SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
- 1 -
TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL
MERESUME MATERI KE-2 SAMAPI KE-7
OLEH
NI MADE LENA ELISA
11150878
6K C1.3 SELASA
MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN
- 2 -
1. Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi
Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau
moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama
ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi
ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
 Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer
teknologi.
 Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana
adanya perusahaan Multi Nasional.
 Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk
meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.

 Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional
sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah
globalisasi.
Tujuan Ekonomi International
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat
manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan
dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan,
perasuransian, diplosiasi dll
Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan
international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan
oleh hal – hal dibawah ini :
- 3 -
 Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum
peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb
 Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam
kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar
 Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi
dan cultural
Ruang Lingkup
 Teori dan kebijakanPerdagangan International
 Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International
 Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International
 Perusahaan International dan Bisnis International
Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita
berikutnya
1. Pelita I
Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah
tentang perekonomian membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga
ekspor dan impor. Peraturan pemerintah pada bulan agustus 1971
membahas tentang devaluasi rupiah terhadap dollar amerika dengan
memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga pokok,
peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, penyebaran barang di dalam
negeri.
2. Pelita II
- 4 -
Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini
adalah dengan melakukan penghapusan pajak ekspor untuk
mempertahankan daya saing di pasar dunia. Penggalakan PMA dan
PMDN untuk mendorong investasi dalam negeri, yang menghasilakn
cadangan devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya
tabungan pemerintah dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada
periode pelita II tersebut. Sedangkan kebijakan moneter yang dilakukan
pemerintah adalah meningkatkan hasil produksi nasional dan daya saing
komoditi ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%, resesi dan krisis dunia
tahun 1979, serta penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan
peningkatan bea masuk komoditi impor lainnya.
3. Pelita III
Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada
pangan, serta menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman
tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam
suasana politik dan ekonomi yang stabil.
4. Pelita IV
- 5 -
Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non
migas dan pengurangan biaya tinggi dengan :
a) Pemberantasan pungli
b) Mempermudah prosedur kepabeanan
c) Menghapus dan memberantas biaya siluman
Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 : deregulasi bidang perdagangan,
moneter, dan penanaman modal dengan cara :
a) Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan
bahan baku
b) Proteksi produksi yang lebih efisien
c) Kebijakan penanaman modal
Paket Kebijakan 15 Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi, inovasi,
dan produktivitas beberapa sektor industri (menengah ke atas) guna
meningkatkan ekspor non migas, adapun langkah-langkahnya:
a) Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor
b) Pembebasan dan keringanan bea masuk
c) Penyempurnaan klasifikasi barang
- 6 -
Paket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi
bidang ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan (deregulasi).
Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan
pasar modal dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya
pembangunan.
Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan
debirokratisasi bidang perdagangan dan hubungan laut.
Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan
dibidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan
perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif, juga berisi
mengenai deregulasi dalam hal pendirian perusahaan asuransi.
5. Pelita V
Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan
swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya;
dan sektor industri khususnya industri yang menghasilkan barang ekspor,
industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil
pertanian, serta industri yang dapat mengahsilkan mesin mesin industri.
Diantaranya dengan cara :
a) Mengenakan tarif dan atau kuota
b) Mengawasi pemakaian valuta asing
c) Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan
prosedur ekspor, memberantas pungli dan biaya siluman
- 7 -
d) Menstabilkan harga dan upah di dalam negeri
e) Melakukan devaluasi
6. Pelita VI
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang
berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor
ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode
ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam
negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru
runtuh.
Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot
penambangan minyak dan pertambangan, sehingga pemasukan negara dari
migas meningkat dari $0,6 miliar pada tahun 1973 menjadi $10,6 miliar
pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang memiliki
nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia
di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan
ekonomi.
7. Pelita VII
Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang
ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan
- 8 -
pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya.
2. PERDAGANGAN ANTAR NEGERA
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah
suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan
internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.
Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun,
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan
beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.
Manfaat perdagangan antar negara
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai
berikut:
 Memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional,
setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
- 9 -
 Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor
barang tersebut dari luar negeri.
 Memperluas pasar dan menambah
keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan
produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya
secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri
 Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut :
 Untuk memenuhi kebutuhan barang dan
jasa dalam negeri
 Keinginan memperoleh keuntungan dan
meningkatkan pendapatan negara
 Adanya perbedaan kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan
- 10 -
teknologi dalam mengolah sumber daya
ekonomi
 Adanya kelebihan produk dalam negeri
sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut.
 Adanya perbedaan keadaan seperti
sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,
budaya, dan jumlah penduduk yang
menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan
produksi.
 Adanya kesamaan selera terhadap suatu
barang.
 Keinginan membuka kerja sama,
hubungan politik dan dukungan dari
negara lain.
 Terjadinya era globalisasi sehingga tidak
satu negara pun di dunia dapat hidup
sendiri.
 Adanya perbedaan iklim
 Adanya perbedaan biaya produksi dan
