuan berupa:
a. Ukuran untuk media cetak, atau air time (jam tayang/ jam siar)
untuk media penayangan atau penyiaran.
b. Penggunaan warna (spot atau full color)
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 3
4. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
c. Tata letak (lay out)
d. Jenis-jenis huruf (tipografi)
e. Bila mungkin bisa ditambahkan slogan agar pesan selalu diingat
Interest (minat)
a. Perhatian harus segera ditingkatkan menjadi minat sehingga
timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci dan mendalam. Untuk itu
harus dirangsang agar mau mengikuti pesan - pesan yang
disampaikan. Gunakan kata - kata atau kalimat pembuka yang
dapat merangsang orang ingin tahu lebih lanjut.
b. Minat dari khalayak sasaran harus selalu dibangun agar ada rasa
ingin tahu berkembang dengan pesat.
Desire (kebutuhan)
a. Suatu pesan harus berhasil menggerakkan keinginan khalayak
sasaran untuk bertindak, berperilaku sesuai dengan harapan.
b. Kebutuhan dan keinginan sasaran terpenuhi jika melakukan suatu
tindakan tertentu.
Conviction (rasa percaya)
a. Membangun rasa percaya harus dilakukan sehingga khalayak tidak
meragukan pesan kesehatan yang ada.
b. Dengan adanya bukti-bukti terkait, bahkan jika memungkinkan
dilengkapi dengan gambar-gambar terkait informasi yang
mendukung pesan kesehatan tersebut, maka khalayak sasaran
dapat semakin mempercayai informasi/ pesan kesehatan yang
dimaksud.
Action (tindakan)
a. Pada tahap ini kebutuhan khalayak sasaran sudah tersentuh
emosinya dan mulai melakukan pesan yang diterimanya. Namun,
di dalam pikirannya masih timbul perlawanan dan keragu-raguan,
apakah benar yang dijanjikan pesan tersebut.
b. Oleh sebab itu, sasaran harus lebih diyakinkan dengan
menyampaikan data yang membuktikan bahwa pesan tersebut
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 4
5. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
patut dilakukan, sehingga keputusan yang diambil sasaran menjadi
semakin mantap.
Pendekatan dalam Penyusunan Pesan
Ada beberapa pendekatan dalam penyusunan pesan, yaitu:
a. Pendekatan Rasa Takut. Bisa berbentuk celaan sosial atau bahaya
fisik. Kadang-kadang kita harus menakuti-nakuti orang untuk
menyelamatkan hidup mereka. Misalnya obat kumur, deodorant,
pasta gigi, seks yang tidak aman, PIN untuk Polio. Penelitian
membuktikan pendekatan rasa takut yang sangat kuat, cenderung
diabaikan sedangkan yang lemah tidak akan menarik perhatian.
Jadi gunakan rasa takut yang sedang-sedang saja.
b. Pendekatan Rasa Bersalah. Rasa bersalah juga menjadi pemikat
bagi emosi. Orang merasa bersalah bila melanggar peraturan,
norma dan kepercayaan mereka sendiri. Iklan posyandu di tahun
80-an yang menunjukkan kehilangan anak.
c. Pendekatan Rasional. Meyakinkan orang dengan perkataan logis.
Pengalaman atau riset membuktikan bahwa pendekatan rasional
kurang berhasil. Misalnya: Stop merokok, karena asap rokok
menyebabkan penyakit kanker, jantung, impotent, dll. Apakah
perokok menjadi berhenti merokok? Kenyataannya tidak.
d. Pendekatan Emosional. Menggunakan pernyataan atau bahasa
yang mampu menyentuh sasaran, dan tunjukkan bahasa non
verbal seperti air muka yang penuh kasih, cinta, persahabatan,
keamanan, kenyamanan, rasa ingin memiliki, dll. Pesan yang
menggunakan pendekatan emosional sangat efektif disbanding
pendekatan lainnya, karena 75% manusia dalam menetapkan
keputusan dalam hidupnya selalu dilandasi emosi (Astrid Susanto,
1974).
e. Pendekatan Humor . Merupakan metode yang efektif untuk
menarik perhatian. Humor menambah kesenangan dan tidak
merusak pemahaman. Humor tidak menawarkan suatu keuntungan
yang lebih dari sekedar bujukan. Humor tidak menambah
kredibilitas sumber. Humor akan lebih berhasil digunakan jika
tingkat kesadaran tentang pentingnya perilaku sudah mapan dan
bukan bagi sasaran yang baru diperkenalkan.
f. Pendekatan Moral. Diarahkan pada perasaan sasaran tentang apa
yang benar dan tepat. Sering digunakan untuk mendukung
masalah-masalah sosial seperti lingkungan hidup yang lebih bersih,
gender, bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan.
