SlideShare a Scribd company logo
1 of 127
Download to read offline
Statistik
pendidikan
PROGRAM PRAKTISI MENGAJAR SEMESTER 2-2023
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITASYUDHARTA
2023
IR.RUSLI BURHANSYAH, MSi
MINGGU MATERI
1 Pengertian Statistik, Penggologan Statistik, Data, Populasi dan
Sampel,Teknik Sampling, Pengujian Hipotesis
2 PengertianVariabel Penelitian dan Data Statistik,Variabel bebas,
antara dan terikat
3 Pengenalan Software SPSS, Eviews, Input data,Analisis data
4 Uji statistik parametrik dan non parametrik
5 Uji Regresi linier sederhana, Praktek Software SPSS, Eviews
6 Ujian Akhir
J
A
D
W
A
L
P
E
M
B
E
L
A
J
A
R
A
N
1. Sekumpulan angka untuk
menerangkan sesuatu, baik
angka yang belum tersusun
maupun angka–angka yang
sudah tersusun dalam suatu
daftar atau grafik.
2. Sekumpulan cara
dan aturan tentang
pengumpulan,
pengolahan, analisis,
serta penafsiran
data yang terdiri
dari angka-angka.
3. Sekumpulan
angka yang
menjelaskan
sifat-sifat
data atau hasil
pengamatan
`
Menurut J. Supranto :
1. Dalam arti sempit
Statistik adalah data ringkasan
yang berbentuk angka (kwantitatif).
2. Dalam arti luas
Statistik adalah ilmu yang mempelajari cara
pengumpulan, penyajian, dan analisis data,
serta cara pengambilan kesimpulan secara
umum berdasarkan hasil penelitian yang
menyeluruh.
PENGERTIAN
STATISTIK
• Asal kata “Statistic”:
Statia = catatan administrasi pemerintahan di US
Stochos = “anak panah” (bahasaYunani), sesuatu yang
mengandung ketidakpastian
• Pengertian:
Statistik = Data
Statistik = Ukuran Sampel (dugaan dari parameter)
Statistik = Ilmu yang mempelajari cara pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data serta penyajian
data sehingga menjadi suatu informasi yang berguna
bagi pengambilan keputusan
Statistik adalah ilmu yang mempelajari
tentang seluk beluk data, yaitu tentang
pengumpulan, pengolahan,
penganalisisan, penafsiran, dan
penarikan kesimpulan dari data yang
berbentuk angka-angka.
1. Data
2. Perlakuan data
Seperti
pengumpulan
dan pengolahan
3. Kesimpulan
4. Angka-angka
1. Berdasarkan cara pengolahan datanya
a. Statistik Deskriptif
b. Statistik Inferensi
atau
Statistik Induktif
•Bagian dari Statistik yang
mempelajari cara pengumpulan
dan penyajian data sehingga
mudah dipahami.
•Fungsi : untuk menerangkan
keadaan, gejala, atau persoalan
RUANG LINGKUP BAHASAN :
1. Distribusi Frekuensi
a. Grafik distribusi
b. Ukuran nilai pusat
c. Ukuran Dispersi
d. Kemencengan dan keruncingan kurva
2. Angka Indeks
3. Deret waktu atau data berkala
4. Korelasi dan regresi sederhana
STATISTIK
INFERENSI
ATAU
STATISTIK
INDUKTIF
Bagian dari Statistik yang mempelajari
mengenai penafsiran dan penarikan
kesimpulan yang berlaku secara umum
dari data yang tersedia.
Fungsi : meramalkan dan mengontrol
keadaan atau kejadian
RUANG LINGKUP BAHASAN :
• Probabilitas atau teori kesimpulan
• Distribusi teoritis
• Sampling dan distribusi sampling
• Pendugaan populasi atau teori populasi
• Uji hipotesis
• Analisis korelasi dan uji signifikan
• Analisis regresi untuk peramalan
STATISTIK BERDASARKAN RUANG
LINGKUP PENGGUNAANNYA
• Statistik Sosial
• Statistik Pendidikan
• Statistik Ekonomi
• Statistik Perusahaan
• Statistik Pertanian
• Statistik Kesehatan
STATISTIK BERDASARKAN BENTUK
PARAMETERNYA
•Statistik Parametrik
Bagian statistik yang parameter dan
populasinya mengikuti suatu distribusi
tertentu, seperti distribusi normal,
dan memiliki varian yang homogen.
•Statistik non parametrik
Bagian statistik yang parameter dan
populasinya tidak mengikuti suatu
distribusi tertentu atau memiliki distribusi
yang bebas dari persyaratan, dan variannya
tidak perlu homogen.
C. PERANAN STATISTIK
•Dalam kehidupan sehari-hari
contoh : angka-angka kenakalan
remaja, tingkat biaya hidup,
tingkat kecelakaan lalu lintas.
•Dalam penelitian ilmiah
•Dalam ilmu pengetahuan
PERLUNYA STATISTIK
•Menjelaskan hubungan antara
variabel-variabel
•Membuat rencana dan ramalan
•Mengatasi berbagai perubahan
•Membuat keputusan yang lebuh
baik
FUNGSI STATISTIK
•Bank Data
•Alat quality kontrol
•Alat analisis
•Pemecahan masalah dan pembuat
keputusan
D. METODOLOGI STATISTIK
Pemecahan masalah secara statistik
yang terdiri atas beberapa tahap.
1. Identifikasi masalah
2.Pengumpulan data
3.Klasifikasi data
4.Penyajian data
5.Analisis data
1. IDENTIFIKASI MASALAH
•Merupakan tahap awal atau tahap
perencanaan.
•Pada tahap ini, masalah atau persoalan yang
ada dipahami atau didefinisikan secara
jelas dan tepat.
•Misal : Sifat permasalahan, luas
permasalahan, dampak situasi,dll
2. PENGUMPULAN DATA
•Data Intern :
Data yang bersangkutan langsung dengan
permasalahan.
•Data Ekstern :
Data yang hanya mendukung permasalahan.
DATA INTERN DAN EKSTERN
DIKUMPULKAN MELALUI :
• Data-data yang tersedia
Data-data diperoleh dan dikumpulkan melalui sumber-sumber
yang telah ada.
• Data –data asli :
Data-data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti.
SYARAT DATA YANG
BAIK :
1. Data harus obyektif, sesuai dengan keadaan sebenarnya (as it is).
2. Data harus bisa mewakili (representative).
3. Kesalahan baku (standard error) harus kecil.
Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (memiliki tingkat ketelitian tinggi) jika
kesalahan bakunya kecil.
Syarat (2) & (3) sering disebut sebagai syarat data yang dapat diandalkan
(reliable).
4. Harus tepat waktu (up to date).
5. Harus relevan, yaitu data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan
masalah yang akan dipecahkan.
3. KLASIFIKASI DATA
Pada tahap klasifikasi data, data yang
sudah ada dikelompokan sesuai dengan tujuan
penelitian dan diidentifikasi berdasarkan
kemiripan atau kesamaan sifat, kemudian
disusun dalam kelompok-kelompok.
Salah satu metode pengklasifikasian data yang
sering digunakan adalah metode coding
4.
PENYAJI
AN DATA
Data yang sudah diklasifikasikan,
disajikan atau ditampilkan dalam
bentuk tabel atau grafik.
5. Analisis Data
Diinterpretasikan hasil dari tahap
sebelumnya dan merupakan tahap
akhir sebelum penarikan kesimpulan
MASALAH
PROSES EMPIRIS
PROSES TEORITIS
HIPOTESIS UJI HIPOTESIS DATA
(INFERENSI)
KESIMPULAN
Gambar 1. Diagram Proses Penelitian Ilmiah (Djaali, 2008)
Data, Populasi dan Sampel,
Teknik Sampling, Pengujian
Hipotesis
PROGRAM PRAKTISI MENGAJAR SEMESTER
2-2023
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITASYUDHARTA
2023
IR.RUSLI BURHANSYAH,
MSi
DATA
• Himpunan nilai/variate/datum atau informasi lain yang
diperoleh dari observasi, pengukuran dan penilaian)
terhadap suatu obyek atau lebih
• Obyek pengamatan variable variate/nilai
• Data kualitatif = diperoleh dari hasil pengamatan
• Data kuantitatif = diperoleh dari kegiatan pengukuran atau
penilaian
PENGERTIAN DATA
JENIS-JENIS DATA
DATA
Data Kualitatif
Data Kuantitatif
Data Diskret
Data Kontinu
1. Jenis kelamin
2. Warna bunga
3. Habitat, dll
1. Jumlah kloroplas
2. Jumlah
trombosit
3. Jumlah sel
4. Jumlah anak, dll
1. Berat badan
2. Jarak kota
3. Luas tanah, dll
• Berdasarkan cara menyusun angkanya :
• Data nominal, yaitu data statistik yang cara menyusunnya didasarkan
pada klasifikasi tertentu, contoh; Jumlah mahasiswa Matematika
2015/2016 menurut tingkat dan jenis kelaminnya
• Data ordinal/urutan, yaitu data statistik yang cara menyusun angkanya
didasarkan pada urutan/ranking,
contoh : Hasil nilai statistik berdasarkan ranking
• Data interval, yaitu data statistik dimana terdapat jarak yang sama di
antara hal-hal yang sedang diteliti
Berdasarkan bentuk angkanya :
• Data tunggal, yaitu data statistik yang angka-angkanya merupakan
satu unit atau satu kesatuan, tidak dikelompokkan
• Data kelompok, yaitu data statistik tiap unitnya terdiri dari
sekelompok angka, contoh; 80 – 84, 75 – 79
Berdasarkan waktu pengumpulannya :
• Data seketika, yaitu data statistik yang mencerminkan keadaan
pada suatu waktu saja, contoh : pada semester genap 2023
• Data urutan waktu, yaitu data statistik yang mencerminkan
keadaan dari waktu ke waktu secara berurutan, contoh jumlah
SUMBER DATA
STATISTIKA
DATA
Data Primer
1. Wawancara langsung
2. Wawancara tidak langsung
3. Pengisian kuisioner
4. Tes
5. Dokumentasi
Data Sekunder
Data dari pihak lain:
1. BPS
2. Bank Indonesia
3. World Bank, IMF
4. FAO dll
Contoh tabel distribusi frekuensi
a. Diagram Lambang
Penyajian data statistik dengan menggunakan gambar lambang
b. Diagram Batang
Penyajian data dengan menggunakan gambar yang berbentuk batang
Pengidap HIV/AIDS di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa
Barat
c. Diagram Garis
Jika data dalam tabel digambarkan dalam diagram garis, maka diperoleh:
d. Diagram Lingkaran
Jika data dalam tabel digambarkan dalam diagram lingkaran, terlebih dahulu
menentukan sudut juring yang mewakilinya
=
atletik
juring
Sudut =
 o
360
30
8 o
96
=
renang
juring
Sudut =
 o
360
30
11 o
132
tenis
juring
Sudut = =
 o
360
30
5 o
60
basket
juring
Sudut = =
 o
360
30
6 o
72
a. Histogram
Gambar berikut merupakan histrogram dan poligon frekuensi data pada tabel
berat badan 100 siswa
b. Poligon Frekuensi
a. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Distribusi kumulatif data pada tabel berat badan 100 siswa digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 1.3 Tabel 1.4
b. Ogive
Poligon frekuensi kumulatif (ogive) data pada tabel 1.3 dan 1.4
LATIHAN
1. Perhatikan data berikut.
5, 4, 6, 7, 8, 8, 6, 4, 8, 6, 4, 6, 6, 7, 5, 5, 3, 4, 6, 6
8, 7, 8, 7, 5, 4, 9, 10, 5, 6, 7, 6, 4, 5, 7, 7, 4, 8, 7, 6
Sajikan dalam tabel frekuensi data di atas.
LATIHAN
2. Tabel berikut menunjukkan banyaknya siswa di suatu
kabupaten menurut tingkat sekolah pada tahun 2017.
Buatlah diagram lingkaran untuk data tersebut.
Tingkat Pendidikan Banyaknya Siswa
SD
SMP
SMA
275
500
225
LATIHAN
3. Buatlah tabel distribusi frekuensi hasil ujian Statistik
semesterV menjadi diagram garis
Nilai Frekuensi
50 2
55 3
65 11
70 20
75 33
80 24
85 7
Jumlah 100
POPULASI, SAMPEL DAN
TEKNIK SAMPLING
45
MATERI BAHASAN:
1. Pengertian Populasi
2. Sampel
3. Teknik Sampling
4. Jenis-jenis Teknik Sampling
- Random Sampling
- Non Random Sampling
5. Penetapan Jumlah Sampel
6. Ukuran Sampel
46
PENGERTIAN
• Populasi
Jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya
hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa
orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dll.
Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif
maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai semua objek yang lengkap
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
• Suatu himpunan dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh peneliti sedemikian rupa
sehingga setiap individu/variable data dapat dinyatakan dengan tepat apakah individu
tersebut menjadi anggota atau tidak. Populasi adalah himpunan semua individu yang
dapat memberikan data dan informasi untuk suatu penelitian (Agung, 2003; 2).
47
• Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik,
yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang
dapat menggambarkan karakteristik populasi.
Sampel adalah himpunan bagian atau Sebagian populasi yang karakteristiknya benar-benar diselidiki.
Karakteristik populasi harus terwakili dalam sampel. Artinya ciri atau keadaan populasi harus
tergambarkan dalam sampel. Misalnya dalam bidang Pendidikan ciri populasi dapat berbentuk : siswa,
mahasiswa, guru, dosen, kelas, dinas Pendidikan, dan lain-lain, maka sampel yg terpilih harus memuat
semua ciri atau karakteristik itu. Dalam hal ini yang menjadi pusat perhatian adalah keterwakilan
(refresentativness) sampel dari suatu populasi.
Beberapa hal yg perlu diperhatikan dgn keterwakilan ini yaitu :
(1) sampel yg mewakili populasi harus diambil secara acak (setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yg sama untuk menjadi sampel)
(2) jumlah sampel yang terpilih ditentukan oleh besarnya populasi dan keragaman dari populasi.
(3) presisi yang dikehendaki dari peneltiian. Makin tinggi presisi, makin besar sampel yang dibutuhkan.
Karena sampel yang besar cenderung memberikan estimasi yang lebih dekat ke nilai parameter.
(4) rancangan analisis yang akan digunakan. Misal rancangan penelitan eksperimen muruni dianggap cukup
dg mengambil sampel 25 subjek. Namun untuk penelietian survey tentang jenis pekerjaan dan tingkat
Pendidikan tidak cukup sampel acak 120 subjek karena mungkin ada jenis pekerjaan dan tingkat
Pendidikan yang frekeuensinya kosong.
TEKNIK SAMPLING
1. Pengertian teknik sampling
Teknik pengambilan sample atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari
populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari populasi tsb. kemudian diteliti dan hasil
penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi).
49
2) Manfaat sampling
❖ Menghemat biaya penelitian.
❖ Menghemat waktu untuk penelitian.
❖ Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
❖ Memperluas ruang lingkup penelitian.
3) Syarat-syarat teknik sampling Teknik sampling boleh dilakukan bila