spesialisasi produksi
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang
ekonomi saja. Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga
semakin terasa. Bidang itu antara lain politik, sosial, dan pertahanan
keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional dilakukan semua
negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan
manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain.
Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja
- 11 -
sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan
internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya, Rusia, China,
dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki fungsi sosial.
Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara
penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping
memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika
krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat pada krisis ekonomi. Akibat
berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era globalisasi ini banyak
muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya dimiliki
oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki
oleh beberapa orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional
seperti ini dapat mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya
banyak orang dari berbagai negara saling bekerja sama. Maka terjadilah
persabatan di antara mereka. Perdagangan internasional juga bermanfaat di
bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan politik
antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan
dagang.
Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan.
Misalnya, suatunegara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara
ini dapat ditekan dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak
diperbolehkan menjalin hubungan dagangdengan negara tersebut. Biasanya
upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan demi
terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait dengan
pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk
mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu
memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata. Untuk mencegah
perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama
internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap,
obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular,
- 12 -
dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai.
Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang
dan bagasi ketika memasuki suatu negara.Pemeriksaan ini diperlukan untuk
melihat apakah pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek
barang-barang tersebut barang selundupan ataupun barang terlarang atautidak.
Cara yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat dokumen
barang, menggunakan detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing
pelacak.
3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik)
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya
volum perdagangan global teramat sangat penting.
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa
pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana
kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk
pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur
perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme
mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme
akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara
Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi
merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan
munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam
bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh
Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.
Pandangan Aliran Merkantilisme tentang Perdagangan Internasional
- 13 -
Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap
bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi
uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan
nasional. Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu
berdasarkan feodalisme. Sistem feodal pada dasarnya menanggapi
kebutuhan penduduk akan perlindungan
terhadap gangguan perampok. Jaminan keselamatan tersebut diberikan
oleh para raja terhadap para bangsawan, kerabat, dan bawahannya. Sistem
inilah yang melahirkan tuan tanah, bangsawan, kaum petani, dan para
vassal yaitu raja-raja kecil yang diharuskan untuk membayar upeti
terhadap raja besar. Ketika merkantilisme mulai berkembang, sistem
feodalisme yang usang sedikit demi sedikit mulai terkikis, hak-hak
istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah dan para bangsawan mulai
dihapus, lapisan-lapisan sosial yang melekat pada sistem feodal mulai
dihilangkan, cara produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai
ditinggalkan.
4. Teori keunggulan mutlak
Keunggulan Mutlak Adam Smith (Absolute Advantage / Absolute Cost)
Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal
dengan teori keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara
menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di
dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan
antar bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua
negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia
mempunyai keunggulan yang absolut dan mengimpor saja komoditi-
komoditi lainnya. Apa yang dimaksud dengan keunggulan yang absolut?
Maksudnya begini, jika negara A dapat memproduksi kentang untuk 8 unit
per tenaga kerja sedangkan negara B untuk komoditi yang sama hanya
dapat memproduksi 4 unit per tenaga kerja, sedangkan untuk komoditi lain
misalnya gandum, negara A hanya dapat memproduksi 6 unit per tenaga
- 14 -
kerja sedangkan untuk negara B dapat memproduksi 12 unit per tenaga
kerja, maka dapat disimpulkan bahwa negara A mempunyai keunggulan
absolut dalam produksi kentang dibandingkan dengan negara B,
sedangkan negara B dapat dikatakan mempunyai keunggulan absolut
dalam produksi gandum dibandingkan negara A. Perdagangan
internasional yang saling menguntungkan antara kedua negara tersebut
jika negara A mengekspor kentang dan mengimpor gandum dari negara B,
dan sebaliknya negara B mengekspor gandum dan mengimpor kentang
dari negara A.
5. Keunggulan komparatif JS Mill dan David Ricardo (Comparative Cost)
Teori perdagangan internasional yang lain diperkenalkan oleh David
Ricardo. Teorinya dikenal dengan nama teori keunggulan komparatif.
Berbeda dengan teori keunggulan absolut yang mengutamakan
keunggulan absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu
negara dibandingkan dengan negara lain, teori ini berpendapat bahwa
perdagangan internasional dapat terjadi walaupun
satu negara tidak mempunyai keunggulan absolut, asalkan harga
komparatif di kedua negara berbeda.
Ricardo berpendapat sebaiknya semua negara lebih baik
berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai
keunggulan komparatif dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.
Teori ini menekankan bahwa perdagangan internasional dapat saling
menguntungkan jika salah satu negara tidak usah memiliki keunggulan
absolut atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith,
namun cukup memiliki keunggulan komparatif di mana harga untuk suatu
komoditi di negara yang satu denganyang lainnya relatif berbeda.
- 15 -
Keunggulan Kompetitif secara umum (model daya saing internasional ME Porter
dan Model 9 Faktor Dong Sung Cho)
Teori Porter tentang daya saing berangkat dari keyakinannya bahwa teori
ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak
mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara
memperoleh keunggulan daya saing jika perusahaan (yang ada di negara
tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan
industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Porter
menawarkan Diamond Model sebagai tool of analysis sekaligus kerangka
dalam membangun resep memperkuat daya saing.
Dalam perjalanan waktu, diamond model-nya Porter tak urung menuai kritik
dari berbagai kalangan. Pada kenyataannya, ada beberapa aspek yang tidak
termasuk dalam persamaan Porter ini, salah satunya adalah bahwa model