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 5
6. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
Pendekatan moral termasuk penyusunan pesan dengan bahasa
agama.
Gaya Pesan
Beberapa gaya pesan, diantaranya:
a. Ada sentuhan emosional vs rasional.
b. Seruan positif vs negative.
c. Seruan massa vs individu.
d. Mengandung kesimpulan terhadap masalah tertentu dan bersifat
terbuka
e. Seruan berulang vs seruan sekali.
f. Dalam bentuk simbolisasi / analogi : membuat simbol-simbol
tertentu yang telah dikenal untuk membentuk pesan.
g. Intimidasi : menggunakan bahasa yang mengancam/
menakutnakuti
h. Humor : menggunakan bahasa-bahasa yang memancing tawa
i. Spoke person : menggunakan kutipan atau kata-kata anjuran dari
orang-orang terkenal / tokoh masyarakat / orang yang dipercaya.
Biasanya masyarakat akan lebih terpengaruh dengan himbauan
orang-orang terkenal atau tokoh panutan.
j. Lagu dan musik : menyampaikan pesan lewat lirik lagu dan alunan
musik
k. Komparasi yaitu membandingkan antara satu masalah dengan
masalah yang lain. Bisa juga menggunakan perbandingan datadata
dan angka-angka statistik.
l. Formal yaitu pesan sederhana dan natural.
m. Hiperbola yaitu membuat pesan yang seolah-olah melebihlebihkan
sesuatu hal, pesan ini efektif sebagai penarik perhatian.
n. Berupa potongan kehidupan (slice of life), menunjukkan
penggunaan produk/ide/perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
o. Fantasi (fantacy), yaitu menciptakan fantasi yang dimuat dalam isi
pesan.
p. Gaya hidup (lifestyle), menekankan bagaimana suatu perilaku
idola sesuai dengan suatu gaya hidup sehat.
q. Suasana atau citra (image) yang dapat membangkitkan suasana
kondusif dilingkungan sosial, misalnya: pesan KB ”dua anak lebih
baik”
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6
7. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
r. Simbol keperibadian (personality symbol), menciptakan suatu
karakter yang menjadi personifikasi perilaku sehat yang
dianjurkan. Karakter tersebut bisa berbentuk orang atau animasi.
Misalnya: suami siaga, bidan siaga, bidan delima.
s. Keahlian teknis (technical expertise) menunjukkan keahlian
teknis, pengalaman dan kebanggaan apabila berperilaku sehat.
Misalnya: pesan penggunaan garam beriodum: anak sehat dan
cerdas.
t. Bukti ilmiah (scientific evidence), menyajikan bukti survai atau
ilmiah bahwa melakukan gaya hidup sehat, hidup menjadi lebih
produktif.
u. Bukti kesaksian (testimonial), menampilkan pengalaman seorang
sumber yang sangat dipercaya, disukai atau ahli mendukung
keuntungan berperilaku sehat. Misalnya: Penyanyi Delon untuk
anti narkoba.