populasi bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau
setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi bersifat
heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif
atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi.
50
51
D. JENIS-JENISTEKNIK SAMPLING
a. Random sampling
Teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang
atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk
menjadi sampel. Sampel yang diperoleh diharapkan
merupakan sampel yang representatif. Teknik sampling
semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut.
52
CARA-CARA RANDOM SAMPLING
1)Teknik sampling secara rambang sederhana
Paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana
adalah dengan undian. Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan
sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Penting, peneliti harus
mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi penelitian. Sampling ini
memiliki bias terkecil dan generalisasi
53
CARA-CARA RANDOM SAMPLING
1)Teknik sampling secara rambang sederhana
Syarat yang harus dipenuhi untuk rambang sederhana adalah:
a. Ukuran populasi harus terhingga, populasi yang bersifat konseptual
atau teoretis dapat dikategorikan pada populasi tak terhingga.
b. Anggota populasi harus homogen, anggota populasi yang mempunyai
karakteristik yang dianggap sama atau pada umumnya sama
(homogen) samplingnya dapat dilakukan dengan sampling acak.
Populasi yang anggotanya mempunyai karakteristik berbeda-beda
sampelnya tidak dapat diambil dengan cara sampling acak.
c. Cara lain mengambil sampel secara acak ialah dengan menggunakan
tabel bilangan acak.
54
CARA-CARA RANDOM SAMPLING
2)Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling)
• Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor
urut) yang kesekian dari daftar populasi.
• Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n elemen) dan
dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval
tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat
menggunakan dasar urutan abjad.
• Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar semua anggota
populasi
• Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan
bias
55
Cara Pengambilan Sampel
➢ Suatu populasi yang mempunyai anggota 500 individu, akan diambil sampelnya
sebanyak 50 individu, Peneliti memberi nomor urut pada setiap anggota populasi
dengan urutan nomor 1, 2, 3,….., 500.
➢ Dibuat interval pada nomor-nomor anggota populasi misalnya dengan interval 10
angka, sehingga diperoleh 50 kelompok bilangan (kelas interval).
➢ Setiap kelas interval secara acak ditetapkan bilangan mana akan diambil anggotanya
untuk dijadikan sampel yang mewakili interval tersebut.
➢ Misalnya ditetapkan 7 sebagai nomor yang mewakili kelas interval pertama ( 1 s.d.
10), maka selanjutnya akan didapati 17 untuk mewakili kelas interval kedua (11 s.d.
20).
➢ Selanjutnya 27 mewakili kelas interval ketiga, dan seterusnya, sampai 497 untuk
mewakili kelas interval terakhir atau kelima puluh (491 s.d. 500).
➢ Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 50.
56
Cara-cara random sampling (lanjutan)
3)Teknik sampling secara rambang proporsional.
Jika populasi terdiri dari subpopulasi- subpopulasi maka sample penelitian
diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan
secara undian maupun sistematis.
57
Cara-cara random sampling (lanjutan)
4) Teknik sampling secara rambang bertingkat (stratified
sampling)
• Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama
seperti pada teknik sampling secara proporsional.
• Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan
pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing-
masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya.
• Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda,
misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan
menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll.
• Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan
teknik random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang
terpilih menjadi sampel.
58
Cara pengambilan sampel
➢ Pertama mengidentifikasi karakteristik umum anggota populasi, kemudian menentukan
strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut.
➢ Setelah ditentukan stratanya, baru dari masing-masing strata diambil sampel yang
mewakilinya.
➢ Pengambilan sampel tahap kedua ini, biasanya dilakukan dengan cara acak, karenanya
disebut stratified random sampling.
➢ Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai, maka dalam teknik ini
sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing-
masing strata.
➢ Apabila sampling memperhatikan daerah (sampling area) maka dalam hal ini setiap wilayah
harus pula terwakili dalam sampel.
59
60
Cara-cara random sampling (lanjutan)
5) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)
Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin
dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang
amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah,
berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik
pengambilan sampel semacam ini disebut cluster sampling atau multi-
stage sampling.
61
Cara-cara random sampling(lanjutan)
5)Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)
➢ Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada
beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas antar
kelompok.Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang mungkin
wilayahnya luas.
➢ Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak umum
62
b. Non-random sampling
1) Purposive sampling atau judgmental sampling
➢ Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang
dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan
peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.
➢Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini, mulamula
peneliti harus mengidentifikasi semua karakteristik populasi, maupun dengan
cara lain dalam mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi.
➢Setelah itu barulah peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya,
sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.
➢Jadi teknik pengambilan sampel dengan pupossive sampling berdasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti.
63
b. Nonrandom sampling
2) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju)
➢ Proses pengambilan sample dengan cara sambung menyambung informasi dari unit satu
dengan unit lain sehingga menjadi satu kesatuan unit yang banyak.
➢ Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya
ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan
berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin
besar, seolah-olah terjadi efek bola salju
64
b. Nonrandom sampling
3) Quota sampling (penarikan sample secara jatah).
➢Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-tama menetapkan
berapa besarnya jumlah sampel yang diperlukan.
➢Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah
ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
➢Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum, maka jatah atau
quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang
diperlukan.
➢Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi masalah,
yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi.
65
b. Nonrandom sampling
4) Accidental sampling atau convenience sampling
➢ Metode yang proses pengambilan sampelnya cukup dengan mengambil siapa
saja yang kebetulan ditemui oleh observer di lapangan sesuai kebutuhan studi.
➢ Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan
terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia
bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan
66
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL
➢Berapakah besar jumlah yang dinyatakan memenuhi syarat untuk penelitian ?
➢Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan jumlah sampel ?
67
PENETAPAN JUMLAH SAMPEL
Ada beberapa pertimbangan untuk penetapan jumlah sampel :
1. Sejauh mana homogenitas populasi. Jika populasi 100 persen homogen besar sampel
tak jadi persolan (misal menen-tukan golongan darah). Namun jika populasi kurang
homogen besar jumlah sampel harus dipertimbangkan.
2. Apakah sampel memenuhi jumlah mini-mum untuk analisis statistik (untuk penelitian
kuantitatif analitik)
68
Ukuran Sampel
Kuantitatif :
dapat ditaksir dengan akurat, berdasar analisis yang akan
dilakukan, presisi estimasi yang diinginkan, kesalahan random
yang masih bisa ditoleransi, kuasa statistik yang diharapkan
Kualitatif :
Ukuran sampel cukup besar jika peneliti telah puas bahwa data
yang diperoleh cukup kaya dan cukup meliput dimensi yang
diteliti.
Umumnya sekitar 40 responden, jarang >200
69
SAMPLE SIZE / UKURAN SAMPEL
Tergantung pada :
• Pertimbangan representative
• Adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk
menentukan batas maksimal dari besarnya sampel.
• Pertimbangan analisis
• Kebutuhan rencana analisis yang menentukan batas
minimal besar sampel.
70
Variabel-variabel yang akan menentukan
jumlah sampel
Tingkat kemaknaan statistik (a)
Kuasa statistik (1-ß)
Besarnya pengaruh variabel terhadap efek
Proporsi efek pada populasi tak terpapar (kohort)
Proporsi paparan pada populasi normal (kasus kontrol)
Perbandingan ukuran sampel antar kelompok studi yang dikehendaki
71
• Peneliti menentukan a dan ß berdasar pertimbangan resiko yang masih dapat
diterima dari penelitian (0.05, 0.01, 0.001 dst)
• Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap efek ditetapkan oleh peneliti
berdasar hasil penelitian sebelumnya
72
73
74
PENENTUAN BESARNYA SAMPEL (SAMPLE SIZE)
Penetapan jumlah sampel tergantung pada:
1. Adanya sumber data yang dapat digunakan untuk menetapkan batas
maksimal dari besarnya sample
2. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari
besarnya sampel:
a. Angka perkiraan dari proporsi yang mau diukur (misal: penelitianpenyakit
jantung koroner ditetapkan 50%)
b. Tetapkan tingkat kepercayaan (misal: 5%, atau 1%)
c. Tetapkan derajat kepercayaan (Confidence levels) misal: 95%, atau 99%.
3. Hitung jumlah/besar sampel
75
76
Contoh:
Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X N=923.000, prevalensi gizi
kurang tidak diketahui.Tentukan besar sampel (n) yang harus diambil bila
dikehendaki derajat kemaknaan(1- a =95% dengan estimasi penyimpangan(a=0,05)
Bila dimasukan ke dalam formula di atas diperoleh besarnya sampel n = 480
77
78
79
80
81
82
Beberapa contoh menentukan sample size
• Hair et al (1998) Rasio antara jumlah subjek dan jumlah
variabel independen dalam analisis multivariat dianjurkan
sekitar 15 sampai 20 subjek per variabel independen
• Pada penelitian dengan teknik analisis regresi multivariat
83
Menentukan Ukuran Sampel
Tabel Krecjie
➢ Berdasarkan atas kesalahan 5%, atau kepercayaan 95%
➢ Makin besar populasi, makin kecil persentase sampel
➢ Jumlah populasi sampai100.000 Nomogram Harry King
➢ Berdasarkan atas kesalahan bervariasi 5% s/d 15%
➢ Jumlah populasi hanya sampai 2000
➢ Semakin besar kesalahan maka makin kecil jumlah sampel
84
85
86
Menentukan Jumlah Subjek Eksperimental
Contoh penggunaan Rumus Federer
Sebagai contoh, jika penelitian terdiri dari lima kelompok perlakukan,
maka jumlah subjek per kelompok dihitung dengan proses berikut.
(n - 1) (5 - 1) ≥ 15
4n – 4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
87
PENGUJIAN
HIPOTESIS
IR.RUSLI BURHANSYAH, MSi
WA 085173119657/Telp 081345125393
PROGRAM PRAKTISI MENGAJAR SEMESTER 2-2023
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS YUDHARTA
2023
TERMINOLOGI
Pengujian Hipotesis : prosedur untuk menentukan apakah menerima
atau menolak hipotesis yang dibuat.
Hipotesis : anggapan dasar/asumsi atau dugaan mengenai sesuatu
hal yang harus dibuktikan kebenarannya.
▪ 60% remaja di kota Bandung melakukan hubungan pra-nikah
▪ Penghasilan masyarakat kota B per bulan lebih dari Rp. 1.000.000.-
▪ 80% masyarakat menyatakan penurunan BBM tidak menurunkan sembako
Hipotesis statistik : anggapan dasar/asumsi atau dugaan mengenai
parameter populasi (khususnya nilai-nilai parameter).
KONSEP UJI HIPOTESIS
Populasi
Hipotesis
Penelitian
Sampel
Hipotesis
Statistik
Statistik Uji
Keputusan
KESIMPULAN KEADAAN SEBENARNYA
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima Hipotesis BENAR
KELIRU
(Kekeliruan Tipe II)
b
Tolak Hipotesis
KELIRU
(Kekeliruan Tipe I)
a
BENAR
KEKELIRUAN DALAM
PENGUJIAN HIPOTESIS
a : dikenal sebagai taraf signifikansi/nyata/kebermaknaan (umumnya diambil 1, 5
dan 10%)
JENIS HIPOTESIS
Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis Alternatif (H1)
Hipotesis
Statistik
Hipotesis nol adalah hipotesis yang perumusannya
mengandung pengertian sama atau tidak ada perbedaan,
Untuk menerima atau menolak hipotesis diperlukan kriteria pengujian yang
terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan -> daerah kritis
0
0 : 
 =
H
0
1 : 
 