diamond dibangun dari studi kasus di sepuluh negara maju, sehingga tidak
terlalu tepat jika digunakan untuk menganalisis negara – negara sedang
membangun. Selain itu, meningkatnya kompleksitas akibat globalisasi, serta
perubahan sistem perekonomian mengikuti perubahan rezim politik,
menjadikan model diamond Porter hanya layak sebagai pioner dan
acuanpertama dalam kancah studi membangun daya saing negara.
6. TEORI MODERN
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia
yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan
penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu
dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif.
Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya
jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors)
oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya
perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-
O ini dikenal sebagai ”The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya
- 16 -
negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah
dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk
kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara
akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor
produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
 . Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di
dalam suatu negara.
 Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya
produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total
kuantitas produk yang sama.
Isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang
menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat
produksi yang sama.
CONTOH :
Kurva isoquant menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang
menghasilkan jumlah produk yang sama
COMBINATION
S
UNITS OF
CAPITAL
UNITS OF
LABOUR
TOTAL
OUTPUT
A 50 1 1500
- 17 -
B 45 2 1500
C 41 3 1500
D 38 4 1500
2. Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang
menunjukan kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan
sejumlah anggaran tertentu.
Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang
sama.
Contoh :
- 18 -
Combinations Units of
Capital
Units of Labour Total
expenditure
Price = 150 Price = 100
A 8 0 1200
B 6 3 1200
C 4 6 1200
D 2 9 1200
E 0 12 1200
- 19 -
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks,
melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta,
fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika
serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai
paradoks leontief.
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang
menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara
dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk
PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan
yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost.
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan
suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya
pada berbagai kemungkinan harga.
7. KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
Pengertian
KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau
kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun
- 20 -
tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada
perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa
tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di
dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap
perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan
moneter dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah
tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap
rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca
pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis
kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan
pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran
internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya
pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau
pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah
yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg
- 21 -
bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer
terhadap negara lain.
Tujuan Kebijakan Internasional
Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain
baik pengaruh ekonomi, politik dan militer.
Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu
akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi
produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu
hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan,
Quota dll dihilangkan atau dikurangi. .
Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk
melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan
melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena
dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barang-barang
impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif,
kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP);
negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah
mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak
menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang
posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil
kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange
control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini
pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
- 22 -
Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan
(Infant Industries).
Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong
impor barang barang yang esensial.
Mendorong ekspor dll.
MACAM-MACAM RESTRIKSI DALAM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang
melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara
untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu
merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena
kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi
tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas
memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
- 23 -
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi
industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan
barang impor yang terkena tarif.
Tarif digolongkan menjadi:
Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar
dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah
dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean.
Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi
kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area disini lebih luas
daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka
custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara.
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang
tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa
Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
- 24 -
Pembedaan tariff menurut jenisnya
Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran
fisik daripada barang.
Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.
System tarif:
Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya
ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain).
Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut
conventional tariff.
Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian
autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and
conventional form”.
Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column
tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-
negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama
“preferential system”.
- 25 -
Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
macam efek tariff tersebut adalah:
efek terhadap harga (price effect)
efek terhadap konsumsi (consumption effect)
efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff
terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva
penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff
terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of
- 26 -
protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut.
Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka
effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
Alasan pembebanan tariff
Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya
melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor,
ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang
lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai
pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara
itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau
permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis
permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga
pembebanan tariff dapat lebih effective.
Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum
tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu
pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan
- 27 -
terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat
sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan.
Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah
perlindungan tariff.
Diversifikasi
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja
akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di
pasaran dunia goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat
berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang
dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan
semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat
diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.
Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi
dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja.
Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan
kerja.
Anti dumping
- 28 -
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam
negeri.
Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara
tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila
membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar
negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang
sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.
The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara
yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat
upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu
untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja
yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu
membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat upahnya
rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi
dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang
akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
Home market
- 29 -
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan
prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja
yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif
tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk
melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam
kurva berikut :
Keterangan :
OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff
OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam
OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor
OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor
Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor.
Harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri
meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi
konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan
pemerintah dan tarif barang-barang impor.
- 30 -
KEBIAJAKN NONTARIF
Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan
jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh
pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun
ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi.
Kuota Impor
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan
sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.
Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan
berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam
perdagangan.
- 31 -
Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang
tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan
tarif yang tinggi.
Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor
dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir.
Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal
tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat
bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya
kuota.
Kuota Ekspor
- 32 -
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan ,
antara lain :
mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang
dianggap berbahaya;
menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;
mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga
stabilitas ekonomi dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan
komoditas perdagangan penting.
Larangan Ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional
yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean
suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena
menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara.
Larangan Impor
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan
dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk
melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan
mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas)
tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian
yang besar.
Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap
harga barang akan tampak seperti berikut :
- 33 -
Keterangan :
OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor
Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan
OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor
OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor
OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang
impor di pasar (impor = 0)
OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang
lebih banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi.
Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang
dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para
produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah
sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa :
uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
subsidi per unit produksi.
- 34 -
Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor
dapat digambarkan dalam kurva berikut.
Keterangan :
QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi
Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam
negeri
OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri
OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran
bergeser dari So ke S
OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi
Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri
PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam
negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang
juga tetap sebesar OQ2.
Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual
barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di
bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume
perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan
konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang
- 35 -
sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah
negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor
yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan
untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu
perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan
harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri.
Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar
negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt
menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt
memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan utk mendpt profit maksimum.
Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar
negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam
negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri.
Anti Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade
Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn
mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan
Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti
Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu
penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair
trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
- 36 -
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di
luar negeri.
Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak
dapat membeli barang dari luar negeri.