Pengemasan Pesan
Cara pengemasan pesan dala promosi kesehatan, yaitu:
a. Pengemasan pesan merupakan kunci penyampaian pesan
b. Pengemasan pesan yang berhasil harus dapat menggugah /
menarik serta menggerakan demand sasaran untuk melakukan
anjuran yang dituangkan dalam pesan.
c. Pengemasan pesan meliputi tema, sub tema dan isi pesan. Isi
pesan dibuat berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan.
d. Pengemasan pesan, bisa dalam bentuk dalam materi media
cetak, materi audio-visual, ilustrasi, grafik, foto, dll
e. Format pengemasan pesan pada media cetak, berkaitan dengan
warna, susunan huruf, pemilihan kata-kata atau kalimat atau
istilah, gambar, garis, dll. Selanjutnya untuk media audio
berkaitan dengan suara, pilihan kata, citra suasana, dan untuk
media visual berkaitan dengan ekspresi gaya, penampilan,
keadaan lokasi, dll
Langkah-Langkah Pengembangan Pesan
1. Melakukan kajian formatif tentang penyebab masalah kesehatan,
terkait dengan faktor pengetahuan, sikap dan perilaku setiap
segmentasi sasaran saat ini, kemudian keadaan yang diharapkan.
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 7
8. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
Dalam melakukan kajian tersebut juga mempelajari karakteristik
sasaran yang lebih rinci, diantaranya adalah: bahasa yang
digunakan sasaran, umur, status pernikahan, umur, tingkat
pendidikan, nilai-nilai, norma, sistem kekerabatan, lokasi wilayah
demografi, geografi, sarana komunikasi, sumber informasi yang
dipercaya, dll.
2. Merumuskan ide-ide khusus untuk menyusun pesan yang secara
spesifik mengandung nilai dan menyentuh kepentingan setiap
segementasi sasaran, sebagai bentuk upaya pemecahan masalah.
Ada tiga pengelompokan katagori dalam merumuskan ide visual,
yaitu:
Simbol-simbol pictorial: foto, ilustrasi yang sesuai dengan benda
yang diwakili
Simbol-simbol grafis : garis, siluet dll
Simbol-simbol verbal: uraian atau definisi, deskripsi atau label
yang mewakili sebuah konsep. Antara gambaran visual dan verbal
sering mempunyai hubungan yang erat, maka ketiga simbol
tersebut dapat dipakai secara sendiri atau dalam bentuk
kombinasi Aspek visual menjadi penting dalam komunikasi atau
pemberian informasi, hal ini dapat diperlihatkan dengan
kemampuan mengingat pada manusia: verbal saja 20%, audio saja
= 10%, visual saja = 20% dan jika audio dan visual mencapai 50%.
Visualisasi merupakan salah satu kegiatan perumusan pesan yang
dituangkan dalam media audio-visual, dimana unsur visualnya
lebih ditonjolkan.
3. Memilih media atau saluran informasi serta mengemas atau
memformulasikan desain kreatif pesan, tentunya yang sesuai
dengan metode dan teknik penyampaian pesan.
4. Melakukan ujicoba desain kreatif pesan, kepada kelompok
sasaran. Tujuannya agar pesan yang telah dibuat dapat dipahami
serta mempunyai nilai (value) bagi sasaran. Hasil ujicoba pesan
tersebut kemudian digunakan sebagai bahan penyempurnaan.
5. Menyediakan dana, sarana dan tenaga untuk menggandakan
pesan yang telah dituangkan dalam berbagai jenis media.
6. Melakukan penyebarluasan informasi/ pesan kepada sasaran
melalui berbagai jenis media .
7. Melakukan pemantauan dan penilaian, apakah pesan telah
sampai kesasaran? Apakah sasaran dapat dipahami isi pesan?
Apakah ada isi pesan yang tidak dipahami? Tindakan apa yang
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 8
9. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
akan dilakukan setelah menerima pesan tersebut? Apakah pesan
tersebut bisa diterapkan atau dilakukan oleh sasaran? Apakah ada
kesulitan dalam menerapkan anjuran yang ada pada isi pesan?
Apakah ada isi pesan yang disukai atau tidak disukai?
8. Hasil pemantauan dan penilaian tersebut dipergunakan untuk
menyempurnakan atau mengembangkan pesan / media baru yang
lebih sesuai.
Bab 3. PENGEMBANGAN MEDIA PROMKES
Pengertian media
Media dalam promosi kesehatan adalah sebuah wadah/alat bantu/
saluran/ yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dan memberikan pengetahuan kesehatan pada sasaran.