H
0
0 : 
 =
H
0
1 : 
 
H
0
0 : 
 =
H
0
1 : 
 
H
RUMUSAN HIPOTESIS
Misalkan  adalah parameter yang akan diuji dengan nilai yang
dihipotesiskannya adalah 0, maka rumusan hipotesisnya dapat
mengambil beberapa bentuk :
Uji pihak kanan
Uji pihak kiri
Uji dua pihak
BEBERAPA RUMUSAN HIPOTESIS
0
0 : 
 =
H
2
1
0 : 
 =
H
k
H 

 =
=
= ...
: 2
1
0
2. Rumusan untuk menguji dua nilai parameter
3. Rumusan untuk menguji lebih dari dua nilai
parameter
1. Rumusan untuk menguji satu nilai parameter
PENGUJIAN HIPOTESIS
HIPOTESIS merupakan suatu proposisi/ pernyataan atau jawaban sementara /dugaan yang mungkin benar
dan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/penyelesaian dari suatu masalah untuk penelitian
Hipotesis adalah hasil kajian Pustaka atau proses rasional dari peneltiian yg telah mempunyai kebenaran
secara teoritis. Kebenaran hipotesis harus diuji secara empirik.
Ciri-ciri penting suatu hipotesis
(1) Merupakan hasill dari proses toeritis dan komporasi fakta yang handal, yang secara teoritis dapat
dipertanggungkan jawabkan kebenarannya.
(2) Menyatakan hubungan antara variable
(3) Harus dapat diuji artinya feasible untuk memperoleh data pengujian hipotesis itu,
(4) Harus spesifik dan sederhana
(5) Menyatakan pernyataan tentang karakteristik populasi
KEKELIRUAN HIPOTESIS
KONDISI
SEBENARNYA
KEPUTUSAN
MENERIMA MENOLAK
Lanjut. Pengujian Hipotesis
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS
C. MENENTUKAN KRITERIA
PADA DASARNYA MENETAPKAN STATISTIK UJI, MISALNYA : t, F, r atau X2. Nilai dari Statistik
uji adalah nilai yang akan dipakai sebagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesis Ho.
Kriterian diperoleh dari tabel distribusi tm F, r atau X2.
D. PERHITUNGAN STATISTIKA
PERHITUNGAN DALAM RANGKA PENGUJIAN HIPOTESIS ARTINYA MENEMUKAN X2, t, F
atau r yang diperoleh dari perhitungan data sampel
E. MENARIK KEMSIMPULAN
MENARIK KESIMPULAN BERARTI MENOLAK HO ATAU MENERIMA HO.
JIKA PENELITI BERHASIL MENOLAK HO KITA MENGATAKAN HIPOTESISYG DIAJUKAN
TERUJI OLEH DATA (the data support hypothesis). Kesimpulan penelitian adalah hipotesis verbal
yang telah diajukan peneliti,
Sebaliknya peneliti tidak berhasil menolak Ho maka hipotesis yang diajukan tidak teruji oleh data
(the data not support hypothesis)
Kesimpulan lain yang tak kalah pentingynya adalah makna atau implikasi dari kesimpulan berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
000
.
950
:
0 =

H
Diperkirakan bahwa rata-rata penghasilan masyarakat di desa
Sukamiskin adalah Rp. 950.000 per bulan. Apakah dugaan ini
bisa diterima?
000
.
950
:
1 

H
PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS
• Rumuskan Hipotesis (dua pihak atau satu pihak)
• Tentukan statistik uji (Z, t, c2, F dlsb)
• Hitung statistik uji
• Tentukan daerah kritis (tetapkan tingkat signifikansi/kebermaknaan  a)
• Bandingkan statistik uji dengan daerah kritis
• Membuat keputusan terima atau tolak H0
DAERAH KRITIS
2
/
a
2
/
a 2
/
a 2
/
a
Daerah Tolak H0
Daerah Tolak H0
Daerah Terima H0
d1 d2
2
/
a
2
/
a
a
Daerah Tolak H0
Daerah Terima H0
d
2
/
a
2
/
a a
Daerah Tolak H0
Daerah Terima H0
d
Uji pihak kanan Uji pihak kanan
Uji 2 pihak
n
s
x
t 0

−
=
Uji Satu Rata-rata,populasi berdistribusi normal
n
x
z

0
−
=
Hipotesis
Statistik Uji :
Simpangan baku populasi tidak
diketahui ( diganti oleh s sampel)
Simpangan baku populasi ()
diketahui
0
1 : 
 
H
melawan
0
0 : 
 =
H
0
1 : 
 
H
0
1 : 
 
H atau
atau
CONTOH KASUS
1
Sebuah pabrik batere mobil menyatakan bahwa rata-rata daya
pakai produknya adalah 7 tahun dengan simpangan baku 0,5
tahun. Dari inspeksi terhadap 40 buah sampel batere diperoleh
bahwa rata-rata daya pakai ini adalah 6,2 tahun. Apakah pendapat
pabrik tersebut bisa anda terima?
H0 :  = 7
H1 :   7
n
x
z