More Related Content

What's hot

Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomiStrategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomiNamirah Namirah
 
Perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomiPerbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomimayonknet
 
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomiPerdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomiYousuf Kurniawan
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan Pembangunan EkonomiMellisaayu
 
Dasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeDasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeIhsan Amruh
 
Teori Kebijakan Fiskal di Indonesia
Teori Kebijakan Fiskal di IndonesiaTeori Kebijakan Fiskal di Indonesia
Teori Kebijakan Fiskal di IndonesiaDeviana Febrianti
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroaudi15Ar
 
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiBab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiJajang Sulaeman
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahRanti Pusriana
 
Manajemen pemasaran internasional
Manajemen pemasaran internasionalManajemen pemasaran internasional
Manajemen pemasaran internasionalChandra Cah-Hobi
 

What's hot (20)

Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Keseimbangan Perekonomian TerbukaKeseimbangan Perekonomian Terbuka
Keseimbangan Perekonomian Terbuka
 
Perekonomian terbuka
Perekonomian terbukaPerekonomian terbuka
Perekonomian terbuka
 
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomiStrategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
Strategi pembangunan & pertumbuhan ekonomi
 
Perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomiPerbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Perbedaan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomiPerdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi
 
Perekonomian Terbuka
Perekonomian TerbukaPerekonomian Terbuka
Perekonomian Terbuka
 
Presentasi pendapatannasional
Presentasi pendapatannasionalPresentasi pendapatannasional
Presentasi pendapatannasional
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
 
Dasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of tradeDasar tukar atau term of trade
Dasar tukar atau term of trade
 
Teori Kebijakan Fiskal di Indonesia
Teori Kebijakan Fiskal di IndonesiaTeori Kebijakan Fiskal di Indonesia
Teori Kebijakan Fiskal di Indonesia
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Persaingan Monopolistik
Persaingan MonopolistikPersaingan Monopolistik
Persaingan Monopolistik
 
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiBab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Manajemen pemasaran internasional
Manajemen pemasaran internasionalManajemen pemasaran internasional
Manajemen pemasaran internasional
 
Struktur pasar
Struktur pasarStruktur pasar
Struktur pasar
 

Similar to Ekonomi Internasional

Perdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalPerdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalOKCTA
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalWarsih acih
 
Tugas resume uts
Tugas resume utsTugas resume uts
Tugas resume utsPutriUniba
 
pertemuan 12.pptx
pertemuan 12.pptxpertemuan 12.pptx
pertemuan 12.pptxDifaAbrilU
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
Kebijakan makro ekonomi dalam perekonomian terbuka
Kebijakan makro ekonomi dalam perekonomian terbukaKebijakan makro ekonomi dalam perekonomian terbuka
Kebijakan makro ekonomi dalam perekonomian terbukadarma wati
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosarosa wati
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...erika herawati
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalnova santi
 
Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Wahyu Putri
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1Rahmi Putrhii II
 
Resume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsResume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsabdullucky
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalNurmalaSari52
 
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...Rame Priyanto
 
Peranan perdagangan internasional dalam Produktifitas dan perekonomian
Peranan perdagangan internasional dalam  Produktifitas dan perekonomianPeranan perdagangan internasional dalam  Produktifitas dan perekonomian
Peranan perdagangan internasional dalam Produktifitas dan perekonomiancekkembali dotcom
 

Similar to Ekonomi Internasional (20)

Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Perdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalPerdagangan Internasional
Perdagangan Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas resume uts
Tugas resume utsTugas resume uts
Tugas resume uts
 
pertemuan 12.pptx
pertemuan 12.pptxpertemuan 12.pptx
pertemuan 12.pptx
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 
Kebijakan makro ekonomi dalam perekonomian terbuka
Kebijakan makro ekonomi dalam perekonomian terbukaKebijakan makro ekonomi dalam perekonomian terbuka
Kebijakan makro ekonomi dalam perekonomian terbuka
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsResume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional uts
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...
11, sm, rame priyanto, hapzi ali, global economy and blue ocean strategy, unv...
 
Peranan perdagangan internasional dalam Produktifitas dan perekonomian
Peranan perdagangan internasional dalam  Produktifitas dan perekonomianPeranan perdagangan internasional dalam  Produktifitas dan perekonomian
Peranan perdagangan internasional dalam Produktifitas dan perekonomian
 