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk
menyampaikan pesan (message) atau informasi dari suatu sumber
(resource) kepada penerimanya (receiver). Media merupakan alat bantu
yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada sasarannya karena
media lebih mengutamakan pesan-pesan visual sehingga produk atau jasa
yang ditawarkan lebih nyata dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi
sasarannya.
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menyampaikan pesan atau informasi oleh komunikator kepada
komunikan dengan tujuan agar komunikan meningkat pengetahuannya,
sikap dan perilaku tentang hidup bersih dan sehat.
Tujuan Penggunaan Media
Tujuan penggunaan media, yaitu:
— Mempermudah pengertian
— Informasi lebih mudah diingat
— Memperjelas informasi, fakta, prosedur dll
— Mengurangi komunikasi yang verbalistik
— Membangkitkan minat dan perhatian
— Menghidari kesalahan persepsi
— Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat oleh mata h.
Merangsang sasaran komunikasi untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain.
— Menyampaikan pesan kepada orang banyak dalam waktu singkat.
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 9
10. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
— Meningkatkan pengetahuan, membangun kesadaran dan keyakinan
serta kemampuan melakukan pesan yang disampaikan.
— Memperlancar proses komunikasi
Jenis Media Promosi Kesehatan
Pembagian jenis media promosi kesehatan berdasarkan:
a. Strategi promosi kesehatan, yaitu:
1) Media advokasi : fact sheet, leaflet, bahan presentasi, dll
2) Media bina-suasana: siaran radio, siaran televisi, koran, majalah,
selebaran, buku, bulletin, papan pengumuman, dll
3) Media gerakan pemberdayaan masyarakat: brosur, spanduk,
poster, spot radio/tv, model, film, dll.
b. Bentuk media, yaitu:
1) Media grafis atau media cetak: poster, leaflet, stiker, flashcard,
flipchart, buku, brosur, spanduk, majalah, buletin, surat kabar,
standing banner, billboard, umbul-umbul, gantungan kunci, tas,
mobil, media yang ditempatkan di rakrak, dipajang bisa bentuk
botol, gelas, handuk, dll
2) Media audio: spot radio, jingle, drama radio, adlips (pesan singkat
yang dibacakan disela-sela program), kuis, dialog interaktif yang
melibatkan pendengar radio, dll
3) Media audio visual: spot televisi, film, sinetron, variety show,
dialog interaktif, infoteiment, dll
4) Media tradisional: kesenian rakyat, wayang, campursari, lagu
rakyat, tarian rakyat, kentongan/bedug, dll
5) Media melalui internet: sms (pesan singkat), website, dll
Kegunaan Media
1) Media untuk meningkatkan pengetahuan : poster, leaflet,
selebaran, spanduk, buku, majalah, koran, buletin, dll
2) Media untuk meningkatkan kesadaran: film, ular tangga, kartu
jodoh, contoh produk, dll
3) Media untuk meningkatkan keterampilan: model, pantoom, alat
peraga demontrasi, dll.
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 10
11. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
4) Media untuk meningkatkan citra atau image (komunikasi massa/
above the line): sinetron, film, filler/spot televisi, dialog/talk
show di media TV, radio spot, media tradisional, iklan koran,
artikel, billboard, spanduk, slide bioskop, umbulumbul, dll
5) Media untuk mendukung pertemuan kelompok : lembar balik, flim
instruksional, poster intruksional, dll
6) Media untuk mendukung komunikasi interpersonal dan konseling:
lembar balik, leaflet, model, dll
Proses Pengembangan Media Promosi Kesehatan
Proses pengembangan media promosi kesehatan dilakukan dengan
metode komunikasi “Proses P”.
Metode “Proses P” adalah suatu metode yang diperkenalkan oleh
Universitas Johns Hopkins bersama-sama PATH (Program for Appropriate
Technology in Health) saat melaksanakan proyek PCS (Population
Communication Services). “P” dapat diartikan sebagai population atau
penduduk. Disebut dengan “Proses P” karena tahap-tahap kegiatan yang
ada di dalamnya membentuk huruf “P” yang dapat berulang kembali
atau berkesinambungan.
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 11
12. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
Tahap-tahap kegiatan pengembangan media dengan metode “Proses P”
adalah:
1. Analisis masalah kesehatan dan sasaran
Analisis masalah kesehatan, bertujuan untuk:
1) Menemukenali masalah kesehatan yang ada, kemudian tentukan
satu masalah prioritas yang akan diintervensi.