0
−
=
11
,
10
0791
,
0
8
,
0
32
,
6
/
5
,
0
8
,
0
40
5
,
0
7
2
,
6
−
=
−
=
−
=
−
=
z
Karena ukuran sampel cukup
besar dan  diketahui
Uji 2 pihak
Tentukan statistik uji
Rumusan Hipotesis
2
/
a
2
/
a 2
/
a 2
/
a
Daerah Tolak H0
Daerah Tolak H0
Daerah Terima H0
-1,67 1,67
Karena z terletak di daerah kritis maka tolak Ho, artinya tolak hipotesis
bahwa daya pakai produk sama dengan 7 tahun.
Tentukan daerah kritis (ambil a = 5%)
Letakkan nilai z (-10,11) di atas dalam daerah kritis. Jika z terletak di
daerah kritis berarti tolak H0
Nilai ini diambil dari tabel z dengan nilai peluang 0,4750
CONTOH KASUS 2
Pabrik bola lampu “Caang” menyatakan bahwa produknya mempunyai daya pakai
lebih dari 2 tahun. Hasil pengujian yang dilakukan oleh yayasan lembaga
konsumen terhadap 10 lampu mendapatkan bahwa rata-rata daya tahan bola
lampu tersebut adalah 2,2 tahun dengan simpangan baku 0,4 tahun. Dari hasil ini
apakah pernyataan tersebut dapat diterima dengan taraf keyakinan 5%.
H0 :  = 2
H1 :  > 2
n
s
x
t 0

−
=
Rumusan Hipotesis
Statistik uji
581
,
1
1265
,
0
2
,
0
10
4
,
0
0
,
2
2
,
2
=
=
−
=
t
2
/
a
2
/
a 05
,
0
=
a
Daerah Tolak H0
Daerah Terima H0
2,262
t=1,581
Tentukan daerah kritis
(lihat tabel t dengan df = 10-1 dan ambil a = 5%)
Kesimpulan : nilai t masuk dalam daerah terima H0, berarti maka
pernyataan pabrik tersebut bahwa daya tahan produknya lebih besar dari
2 tahun tidak dapat diterima
Uji Satu Proporsi (p)
n
n
x
z
/
)
1
(
/
0
0
0
p
p
p
−
−
=
Hipotesis
Statistik Uji :
0
0 : p
p =
H
0
1 : p
p 
H
0
1 : p
p 
H
0
1 : p
p 
H
melawan
atau
atau
Kriteria terima dan tolak Hipotesis lihat tabel Z
Contoh kasus 3
Pabrik gelas “Kawung” mengklaim bahwa paling sedikit 95% gelas yang
diproduksinya berkualitas baik. Sebuah penelitian dari 200 sampel gelas
memperlihatkan adanya gelas yang cacat sebanyak 18 buah. Apakah anda
menerima pernyataan pabrik tersebut? Uji dengan taraf signifikasi 5%
H0 : p = 0,95
H1 : p > 0,95
n
n
x
z
/
)
1
(
/
0
0
0
p
p
p
−
−
=
597
,
2
0154
,
0
95
,
0
91
,
0
200
/
)
05
,
0
(
95
,
0
95
,
0
200
/
182
−
=
−
=
−
=
z
Rumusan Hipotesis
Statistik Uji
2
/
a
2
/
a 05
,
0
=
a
Daerah Tolak H0
Daerah Terima H0
1,65
z
Tentukan daerah kritis
(lihat tabel z dengan nilai p = 0,4500)
Karena z hitung < z tabel (terletak di daerah terima H0), maka dapat
disimpulkan bahwa pernyataan pabrik tersebut yang menyatakan bahwa
produk yang tidak baik paling sedikit 95% tidak dapat diterima.
-2,597
Uji Dua Rata-rata,populasi
independen dan berdistribusi normal
Rumusan Hipotesis 2
1
0 : 
 =
H
2
1
1 : 
 
H
2
1
1 : 
 
H
2
1
1 : 
 
H
melawan
atau
atau
2
1
2
1
1
1
n
n
x
x
z
+
−
=

Statistik Uji :
2
1
2
1
1
1
n
n
s
x
x
t
+
−
=
2
2
1 −
+
= n
n
df
2. Asumsi : 1 = 2 =  tidak diketahui
Statistik Uji :
2
)
1
(
)
1
(
2
1
2
2
2
2
1
1
2
−
+
−
+
−
=
n
n
s
n
s
n
s
1. Asumsi : 1 = 2 =  diketahui
3. Asumsi : Jika 1 ≠ 2 =  dan tidak diketahui
Lakukan rumus pendekatan. Untuk mempermudah gunakan SPSS. Dalam
hal ini SPSS memberikan pilihan untuk menghadapi asumsi seperti ini.
Contoh kasus 4
Metode
Demonstrasi
Kontrol
85
88
65
75
76
79
90
78
79
93
75
70
64
73
70
69
66
58
60
59
Untuk melihat efektifitas sebuah metode Demonstrasi,
dilakukan uji terhadap dua kelompok siswa, Skor dari tes ini
adalah :
Format data dalam SPSS
Uji Dua Rata-rata,observasi
berpasangan
Analisis melalui SPSS ambil pilihan Paired Sample t-Test
Istri Suami
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Contoh :
Sebelum Sesudah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
:
0 =
d
H
0
:
1 
d
H
Hipotesis
Format data dalam SPSS
Uji Dua Proporsi
Rumusan Hipotesis 2
1
0 : p
p =
H
2
1
1 : p
p 
H
2
1
1 : p
p 
H
2
1
1 : p
p 
H
melawan
atau
atau
Statistik Uji :
Kriteria terima dan tolak Hipotesis lihat tabel Z






+
−
=
)
1
(
)
1
(
/
/
1
1
2
2
1
1
n
n
pq
n
x
n
x
z
2
1
2
1
n
n
x
x
p
+
+
= p
q −
= 1
Contoh kasus 5
Dua kelompok uji yang disebut X dan Y masing-masing terdiri dari 100 orang
diketahui menderita penyakit tetelo. Sebuah perusahaan farmasi berhasil
menemukan sebuah serum yang diberi nama “meteor garden” untuk
menyembuhkan penyakit tersebut. Untuk menguji efektifitas serum ini,
serum tersebut diberikan kepada kelompok X, sedang kelompok Y tidak
diberikan (dianggap sebagai kelompok kontrol). Setelah beberapa waktu,
yang sembuh dari kelompok X adalah 75 orang dan dari kelompok Y sebanyak
65 orang. Dari hasil ini periksalah apakah pemberian serum tersebut efektif?
Gunakan taraf signifikasi 1% dan 5%.
Percobaan
Kontrol
p = 65%
p = 75%
Hipotesis
Statistik Uji :
2
1
0 : p
p =
H
2
1
1 : p
p 
H
melawan
54
.
1
)
100
1
(
)
100
1
(
)
3
.
0
)(
7
.
0
(
65
.
0
75
.
0
=






+
−
=
z






+
−
=
)
1
(
)
1
(
/
/
1
1
2
2
1
1
n
n
pq
n
x
n
x
z
70
.
0
100
100
65
75
=
+
+
=
p
2
1
2
1
n
n
x
x
p
+
+
=
Hitung :
2
/
a
2
/
a 2
/
a 2
/
a
Daerah Tolak H0
Daerah Tolak H0
Daerah Terima H0
-1,67 1,67
Terima H0, tidak ada perbedaan,
berarti serum tidak efektif
BEBERAPA UJI LAIN
• Uji Simpangan Baku
• Uji Perbedaan lebih dari 2 rata-rata
UJI HIPOTESIS SECARA NON-
PARAMETRIK
• Dilakukan jika kita tidak dapat memenuhi asumsi normalitas distribusi
populasi.
• Lebih mudah
• Umumnya digunakan untuk data yang bersifat kualitatif
• Ukuran sampel sangat fleksibel (bahkan untuk ukuran yang cukup kecil)
BEBERAPA UJI PENTING
• Uji Mann-Whitney, pengganti uji t sampel independen
• Uji Wilcoxon, pengganti uji t sampel berpasangan
• Uji Kruskall-Wallis,uji lebih 2 rata-rata
ASSIGMENT
1. Sebuah pabrik tali menyatakan bahwa kekuatan tali produksinya mempunyai rata-rata lebih 300 lb. Hasil pengujian tep
64 utas tali menghasilkan rata-rata kekuatan tali adalah 310 lb dengan simpangan baku 24 lb. Apakah pernyataan
pabrik tersebut dapat diterima. Gunakan taraf kebermaknaan 5%.
2. Sebuah perusahaan farmasi mengklaim bahwa obat “ANTIKIT” yang diproduksinya, 90% efektif dalam menyembuhkan
alergi dalam waktu 8 jam. Dari sebuah sampel sebanyak 200 orang yang mempunyai alergi, ternyata 160 orang bisa
disembuhkan oleh obat tersebut. Dari sampel ini tentukanlah apakah klaim dari perusahaan tersebut dapat diterima?
3. Telah dilakukan penelitian tentang produksi bola lampu dari dua merek mesin. Sampel acak sebanyak 200 bola lampu
diambil dari mesin A dan 100 bola lampu dari mesin B. Dari kedua sampel acak ini ternyata ditemukan bola lampu yang
cacat yang dihasilkan oleh mesin A adalah 19 buah dan mesin B sebanyak 5 buah. Apakah kualitas kedua mesin berbeda.
4. Ada anggapan bahwa jumlah kesalahan yang dibuat oleh karyawan shift pagi lebih sedikit dibandingkan dengan
karyawan yang bekerja pada shift malam. Sebuah pengamatan terhadap kesalahan yang dibuat karyawan di sebuah
perusahaan memberikan hasil sebagai berikut :
Shift Pagi : 12, 10, 7, 9, 14, 8, 7, 11, 10, 6
Shift Malam : 10, 13, 8, 14, 13, 9, 11, 13, 15, 10
Dari data ini, apakah anggapan yang jumlah kesalahan antara shift pagi dan malam adalah berbeda bisa diterima

More Related Content

Similar to STATISTIK PENDIDIKAN

TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptMiffJasenx
 
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptbahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptssuser13daca1
 
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwTM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwRahmanPrasetyo3
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptafni48
 
aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikan
aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikanaAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikan
aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikanDr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Analisis dan Interpretasi data - Kelompok 9.pptx
Analisis dan Interpretasi data - Kelompok 9.pptxAnalisis dan Interpretasi data - Kelompok 9.pptx
Analisis dan Interpretasi data - Kelompok 9.pptxnelvy2
 