Ekonomi Internasional

  • 1. - 1 - TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL MERESUME MATERI KE-2 SAMAPI KE-7 OLEH NI MADE LENA ELISA 11150878 6K C1.3 SELASA MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN
  • 2. - 2 - 1. Ekonomi Internasional Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:  Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi.  Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional.  Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.   Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi. Tujuan Ekonomi International Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini :
  • 3. - 3 -  Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb  Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar  Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural Ruang Lingkup  Teori dan kebijakanPerdagangan International  Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International  Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International  Perusahaan International dan Bisnis International Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita berikutnya 1. Pelita I Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah tentang perekonomian membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga ekspor dan impor. Peraturan pemerintah pada bulan agustus 1971 membahas tentang devaluasi rupiah terhadap dollar amerika dengan memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, penyebaran barang di dalam negeri. 2. Pelita II
  • 4. - 4 - Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini adalah dengan melakukan penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing di pasar dunia. Penggalakan PMA dan PMDN untuk mendorong investasi dalam negeri, yang menghasilakn cadangan devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya tabungan pemerintah dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada periode pelita II tersebut. Sedangkan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan hasil produksi nasional dan daya saing komoditi ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%, resesi dan krisis dunia tahun 1979, serta penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan peningkatan bea masuk komoditi impor lainnya. 3. Pelita III Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. 4. Pelita IV
  • 5. - 5 - Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non migas dan pengurangan biaya tinggi dengan : a) Pemberantasan pungli b) Mempermudah prosedur kepabeanan c) Menghapus dan memberantas biaya siluman Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 : deregulasi bidang perdagangan, moneter, dan penanaman modal dengan cara : a) Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku b) Proteksi produksi yang lebih efisien c) Kebijakan penanaman modal Paket Kebijakan 15 Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas beberapa sektor industri (menengah ke atas) guna meningkatkan ekspor non migas, adapun langkah-langkahnya: a) Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor b) Pembebasan dan keringanan bea masuk c) Penyempurnaan klasifikasi barang
  • 6. - 6 - Paket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi bidang ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan (deregulasi). Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan pasar modal dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan. Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan debirokratisasi bidang perdagangan dan hubungan laut. Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan dibidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif, juga berisi mengenai deregulasi dalam hal pendirian perusahaan asuransi. 5. Pelita V Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya; dan sektor industri khususnya industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat mengahsilkan mesin mesin industri. Diantaranya dengan cara : a) Mengenakan tarif dan atau kuota b) Mengawasi pemakaian valuta asing c) Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor, memberantas pungli dan biaya siluman
  • 7. - 7 - d) Menstabilkan harga dan upah di dalam negeri e) Melakukan devaluasi 6. Pelita VI Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh. Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar pada tahun 1973 menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan ekonomi. 7. Pelita VII Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan
  • 8. - 8 - pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. 2. PERDAGANGAN ANTAR NEGERA Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. Manfaat perdagangan antar negara Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:  Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
  • 9. - 9 -  Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.  Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri  Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :  Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri  Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara  Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
  • 10. - 10 - teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi  Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.  Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.  Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.  Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.  Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.  Adanya perbedaan iklim  Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja. Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja
  • 11. - 11 - sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh beberapa orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka. Perdagangan internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan dagang. Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatunegara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagangdengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan demi terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata. Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular,
  • 12. - 12 - dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu negara.Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan ataupun barang terlarang atautidak. Cara yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat dokumen barang, menggunakan detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing pelacak. 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik) Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia. Pandangan Aliran Merkantilisme tentang Perdagangan Internasional
  • 13. - 13 - Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional. Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu berdasarkan feodalisme. Sistem feodal pada dasarnya menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan terhadap gangguan perampok. Jaminan keselamatan tersebut diberikan oleh para raja terhadap para bangsawan, kerabat, dan bawahannya. Sistem inilah yang melahirkan tuan tanah, bangsawan, kaum petani, dan para vassal yaitu raja-raja kecil yang diharuskan untuk membayar upeti terhadap raja besar. Ketika merkantilisme mulai berkembang, sistem feodalisme yang usang sedikit demi sedikit mulai terkikis, hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan. 4. Teori keunggulan mutlak Keunggulan Mutlak Adam Smith (Absolute Advantage / Absolute Cost) Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal dengan teori keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan antar bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan yang absolut dan mengimpor saja komoditi- komoditi lainnya. Apa yang dimaksud dengan keunggulan yang absolut? Maksudnya begini, jika negara A dapat memproduksi kentang untuk 8 unit per tenaga kerja sedangkan negara B untuk komoditi yang sama hanya dapat memproduksi 4 unit per tenaga kerja, sedangkan untuk komoditi lain misalnya gandum, negara A hanya dapat memproduksi 6 unit per tenaga