2) Menemukenali penyebab masalah yang meliputi penyebab masalah
yang bukan perilaku dan yang perilaku
3) Menemukenali sifat masalah yang meliputi beratnya masalah,
luasnya masalah, epidemiologi masalah serta perkembangan
masalah.
4) Menemukenali faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
masalah, misalnya: kebijakan, politik, sosial budaya, dll.
5) Menemukenali kelompok sasaran yang terkena masalah, meliputi
demografi, sosial-ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku masyarakat seperti umur, pendidikan, budaya, adat
istiadat, pendapatan, serta pengembangan sikap dan perilaku yang
berhubungan dengan masalah kesehatan.
Analisis masalah kesehatan meliputi:
— Analisa masalah kesehatan yang berkaitan dengan perilaku
1) Perilaku ideal (ideal berhavior) ialah tindakan yang bisa
diamati yang menurut para ahli perlu dilakukan oleh individu
atau masyarakat untuk mengurangi atau membantu
memecahkan masalah. Perilaku ideal ini dapat diidentifikasi
dari epidemiologi masalah dan kebijaksanaan yang sedang
dianalisa. Identifikasi hendaknya dilakukan bersama dengan
program-program terkait dan ahli yang terkait pula.
Contoh: perilaku ideal berkaitan dengan pencegahan penyakit
malaria.
- Membuang air limbah di saluran pembuangan air limbah
agar tidak menyebabkan genangan air yang menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk.
- Memasang kasa kawat di rumah untuk mencegah nyamuk
masuk rumah
- Memakai obat anti nyamuk
- Memakai kelambu kalau tidur, terutama malam hari
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 12
13. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
- Memasukkan pakaian ke tempatnya (yang tertutup) agar
tidak bergantung di dinding.
- Minum obat pencegahan malaria sesuai aturannya.
2) Perilaku yang sekarang (current behaviour) ialah perilaku yang
dilaksanakan saat ini. Ini dapat diidentifikasi dengan
observasi/pengamatan di lapangan kaitkan dengan
epidemiologi masalah yang sedang dianalisa dan juga kaitkan
dengan perilaku ideal (sama atau bertentangan?). Perilaku
yang sama maupun bertentangan ini nanti perlu dianalisa
untuk mengetahui mengapa mereka berperilaku seperti itu
saat ini.
3) Perilaku yang diharapkan (expected/feasible behaviour )
Perilaku ini diharapkan bisa dilaksanakan oleh sasaran. Karena
itu disebut juga target perilaku yang akan dituju oleh program
penyuluhan kesehatan.
4) Hambatan melakukan perilaku layak atau ideal, misalnya:
Tidak ada waktu, tidak mempunyai sarana, tidak mempunyai
dana, pengalaman, perasaan, perilaku yang dianjurkan sulit,
dll .
— Analisis masalah kesehatan yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang melatar belakangi perilaku sekarang, misalnya adanya
stigma, rumor, dll
— Analisis masalah kesehatan yang berkaitan dengan tahap adopsi
perilaku, meliputi:
1) Pengetahuan (knowledge)
2) Kesadaran (awareness)
3) Mempertimbangkan (contemplation)
4) Niat (intention)
5) Tindakan (action)
6) Mempertahankan (maintenance)
7) Meneruskan kepada orang lain (advocacy)
— Analisis perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kebijakan dan
sumberdaya:
1) Kebijakan publik berwawasan kesehatan, meliputi peraturan
dan program pengendalian penyakit, dukungan sarana
kesehatan dan promosi kesehatan.
2) Mitra potensial, meliputi lintas program dan lintas sektor
termasuk organisasi masyarakat, organisasi agama, LSM
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 13
14. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
(Lembaga Swadaya Masyarakat) serta swasta/dunia usaha yang
mampu mendukung program promosi kesehatan.
3) Sarana komunikasi yang tersedia, termasuk saluran
komunikasi, media tradisional, media komunikasi lainnya yang
ada atau disukai oleh sasaran.