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptSTATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptArnita Piliang
 
1. peranan statistik dan penyajian data
1. peranan statistik dan penyajian data1. peranan statistik dan penyajian data
1. peranan statistik dan penyajian dataNanda Reda
 
PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxPERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxSuryaFahrozi2
 
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011Ir. Zakaria, M.M
 
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.PdStatistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.PdDr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Materi 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaMateri 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaAhmad Kurnia
 
pengantar-statistik-1_pendahuluan.ppt
pengantar-statistik-1_pendahuluan.pptpengantar-statistik-1_pendahuluan.ppt
pengantar-statistik-1_pendahuluan.pptMuhNadzirNackThomthi
 

Similar to STATISTIK PENDIDIKAN (20)

TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.ppt
 
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.pptbahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
bahan matakuliah probabilitas dan statistik.ppt
 
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiwTM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
TM5-statistika_5.ppt wiwiwiwiwiiwiwwiwiwiw
 
TM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.pptTM5-statistika_5.ppt
TM5-statistika_5.ppt
 
aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikan
aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikanaAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikan
aAfi Parnawi. IBSI. Statistik pendidikan
 
Tugas statistika dasar
Tugas statistika dasarTugas statistika dasar
Tugas statistika dasar
 
Analisis dan Interpretasi data - Kelompok 9.pptx
Analisis dan Interpretasi data - Kelompok 9.pptxAnalisis dan Interpretasi data - Kelompok 9.pptx
Analisis dan Interpretasi data - Kelompok 9.pptx
 
Materi 1-statistika 5
Materi 1-statistika 5Materi 1-statistika 5
Materi 1-statistika 5
 
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.pptSTATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
STATISTIKA DESKRIPTIF P3.ppt
 
1. peranan statistik dan penyajian data
1. peranan statistik dan penyajian data1. peranan statistik dan penyajian data
1. peranan statistik dan penyajian data
 
PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptxPERTEMUAN 1-3.pot.pptx
PERTEMUAN 1-3.pot.pptx
 
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
Statistika pertemuan 2 dan 3 fe unsam 2011
 
Data & variabel
Data & variabelData & variabel
Data & variabel
 
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.PdStatistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
Statistik pendidikan. AFI PARNAWI, M.Pd
 
Statistik dasar
Statistik dasarStatistik dasar
Statistik dasar
 
Makalah statistik
Makalah statistikMakalah statistik
Makalah statistik
 
Biostatistik
BiostatistikBiostatistik
Biostatistik
 
R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1R5 g kel 1 statdas 1
R5 g kel 1 statdas 1
 
Materi 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistikaMateri 12 # hakikat statistika
Materi 12 # hakikat statistika
 
pengantar-statistik-1_pendahuluan.ppt
pengantar-statistik-1_pendahuluan.pptpengantar-statistik-1_pendahuluan.ppt
pengantar-statistik-1_pendahuluan.ppt
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