  • 14. - 14 - kerja sedangkan untuk negara B dapat memproduksi 12 unit per tenaga kerja, maka dapat disimpulkan bahwa negara A mempunyai keunggulan absolut dalam produksi kentang dibandingkan dengan negara B, sedangkan negara B dapat dikatakan mempunyai keunggulan absolut dalam produksi gandum dibandingkan negara A. Perdagangan internasional yang saling menguntungkan antara kedua negara tersebut jika negara A mengekspor kentang dan mengimpor gandum dari negara B, dan sebaliknya negara B mengekspor gandum dan mengimpor kentang dari negara A. 5. Keunggulan komparatif JS Mill dan David Ricardo (Comparative Cost) Teori perdagangan internasional yang lain diperkenalkan oleh David Ricardo. Teorinya dikenal dengan nama teori keunggulan komparatif. Berbeda dengan teori keunggulan absolut yang mengutamakan keunggulan absolut dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu negara dibandingkan dengan negara lain, teori ini berpendapat bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun satu negara tidak mempunyai keunggulan absolut, asalkan harga komparatif di kedua negara berbeda. Ricardo berpendapat sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan komparatif dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya. Teori ini menekankan bahwa perdagangan internasional dapat saling menguntungkan jika salah satu negara tidak usah memiliki keunggulan absolut atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif di mana harga untuk suatu komoditi di negara yang satu denganyang lainnya relatif berbeda.
  • 15. - 15 - Keunggulan Kompetitif secara umum (model daya saing internasional ME Porter dan Model 9 Faktor Dong Sung Cho) Teori Porter tentang daya saing berangkat dari keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing jika perusahaan (yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Porter menawarkan Diamond Model sebagai tool of analysis sekaligus kerangka dalam membangun resep memperkuat daya saing. Dalam perjalanan waktu, diamond model-nya Porter tak urung menuai kritik dari berbagai kalangan. Pada kenyataannya, ada beberapa aspek yang tidak termasuk dalam persamaan Porter ini, salah satunya adalah bahwa model diamond dibangun dari studi kasus di sepuluh negara maju, sehingga tidak terlalu tepat jika digunakan untuk menganalisis negara – negara sedang membangun. Selain itu, meningkatnya kompleksitas akibat globalisasi, serta perubahan sistem perekonomian mengikuti perubahan rezim politik, menjadikan model diamond Porter hanya layak sebagai pioner dan acuanpertama dalam kancah studi membangun daya saing negara. 6. TEORI MODERN Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H- O ini dikenal sebagai ”The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya
  • 16. - 16 - negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:  . Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.  Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. CONTOH : Kurva isoquant menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama COMBINATION S UNITS OF CAPITAL UNITS OF LABOUR TOTAL OUTPUT A 50 1 1500
  • 17. - 17 - B 45 2 1500 C 41 3 1500 D 38 4 1500 2. Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama. Contoh :
  • 18. - 18 - Combinations Units of Capital Units of Labour Total expenditure Price = 150 Price = 100 A 8 0 1200 B 6 3 1200 C 4 6 1200 D 2 9 1200 E 0 12 1200
  • 19. - 19 - Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief. Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost. Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. 7. KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL Pengertian KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun
  • 20. - 20 - tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal. Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional. Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll. Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang. Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg
  • 21. - 21 - bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain. Tujuan Kebijakan Internasional Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. . Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
  • 22. - 22 - Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant Industries). Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor barang barang yang esensial. Mendorong ekspor dll. MACAM-MACAM RESTRIKSI DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tarif Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
  • 23. - 23 - Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena tarif. Tarif digolongkan menjadi: Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara. Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang- barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain. Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang- barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
  • 24. - 24 - Pembedaan tariff menurut jenisnya Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut. Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang. Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. System tarif: Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff. Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang- undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”. Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara- negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”.
  • 25. - 25 - Efek tariff Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah: efek terhadap harga (price effect) efek terhadap konsumsi (consumption effect) efek terhadap produk (protective/import substitution effect) efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect) Effective rate of protection Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of
  • 26. - 26 - protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi. Alasan pembebanan tariff Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan Memperbaiki dasar tukar (terms of trade) Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff. Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective. Infant-industri Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan
  • 27. - 27 - terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah perlindungan tariff. Diversifikasi Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain. Employment Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja. Anti dumping
  • 28. - 28 - Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri. Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan To Keep Money at Home Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri. The Low-wage Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat upahnya rendah. Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi. Home market
  • 29. - 29 - Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi. Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri. Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut : Keterangan : OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.
  • 30. - 30 - KEBIAJAKN NONTARIF Kuota Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi. Kuota Impor Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut : Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain. Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.
  • 31. - 31 - Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi. Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri. Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut : Keterangan : QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor OP : harga barang sebelum ada kuota impor Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota. Kuota Ekspor
  • 32. - 32 - Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain : mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap berbahaya; menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup; mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas perdagangan penting. Larangan Ekspor Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara. Larangan Impor Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian yang besar. Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga barang akan tampak seperti berikut :
  • 33. - 33 - Keterangan : OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor di pasar (impor = 0) OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi. Subsidi Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa : uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah); subsidi per unit produksi.
  • 34. - 34 - Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut. Keterangan : QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran bergeser dari So ke S OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga tetap sebesar OQ2. Dumping Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang
  • 35. - 35 - sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain. Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb : Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan utk mendpt profit maksimum. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri. Anti Dumping Code Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
  • 36. - 36 - Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu: Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.