Analisis target sasaran
Hasil analisis masalah kesehatan digunakan sebagai bahan untuk
menetapkan sasaran media promosi kesehatan. Adapun penetapan
segmentasi sasaran, meliputi:
1) Sasaran primer adalah sasaran yang terkena masalah kesehatan.
Penetapan sasaran primer dapat dilakukan berdasarkan sasaran
program, misalnya: ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang punya anak
balita, suami, remaja, pasangan usia subur, dll. Selain itu dapat
juga dikelompokan berdasarkan: umur, jenis kelamin, pekerjaan,
tatanan, status sosial ekonomi, geografis, dll.
2) Sasaran sekunder adalah sasaran yang mempunyai potensi
melakukan intervensi promosi kesehatan kepada sasaran primer,
diantaranya adalah tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan,
organisasi profesi, kader, TP.PKK, media komunikasi massa, dll
Penetapan sasaran sekunder diutamakan pada individu atau
kelompok yang mempunyai hubungan terdekat dan pengaruh
terkuat dengan sasaran primer.
3) Sasaran tersier adalah individu atau kelompok yang mempunyai
kewenangan untuk memberikan dukungan kebijakan maupun
sumberdaya kegiatan promosi kesehatan, misalnya: RT, RW,
Kepala Desa. Lurah, Bupati, Walikota, DPRD, DPR, Pejabat Lintas
Sektor, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan, Pimpinan Organisasi
Profesi, Ketua Umum TP-PKK, Penyandang dana, Pengusaha, dll
2. Rancangan pengembangan media
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menggunakan hasil
analisis masalah dan sasaran tersebut untu merancang pengembangan
media. Ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan pada tahap ini,
yaitu:
1) Menentukan tujuan. Dalam penetapan tujuan harus dibuat
SMART yaitu: specific, measurable (terukur), achievable (dapat
dicapai), relevant, dan time-based (tenggat waktu).
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 14
15. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
2) Identifikasi segmentasi sasaran. Pengelompokan
sasaran/segmentasi dilakukan berdasarkan demografi, geografi,
budaya, psikologis atau karakteristikkarakteristik lainnya yang
spesifik. Selain itu, pengelompokan sasaran juga dapat dilakukan
sesuai dengan tujuan komunikasi, misalnya: masyarakat umum,
organisasai kemasyarakatan, petugas lintas sektor, penentu
kebijakan, dll. Pengelompokkan sasaran ini sangat penting karena
sangat mempengaruhi jenis media yang akan dipilih atau
dikembangkan.
3) Mengembangkan pesan-pesan Pesan yang dikembangkan harus
sesuai dengan tujuan, karakteristik sasaran serta media yang
telah dipilih. Penyusunan pesan tentunya harus memenuhi kaidah
penyusunan pesan yang telah dibahas pada sub pokok bahasan
sebelumnya.
4) Mengembangkan media yang akan digunakan. Dalam
mengembangkan media tentunya disesuaikan dengan metode dan
teknik promosi kesehatan yang akan dilakukan. Selain itu, juga
perlu dipertimbangkan pemilihan jenis media yang akan
digunakan, apakah menggunakan media interpersonal atau media
massa. Namun dalam penyampaian suatu pesan sebaiknya media
yang digunakan bermacam-macam dan dikoordinasikan dengan
baik.
5) Selain itu perlu diperhatikan juga jangka waktu dan dampak
penggunaan media tersebut.
6) Kemampuan interpersonal. Dalam mengembangkan media
tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan seseorang atau
kelompok yang menggunakan media tersebut, maupun
kemampuan sasaran untuk mengakses media itu.
7) Rencana kegiatan Rencana kegiatan promosi kesehatan melalui
berbagai jenis media harus dirancang dengan benar dan tepat.
Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pengembangan
media harus disesuaikan dengan rencana kegiatan penyuluhan
atau promosi kesehatan yang akan dilaksanakan.
8) Perencanaan anggaran. Dalam mengembangkan media tentunya
harus disertai dengan perencanaan anggaran yang dibutuhkan.