STATISTIK PENDIDIKAN

  • 1. Statistik pendidikan PROGRAM PRAKTISI MENGAJAR SEMESTER 2-2023 PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITASYUDHARTA 2023 IR.RUSLI BURHANSYAH, MSi
  • 2. MINGGU MATERI 1 Pengertian Statistik, Penggologan Statistik, Data, Populasi dan Sampel,Teknik Sampling, Pengujian Hipotesis 2 PengertianVariabel Penelitian dan Data Statistik,Variabel bebas, antara dan terikat 3 Pengenalan Software SPSS, Eviews, Input data,Analisis data 4 Uji statistik parametrik dan non parametrik 5 Uji Regresi linier sederhana, Praktek Software SPSS, Eviews 6 Ujian Akhir J A D W A L P E M B E L A J A R A N
  • 3. 1. Sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang belum tersusun maupun angka–angka yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau grafik.
  • 4. 2. Sekumpulan cara dan aturan tentang pengumpulan, pengolahan, analisis, serta penafsiran data yang terdiri dari angka-angka. 3. Sekumpulan angka yang menjelaskan sifat-sifat data atau hasil pengamatan `
  • 5. Menurut J. Supranto : 1. Dalam arti sempit Statistik adalah data ringkasan yang berbentuk angka (kwantitatif). 2. Dalam arti luas Statistik adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, penyajian, dan analisis data, serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang menyeluruh.
  • 6. PENGERTIAN STATISTIK • Asal kata “Statistic”: Statia = catatan administrasi pemerintahan di US Stochos = “anak panah” (bahasaYunani), sesuatu yang mengandung ketidakpastian • Pengertian: Statistik = Data Statistik = Ukuran Sampel (dugaan dari parameter) Statistik = Ilmu yang mempelajari cara pengumpulan data, pengolahan data, analisis data serta penyajian data sehingga menjadi suatu informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan
  • 7. Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka.
  • 8. 1. Data 2. Perlakuan data Seperti pengumpulan dan pengolahan 3. Kesimpulan 4. Angka-angka
  • 9. 1. Berdasarkan cara pengolahan datanya a. Statistik Deskriptif b. Statistik Inferensi atau Statistik Induktif
  • 10. •Bagian dari Statistik yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. •Fungsi : untuk menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan
  • 11. RUANG LINGKUP BAHASAN : 1. Distribusi Frekuensi a. Grafik distribusi b. Ukuran nilai pusat c. Ukuran Dispersi d. Kemencengan dan keruncingan kurva 2. Angka Indeks 3. Deret waktu atau data berkala 4. Korelasi dan regresi sederhana
  • 12. STATISTIK INFERENSI ATAU STATISTIK INDUKTIF Bagian dari Statistik yang mempelajari mengenai penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang tersedia. Fungsi : meramalkan dan mengontrol keadaan atau kejadian
  • 13. RUANG LINGKUP BAHASAN : • Probabilitas atau teori kesimpulan • Distribusi teoritis • Sampling dan distribusi sampling • Pendugaan populasi atau teori populasi • Uji hipotesis • Analisis korelasi dan uji signifikan • Analisis regresi untuk peramalan
  • 14. STATISTIK BERDASARKAN RUANG LINGKUP PENGGUNAANNYA • Statistik Sosial • Statistik Pendidikan • Statistik Ekonomi • Statistik Perusahaan • Statistik Pertanian • Statistik Kesehatan
  • 15. STATISTIK BERDASARKAN BENTUK PARAMETERNYA •Statistik Parametrik Bagian statistik yang parameter dan populasinya mengikuti suatu distribusi tertentu, seperti distribusi normal, dan memiliki varian yang homogen.
  • 16. •Statistik non parametrik Bagian statistik yang parameter dan populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan, dan variannya tidak perlu homogen.
  • 17. C. PERANAN STATISTIK •Dalam kehidupan sehari-hari contoh : angka-angka kenakalan remaja, tingkat biaya hidup, tingkat kecelakaan lalu lintas. •Dalam penelitian ilmiah •Dalam ilmu pengetahuan
  • 18. PERLUNYA STATISTIK •Menjelaskan hubungan antara variabel-variabel •Membuat rencana dan ramalan •Mengatasi berbagai perubahan •Membuat keputusan yang lebuh baik
  • 19. FUNGSI STATISTIK •Bank Data •Alat quality kontrol •Alat analisis •Pemecahan masalah dan pembuat keputusan
  • 20. D. METODOLOGI STATISTIK Pemecahan masalah secara statistik yang terdiri atas beberapa tahap. 1. Identifikasi masalah 2.Pengumpulan data 3.Klasifikasi data 4.Penyajian data 5.Analisis data
  • 21. 1. IDENTIFIKASI MASALAH •Merupakan tahap awal atau tahap perencanaan. •Pada tahap ini, masalah atau persoalan yang ada dipahami atau didefinisikan secara jelas dan tepat. •Misal : Sifat permasalahan, luas permasalahan, dampak situasi,dll
  • 22. 2. PENGUMPULAN DATA •Data Intern : Data yang bersangkutan langsung dengan permasalahan. •Data Ekstern : Data yang hanya mendukung permasalahan.
  • 23. DATA INTERN DAN EKSTERN DIKUMPULKAN MELALUI : • Data-data yang tersedia Data-data diperoleh dan dikumpulkan melalui sumber-sumber yang telah ada. • Data –data asli : Data-data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.
  • 24. SYARAT DATA YANG BAIK : 1. Data harus obyektif, sesuai dengan keadaan sebenarnya (as it is). 2. Data harus bisa mewakili (representative). 3. Kesalahan baku (standard error) harus kecil. Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (memiliki tingkat ketelitian tinggi) jika kesalahan bakunya kecil. Syarat (2) & (3) sering disebut sebagai syarat data yang dapat diandalkan (reliable). 4. Harus tepat waktu (up to date). 5. Harus relevan, yaitu data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan.
  • 25. 3. KLASIFIKASI DATA Pada tahap klasifikasi data, data yang sudah ada dikelompokan sesuai dengan tujuan penelitian dan diidentifikasi berdasarkan kemiripan atau kesamaan sifat, kemudian disusun dalam kelompok-kelompok. Salah satu metode pengklasifikasian data yang sering digunakan adalah metode coding
  • 26. 4. PENYAJI AN DATA Data yang sudah diklasifikasikan, disajikan atau ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik. 5. Analisis Data Diinterpretasikan hasil dari tahap sebelumnya dan merupakan tahap akhir sebelum penarikan kesimpulan
  • 27. MASALAH PROSES EMPIRIS PROSES TEORITIS HIPOTESIS UJI HIPOTESIS DATA (INFERENSI) KESIMPULAN Gambar 1. Diagram Proses Penelitian Ilmiah (Djaali, 2008)
  • 28. Data, Populasi dan Sampel, Teknik Sampling, Pengujian Hipotesis PROGRAM PRAKTISI MENGAJAR SEMESTER 2-2023 PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITASYUDHARTA 2023 IR.RUSLI BURHANSYAH, MSi
  • 29. DATA • Himpunan nilai/variate/datum atau informasi lain yang diperoleh dari observasi, pengukuran dan penilaian) terhadap suatu obyek atau lebih • Obyek pengamatan variable variate/nilai • Data kualitatif = diperoleh dari hasil pengamatan • Data kuantitatif = diperoleh dari kegiatan pengukuran atau penilaian PENGERTIAN DATA
  • 30. JENIS-JENIS DATA DATA Data Kualitatif Data Kuantitatif Data Diskret Data Kontinu 1. Jenis kelamin 2. Warna bunga 3. Habitat, dll 1. Jumlah kloroplas 2. Jumlah trombosit 3. Jumlah sel 4. Jumlah anak, dll 1. Berat badan 2. Jarak kota 3. Luas tanah, dll
  • 31. • Berdasarkan cara menyusun angkanya : • Data nominal, yaitu data statistik yang cara menyusunnya didasarkan pada klasifikasi tertentu, contoh; Jumlah mahasiswa Matematika 2015/2016 menurut tingkat dan jenis kelaminnya • Data ordinal/urutan, yaitu data statistik yang cara menyusun angkanya didasarkan pada urutan/ranking, contoh : Hasil nilai statistik berdasarkan ranking • Data interval, yaitu data statistik dimana terdapat jarak yang sama di antara hal-hal yang sedang diteliti
  • 32. Berdasarkan bentuk angkanya : • Data tunggal, yaitu data statistik yang angka-angkanya merupakan satu unit atau satu kesatuan, tidak dikelompokkan • Data kelompok, yaitu data statistik tiap unitnya terdiri dari sekelompok angka, contoh; 80 – 84, 75 – 79 Berdasarkan waktu pengumpulannya : • Data seketika, yaitu data statistik yang mencerminkan keadaan pada suatu waktu saja, contoh : pada semester genap 2023 • Data urutan waktu, yaitu data statistik yang mencerminkan keadaan dari waktu ke waktu secara berurutan, contoh jumlah
  • 33. SUMBER DATA STATISTIKA DATA Data Primer 1. Wawancara langsung 2. Wawancara tidak langsung 3. Pengisian kuisioner 4. Tes 5. Dokumentasi Data Sekunder Data dari pihak lain: 1. BPS 2. Bank Indonesia 3. World Bank, IMF 4. FAO dll
  • 35. a. Diagram Lambang Penyajian data statistik dengan menggunakan gambar lambang
  • 36. b. Diagram Batang Penyajian data dengan menggunakan gambar yang berbentuk batang Pengidap HIV/AIDS di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat
  • 37. c. Diagram Garis Jika data dalam tabel digambarkan dalam diagram garis, maka diperoleh:
  • 38. d. Diagram Lingkaran Jika data dalam tabel digambarkan dalam diagram lingkaran, terlebih dahulu menentukan sudut juring yang mewakilinya = atletik juring Sudut =  o 360 30 8 o 96 = renang juring Sudut =  o 360 30 11 o 132 tenis juring Sudut = =  o 360 30 5 o 60 basket juring Sudut = =  o 360 30 6 o 72
  • 39. a. Histogram Gambar berikut merupakan histrogram dan poligon frekuensi data pada tabel berat badan 100 siswa b. Poligon Frekuensi
  • 40. a. Distribusi Frekuensi Kumulatif Distribusi kumulatif data pada tabel berat badan 100 siswa digambarkan sebagai berikut: Tabel 1.3 Tabel 1.4
  • 41. b. Ogive Poligon frekuensi kumulatif (ogive) data pada tabel 1.3 dan 1.4
  • 42. LATIHAN 1. Perhatikan data berikut. 5, 4, 6, 7, 8, 8, 6, 4, 8, 6, 4, 6, 6, 7, 5, 5, 3, 4, 6, 6 8, 7, 8, 7, 5, 4, 9, 10, 5, 6, 7, 6, 4, 5, 7, 7, 4, 8, 7, 6 Sajikan dalam tabel frekuensi data di atas.
  • 43. LATIHAN 2. Tabel berikut menunjukkan banyaknya siswa di suatu kabupaten menurut tingkat sekolah pada tahun 2017. Buatlah diagram lingkaran untuk data tersebut. Tingkat Pendidikan Banyaknya Siswa SD SMP SMA 275 500 225
  • 44. LATIHAN 3. Buatlah tabel distribusi frekuensi hasil ujian Statistik semesterV menjadi diagram garis Nilai Frekuensi 50 2 55 3 65 11 70 20 75 33 80 24 85 7 Jumlah 100
  • 46. MATERI BAHASAN: 1. Pengertian Populasi 2. Sampel 3. Teknik Sampling 4. Jenis-jenis Teknik Sampling - Random Sampling - Non Random Sampling 5. Penetapan Jumlah Sampel 6. Ukuran Sampel 46
  • 47. PENGERTIAN • Populasi Jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dll. Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai semua objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. • Suatu himpunan dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh peneliti sedemikian rupa sehingga setiap individu/variable data dapat dinyatakan dengan tepat apakah individu tersebut menjadi anggota atau tidak. Populasi adalah himpunan semua individu yang dapat memberikan data dan informasi untuk suatu penelitian (Agung, 2003; 2). 47
  • 48. • Sampel Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi. Sampel adalah himpunan bagian atau Sebagian populasi yang karakteristiknya benar-benar diselidiki. Karakteristik populasi harus terwakili dalam sampel. Artinya ciri atau keadaan populasi harus tergambarkan dalam sampel. Misalnya dalam bidang Pendidikan ciri populasi dapat berbentuk : siswa, mahasiswa, guru, dosen, kelas, dinas Pendidikan, dan lain-lain, maka sampel yg terpilih harus memuat semua ciri atau karakteristik itu. Dalam hal ini yang menjadi pusat perhatian adalah keterwakilan (refresentativness) sampel dari suatu populasi. Beberapa hal yg perlu diperhatikan dgn keterwakilan ini yaitu : (1) sampel yg mewakili populasi harus diambil secara acak (setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yg sama untuk menjadi sampel) (2) jumlah sampel yang terpilih ditentukan oleh besarnya populasi dan keragaman dari populasi. (3) presisi yang dikehendaki dari peneltiian. Makin tinggi presisi, makin besar sampel yang dibutuhkan. Karena sampel yang besar cenderung memberikan estimasi yang lebih dekat ke nilai parameter. (4) rancangan analisis yang akan digunakan. Misal rancangan penelitan eksperimen muruni dianggap cukup dg mengambil sampel 25 subjek. Namun untuk penelietian survey tentang jenis pekerjaan dan tingkat Pendidikan tidak cukup sampel acak 120 subjek karena mungkin ada jenis pekerjaan dan tingkat Pendidikan yang frekeuensinya kosong.
  • 49. TEKNIK SAMPLING 1. Pengertian teknik sampling Teknik pengambilan sample atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari populasi tsb. kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi). 49
  • 50. 2) Manfaat sampling ❖ Menghemat biaya penelitian. ❖ Menghemat waktu untuk penelitian. ❖ Dapat menghasilkan data yang lebih akurat. ❖ Memperluas ruang lingkup penelitian. 3) Syarat-syarat teknik sampling Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi. 50
  • 51. 51
  • 52. D. JENIS-JENISTEKNIK SAMPLING a. Random sampling Teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif. Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut. 52
  • 53. CARA-CARA RANDOM SAMPLING 1)Teknik sampling secara rambang sederhana Paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan undian. Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Penting, peneliti harus mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi penelitian. Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi 53
  • 54. CARA-CARA RANDOM SAMPLING 1)Teknik sampling secara rambang sederhana Syarat yang harus dipenuhi untuk rambang sederhana adalah: a. Ukuran populasi harus terhingga, populasi yang bersifat konseptual atau teoretis dapat dikategorikan pada populasi tak terhingga. b. Anggota populasi harus homogen, anggota populasi yang mempunyai karakteristik yang dianggap sama atau pada umumnya sama (homogen) samplingnya dapat dilakukan dengan sampling acak. Populasi yang anggotanya mempunyai karakteristik berbeda-beda sampelnya tidak dapat diambil dengan cara sampling acak. c. Cara lain mengambil sampel secara acak ialah dengan menggunakan tabel bilangan acak. 54
  • 55. CARA-CARA RANDOM SAMPLING 2)Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling) • Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi. • Setiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat menggunakan dasar urutan abjad. • Syarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar semua anggota populasi • Sampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan bias 55
  • 56. Cara Pengambilan Sampel ➢ Suatu populasi yang mempunyai anggota 500 individu, akan diambil sampelnya sebanyak 50 individu, Peneliti memberi nomor urut pada setiap anggota populasi dengan urutan nomor 1, 2, 3,….., 500. ➢ Dibuat interval pada nomor-nomor anggota populasi misalnya dengan interval 10 angka, sehingga diperoleh 50 kelompok bilangan (kelas interval). ➢ Setiap kelas interval secara acak ditetapkan bilangan mana akan diambil anggotanya untuk dijadikan sampel yang mewakili interval tersebut. ➢ Misalnya ditetapkan 7 sebagai nomor yang mewakili kelas interval pertama ( 1 s.d. 10), maka selanjutnya akan didapati 17 untuk mewakili kelas interval kedua (11 s.d. 20). ➢ Selanjutnya 27 mewakili kelas interval ketiga, dan seterusnya, sampai 497 untuk mewakili kelas interval terakhir atau kelima puluh (491 s.d. 500). ➢ Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 50. 56
  • 57. Cara-cara random sampling (lanjutan) 3)Teknik sampling secara rambang proporsional. Jika populasi terdiri dari subpopulasi- subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis. 57
  • 58. Cara-cara random sampling (lanjutan) 4) Teknik sampling secara rambang bertingkat (stratified sampling) • Bila subpopulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proporsional. • Digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing- masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya. • Sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll. • Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel. 58
  • 59. Cara pengambilan sampel ➢ Pertama mengidentifikasi karakteristik umum anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut. ➢ Setelah ditentukan stratanya, baru dari masing-masing strata diambil sampel yang mewakilinya. ➢ Pengambilan sampel tahap kedua ini, biasanya dilakukan dengan cara acak, karenanya disebut stratified random sampling. ➢ Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai, maka dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masing- masing strata. ➢ Apabila sampling memperhatikan daerah (sampling area) maka dalam hal ini setiap wilayah harus pula terwakili dalam sampel. 59
  • 60. 60
  • 61. Cara-cara random sampling (lanjutan) 5) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sampel semacam ini disebut cluster sampling atau multi- stage sampling. 61
  • 62. Cara-cara random sampling(lanjutan) 5)Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) ➢ Elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas antar kelompok.Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang mungkin wilayahnya luas. ➢ Sampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak umum 62
  • 63. b. Non-random sampling 1) Purposive sampling atau judgmental sampling ➢ Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. ➢Pelaksanaan pengambilan sampel yang menggunakan teknik ini, mulamula peneliti harus mengidentifikasi semua karakteristik populasi, maupun dengan cara lain dalam mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. ➢Setelah itu barulah peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian. ➢Jadi teknik pengambilan sampel dengan pupossive sampling berdasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti. 63
  • 64. b. Nonrandom sampling 2) Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju) ➢ Proses pengambilan sample dengan cara sambung menyambung informasi dari unit satu dengan unit lain sehingga menjadi satu kesatuan unit yang banyak. ➢ Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju 64
  • 65. b. Nonrandom sampling 3) Quota sampling (penarikan sample secara jatah). ➢Teknik sampling ini dilakukan dengan cara pertama-tama menetapkan berapa besarnya jumlah sampel yang diperlukan. ➢Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data. ➢Kemudian menetapkan banyaknya jatah atau quotum, maka jatah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan. ➢Anggota populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi masalah, yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi. 65
  • 66. b. Nonrandom sampling 4) Accidental sampling atau convenience sampling ➢ Metode yang proses pengambilan sampelnya cukup dengan mengambil siapa saja yang kebetulan ditemui oleh observer di lapangan sesuai kebutuhan studi. ➢ Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan 66
  • 67. PENETAPAN JUMLAH SAMPEL ➢Berapakah besar jumlah yang dinyatakan memenuhi syarat untuk penelitian ? ➢Apa saja yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan jumlah sampel ? 67
  • 68. PENETAPAN JUMLAH SAMPEL Ada beberapa pertimbangan untuk penetapan jumlah sampel : 1. Sejauh mana homogenitas populasi. Jika populasi 100 persen homogen besar sampel tak jadi persolan (misal menen-tukan golongan darah). Namun jika populasi kurang homogen besar jumlah sampel harus dipertimbangkan. 2. Apakah sampel memenuhi jumlah mini-mum untuk analisis statistik (untuk penelitian kuantitatif analitik) 68
  • 69. Ukuran Sampel Kuantitatif : dapat ditaksir dengan akurat, berdasar analisis yang akan dilakukan, presisi estimasi yang diinginkan, kesalahan random yang masih bisa ditoleransi, kuasa statistik yang diharapkan Kualitatif : Ukuran sampel cukup besar jika peneliti telah puas bahwa data yang diperoleh cukup kaya dan cukup meliput dimensi yang diteliti. Umumnya sekitar 40 responden, jarang >200 69
  • 70. SAMPLE SIZE / UKURAN SAMPEL Tergantung pada : • Pertimbangan representative • Adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya sampel. • Pertimbangan analisis • Kebutuhan rencana analisis yang menentukan batas minimal besar sampel. 70
  • 71. Variabel-variabel yang akan menentukan jumlah sampel Tingkat kemaknaan statistik (a) Kuasa statistik (1-ß) Besarnya pengaruh variabel terhadap efek Proporsi efek pada populasi tak terpapar (kohort) Proporsi paparan pada populasi normal (kasus kontrol) Perbandingan ukuran sampel antar kelompok studi yang dikehendaki 71
  • 72. • Peneliti menentukan a dan ß berdasar pertimbangan resiko yang masih dapat diterima dari penelitian (0.05, 0.01, 0.001 dst) • Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap efek ditetapkan oleh peneliti berdasar hasil penelitian sebelumnya 72
  • 73. 73
  • 74. 74
  • 75. PENENTUAN BESARNYA SAMPEL (SAMPLE SIZE) Penetapan jumlah sampel tergantung pada: 1. Adanya sumber data yang dapat digunakan untuk menetapkan batas maksimal dari besarnya sample 2. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya sampel: a. Angka perkiraan dari proporsi yang mau diukur (misal: penelitianpenyakit jantung koroner ditetapkan 50%) b. Tetapkan tingkat kepercayaan (misal: 5%, atau 1%) c. Tetapkan derajat kepercayaan (Confidence levels) misal: 95%, atau 99%. 3. Hitung jumlah/besar sampel 75
  • 76. 76
  • 77. Contoh: Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X N=923.000, prevalensi gizi kurang tidak diketahui.Tentukan besar sampel (n) yang harus diambil bila dikehendaki derajat kemaknaan(1- a =95% dengan estimasi penyimpangan(a=0,05) Bila dimasukan ke dalam formula di atas diperoleh besarnya sampel n = 480 77
  • 78. 78
  • 79. 79
  • 80. 80
  • 81. 81
  • 82. 82
  • 83. Beberapa contoh menentukan sample size • Hair et al (1998) Rasio antara jumlah subjek dan jumlah variabel independen dalam analisis multivariat dianjurkan sekitar 15 sampai 20 subjek per variabel independen • Pada penelitian dengan teknik analisis regresi multivariat 83
  • 84. Menentukan Ukuran Sampel Tabel Krecjie ➢ Berdasarkan atas kesalahan 5%, atau kepercayaan 95% ➢ Makin besar populasi, makin kecil persentase sampel ➢ Jumlah populasi sampai100.000 Nomogram Harry King ➢ Berdasarkan atas kesalahan bervariasi 5% s/d 15% ➢ Jumlah populasi hanya sampai 2000 ➢ Semakin besar kesalahan maka makin kecil jumlah sampel 84
  • 85. 85
  • 86. 86
  • 87. Menentukan Jumlah Subjek Eksperimental Contoh penggunaan Rumus Federer Sebagai contoh, jika penelitian terdiri dari lima kelompok perlakukan, maka jumlah subjek per kelompok dihitung dengan proses berikut. (n - 1) (5 - 1) ≥ 15 4n – 4 ≥ 15 4n ≥ 19 n ≥ 4,75 87
  • 88. PENGUJIAN HIPOTESIS IR.RUSLI BURHANSYAH, MSi WA 085173119657/Telp 081345125393 PROGRAM PRAKTISI MENGAJAR SEMESTER 2-2023 PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS YUDHARTA 2023
  • 89. TERMINOLOGI Pengujian Hipotesis : prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis yang dibuat. Hipotesis : anggapan dasar/asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang harus dibuktikan kebenarannya. ▪ 60% remaja di kota Bandung melakukan hubungan pra-nikah ▪ Penghasilan masyarakat kota B per bulan lebih dari Rp. 1.000.000.- ▪ 80% masyarakat menyatakan penurunan BBM tidak menurunkan sembako Hipotesis statistik : anggapan dasar/asumsi atau dugaan mengenai parameter populasi (khususnya nilai-nilai parameter).