Perencanaan anggaran pengembangan media meliputi: kegiatan
kajian dalam pengembangan pesan, pengembangan desain kreatif,
ujicoba, penyempurnaan media, percetakan atau pengadaan
media, distribusi media, pelatihan petugas lapangan, logistik,
biaya perjalanan untuk evaluasi dan lain-lain.
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 15
16. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
9) Pengorganisasian. Pengorganisasian meliputi pembagian tugas
dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam
pengembangan media.
3. Pengembangan pesan, uji coba dan
produksi media
Pada tahap-tahap sebelumnya telah dirumuskan pesan yang akan
dituangkan dalam media komunikasi. Agar pesan tersebut dipahami oleh
masyarakat maka harus dilakukan uji coba atau retesting. Materi ujicoba
meliputi pesannya, gambar, tokoh yang ada dalam media tersebut,
warna, tata letak gambar dan tulisan, ilustrasi atau simbol-simbol yang
ada dalam media, dll.
Sasaran ujicoba adalah sasaran yang penyuluhan atau promosi kesehatan
tersebut. Kegiatan uji coba media ini sangat penting, karena hasil uji
coba tersebut akan dijadikan sebagai bahan untuk merevisi material atau
menyempurnakan media sebelum media tersebut diproduksi.
Langkah-langkah melakukan ujicoba media meliputi:
a. Membuat rencana ujicoba, meliputi tujuan, sasaran, metodologi,
petugas pelaksana dan dana.
b. Membuat intrumen ujicoba.
c. Melakukan standarisasi petugas pelaksana ujicoba
d. Melaksanakan kegiatan ujicoba
e. Melakukan analisa hasil ujicoba
f. Merumuskan rekomendasi hasil ujicoba
Hasil ujicoba media dipergunakan untuk menyempurnakan rancangan
media. Setelah disempurnakan barulah media tersebut diproduksi dan
didistribusi.
Salah satu tolok ukur uji coba media:
Attraction (menarik perhatian)
Comptehension (mudah dimengerti)
Acceptability (mudah diterima, tidak bertentangan dengan norma)
Personal involment (tertuju pada kelompok tertentu)
Persuasion (mampu mempengaruhi)
4. Pelaksanaan dan pemantauan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan
atau promosi kesehatan dengan menggunakan media tersebut.
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 16
17. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
Kemudian, memantau pendistribusian media apakah sudah sampai ke
sasaran, apakah jumlahnya memadai, apakah mudah digunakan atau
diakses oleh sasaran. Melalui pemantauan juga dapat diperoleh
informasi tentang hambatan dan permasalahan yang ada dilapangan.
5. Evaluasi dan Rancang Ulang
Tahap evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
hasil/out-put dan dampak kegiatan promosi kesehatan dengan
menggunakan media yang telah didistribusikan. Evaluasi media meliputi
pengukuran pengetahuan, sikap atau kepedulian, peran serta,
kemampuan berperilaku hidup bersih dan sehat sesuai pesan yang
disampaikan dan dukungan sasaran terhadap promosi kesehatan.
Melalui evaluasi juga diperoleh informasi tentang pesan yang disukai
atau tidak serta tingkat keterpaparan sasaran terhadap media promosi
kesehatan yang telah didistribusikan.
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan adalah:
a. Membuat rencana evaluasi, meliputi tujuan, sasaran, metodologi,
petugas pelaksana dan dana.
b. Membuat intrumen evaluasi.
c. Melakukan standarisasi petugas pelaksana evaluasi
d. Melaksanakan kegiatan evaluasi
e. Melakukan analisa hasil evaluasi
f. Merumuskan rekomendasi hasil evaluasi
Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan untuk melakukan kegiatan
rancang ulang media promosi kesehatan yang lebih sesuai lagi.
Bab 3. PENUTUP
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu
memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk
mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.
Artinya tidak ada media atau saluran yang terbaik, yang ada adalah
bagaimana fleksibilitas seorang fasilitator/penyuluhan kesehatan untuk
memanfaatkan sarana dan upaya yang terbaik untuk kondisi saat itu.
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 17
18. Human Excellence Power Institute (HEPi) Malang | bremartojo.hepi@gmail.com
Malang, 5 September 2007
Bambang Riadi | Priyo Raharjo
PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 18