  • 91. KESIMPULAN KEADAAN SEBENARNYA Hipotesis Benar Hipotesis Salah Terima Hipotesis BENAR KELIRU (Kekeliruan Tipe II) b Tolak Hipotesis KELIRU (Kekeliruan Tipe I) a BENAR KEKELIRUAN DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS a : dikenal sebagai taraf signifikansi/nyata/kebermaknaan (umumnya diambil 1, 5 dan 10%)
  • 92. JENIS HIPOTESIS Hipotesis Nol (H0) Hipotesis Alternatif (H1) Hipotesis Statistik Hipotesis nol adalah hipotesis yang perumusannya mengandung pengertian sama atau tidak ada perbedaan, Untuk menerima atau menolak hipotesis diperlukan kriteria pengujian yang terdiri dari daerah penerimaan dan daerah penolakan -> daerah kritis
  • 93. 0 0 :   = H 0 1 :    H 0 0 :   = H 0 1 :    H 0 0 :   = H 0 1 :    H RUMUSAN HIPOTESIS Misalkan  adalah parameter yang akan diuji dengan nilai yang dihipotesiskannya adalah 0, maka rumusan hipotesisnya dapat mengambil beberapa bentuk : Uji pihak kanan Uji pihak kiri Uji dua pihak
  • 94. BEBERAPA RUMUSAN HIPOTESIS 0 0 :   = H 2 1 0 :   = H k H    = = = ... : 2 1 0 2. Rumusan untuk menguji dua nilai parameter 3. Rumusan untuk menguji lebih dari dua nilai parameter 1. Rumusan untuk menguji satu nilai parameter
  • 95. PENGUJIAN HIPOTESIS HIPOTESIS merupakan suatu proposisi/ pernyataan atau jawaban sementara /dugaan yang mungkin benar dan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/penyelesaian dari suatu masalah untuk penelitian Hipotesis adalah hasil kajian Pustaka atau proses rasional dari peneltiian yg telah mempunyai kebenaran secara teoritis. Kebenaran hipotesis harus diuji secara empirik. Ciri-ciri penting suatu hipotesis (1) Merupakan hasill dari proses toeritis dan komporasi fakta yang handal, yang secara teoritis dapat dipertanggungkan jawabkan kebenarannya. (2) Menyatakan hubungan antara variable (3) Harus dapat diuji artinya feasible untuk memperoleh data pengujian hipotesis itu, (4) Harus spesifik dan sederhana (5) Menyatakan pernyataan tentang karakteristik populasi
  • 99. C. MENENTUKAN KRITERIA PADA DASARNYA MENETAPKAN STATISTIK UJI, MISALNYA : t, F, r atau X2. Nilai dari Statistik uji adalah nilai yang akan dipakai sebagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesis Ho. Kriterian diperoleh dari tabel distribusi tm F, r atau X2. D. PERHITUNGAN STATISTIKA PERHITUNGAN DALAM RANGKA PENGUJIAN HIPOTESIS ARTINYA MENEMUKAN X2, t, F atau r yang diperoleh dari perhitungan data sampel E. MENARIK KEMSIMPULAN MENARIK KESIMPULAN BERARTI MENOLAK HO ATAU MENERIMA HO. JIKA PENELITI BERHASIL MENOLAK HO KITA MENGATAKAN HIPOTESISYG DIAJUKAN TERUJI OLEH DATA (the data support hypothesis). Kesimpulan penelitian adalah hipotesis verbal yang telah diajukan peneliti, Sebaliknya peneliti tidak berhasil menolak Ho maka hipotesis yang diajukan tidak teruji oleh data (the data not support hypothesis) Kesimpulan lain yang tak kalah pentingynya adalah makna atau implikasi dari kesimpulan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
  • 100. 000 . 950 : 0 =  H Diperkirakan bahwa rata-rata penghasilan masyarakat di desa Sukamiskin adalah Rp. 950.000 per bulan. Apakah dugaan ini bisa diterima? 000 . 950 : 1   H
  • 101. PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS • Rumuskan Hipotesis (dua pihak atau satu pihak) • Tentukan statistik uji (Z, t, c2, F dlsb) • Hitung statistik uji • Tentukan daerah kritis (tetapkan tingkat signifikansi/kebermaknaan  a) • Bandingkan statistik uji dengan daerah kritis • Membuat keputusan terima atau tolak H0
  • 102. DAERAH KRITIS 2 / a 2 / a 2 / a 2 / a Daerah Tolak H0 Daerah Tolak H0 Daerah Terima H0 d1 d2 2 / a 2 / a a Daerah Tolak H0 Daerah Terima H0 d 2 / a 2 / a a Daerah Tolak H0 Daerah Terima H0 d Uji pihak kanan Uji pihak kanan Uji 2 pihak
  • 103. n s x t 0  − = Uji Satu Rata-rata,populasi berdistribusi normal n x z  0 − = Hipotesis Statistik Uji : Simpangan baku populasi tidak diketahui ( diganti oleh s sampel) Simpangan baku populasi () diketahui 0 1 :    H melawan 0 0 :   = H 0 1 :    H 0 1 :    H atau atau
  • 104. CONTOH KASUS 1 Sebuah pabrik batere mobil menyatakan bahwa rata-rata daya pakai produknya adalah 7 tahun dengan simpangan baku 0,5 tahun. Dari inspeksi terhadap 40 buah sampel batere diperoleh bahwa rata-rata daya pakai ini adalah 6,2 tahun. Apakah pendapat pabrik tersebut bisa anda terima? H0 :  = 7 H1 :   7 n x z  0 − = 11 , 10 0791 , 0 8 , 0 32 , 6 / 5 , 0 8 , 0 40 5 , 0 7 2 , 6 − = − = − = − = z Karena ukuran sampel cukup besar dan  diketahui Uji 2 pihak Tentukan statistik uji Rumusan Hipotesis
  • 105. 2 / a 2 / a 2 / a 2 / a Daerah Tolak H0 Daerah Tolak H0 Daerah Terima H0 -1,67 1,67 Karena z terletak di daerah kritis maka tolak Ho, artinya tolak hipotesis bahwa daya pakai produk sama dengan 7 tahun. Tentukan daerah kritis (ambil a = 5%) Letakkan nilai z (-10,11) di atas dalam daerah kritis. Jika z terletak di daerah kritis berarti tolak H0 Nilai ini diambil dari tabel z dengan nilai peluang 0,4750
  • 106. CONTOH KASUS 2 Pabrik bola lampu “Caang” menyatakan bahwa produknya mempunyai daya pakai lebih dari 2 tahun. Hasil pengujian yang dilakukan oleh yayasan lembaga konsumen terhadap 10 lampu mendapatkan bahwa rata-rata daya tahan bola lampu tersebut adalah 2,2 tahun dengan simpangan baku 0,4 tahun. Dari hasil ini apakah pernyataan tersebut dapat diterima dengan taraf keyakinan 5%. H0 :  = 2 H1 :  > 2 n s x t 0  − = Rumusan Hipotesis Statistik uji 581 , 1 1265 , 0 2 , 0 10 4 , 0 0 , 2 2 , 2 = = − = t
  • 107. 2 / a 2 / a 05 , 0 = a Daerah Tolak H0 Daerah Terima H0 2,262 t=1,581 Tentukan daerah kritis (lihat tabel t dengan df = 10-1 dan ambil a = 5%) Kesimpulan : nilai t masuk dalam daerah terima H0, berarti maka pernyataan pabrik tersebut bahwa daya tahan produknya lebih besar dari 2 tahun tidak dapat diterima
  • 108. Uji Satu Proporsi (p) n n x z / ) 1 ( / 0 0 0 p p p − − = Hipotesis Statistik Uji : 0 0 : p p = H 0 1 : p p  H 0 1 : p p  H 0 1 : p p  H melawan atau atau Kriteria terima dan tolak Hipotesis lihat tabel Z
  • 109. Contoh kasus 3 Pabrik gelas “Kawung” mengklaim bahwa paling sedikit 95% gelas yang diproduksinya berkualitas baik. Sebuah penelitian dari 200 sampel gelas memperlihatkan adanya gelas yang cacat sebanyak 18 buah. Apakah anda menerima pernyataan pabrik tersebut? Uji dengan taraf signifikasi 5% H0 : p = 0,95 H1 : p > 0,95 n n x z / ) 1 ( / 0 0 0 p p p − − = 597 , 2 0154 , 0 95 , 0 91 , 0 200 / ) 05 , 0 ( 95 , 0 95 , 0 200 / 182 − = − = − = z Rumusan Hipotesis Statistik Uji
  • 110. 2 / a 2 / a 05 , 0 = a Daerah Tolak H0 Daerah Terima H0 1,65 z Tentukan daerah kritis (lihat tabel z dengan nilai p = 0,4500) Karena z hitung < z tabel (terletak di daerah terima H0), maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pabrik tersebut yang menyatakan bahwa produk yang tidak baik paling sedikit 95% tidak dapat diterima. -2,597
  • 111. Uji Dua Rata-rata,populasi independen dan berdistribusi normal Rumusan Hipotesis 2 1 0 :   = H 2 1 1 :    H 2 1 1 :    H 2 1 1 :    H melawan atau atau 2 1 2 1 1 1 n n x x z + − =  Statistik Uji : 2 1 2 1 1 1 n n s x x t + − = 2 2 1 − + = n n df 2. Asumsi : 1 = 2 =  tidak diketahui Statistik Uji : 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2 − + − + − = n n s n s n s 1. Asumsi : 1 = 2 =  diketahui
  • 112. 3. Asumsi : Jika 1 ≠ 2 =  dan tidak diketahui Lakukan rumus pendekatan. Untuk mempermudah gunakan SPSS. Dalam hal ini SPSS memberikan pilihan untuk menghadapi asumsi seperti ini.
  • 113. Contoh kasus 4 Metode Demonstrasi Kontrol 85 88 65 75 76 79 90 78 79 93 75 70 64 73 70 69 66 58 60 59 Untuk melihat efektifitas sebuah metode Demonstrasi, dilakukan uji terhadap dua kelompok siswa, Skor dari tes ini adalah :
  • 115.
  • 116.
  • 117. Uji Dua Rata-rata,observasi berpasangan Analisis melalui SPSS ambil pilihan Paired Sample t-Test Istri Suami - - - - - - - - - - Contoh : Sebelum Sesudah - - - - - - - - - - 0 : 0 = d H 0 : 1  d H Hipotesis
  • 119.
  • 120.
  • 121. Uji Dua Proporsi Rumusan Hipotesis 2 1 0 : p p = H 2 1 1 : p p  H 2 1 1 : p p  H 2 1 1 : p p  H melawan atau atau Statistik Uji : Kriteria terima dan tolak Hipotesis lihat tabel Z       + − = ) 1 ( ) 1 ( / / 1 1 2 2 1 1 n n pq n x n x z 2 1 2 1 n n x x p + + = p q − = 1
  • 122. Contoh kasus 5 Dua kelompok uji yang disebut X dan Y masing-masing terdiri dari 100 orang diketahui menderita penyakit tetelo. Sebuah perusahaan farmasi berhasil menemukan sebuah serum yang diberi nama “meteor garden” untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Untuk menguji efektifitas serum ini, serum tersebut diberikan kepada kelompok X, sedang kelompok Y tidak diberikan (dianggap sebagai kelompok kontrol). Setelah beberapa waktu, yang sembuh dari kelompok X adalah 75 orang dan dari kelompok Y sebanyak 65 orang. Dari hasil ini periksalah apakah pemberian serum tersebut efektif? Gunakan taraf signifikasi 1% dan 5%. Percobaan Kontrol p = 65% p = 75%
  • 123. Hipotesis Statistik Uji : 2 1 0 : p p = H 2 1 1 : p p  H melawan 54 . 1 ) 100 1 ( ) 100 1 ( ) 3 . 0 )( 7 . 0 ( 65 . 0 75 . 0 =       + − = z       + − = ) 1 ( ) 1 ( / / 1 1 2 2 1 1 n n pq n x n x z 70 . 0 100 100 65 75 = + + = p 2 1 2 1 n n x x p + + = Hitung : 2 / a 2 / a 2 / a 2 / a Daerah Tolak H0 Daerah Tolak H0 Daerah Terima H0 -1,67 1,67 Terima H0, tidak ada perbedaan, berarti serum tidak efektif
  • 124. BEBERAPA UJI LAIN • Uji Simpangan Baku • Uji Perbedaan lebih dari 2 rata-rata
  • 125. UJI HIPOTESIS SECARA NON- PARAMETRIK • Dilakukan jika kita tidak dapat memenuhi asumsi normalitas distribusi populasi. • Lebih mudah • Umumnya digunakan untuk data yang bersifat kualitatif • Ukuran sampel sangat fleksibel (bahkan untuk ukuran yang cukup kecil)
  • 126. BEBERAPA UJI PENTING • Uji Mann-Whitney, pengganti uji t sampel independen • Uji Wilcoxon, pengganti uji t sampel berpasangan • Uji Kruskall-Wallis,uji lebih 2 rata-rata
  • 127. ASSIGMENT 1. Sebuah pabrik tali menyatakan bahwa kekuatan tali produksinya mempunyai rata-rata lebih 300 lb. Hasil pengujian tep 64 utas tali menghasilkan rata-rata kekuatan tali adalah 310 lb dengan simpangan baku 24 lb. Apakah pernyataan pabrik tersebut dapat diterima. Gunakan taraf kebermaknaan 5%. 2. Sebuah perusahaan farmasi mengklaim bahwa obat “ANTIKIT” yang diproduksinya, 90% efektif dalam menyembuhkan alergi dalam waktu 8 jam. Dari sebuah sampel sebanyak 200 orang yang mempunyai alergi, ternyata 160 orang bisa disembuhkan oleh obat tersebut. Dari sampel ini tentukanlah apakah klaim dari perusahaan tersebut dapat diterima? 3. Telah dilakukan penelitian tentang produksi bola lampu dari dua merek mesin. Sampel acak sebanyak 200 bola lampu diambil dari mesin A dan 100 bola lampu dari mesin B. Dari kedua sampel acak ini ternyata ditemukan bola lampu yang cacat yang dihasilkan oleh mesin A adalah 19 buah dan mesin B sebanyak 5 buah. Apakah kualitas kedua mesin berbeda. 4. Ada anggapan bahwa jumlah kesalahan yang dibuat oleh karyawan shift pagi lebih sedikit dibandingkan dengan karyawan yang bekerja pada shift malam. Sebuah pengamatan terhadap kesalahan yang dibuat karyawan di sebuah perusahaan memberikan hasil sebagai berikut : Shift Pagi : 12, 10, 7, 9, 14, 8, 7, 11, 10, 6 Shift Malam : 10, 13, 8, 14, 13, 9, 11, 13, 15, 10 Dari data ini, apakah anggapan yang jumlah kesalahan antara shift pagi dan malam adalah berbeda bisa diterima